54 Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Kudus pada Tahun 2015

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kudus sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Terletak diantara 4 (empat) kabupaten yaitu di sebelah utara berbatasan

  dengan kabupaten Jepara dan kabupaten Pati, sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Pati, sebelah selatan dengan kabupaten Grobogan Demak dan Jepara.

  ’

  Letak kabupaten Kudus antara 110 36 dan 110 50’ Bujur Timur

  ’

  dan antara 6 51 dan 7

  16 Lintang Selatan. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 16 km dan dari utara ke selatan 22 km. Sebagian besar jenis tanah di kabupaten Kudus adalah Asosiasi

  Mediteran Coklat Tua dan Mediteran coklat kemerahan sebesar 34,05 persen dari luas tanah di kabupaten Kudus. Dimana sebagian besar tanahnya memilki kekeringan 0-2 derajat dan kedalaman efektif lebih

  1 dari 90 cm.

  2. Pemerintahan Pada tahun 2015 kabupaten Kudus terbagi menjadi 9 kecamatan, 123 Desa dan 9 kelurahan, serta 716 Rukun Warga (RW), 3.771 Rukun

  Tetangga (RT)dan 434 Dukuh/Lingkungan. Kecamatan kota merupakan kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak yaitu 25 desa/kelurahan sedangkan kecamatan Bae adalah kecamatan dengan

  

2

jumlah desa terkecil (10 Desa).

  1 Dokumentasi Badan Pusat Statistik, Kudus dalam Angka 2016, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus, Kudus, 2016, hlm. 3. 2

Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Kudus pada Tahun 2015

  11

  12 85 445

  45

  7 Bae

  10

  10 51 285

  38

  8 Gebog

  11 82 435

  6 Jekulo

  80

  9 Dawe

  18 18 110 583

  71 Jumlah 123 9 123 716 3771 434 Sumber: Kabupaten Kudus dalam angka 2016 3.

  Penduduk Jumlah penduduk kabupaten kudus pada tahun 2015 tercatat sebesar

  831.303 jiwa, terdiri dari 409.312 jiwa laki-laki (49,24 persen) dan 421.991 jiwa perempuan (50,76 persen). Apabila dilihat penyebarannya, maka kecamatan yang paling tinggi persentase jumlah penduduknya adalah kecamatan Jati yakni sebesar 12,78 persen dari jumlah penduduk yang ada di kabupaten Kudus, kemudian berturut-turut kecamatan Jekulo 12,74 persen yang terkecil jumlah penduduknya adalah kecamatan Bae sebesar 8,59 persen.

  Bila dilihat dari perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, maka diperoleh rasio jenis kelamin pada tahun 2015 sebesar 96,99 yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki. Dengan perkataan lain bahwa penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-laki.

  3

  12

  33

  No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah RW RT Dukuh

  3 Jati

  1 Kaliwungu

  15

  15 67 442

  48

  2 Kota

  16

  9 25 110 297

  34

  14

  11 69 341

  14 79 386

  52

  4 Undaan

  16

  16 63 357

  33

  5 Mejobo

  11

  3

  4. Tenaga kerja Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus terdapat sebanyak 142.432 orang pekerja yang tersebar di 1.356 perusahaan, dimana sebagian besar adalah pekerja perempuan sebesar 69,76 persen.

  Dari data juga terlihat bahwa pencari kerja lebih banyak bila dibandingkan dengan lapangan usaha yang tersedia. Banyaknya pencari kerja pada tahun 2015 sebanyak 5.857 orang sesuai dengan

  4 permintaan/kebutuhan tenaga kerja yaitu sebesar 5.857 orang.

  5. Karakteristik IKM/UMKM Keunggulan yang dimiliki oleh UMKM menjadi kekhasan dari usaha yang tumbuh dan dilakukan oleh masyarakat, yang dikenal sebagai usaha yang informal.fleksibilitas, tingkat adaptasi terhadap kondisi dan perubahan, tidak memerlukan keterampilan tinggi, menggunakana teknologi sederhana dan tidak memerlukan modal besar tetapi dapat menyerap tenaga kerja disekitarnya.

  UMKM adalah komponen masyarakat yang produktif. Sebagai sumber daya pembangunan telah memiliki keungggulan dan peran konstribusi riil dalam redistribusi pendapatan. Tatapi disisi lain masih menghadapi berbagai kendala karena kapasitas yang dimiliki. Sehingga karakter UMKM cenderung pragmatis, instan, mengandalkan keuntungan dalam jangka pendek dan tidak memiliki kapasitas manajemen profesional. Oleh karena itu diperlukan suatu data basis yang dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi secara riil dengan prespektif pegusaha. Singga dalam membuat strategi dan pendekatan dapat mengenai sasaran dengan tepat dan menghasilkan dampak yang 4 signifikan baik secara sosial, ekonomi dan bahkan kapasitas SDM pengusaha UMKM. Pada akhirnya akan diperoleh dampak multiplier

  5 terhadap perekonomian daerah dan bahkan secara nasional.

