Implementasi Pendidikan Akhlak pada Anak

Implementasi Pendidikan Akhlak pada Anak dalam Keluarga di Desa
Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat
Oleh :
Ahmad Luviadi
Abstrak
Berdasarkan hasil pra survey di lapangan menunjukkan
bahwa, masih banyak anak yang tidak menerapkan akhlak yang terpuji
seperti : kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pribadinya, tidak
berani dalam melakukan kebaikan, malas dalam mempelajari kajiankajian ilmu agama, malas dalam melakukan ibadah, kurang sopansantun terhadap orang tua, kurangnya ramah-tamah kepada sesama
teman dan terkadang masih melakukan pelanggaran

Berdasarkan kondisi itu, peneliti merasa tertarik untuk
meneliti lebih lanjut permasalahan tersebut. Rumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah : "Bagaimana
Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Anak Dalam Keluarga
Di Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir
Barat?". Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
mendeskripsikan implementasi pendidikan akhlak pada anak
dalam keluarga di desa Walur Kecamatan Pesisir Utara
Kabupaten Pesisir Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan

analisis deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah
kepala keluarga degan jumalh sampel 10 orang dan anak-anak
remaja dengan jumlah sampel 11 anak di desa Walur Kecamatan
Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat. Adapun metode
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif
dilakukan pada saat proses pengumpulan data berlangsung.
Teknik analisis data yang dikemukakan mencakup tiga kegiatan,
yaitu : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di Desa Walur
Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat sudah maksimal, hal
ini dapat dilihat dari indikasi dalam tingkah laku anak-anak yang
memiliki sifat berani, bertanggung jawab, sopan-santun, ramah dan

60

rajin ibadah. Indikasi di atas sesuai dengan hasil observasi dan
interview yang dilakukan pada saat penelitian.
Kata Kunci : Anak Dalam Keluarga, Implementasi Pendidikan

Akhlak
A. Pendahuluan

Pendidikan

merupakan

bagian

yang

tidak

dapat

dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidik dalam
pendidikan Islam adalah setiap orang dewasa yang karena
kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya
dan orang lain.1 Tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup.
Secara umum dalam Al-Qur’an dinyatakan :

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S
adz-Dzariyat ayat 56).2
Islam sebagai agama memuat seperangkat nilai yang
menjadi acuan pemeluknya dalam berperilaku. Aktualisasi nilai
yang benar dalam bentuk perilaku akan berimplikasi pada
kehidupan yang positif, pahala dan surga, sedangkan praktik
nilai yang salah akan berimplikasi pada kehidupan yang negatif,
dosa dan neraka.3
Proses pendidikan sudah dimulai semenjak anak dalam
kandungan yaitu masa perkembangan anak sebelum lahir dan
masih berada dalam kandungan ibu. Masa ini dimulai semenjak
1

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013),

h.102
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang:
Asy-Syifa’, 1999), h.862
3

Ramayulis, Op.Cit., h. 504
2

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

Basri hal 59-81

61

periode konsepsi (pertemuan antara sperma dan ovum), proses
ini berkembang sampai anak itu lahir ke dunia yang memakan
waktu lebih kurang sembilan bulan.4
Akhlak adalah suatu istilah tentang bentuk batin yang
tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat
(bertingkah laku), bukan karena suatu pemikiran dan bukan pula
karena suatu

pertimbangan.5 Menurut pendapat yang lain

mendefinisikan khuluq/akhlak adalah “suatu kondisi jiwa yang

menyebabkan suatu aktivitas dengan tanpa dipikirkan atau
dipertimbangkan terlebih dahulu.6
Pengajaran Akhlak berarti pengajaran tentang bentuk
batin seseorang yang kelihatan pada tindak-tanduknya (tingkah
lakunya). Dalam pelaksanaannya, pengajaran ini bebari proses
kegiatan belajar-mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang
diajar berakhlak baik. Artinya orang atau anak memiliki bentuk
batin yang baik menurut ukuran nilai ajaran Islam; dan bentuk
batin ini hendaknya kelihatan dalam tindak-tanduknya seharihari. Dalam bentuk yang sederhana ini dapat dikatakan
berkahlak baik terpuji menurut ajaran agama Islam.7
Langkah pertama untuk pembentukan manusia adalah
keluarga. Keluarga merupakan pondasi pertama pendidikan.
Keluarga menjadi tempat untuk membina seseorang. Karena
4

