Laporan tekanan darah tugas guru
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktifitas fisik, dimana akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika berisitirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur dimalam hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
melihat seseorang yang memeriksa tekanan darahnya dengan menggunakan
sebuah alat yang bernama Tensimeter, dari pengukuran tersebut akan didapatkan
hasil yaitu systole per diastole. Naik turunnya gelembung tekanan darah seirama
dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri. Tekanan
darah memuncak pada saat jantung memompa.Inidinamakan sistole, dan menurun
sampai pada tekanan terendah yaitu saat jantungtidak memompa (rileks) atau
sering disebut juga dengan diastole.Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang
dialami darah pada pembuluharteri darah ketika darah di pompa oleh jantungke
seluruh anggota tubuhmanusia.Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran dan biasanya diukurseperti berikut - 120 /80 mmHg.Nomor atas (120)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut
tekanan sistole. Nomor bawah(80)
menunjukkan
tekanan
saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebuttekanan diastole.Saat
yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat anda istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan
luasdinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup
tinggi untukmenghasilkan daya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu
tinggi yang dapatmenimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung.Tekanan sistol
adalah
tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa kedalam pemb
uluh
tersebut selama kontraksi ventrikel.Sedangkan tekanan diastol adalah
tekananterendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir keluar pembuluhpembuluhhilir tersebut sewaktu relaksasi ventrikel. Tekanan arteri ini akan
berubah tergantung pada volume darah dalam pembuluh dan daya regang dinding
pembuluh darah.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secaralangsung
dan tidak langsung. Secara langsung dengan memasukkan kanula
kedalam pembuluh darah arteri dan dimonitor dengan alat pendeteksi tekanan dara
hnya.Caraini tidak lazim digunakan karena tidak mudah pelaksanaannya.Cara
tidak langsungdengan menggunakan alat sphygmomanometer, yang lebih nyaman
dan mudahdilakukan setiap saat.
B. Permasalahan Praktikum
1. Bagaimana dan apa yang menyebabkan perbedaan tekanan darah saat
posisi berdiri, duduk dan berbaring?
2. Bagaimana dan apa yang menyebabkan perbedaan tekanan darah saat
otot bekerja dan otak bekerja?
3. Bagaimana cara pengukuran tekanan darah?
4. Apa saja yang mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis?
C. Tujuan Praktikum
a. Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi
dan palpasi
b. Mengukur tekanan darah brachialis pada berbagai posisi
c. Mengetahui macam-macam cara pengukuran tekanan darah
d. Mengetahui beberapa factor yang dapat mempengaruhi tekanan
darah secara fisiologis.
D. Manfaat Praktikum
1. Dapat mengetahui perbedaan dan faktor yang menyebabkan perbedaan
tekanan darah saat berdiri, duduk, dan berbaring
2. Dapat mengetahui perbedaan dan faktor yang menyebabkan tekanan
darah saat otot bekerja dan otak bekerja
3. Dapat mengetahui macam-macam cara pengukuran tekanan darah
4. Dapat mengetahui beberapa factor yang dapat mempengaruhi tekanan
darah secara fisiologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TEORI DASAR
2.1 Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding
arteri.Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut
tekanan sistolik.Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi
saat jantung beristirahat.Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai
rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa
normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90.Rata-rata tekanan darah
normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001). Menurut Hayens
(2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh
darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam
proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai
tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang
memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Sementara itu
Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan
milimeter air raksa (mmHg).
Tekanan darah adalah pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator
dalam menilai fungsi kardiovaskuler.tekanan maksimum pada dinding
arteria yang terjadi ketika bilik kiri jantung menymprotkan darah klep
aortik yang terbuka kedalam aorta disebut sebagai tekanan sistolik.
(alimul aziz,2009) Tekanan darah adalah tekanan yang di timbulkan
oleh dinding arteri.Tekanan puncak terjadi saat pentrikel berkontraksi
yang di sebut tekanan sistol.
Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung
beristirahat.Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio
tekanan sistolik terhadap diastolik dengan nilai dewasa normalnya
berkisar 100/60 – 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 mmHg ( smeltzer dan bare, 2001 )
Tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh
darah.Organ jantung dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang
elastis dan ketahanan yang kuat.Sementara itu Palmer (2007)
menyatakan tekanan darah di ukur dalam satuan milimeter ari raksa
(mmHg).
Tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan darah yang mendesak
suatu unit area dinding pembuluh darah, dan ini biasanya diukur pada
arteri.Karena jantung secara ritmik berkontraksi dan relaksasi, maka
hasil aliran darah secara ritmik juga mengalir ke dalam arteri,
menyebabkan tekanan darah naik turun pada setiap denyutan.Jantung
merupakan sebuah organ yang sangat vital bagi tubuh makhluk hidup
dan merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot-otot
jantung.Jantung mempunyai bentung seperti jantung pisang.Siklus
jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama
peredaran darah. Siklus hjantung terdiri dari 2 gerakan, yaitu
Konstriksi (systole) selama 0,3 detik dan Pengendoran (diastole)
selama 0,5 detik.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Seseorang
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang tekanan darah
ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor
patologis.Faktor fisiologis ialah faktor yang berkaitan langsung
terhadap kondisi jantung.Sedangkan faktor patologis adalah faktor
yang berhubungan dengan kondisi tubuh secara fisik.
1. Faktor fisiologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu, :
a.Kelenturan dinding arteri
b.Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi
tekanan darah
c.Kekuatan gerak jantung
d.Viscositas darah, semakin besar viskositas maka semakin besar
pula resistensi terhadap aliran
e.Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah
meningkat
f.Kapasitas pembuluh darah, semakin besar kapasitas pembuluh
darah maka semakin tinggi tekanan darah.
