Pembaharuan Pendidikan Islam di Muhammad

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM “ZAMAN NOW” OLEH PEMIKIRAN K.H.
AHMAD DAHLAN DALAM “MUHAMMADIYAH CULTURE LITERACY FOR THE
MAIN EDUCATION”
Oleh : Nushrat Uyun
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Abstrak: Tulisan ini hendak mengurai dan mendeskripsikan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan
mengenai pendidikan Muhammadiyah dan mengevaluasi implementasi 1 pemikiran K.H.
Ahmad Dahlan zaman sekarang terkait tentang Pendidikan yang “utama” bukan Pendidikan
yang unggul. Muhammadiyah ialah gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, didirikan oleh KH. A. Dahlan pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di
Kota Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Selama ini juga,
Muhammadiyah ada tiga rahan utama aktifitas yang dikembangkan dan menjadi brand yaitu
pendidikan (schooling), kesehatan (healing), dan sosial (feeding). Muhammadiyah sebagai
kelompok “Islamic-Modernism”, yang lebih terfokus bergerak membangun “Islamic society”
(masyarakat Islam) daripada perhatian terhadap “Islamic state” (negara Islam); yang fokus
gerakannya pada bidang pendidikan, kesejahteraan social.2
Kata Kunci: Pendidikan Modernisasi3, Pendidikan Islam, Muhammadiyah literasi
Abstract: This paper is about to decipher and describe K.H. Ahmad Dahlan on Muhammadiyah

education and evaluating the implementation of K.H. Ahmad Dahlan is related today about
"the main" education not the superior education. Muhammadiyah is an Islamic movement,
Da'wah Amar Makruf Nahi Munkar, beraqidah Islam and sourced from the Qur'an and Sunnah,
founded by KH. A. Dahlan on 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah coincides with November 18, 1912
Miladiyah in Yogyakarta City. Muhammadiyah goal, namely uphold and uphold the religion of
Islam to realize the true Islamic society. During this time, Muhammadiyah there are three main
activities that are developed and become the brand that is education (schooling), health
(healing), and social (feeding). Muhammadiyah as a group of "Islamic-Modernism", which
focuses more on building "Islamic society" rather than attention to "Islamic state" (Islamic
state); which focuses its movement on education, social welfare.
Keywords: Modernization Education, Islamic Education, Muhammadiyah literasi
1

Implementasi adalah 1. pelaksanaan; 2. penerapan: pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk -- tentang
hal yang disepakati dulu; (KKBI)
2
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Manhaj Gerakan Muhammadiyah Ideologi, Khittah, dan Langkah
(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010), hlm. xxviii-xxix.
3
Modernisasi adalah 1. proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai

dengan tuntutan masa kini; (KBBI)

Pendahuluan
Negara Indonesia adalah salah satu negara kepulauan di Asia Tenggara yang dalam
mengalaimi proses membangun peradaban untuk berkembang lebih maju dan memiliki sejarah
Pendidikan yang beragam. Negara Indonesia juga merupakan negara yang memiliki kekayaan
yang luar biasa berupa alam dan budaya yang sangat melimpah. Adapun dalam budaya,
Indonesia memiliki banyak budaya yang beragam dengan tersebar dipelosok-pelosok Nusantara
(Indonesia). Pada usia yang sudah menginjak 72 tahun ini, Indonesia telah banyak membawa
perubahan dari segi apapun. Adapun dalam prestasi tersebut dengan hasil kerja keras yang
terencana yang kita sebut dengan pendidikan. Adapun pendidikan di dalam Undang- Undang
Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal (1) Ayat (1)
menyebutkan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.” Sehingga untuk membangun peradaban bangsa yang sukses dan maju dilatarbelakangi
oleh pendidikan yang utama. Tentunya pendidikan yang dimaksud yaitu pendidikan yang
membutuhkan proses waktu yang amat sangat panjang sehingga dapat membangun peradaban
bangsa yang maju. Indonesia dalam membangun peradabannya dimulai dari pendidikan yang

