Teori kolom tentang tekanan tanah

MEKTAN II
( TEORI KOLOM TEKANAN TANAH )

ADI SULISTIYONO
E1A1 10 123

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang teori kolom tekanan tanah
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ilmiah tentang teori kolom tekanan tanah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kendari, Mei 2017

Penyusunn

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tekanan tanah adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah
di belakang struktur penahan tanah. Besarnya tanah lateral sangat dipengaruhi
oleh perubahan letak dari dinding penahan tanah dan sifat tanahnya. Tekanan
tanah lateral yang terjadi dibedakan atas 3 keadaan , yakni :

ekanan tanah pada keadaan diam.\ (Soil pressure at rest).
Tekanan tanah ini akan terjadi dan bekerja pada suatu retainig wall apabila
retaining wall tersebut sama sekali tidak bisa bergerak di dalam tanah
Tekanan tanah aktif (Active earth pressure)
Tekanan tanah aktif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall
apabila retaining wall tersebut harus menahan lomgsornya tanah. Dengan kata lain
tekanan tanah aktif dapat terjadi apabila retaining wall bergerak menjahui tanah.
Tekanan tanah pasif (Passive earth pressure)
Tekanan tanah pasif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall
apabila tanah tersebut harus menahan bergeraknya retaining wall , tau dengan kata
lain tekanan tanh pasif akan terjadi apabila dinding didorong menuju tanah.

1.2 Tujuan
Untuk dapat mengetahui teori tentang tekanan tanah
1.3 Manfaat
Untuk dapat menambah wawasan tentang teori kolom mengenai tekanan tanah

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 pengertian tekanan tanah
Koefisien Tekanan tanah adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat
dorongan tanah di belakang struktur penahan tanah. Bagian bangunan yang
menahan tanah harus direncanakan untuk dapat menahan tekanan tanah sesuai
dengan ketentuan yang ada. Besarnya tekanan tanah dalam arah lateral ditentukan
oleh: a. Besarnya koefisien tekanan tanah aktif, pasif dan keadaan diam b.
Besarnya kohesi tanah c. Besarnya beban yang bekerja pada permukaan tanah
timbunan Ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk menganalisis besarnya
tekanan-tekanan tanah lateral tersebut. Antara lain teori Rankine (1857) dan teori
Coulomb (1776). Dalam tulisan ini digunakan teori Rankine (1857), beberapa
anggapan dalam analisis tekanan tanah cara Rankine (1857), adalah:
1. Tanah adalah bahan yang isotropis, homogen, dan tak berkohesi.
2. Permukaan bidang longsor bersudut 90° dengan horisontal (dasar dinding
penahan tanah)
3. Tanah yang longsor (yang berbentuk baji) merupakan satu kesatuan (rigid
body).
4. Sudut tanah timbunan dengan horisontal (β) sama dengan sudut tekanan tanah
aktif dengan normalnya.
5. Keruntuhan pada struktur penahan tanah dianggap sebagai masalah dua dimensi
dengan memperhatikan panjang satuandari dinding penahan yang panjangnya

tak terhingga.
2.2 Dinding penahan tanah
Dinding penahan tanah merupakan komponen struktur bangunan penting
utama untuk jalan raya dan bangunan lingkungan lainnya yang berhubungan tanah
berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda. Secara singkat dinding
penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas
struktur atau bangunan yang dibuat. Bangunan dinding penahan umumnya terbuat
dari bahan kayu, pasangan batu, beton hingga baja. Bahkan kini sering dipakai
produk bahan sintetis mirip kain tebal sebagai dinding penahan tanah. Produk

bahan ini sering disebut sebagai geo textile atau geo syntetic . Permukaan lereng
yang curam dari tanah tidak akan stabil untuk waktu yang panjang.untuk menjaga
suatu permukaan yang vertikal diperlukan konstruksi penahan. konsturksi
penahan yang umum di pakai adalah dinding penahan tanah, beberapa tipe
dinding penahan diperlihatkan pada gambar. dinding penahan ini di anggap sangat
kaku ( kuat ) dan perancangan struktur ini memerlukan penghitunga beban yang
bekerja. tekanan yang bekerja di sebabkan oleh berat dari dinding, berat dari
timbunan dan kemungkinan adanya beban luar yang yang bekerja pada dinding
maupun di atas timbunan.
2.3 Kestabilan Dinding Penahan Tanah

