Pengaruh Iklan Layanan Masyarakat tentan (1)

PENGARUH IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG
TRANSPORTASI UMUM BAGI MASYARAKAT1
oleh Davin Rusady2
Abstrak
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial
untuk membangkitkan kepedulian masyarakat. Namun, pada kenyataannya,
penayangan iklan masyarakat tidak selalu dapat mengubah pandangan masyarakat
terhadap suatu hal. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh iklan layanan masyarakat terhadap suatu masalah. Iklan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah iklan layanan masyarakat tentang transportasi umum
dalam radio Prambors yang telah memperoleh penghargaan sebagai Iklan Layanan
Masyarakat Radio Terbaik 2015 dari Komisi Penyiaran Indonesia. Penelitian ini
dilakukan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian ini adalah iklan layanan
masyarakat tentang transportasi umum mampu menarik minat masyarakat untuk
menggunakan transportasi umum. Di sisi lain, pesan mengenai harga transportasi
umum yang terjangkau dan rute transportasi umum yang dekat dengan lokasi
tujuan dapat menarik minat masyarakat yang lebih besar karena kedua hal tersebut
menjadi alasan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.
Kata kunci: iklan layanan masyarakat, pengaruh, prambors, transportasi umum
I. PENDAHULUAN
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial

untuk membangkitkan kepedulian masyarakat. Menurut Kasali (1992:121), “iklan
layanan masyarakat (public service announcement) biasanya dimuat atas
permintaan pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk
menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah.” Pada kenyataannya,
penayangan iklan layanan masyarakat belum tentu dapat mengubah pola pikir
seluruh masyarakat terhadap suatu hal karena masalah yang dibahas dalam iklan
layanan masyarakat tersebut masih terjadi.

1

2

Makalah sebagai Tugas Akhir Bahasa Indonesia Akademik Tahun Ajaran 2015/2016
yang diampu Sri Munawarah, M. Hum.
NPM. 1306411240, mahasiswa Program Studi Indonesia.

2

Salah satu masalah di Indonesia yang muncul dalam keseharian dan belum
ditemukan solusinya adalah kemacetan. Kemacetan dapat disebabkan oleh

peningkatan jumlah kendaraan di jalanan yang tidak terkendali. Pada tahun 2014,
Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan statistik mengenai jumlah kendaraan
bermotor di Indonesia3. Pada tahun 2011, kendaraan bermotor di Indonesia
berjumlah 85,601,351. Angka tersebut mengalami peningkatan sekitar 15% setiap
tahunnya. Di samping itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan
penggunaan transportasi umum. Upaya tersebut dapat dilihat dari penambahan
jumlah transportasi umum, perbaikan fasilitas, dan promosi melalui iklan layanan
masyarakat.
Upaya promosi penggunaan transportasi umum dalam iklan layanan
masyarakat tentu dilakukan untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum
sehingga dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di kota-kota besar seperti
Jakarta. Namun, sampai saat ini, kemacetan lalu lintas masih menjadi masalah
yang belum terpecahkan. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk
mengetahui apakah iklan layanan masyarakat tentang transportasi umum dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.
Iklan layanan masyarakat tentang transportasi umum yang menjadi bahasan
dalam karya ilmiah ini tentu disaksikan oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Ada masyarakat yang dapat menerima pesan dari iklan layanan masyarakat
tersebut dan tergugah untuk menjalankan imbauan dalam iklan layanan
masyarakat tersebut. Sementara itu, ada pula masyarakat yang tidak dapat

menerima pesan iklan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah menunjukkan pengaruh iklan layanan masyarakat tentang
transportasi umum bagi masyarakat.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2001:3) menjelaskan metode kualitatif
3

Badan Pusat Statistik, 2014, Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis
Tahun 1987—2013. http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413, diakses pada
tanggal 25 April 2016 pada pukul 11.45.

3

sebagai “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Menurut
Basuki (2006: 78), “metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berhubungan dengan ide, persepsi, opini, atau kepercayaan orang yang diteliti;
kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka”. Penulis menggunakan metode
kualitatif dalam penelitian ini karena objek penelitian bersifat multitafsir.

Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian, antara lain
pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. Dalam pengumpulan data,
penuulis merekam iklan layanan masyarakat tentang transportasi umum yang
diputar di radio Prambors sebagai objek penelitian. Kemudian, penulis membuat
kuesioner melalui Google Form dan menyebarkan kuesioner melalui media sosial.
Teknik skala yang digunakan dalam kuesioner antara lain skala Likert dan skala
Guttman. Responden dalam penelitian ini adalah pendengar iklan layanan
masyarakat tentang transportasi umum dalam radio Prambors dan memiliki akses
menggunakan

transportasi

umum.

Dalam

pengolahan

data,


penulis

mengelompokkan hasil kuesioner sesuai dengan pertanyaannya ke dalam tabel.
Dalam analisis data, penulis melihat kecenderungan jawaban yang muncul dalam
data. Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan secara deskriptif.
II. PENGARUH IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TRANSPORTASI
UMUM BAGI MASYARAKAT
Iklan Layanan Masyarakat
Iklan memiliki peran yang penting bagi berbagai kegiatan. Berbagai negara
maj telah merasakan manfaat iklan, khususnya iklan layanan masyarakat, dalam
menggerakkan solidaritas masyarakat ketika menghadapi suatu masalah sosial.
Dalam iklan tersebut, biasanya disajikan pesan-pesan sosial yang dimaksudkan
untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap kondisi yang yang bisa
mengancam keserasian dan kehidupan umum.

4

Iklan layanan masyarakat biasanya dimuat atas permintaan pemerintah atau
suatu LSM (lembaga swadaya masyarakat) untuk menggalang solidaritas
masyarkat atas suatu masalah. Misalnya, masalah ketertiban lalu lintas, kebersihan

sungai, konsumerisme, dan lain-lain.4 Sebuah iklan layanan masyarakat
disumbangkan oleh media untuk kepentingan masyarakat tanpa menuntut
bayaran.5 Menurut Ad Council, suatu dewan periklanan di Amerika Serikat yang
memelopori iklan layanan masyarakat, kriteria yang dipakai untuk menentukan
kampanye pelayanan masyarakat adalah sebagai berikut


non-komersial,



tidak bersifat keagamaan



non-politik



berwawasan nasional




diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat



diajukan oleh organisasi yang telah diakui atau diterima



dapat diiklankan



mempunyai dampak dan kepentingan tinggi, sehingga patut memperoleh
dukungan media lokal maupun nasional

Iklan layanan masyarakat di Indonesia umumnya dibuat secara sendiri-sendiri
oleh biro iklan yang melakukan kerja sama dengan pihak media. Karena

dilakukan sendiri-sendiri, pesona yang ingin disampaikan kurang mengena di
masyarakat. Pada waktu yang bersamaan, masyarakat menyaksikan pesan yang
berbeda-beda karena tidak ada fokus atau kesamaan tema.
Iklan layanan masyarakat dipelopori oleh Intervista pada tahun 1968 untuk
menanggulangi masalah mercon (petasan) yang banyak menimbulkan korban.
Oleh pendirinya, pakar dan salah seorang tokoh periklanan Indonesia, Nuradi,
iklan itu ditampilkan dengan memuat gambar seorang anak kecil yang menjadi

4

Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti,
1992), hlm. 121.
5

Ibid, hlm. 202.

5

korban bahaya petasan. Dengan body copy yang mengingatkan orang akan
bahaya petasan, iklan itu ditutup dengan ucapan “Selamat Idul Fitri”.6

Kampanye iklan layanan masyarakat di Indonesia tetap dilakukan secara
sporadis oleh masing-masing biro iklan bersama media mitra usahanya. Masalah
yang diungkapkan masih terbatas pada sejumlah masalah umum yang sudah
banyak dilontarkan dalam pidato-pidato para menteri, gubernur, atau bupati,
contohnya masalah sampah, ketertiban lalu lintas, dan disiplin nasional.7
Oleh karena itu, perkembangan iklan layanan masyarakat di Indonesia masih
terbatas. Penyebabnya antara lain sebagai berikut


belum

ada

suatu

wadah

yang

menghimpun


pihak-pihak

yang

berkepentingan dan kalangan profesional untuk merumuskan naskah dan
desain iklan serta pesan yang ingin disampaikan.


