Makalah Ergonomi tentang Lama Kerja

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongannya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Lama Kerja”, dengan
lancar dan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ergonomi.
Dalam makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, serta masih banyak kekeliruan dan kesalahan.
Oleh karena itu dengan tulus hati serta penuh pengharapan penulis senantiasa
mengaharapkan saran dan kritik dari pihak manapun juga demi kesempurnaan penulis lebih
lanjut. Semoga makalah yang sederhana ini, bermakna bagi pembaca demi tugas pelayanan
terhadap sesama di dalam segala bentuk kehidupan, karena kita makhluk yang saling
melengkapi dan membutuhkan.

Madiun, 12 April 2016

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang .................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah ............................................................... 2

1.3

Tujuan................................................................................... 2


PEMBAHASAN
2.1

Kegunaan Pengaturan Lama Kerja ........................................ 3

2.2

Peraturan Yang Mengatur Lama Kerja ................................. 5

2.3

Contoh Studi Kasus .............................................................. 6

2.4

Efek Bahaya Yang Ditimbulkan Ketika Lama Bekerja ........ 9

PENUTUP
3.1


Kesimpulan .......................................................................... 11

3.2

Saran .................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

.......................................... 12

ii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Menurut pusat departemen kesehatan kerja Departemen kesehatan Republik
Indonesia, pengertian Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam

kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran ilmu tersebut berkaitan dengan peralatan
dan tempat kerja serta lingkungannya. Menurut pusat kesehatan RI upaya ergonomi
antara lain adalah penyesuaian peralatan dan tempat kerja dengan dimensi tubuh
manusia, agar manusia sebagai pelaksanaan tidak mengalami cepat lelah, dapat
mengatur suhu ruangan kerja, pengaturan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan
kondisi dan kebutuhan manusia.Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang
mengatur tentang ketenaga kerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang
ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan.
Kurangi gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu yang senyaman mungkin.
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka
umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan
jenis kelelahannya menurut ahli ada beberapa jenis kelelahan;Kelelahan fisik,
Kelelahan yang patologis, Psikologis dan emotional fatique, serta tatacara mengatasi
kelelahan.
Jam Kerja, waktu Istirahat kerja, waktu lembur diatur dalam pasal 77 sampai
pasal 85 Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Di beberapa
perusahaan, jam kerja,waktu istirahat dan lembur dicantumkan dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB)Sungguh melelahkan bukan, bila kita diharuskan bekerja berjam-jam di
dalam dan di luar kantor sehari-hari, bahkan ada yang sampai kerja lembur.


1

2.1

2.2

Rumusan Masalah
2.1.1

Bagaimana kegunaan pengaturan lama kerja dalam sebuah organisasi?

2.1.2

Bagaimana peraturan yang mengatur lama kerja?

2.1.3

Bagaimana contoh studi kasus yang terjadi karena lamanya kerja?


2.1.4

Bagaimana efek bahaya jika tidak diterapkannya pengaturan lama kerja?

Tujuan
2.2.1

Untuk mengetahui kegunaan pengaturan lama kerja

2.2.2

Untuk mengetahui Peraturan yang mengatur lama kerja

2.2.3

Untuk mengetahui contoh studi kasus

2.2.4

Untuk mengetahui efek bahaya jika tidak diterapkannya pengaturan lama kerja


2

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1

Kegunaan Pengaturan Lama Kerja
Munculnya multi krisis di negara kita membuat banyak perusahaan yang kolaps
dan sebagian perusahaan yang masih survive tidak lagi berani memberikan “jaminan”
permanen terhadap karyawan yang di pekerjakan nya, hal ini sangat dimaklumi
mengingat fluktuatifnya kondisi perekonomian dan perolehan laba perusahaan yang
tidak jelas serta “rumit” nya proses PHK untuk karyawan permanent memicu
pengusaha untuk lebih memilih sistem kontrak.
Desakan kebutuhan semacam ini lah yang menjadi salah satu indikasi sebab
terbit nya KepMenaker No.100 / 2004 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT), dalam ketentuan ini jelas mengatur tentang tatacara, syarat apa saja, dan
bagaimana PKWT dapat di buat dan harus di terapkan oleh suatu perusahaan, aku gak
akan ngebahas legitimasi dari implementasi peraturan nya, karena aku yakin anda
semua sudah tau atau bisa jadi lebih tau dan andaikan belum pun, anda bisa datang ke