2. Faktor patologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu, :
a.Posisi tubuh, baroresepsor akan merespon saat tekanan darah
turun dan akan berusaha menstabilkan tekanan darah
b. Aktifitas fisik, aktifitas fisik membutuhkan energy sehingga
butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan
darah naik)
c.Temperature,
menggunakan
system
rennin-angiotensin
vasokonstriksi perifer. Temperature pun dapat berkaitan dengan
aktifitas, suhu yang tinggi diakibatkan karena aktifitas yang banyak
ssedangkan suhu yang rendah dikarenakan aktifitas yang
cenderung ringan
d.Usia, semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan
darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh
darah
e.Jenis kelamin, wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah
karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga
butuh O2 lebih untuk pembakaran. Sedangkan pria yang memiliki
banyak aktifitas pun cenderung memiliki tekanan darah yg lebih
tinggi
f.Emosi, emosi akan menaikkan tekanan darah karena pusat
pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikkan
tekanan darah. Emosi akan memicu kerja hormone adrenalin,
adrenalin pria lebih tinggi karena dipengaruhi oleh syaraf
parasimpatis.
g.Makanan, makanan dapat menjadi pemicu tekanan darah yang
tinggi, diantaranya makanan yang mengandung garam (NaCl).
Garam akan mempengaruhi retensi Na+ dalam darah sehingga
dapat menyebabkan penumpukkan Na+ dalam darah.
h.Hormon, hormon renin yang terdapat dalam ginjal memiliki
peranan untuk merangsang pengeluaran angiotensin yang
kemudian akan mempengaruhi rangsangan vasokonstriksi
(penyempitan pembuluh darah).
Berdasarkan faktor faktor yang telah dijelaskan diatas maka dapat
ditarik hipotesa bahwa tekanan darah seseorang dapat diketahui
berdasarkan faktor patologisnya. Jika seseorang yang terbiasa
memiliki aktifitas banyak maka akan memiliki tekanan darah yang
tinggi sedangkan sebaliknya jika seseorang memiliki aktifitas yg
sedikit tekanan darahnya pun akan cenderung menunjukkan angka
normal.
Menghindari Kesalahan Dalam Pengukuran Tekanan Darah
1.Hindari makan, merokok dan semua kegiatan 30 menit sebelum
pengukuran.
2.Stress juga dapat menyebabkan tekanan darah yang tinggi.
3.Hindari penggunaan pakaian yang ketat, terutama pada bagian
lengan.
a.Duduk yang nyaman dan letakkan lengan anda dekat dan sejajar
dengan posisi jantung.
b.Tarik nafas dalam-dalam 5 sampai 6 kali sebelum pengukuran.
c.Jangan bergerak atau bicara selama pengukuran.
d.Istirahatkan 5 sampai 10 menit antara pengukuran pertama dan
selanjutnya.
e.Simpanlah pengukuran tekanan darah Anda untuk selanjutnya
silahkan
konsultasikan dengan dokter Anda. Untuk hasil
yang baik, cobalah pengukuran dilakukan pada jam-jam yang
sama setiap harinya (indocoreperkasa, 2006)
2.4 Alat Pengukur Tekanan Darah
Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang
ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah
alat
pengukuran
tekanan
darah
sering
juga
disebut
Sphygmomanometer
. Sejak itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai
standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter
atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai
pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi
lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi
perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa
masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern.Para
dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka
kepada tensimeter air raksa ini. Sphygmomanometer terdiri dari
sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang
terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip
jarum stopwatch atau air raksa.
Berikut gambar Sphygamomanometer
Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah
1.Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff ) pada
lengan atas.
2.Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
3.Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan
udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan
pembuluh darah lengan (
brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
4.Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar
sumbat udara.
5.Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal
yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan,
kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat
stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang
ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
6.Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang
terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut
tekanan diastolik. Selain alat ukur tekanan darah secara manual seperti
di atas, ada juga sphygmomanometer digital yang bekerja otomatis.
Tekanan darah akan tampil di layar setelah sphygmomanometer digital
selesai mengukur tekanan darah.
2.5 Tempat Pengukuran Tekanan Darah
Tempat pengukuran tekanan darah berikut adalah tempat dimana
pengukuran tekanan darah pada manusia :
1.Arteri brakial : arteri yang terletak di siku bagian dalam.
2.Arteri popliteal : arteri yang terletak di belakang lutut.
3.Arteri radial : arteri yang terletak pada pergelangan tangan yang
sejajar dengan ibu jari.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat
1.Stetoskop
2.Sphygmomanometer air raksa
3.Sphygmomanometer jarum
4.Alat Tulis
Bahan
1.Manset Sphygamomanometer
B. Prosedur Kerja
1. Cara memasang manset yang benar
a. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehingga tidak
terlilit manset.
b. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm diatas fossa cubiti.
c. Pipa karet jangan menutupi fossa cubiti .
d. Manset diikat dengan cukup ketat .
e. Stetoskop diafragma terletak tepat diatas denyut arteri brachialis.
2 . Posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang benar
a. Posisi duduk: Praktikan berada pada posisi duduk dengan tenang
selama 2-3 menit tanpa memikirkan hal yang berat- berat. Pasang
manset pada lengan kanandan catat lah tekanan darah nya
b. Posisi berdiri: Praktikan berada pada posisi berdiri selama 2-3 menit
tanpamemikirkan hal yang berat- berat. Pasang manset pada lengan
kanan dancatat lah tekanan darah nya
c. Posisi berbaring: Praktikan berada pada posisi berbaring selama 10
menit tanpamemikirkan hal yang berat - berat. Pasang manset pada
lengan kanan dancatat lah tekanan darah nya
3 . Cara Kerja Otot dan Otak
a.
Kerja otot: Praktikan melakukan gerak badan selama 1 menit
(seperti push up) ,tetapkan tekanan darahnya dalam sikap duduk
segera mungkin setelah melakukan aktivitas gerak badan tersebut
b. Kerja otak : Praktikan dibiarkan memikirkan sesuatu yang agak
berat , dan tetapkan tekanan darahnya dalam posisi duduk .
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
1. Hasil tekanan darah pada berbagai macam posisi
No
.
Nama
Mahasiswa/i
Berdiri
Duduk
1.