Dibatasinya proporsi iklan komersial di berbagai media massa, sehingga
kecil sekali kemungkinan iklan layanan masyarakat bisa masuk.



Dikarenakannya PPN (Pajak Pertambahan Nilai) terhadap iklan yang
mengakibatkan pemasangan iklan layanan masyarakat tetap dikenakan
biaya.

Berdasarkan penjelasan di atas, telah diketahui bahwa iklan layanan
masyarakat merupakan iklan yang dibuat oleh pihak pemerintah dan ditayagkan

oleh media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu isu. Apabila
kesadaran

masyarakat

sudah

muncul,

berarti

iklan

tersebut

berhasil

menyampaikan pesannya dengan baik dan pihak pemerintah dapat mencapai
tujuannya. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah iklan layanan
masyarakat tentang transportasi umum dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk menggunakan transportasi umum.
Iklan layanan masyarakat yang penulis gunakan sebagai objek penelitian
adalah iklan layanan masyarakat tentang transportasi umum dalam radio Prambors
yang berjudul Naik Kendaraan Umum Aja. Iklan tersebut juga telah mendapatkan
6

Ibid, hlm. 204.

7

Ibid, hlm. 205.

6

penghargaan sebagai Iklan Layanan Masyarakat Radio Terbaik dari Komisi
Penyiaran Indonesia pada tahun 2015. Dalam iklan layanan masyarakat tersebut,
terdapat ilustrasi suara percakapan mahasiswa di jalan raya yang telat menuju ke
kampus karena menghadapi kemacetan, ilustrasi seorang wanita yang malas pergi
ke luar rumah karena kemacetan terjadi di mana-mana, ilustrasi seorang wanita
yang selalu menghadapi kemacetan ketika berangkat ke kantor dan pulang dari
kantor, informasi mengenai jumlah kendaraan bermotor di Jakarta, dan imbauan
untuk menggunakan transportasi umum saat bepergian. Iklan layanan masyarakat
tentang transportasi umum tersebut menggunakan suara manusia, musik, efek
suara klakson, efek suara mesin kendaraan, dan gaya bahasa percakapan khas
anak muda. Gaya bahasa percakapan tersebut digunakan karena radio Prambors
merupakan radio yang memiliki pendengar utama dari kalangan remaja.
Respons terhadap Iklan Layanan Masyarakat tentang Transportasi Umum
Pada bagian ini, penulis memberikan data dari kuesioner tentang iklan layanan
masyarakat Naik Kendaraan Umum Aja yang sudah diberikan kepada para
responden. Responden yang berhak mengisi kuesioner ini adalah responden yang
berusia antara 18—25 tahun, berdomisili di daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi), pernah mendengar iklan layanan masyarakat
Naik Kendaraan Umum Aja, dan memiliki akses untuk menggunakan transportasi
umum. Berikut adalah data dari kuesioner tentang iklan layanan masyarakat Naik
Kendaraan Umum Aja yang telah penulis peroleh.

Pada data berikut ini, penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar
pendapat respoden terhadap iklan layanan masyarakat Naik Kendaraan Umum

7

Aja. Adapun beberapa pilihan jawaban yang diberikan, yaitu STS (Sangat Tidak
Setuju), TS (Tidak Setuju), BS (Biasa Saja), S (Setuju), dan SS (Sangat Setuju).

No
.

