Contoh Makalah Tentang Bank Indonesia

Contoh Makalah Tentang Bank Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawabatas
kebijakan moneter di wilayah negara tersebut.Bank Sentral berusaha untuk menjagastabilitas nilai mata
uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. DiIndonesia, fungsi Bank
Sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab
untuk menjaga stabilitasharga yangdalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi.Bank Sentral menjaga agar
tingkat inflasi terkendali,dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang
yang beredarterlalu banyak maka Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara lain namun
tidakterbatas pada base money, suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan jumlahuang
beredar sehingga tidak berlebihan dan cukup untuk menggerakkan roda perekonomian(low/zero
inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlahuang yang beredar
terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen danotoritas yang dimilikinya.
1.2Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah Bank Indonesia?2.
Bagaimanakedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara?3.
Bagaimanahubungan kerja sama Internasional yang dilakukan Bank Indonesia?4.
Apa tujuan dan tugas Bank Indonesia?5.
Apa peranan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi?6.

Apa Operasi Pasar Terbuka itu?7.
Apa Kliring Bank Indonesia itu?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah Bank Indonesia
2.
Untuk mengetahui bagaimanakedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara3.
Untuk mengetahui bagaimanahubungan kerja sama Internasional yang dilakukan BankIndonesia4.
Untuk mengetahui apa saja tujuan dan tugas Bank Indonesia5.
Untuk mengetahui apa peranan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi6.
Untuk mengetahui apa Operasi Pasar Terbuka itu7.
Untuk mengetahui apa kliring Bank Indonesia itu
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bank Indonesia

Sejarah Bank Indonesia dimulai sejak berlakunya UU No. 11/1953 tentang Penetapan UUPokok Bank
Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai banksentral, Bank Indonesia
dipimpin oleh Dewan Moneter, Direksi, dan Dewan Penasihat.Kebijaksanaan moneter Bank Indonesia
ditetapkan oleh Dewan Moneter, meski
tanggung jawabnya berada di tangan pemerintah. Setelah sempat dilebur ke dalam bank tunggal, padamas

a awal Orde Baru landasan Bank Indonesia berubah melalui UU No. 13/1968 tentang BankSentral. Sejak
saat itu Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral dan pembantu pemerintahdalam pembangunan
dengan menjalankan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Namun pada pertengahan tahun 1997 krisis ekonomi moneter menerpa Indonesia. Nilai tukar
rupiah melemah, sistem pembayaran terancam macet, dan banyak utang luar negeri yang takterselesaikan.
Berbagai langkah telah ditempuh, mulai dari pengetatan moneter hingga beberapa program pemulihan
IMF yang diperoleh melalui beberapa
Letter of Intent
(LoI) pada tahun
1998. Namun akhirnya masa suram tersebut dapat terlewati. Perekonomian makin membaik seiringdenga
n kondisi politik yang stabil pada masa reformasi. Dan tahun 1999 merupakan tonggak bersejarah
bagi Bank Indonesia dengan dikeluarkannya UU No.23/1999 tentang Bank Indonesiadan telah diubah
dengan UU No. 3/2004. Dalam UU ini Bank Indonesia ditetapkan sebagailembaga tinggi negara yang
independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. SesuaiUU tersebut, Bank Indonesia
diwajibkan untuk menetapkan target inflasi yang akan dicapaisebagai landasan bagi perencanaan dan
pengendalian moneter. Selain itu, utang luar negeri

berhasil dijadwalkan kembali dan kerja sama dengan IMF diakhiri melalui Post ProgramMonitoring
(PPM) pada 2004.Dalam melaksanakan tugasnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur
yangterdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4 orangatau

sebanyak 7 Deputi Gubernur dengan Gubernur sebagai pemimpin Dewan Gubernur. DewanGubernur
mewakili Bank Indonesia di dalam dan di luar pengadilan yang diwakili olehGubernur.Gubernur dan
Deputi Gubernur Senior dipilih dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sedangkan Deputi
Gubernur dipilih oleh Gubernur dan diangkat oleh Presidendengan persetujuan DPR. Untuk bisa menjadi
anggota Dewan Gubernur harus berkewarganegaraan Indonesia, memiliki akhlak dan moral yang
tinggi, serta memiliki keahliandan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, perbankan dan hukum.
2.2 Kedudukan Bank Indonesia Sebagai Lembaga Negara
Dilihat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan Bank Indonesiasebagai lembaga
negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara sepertiDPR, BPK, dan MA.
Kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Kementrian karenakedudukan Bank Indonesia berada
diluar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusustersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagaiOtoritas Moneter secara lebih efektif dan efisien. Meskipun
Bank Indonesia berkedudukansebagai lembaga negara independen, dalam melaksanakan tugasnya Bank
Indonesia mempunyaihubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, pemerintah, dan
pihak lainnya.Dalam hal hubungan keuangan dengan pemerintah, Bank Indonesia membantumenerbitkan
dan menempatkan surat-surat utang negara guna membiayai APBN tanpadiperbolehkan membeli sendiri
surat-surat utang negara tersebut. Bank Indonesia juga bertindaksebagai kasir pemerintah yang menata
usahakan rekening Pemerintah di Bank Indonesia, danatas permintaan pemerintah, dapat menerima
pinjaman luar negeri atas nama pemerintahIndonesia. Namun, agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia
benar-benar terfokus dan agarefektivitas pengendalian moneter tidak terganggu, pemberian kredit kepada