toko buku terdekat untuk membaca lebih detail tentang isi peraturannya.
Yang menjadi topik kali ini adalah lebih ke: apa siy manfaat nya PKWT ?
kenapa banyak para pencari kerja yang menghindari nya sementara semakin banyak
pula perusahaan yang justru menjalankan sistem ini, ketidak pastian akan pekerjaan apa
yang bisa di lakukan setelah kontrak berakhir ternyata menjadi alasan utama mengapa
banyak karyawan agak takut dengan sistem kerja ini, karena salah satu unsur dari
PKWT adalah ada nya jangka waktu tertentu yang jelas di sebutkan sebagai waktu jatuh
tempo kapan perjanjian kerja itu akan berakhir, itulah kenapa untuk karyawan dengan
tingkat level dan usia tertentu yang sudah menginginkan ada nya kemapanan dalam
hidup, sangat wajar jika mereka hanya menginginkan pekerjaan tetap dalam jangka
waktu yang lama.
2.1.1 Manfaat bagi perusahaan:
a Bisa mencari karyawan yang selalu produktif, semangat tinggi dan tunduk
pada peraturan.
b Otomatis bila telah melebihi waktu nya dan memang karyawan ini sangat
sesuai dengan kualifikasi bisa di angkat menjadi karyawan tetap.
c Dapat lebih selektif dalam memilih karyawan.
3

d Sangat menguntungkan bagi perusahaan dengan sistem project based atau by

order.
e Tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membayar pesangon ketika
karyawan berhenti bekerja karena masa kontrak habis.
2.1.2 Manfaat bagi Karyawan:
a. Semakin banyak pengalaman bekerja di perusahaan yang berbeda semakin
tinggi “nilai jual” nya.
b. Jika tidak betah pada suasana dan kondisi perusahaan dapat segera
meninggalkan perusahaan dengan hormat pada saat masa kontrak selesai.
c. Memicu setiap calon tenaga kerja untuk melakukan pengembangan
keilmuan dan keterampilan dari pengalaman yang sudah di peroleh.
d. Bebas mencari kerja kemana saja.
e. Sudah sangat tahu kapan mereka harus mencari peluang kerja yang lebih
baik bila masa kontrak selesai.
In positive way, dinamis nya dunia kerja bagi karyawan PKWT seharus nya
dapat merangsang setiap individu nya untuk melakukan lebih banyak hal dan berkreasi
akan apa yang bisa dia kerjakan, beragam nya pengalaman yang di peroleh dari satu
perusahaan ke perusahaan lain nya akan memetik hikmah meluas nya jaringan yang
akan memberikan mereka peluang untuk selalu mendapatkan yang lebih baik lagi.
Semua di kembalikan ke pribadi masing-masing, sistem seperti apa yang
sekiranya paling nyaman untuk di jalani. tapi apapun itu semoga kita selalu bisa

mengambil pelajaran dan hikmah untuk terus maju menjadi pribadi yang selalu
berkembang dengan bekal pengalaman yang telah di peroleh.
2.2

Peraturan yang mengatur lama kerja
Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat ketentuan tentang syarat kerja serta tata tertib perusahaan.
Peraturan Perusahaan dibuat untuk menjadi pegangan bagi Perusahaan maupun
karyawan yang berisikan tentang hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan
tujuan memelihara hubungan kerja yang baik dan harmonis antara pengusaha dan
karyawan, dalam usaha bersama meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
kelansungan usaha perusahaan.Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat
secara tertulisoleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib
perusahaan sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 20 Undang Undang Nomor 13
4

Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Ketentuan mengenai peraturan perusahaan
diatur lebih lanjut pada Pasal 108 sampai dengan Pasal 115 Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU No.13/2003”) dan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.16/MEN/XI/2011 tentang Tata Cara

Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama(“Permenaker 16/2011”).
Tujuan dan manfaat pembuatan peraturan perusahaan adalah:
1.

Dengan peraturan perusahaan yang masa berlakunya dua tahun dan setiap dua
tahun harus diajukan perstujuannya kepada departemen tenaga kerja;

2.

Dengan adanya peraturan perusahaan minimal akan diperoleh kepastian adanya
hakdan kewajiban pekerja dan pengusaha;

3.

Peraturan perusahaan akan mendorong terbentuknya kesepakatan kerja bersama
sesuai dengan maksud permen no. 2 tahun 1978 diatas;

4.