Besaran tekanan lateral ini menjadi salah satu faktor utama yang
diperhitungkan untuk perancangan kestabilan dinding penahan tanah. Tekanan
lateral tersebut dapat menyebabkan dinding penahan terguling (overturning) atau
bergeser (slidding). Selain besaran tekanan lateral kestabilan dinding penahan
dipengaruhi pula oleh bentuk struktur dan faktor pelaksanaan konsruksi.
Buruknya pemadatan tanah tertahan di belakang dinding penahan merupakan
penyebab keruntuhan undermining.
2.4 Kestabilan Geser Dinding Penahan
Untuk memberikan kekuatan yang cukup melawan geseran horisontal,
dasar dinding penahan harus memeiliki kedalaman minimum 3 ft (1m) di bawah
muka tanah. Untuk dinding permanen, kekuatan tersebut harus stabil tanpa adanya
struktur penahan pasif di bagian kaki dinding. Jika syarat kekuatan diatas tak
mencukupi, dapat ditambahkan pengunci geser di bawah telapak pondasi atau
tiang pancang untuk menahan geseran. Selain persyaratan kekuatan tersebut, harus
dipertimbangkan pula adanya kemungkinan bahaya erosi akibat aliran maupun
pengaruh hujan.
2.5 Kestabilan terhadap Guling
Untuk pendekatan keamanan terhadap bahaya guling dari dinding penahan
yang mengandalkan berat (gravity wall) dan semi gravity wall, dapat digunakan
kriteria sebagaimana ditunjukkan.

2.6 Kestabilan untuk dinding penahan gravity dan semigravity
Data tanah relevan untuk pendekatan perhitungan tekanan tanah lateral dan
kestabilan dinding penahan dapat ditunjukkan tentang Properti tanah untuk
perhitungan tekanan tanah aktif Rankine, tentang Faktor gesek untuk perhitungan
dinding penahan.

2.7 Dinding Tanah Distabilisasi secara Mekanis (Mechanically Stabilized
Earth Wall/MSE)
MSE dibuat dari beberapa elemen bahan yang dimaksudkan untuk
penguatan dan perbaikan tanah dengan menggunakan plat baja (steel strip) atau
bahan grid polimer (polymeric grid), geotekstil (geotextile) yang kuat menahan
tarikan dan beban bahan di atasnya. Keuntungan dinding ini dibandingkan
dinding konvensional dari bahan pasangan dan beton bertulang adalah:
1. Fleksibel terhadap adanya kemungkinan penurunan
2. Cukup murah
3. Cukup efisien terhadap waktu pemasangan
4. Kapabilitas yang cukup baik untuk terjadinya drainase (drainage)
Terdapat dua macam produk, produk yang dapat mulur (extensible
product), dan produk yang tak dapat mulur (inextensible product). Produk yang
dapat meregang memungkinkan berubah bentuk akibat beban tanpa mengalami

putus karena kekuatannya telah dirancang melebihi kekuatan tanah. Dinding ini
diselenggarakan untuk keperluan semi permanen dan atau jika lapangan
menyulitkan membangun dinding penahan dari bahan pasangan. Kadang bahan ini
digunakan sebagai stabilisasi saat pelaksanaan pekerjaan dinding penahan yang
lebih permanen.
2.8 Struktur Dinding dengan Paku
Struktur dinding ini diselenggarakan bersama-sama dengan pekerjaan
penggalian atau pemotongan tanah (excavation). Tanah diperkuat saat dilakukan
pemotongan. Perkuatan dengan paku ini menggunakan batang yang ditanam satu
dengan yang lain dengan sudut miring ke bawah sebesar 38 dari bidang datar
tanah. Penanaman paku dilakukan dari atas ke bawah. Sedangkan
penyelenggaraan dinding yang relatif tipis dilakukan dari bawah ke atas.
Kesuksesan pemasangan ini sangat tergantung dari:
(1) Pemilihan tanah yang cocok untuk penanaman paku,
(2) Penggunaan bahan yang berkualitas, dan kelengkapan peralatan yang
cocok. Tanah yang cocok umumnya berupa tanah kohesif, pasir yang
diperkeras, atau batu pecah yang dipadatkan.
Pada tahap 1 dilakukan pemotongan tanah. Tinggi pemotongan ini harus
diperhitungkan agar pemotongan tidak terlalu tinggi untuk mencegah keruntuhan.
Pada tahap 2 dilakukan pengeboran untuk pemasangan paku. Tahap 3 adalah

pemasangan paku. Perlu diingat pemasangan disarankan dari atas ke bawah
sebagai upaya untuk keamanan pelaksanaan konstruksi, yakni mengindarkan
keruntuhan tanah saat pelaksanaan. Pada tahap selanjutnya dilakukan pelapisan
dinding, yang disemprotkan untuk kecepatan pelapisan.