Pemerintah guna
mengatasi deficit spending yang selama ini dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan UU yanglama
kini tidak dapat lagi dilakukan oleh Bank Indonesia.Meskipun Bank Indonesia merupakan lembaga

negara yang independen, tetapi tetapdiperlukan koordinasi yang bersifat konsultatif dengan pemerintah,
sebab tugas-tugas BankIndonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan-kebijakan
ekonomi nasionalsecara keseluruhan. Koordinasi antara Bank Indonesia dengan pemerintah diperlukan
padasidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan yang berkaitandengan
tugas-tugas Bank Indonesia. Dalam sidang kabinet tersebut pemerintah dapat
meminta pendapat Bank Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia juga dapat memberi masukan, pendapat,ser
ta pertimbangan kepada pemerintah mengenai rancangan APBN serta kebijakan-kebijakanlain yang
berkaitan dengan tugas dan wewenangnya. Dan pemerintah juga dapat menghadirirapat Dewan Gubernur
Bank Indonesia dengan hak Bank Indonesia tetapi tanpa hak suara. Olehkarena itu, implementasi
independensi justru sangat dipengaruhi oleh kemantapan hubungankerja yang proporsional antara Bank
Indonesia dan pemerintah serta lembaga-lembaga terkaitlainnya, dengan tetap berlandaskan pembagian
tugas dan wewenang masing-masing.Pada pasal 4 ayat (3) disebutkan bahwa Bank Indonesia merupakan
badan hukum,maksudnya badan hukum disini meliputi badan hukum publik dan badan hukum perdata.
Sebagai badan hukum publik, Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan yang
mengikatmasyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sedangkan sebagai badan
hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak atas nama sendiri di dalam dan diluar pengadilan.Penegas

an Bank Indonesia sebagai badan hukum ini diperlukan agar terdapat kejelasanwewenang Bank Indonesia
dalam mengelola kekayaan sendiri terlepas dari APBN.
2.3 Hubungan Kerja Sama Internasional yang DilakukanBank Indonesia
Bank Indonesia menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga internasional bertujuanuntuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan pemerintah
yang berhubungan dengan ekonomi, moneter, maupun perbankan. Bentuk kerjasama yang
dilakukan,antara lain:
a.Investasi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing

b.Penyelesaian transaksi lintas negarac.
c.Hubungan korespondend.
d.Tukar menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas bank sentrale.
Pelatihan dan penelitiandi bidang moneter dan sistem pembayaran
2.4 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Dalam UU BI secara tegas dinyatakan dalam pasal 7 bahwa tujuan Bank Indonesiaadalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang merupakan single objective BankIndonesia. Kestabilan nilai
rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barangdan jasa yang tercermin pada
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.Tujuan Bank Indonesia dalam bentuk
single objective ini dimaksudkan untukmemperjelas sasaran yang akan dicapai dan batasan tanggung
jawab yang harus dipikul olehBank Indonesia. Hal ini berbeda dengan tujuan Bank Indonesia dalam UU

No. 13 tahun 1968
tentang Bank Sentral yang dirumuskan secara umum yaitu “meningkatkan taraf hidup rakyat”.
Ketidak tegasan perumusan tersebut menimbulkan implikasi antara lain peran Bank Indonesiasebagai
otoritas tidak jelas dan tidak terfokus bahkan timbul konflik karena antara tugas menjagakestabilan nilai
rupiah dengan tugas mendorong pertumbuhan sering kali tidak dapat
berjalan bersamaan. Di samping itu, ketidak jelasan tujuan juga menjadikan tanggung jawab terhadapkebi
jakan yang diambil tidak jelas.Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar
yang merupakantiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:a.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneterUntuk mencapai tujuan Bank Indonesia dalam menjaga
kestabilan nilai rupiah, pasal 10 UU BImenegaskan bahwa Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk
melaksanakan kebijakanmoneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju
inflasi sertamelakukan pengendalian moneter melalui berbagai cara antara lain:
1.Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing
2.Penetapan tingkat diskonto
3.
Penetapan cadangan wajib minimum4.
Pengaturan kredit atau pembiayaan b.
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaranDalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, Bank Indonesia berwenang untukmelaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas

penyelenggaraan jasa sistem pembayaran, mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporankegiatannya, serta menetapkan penggunaan alat pembayaran. Agar
penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran oleh pihak lain memenuhi persyaratan, khususnya persyaratan keamanan danefisiensi.
Kewajiban penyampaian laporan berlaku bagi setiap penyelenggara jasa sistem pembayaran, agar Bank
Indonesia dapat memantau penyelenggaraan sistem pembayaran.c.
Mengatur dan mengawasi BankDalam mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan
peraturan, memberikandan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank,
melaksanakan pengawasan atas bank, dan memberikan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan per
undang-undangan yang berlaku.Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenangmenetapkan
ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.Berkaitan dengan
kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izinusaha bank, Bank Indonesia juga
dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahankantor bank, memberikan persetujuan atas
kepemilikan dan kepengurusan bank, sertamemberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatankegiatan usaha tertentu.Di
bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung.Pengawasa
n langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupunsewaktu-waktu bila
diperlukan.Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisisdan evaluasi terhadap
laporan yang disampaikan oleh bank.
2.5 Peranan Bank Indonesia Dalam Pengendalian Inflasi


Dalam UU RI No. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia pada salah satu pasalnya disebutkan bahwa
bank Indonesia adalah lembaga Negara yang Independent. Independent diartikan sebagai lembaga Negara
yang bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihaklainya.Selanjutnya dalam pasal 9 dinyatakan
bahwa pihak lain di larang melakukan
segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas bank Indonesia, dan demikian pula bankIndones
ia wajib menolak dan/atau mengabaikan segala bentuk campur tangan dari pihakmanapun dalam rangka
melaksanakan tugasnya.Perlu di ketahui juga bahwa tujuan dari bank Indonesia saat ini adalah mencapai
danmemelihara kestabank Indonesia nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut bank
indonesimempunyai 3 tugas utama, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengaturdan
menjaga kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank, dalam rangkamenetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter tersebut, bank Indonesia berwenangmenetapkan sasaran-sasaran
moneter dengan memerhatikan sasaran laju imflasi yang ditetapkan.Hal lain yang perlu di pahami adalah

bahwa kestabilan nilai rupiah tercermin dari tingkatinflasi dan nilai tukar yang terjadi. Tingkat inflasi
tercermin dari naiknya harga barang-barangsecara umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi imflasi
dapat menjadi di bagi 2 macam, yaitutekanan imflasi yang berasal dari sisi permintaan dan dari sisi
penawaran. Dalam hal ini, bankIndonesia hanya memiliki kemampua untuk memengaruhi tekanan inflasi
yang berasal dari
sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari sisi penawaran (bencana alam, musim kemarau,distribusi
tidak lancer, dan lain-lain) sepenuhnya berada di luar pengendalian bank Indonesia.Oleh karena itu, untuk

dapat mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil,diperlukan adanya kerja sama dan
komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik pemerintahmaupun swasta.Strategi yang di gunakan oleh
bank indoneia dalam mencapai sasaran imflasi yangrendah adalah :1.
Mengaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter bank Indonesia.2.
Menentukan sasaran akhir kebijakan moneter bank Indonesia.3.
Mengindentifikasi variable yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi.
4.
Memformulasikan respons kebijakan moneter bank Indonesia.5.
Dapat di tambahkan bahwa laju inflasi yang di peroleh dari indeks harga konsumen (IHK)sebagai sasaran
akhir dan laju inflasi inti (core/ underlying inflation) sebagai sasaran opersional.Di dalam opersionalnya,
bank Indonesia tidak menggunakan inflasi IHK sebagai acuan dalammengambil kebijakan moneter,
namun menggunakan inflasi inti, penggunaan inflasi inti sebagaisasaran operasional di karenakan inflasi
inti dapat memberikan sinyal yang tepat dalammemformulasikan kebijakan moneter. Sebagai contoh,
dalam hal terjadi penggunaan permintaan(demam shock) yang mengakibatkan inflasi tinggi, respons bank
sentral akan mengetatkan uang beredar sehingga tingkat inflasi dapat di tekan.Di samping itu, kebijakan
akan tersebut dapat juga untuk menyusuaikan
kembali pertumbuhan ekonomi pada tingkat yang sesuai dengan kapasitas perekonomian. Sebaliknya, jika
inflasi meningkat karena terjadi gangguan penurunan di sisi peawaran (supply side),misalnya kenaikan
harga makanan karena musim kering maka kebijakan uang ketat bankIndonesia justru dapat
memperburuk tingkat harga dan pertumbuhan ekonomi.Dalam Pasal 58 UU Bank Indonesia yang baru di

