PEMANFAATAN TANAMAN KELAPA SAWIT HULU HI

TUGAS KULIAH
MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN
( PEMETAAN PARTISIPATIF “PANDUAN” PENYELESAIAN KONFLIK
DAN SENGKETA AGRARIA DI JEMBER )
SEMESTER GENAP 2013/2014

OLEH
YOKO SIMBOLON

131510501090

Kelas : Agroteknologi B

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
21 APRIL 2014
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berada di kawasan

Asia Tenggara. Berbagai permasalahan masih dimiliki negara berkembang seperti
Indonesia yaitu dibidang politik, sosial, hukum, dan aspek lainnya. Permasalahan
utama yang ada di Indonesia yaitu kemiskinan, dan pengangguran yang dapat
menurunkan sektor pertanian bagian industri.
Minimnya pekerjaan yang ada di desa, membuat berbagai penduduk desa
ingin bertransmigrasi ke kota. Kemiskinan yang ada di Indonesia juga terpengaruh
terhadap teknologi alat yang digunakan, mentri pertanian Indonesia tidak
memfasilitasi masyrakat desa untuk kebutuhan budidayanya, oleh sebab itu
banyak rakyat desa yang mutasi ke kota.Petani Indonesia juga minim akan
pengetahuan dan pendidikian yang menyebabkan petani tidak mengetahui tentang
HPP ( Harga Pembelian Pemerintah).
Masalah lainnya yang dihadapi oleh petani adalah modal. Bagian dari
permasalahan modal yaitu kurangnya informasi petani terhadap kelembagaan,
organisasi tani, sistem dan prosedur penyaluran perkreditan. Birokrasi yang rumut
pada setiap instansi sangat melemahkan petani untuk enggan mengikuti program
dari pemerintah. Akibat dari permasalahan tersebut tekanan yang dihadapi petani
adalah tekanan sosial. Kerena adanya permasalahan tersebut pemerintah berupaya
mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi permasalahan modal masyarakat

terutama yang ada di desa, dengan mengeluarkan Program Pengembangan Usaha
Agribisnis Perdesaan ( PUAP).
Tujuan diselenggarakannya program ini ialah untuk membantu mengurangi
permasalahan kemiskinan dan lapangan pekerjaan yang berada di pedesaan.
Dengan membantu menambahkan modal dalam kegiatan usaha di bidang
pertanian yang mana nantinya akan meningkatkan kesejahtrahan petani. PUAP
juga melaksanakan penggabungan dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Penggabungan ini bertujuan agar adanya saling kerjasama petani dan pemerintah.
BAB 2. PEMBAHASAN
Dari hasil analisis artikel bahwasanya kepentingan modal bagi masyarakat
terutama yang ada di pedesaan menjadi awal untuk kelanjutan baik usaha maupun
budidaya pertanian. Tujuan adanya modal bagi petani yaitu memperkuat modal

pelaku usaha dalam mengembangkat usaha agribisnis dan ketahanan pangan,
meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku usaha pertanian,
mengembangkan usaha pertanian dan agroindustri di kawasan pengembangan.
Permodalan petani yang minim di Indonesia menyebabkan beberapa tujuan
adanya modal menjadi tidak tercipta, sehingga banyak lahan pertanian tidak
produktif.
Sasaran pemerintah untuk pemberdayaan modal masyarakat pedesaan

seperti program PUAP dan penggabungan Gapoktan tertuju antara lain:
menguatnya modal pelaku usaha agribisnis dan ketahanan pangan, meningkatkan
produksi, produktivitas dan pengapatan pelaku agribisnis, berkembangnya usaha
agribisnis

dan

agroindustri

di

kawasan

pengembangan,

meningkatnya

kemandirian dan kerjasama kelompok, tumbuh dan berkembanganya lembaga
keuangan


mikro

agribisnis

dan

kelembagaan

ekonomi

perdesaan

lainnya.Kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah harus mampu
dikelola dan dikembangkan oleh masyrakat desa, agar program yang telah
dicanangkan tidak sia-sia.
Penguatan modal usaha kelompok adalah stimulasi dana bagi pelaku
pertanian yang mengalami keterbatasan modal sehingga selanjutnya mampu
mengakses pada lembaga permodalan secara mandiri. Fasilitasi penguatan modal
usaha kelompok ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat
petani, yang dikawal dengan kegiatan terkait yaitu penguatan kelembagaan petani

dan peningkatan SDM petani melalui pembinaan, penyuluhan, pelatihan,
monitoring, evaluasi, dan lainnya.
Permasalahan yang pernah terjadi masalah modal di bidang peternakan
dimana peternak sapi telah dikelola berdasarkan program-program pemerintah
tetapi peternak belum mendapatkan bantuan modal dari BLM atau pemerintah.
Sementara perguliran dana BLM telah mencapai 70%. Hal ini juga berhubungan
dengan persoalan program dari PUAP yang telah memberikan kesejahtrahan bagi
petani karena program tersebut dinilai telah membantu banyak masyarakat
pedesaan. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan setiap instansi atau lembagalembaga perkrediatan memiliki ketentuan-ketentuan dan tujuan yang berbeda pada
setiap instansi. Lembaga perkreditan yang ada di Indonesia baik bank maupun

koperasi. Seperti halnya birokrasi atau akses untuk mendapatkan modal pada
pihak perbankan yang lebih memihak kepada perusahaan-perusahaan besar,
sedangkan koperasi dinilai sangat bersahabat dengan petani karena akses yang
mudah bagi petani.
Usaha perkreditan yang ada pada masyrakat merupakan usaha dari
perbankan yang memiliki jaringan yang sangat luas cakupannya, serta
membutuhkan penanganan yang cukup profesional dengan integritas yang
bermoral tinggi.