  B. Gambaran Umum Responden

  Gambaran umum responden disajikan dalam penelitian ini guna untuk menggambarkan keadaan atau kondisi responden yang dapat memberikan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Penyajian data deskriptif penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dari data penelitian tersebut dan hubungan antara variabel yang digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang cara pengambilan informasi atau data- data yang dibutuhkan peneliti mengenai tanggapan responden adalah dengan menggunakan angket. Untuk penyebaran kuesionernya dilakukan dengan cara peneliti langsung medatangi usaha mikro dan menengah konveksi di kabupaten Kudus dan menyerahkan kuesioner yang ada untuk diisi responden, hal ini dimaksudkan agar lebih efektif untuk meningkatkan respon

  rate responden dalam penelitian ini, dengan mengambil sampel sebanyak 41

  responden sebagai syarat dalam pemenuhan sampel yang dapat mewakili populasi. Dalam hal ini peneliti membagi karakteristik responden menjadi 6 jenis, yaitu: 1.

  Usia Responden Data mengenai usia responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu dari usia 21 s/d 30 tahun, 31 s/d 40 tahun, dan > 40 tahun. Data yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

  No. Umur Responden Persentase (%) 1 21 - 30 tahun 1 2,43% 2 31 - 40 tahun

  12 29,27% 3 > 40 tahun 28 68,20%

  Total 41 100 % 5 Sumber: Data primer yang diolah, 2016

  Dokumentasi Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kabupaten Kudus, Buku Data

  Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa usia dari responden yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah dari usia 21 s/d 30 tahun sebanyak 1 orang atau 2,43%, usia 31 s/d 40 tahun sebanyak 12 orang atau 29,27% dan usia > 40 tahun sebanyak 28 orang atau 68,20%. Hal ini yang menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden lebih dari 40 tahun. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar porsi dari deskripsi responden dilihat dari usia yang peneliti peroleh :

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden

  30

  25

20 Responden

  15

  10

  5 21 - 30 tahun 31 - 40 tahun > 40 tahun

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 2.

  Jenis Kelamin Adapun data mengenai jenis kelamin responden dapat dilihat pada

tabel 4.3 sebagai berikut:Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

  No. Jenis Kelamin Responden Persentase (%)

  1 Laki-laki 39 95,1%

  2 Perempuan 2 4,9% Total 41 100 %

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden laki-laki yaitu 39 orang dengan persentase 95,1% dan sisanya perempuan sebanyak 2 orang atau 4,9%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang diambil dalam penelitian ini adalah laki- laki. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar porsi dari deskripsi responden dilihat dari jenis kelamin yang peneliti peroleh :

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

  40

  30 Responden

  20

  10 Laki-laki Perempuan

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 3.

  Pendidikan Data mengenai pendidikan responden, Peneliti membaginya menjadi lima kategori yaitu SD, SMP, SMA, Diploma dan Sarjana. Data yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  No. Pendidikan Responden Persentase (%)

  1 SD 3 7,3%

  2 SMP 13 31,8%

  3 SMA 18 43,9%

  4 Diploma 3 7,3%

  5 Sarjana 4 9,8% Total 41 100 %

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pendidikan responden adalah SD sebanyak 3 orang atau 7,3%, SMP sebanyak 13 orang atau 31,8%, SMA sebanyak 18 orang atau 43,9%, Diploma sebanyak 3 orang atau 7,3% dan sarjana sebanyak 4 orang atau 9,8%. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden yang diambil dalam penelitian ini rata-rata adalah SMA. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar porsi dari deskripsi responden dilihat dari pendidikan yang peneliti peroleh :

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden

  20

  15

  10 Responden

  5 SD SMP SMA Diploma Sarjana

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 4. Lama Usaha

  Adapun data mengenai lama usaha responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu 5 s/d 10 tahun, 10 s/d 15 tahun, 15 s/d 20 tahun dan >20 tahun. Data yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha

  No. Lama Usaha Responden Persentase (%) 1 5 - 10 tahun 3 7,3% 2 10 - 15 tahun

  10 24,4% 3 15 - 20 tahun 11 26,9% 4 >20 tahun 17 41,4%

  Total 41 100 % Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lama usaha dari responden yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah 5 s/d 10 tahun sebanyak 3 orang atau 7,3%, 10 s/d 15 tahun sebanyak 10 orang atau 24,4% dan 15 s/d 20 tahun sebanyak 11 orang atau 26,9% dan > 20 tahun sebanyak 17 orang dengan persentase 41,4%. Hal ini yang menunjukkan bahwa rata- rata lama usaha pengusaha mikro yang dijadikan responden dalam penelitian ini lebih dari 20 tahun. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar porsi dari deskripsi responden dilihat dari lama usaha yang peneliti peroleh :

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Responden

  20

  15

10 Responden

  5 5 - 10 10 - 15 15 - 20 >20 tahun tahun tahun tahun

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 5. Tenaga Kerja

  Adapun data mengenai jumlah tenaga kerja responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu 1 s/d 5 orang, 6 s/d 10 orang, 15 s/d 20 orang dan >20 orang. Data yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

  No. Jumlah Tenaga Kerja Responden Persentase (%)

  1

  1 11 26,9%

  • – 5

  2

  6 17 41,4%

  • – 10

  3

  15 9 21,9%

  • – 20 4 >20 orang

  4 9,8% Total 41 100 %

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah tenaga kerja dari responden yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah 5 s/d 10 orang sebanyak 11 orang atau 26,9%, 6 s/d 10 orang sebanyak 17 orang atau 41,4%, 15 s/d 20 orang sebanyak 9 orang atau 21,9% dan >20 orang sebanyak 4 orang atau 9,8%. Hal ini yang menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tenaga kerja pada konveksi yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah 6 s/d 10 tenaga kerja. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar porsi dari deskripsi responden dilihat dari lama usaha yang peneliti peroleh :

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tenaga Kerja

  

Responden

  20

  15

10 Responden

  5

  1 6 >20

  • – 5 – 10 15 – 20 orang

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016

6. Modal Usaha

  Adapun data mengenai modal usaha responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu <Rp 50.000.000, Rp50.000.000 s/d Rp 100.000.000 dan >Rp 100.000.000. Data yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Usaha

  No. Modal Usaha Responden Persentase (%) 1 >Rp 50.000.000

  36 87,8 %

  2 Rp 50.000.000-Rp 100.000.000 4 9,8 % 3 <Rp 100.000.000 1 2,4 %

  Total 41 100 % Sumber: Data primer yang diolah, 2016

  Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa modal usaha dari responden yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah >Rp 50.000.000 sebanyak 36 orang atau 87,8 %, Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000 sebanyak 4 orang atau 9,8 % dan <Rp 100.000.000 sebanyak 1 orang atau 2,4 %. Hal ini yang menunjukkan bahwa rata-rata jumlah modal usaha pengusaha mikro yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah dibawah Rp 50.000.000. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar porsi dari deskripsi responden dilihat dari lama usaha yang peneliti peroleh :

Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Usaha

  Responden

  40

  30

  20

10 Responden

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 C.

   Deskripsi Hasil Data Penelitian

  Hasil dari masing-masing jawaban responden tentang pengaruh

  characteristic of entrepreneur terhadap keberhasilan usaha adalah sebagai

  berikut: 1.

  Percaya Diri (X1) Dari hasil penelitian pada pertanyaan pertama mengenai

  characteristic of entrepreneur dari percaya diri, responden menjawab

  sangat setuju sebanyak (60,0%), setuju (30,0%), netral (26,7%), tidak setuju (0%), dan sangat tidak setuju (0%). Pada pertanyaan kedua responden menjawab sangat setuju sebanyak (10,0%), setuju (53,3%), netral (36,7%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). Pertanyaan ketiga responden menjawab sangat setuju sebesar (36,7%), setuju (20,0%), netral (43,3%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). Kemudian pada pertanyaan keempat responden menjawab sangat setuju sebesar (40,0%), setuju (43,3%), netral (16,7%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%).

2. Inisiatif (X2)

  Dari hasil penelitian pada pertanyaan pertama mengenai setuju sebanyak (63,3%), setuju (26,7%), netral (10,0%), tidak setuju (0%), dan sangat tidak setuju (0%). Pada pertanyaan kedua responden menjawab sangat setuju sebanyak (26,7%), setuju (43,3%), netral (30,0%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). Pertanyaan ketiga responden menjawab sangat setuju sebesar (46,7%), setuju (36,7%), netral (16,7%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). Kemudian pada pertanyaan keempat responden menjawab sangat setuju sebesar (60,0%), setuju (33,3%), netral (6,7%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%).