Haikal
P
130
P
120
2.
Balya
150
3.
Esa Putri
100
4.
Aulia Husnul
130
5.
Sovi Anggara
120
A
130/8
3
150/7
0
100/6
0
130/9
0
120/9
0
110
100
120
120
Berbaring
A
P
120/8 118
0
110/90 80
A
118/80
100/7
0
120/8
0
120/8
0
80
80/50
115
115/75
100
100/8
0
80/70
2. Hasil tekanan darah pada kerja otak dan otot
No
.
Nama Mahasiswa/i
Otak
1.
Haikal
P
132
2.
Balya
140
3.
Esa Putri
120
4.
Aulia Husnul
135
5.
Sovi Anggara
130
Otot
A
132/9
0
140/8
0
120/8
0
135/9
0
130/8
0
P
139
A
139/95
150
150/110
125
125/80
140
140/95
135
135/90
BAB V
PEMBAHASAN
1. Tekanan darah pada berbagai posisi dan aktifitas
a.Berbaring
Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikitdibandingka
n saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka
efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah
mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darahyang kembali ke
jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap
denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk
memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akanmenjadi lebih sedikit.Pada
posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpaharus
melawan kekuatan gravitasi.
b.Duduk
`Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal
inidikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang
dansinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju
keotot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen
Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan
seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan
vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi
jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut
refleks kompresi abdomen (Guyton dan Hall, 2002 dalam Anggita, 2012). Pada
beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya dari
berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan
pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah
yang cukup ke otak.Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi
berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung karena efek
gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.
c.Berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yangkembali
ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya
peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk
atau berbaring keposisi berdiri.Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml
darah pada pembuluh ”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi
sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang
lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan
volume cairanantar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa
bergerak makakerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30
mmHg dan alir balik vena cukup (Ganong, 2002). Pada posisi berdiri,
pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total
dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang
kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan
kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh
bagian tubuh. Darah beredar keseluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung
begitu seterusnya. Darah sampai kekaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada
tekanan yang mengalirkannya.Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna
mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada
katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup,
maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja
atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang,
memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut
berkurang. Banyaknya darah yang dikeluarkan jantung itu menimbulkan tekanan,
bila berkurang maka tekanannyamenurun. Tekanan darah berkurang akan
menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri
darah yang kembali ke jantung sedikit.Volume jantung berkurang maka darah
yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002)
d.Otak
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen (Smeltzer & Bare,
2001). Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Smeltzer
& Bare, 2001). Pada saat bersamaan, sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi
epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh
darah. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi (Smeltzer &
Bare, 2001).
e.Otot
Kerja otot sangat berpengaruh terhadap besarnya tekanan darah seseorang,
terutama yang sehabis beraktivitas. Ketika kita beraktivitas maka otot-otot akan
saling berkontraksi.Dalam proses kontraksi, otot memerlukan banyak suplai
oksigen untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Darah sebagai media yang
bertujuan untuk menyuplai O2 harus segera memenuhinya. Oleh karena itu, curah
jantung akan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan darah dan selanjutnya akan
meningkatakan aliran darah. Selain itu, perangsangimpuls simpatis menyebabkan
vasokonstriktor pembuluh darah pada tubuh kecuali padaotot yang aktif, terjadi
vasodilatasi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah meningkat setelah
melakukan aktifitas fisik. Selain itu otot-otot yang sedang berkontraksimenekan
pembuluh darah di seluruh tubuh. Akibatnya terjadi pemindahan darah dari
pembuluh perifer ke jantung dan paru-paru. Inilah yang meningkatkan curah
jantung yangselanjutnya meningkatkan tekanan darah.Posisi yang paling baik
untuk dilakukan pengukuran tekanan darah adalah posisi berbaring. Mengapa??
Karena saat berbaring posisi jantung relatif sejajar dengan bagiantubuh yang
dilakukan pengukuran (lengan kanan ataupun kiri), sehingga tekanan padadaerah
tersebut mungkin tidak jauh berbeda dengan pompaan jantung. Sedangkan saat
posisi duduk, jantung harus memompa ke atas (secara logika lebih berat)
sehinggatekanan darah menjadi tidak stabil
2.Gangguan yang berhubungan dengan tekanan darah
a. Hipertensi
Definisi Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Wilson LM, 1995). Hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Sampai
saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi
primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan
berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor
primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres
akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada
penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif
hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat
dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan
faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi (Yogiantoro M,
2006).
Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti.
Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini
disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan
oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat
tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling
umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati.
Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko
yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang
tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis.
Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi
(Yogiantoro M, 2006).
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon, renin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua
aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik
(ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan
bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan
meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi
sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid
yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan
kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari
hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat Universitas Sumatera
Utara komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap
perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas vaskuler,
volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung,
elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial
dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam
diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi.
Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang dari hipertensi yang
kadangkadang muncul menjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode
asimtomatik yang lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi
dengan komplikasi, dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil,
jantung, ginjal, retina dan susunan saraf pusat.
b.Hipotensi
Hipotensi ialah jika seseorang memiliki tekanan darah di bawah 90/60, sedangkan
jika tekanan darah di atas 140/90 maka orang tersebut menderita hipertensi.
1. Gejala Hipotensi
Tidak semua yang mengalami hipotensi akan merasakan gejala. Kondisi hipotensi
juga tidak selalu memerlukan perawatan. Namun jika tekanan darah cukup
rendah, kemungkinan besar bisa menimbulkan gejala-gejala seperti berikut ini.
Jantung berdebar kencang atau tidak teratur.
Pusing.
Lemas.
Mual.
Pingsan.
Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah.
Pandangan buram.
Jika mengalami gejala hipotensi, sebaiknya Anda segera duduk atau berbaring,
minum air putih, dan menghentikan semua kegiatan yang sedang Anda lakukan.
Gejala biasanya akan segera hilang setelah beberapa saat.