sebut di atas bahwa bank Indonesiawajib menyampaikan imformasi kepada masyarakat secara terbuka
melalui media massa padasetiap awal tahun anggaran yang antara lain memuat rencana kebijakan dan
penetapan sasaran

sasaran laju inflasi serta perkembangan ekonomi dan keuangan. Atas dasar hal tersebut,
maka bank Indonesia akan mengumumkan sasaran inflasi untuk jangka waktu antara 2-3 tahun kedepan, d
alam jangka menengah dan panjang, laju inflasi di harapkan dapat di tekan sekitar 5%.Dalam
jangka pendek, angka inflasi di pertahankan di bawah single digit. Namun
demikian, berbagai kebijakan penyesuaian harga barang yang di kendalikan dapat memberikan tekananinf
lasi secara signifikan.Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia sebagaimana
diubahdengan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tujuan mencapai dan
memeliharakestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut bank Indonesia memiliki beberapa
tugas pokok, Yaitu :1.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,2.
Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, dan3.

Mengatur dan mengawasi bank.
Terkait pelaksanaan tugas pokok dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakanmoneter,
memiliki kewenangan antara lain menetapkan dan menggunakan instrumens moneter berupa tetapi tidak
terbatas pada :1.

Operasi pasar terbuka,2.
Penetapan tingkat diskonto,3.
Penetapan giro wajib minimum, dan4.
Pengatuaran kreditPenggunaan instrumen di atas di lakukan berdasarkan prinsip
konvensional (system bunga). Pengendalian moneter melalui operasi pasar terbuka (OPT) adalah kegiatan
transaksi di pasar uang yang di lakukan bank Indonesia dengan bank atau pihak lain yang di
tetapkan oleh bank Indonesia. Kegiatan pasar terbuka terdiri dari :1.
Operasi pasar terbuka dalam rupiah, meliputi penerbitan SBI Sertifikat bank Indonesia, jual belisurat
berharga dalam rupiah antara lain SBI dan surat Utang Negara, Penyediaan fasilitassimpanan bank
Indonesia dalam rupiah, (Fine tune Operation) Penitipan dana dengan prinsipwadiah dan2.
Operasi pasar terbuka dalam valas yaitu jual beli valas terhadap rupiah antara lain dalam bentukspot,
forward, dan swap.Dengan kegiatan operasi pasar terbuka tersebut, Bank Indonesia memengaruhi
likuiditas perbankan (melalui ekspansi dan kontraksi moneter) untuk mencapai target operasional
kebijaknmoniter, berupa target kuantitas uang primer atu komponennya, atau suku bangsa pasar
jangka pendek.untuk mencapai sasaran-sasaran moneter, bank Indonesia mempunyai funsi sebagai
lender of the last resort
melalui pemberian kredit atau pembiyaan berdasarkan prinsip syariahkepada bank untuk mengatasi
kesulitan pendanaan jangka pendek, yang dijamin dengan angunanyang berkualitas tinggi dan mudah
dicairkan, yang selanjutnya di sebut fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP).
2.6 Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah kegiatan transaksi di pasar uang yang di lakukan oleh bankIndonesia dengan
bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter.Kegiatan tersebutdapat bersifat kontraksi
(menyerap likuiditas perbankan) maupun ekspansi (menambah
likuiditas perbankan). Operasi pasar terbuka di lakukan dengan tujuan untuk mencapai target operasionalk
ebijakan moneter dalam rangka mendukung pencapaian sasaran akhir kebijakan bankIndonesia.
Instrumens Operasi Pasar Terbuka
Instrumen operasi pasar terbuka dikelompokkan berdasarkan waktu pelaksaan operasi pasar terbuka yang
dapat di akukan secara regular dan nonreguler.
1.InstrumenOperasiPasar Terbuka Reguler
Instrumen Operasi Pasar Terbuka Reguler terdiri dari penerbitan SBI, FASBI, Sertifikatwadiah bank
Indonesia (SWBI), Reverse Repo SUN (RRSUN), dan SBI repurchase agreement(SBI Repo).
a)
Penerbitan SBI