1

2

3

4

5

6

Pertanyaan

Jumlah Jawaban
Responden
ST
S

TS

B

S

SS

0

0

1

6

3

0

1

5

4

0

0

1

6

2

1

0

1

8

1

0

0

2

5

2

1

0

2

0

3

5

Apakah Anda setuju bahwa Anda
dapat memahami pesan yang
disampaikan dalam iklan layanan
masyarakat tersebut?
Apakah Anda setuju bahwa iklan
layanan masyarakat tersebut
menarik?
Apakah Anda setuju bahwa Anda
mendapatkan pengetahuan baru
setelah mendengarkan iklan
layanan masyarakat tersebut?
Apakah Anda setuju bahwa cara
pandang Anda terhadap
penggunaan transportasi umum
berubah setelah mendengarkan
iklan layanan masyarakat tersebut?
Apakah Anda setuju bahwa Anda
semakin ingin naik transportasi
umum setelah mendengarkan
pesan iklan layanan masyarakat
tersebut?
Apakah Anda setuju dengan pesan
dalam iklan layanan masyarakat
tersebut bahwa naik transportasi
umum dapat mengurai kemacetan
di Jakarta?

Pada data berikut ini, penulis memberikan pertanyaan seputar perilaku
responden dalam menggunakan transportasi umum. Adapun beberapa pilihan
jawaban yang diberikan, yaitu STS (Sangat Tidak Sering), TS (Tidak Sering), CS
(Cukup Sering), S (Sering), dan SS (Sangat Sering).

Pertanyaan
Apakah Anda sering menggunakan
transportasi umum?

Jumlah Jawaban
Responden
STS TTS CS
S
SS
0

2

1

3

4

8

Pada data berikut ini, penulis memberikan pertanyaan seputar frekuensi
responden menggunakan transportasi umum. Adapun beberapa pilihan jawaban
yang diberikan berupa frekuensi penggunaan transportasi umum dalam waktu satu
minggu.
Pertanyaan
Berapa kali Anda naik kendaraan
umum dalam satu minggu?

Jumlah Jawaban Responden
>1
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10
0
kali kali kali kali kali kali
3

2

3

0

0

2

Pada data berikut ini, penulis memberikan pertanyaan mengenai alasan
responden menggunakan transportasi umum.
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8

Pertanyaan/Jawaban

Apa alasan Anda menggunakan
kendaraan umum di atas
sebagai moda transportasi?
(bisa pilih lebih dari satu)

Harganya terjangkau
Rute dekat dengan tujuan
Aman
Bersih
Mengurangi macet di jalan
Mengurangi polusi kendaraan
pribadi
Tidak ada kendaraan pribadi
Lainnya: lebih cepat dan
hemat waktu

7
6
3
3
3
2
1
1

Berdasarkan data yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, penulis
melihat kecenderungan berdasarkan metode penghitungan skala Likert pada
pertanyaan tentang pendapat respoden terhadap iklan layanan masyarakat Naik
Kendaraan Umum Aja serta pertanyaan tentang perilaku responden dalam
menggunakan transportasi umum dan frekuensi data yang paling banyak muncul
(modus) pada pertanyaan seputar frekuensi responden menggunakan transportasi
umum dan alasan responden menggunakan kendaraan umum.

9

Penghitungan skala Likert dilakukan dengan memberikan skor 5 untuk
jawaban Sangat Setuju, skor 4 untuk jawaban Setuju, skor 3 untuk jawaban Biasa
Saja, skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju, dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak
Setuju. Kemudian, skor tersebut dikalikan dengan angka frekuensi kemunculan
jawaban pada data. Setelah skor tersebut dikalikan, penulis memasukkan rumus
indeks: total skor / (skor tertinggi Likert x jumlah responden) x 100%. Setelah itu,
penulis harus mengetahui interval dan interpretasi persen agar mengetahui
penilaian dengan metode mencari Interval skor persen (I) menggunakan Rumus
Interval (I) = 100 / jumlah skor. Karena jumlah responden dalam penelitian ini
adalah 10 orang, maka kriteria interpretasi skor berdasarkan intervalnya sebagai
berikut