  3. Motivasi Prestasi (X3) Dari hasil penelitian pada pertanyaan pertama mengenai

  characteristic of entrepreneur dari prestasi, responden menjawab sangat

  setuju sebanyak (43,3%), setuju (33,3%), netral (23,3%), tidak setuju (0%), dan sangat tidak setuju (0%). Pada pertanyaan kedua responden menjawab sangat setuju sebanyak (30,0%), setuju (40,0%), netral (10,0%), tidak setuju (20,0%) dan sangat tidak setuju (0%). Pertanyaan ketiga responden menjawab sangat setuju sebesar (40,0%), setuju (43,3%), netral (16,7%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). Pada pertanyaan keempat responden menjawab sangat setuju sebesar (40,0%), setuju (43,3%), netral (16,7%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). Kemudian pada pertanyaan kelima yang menjawab sangat setuju (33,3%), setuju (33,3%), netral (20,0%), tidak setuju (13,3%) dan sangat tidak setuju (0%).

  4. Kepemimpinan (X4) Dari hasil penelitian pada pertanyaan pertama mengenai

  characteristic of entrepreneur dari kepemimpinan, responden menjawab

  sangat setuju sebanyak (63,3%), setuju (13,3%), netral (20,0%), tidak setuju (3,2%), dan sangat tidak setuju (0%). Pada pertanyaan kedua responden menjawab sangat setuju sebanyak (37,7%), setuju (20,0%), netral (33,0%), tidak setuju (10,0%) dan sangat tidak setuju (0%). Pertanyaan ketiga responden menjawab sangat setuju sebesar (33,3%), setuju (43,3%), netral (23,3%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). pada pertanyaan keempat responden menjawab sangat setuju sebesar (46,7%), setuju (43,3%), netral (10,0%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). Kemudian pertanyaan kelima yang menjawab sangat setuju (56,7%), setuju (36,7%), netral (3,3%), tidak setuju (3,3%) dan sangat tidak setuju (0%).

  5. Berani Mengambil Risiko (X5) Dari hasil penelitian pada pertanyaan pertama mengenai

  characteristic of entrepreneur dari berani mengambil risiko responden

  menjawab sangat setuju sebanyak (43,3%), setuju (23,3%), netral (33,3%), tidak setuju (0%), dan sangat tidak setuju (0%). Pada pertanyaan kedua responden menjawab sangat setuju sebanyak (40,0%), setuju (43,3%), netral (16,7%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). Kemudian pada pertanyaan ketiga responden menjawab sangat setuju sebesar (50,0%), setuju (43,3%), netral (6,7%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%).

  6. Keberhasilan Usaha (Y) Dari hasil penelitian pada pertanyaan pertama mengenai keberhasilan usaha, responden menjawab sangat setuju sebanyak

  (40,0%), setuju (26,7%), netral (13,3%), tidak setuju (20,0%), dan sangat tidak setuju (0%). Pada pertanyaan kedua responden menjawab sangat setuju sebanyak (40,0%), setuju (36,7%), netral (20,0%), tidak setuju (3,3%) dan sangat tidak setuju (0%). Pada pertanyaan ketiga responden menjawab sangat setuju sebesar (40,0%), setuju (33,3%), netral (26,7%), tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%). Kemudian pada pertanyaan keempat responden menjawab sangat setuju sebesar (53,3%), setuju (10,0%), netral (20,0%), tidak setuju (16,7%) dan sangat tidak setuju (0%).

D. Hasil Uji Instrumen 1. Uji Validitas

  Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor atau butir pertanyaan dengan skor konstruk atau variabel. Hal ini dapat dilakukan dengan uji signifikansi dengan membandingkan r hitung dengan r tabel . Untuk degree of freedom (df) = n-k. Dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah konstruk. Pada kasus ini, besarnya df data dihitung 41-5 atau df= 36 dengan alpha 0,05 didapat r tabel = 0,329. Apabila r hitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom corrected item

  I3 I4

0,497

0,529

0,410

0,572

Valid

  Valid Valid Valid Valid

  

0,557

0,590

0,562

0,508

  4 ) K1 K2 K3 K4

  Kepemimpinan (X

  Valid Valid Valid Valid

  P1 P2 P3 P4 P5

0,552

0,712

0,411

0,590

0,823

Valid

  )

  3

  Motivasi Prestasi (X

  Valid Valid Valid

  )

  total correlation ) lebih besar dari r tabel

  2

  Inisiatif (X

  Valid Valid Valid Valid

  PD1 PD2 PD3 PD4

0,408

0,630

0,580

0,680

  )

  1

  Percaya Diri (X

  (r hitung) Keterangan

  Corrected Item-Total Correlation

  Variabel Item

  Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Instrumen

  dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. Untuk menguji validitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS 16.0. Berikut ini hasil pengujian validitas.