SBI adalah surat berharga sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dalam mata uangrupiah
yang di terbitkan oleh bank Indonesia dengan system diskonto. SBI di terbitkan BankIndonesia tanpa
warkat (
scripless)
dan seluruh kepemilikan maupun transaksinya di catat dalamsarana bank Indonesia BI-SSSS. SBI di
terbitkan bank Indonesia dalam jangka waktu (tenor)
1 bulan sampai dengan 12 bulan dengan satuan unit terkecil sebesar Rp 1 Juta. Saat ini bankIndonesia
menerbitkan SBI dengan tenor 1 bulan dan 3 bulan.Penerbitan SBI tenor 1 bulandilakukan secara
mingguan sedangkan SBI tenor 3 bulan dilakukan secara triwulanan.
b)
FASBI
FASBI adalah fasilitas penempatan dana milik bank umum dalam rupiah di bank Indonesia.FASBI
disediakan secara harian oleh bank Indonesia dengan jangka waktu penempatan
dana bank antara 1 hari (Overnite) sampai dengai 14 hari. Penempatan dana minimal pada FASBIditetapk
an berdasarkan diskresi bank Indonesia.FASBI dilakukan tanpa warkat, dan bukti kepemilikan tercatat
dalam sarana BI-SSSS.Penyelesaian transaksi FASBI dilakukan pada hari yang sama (same day
settlement).
c)
SWBI
SWBI merupakan intrumen pendukung operasi pasar terbuka dalam rangka kontraksi monetersecara
harian berupa penepatan dana jangka pendek bank syariah di bank Indonesia berdasarkan prinsip
wadiah.SWBI berjangka waktu 7, 14, dan 28 hari. Jumlah dana yang di tempatkan paling kurang
Rp500 juta dan selebihnya dengan kelipatan Rp50 juta. Bank Indonesia dapat memberikan bonos atauSW
BI yang besarnya ditentukan berdasarkan dikresi bank Indonesia.
d)
RR-SUN
RR-SUN Merupakan transaksi pembelian SUN milik bank Indonesia oleh bank dengan perjanjian
untuk menjual kembali kepada bank Indonesia sesuai dengan harga dan jangka waktuyang telah
disepakati. Jenis SUN yang di gunakan dapat berupa obligasi Negara (ON) maupunsurat perbendeharaan
Negara (SPN), Transaksi RR-SUN dilakukan dengan jangka waktu (tenor)1 bulan dan 3 bulan.Metode
lelang RR-SUN dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu : (1). Variable rate tender(peserta lelang
mengajukan penawaran kuantitas dan
reverse repo rate
) (2). Fixed rate tender(peserta lelang mengajukan penawaran kuantitas dengan RR-rate yang di tetapkan
oleh bankIndonesia.
e)
SBI Repo
SBI Repo Adalah transaksi penjualan SBI secara bersyarat oleh bank kepada bank Indonesiadengan
persyaratan kewajiban pembelian kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati.Repo
merupakan instrumen kebijakan moneter yang bersifat ekspansif.Saat ini, jumlah maksimal surat berharga
milik bank yang dapat direpokan adalah 50% dari NilaiSBI. Penyelesaian transaksi Repo di lakukan pada
hari yang sama(same day dattlement).
2.Instrumen Operasi Pasar Terbuka Non Reguler
Instrumen operasi pasar terbuka non regular terdiri dari : Fine Tune Operation, MeliputiFine tune
ekspansi dan Fine tune kontraksi : Outright beli /jual SUN ; dan sterilisasi penjualan/penjualan valas.


FTO
FTO adalah instrument operasi pasar terbuka untuk menambah/mengurangi likuiditas jangka pendek
dalam rangka menstabilkan gejolak suku bunga di PUAB.Transaksi FTO dilakukan dengan mekanisme
lelang melalui sarana bank Indonesia SSSS, dapatmengunakan metode fixed rite tender/Variable rate
tende. Penyelesaian FTO melalui saran BI-RTGS pada tanggal transaksi dengan prinsip Delivery Versus
Payment.

Outright Jual/Beli SUN
Outright jual/beli SUN adalah instrument kontraksi/ekspansi moneter yan bersifat permanenyang
underlying berupa SUN yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun. Transaksi dapat dilakukan dengan
mekanisme lelang atau nonlelang.

Sterilisasi Penjualan/Pembelian Valuta Asing
Sterilisasi Penjualan/Pembelian USD atau valas lainya dengan menggunakan rupiah yangdimaksudkan
untuk mengurangi/menambah jumlah rupiah yang beredar.
3.Peserta Operasi Pasar Terbuka
Peserta operasi pasar terbuka terdiri dari bank, Lembaga perantaran, dan pihak lain yangdi tetapkan oleh
bank Indonesia. Lembaga perantaran yang di maksud antara lain pialang pasaruang, pialang pasar modal,
dan primary dealer, sedangkan yang di maksud pihak lain adalah badan hokum nonbank, badan lainnya,
dan perorangan.Di lihat dari cara pengajuan penawaran, peserta operasi pasar terbuka dapat di
golongkansebagai peserta langsung dan peserta tidak langsung. Peserta langsung yaitu peserta yang
mengajukan penawaran langsung ke bank Indonesia, sedangkan peserta tidak langsungmengajukan
penawarannya melalui lembaga perantara.
2.7 Kliring Bank Indonesia
Kecendrungan pelaku ekonomi dalam melakukan penyelesaian transaksi perekonomianmenggunakan
dana yang di simpan di rekening bank melalui proses kliring dan penyelesaianakhir (settlement) di bank
sentral (Bank Indonesia) antara lain di sebabkan oleh adanya beberapakeunggulan pembayaran dengan
menggunakan alat lalu lintas giral di bandingkan dengan uangtunai, antara lain dengan factor efektivitas,
efisiensi, dan keamanan.Sebagai mana di ketahui dalam UU No. 23 Tahun 1999 Tanggal 17 Mei 1999
tentang bank Indonesia (UU BI), di sebutkan bahwa tujuan bank Indonesia adalah mencapai danmemeliha
ra kestabilan nilai rupiah.Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran tersebut
bank Indonesia berwenang untuk :

Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa system pembayaran.