Ibid, h.143
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 68
6
Ramayulis, Op.Cit., h.511

7
Zakiah Daradjat, Op.Cit., h. 70
5

62

itulah, metode yang harus ditempuh dalam pendidikan moral
dalam Islam harus dimulai sejak dini. Ketika seorang anak
beralih dari fase lingkungan keluarga ke fase lingkungan
pendidikan di sekolah, pada saat itulah pengaruh-pengaruh
sekolah dan masyarakat yang lebih luas mulai efektif berlaku
dalam

mengembangkan

sistemnya

yang

bersifat


kepribadiannya
moral

dan

maupun

membentuk

sosial.

Untuk

menciptakan manusia yang berakhlak mulia, Islam mengajarkan
bahwa pembinaan jiwa haruslah didahulukan dari pada
pembinaan pada aspek-aspek lain karena dari jiwa yang baik
akan lahir perbuatan-perbuatan baik yang pada gilirannya akan
membuahkan kebaikan dan kebahagian pada seluruh kehidupan
manusia, lahir dan batin.8

Hubungan antara orang tua dan anak ikut memainkan
peranan penting dalam membentuk kepribadian anak, sehingga
bisa dijadikan tolok ukur yang menentukan keberhasilan atau
kegagalan suatu tingkah laku. Karena itulah, ilmu kesehatan
jiwa sangat antusias memperhatikan hal-hal yang secara lahiriah
kelihatannya sepele tetapi sebenarnya ia dapat menciptakan
hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak. Setiap
orang

mempunyai

tanggungjawab

yang

besar

terhadap

keluarganya sebagaimana Allah S.W.T. berfirman di dalam alQur’an. Firman Allah S.W.T :


8

Asmaran A.S, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 1994), h.44

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

Basri hal 59-81

63

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S at-Tahrim ayat
6).9
Berdasarkan firman Allah S.W.T. di atas, dapat dipahami

bahwa orang tua mempunyai peran yang besar dalam membina dan
mendidik anak-anaknya agar bermental yang baik, sehingga terhindar
dari perbuatan yang dapat menjerumuskan ke dalam siksa api
neraka. Ayat ini juga menjelaskan akan tanggung jawab orang tua
untuk mengasuh dan membina anak-anaknya agar kelak menjadi
manusia yang sehat jasmani dan rohaninya. Untuk memiliki jiwa yang
sehat orang tua harus mengasuh dan mendidik anaknya dengan cara
yang baik dan benar, maka tidak akan terjadi apa yang dikenal
dengan sakit mental.
Ayat di atas menjelaskan bahwa Rasulallah S.A.W., adalah
sebagai gambaran tolok ukur dalam pembinaan akhlak yang mulia
sekaligus sebagai panutan bagi umat Islam yang selalu mengharapkan
rahmat Allah S.W.T., adapun yang termasuk akhlak mulia seperti:
murah senyum, dermawan, bersikap sopan terhadap sesama, saling
tolong-menolong kepada sesama manusia, menyanyangi hewan,
menyanyangi yang lebih muda, menghormati kepada yang lebih tua,
dan mematuhi segala peraturan. Seseorang yang memiliki akhlak
mulia maka, ia akan memberikan kebaikan-kebaikan terhadap orang
9


Departemen Agama RI. Op.Cit., h. 951

64

lain. Bahkan, segala aktivitasnya akan ditiru oleh orang yang
melihatnya. Beberapa akhlak yang wajib diperhatikan dan diterapkan
oleh para orangtua dan pendidik di dalam mendidik anak-anak adalah
membiasakan mereka untuk berkahlak baik, sopan santun, dan
bergaul bersama dengan orang lain.10

Al-Qur’an adalah pondasi agama dan sumber ilmu-ilmu
Islam, al-Qur’an merupakan pedoman hidup untuk manusia,
maka

keluarga

(orangtua)

bertanggung

jawab

dalam

mengajarkan kepada anak tentang urusan-urusan agama Islam.
Adapun implementasi bentuk pendidikan akhlak pada anak yang
dilaksanakan dalam keluarga yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Pendidikan dengan keteladanan

Pendidikan dengan ibadah
Pendidikan dengan nasehat
Pendidikan dengan pengawasan
Pendidikan dengan sanksi.11
Jumlah penduduk di Desa Walur Kecamatan Pesisir