I1 I2

  

K5 0,450 Valid

  Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk, suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau hasil stabil dari waktu kewaktu. Instrument suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

  5 item 0,817 Reliabel

  3 )

  Motivasi Prestasi (X

  2 ) 4 item 0,711 Reliabel

  Inisiatif (X

  1 ) 4 item 0,764 Reliabel

  Variabel Reliability Coeffiens Alpha Keterangan Percaya Diri (X

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

  Untuk menguji reliabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis SPSS for windows versi 16.0. Berikut ini hasil pengujian reliabilita s instrumen berdasarkan pilot test (non responden) sebanyak 30 orang. Untuk menguji reliabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis SPSS 16.0. Berikut ini hasil pengujian reliabilitas instrumen berdasarkan pilot test (non responden) sebanyak 30 orang.

  Cronbach Alpha (α) > 0,6.

  Dengan demikian butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid.

  Berani Mengambol Risiko(X

  tabel (0,329) dan bernilai positif.

  lebih besar dari r

  hitung

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing item memiliki r

  Valid Valid Valid Valid

  KU1 KU2 KU3 KU4 0,734 0,572 0,651 0,782

  Keberhasilan Usaha (Y)

  Valid Valid

  0,527 0,554 0,588 Valid

  5 ) B1 B2 B3

2. Uji Reliabilitas

  Kepemimpinan 5 item 0,757 Reliabel (X )

4 Berani 3 item 0,722 Reliabel

  Mengambil Risiko (X

  5 )

  Keberhasilan 4 item 0,838 Reliabel Usaha(Y)

  Sumber: Data primer yang diolah, 201

  6 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa characteristic of etrepreneur memiliki variabel cronbach alpha > 0,60. Dengan demikian, semua sub variabel (X1, X2, X3,X4,X5 dan Y) dapat dikatakan reliable.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

  Untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisa lebih lanjut diperlukan suatu uji asumsi klasik agar hasil dan analisa nantinya efisien dan tidak biasa. Adapun kriteria pengujian tersebut sebagai berikut :

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Asumsi Klasik

  No. Uji Keterangan Nilai

  1. Uji Tolerance X1 0,927 X2 0,972

  Multikolinieritas X3 0,829 X4 0,903 X5 0,925

  VIF X1 1,079 X2 1,029 X3 1,207 X4 1,108 X5 1,081

  2. Uji Autokorelasi DW (Durbin 2,368

  Watson )

  N

  41 dL 1,230 dU 1,786

  3. Uji Normalitas grafik histogram kurva membentuk lonceng sempurna garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal

  4. Uji Scatterplot Data menyebar di atas dan di Heteroskedatisitas bawah angka 0 (nol) pada sumbu

  Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas

  Sumber: Data primer yang diolah, 2016 1.

   Hasil Uji Multikolonieritas

  Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi multikolonieritas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan menghitung nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya dengan nilai tolerance < 0.10 atau dengan nilai VIF >

  6 10.

  Dari hasil pengujian multikolonieritas yang dilakukan dengan SPSS for windows versi 16.0 diketahui bahwa nilai tolerance sub variabel percaya diri, inisiatif, motivasi prestasi, kepemimpinan, berani mengambil risiko, masing-masing sebesar 0,927, 0,972, 0,829, 0,903, 0,925 dan VIF masing-masing 1,079, 1,029, 1,207, 1,108 dan 1,081. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki tolerance kurang dari 10% dan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi .

6 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Badan

  2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

  Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada pengamatan yang

  7

  lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas

  8 atau tidak terjadi heteroskedastisitas. .

  Berdasarkan uji heteroskedastisitas, dengan menggunakan SPSS

  for windows versi 16.0 grafik scatterplot menunjukkan bahwa ada pola

  yang tidak jelas, serta ada titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedatisitas pada model regresi.

  3. Hasil Uji Autokorelasi

  Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t- (sebelumnya) jika

  1

  terjadi korelasi maka terdapat problem autokorelasi. Untuk mengetahui apakah model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan Durbin Waston.

  Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS for windows

  versi

  16.0 Hasil pengujian Durbin-Watson atas residual persamaan regresi diperoleh angka d-hitung sebesar 2,368 untuk menguji gejala autokorelasi maka angka d-hitung sebesar 2,368 tersebut dibandingkan dengan nilai d-teoritis dalam t tabel d-statistik. Dari tabel d-statistik Durbin Watson dengan titik signifikansi

   = 5 % dan jumlah data (n) = 41 dan k = 5 diperoleh nilai dl sebesar 1,230, du sebesar 1,786. Karena DW 2,386 lebih besar dari batas atas (du) 1,786, maka dapat disimpulkan 7 tidak terdapat autokorelasi positif pada model regresi .

  Duwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, MediaKom, Yogyakarta, 2010, hlm. 83. 8

4. Hasil Uji Normalitas

  Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model data regresi, variabel terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah ingin mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas data dapat mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti arah atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data yang berbentuk lonceng (bell Shaped). Untuk melakukan uji normalitas dapat juga dengan melihat normal probability plot, dimana jika garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

  9 diagonalnya.

  Berdasarkan uji heteroskedastisitas, dengan menggunakan SPSS

  for windows versi 16.0 uji normalitas dengan histogram sudah sesuai

  karena distribusi data berbentuk lonceng. Hasil uji normalitas dengan normal p-p plot juga sudah sesuai karena titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebaranya mengikuti arah garis diagonal, maka regresi ini telah memenuhi asumsi normalitas.

F. Hasil Analisis Data

  Untuk mengetahui suatu data dapat dianalisa lebih lanjut diperlukan analisis data agar hasil analisa nantinya efisien. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

9 Masrukin, Statistic Deskriptif Berbasis Computer, Media Ilmu Press, Edisi Kedua, Cet.2,

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

  No. Analisis Keterangan Nilai

  1. Koefisien R 0,740 Determinasi Adjusted R square 0,482

  2. Analisis Linear a (konstanta) -5,180 Berganda analisis koefisien determinasi

  X1 0,241 X2 0,253 X3 0,208 X4 0,383 X5 0,365

  3. Uji Statistik t T Hitung X1 2,319 T Hitung X2 2, 109 T Hitung X3 2,331 T Hitung X4 3,295 T Hitung X5 2,570

  Sig. X1 0,026 Sig. X2 0,042 Sig. X3 0,026 Sig. X4 0,002 Sig. X5 0,015

  4 Uji Statistik F F hitung 8,453 Sig. 0,000

  Sumber : Data primer yang diolah, 2016 1.

   Koefisien Determinasi

  2 Koefisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh

  kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

  2

  koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel dependen atau terikat (Y) adalah keberhasilan usaha, selanjutnya sub variabel independen atau bebas adalah percaya diri (X

  1 ), inisiatif (X 2 ), motivasi prestasi (X 3 ), kepemimpinan (X 4 ), berani

  mengambil risiko (X 5 ).

  Dari hasil perhitungan melalui alat ukur statistik SPSS for windows

  versi 16.0 didapatkan nilai koefisien determinasi besarnya Adjusted R

  Square 0,482, artinya bahwa sumbangan pengaruh sub variabel percaya diri (X

  1 ), inisitif (X 2 ), motivasi prestasi (X 3 ), kepemimpinan (X 4 ), berani

  mengambil risiko (X ) terhadap keberhasilan usaha di UMKM konveksi

  5 Kota Kudus (Y) dipengaruhi sebesar 48,2%. Sedangkan sisanya (100% - 48,2% = 51,8%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

  2. Analisis Linear Berganda

  Analisis regresi berganda adalah model untuk mengetahui pengaruh sub variabel independen yaitu percaya diri, inisiatif, motivasi prestasi, kepemimpinan, berani mengabil risiko, terhadap variabel dependennya yaitu keberhasilan usaha.

  Dengan menggunakan bantuan SPSS for windows versi 16.0 hasil perhitungan hasil regresi berganda diperoleh koefisien untuk variabel bebas X

  1 = 0,241, X 2 = 0,253, X 3 = 0,208, X 4 =0.283, X 5 = 0,365 dan

  konstanta sebesar -5,180 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut : Y = a+b

  1 X 1 +b

  2 X 2 +b

  3 X 3 +b

  4 X

4 +b

  5 X 5 +e

  Y = -5,180 + 0,241X

  1 + 0,253X 2 + 0,208X 3 +0,283X 4 +0,365X 5 + e

  Keterangan: Y : Keberhasilan usaha a : Konstanta b

  1 : Koefisien regresi percaya diri dengan keberhasilan usaha

  b : Koefisien regresi inisiatif dengan keberhasilan usaha

  2

  b

  