Mewajibkan penyelenggara jasa system pembayaran untuk menyampaikan laporan tentangkegiatannya
dan,

Menetapkan penggunaan alat pembayaranPenyelenggaraan kliring antar bank tersebut di maksudkan
untuk mempermudah cara pembayaran dalam upaya memperlancar transaksi
perekonomian dengan perantaraan perbankan(Bank peseta kliring) dan bank Indonesia yang bertindak
sebagai penyelenggara kliring. Denganadanya kliring di harapkan penggunaan alat-alat lalu lintas
pembayaran giral di masyarakat dapatmeningkat sehingga otomatis akan meningkatkan simpanan dana
masyarakat di bank yang dapatdipergunakan oleh bank untuk membianyai sektor-sektor produktif di
masyarakat.Secara umum mamfaat yang dapat di tari dari berbagai pihak yang terkait

dengan berbagai system pembayaran dengan adanya penyelenggaraan klirin g untuk transaksi antar bank
di maksud adalah :

1.
Bagi masyarakat, memberikan alternatif dalam melakukan suatu pembayaran (transfer of value)yang
efektif, efesien, dan aman.2.
Bagi bank merupakan salah satu advantage service kepada nasabah, menjadi feebased income, juga dapat
menjadi salah satu upaya dalam melakukan dana.3.
Bagi nasabah untuk kepentingan fortfolio fund4.
Bagi bank sentral sebagai menyelenggara, dapat secara cepat dan akurat mengetahui kundisikeuangan
suatu bank maupun transaksi-transaksi yang terjadi di masyarakat, baik antar
nasabah bank maupun antar bank sehingga dapat menentukan kebijakan-kebijakanya secara lebih akuratd
an tepat.
Kegiatan Kegiatan Dalam Kliring
Penyelenggaran kliring lokal terdiri dari 2 bagian yang meliputi kliring penyerahan, dankliring
pengambilan yang merupakan satu kesatuan siklus kliring.
1.
Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan adalah bagian dari suatu siklus kliring guna memperhitungkan warkat danatau/ DKE
yang di sampaikan oleh peserta. Dalam kliring penyerahan peserta kliring akanmenyerahkan warkatwarkat/DKE kliringnya baik warkat /DKE debit maupun warkat/DKEkeluar (outward clearing) serta
menerima warkat/DKE debet maupun kredit dari penyelenggara/ peserta lawan transaksinya (Lazimnya di
sebut warkat/DKE masuk (inward clearing).
2.
Kliring Pengambilan
Kliring pengambilan adalah bagian dari suatu siklus kliring guna memperhitungkan warkat atauDKE
debet kliring penyerahan yang ditolak berdasarkan alasan yang di tetapakn dalam ketentuan bank
Indonesia atau karena tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan penerbitan. Untuk warkatcek dan bilyet
Giro, sesuai angka IV dalam surat edaran bank Indonesia No. 2/10/DASP tanggal8 juni 2000 perihal tata
usaha penarikan cek/bilyet Giro kosong, terdapat 17 alasan penolakancek/bilyat giro yaitu :a)
Saldo tidak cukup b)
Rekening telah di tutupc)
Persyaratan formal cek/bilyet giro tidak di penuhi
d)
Tanggal bilyet giro belum sampaie)
Cek di tarik kembali oeh penarik setelah berkhirnya tanggal waktu pengunjukkan.f)

Bilyet giro di batalkan oleh penarik setelah berakhirnya tenggang waktu penawaratandang)
Sudah kedaluarsah)
Coretan/perubahan tidak ditaerai nda tangani oleh pemiliki)
Bea materai belum di lunasi j)
Tanda tangan tidak cocok dengan spicementk)
Stempel kliring tidak adal)
Stempel kliring sesuai dengan bank penerimam)
Endorsement pada cek atas nama atau cek atas order tidak adan)
Warkat di blokir pembayarannya (SKK terlampir)o)
Rekening di blokir oleh instansi yang berwenang p)
Warkat bukan untuk kamiq)
Perhitungan/encode tidk sesuai dengan nominal yang sebenarnya
3.
Retur Warkat Kredit
Dalam hal terdapat warkat kredit dan atau DKE kredit yang tidak dapat di perhitungkan kerekening
nasabah penerima, misalnya karena adanya kesalahan pengisian sandi, peserta, nomorrekening, atau
jumlah nominal maka penolakannya wajib di lakukan melalui kliring berikutnyasegera setelah diketahui
adanya kesalahan dimaksud dan tidak melalui kliring pengembalian.
S I S T E M K L I R I N G
Saat ini penyelenggaraan kliring local Indonesia di lakukan menggunakan 4 macamsystem kliring yaitu :