2. Penyebab Hipotensi
Ada banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah seseorang rendah, seperti
faktor usia, pengobatan, dan kondisi cuaca.
Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang
sedang relaks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah
yang lebih rendah. Selain itu jika Anda baru saja makan, tekanan darah juga bisa
menurun karena banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan
untuk mencerna dan menyerap makanan.
Tekanan darah pada siang dan malam hari pun berbeda. Biasanya pada siang hari
tekanan darah akan meningkat, dan malam harinya akan lebih rendah.
Hipotensi bisa diakibatkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, beberapa di
antaranya adalah:
Hipotensi ortostatik. Gejala hipotensi ortostatik biasanya muncul saat
Anda berubah posisi secara tiba-tiba. Seseorang dengan hipotensi
ortostatik mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 15-30
mm Hg ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
Dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat tubuh kekurangan cairan dan bisa
disebabkan oleh kurang minum, puasa atau diare.
Efek samping pengobatan. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan
tekanan darah
Anemia. Anemia menyebabkan jumlah sel darah merah berada di bawah
normal. Salah satu gejala anemia adalah tekanan darah rendah.
Ketidakseimbangan hormon. Penyakit seperti diabetes atau penyakit
Addison menyebabkan gangguan produksi hormon. Hal ini bisa
berdampak pada keseimbangan kadar air dan mineral tubuh, serta tekanan
darah.
Syok dan cedera serius. Jika Anda mengalami cedera serius dan terkena
syok misalnya akibat pendarahan yang hebat, tekanan darah akan menurun
drastis.
Kehamilan. Tekanan darah pada wanita hamil biasanya lebih rendah
karena sistem peredaran darahnya yang berkembang dengan cepat.
3. Diagnosis Hipotensi
Mengukur tekanan darah merupakan cara yang tepat dan mudah untuk
mendiagnosis hipotensi. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan
sebelum mengukur tekanan darah untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan
darah yang tepat.
Mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil.
Istirahat minimal 5 menit.
Dilakukan sambil duduk dan tidak sambil bicara.
Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa cara atau tes lain untuk
mendiagnosis penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu, dan
sekaligus menentukan perawatan yang tepat, yaitu:
Elektrokardiogram (EKG). Tes ini bertujuan mendeteksi keabnormalan
struktur jantung, masalah suplai oksigen dan darah ke otot jantung, serta
detak jantung yang tidak teratur.
Ekokardiogram. Tes ini menggunakan gelombang suara
menghasilkan gambar struktur jantung dan memeriksa fungsinya.
Tes latihan stres. Tes ini dilakukan dengan cara membuat jantung bekerja
lebih keras agar lebih mudah mendiagnosis tekanan darah. Bisa dilakukan
dengan berjalan ditreadmill.
Tes darah. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan
jika pasien mengalami anemia atau diabetes.
untuk
4. Perawatan Hipotensi
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko hipotensi, yaitu
membatasi konsumsi minuman keras dan minum air putih yang banyak. Bagi
Anda yang menyukai minuman berkafein, hindari minuman yang mengandung
nutrisi tersebut di malam hari.
Mengenai pola makan, lebih sering mengonsumsi makanan dalam porsi kecil
lebih baik dibandingkan mengonsumsi makanan dalam porsi besar dengan
frekuensi lebih jarang. Selain itu, meningkatkan asupan garam juga bisa
mencegah hipotensi.
Penderita hipotensi juga dianjurkan untuk menghindari berdiri untuk jangka
waktu lama. Terutama bagi penderita hipotensi ortosatik, ketika berdiri dari posisi
duduk atau berbaring, lakukan secara perlahan-lahan.
Jika Anda mengonsumsi obat yang mungkin menyebabkan efek samping
hipotensi, dokter bisa mengubah dosis obat tersebut atau memberikan alternatif
lain.
Pengobatan untuk hipotensi harus dilakukan berdasarkan penyebab dasarnya.
Obat untuk mengatasi hipotensi biasanya diberikan untuk menambah jumlah
darah atau mempersempit arteri agar tekanan darah meningkat.
Jika Anda sedang menjalani pengobatan, periksakan tekanan darah secara rutin.
Dan jika Anda mengalami efek samping, segera temui dokter. Begitu pula pada
kondisi hipotensi Anda yang tidak kunjung reda atau tidak menghilang,
periksakan diri Anda di instansi kesehatan terdekat.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tekanan
darah
yaitu,
aktivitasfisik, jeniskelamin, usia, kesehatan, dll
Pengukuran tekanan darah dapat menggunakan metodetidak langsung
dengan
auskultasi
dan
palpasi
yang
bisa
menggunakanspigmomanometer (manual atau digital) dan stetoskop.
Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adany
a vasodilatasidi otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada
organ-organ.
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah setelah praktikum lebih
tinggi dibandingkan saat berdiri, tekanan darah saat berdirilebih tinggi
daripada saat duduk, saat duduk tekanan darah lebih tinggi dari pada
berbaring
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg
Hipotensi ialah jika seseorang memiliki tekanan darah di bawah 90/60.