3 : Koefisien regresi motivasi prestasi dengan keberhasilan usaha

  b

  

4 : Koefisien regresi kepemimpinan dengan keberhasilan usaha

  b : Koefisien regresi berani mengambil risiko dengan keberhasilan

  5

  usaha X

  1 : Variabel Independen (percaya diri)

  X

  2 : Variabel Independen (inisiatif)

  X Variabel Independen (motivasi prestasi)

  3 :

  X

  3 : Variabel Independen (kepemimpinan)

  X

  3 : Variabel Independen (berani mengambil risiko)

  e : Standar eror Dapat diinterprestaikan sebagai berikut:

a. Nilai Konstanta sebesar -5,180 artinya tanpa ada pengaruh dari

  kelima variabel independen faktor lain, maka variabel keberhasilan usaha (Y) mempunyai nilai sebesar konstanta tersebut yaitu -5,180.

  b.

  1 ) 0,241. Hal ini berarti bahwa

  Koefisien regresi percaya diri (X setiap terjadi kenaikan characteritic of entrepreneur percaya diri(X

  1 )

  sebesar 100% maka keberhasilan usaha (Y) juga meningkat sebesar 24,1%.

  c.

  2 ) 0,253. Hal ini berarti bahwa setiap

  Koefisien regresi inisiatif (X terjadi kenaikan characteritic of entrepreneur inisiatif (X

  2 ) sebesar 100% maka keberhasilan usaha (Y) juga meningkat sebesar 25,3%.

  d.

  3 ) 0,208. Hal ini berarti bahwa

  Koefisien regresi motivasi prestasi (X setiap terjadi kenaikan characteritic of entrepreneur prestasi(X

  3 )

  sebesar 100% maka keberhasilan usaha (Y) juga meningkat sebesar 20,8%.

  e.

  4 ) 0,283. Hal ini berarti bahwa

  Koefisien regresi kepemimpinan (X setiap terjadi kenaikan characteritic of entrepreneur kepemimpinan (X

  4 ) sebesar 100% maka keberhasilan usaha (Y) juga meningkat sebesar 28,3%.

  f.

  5 ) 0,365. Hal ini berarti

  Koefisien regresi berani mengambil risiko (X bahwa setiap terjadi kenaikan characteritic of entrepreneur berani mengambil risiko (X

  5 ) sebesar 100% maka keberhasilan usaha (Y) juga meningkat sebesar 36,5%.

3. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

  Hasil Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X) secara parsial (individual) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Uji signifikansi parameter individual ini yang terdapat dalam hasil perhitungan statistik ditunjukkan dengan t hitung . Tabel distribusi t dicari pada derajat kebebasan (df) n-k-1. (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen). Sehingga t tabel diperoleh df = (41-5-1) dengan signifikansi 5% adalah 1,690. Apabila nilai t hitung > nilai t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima, sebaliknnya apabila nilai t < nilai t , maka Ho diterima dan Ha

  

hitung tabel

  ditolak. Dari hasil perhitungan melalui alat ukur statistik SPSS for

  windows versi 16.0 diperoleh halsih sebagai berikut: a.

  Pengaruh characteristic of entrepreneur percaya diri terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus

  Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa t tabel dalam penelitian ini untuk derajat kebebasan df (41-5-1) = 35 dengan signifikasi 5% adalah 1,690. Hasil pengujian statistik percaya diri terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus menunjukkan nilai t 2,319

  hitung

  dengan nilai t tabel 1,690 dan

  ρ value sebesar 0,026 yang berada

  dibawah 5% tingkat signifikansi. Ini berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,319 > 1,690) maka H ditolak dan H

  1 diterima (terdapat

  pengaruh yang signifikan), yang artinya percaya diri merupakan sub variabel bebas yang benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus.

  b.

  Pengaruh characteristic of entrepreneur inisiatif terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus

  Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa t tabel dalam penelitian ini untuk derajat kebebasan df (41-5-1) = 35 dengan signifikasi 5% adalah 1,690. Hasil pengujian statistik inisiatif terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus menunjukkan nilai t hitung 2,109 dengan nilai t tabel 1,690 dan

  ρ value sebesar 0,042 yang berada

  dibawah 5% tingkat signifikansi. Ini berarti nilai t lebih besar

  hitung

  dari t tabel (2,109 > 1,690) maka H ditolak dan H

  2 diterima (terdapat

  pengaruh yang signifikan), yang artinya inisiatif merupakan sub variabel bebas yang benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus.

  c.