Sistem Manual
Sistem manual adalah system penyelenggara kliring local yang dalam pelaksaan
perhitungan, pembuatatn bilyet saldo kliring serta pemilahan warkat secara manual oleh setiap peserta.pa
da proses system manual, perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh peserta
kliring. Pelaksaan funsi-funsi kliring seluruhnya di lakukan secara manual, dan cirri-cirisebagai
berikut :1.
Perhitungan kliring dan pemilahan/penyampaian warkat dilakukan oleh semua peserta.
2.
Pembuatan dan pencocokan rincian daftar warkat kliring3.
Penyusunan neraca kliring penyerahan dan pengembalian gabungan dilakukan oleh penyelenggara4.
Identitas peserta menggunakan nomor urut kelompok5.

Menggunakan warkat baku6.
Kesalahan perhitungan lebih sering terjadi7.
Memiliki wakil peserta sekurang kurangnya 2 orang yang mempunyai kewenangan untukmembuat,
mengubah, dan menandatangani daftar warkat kliring penyerahan/pengambilan danmencamtumkan nama
jelas sebagai tanda terima pada daftar warkat kliring penyerahan/pengambilan yang di terima dari peseta
lain.

Sistem Semi Otomi
Sistem semi otomi, yaitu siste penyelenggaraan kliring local yang dalam pelaksanaan perhitungan
dan pembuatan bilyet saldo kliring di lakukan secara otomasi, sedangkan pemilahanwarkat dilakukan
secara manual dari peserta. Pada proses system semi otomatisasi, perhitungankliring akan didasarkan
pada DKE yang di buat oleh peserta kliring sesuai dengan warkat yangdikliringkan. Pelaksaan funsi-funsi
kliring seluruhnya di lakukan dengan menggunakan saranacomputer, dan cirri-ciri sebagai berikut :1.
Peserta merekam data setiap lembar warkat yang akan di kliringkan ke dalam disket2.
Perhitungan kliring dilakukan oleh penyelenggara di bantu computer3.
Pembuatan daftar kliring oleh peserta4.
Rekapitulasi, neraca, dan bilyet saldo klirig di buat oleh penyelenggara5.
Perhitungan baik oleh penyelenggara maaupun oleh peserta di bantu computer6.
Identitas peserta menggunakan sandi bank7.
Penyampaian warkat melibatkan oleh semua pihak8.
Menggunkan warkat baku namun dengan standar kertas sekuriti yang lebih rendah di bandingkan system
otomasi dan elektronik9.
Kesalahan perhitungan dapat di minimalkan

Sistem Otomasi
Sistem otomasi yaitu system penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secaraot
omasi. Pada proses system otomasi, perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang
di buat oleh peserta kliring sesuai dengan warkat yang dikliringkan oleh pesertakliring.Pelaksanaan funsifunsi kliring seperti pemilahan dan perhitungan warkat di bantu olehmesin baca pilah (reader-sorter)
dengan langkah-langkah sebagai berikut :1.
Pemilahan warkat, penyesuaian, dan pengecekan warkat, dilakukan oleh penyelenggara2.
Laporan kliring di buat dan di cetak oleh penyelenggara menggunakan mesin baca pilah (reader-sorter)
dan computer mainframe3.

Distribusi warkat dilakukan oleh penyelenggara4.
Identitas peserta meggunakan sandi bank5.
Hasil perhitungan kliring lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan system manual danSOKL6.
Informasi hasil kliring dapat lebih cepat di ketahui oleh peserta kliring dengan menggunakanfasilitas
system informasi kliring jarak jauh dan pusat informasi pasar uang (khusus KP Jakarta )yang dapat di
akses secara online.