B.Saran
Kita harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tekanan
darah agar terhindar dari gangguan pada tekanan darah seperti hipertensi dan
hipotensi.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/58582610/PENGUKURAN-TEKANANDARAH#scribd
(Diakses pada 17 Mei : 09.15 WIB)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24772/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses pada 17 Mei : 09.30 WIB)
https://www.academia.edu (Diakses pada 17 Mei : 09.48 WIB)
http://www.scribd.com (Diakses pada 17 Mei : 09.55 WIB)
http://www.sentra-edukasi.com (Diakses pada 17 Mei : 10.04 WIB)
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
TEKANAN DARAH PADA MANUSIA
Dosen : Elly Wardani
Disusun oleh :
Ahmad Sodiq Saputra
Aulia Husnul Amalia
Nuroh
Ridha Faiqoh Fauziyah
Yosi Nur Oktaviyanti
(1404015010)
(1404015048)
(1404015264)
(1404015301)
(1404015387)
Kelas : 2J
Kelompok : 4
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
JAKARTA
2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktifitas fisik, dimana akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika berisitirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur dimalam hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
melihat seseorang yang memeriksa tekanan darahnya dengan menggunakan
sebuah alat yang bernama Tensimeter, dari pengukuran tersebut akan didapatkan
hasil yaitu systole per diastole. Naik turunnya gelembung tekanan darah seirama
dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri. Tekanan
darah memuncak pada saat jantung memompa.Inidinamakan sistole, dan menurun
sampai pada tekanan terendah yaitu saat jantungtidak memompa (rileks) atau
sering disebut juga dengan diastole.Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang
dialami darah pada pembuluharteri darah ketika darah di pompa oleh jantungke
seluruh anggota tubuhmanusia.Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran dan biasanya diukurseperti berikut - 120 /80 mmHg.Nomor atas (120)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut
tekanan sistole. Nomor bawah(80)
menunjukkan
tekanan
saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebuttekanan diastole.Saat
yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat anda istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan
luasdinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup
tinggi untukmenghasilkan daya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu
tinggi yang dapatmenimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung.Tekanan sistol
adalah
tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa kedalam pemb
uluh
tersebut selama kontraksi ventrikel.Sedangkan tekanan diastol adalah
tekananterendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir keluar pembuluhpembuluhhilir tersebut sewaktu relaksasi ventrikel. Tekanan arteri ini akan
berubah tergantung pada volume darah dalam pembuluh dan daya regang dinding
pembuluh darah.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secaralangsung
dan tidak langsung. Secara langsung dengan memasukkan kanula
kedalam pembuluh darah arteri dan dimonitor dengan alat pendeteksi tekanan dara
hnya.Caraini tidak lazim digunakan karena tidak mudah pelaksanaannya.Cara
tidak langsungdengan menggunakan alat sphygmomanometer, yang lebih nyaman
dan mudahdilakukan setiap saat.
B. Permasalahan Praktikum
1. Bagaimana dan apa yang menyebabkan perbedaan tekanan darah saat
posisi berdiri, duduk dan berbaring?
2. Bagaimana dan apa yang menyebabkan perbedaan tekanan darah saat
otot bekerja dan otak bekerja?
3. Bagaimana cara pengukuran tekanan darah?
4. Apa saja yang mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis?
C. Tujuan Praktikum
a. Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi
dan palpasi
b. Mengukur tekanan darah brachialis pada berbagai posisi
c. Mengetahui macam-macam cara pengukuran tekanan darah
d. Mengetahui beberapa factor yang dapat mempengaruhi tekanan
darah secara fisiologis.
D. Manfaat Praktikum
1. Dapat mengetahui perbedaan dan faktor yang menyebabkan perbedaan
tekanan darah saat berdiri, duduk, dan berbaring
2. Dapat mengetahui perbedaan dan faktor yang menyebabkan tekanan
darah saat otot bekerja dan otak bekerja
3. Dapat mengetahui macam-macam cara pengukuran tekanan darah
4. Dapat mengetahui beberapa factor yang dapat mempengaruhi tekanan
darah secara fisiologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TEORI DASAR
2.1 Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding
arteri.Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut
tekanan sistolik.Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi
saat jantung beristirahat.Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai
rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa
normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90.Rata-rata tekanan darah
normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001). Menurut Hayens
(2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh
darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam
proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai
tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang
memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Sementara itu
Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan
milimeter air raksa (mmHg).
Tekanan darah adalah pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator
dalam menilai fungsi kardiovaskuler.tekanan maksimum pada dinding
arteria yang terjadi ketika bilik kiri jantung menymprotkan darah klep
aortik yang terbuka kedalam aorta disebut sebagai tekanan sistolik.
(alimul aziz,2009) Tekanan darah adalah tekanan yang di timbulkan
oleh dinding arteri.Tekanan puncak terjadi saat pentrikel berkontraksi
yang di sebut tekanan sistol.
Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung
beristirahat.Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio
tekanan sistolik terhadap diastolik dengan nilai dewasa normalnya
berkisar 100/60 – 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 mmHg ( smeltzer dan bare, 2001 )
Tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh
darah.Organ jantung dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang
elastis dan ketahanan yang kuat.Sementara itu Palmer (2007)
menyatakan tekanan darah di ukur dalam satuan milimeter ari raksa
(mmHg).
Tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan darah yang mendesak
suatu unit area dinding pembuluh darah, dan ini biasanya diukur pada
arteri.Karena jantung secara ritmik berkontraksi dan relaksasi, maka
hasil aliran darah secara ritmik juga mengalir ke dalam arteri,
menyebabkan tekanan darah naik turun pada setiap denyutan.Jantung
merupakan sebuah organ yang sangat vital bagi tubuh makhluk hidup
dan merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot-otot
jantung.Jantung mempunyai bentung seperti jantung pisang.Siklus
jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama
peredaran darah. Siklus hjantung terdiri dari 2 gerakan, yaitu
Konstriksi (systole) selama 0,3 detik dan Pengendoran (diastole)
selama 0,5 detik.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Seseorang
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang tekanan darah
ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor
patologis.Faktor fisiologis ialah faktor yang berkaitan langsung
terhadap kondisi jantung.Sedangkan faktor patologis adalah faktor
yang berhubungan dengan kondisi tubuh secara fisik.
1. Faktor fisiologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu, :
a.Kelenturan dinding arteri
b.Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi
tekanan darah
c.Kekuatan gerak jantung
d.Viscositas darah, semakin besar viskositas maka semakin besar
pula resistensi terhadap aliran
e.Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah
meningkat
f.Kapasitas pembuluh darah, semakin besar kapasitas pembuluh
darah maka semakin tinggi tekanan darah.