0% – 19,99% = sangat tidak setuju



20% – 39,99% = tidak setuju



40% – 59,99% = biasa saja



60% – 79,99% = setuju



80% – 100% = sangat setuju

Pada pertanyaan tentang pendapat responden terhadap iklan layanan
masyarakat Naik Kendaraan Umum Aja, sebagian besar responden sangat setuju
bahwa iklan layanan masyarakat tersebut dapat dipahami dan naik transportasi
umum dapat mengurai kemacetan di Jakarta. Sementara itu, sebagian besar
responden setuju bahwa iklan layanan masyarakat menarik, responden
mendapatkan pengetahuan baru, cara pandang terhadap penggunaan transportasi
umum berubah, dan responden semakin ingin menggunakan transportasi umum.
Pada pertanyaan tentang perilaku responden dalam menggunakan transportasi
umum, sebagian besar responden setuju bahwa mereka sering menggunakan
transportasi umum. Sementara itu, pada pertanyaan tentang frekuensi penggunaan
transportasi umum, jawaban responden yang paling banyak muncul adalah 1—2
kali dan 5—6 kali. Frekuensi penggunaan transportasi umum tersebut dapat

10

dianalisis lebih dalam lagi mengingat hal tersebut sangat bergantung pada
produktivitas responden dan wilayah tempat tinggal responden.
Pada pertanyaan tentang alasan responden menggunakan transportasi umum,
sebagian besar responden menjawab mereka menggunakan transportasi umum
karena harga atau tarif yang terjangkau. Di samping itu, alasan kedua yang paling
banyak dipilih oleh responden adalah rute yang dekat dengan tujuan. Kedua
alasan tersebut diikuti oleh beberapa alasan lainnya, seperti aman, bersih,
mengurangi macet di jalan, mengurangi polusi kendaraan pribadi, tidak ada
kendaraan pribadi, dan hemat waktu.
III. PENUTUP
Kesimpulan
Dalam makalah ini, penulis meneliti pengaruh iklan layanan masyarakat Naik
Kendaraan Umum Aja yang diputar di radio Prambors bagi masyarakat.
Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan, ada beberapa kesimpulan yang
penulis peroleh. Berdasarkan data di atas, masyarakat memahami pesan dalam
iklan layanan masyarakat tersebut dan tertarik untuk menggunakan transportasi
umum

setelah

mendengar

iklan

layanan

masyarakat

tersebut.

Penulis

menyimpulkan bahwa iklan layanan masyarakat Naik Kendaraan Umum Aja yang
diputar di radio Prambors memiliki pengaruh bagi masyarakat. Masyarakat yang
sering menggunakan transportasi umum semakin tertarik menggunakan
transportasi umum karena setuju dengan pesan yang disampaikan oleh iklan
tersebut—transportasi umum dapat mengurangi kemacetan lalu lintas.

11

Saran
Masyarakat tertarik untuk menggunakan transportasi umum karena setuju
dengan pesan bahwa transportasi umum dapat mengurangi kemacetan lalu lintas.
Berdasarkan data yang penulis peroleh, beberapa alasan yang membuat
masyarakat tertarik menggunakan transportasi umum adalah harga atau tarif yang
terjangkau dan rute yang dekat dengan tujuan. Penulis berharap penelitian ini
dapat menjadi acuan bagi pihak pemerintah atau media sebagai pembuat iklan
layanan masyarakat untuk membuat iklan layanan masyarakat tentang transportasi
umum yang lebih menarik. Pembuat iklan dapat menggunakan alasan yang
membuat masyarakat tertarik menggunakan transportasi umum, seperti harga atau
tarif yang terjangkau dan rute yang dekat dengan tujuan, sebagai tema iklan untuk
menghasilkan pengaruh yang lebih besar di kalangan masyarakat Selain itu,
penulis berharap penelitian ini dapat memperkaya penelitian tentang iklan layanan
masyarakat yang sudah ada. Penulis berharap penelitian ini dapat dilanjutkan
menggunakan sudut pandang yang sama maupun berbeda agar hasil penelitian
menjadi lebih jelas.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Website
Badan Pusat Statistik. 2014. “Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor
menurut
Jenis
Tahun
1987—2013”.
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413. Diakses pada tanggal
25 April 2016 pukul 11.45.
Sumber Data

12

Prambors. Iklan Layanan Masyarakat “Naik Kendaraan Umum Aja”. Diperoleh
pada 15 Mei 2016 pukul 20.55.