Utara

Kabupaten Pesisir Barat sebanyak 1582 jiwa dengan

Kepala Keluarga sebanyak 275 KK. Berdasarkan survey di
lapangan menunjukkan bahwa kondisi pendidikan akhlak anak
dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari hasil angket pra
survey sebagai berikut:

10

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Al-Aulad fi A l-Islam, (Jakarta :
Pustaka Azzam, 1995), h. 221
11
Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qathani, Al-Hadyu An-Nabawi fi Tarbiyah
Al-Aulad fi Dhau’ Al-Qur’an wa As-Sunnah, Terjemahan Muhammad
Muhtadi, (Solo : Zamzam, 2013), h. 125

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

65

Basri hal 59-81

Tabel 1.
Kondisi Pendidikan Akhlak Pada Anak di Desa Walur
N
Bentuk Kepribadian Anak
o
.
1 Pembentukan dengan keteladanan
seperti; menerapkan sikap jujur,
rajin
2 Pembentukan dengan pembiasaan
seperti shalat, mengaji
3 Pembentukan dengan nasehat
misalnya mematuhi nasehat orang
tua, guru dan Ustad
4 Pembentukan dengan
pendewasaan yaitu belajar
bertanggung jawab
5 Pembentukan dengan hukuman
yaitu hukuman bagi anak yang
meremehkan shalatnya.
Presentase

Selalu

Kadangkadang

Tidak
Pernah

Jml
h

3

8

9

20

6

6

8

20

5

8

7

20

3

11

9

20

5

4

11

20

22%

37%

44%

100
%

Sumber: Angket pra survey tanggal 15 Juni 2015
Berdasarkan pada tabel tersebut di atas maka dapat
diketahui bahwa dilihat dari segi kondisi kepribadian anaknya
ternyata masih kurang terbentuk secara maksimal karena
ternyata diantara anak-anak tersebut belum sepenuhnya tumbuh
kesadaran

untuk

menaati

dan

mematuhi

keseluruhan

kewajibannya dengan baik sehingga hal ini perlu untuk dicari
penyebabnya.
Berdasarkan kondisi di atas, bahwa perlu adanya
implementasi pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di
Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.

66

Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih
lanjut permasalahan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
permasalahan yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut
"Bagaimana Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Anak
Dalam Keluarga Di Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara
Kabupaten Pesisir Barat?".
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Implementasi
Pendidikan Akhlak Pada Anak Dalam Keluarga di Desa
Walur Kecamatan Pesisir Utara

Kabupaten Pesisir

Barat.
2. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1) Kegunaan secara teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih

pada

pengembangan

keilmuwan,

terutama dalam bidang pendidikan akhlak pada
anak dalam keluarga.
b) Menambah wawasan ilmu pengetahuan serta dapat
dijadikan referensi kepustakaan untuk Fakultas
Pendidikan

Agama

Isslam

terkait

teori-teori

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

Basri hal 59-81

67

tentang implementasi pendidikan akhlak pada anak
dalam keluarga.
c) Sebagai bahan informasi aktual tentang masalahmasalah kependidikan khususnya yang berkaitan
dengan akhlak
2) Kegunaan secara praktis
a) Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan
gambaran

atau

pedoman

dalam

melakukan

pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga.
b) Kampus Fakultas Pendidikan Agama Islam, hasil
penelitian ini dapat di manfaatkan oleh Universitas
Muhammadiyah Lampung sebagai masukan dan
sumbangan pemikiran untuk tercapainya tujuan
pendidikan agama Islam.
c) Masyarakat, Penelitian ini diharapakan dapat
berguna untuk masyarakat sebagai masukan agar
lebih memperhatikan pendidikan akhlak terhadap
anak

sehingga

apa

yang

direncanakan

diharapkan dapat berjalan sesuai tujuan.
D. Kerangka Pemikiran
Adapun bentuk pendidikan akhlak pada anak yang
dilaksanakan dalam keluarga yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Pendidikan dengan keteladanan
Pendidikan dengan ibadah
Pendidikan dengan nasehat
Pendidikan dengan pengawasan

dan

68

5. Pendidikan dengan sanksi.12
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
implementasi pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di
Desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat
dapat dilihat dari skema kerangka pemikiran berikut ini :
Implementasi Pendidikan Akhlak Pada
Anak Dalam Keluarga
1.
2.
3.
4.
5.