2. Faktor patologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu, :
a.Posisi tubuh, baroresepsor akan merespon saat tekanan darah
turun dan akan berusaha menstabilkan tekanan darah
b. Aktifitas fisik, aktifitas fisik membutuhkan energy sehingga
butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan
darah naik)
c.Temperature,
menggunakan
system
rennin-angiotensin
vasokonstriksi perifer. Temperature pun dapat berkaitan dengan
aktifitas, suhu yang tinggi diakibatkan karena aktifitas yang banyak
ssedangkan suhu yang rendah dikarenakan aktifitas yang
cenderung ringan
d.Usia, semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan
darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh
darah
e.Jenis kelamin, wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah
karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga
butuh O2 lebih untuk pembakaran. Sedangkan pria yang memiliki
banyak aktifitas pun cenderung memiliki tekanan darah yg lebih
tinggi
f.Emosi, emosi akan menaikkan tekanan darah karena pusat
pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikkan
tekanan darah. Emosi akan memicu kerja hormone adrenalin,
adrenalin pria lebih tinggi karena dipengaruhi oleh syaraf
parasimpatis.
g.Makanan, makanan dapat menjadi pemicu tekanan darah yang
tinggi, diantaranya makanan yang mengandung garam (NaCl).
Garam akan mempengaruhi retensi Na+ dalam darah sehingga
dapat menyebabkan penumpukkan Na+ dalam darah.
h.Hormon, hormon renin yang terdapat dalam ginjal memiliki
peranan untuk merangsang pengeluaran angiotensin yang
kemudian akan mempengaruhi rangsangan vasokonstriksi
(penyempitan pembuluh darah).
Berdasarkan faktor faktor yang telah dijelaskan diatas maka dapat
ditarik hipotesa bahwa tekanan darah seseorang dapat diketahui
berdasarkan faktor patologisnya. Jika seseorang yang terbiasa
memiliki aktifitas banyak maka akan memiliki tekanan darah yang
tinggi sedangkan sebaliknya jika seseorang memiliki aktifitas yg
sedikit tekanan darahnya pun akan cenderung menunjukkan angka
normal.
Menghindari Kesalahan Dalam Pengukuran Tekanan Darah
1.Hindari makan, merokok dan semua kegiatan 30 menit sebelum
pengukuran.
2.Stress juga dapat menyebabkan tekanan darah yang tinggi.
3.Hindari penggunaan pakaian yang ketat, terutama pada bagian
lengan.
a.Duduk yang nyaman dan letakkan lengan anda dekat dan sejajar
dengan posisi jantung.
b.Tarik nafas dalam-dalam 5 sampai 6 kali sebelum pengukuran.
c.Jangan bergerak atau bicara selama pengukuran.
d.Istirahatkan 5 sampai 10 menit antara pengukuran pertama dan
selanjutnya.
e.Simpanlah pengukuran tekanan darah Anda untuk selanjutnya
silahkan
konsultasikan dengan dokter Anda. Untuk hasil
yang baik, cobalah pengukuran dilakukan pada jam-jam yang
sama setiap harinya (indocoreperkasa, 2006)
2.4 Alat Pengukur Tekanan Darah
Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang
ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah
alat
pengukuran
tekanan
darah
sering
juga
disebut
Sphygmomanometer
. Sejak itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai
standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter
atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai
pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi
lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi
perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa
masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern.Para
dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka
kepada tensimeter air raksa ini. Sphygmomanometer terdiri dari
sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang
terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip
jarum stopwatch atau air raksa.
Berikut gambar Sphygamomanometer
Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah
1.Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff ) pada
lengan atas.
2.Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
3.Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan
udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan
pembuluh darah lengan (
brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
4.Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar
sumbat udara.
5.Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal
yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan,
kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat
stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang
ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
6.Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang
terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut
tekanan diastolik. Selain alat ukur tekanan darah secara manual seperti
di atas, ada juga sphygmomanometer digital yang bekerja otomatis.
Tekanan darah akan tampil di layar setelah sphygmomanometer digital
selesai mengukur tekanan darah.
2.5 Tempat Pengukuran Tekanan Darah
Tempat pengukuran tekanan darah berikut adalah tempat dimana
pengukuran tekanan darah pada manusia :
1.Arteri brakial : arteri yang terletak di siku bagian dalam.
2.Arteri popliteal : arteri yang terletak di belakang lutut.
3.Arteri radial : arteri yang terletak pada pergelangan tangan yang
sejajar dengan ibu jari.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat
1.Stetoskop
2.Sphygmomanometer air raksa
3.Sphygmomanometer jarum
4.Alat Tulis
Bahan
1.Manset Sphygamomanometer
B. Prosedur Kerja
1. Cara memasang manset yang benar
a. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehingga tidak
terlilit manset.
b. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm diatas fossa cubiti.
c. Pipa karet jangan menutupi fossa cubiti .
d. Manset diikat dengan cukup ketat .
e. Stetoskop diafragma terletak tepat diatas denyut arteri brachialis.
2 . Posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang benar
a. Posisi duduk: Praktikan berada pada posisi duduk dengan tenang
selama 2-3 menit tanpa memikirkan hal yang berat- berat. Pasang
manset pada lengan kanandan catat lah tekanan darah nya
b. Posisi berdiri: Praktikan berada pada posisi berdiri selama 2-3 menit
tanpamemikirkan hal yang berat- berat. Pasang manset pada lengan
kanan dancatat lah tekanan darah nya
c. Posisi berbaring: Praktikan berada pada posisi berbaring selama 10
menit tanpamemikirkan hal yang berat - berat. Pasang manset pada
lengan kanan dancatat lah tekanan darah nya
3 . Cara Kerja Otot dan Otak
a.
Kerja otot: Praktikan melakukan gerak badan selama 1 menit
(seperti push up) ,tetapkan tekanan darahnya dalam sikap duduk
segera mungkin setelah melakukan aktivitas gerak badan tersebut
b. Kerja otak : Praktikan dibiarkan memikirkan sesuatu yang agak
berat , dan tetapkan tekanan darahnya dalam posisi duduk .
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
1. Hasil tekanan darah pada berbagai macam posisi
No
.
Nama
Mahasiswa/i
Berdiri
Duduk
1.
