Teks Anekdot beserta Struktur

  

TUGAS BHS. INDONESIA (PORTOFOLIO)

“TEKS ANEKDOT”

Disusun oleh :

Nama : Linda Lestari (27).

  Kelas : X MM 2.

Presiden dan Burung Beo

  Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan. Presiden 1 : "Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!"

  Presiden 2 : "Hebat-hebat!" Presiden 1 : "Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?" Presiden 2 : "Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!" Presiden 1 : "Salah".

  Presiden 2 : "Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!". Presiden 1 : "Salah". Presiden 2 : "Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia".

  Presiden 1 : "Salah". Presiden 2 : "Loh ... jadi gimana donk?". Presiden 1 : "Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!".

  Presiden 2 : "Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!".

  Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut. Beo : "Presiden bego... Presiden bego... Presiden bego!" suara burung Beo terdengar berulang-ulang.

Struktur :

  

Abstrak : Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya

jawab. (P1) Orientasi : Suasananya cukup mengherankan. (P1)

Krisis :"Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan

jatuh dari sarangnya, bego!".

  

Reaksi : "Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau

hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!".

Rokok

  Di pagi hari, Andi berjalan menuju halte, dimana orang-orang ingin mununggu bus untuk pergi ke tempat kerjanya. Setelah sampai di halte, dia bertanya kepada seorang buruh pabrik yang sedang menunggu Bus Kopaja sambil merokok. Lalu Andi memulai percakapan, “Haduh, tebal dan jorok sekali asap Bus Mayasari Bakti.” Lalu buruh pabrik itu merespon peryataan Andi, “Iya nih.. asap Kopaja juga tebal.” Lalu Andi membalas, “Bagaimana tanggapan anda jika melihat orang yang menyebabkan polusi lebih dari asap bus itu?” Buruh pabrik itu menjawab, “Hajar aja tuh orang.” Lalu Andi menghajar buruh pabrik itu. Setelah menghajar orang tersebut, Andi memberikan brosur kepada buruh itu.

  Lalu Andi berjalan tidak jauh dari halte itu, dan menemukan seseorang karyawan swasta yang sedang merokok dan sedang menunggu bis juga. Maka Andi memulai percakapan dengan orang tersebut, “Haduh, tebal sekali asap kendaraan di Jakarta ini, padahal kendaraan di Jakarta sudah diwajibkan melakukan uji emisi.” Lalu karawan swasta tersebut merespon, “Iya nih, pantas saja terjadi Global Warming .” Andi pun bertanya kembali kepada orang tersebut, “Bagaimana respon anda terhadap orang yang menyebabkan polusi lebih dari kendaraan?” Sang karyawan swasta pun menjawab, “Kalau penyebabnya pabrik, bakar aja. Kalau penyebabnya manusia tampar aja biar dia sadar.” Lalu Andi menampari orang tersebut, dan member brosur kepada orang tersebut. Rupanya brosur tersebut berisi: “ASAP ROKOK MENGANDUNG POLUTAN 10 KALI DARI MESIN DIESEL”

Struktur :

  

Abstrak : Dipagi hari, Andi berjalan menuju halte, dimana orang-orang

ingin mununggu bus untuk pergi ke tempat kerjanya. (P1)

  

Orientasi : Andi menyapa dan bertanya kepada seorang buruh pabrik

dan seseorang karyawan swasta yang sedang menunggu Bus Kopaja yang sedang merokok. (P1)

  

Krisis : Andi menghajar buruh pabrik dan menampar

karyawan swasta. (P1) Reaksi : -.

  Koda : Andi memberikan brosur. (P2)

Bikin Undang - Undang

  Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang, Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir. Di perempatan jalan, waduh.., lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu. Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?! Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, (jawabnya santai..) Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus

  Pemerintah?! Allan : (Meminggirkan mobilnya) Dodi : Mengapa meminggir?! Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, (jawabnya ketus.) Dodi : Mengapa harus meminggir?! Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata) Ini jawabannya!! (Sambil menancapkan gas). Dodi : Oh…!!!

Struktur :

  Abstrak : Alan yang menyopir mobil dan melakukan sebuah pelanggaran. (P1)

  

Orientasi : Dodi dan sepupunya Alan mencari sarapan naik mobil. (P1)

Krisis : Alan menerobos lampu merah yang menyala, Dodi langsung

bertanya “lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!”.

  Reaksi : Alan berkata “ tenang saja, di Negara ini aku bias bikin undang-undang kok ! dengan cara, (dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…

Cinta

  Di sebuah pedesaan yang sangat terpencil, dimana hanya ada satu sekolah diantara dua desa tersebut. Pada hari dimana, anak-anak pertama masuk sekolah, ada dua orang anak yang saling menyukai satu sama lain, yang bernama Aqije dan Euis.

  Sepulang sekolah, Euis bertanya kepada ibunya, tentang apa itu cinta. “Ibu cinta itu apa sih?”. Ibunya tersenyum dan menjawab, “cinta itu biasanya diawali dengan cinta monyet.” Euis hanya terdiam memahami kata-kata ibunya. Keesokan harinya, disekolah, Aqije berjalan mendekati Euis sambil membawa bunga. “ Euis, Aku suka sama kamu, kamu mau gak jadi cinta pertama aku?” Dengan muka marah Euis menjawab “nggak aku nggak bakal mau” “memang kenapa?” “kalo cinta itu kan diawalinya dengan cinta monyet, aku ngga mau jadi monyetnya” Sambil pergi meninggalkan Aqije. Aqije hanya terdiam sedih. Dan sejak saat itu ia tidak ingin bertemu lagi dengan Euis.

Struktur :

  

Abstrak : Di sebuah pedesaan yang sangat terpencil, dimana hanya

ada satu sekolah diantara dua desa tersebut. (P1)

  

Orientasi : Pada hari dimana, anak-anak pertama masuk sekolah, ada

dua orang anak yang saling menyukai satu sama lain, yang bernama Aqije dan Euis. (P1)

  

Krisis : Sepulang sekolah, Euis bertanya kepada ibunya, tentang apa itu cinta. “Ibu cinta itu apa sih?”. Ibunya tersenyum dan menjawab, “cinta itu biasanya diawali dengan cinta monyet.” Euis hanya terdiam memahami kata-kata ibunya. Keesokan kenapa?”. “kalo cinta itu kan diawalinya dengan cinta monyet, aku ngga mau jadi monyetnya”. Sambil pergi meninggalkan Aqije. (P2)

  Reaksi : Aqije hanya terdiam sedih. (Kalimat terakhir no. 2)

Koda : Dan sejak saat itu ia tidak ingin bertemu lagi dengan Euis.

  (Kalimat terakhir)

Cuma Takut Tiga Roda Suatu hari, Presiden RI sedang mengadakan pembicaraan serius

  

Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat

di Istana Negara.

  Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala

itu melanda kota Jakarta. Presiden pun pun sibuk memperbincangkan penyakit

mematikan tersebut.

  “Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?” tanya seorang menterinya. “Ya karena Gubernur DKI Jakarta melarang bemo, becak, dan sebentar

lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma

takut sama tiga roda…!” Gelak tawa menteri pun meledak.

  Setelah puas tertawa, presiden dan menteri melanjutkan pembicaraan dengan topik yang lain.

Struktur :

  Abstrak : Presiden RI sedang mengadakan pembicaraan serius. (P1)

Orientasi : Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai

menghadiri sebuah rapat di Istana Negara. (P2)

  

Krisis : Penyebab wabah demam berdarah karena gubernur

melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj beredar di Kota Jakarta ini. Padahal nyamuk cuma takut sama tiga roda (P4)