Pendidikan dengan keteladanan
Pendidikan dengan ibadah
Pendidikan dengan nasehat
Pendidikan dengan pengawasan
Pendidikan dengan sanksi

1. Anak menerapkan sikap
jujur, rajin dan berani
2. Anak rajin shalat,
mengaji dan belajar
3. Anak mematuhi nasehat
orang tua
4. Anak bersikap dewasa
dan belajar
bertanggung jawab
5. Anak bersikap disiplin
Gambar 1. Kerangka Pemikiran

12

Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qathani, Loc.Cit

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

Basri hal 59-81

69

E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah “Penelitian yang dirancang untuk memperoleh
imformasi

tentang

setatus

suatu

gejala

saat

penelitian

dilakukan.13 Dengan pendekatan deskriptif, analisis data yang
diperoleh (berupa kata-kata, gambar atau prilaku), dan tidak
dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik,
melainkan dengan memberikan paparan atau penggambaran
mengenai situasi atau kondisi yang diteliti dalam bentuk uraian
naratif.14
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Apabila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data.15

13

Fuchan A. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), h. 447
14
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), Cet 2, h. 39
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2008), h. 300

70

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Metode Interview
Metode interview yang peneliti gunakan adalah interview
yang direncanakan maksudnya adalah hal-hal yang ditanyakan
pada responden terbatas pada data-data

yang berkaitan

berkaitan dengan implementasi pendidikan akhlak anak dalam
keluarga. Metode ini penulis gunakan untuk mewawancarai
langsung

kepala

keluarga

dan

anak-anak

mengenai

implementasi pendidikan akhlak anak dalam keluarga di Desa
Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat.
b. Metode Observasi
Dalam penelitian ini digunakan observasi partisipan yaitu
penulis ikut aktif dalam kehidupan yang diobservasi, lebih
jelasnya penulis terlibat secara fisik maupun secara psikologis
dalam kehidupan anak-anak yang diteliti, kemudian penulis
melakukan pencatatan dan pengamatan terhadap gejala-gejala
dan kenyataan yang timbul atau tampak sesuai dengan
pedoman-pedoman yang ada. Seperti pengamalan ibadah shalat
sehari-hari, pergaulan anak-anak, macam-macam pergaulan,
siapa saja teman-teman dalam pergaulan. Pelaksanaan metode

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

Basri hal 59-81

71

ini digunakan untuk mengetahui lebih dekat objek yang diteliti
atau melakukan penelitian langsung terhadap lokasi penelitian.
c. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data
tentang objek penelitian

yang didokumentasikan

oleh

pemerintah desa. Disamping itu metode ini digunakan untuk
mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan kondisi obyektif
desa Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat
seperti sejarah berdirinya, jumlah penduduk, jumlah kepala
keluarga, jumlah anak-anak yang berusia antara 13-21 tahun.
4. Teknik Analisis Data
a. Reduksi data
b. Penyajian data
c. Kesimpulan dan verifikasi
F. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap
kepala keluarga dan anak remaja tentang implementasi
pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga di desa Walur,
maka selanjutnya penulis melakukan analisis

data sebagai

berikut :
1. Pendidikan dengan Keteladanan
Orang tua akan selalu memberikan teladan yang baik
kepada

anak-anaknya,

adapun

bentuk

keteladanan

yang

72

diberikan kepada mereka yaitu dengan berkata yang lemah
lembut, menjalankan ibadah terutama shalat lima waktu baik di
rumah maupun di Masjid, dengan begitu mereka tanpa
disuruhpun anak-anak mereka akan mengikuti apa yang
dilakukan orang tua mereka.
Selain di atas, ketika menjelang waktu shalat tiba orang
tua langsung mematikan TV, kemudian mengambil air wudhu
untuk menjalankan shalat wajib, dengan begitu anak-anak
mereka akan mengikuti apa yang dilakukan oleh kepala
keluarga, terkadang anak-anak tanpa disuruhpun mengambil
perlengkapan shalat untuk pergi ke Masjid di saat adzan
dikumandangkan. Pada saat adzan Magrib dikumandangkan
tampak anak-anak di Desa Walur beramai-ramai menuju ke
Masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Begitu pula
setelah selesai shalat mereka langsung mengaji di rumah pak
Ustad yang berda di kampung tersebut.
2. Pendidikan dengan Ibadah
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan beberapa anak
di desa Walur diperoleh hasil bahwa orang tua mereka selalu