Haikal
P
130
P
120
2.
Balya
150
3.
Esa Putri
100
4.
Aulia Husnul
130
5.
Sovi Anggara
120
A
130/8
3
150/7
0
100/6
0
130/9
0
120/9
0
110
100
120
120
Berbaring
A
P
120/8 118
0
110/90 80
A
118/80
100/7
0
120/8
0
120/8
0
80
80/50
115
115/75
100
100/8
0
80/70
2. Hasil tekanan darah pada kerja otak dan otot
No
.
Nama Mahasiswa/i
Otak
1.
Haikal
P
132
2.
Balya
140
3.
Esa Putri
120
4.
Aulia Husnul
135
5.
Sovi Anggara
130
Otot
A
132/9
0
140/8
0
120/8
0
135/9
0
130/8
0
P
139
A
139/95
150
150/110
125
125/80
140
140/95
135
135/90
BAB V
PEMBAHASAN
1. Tekanan darah pada berbagai posisi dan aktifitas
a.Berbaring
Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikitdibandingka
n saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka
efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah
mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darahyang kembali ke
jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap
denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk
memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akanmenjadi lebih sedikit.Pada
posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpaharus
melawan kekuatan gravitasi.
b.Duduk
`Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal
inidikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang
dansinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju
keotot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen
Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan
seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan
vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi
jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut
refleks kompresi abdomen (Guyton dan Hall, 2002 dalam Anggita, 2012). Pada
beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya dari
berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan
pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah
yang cukup ke otak.Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi
berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung karena efek
gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.
c.Berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yangkembali
ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya
peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk
atau berbaring keposisi berdiri.Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml
darah pada pembuluh ”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi
sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang
lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan
volume cairanantar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa
bergerak makakerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30
mmHg dan alir balik vena cukup (Ganong, 2002). Pada posisi berdiri,
pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total
dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang
kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan
kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh
bagian tubuh. Darah beredar keseluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung
begitu seterusnya. Darah sampai kekaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada
tekanan yang mengalirkannya.Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna
mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada
katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup,
maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja
atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang,
memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut
berkurang. Banyaknya darah yang dikeluarkan jantung itu menimbulkan tekanan,
bila berkurang maka tekanannyamenurun. Tekanan darah berkurang akan
menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri
darah yang kembali ke jantung sedikit.Volume jantung berkurang maka darah
yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002)
d.Otak
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen (Smeltzer & Bare,
2001). Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Smeltzer
& Bare, 2001). Pada saat bersamaan, sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi
epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh
darah. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi (Smeltzer &
Bare, 2001).
e.Otot
Kerja otot sangat berpengaruh terhadap besarnya tekanan darah seseorang,
terutama yang sehabis beraktivitas. Ketika kita beraktivitas maka otot-otot akan
saling berkontraksi.Dalam proses kontraksi, otot memerlukan banyak suplai
oksigen untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Darah sebagai media yang
bertujuan untuk menyuplai O2 harus segera memenuhinya. Oleh karena itu, curah
jantung akan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan darah dan selanjutnya akan
meningkatakan aliran darah. Selain itu, perangsangimpuls simpatis menyebabkan
vasokonstriktor pembuluh darah pada tubuh kecuali padaotot yang aktif, terjadi
vasodilatasi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah meningkat setelah
melakukan aktifitas fisik. Selain itu otot-otot yang sedang berkontraksimenekan
pembuluh darah di seluruh tubuh. Akibatnya terjadi pemindahan darah dari
pembuluh perifer ke jantung dan paru-paru. Inilah yang meningkatkan curah
jantung yangselanjutnya meningkatkan tekanan darah.Posisi yang paling baik
untuk dilakukan pengukuran tekanan darah adalah posisi berbaring. Mengapa??
Karena saat berbaring posisi jantung relatif sejajar dengan bagiantubuh yang
dilakukan pengukuran (lengan kanan ataupun kiri), sehingga tekanan padadaerah
tersebut mungkin tidak jauh berbeda dengan pompaan jantung. Sedangkan saat
posisi duduk, jantung harus memompa ke atas (secara logika lebih berat)
sehinggatekanan darah menjadi tidak stabil
2.Gangguan yang berhubungan dengan tekanan darah
a. Hipertensi
Definisi Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Wilson LM, 1995). Hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Sampai
saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi
primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan
berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor
primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres
akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada
penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif
hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat
dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan
faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi (Yogiantoro M,
2006).
Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti.
Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini
disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan
oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat
tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling
umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati.
Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko
yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang
tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis.
Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi
(Yogiantoro M, 2006).
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon, renin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua
aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik
(ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan
bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan
meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi
sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid
yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan
kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari
hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat Universitas Sumatera
Utara komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap
perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas vaskuler,
volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung,
elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial
dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam
diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi.
Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang dari hipertensi yang
kadangkadang muncul menjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode
asimtomatik yang lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi
dengan komplikasi, dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil,
jantung, ginjal, retina dan susunan saraf pusat.
b.Hipotensi
Hipotensi ialah jika seseorang memiliki tekanan darah di bawah 90/60, sedangkan
jika tekanan darah di atas 140/90 maka orang tersebut menderita hipertensi.
1. Gejala Hipotensi
Tidak semua yang mengalami hipotensi akan merasakan gejala. Kondisi hipotensi
juga tidak selalu memerlukan perawatan. Namun jika tekanan darah cukup
rendah, kemungkinan besar bisa menimbulkan gejala-gejala seperti berikut ini.
Jantung berdebar kencang atau tidak teratur.
Pusing.
Lemas.
Mual.
Pingsan.
Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah.
Pandangan buram.
Jika mengalami gejala hipotensi, sebaiknya Anda segera duduk atau berbaring,
minum air putih, dan menghentikan semua kegiatan yang sedang Anda lakukan.
Gejala biasanya akan segera hilang setelah beberapa saat.
2. Penyebab Hipotensi
Ada banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah seseorang rendah, seperti
faktor usia, pengobatan, dan kondisi cuaca.
Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang
sedang relaks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah
yang lebih rendah. Selain itu jika Anda baru saja makan, tekanan darah juga bisa
menurun karena banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan
untuk mencerna dan menyerap makanan.
Tekanan darah pada siang dan malam hari pun berbeda. Biasanya pada siang hari
tekanan darah akan meningkat, dan malam harinya akan lebih rendah.
Hipotensi bisa diakibatkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, beberapa di
antaranya adalah:
Hipotensi ortostatik. Gejala hipotensi ortostatik biasanya muncul saat
Anda berubah posisi secara tiba-tiba. Seseorang dengan hipotensi
ortostatik mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 15-30
mm Hg ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
Dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat tubuh kekurangan cairan dan bisa
disebabkan oleh kurang minum, puasa atau diare.
Efek samping pengobatan. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan
tekanan darah
Anemia. Anemia menyebabkan jumlah sel darah merah berada di bawah
normal. Salah satu gejala anemia adalah tekanan darah rendah.
Ketidakseimbangan hormon. Penyakit seperti diabetes atau penyakit
Addison menyebabkan gangguan produksi hormon. Hal ini bisa
berdampak pada keseimbangan kadar air dan mineral tubuh, serta tekanan
darah.
Syok dan cedera serius. Jika Anda mengalami cedera serius dan terkena
syok misalnya akibat pendarahan yang hebat, tekanan darah akan menurun
drastis.
Kehamilan. Tekanan darah pada wanita hamil biasanya lebih rendah
karena sistem peredaran darahnya yang berkembang dengan cepat.
3. Diagnosis Hipotensi
Mengukur tekanan darah merupakan cara yang tepat dan mudah untuk
mendiagnosis hipotensi. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan
sebelum mengukur tekanan darah untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan
darah yang tepat.
Mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil.
Istirahat minimal 5 menit.
Dilakukan sambil duduk dan tidak sambil bicara.
Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa cara atau tes lain untuk
mendiagnosis penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu, dan
sekaligus menentukan perawatan yang tepat, yaitu:
Elektrokardiogram (EKG). Tes ini bertujuan mendeteksi keabnormalan
struktur jantung, masalah suplai oksigen dan darah ke otot jantung, serta
detak jantung yang tidak teratur.
Ekokardiogram. Tes ini menggunakan gelombang suara
menghasilkan gambar struktur jantung dan memeriksa fungsinya.
Tes latihan stres. Tes ini dilakukan dengan cara membuat jantung bekerja
lebih keras agar lebih mudah mendiagnosis tekanan darah. Bisa dilakukan
dengan berjalan ditreadmill.
Tes darah. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan
jika pasien mengalami anemia atau diabetes.
untuk
4. Perawatan Hipotensi
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko hipotensi, yaitu
membatasi konsumsi minuman keras dan minum air putih yang banyak. Bagi
Anda yang menyukai minuman berkafein, hindari minuman yang mengandung
nutrisi tersebut di malam hari.
Mengenai pola makan, lebih sering mengonsumsi makanan dalam porsi kecil
lebih baik dibandingkan mengonsumsi makanan dalam porsi besar dengan
frekuensi lebih jarang. Selain itu, meningkatkan asupan garam juga bisa
mencegah hipotensi.
Penderita hipotensi juga dianjurkan untuk menghindari berdiri untuk jangka
waktu lama. Terutama bagi penderita hipotensi ortosatik, ketika berdiri dari posisi
duduk atau berbaring, lakukan secara perlahan-lahan.
Jika Anda mengonsumsi obat yang mungkin menyebabkan efek samping
hipotensi, dokter bisa mengubah dosis obat tersebut atau memberikan alternatif
lain.
Pengobatan untuk hipotensi harus dilakukan berdasarkan penyebab dasarnya.
Obat untuk mengatasi hipotensi biasanya diberikan untuk menambah jumlah
darah atau mempersempit arteri agar tekanan darah meningkat.
Jika Anda sedang menjalani pengobatan, periksakan tekanan darah secara rutin.
Dan jika Anda mengalami efek samping, segera temui dokter. Begitu pula pada
kondisi hipotensi Anda yang tidak kunjung reda atau tidak menghilang,
periksakan diri Anda di instansi kesehatan terdekat.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tekanan
darah
yaitu,
aktivitasfisik, jeniskelamin, usia, kesehatan, dll
Pengukuran tekanan darah dapat menggunakan metodetidak langsung
dengan
auskultasi
dan
palpasi
yang
bisa
menggunakanspigmomanometer (manual atau digital) dan stetoskop.
Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adany
a vasodilatasidi otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada
organ-organ.
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah setelah praktikum lebih
tinggi dibandingkan saat berdiri, tekanan darah saat berdirilebih tinggi
daripada saat duduk, saat duduk tekanan darah lebih tinggi dari pada
berbaring
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg
Hipotensi ialah jika seseorang memiliki tekanan darah di bawah 90/60.
B.Saran
Kita harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tekanan
darah agar terhindar dari gangguan pada tekanan darah seperti hipertensi dan
hipotensi.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/58582610/PENGUKURAN-TEKANANDARAH#scribd
(Diakses pada 17 Mei : 09.15 WIB)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24772/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses pada 17 Mei : 09.30 WIB)
https://www.academia.edu (Diakses pada 17 Mei : 09.48 WIB)
http://www.scribd.com (Diakses pada 17 Mei : 09.55 WIB)
http://www.sentra-edukasi.com (Diakses pada 17 Mei : 10.04 WIB)
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
TEKANAN DARAH PADA MANUSIA
Dosen : Elly Wardani
Disusun oleh :
Ahmad Sodiq Saputra
Aulia Husnul Amalia
Nuroh
Ridha Faiqoh Fauziyah
Yosi Nur Oktaviyanti
(1404015010)
(1404015048)
(1404015264)
(1404015301)
(1404015387)
Kelas : 2J
Kelompok : 4
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
JAKARTA
2015