Sistem Kliring Nasional
Sistem kliring nasional bank indionesia(SKNBI) adalah system kliring bank Indonesia yangmeiiputi
kliring debit dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.Penyelenggaraan
SKNBI tunduk pada peraturan bank Indonesia No. 7/18/PBI/2005 tentangsystem kliring nasional bank
Indonesia tanggal 22 juli 2005. Pelaksanan implementasi SKNBIuntuk wilayah kliring lainya akan
dilaksanakan secara bertahap sampai dengan tahun 2007.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Sistem kliring nasioal bank Indonesia atau SKNBI adalah system kliring bank Indonesiayang meliputi
kliring debit dan kredit yang penyelesaian akhirnya di lakukan secara nasional.
Prinsip Umum SKNBI
1.
Penyelenggaran kliring terdiri dari kegiatan kliring debit dan kredit2.
Dasar perhitungan kliring pada SKNBI adlah data keuangan elektronik
3.
Penyampaian DKE oleh peserta kepada penyelenggara dapat dilakukan secara online atau offline4.
Bank wajib melakukan pendanaan awal (prefund) sebelum mengikuti kegiatan kliring debit ataukredit5.
Jumlah minimum prefund yang harus di setorkan oleh bank pada kliring kredit adalah Rp1 (saturupiah).6.
Terdapat bank yang tidak dapat memenuhi kewajiban pendanaan awal (prefund), tidak dapatmengikuti
kegiatan pada kliring debit dan kliring kredit pada hari tersebut.
Karakteristik SKNBI
Penyelenggara
SKNBI diselenggarakan oleh :1.
Penyelenggara kliring nasional yaitu unit kerja di kantor pusat bank Indonesia yang bertugasmengelola
dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional dan2.
Penyelenggara kliring lokal yaitu unit kerja di bank Indonesia dan bank yang
memperoleh persetujuan bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu wiayah
kliring tertentu.
Peserta
Setiap bank dapat menjadi peserta dalam menyelenggara SKNBI di suatu wilayah kliring,dengan
persyaratan sebagai berikut :1.

Telah memperoleh izin usaha atau izin pembuka kantor dari bank Indonesia2.
Lokasi kantor bank memungkinkan kantor bank tersebut untuk mengikuti penyelenggaraanSKNBI di
lokal PKL secara tertib sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan3.
Bank telah menandatangani perjanjian penggunaan SKNBI antara bank Indonesia dengan banksebagai
peserta4.
Kantor bank yang menjadi peserta akan menyediakan perangkat kliring, antara lain meliputi perangkat
TPK dan jaringan komunikasi data baik main maupun backup.
Penyelengaraan
Penyelengaraan SKNBI terbagi menjadi 2 sub system, yaitu :1.
Kliring Debit
a.
Meliputi kegiatan kliring penyerahan dan kliring pengembalian, digunakan untuk transfer debitantar bank
yang di sertai dengan penyampaian fisik warkat debit, (Cek, bilyet, giro, nota debitdan lain-lain). b.
Penyelenggara debit dilakukan dengan cara lokal di setiap wilayah kliring oleh PKLc.
PKL, akan melakukan perhitungan kliring debit berdasarkan DKE debit yang dikirim oleh pesertad.
Hasil perhitungan kliring debit secara lokal tersebut selanjutnya di kirim ke system sentralkliring untuk di
perhitungkan secara nasional oleh PKL.2.
Kliring Kredita.
Digunakan untuk transfer kredit antar bank tanpa di sertai penyampaian fisik warkat (paperless) b.
Penyelenggaraan kliring kredit dilakukan secara nasional oleh PKNc.
Perhitungan kliring kredit dilakukan oleh PKN atas dasar DKE kredit yang dikirim peserta
a.
Meliputi kegiatan kliring penyerahan dan kliring pengembalian, digunakan untuk transfer debitantar bank
yang di sertai dengan penyampaian fisik warkat debit, (Cek, bilyet, giro, nota debitdan lain-lain). b.
Penyelenggara debit dilakukan dengan cara lokal di setiap wilayah kliring oleh PKLc.
PKL, akan melakukan perhitungan kliring debit berdasarkan DKE debit yang dikirim oleh pesertad.
Hasil perhitungan kliring debit secara lokal tersebut selanjutnya di kirim ke system sentralkliring untuk di
perhitungkan secara nasional oleh PKL.2.
Kliring Kredita.

Digunakan untuk transfer kredit antar bank tanpa di sertai penyampaian fisik warkat (paperless) b.
Penyelenggaraan kliring kredit dilakukan secara nasional oleh PKNc.
Perhitungan kliring kredit dilakukan oleh PKN atas dasar DKE kredit yang dikirim peserta.
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yangmerupakan single
objective Bank Indonesia. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalahkestabilan nilai rupiah terhadap
barang dan jasa yang tercermin pada perkembangan nilai tukarrupiah terhadap mata uang negara
lain.Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakantiga bidang
tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:a.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter b.
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaranc.
Mengatur dan mengawasi Bank
3.1 Kesimpulan
tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yangmerupakan single
objective Bank Indonesia. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalahkestabilan nilai rupiah terhadap
barang dan jasa yang tercermin pada perkembangan nilai tukarrupiah terhadap mata uang negara
lain.Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakantiga bidang
tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:a.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter b.
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaranc.
Mengatur dan mengawasi Bank
DAFTARPUSTAKA
Latumaerissa Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba empat