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

Basri hal 59-81

73

mengajak anak-anaknya untuk melaksanakan ibadah, baik itu
ibadah wajib maupun ibadah sunah, ketika menjelang waktu
shalat orang tua mereka menyuruh anak-anaknya untuk segera
beribadah shalat, ketika bulan puasa begitu juga, orang tua
mereka menyuruh anak-anaknya untuk menjalankan ibadah
puasa, shalat tarawih dan sebagainya.
Dari hasil observasi diperoleh data bahwa anak-anak di
Desa Walur setiap jam empat sore mereka mengaji di TPQ
yang berada di Desa tersebut. Disana mereka belajar al-Qur’an,
belajar fiqh, akhlak dan lain sebagainya. Kegiatan mengaji di
TPQ juga diteruskan setelah Maghrib.
3. Pendidikan dengan Nasehat
Kepala keluarga selalu menasehati anak-anaknya agar
berbuat baik sesama manusia, mencintai yang lebih muda,
menghormati yang lebih tua dan menyegani yang sesama,
belajar yang rajin, beribadah yang istiqomah. Hal ini atas juga
dibenarkan oleh salah seorang Ustad Zamroni yang menyatakan
bahwa anak-anak yang mengaji desa Walur bukan hanya saja
mengaji al-Qur’an, akan tetapi setiap malam Kamis diisi
dengan nasehat-nasehat kepada mereka. Nasehat-nasehat yang

74

diberikan biasanya berupa nasehat untuk berbakti kepaga orang
tua, guru serta berpegang teguh dengan ajaran al-Qur’an dan
Hadist.
Kedua pernyataan di atas juga didukung dari hasil
wawancara dengan Suryani dan Dwi Qomalasari yang
mengemukakan bahwa: ketika mereka diajar oleh Pak Ustad
Zamroni mereka diberikan nasehat-nasehat agar anak-anak
menjadi anak yang solehah, begitu juga orang tua mereka
selalu memberikan nasehat agar anak-anak mereka, rajin
ibadah, rajin belajar dan sebagainya.
4. Pendidikan dengan Pengawasan
Orang tua mereka selalu mengawasi kegiatannya,
terutama ketika hari libur maupun pulang sekolah, pada hari
libur biasanya anak-anak menghabiskan waktunya untuk
bermain PS, akan tetapi orang tua mereka mengawasinya untuk
tidak lama-lama bermain PS. Hal ini juga dibenarkan oleh
Firmansyah bahwa ketika menjelang malam hari orang tua
Firmasyah mengawasinya untuk tidak bermain keluar rumah

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

Basri hal 59-81

75

saat sudah malam, Firmasyah disuruh berada di dalam rumah
untuk mengerjakan PR maupun belajar.
Pendidikan

dengan

pengawasan

seorang

ayah

mengawasi anak-anaknya dalam sesmua sisi dan pada seluruh
tingkah laku mereka. Harus ada pengawasan. Ayah meluruskan
tingkah laku yang bengkok dengan yang bijak. Berdasarkan
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa, implementasi
pendidikan akhlak anak dalam keluarga dilakukan bukan hanya
di rumah saja, akan tetapi di luar rumah pun tetap dilakukan.
5. Pendidikan dengan Sanksi
Orang tua memberikan hukuman kepada anaknya
apabila melakukan kesalahan, orang tuanya menyuruh anaknya
membersihkan seluruh halaman rumah. Hal ini sesuai hasil dari
wawancara dengan Ibu Asih yang menyatakan bahwa anak
yang melakukan kesalahan maka diberikan sanksi dengan
pukulan yang tidak keras dengan tujuan agar mereka tidak
mengulangi kesalahan itu lagi.
Hukuman merupakan salah satu bentuk motivasi jalan

76

pintas. Berbeda dengan motivasi semisal memberi hadiah dan
pujian, hukuman lebih bersifat sebagai tekanan bahkan
cenderung terkesan paksaan. Dengan hukuman, orang tua
mengharap anak didiknya mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik.
G. Simpulan dan Saran
Simpulan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.

Pendidikan dengan keteladanan, dalam hal ini orang tua
telah memberikan pendidikan akhlak kepada anak-anaknya
melalui keteladanan sehingga anak mereka memiliki sikap
berani, sopan, ramah dan bertanggung jawab.