Setelah peraturan disyahkan oleh departemen tenaga kerja maka perusahaan wajib
memberitahukan isi peraturan perusahaan; dan

5.

Pada perusahaan yang telah mempunyai kesepakatan kerja bersama tidak dapat
menggantinya dengan peratuean perusahaan.Pengusaha yang mempekerjakan
paling sedikit 10 (sepuluh) orang pekerja/buruh wajib membuat peraturan
perusahaan. Peraturan perusahaan mulai berlaku setelah mendapat pengesahan dari
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Pejabat yang ditunjuk dan peraturan
perusahaan berlaku untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun serta wajib
diperbaharui setelah habis masa berlakunya.
Namun, kewajiban pembuatan Peraturan Perusahaan tidak berlaku apabila

perusahaan telah memiliki perjanjian kerja bersama. Adapun ketentuan di dalam
Peraturan Perusahaan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, serta tidak boleh lebih rendah dari peraturan perundang-undangan
terlebih Undang Nomor 13 Tahun 2003tentang Ketenagakerjaan. Peraturan Perusahaan
harus disahkan oleh pejabat yang berwenang. Yang dimaksud sebagai pejabat yang
berwenangadalah sebagai berikut (“Pejabat”).
Setiap perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan jasa dan/atau barang
baik nasionalmaupun multinasional dalam menjalankan manajemen dan operasionalnya
sehari-hari yang berkaitan dengan ketenagakerjaan pastinya membutuhkan suatu
peraturan perusahaan yangberlaku dan dipatuhi oleh seluruh karyawan agar dapat
5

berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengertian peraturan perusahaan berdasarkan Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) adalah peraturan
yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata
tertib perusahaan. Peraturan perusahaan disusun oleh pengusaha dan menjadi tanggung
jawab dari pengusaha yang bersangkutan. Penyusunan peraturan perusahaan dilakukan
dengan memperhatikan saran dan pertimbangan dari wakil pekerja/buruhdi perusahaan
yang bersangkutan.
Peraturan perusahaan bertujuan untuk menjamin keseimbangan antara hak dan
kewajiban pekerja, serta antara kewenangan dan kewajiban pengusaha, memberikan
pedoman bagi pengusaha dan pekerja untuk melaksanakan tugas kewajibannya masingmasing, menciptakan hubungan kerja harmonis, aman dan dinamis antara pekerja dan
pengusaha, dalam usaha bersama memajukan dan menjamin kelangsungan perusahaan,
serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
2.3

Contoh Studi Kasus
6

Kasus Karyawan Meninggal Akibat Kerja Nonstop

1.

Karyawan Perusahaan Mobil – Jepang
Pada

tahun

silam,
insinyur

2008
seorang

sekaligus

karyawan berusia 45
tahun di perusahaan
mobil

Toyota,

Jepang

meninggal

karena

bekerja

terlalu lama. Mikio
Mizuno, pengacara pria malang itu mengatakan jika korban mengalami tekanan
pekerjaan sebagai pemimpin dalam proyek pengembangan versi hybrid dari Toyota
Camry. Dua bulan sebelum kematiannya, pria itu bekerja lebih lama dari jam kerja
yang ditentukan sampai malam hari dan di hari libur, seperti dilansir merdeka.com.
Korban ditemukan tewas di rumah oleh anaknya. Kasus kematian pekerja Toyota,

6

Jepang ini rupanya sudah pernah terjadi juga pada tahun 2002 silam.

2. Li Yuan – China
Sama seperti Mita Diran,
Li Yuan adalah pemuda
berusia 24 tahun yang
juga

bekerja

di

perusahaan

periklanan.

Yuan

ditemukan

meninggal

pada

bulan

Mei 2013 setelah sebulan
sebelumnya diketahui bahwa dia bekerja terlalu keras tanpa henti sampai lembur
hingga

pukul

23.00

di

kantornya,

Ogilvy

&

Mather.