2.9 Tekanan Tanah Akibat Berat Isi (γ) dan Kohesi (c)
Untuk tanah non kohesif, besarnya nilai tekanan tanah tergantung dari
berat isi tanah (γ), kedalaman, dan koefisien tekanan tanah aktif.
Sedangkan untuk tanah kohesif seperti tanah lempung, besarnya tekanan
tanah akan berkurang karena nilai tegangan akibat kohesi bersifat melawan
tekanan akibat berat sendiri. Sehingga pada kedalaman tertentu sebagian tanah
mengalami tegangan tarik. Hal ini dapat diabaikan karena pada kasus tertentu,
tanah kohesif sering mengalami crack, yang dimana jika celah tersebut terisi air
akan menimbulkan tegangan sehingga daerah tanah yang tertarik dianggap hilang.
2.10. Kestabilan Geser Dinding Penahan
Untuk memberikan kekuatan yang cukup melawan geseran horisontal,
dasar dinding penahan harus memeiliki kedalaman minimum 3 ft (1m) di bawah
muka tanah. Untuk dinding permanen, kekuatan tersebut harus stabil tanpa adanya
struktur penahan pasif di bagian kaki dinding. Jika syarat kekuatan diatas tak
mencukupi, dapat ditambahkan pengunci geser di bawah telapak pondasi atau

tiang pancang untuk menahan geseran. Selain persyaratan kekuatan tersebut, harus
dipertimbangkan pula adanya kemungkinan bahaya erosi akibat aliran maupun
pengaruh hujan.
2.11 Dinding Tanah Distabilisasi secara Mekanis (Mechanically Stabilized
Earth Wall/MSE)
MSE dibuat dari beberapa elemen bahan yang dimaksudkan untuk
penguatan dan perbaikan tanah dengan menggunakan plat baja (steel strip) atau
bahan grid polimer (polymeric grid), geotekstil (geotextile) yang kuat menahan
tarikan dan beban bahan di atasnya. Keuntungan dinding ini dibandingkan dinding
konvensional dari bahan pasangan dan beton bertulang adalah:
1. Fleksibel terhadap adanya kemungkinan penurunan
2. Cukup murah
3. Cukup efisien terhadap waktu pemasangan
4. Kapabilitas yang cukup baik untuk terjadinya drainase (drainage)
Terdapat dua macam produk, produk yang dapat mulur (extensible
product), dan produk yang tak dapat mulur (inextensible product). Produk yang
dapat meregang memungkinkan berubah bentuk akibat beban tanpa mengalami
putus karena kekuatannya telah dirancang melebihi kekuatan tanah. Dinding ini
diselenggarakan untuk keperluan semi permanen dan atau jika lapangan
menyulitkan membangun dinding penahan dari bahan pasangan. Kadang bahan ini

digunakan sebagai stabilisasi saat pelaksanaan pekerjaan dinding penahan yang
lebih permanen.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Tekanan tanah adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah
di belakang struktur penahan tanah. Besarnya tanah lateral sangat dipengaruhi
oleh perubahan letak dari dinding penahan tanah dan sifat tanahnya. Tekanan
tanah lateral yang terjadi dibedakan atas 3 keadaan , yakni :
ekanan tanah pada keadaan diam.
Tekanan tanah ini akan terjadi dan bekerja pada suatu retainig wall apabila
retaining wall tersebut sama sekali tidak bisa bergerak di dalam tanah
Tekanan tanah aktif
Tekanan tanah aktif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall
apabila retaining wall tersebut harus menahan lomgsornya tanah. Dengan kata lain
tekanan tanah aktif dapat terjadi apabila retaining wall bergerak menjahui tanah.
Tekanan tanah pasif
Tekanan tanah pasif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall

apabila tanah tersebut harus menahan bergeraknya retaining wall , tau dengan kata
lain tekanan tanh pasif akan terjadi apabila dinding didorong menuju tanah
3.2 SARAN
Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami teori
tentang tanah terutama mengenai tekanan tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-Dasr Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya: Malang
Soepardi,Goeswono. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Suwardi,dkk. 2000. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Bogor:Institut Pertanian
Bogor
Agroteknologi
UMPAR.
Tanah.www.agrotekumpar.blogspot.com

20112. Segitiga

Aisyah, Ayu. 2012. Tekstur Tanah. www.lilinkecil1610.blogspot.com
Anonim.2012.Air
Tanah.www.wikipedia.com.23
September

Tekstur

2012

Dr. Ir. Madjid ,Abdul, MS. 2009. Sifat Fisika Tanah. www.dasar2ilmutanah.
blogspot.com.
9
September
2012
Hairil.
2012. Tekstur
tanah. http://taeki29.blogspot.com/2010/03/strukturtanah.html
Siagian, Prasetyo. 2011.Tekstur Tanah.www.prasetyosiagian.blogspot.com.21
September 2012

Dokumen yang terkait

Konstruksi Media tentang Kontroversi Penerimaan Siswa Baru di Kota Malang (Analisis Framing pada Surat Kabar Radar Malang Periode 30 Juni – 3 Juli 2012)

0 72 56

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Persepsi para guru tentang perpajakan dan pemotongan pajak penghasilan orang pribadi atas dana bantuan operasional sekolah (studi kasus SDN dan SMPN se-Jakarta Barat)

2 46 99

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Analisa perancangan sistem informasi surat ijin penunjukkan dan penggunaan tanah (SIPSIPPT) di Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Bandung : laporan kerja praktek

2 31 54

Rancangan media informasi tentang makanan tradisional Peyeum Bandung

5 77 1

makalah Geografi tentang Bintang

0 8 4

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22