sangat lama bukan dengan waktu yang singkat. Dengan itu perjuangan seluruh rakyat dan para
tokoh tokoh nasional. salah satunya yaitu Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal dengan
K.H. Ahmad Dahlan. Beliau merupakan salah satu tokoh pendidikan Islam di bumi nusantara
dan merupakan pendiri organisasi Islam yaitu organisasi Muhammadiyah. Konsep - konsep
K.H. Ahmad Dahlan mengenai pendidikan sangat revolusioner. Dia mengadakan modernisasi
dalam bidang pendidikan Islam, dari sistem pondok yang melulu diajar pelajaran pendidikan
agama Islam, dari sistem pondok yang melulu diajar secara perseorangan menjadi secara kelas
dan ditambah dengan pelajaran pengetahuan umum. 4
K.H. Ahmad Dahlan, mengajarkan konsep kehidupan yang kemudian diterapkan di
organisasi Muhammadiyah. Seperti ia menekankan untuk berjuang sungguh-sungguh dalam
menyebarkan Islam melalui Muhamamdiyah dengan salah satu perkataannya yang terkenal
yaitu “Hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah”. Untuk itu
pembahasan ini bisa mengevaluasi implementasi pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam
pendidikan Islam yang zaman sekarang berkembang membangun peradaban lebih maju dan

4

Asrofi e, Yusron. 2005. Kyai Haji Ahmad Dahlan Pemikiran & Kepemimpinannya. Yogyakarta:MPKSDI PP
Muhammadiyah, hlm.74


hendaknya diarahkan untuk mewujudkan Pendidikan Utama yang dibangun melalu budaya
literasi yang sekarang melemah.
PEMBAHASAN
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi
munkar yang bersumber pada Al-Quran dan As sunnah dengan maksud dan tujuan menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek
kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu
kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif 5.
Pemikiran Pendidikan Modernisasi oleh K.H. Ahmad Dahlan
Menurut Toto Suharto (2006), Ahmad Dahlan memadukan antara pendidikan Agama
dan pendidikan umum sedemikian rupa, dengan tetap berpegang kepada ajaran Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Selain kitab-kitab klasik berbahasa Arab, kitab-kitab kontemporer berbahasa Arab
juga dipelajari dilembaga Muhammadyah yang dipadukan dengan pendidikan umum. Materi
yang disampaikan pada pendidikan muhammadiyah adalah pendidikan agama yang mencakup
mata pelajaran aqidah akhlak, hadist, fikih, tarikh, bahasa, al-quran dan kemuhammadiyahan.
Dari realita pendidikan tersebut di atas, K.H. Ahmad Dahlan menawarkan sebuah metode
sintesis6 antara metode pendidikan modern Barat dengan metode pendidikan pesantren. Dari
sini tampak bahwa lembaga pendidikan yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan berbeda dengan
lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat pribumi saat ini.
Islam adalah agama yang kaffah, yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai

berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu yang ditekankan dalam
Islam adalah mengenai pendidikan, bahkan ayat yang pertama kali diturunkan adalah perintah
untuk membaca. Ayat pertama tersebut merupakan gerbang awal dimulainya pendidikan Islam.
Konsep pendidikan dalam Islam adalah long life education, yaitu pendidikan seumur hidup.
Dengan demikian, pendidikan tidak berbatas pada pendidikan formal di bangku sekolah saja,
namun juga mencakup pendidikan non formal di luar sekolah.
Pendidikan dalam dunia Islam tidak hanya dimonopoli oleh kaum laki-laki saja, akan
tetapi pendidikan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun
perempuan. Selain menuntut ilmu, setiap muslim juga berkewajiban mengajarkan dan

5

Kolektif adalah 1. secara bersama; 2. secara gabungan; (KBBI)
Sintesis adalah 1. paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang
selaras: perkembangan manusia adalah hasil -- beberapa unsur; 2. penentuan hukum yang umum berdasarkan
hukum yang khusus; 3. reaksi kimia antara dua atau lebih zat membentuk satu zat baru; 4. penggabungan unsurunsur untuk membentuk ujaran dengan menggunakan alat-alat bahasa yang ada;
6

mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Hal itu sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT
dalam Q.S. Ali Imran (3): 104 berikut:


ِ‫َولْتَكُ ْنِ م نْ كُ ْمِ أُمَّ ةِ يَ ْد عُ و َنِ إ َلِ ا ْْلَ ْيِ َويَأْمُ ُرو َنِ ب ا لْ َم ْع ُروفِ َويَ نْ َه ْو َنِ عَ نِ ا لْ ُم نْ َك ر‬
ۚ ِ‫ح و َن‬
َ ‫َوأُولََٰ ئ‬
ُ ‫كِ ُه مُِ ا لْ ُم ْف ل‬
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (Q.S. Ali Imran (3): 104)
Ayat tersebut merupakan salah satu ayat yang mendorong KH. Ahmad Dahlan, salah
satu tokoh kebangkitan Islam di Indonesia, melakukan Modernisasi pembaharuan demi
kemajuan pendidikan Islam. Kesimpulan ayat di atas, diharapkan melalui modernisasi
pendidikan dapat mengajak orang lebih banyak berbuat baik dan mencegah kemungkaran
melalui perbaikan kesalahan yang terjadi di masa lampau agar tidak terulang lagi dan tidak
kembali lagi pada zaman dulu.
KH. Ahmad Dahlan sebagai tokoh pembaharu, karena usaha pembaharuannya
merupakan upaya terobosan terhadap masalah-masalah yang mendesak untuk diatasi. Usahausaha pembaharuan di bidang pendidikan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan meliputi dua
segi, yaitu segi cita-cita dan teknik pendidikan serta pengajarannya. Cita-cita pendidikan yang
diharapkan mampu melahirkan sosok kiai intelek dan intelek kiai; dan pendidikan yang
dikembangkan bersifat kreatif dalam mengintegrasikan antara idealisme, korektif dan

modernisasi.
Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan untuk pembaharuan zaman sekarang
K.H. Ahmad Dahlan mengimplementasikan dengan system dan praktik pendidikan
zaman sekarang, dibuktikan dengan pandangannya mengenai tujuan pendidikan adalah untuk
menciptakan manusia yang baik budi, luas pandangan, dan bersedia berjuang untuk kemajuan
masyarakat.7 Karena itu K.H. Ahmad Dahlan merentaskan beberapa pandangannya mengenai
pendidikan dalam bentuk pendidikan islam Modern Muhammadiyah yaitu :
Pendidikan Integralistik8
K.H Ahmad Dahlan (1868-1923) adalah tipe man of action sehingga sudah pada tempatnya
apabila mewariskan cukup banyak amal usaha bukan tulisan. Oleh sebab itu untuk menelusuri
bagaimana orientasi filosofis pendidikan beliau musti lebih banyak merujuk pada bagaimana

7
8

Amir Hamzah Wirjosukarto, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam, hlm. 95-96
Integralistik adalah 1. bersifat integral; 2. merupakan satu kese-luruhan: (KBBI)

beliau membangun sistem pendidikan. Namun naskah pidato terakhir beliau yang berjudul Tali
Pengikat Hidup menarik untuk dicermati karena menunjukkan secara eksplisit 9 konsen beliau

terhadap pencerahan akal suci melalui filsafat10 dan logika11. Sedikitnya ada tiga kalimat kunci
yang menggambarkan tingginya minat beliau dalam pencerahan akal, yaitu:
1) pengetahuan tertinggi adalah pengetahuan tentang kesatuan hidup yang dapat dicapai
dengan sikap kritis dan terbuka dengan mempergunakan akal sehat dan istiqomah terhadap
kebenaran akali dengan di dasari hati yang suci;
2) akal adalah kebutuhan dasar hidup manusia;
3) ilmu mantiq atau logika adalah pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang hanya akan

dicapai hanya jika manusia menyerah kepada petunjuk Allah swt.
Analisis Paradigma12 Muhammadiyah Berbudaya Literasi untuk Pendidikan Utama
Muhammadiyah adalah organisasi yang lahir sebelum kemerdekaan Republik
Indonesia, tepatnya pada tahun 1912. Hanya beberapa tahun setelah lahirnya organisaasi Budi
Utomo yang merupakan organisasi modern di Indonesia. Kelahiran muhammadiyah ini diawali
dengan perbaikan pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Muhammadiyah dengan spirit islam berkemajuan, memulai pencerahannya dengan
membuka pendidikan yang menerapkan model barat seperti menggunakan meja, berpakaian
seragam, dsb. Walaupun pada mulanya ditentang, tapi karena keberhasilan metode
pembelajarannya maka dengan cepat dapat berkembang dimasyarakat. Sampai pada akhirnya
atas kebesaran hati Muhammadiyah dan organisasi islam lainnya, maka perdebatan tentang
dasar negara bisa selesai dan melahirkan Pancasila. Sejak berdirinya Muhammadiyah

senantiasa memberi sumbangsi besar terhadap lahir dan kemajuan bangsa indonesia ini.
Muhammadiyah sejak berdirinya telah memiliki kesadaran literasi yang tinggi.
Walaupun realitasnya belum mampu menyebarkan virus – virus literasi ditengah – tengah
masyarakat secara menyeluruh ke seluruh pelosok tanah air. Namun setidaknya program
pengembangan literasi terus digalakkan oleh Muhammadiyah.
Tradisi literasi perlu diluruskan definisnya ditengah – tengah masyarakat. karena yang
berkembang dimasyarakat umum bahwa literasi itu sebatas membaca dan menulis. Padahal
seharusnya, secara subtansi literasi membincang segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem

9

Eksplisit adalah 1. gamblang, tegas, terus terang, tidak berbelit-belit (sehingga orang dapat menangkap
maksudnya dengan mudah dan tidak mempunyai gambaran yang kabur atau salah mengenai berita, keputusan,
pidato, dan sebagainya); tersurat (KBBI)
10
Filsafat adalah 1. pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab,
asal, dan hukumnya; 2. teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan; 3. ilmu yang berintikan logika,
estetika, metafisika, dan epistemologi; 4. falsafah
11
Logika adalah 1. pe nge ta huan te nta ng kaidah be rpikir; 2. ja la n pikira n ya ng ma s uk a ka l

12
Paradigma adalah 1. Daftar semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan
deklinasi kata tersebut; 2. Model dalam teori ilmu pengetahuan; 3. Kerangka berpikir. (KBBI)

tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Jadi bukan hanya sekedar membaca
dan menulis, tapi juga sosialisasi tentang manfaat membaca dan menulis, merawat hasil karya
aksara melalui pengembangan perpustakaan, riset sejarah dan sebagainya.
Tentunya, Eksistensi13 Muhammadiyah dalam mengembangkan tradisi literasi patut
untuk di apresiasi. Muhammadiyah bukan saja sekedar memberikan gagasan, tapi juga telah
memberikan bukti riil dalam membangun tradisi literasi di seluruh elemen masyarakat.
Olehnya itu, dengan spirit membangun peradaban yang berkemajuan tentunya perlu
terlebih dahulu di wujudkan masyarakat literasi. Olehnya itu juga perlu partisipasi semua
kalangan bukan hanya Muhammadiyah, bukan hanya dibebankan pada pemerintah. Tapi kerja
– kerja peradaban harus dikerjakan secara bersama – sama. Dimana untuk mewujudkan
Pendidikan yang Utama mengembangkan tradisi literasi di dalam tubuh Muhammadiyah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pada uraian di atas, dapat ditarik beberapa simpulan dan saran sebagai berikut:

1. K.H Ahmad Dahlan mengemukakan pembaharuan dalam bidang pembentukan lembaga
pendidikan Islam yang menggabungkan sistem pendidikan pesantren dengan sistem

pendidikan Belanda (sistem klasikal). Diharapkan dengan cara ini seorang tamatan
madrasah atau sekolah umum akan muncul pribadi-pribadi muslim yang utuh.
2. Modernisasi pendidikan Islam yang dibawa oleh K.H Ahmad Dahlan yang di
implementasikan sampai sekarang sebuah metode sintesis antara metode pendidikan

modern Barat dengan metode pendidikan pesantren.
3. Modernisasi pendidikan dapat mengajak orang lebih banyak berbuat baik dan mencegah

kemungkaran melalui pembaharuan kemajuan pendidikan Islam
4. K.H Ahmad Dahlan tidak mewariskan tulisan yang bisa kita baca, tetapi mewariskan

lembaga pendidikan Muhammadiyah. Memang dorongan besarnya bukanlah menjadi
man of thought tapi man of action. Dia mengajar orang untuk berbuat, bukan untuk
berpikir.
5. Implementasi pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam pendidikan Islam yang zaman

sekarang dikembangkan untuk membangun peradaban lebih maju dan hendaknya
diarahkan untuk mewujudkan Pendidikan Muhammadiyah Utama yang dibangun
melalu budaya literasi

13

Eksistensi adalah hal berada; keberadaan: (KBBI)

DAFTAR PUSTAKA
Amir Hamzah Wirjosukarto, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam, hlm. 95-96
Asrofi e, Yusron. 2005. Kyai Haji Ahmad Dahlan Pemikiran & Kepemimpinannya.
Yogyakarta:MPKSDI PP Muhammadiyah, hlm.74
Kamus Umum Bahasa Indonesia. (KBBI)
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Manhaj Gerakan Muhammadiyah Ideologi, Khittah,
dan Langkah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010), hlm. xxviii-xxix.
Toto Suharto, 2006, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Undang- Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal (1) Ayat (1)