Saat itu hari Senin pukul 17.00 waktu China, Yuan yang tiba-tiba berdiri
mengeluh sakit di bagian dada dan kemudian jatuh tak sadarkan diri. Yuan
langsung dibawa ke rumah sakit namun tewas dalam perjalanan karena jantung,
seperti dilansir merdeka.com. Di China angka kematian keryawan memang
tinggi, sekitar 600 ribu karyawan tewas karena kelelahan kerja pertahun.
3. Moritz Erhardt – Inggris
Moritz

Erhardt

pekerja

di

America

yang

London.

adalah

Bank
ada

of
di

Malangnya

Moritz meninggal di usia
sangat muda yakni 21
tahun setelah ditemukan
tak

sadarkan

diri

di

rumahnya.Moritz
diketahui
7

mengalami

serangan jantung setelah bekerja 3 hari tanpa henti. Salah seorang temannya
berujar jika Moritz telah delapan kali bekerja lembur dan sempat tak tidur
selama 72 jam seperti dilansir merdeka.com. Tempat kerja Moritz memang
memiliki jam kerja panjang di mana shift rata-rata mencapai 18 jam.

4. Pekerja Restoran – Jepang
Motoyasu
adalah

Fukiage
karyawan

berusia 24 tahun yang
ditemukan

meninggal

karena sakit jantung
saat

tidur

setelah

diketahui bekerja ratarata 14 jam selama 4
bulan

lamanya

di

restoran Nikonkai Shoya, Jepang. Dengan 112 jam kelebihan kerja perbulan,
Motoyasu

menghabiskan

272

jam

kehidupannya

dalam

bekerja.

Kasus kematian Motoyasu pada tahun 2010 ini membuat restoran tempat dia
bekerja harus membayar denda sebesar JPY 78,63 juta (Rp 9,1 miliar) untuk
keluarga pria tersebut, seperti dilansir telegraph.co.uk. Seperti yang disebutkan,
Jepang memang negara yang memiliki style kerja lebih ketat dan disiplin
sehingga kerap kali memicu kasus tewasnya karyawan saat kerja (Karōshi).
5. Yale Jared Weiner - Amerika Serikat
Yale
Jared
Weiner
adalah
seorang

8

pengacara yang meninggal pada tahun 1995 silam saat dia masih berusia 27
tahun. Yale mengalami kondisi jantung yang lemah karena firma hukum tempat
dia bekerja menuntut hasil pekerjaan terlalu tinggi padanya, seperti dilansir
cadenhead.org. Kematian tragis Yale itu dianggap fenomenal pada era tahun 90an.
6. Mita Diran – Indonesia
Mita

Diran

adalah

seorang pekerja kreatif
berusia 27 tahun asal
Indonesia

yang

harus

meninggal di usia muda
akibat bekerja selama tiga
hari berturut-turut yakni
sekitar

30

jam.

Mita

ditemukan tak sadarkan
diri dan koma hingga
akhirnya dia meninggal
dunia,

seperti

dilansir

merdeka.com.

Dalam akun jejaring sosial dan saksi rekan kerja, Mita memang dikenal sebagai
pribadi yang pintar, berprestasi serta gila kerja. Untuk mengimbangi kekuatan
fisik dan kecintaannya pada pekerjaan, Mita mengonsumsi minuman berenergi
lantaran kurangnya istirahat. Rupanya itu yang membuat jantung Mita
bermasalah dan membunuhnya.
2.4

Berikut beberapa risiko kesehatan yang harus dihadapi saat terlalu sering bekerja
lembur.
1. Kecanduan stimulan
Untuk mengatasi kerja lembur, orang cenderung bergantung pada stimulan seperti
kafein dan nikotin. Padahal stimulan bersifat adiktif dan dapat memicu komplikasi
di kemudian hari. Kecanduan kafein dan nikotin juga cenderung membuat
seseorang mudah cemas dan mengalami gangguan tidur.
2. Gangguan pencernaan