  Pengaruh characteristic of entrepreneur motivasi prestasi terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus

  Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa t tabel dalam penelitian ini untuk derajat kebebasan df (41-5-1) = 35 dengan signifikasi 5% adalah 1,690. Hasil pengujian statistik motivasi prestasi terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus menunjukkan nilai t

  hitung

  2,331 dengan nilai t tabel 1,690 dan

  ρ value sebesar 0,026 yang berada

  dibawah 5% tingkat signifikansi. Ini berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,331 > 1,690) maka H ditolak dan H

  3 diterima (terdapat

  pengaruh yang signifikan), yang artinya motivasi prestasi merupakan sub variabel bebas yang benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus.

  d.

  Pengaruh characteristic of entrepreneur kepemimpinan terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus

  Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa t tabel dalam penelitian ini untuk derajat kebebasan df (41-5-1) = 35 dengan signifikasi 5% adalah 1,690. Hasil pengujian statistik kepemimpinan terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus menunjukkan nilai t hitung 3,295 dengan nilai t tabel 1,690 dan

  ρ value sebesar 0,002 yang berada

  dibawah 5% tingkat signifikansi. Ini berarti nilai t lebih besar

  hitung

  dari t tabel (3,295 > 1,690) maka H ditolak dan H

  4 diterima (terdapat

  pengaruh yang signifikan), yang artinya kepemimpinan merupakan sub variabel bebas yang benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus.

  e.

  Pengaruh characteristic of entrepreneur berani mengambil risiko terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus

  Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa t tabel dalam penelitian ini untuk derajat kebebasan df (41-5-1) = 35 dengan signifikasi 5% adalah 1,690. Hasil pengujian statistik berani mengambil risiko terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus menunjukkan nilai t hitung 2,570 dengan nilai t tabel 1,690 dan

  ρ value sebesar 0,015 yang

  berada dibawah 5% tingkat signifikansi. Ini berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,570 > 1,690) maka H ditolak dan H

  5 diterima

  (terdapat pengaruh yang signifikan), yang artinya berani mengambil risiko merupakan variabel bebas yang benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus.

4. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

  Uji F digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah sub variabel independen (X , X , X , X , X ) secara bersama-sama mempunyai

  1

  2

  3

  4

  5

  pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (keberhasilan usaha). Tabel distribusi f dicari derajat pada derajat kebebasan df (n-k-1). (n) adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen. Sehingga F diperoleh df(41-5-1)= 35 dengan signifikan 5% adalah

  tabel

  2,485. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

  Dari hasil uji anova atau F test, didapat F hitung sebesar 8,453 dengan F tabel sebesar 2,485 ini berarti nilai F hitung lebih besar daripada F tabel (8,453 > 2,485) dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikansi). Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05. Ini menunjukan bahwa ada penolakan Ho dan menerima H a , artinya bahwa sub variabel independen (percaya diri, inisitif, motivasi prestasi, kepemimpinan dan berani mengambil risiko) secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signfikan terhadap variabel dependennya (keberhasilan usaha) pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi Kota Kudus.

G. Pembahasan Hasil Penelitian

  Dalam penelitian ini responden yang diteliti yaitu para wirausahawan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi di Kota Kudus. Untuk memperoleh data penelitian, dilakukan penyebaran kuesioner kesemua wirausahawan dengan menggunakan sampling random (sampling acak).

1. Pengaruh Characteristic Of Entrepreneur Percaya Diri terhadap

  Keberhasilan Usaha pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Konveksi di Kota Kudus

  Percaya diri adalah sikap dan keyakinan seseorang dalam

  10

  melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Characteristic of percaya diri yang dimiliki oleh seorang wirausahawan

  entrepreneur

  merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan usaha.

  Hasil pengujian statistik percaya diri terhadap keberhasilan usaha menunjukkan nilai t hitung 2,319 dengan nilai t tabel 1,690 dan nilai p value (sig) 0,026 yang berada dibawah 0,05 (tingkat signifikan). Ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel (2,319 > 1,690), maka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi percaya diri merupakan sub variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha.

  Dari hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa percaya diri dalam menjalankan usaha merupakan karakter yang harus ada agar dalam menjanlankan usaha benar-benar yakin dan optimis sehingga usahanya dapat berhasil. Hal ini sesuai dengan karakter para wirausahawan Usaha pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) konveksi di Kota Kudus memiliki tingkat percaya diri yang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Heri Jumaedi yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara percaya diri dengan keberhasilan usaha.

2. Pengaruh Characteristic Of Entrepreneur Inisiatif terhadap

  Keberhasilan Usaha pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Konveksi di Kota Kudus