2.

Pendidikan dengan ibadah, orang tua mengajarkan praktek
ibadah terhadap anaknya seperti shalat, mengajarkan
mengaji agar fasih dalam membaca al-Qur’an.

3.

Pendidikan dengan nasehat, orang tua memberikan nasehat
yang baik kepada abak-anaknya agar berbuat baik sesama
teman, menghormati sesama.

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

4.

Basri hal 59-81

77

Pendidikan dengan pengawasan, orang tua mengawasi
pergaulan anak-anaknya baik di rumah maupun di luar
rumah.

5.

Pendidikan dengan sanksi, orang tua memberikan sanksi
bagi anak yang melakukan kesalahan.

Berdasarkan hasil dan simpulan dari penelitian ini, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1.

Kepada pihak keluarga agar dapat lebih memberikan
perhatian serta meluangkan waktu terutama dalam hal
pendidikan akhlak anak-anaknya.

2.

Diharapkan kepada anak-anak agar dapat mengindari halhal yang menyebabkan rendahnya nilai akhlak, dengan cara
menerapkan pendidikan yang diberikan oleh orang tua
mereka maupun para pemuka agama.

3.

Diharapkan kepada pihak pemerintahan desa Walur untuk
memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan oleh anak-anak
untuk menunjang meningkatkan akhlak yang Islami.

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam,
Jakarta: Pustaka Azzam,
1995
Abuddin Nata , Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009
, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Wali Pers, 2009
Agus Pahrudin, Pedoman Penulisan Skripsi, Bandar Lampung:
Universitas Muhammadiyah Lampung, 2009
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 1994
Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Sholeh, Bandung: Mizan,
1998
Baihaqi, A.K., Mendidik Anak dalam Kandungan Menurut
Ajaran Paedagogis Islami, Jakarta: Darul Ulum Press,
2001
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 2008
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metode Penelitian, Jakarta:
Bumi Aksara 1997
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya,
Semarang: Asy-Syifa’,
1999
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta:
Raja Grafindo
Persada, 2010
Fuchan

A. Pengantar Penelitian
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Dalam
2004

Pendidikan,

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

Basri hal 59-81

79

Hary Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1999
Imam Ahmad, Musnad Imam Ahmad bin Hambal Jilid I, Beirut:
Maktabah Islami,
1978
Jalaluddin, Mempersiapkan Anak Shaleh (Telaah Pendidikan
Terhadap Sunnah Rasul
Allah SWT.), Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2000
, Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001
Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim,
Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2004
Khalid Bin Ali Al-Musyaiqih, Buku Pintar Ibadah, Klaten:
Wafa Press, 2013
M. Nashiruddin Al Albani, Ringkasan Shahih Muslim, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2002
Mahmud Mahdi Al-Istambuli, Kado Perkawinan, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2005
Mahmud
Yunus, Pokok-pokok
Pengajaran, Jakarta: Hida Karya

Pendidikan
Agung, 1996

dan

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005
Moh. Slamet Untung, Menelusuri Metode Pendidikan ala
Rasulullah, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2007
Muhammad Ali Qutb, Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan
Islam, Bandung:
Diponegoro, t.th
Muhammad Syarif ash-Shawwaf, ABG Islami: Kiat Efektif
Mendidik Anak dan Remaja, penrj. Ujang Tatang
Wahyudin, Bandung: Pustaka Hidayah, 2003

80

Mustofa, Akhak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia,
1997
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta :
Rekeserasen, 2000
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia,
2007
Nurhasanah Namin, Lima Kesalahan Fatal Keluarga Islam
Mendidik Anak, Jakarta:
Niaga Swadaya, 2015
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2013
Roli Abdul Rahman, M Khamzah, Menjaga Aqidah dan Akhlak,
(Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta, 2005
Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qathani, Panduan Lengkap Tarbiyatul
Aulad, Solo: Zamzam, 2013
Shodiq Ihsan, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern,
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1993
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan R
& D, Bandung: Penerbit Alfabeta,
2007
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 1998
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2004
Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid I,
Offset 1993

Yogyakarta: Andi

Ta’lim JIAI, Vol 13 No1, Februari 2014

Basri hal 59-81

81

Syakir Jamaluddin, Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW.,
Yogyakarta: LPPI
UMY, 2009
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
1999
, Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
2011
, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah,
Jakarta: CV. Ruhama, 1995

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4