Sebagai salah satu lembaga perkreditan dinilai salah satu

penunjang untuk memenuhi kebutuhan budidaya petani. Modal yang dibutuhkan
petani seharusnya telah tersedia di tiap-tiap desa yang memiliki potensi pertanian
yang cukup baik, agar dapat membantu perekonomian Indonesia baik dari skala
kecil. Fungsi utama kredit pada dasarnya adalah pemenuhan jasa untuk melayani
kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan,
mendorong dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang
semuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikan taraf hidup manusia. Alam
kehidupan perekonomian yang demikian, bank memegang peranan yang sangat
penting sebagai lembaga keuangan yang membantu pemerintah untuk mencapai
kemakmuran. Sebagai lembaga perkreditan, maka pengertian antara kredit dan
bank tidak dapat dipisahkan. Karena kegiatan utama dari bank adalah perkreditan
dan keberhasilan suatu bank tergantung dari sebagian besar usaha perkreditannya.
Beberapa sektor perkreditan seperti sektor pertanian, sektor pertambangan,
sektor perindustrian, sektor listrik dan gas dan sektor lainnya. Kredit menurut
penggunaannya seperti kredit produktif dan kredit konsumtif, kredit jika ditinjau
dari jangka waktu ada kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, kredit
jangka panjang, jika ditinjau dari pembiayaan kredit dari dana Bank sendiri, kredit
dana likwiditas Bank Indonesia dan kredit sindikasi. Jika ditinjau dari jaminannya

yaitu kredit tanpa jaminan dan kredit dengan jaminan. Jika ditinjau dari skala
usahanya yaitu kredit skala kecil, kredit skala menengah dan kredit skala besar .
jika ditinjau dari pola penyaluran yaitu kredit dengan pola penyaluran executing
dan kredit dengan pola penyaluran chanelling.
Bank dalam pembangunan ekonomi kita merupakan perantara kita untuk
berbagai kepentingan, karena sebagai perantara pihak bank akan menerima

demand, deposits dan time deposite yang mereka gunakan untuk memberikan
pinjaman kepada konsumen, perusahaan dan sebagainya. Oleh sebab itu sebagai
akibat kegiatan peminjaman tersebut maka sebenarnya telah terciptanya
pelaksanaan fungsi penciptaan uang oleh pihak bank.
Program yang ada pada latarbelakang permasalahan program PUAP dan
BLM yaitu tentang jaminan modal yang diberikan kepada petani, jadi antara dua
pihak baik petani atau pemerintah harus memiliki kesepakatan tertentu dalam
melakukan peminjaman dalam bentuk permodalan berupa uang. Petani diminta
untuk membayar jika setalah produksi tanaman nya panen akan membayar dengan
harga dan ketentuan. Jaminan yang diberikan pihak lembaga atau instansi bisa
berupa barang atau jasa. Bantuan modal yang diberikan pemerintah juga tidak
hanya menguatkan di sektor hulu saja, melainkan bagian hilir yang terdiri
pengolahan hingga pemasaran. Oleh sebab itu jika di suatu desa memiliki potensi

besar dalam tingkat budidaya harus dilaksanakan bermutu agar memberikan hasil
yang lebih besar. Sehingga koletifitas usaha tani akan mampu mendukung
pengembangan wilayah terutama di perdesaan. Hal tersebut karena kemamputan
kolektifitas mampu membuat usaha tani Indonesia yang didominasi petani lahan
kecil mampu mencapai skala ekonomi yang diharapkan pasar modern sehingga
mampu bersaya saing dan masuknya investasi ke wilayah perdesaan.
Apabila ingin menciptakan produk yang berdaya saing dalam pasar
modern, petani harus dapat meninggalkan konsep lama. Lembaga atau organisasi
modal dalam pertanian sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan agar
lembaga dan instansi tersebut dapat berjalan secara terus menerus dan
meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian yang ada disuatu wilayah
terutama pedesaan. Karena usaha kecil juga akan membantu perekonomian
Indonesia.
KESIMPULAN

1. Dari kasus artikel diatas dapat disimpulkan bahwa program PUAP dan
Gapoktan dinilai cukup efisien. Dan bisa membantu petani Indonesia
terutama di daerah pedesaan.

2. Keberhasilan suatu pertanian juga ditunjang dari kemampuan modal yang

disediakan baik lembaga atau organisasi yang berada disuatu wilayah. Karena
lembaga perkredian sangat dibutuhkan oleh petani dan masyarakat.
Mudahnya birokrasi pada suatu lembaga perkreditan seperti KUD lebih
banyak diminati oleh petani, karena akses yang mudah.
3. Sebaiknya setiap lembaga atau instansi perkreditan harus berjalan secara
berkelanjutan, agar usaha pertanian tersebut dapat berjalan juga secara
produktif tanpa ada permasalahan modal.