9

Menurut sejumlah studi, kerja lembur dan kebiasaan makan tidak teratur memicu
banyak gangguan pencernaan seperti sakit perut, mual, diare, konstipasi, dan
heartburn. Ini umumnya disebabkan kurangnya konsumsi air.
3. Penyakit jantung
Sebuah studi yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology menunjukkan,
bekerja lembur meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 80 persen. Studi
tersebut menemukan, karyawan yang sering bekerja lembur secara signifikan
rentan menderita serangan jantung dan stroke. "Orang yang sering lembur
mengalami kombinasi stres, tekanan darah tinggi, serta diet tidak sehat. Hal-hal ini
akan mengakibatkan masalah jantung lebih dini bagi para karyawan lembur," ujar
ketua studi Dr Marianna Virtanen, peneliti dari Institut Finlandia.
4. Insomnia
Saat orang bekerja lembur, mereka mengabaikan pentingnya mendapat tidur
dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Dengan begitu, risiko insomnia mereka
pun meningkat. Insomnia merupakan gangguan sulit untuk memulai dan menjaga
tidur.
5. Diabetes
Diabetes merupakan risiko kesehatan lainnya yang dihadapi seseorang yang sering
bekerja lembur. Ini karena kecenderungan orang bekerja lembur yang sulit
mengontrol kebiasaan makan dan olahraga atau bergerak aktif.
6. Obesitas
Sejumlah studi menunjukkan, orang yang rutin bekerja lembur lebih mungkin
mengalami obesitas dibanding mereka yang tidak. Hampir sama seperti diabetes,
hal ini dipicu oleh sulitnya mereka untuk mengontrol kebiasaan makanan dan
olahraga. Kerja lembur juga dapat menurunkan kadar leptin dalam tubuh. Leptin
merupakan hormon yang memegang peranan penting untuk mengontrol napsu
makan.
7. Depresi
Sebuah riset menunjukkan, jam kerja yang panjang dapat meningkatkan risiko
mengalami depresi. Penelitian melibatkan 2.123 pegawai sipil di Inggris selama
enam tahun menunjukkan, mereka yang bekerja setiap hari rata-rata minimal 11
jam di kantor memiliki peluang dua setengah kali lebih tinggi mengalami depresi
ketimbang rekannya yang bekerja hanya tujuh atau delapan jam setiap hari. Kepala
Departemen Psikiatri di Lenox Hill Hospital New York City Bryan Bruno
10

mengatakan, kerja selama berjam-jam di kantor bisa menyebabkan depresi dalam
beberapa cara, seperti menciptakan konflik keluarga, akibat meningkatnya kadar
kortisol (hormon stres). Selain itu, ketidakamanan dan kurangnya waktu tidur juga
dapat membantu menjelaskan peningkatan risiko depresi.
8. Menurunnya kesuburan
Khususnya pada pria, bekerja lembur juga diketahui memicu banyak gangguan
yang berhubungan dengan kesuburan, seperti kemandulan, disfungsi ereksi,
menurunnya jumlah sperma, dan menurunnya gairah seksual. Hal tersebut
berhubungan dengan kecanduan stimulan yang kerap dialami pekerja lembur.
BAB 3
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
3.1.1 Perlindungan terhadap pekerja/buruh Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu

(PKWT) pada dasarnya dalam pelaksanaannya belum berjalan secara optimal,
mengingat masih sering terjadi pelanggaran, dikarenakan oleh ketidakjelasan
aturan tentang penerapan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, khususnya
berkenaan dengan pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu
3.1.2 Kendala - kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT) terhadap pemberian perlindungan pekerja/buruh diantaranya
adalah kendala yang berkaitan penafsiran peraturan yang berbeda, konflik
kepentingan, komunikasi kurang, jumlah lapangan pekerjaan yang sedikit,
nilai tawar pekerja yang rendah.
3.2

Saran
Undang - Undang No.13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan telah cukup
memberikan perlindungan hukum bagi Tenaga Kerja Kontrak (PKWT). Alangkah
lebih baik direvisi ketentuan mengenai Pekerja Kontrak Untuk Waktu Tertentu
(PKWT) dalam KepMen No.100 tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu agar lebih jelas dan rinci substansi yang diatur di
dalamnya, agar mempermudah dan memperjelas.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://www.hukumonline.com/pusatdata/download/fl51927/node/13146 diakses pada tanggal
2 April 2016 pukul 10.00 WIB.
http://www.kaskus.co.id/thread/52b3fa5b3fcb17c05c8b465f/6-kasus-karyawan-meninggalakibat-kerja-nonstop/ diakses pada tanggal 2 April 2016 pukul 10.00 WIB.
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1129-sonnym
diakses pada tanggal 2 April 2016 pukul 10.00 WIB.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38572/4/chapter%20II.pdf

diakses

pada

diakses

pada

tanggal 2 April 2016 pukul 10.00 WIB.
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate/1649-BABI.pdf
tanggal 2 April 2016 pukul 10.00 WIB.
http://www.academia.edu/7189070/Bab_2_lama_kerja diakses pada tanggal 2 April 2016
pukul 10.00 WIB.

12