Tugas 1 pengantar aristektur bab

BAB I
PENDAHULUAN
Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan
binaan (artefak), mulai dari lingkup makro seperti perencaan dan perancangan kota,
kawasan, lingkungan dan lansekap hingga lingkup mikro seperti perencanaan dan
perancangan bangunan, interior, perabot, dan produk. Dalam arti yang sempit,
arsitektur sering kali diartikan sebagai ilmu dan seni perencanaan dan perancangan
bangunan. Dalam pengertian lain, istilah “arsitektur” sering juga dipergunakan untuk
menggantikan istilah “hasil-hasil proses perancangan”.
Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah
matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan
sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu
lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap
karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek
harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang
utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi
strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan
dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur
Pada awalnya arsitektur memiliki fungsi yang sangat simple dan fungsional,
yaitu tempat melindungi diri dari ancaman binatang buas dan kondisi alam.
Beranjak dari situasi dan kondisi semacam inilah yang menuntut arsitektur untuk

selalu dapat memenuhi kebutuhan akan keinginan yang satu sama lain berbeda
guna tercapainya kesejahteraan dan kelayakan hidup. Pada awal zaman
prasejarah, sudah ditemukan berbagai teknologi yang menyangkut tentang
keberadaan tempat berteduh selama beberapa waktu atau selamanya, yang dapat
dijumpai di beberapa kota dunia yang memiliki bekas peninggalan zaman tersebut.
Adanya goa-goa atau lorong yang digunakan untuk tempat tinggal adalah salah
satu bukti bahwa kebutuhan akan sebuah lingkungan binaan sangat diperlukan.
Latar belakang historis arsitektur adalah dunia modern dengan segala
perkembangannya, yang telah mengubah dunia ke dalam satu bentuk dengan
keadaan yang berbeda. Dunia modern dilahirkan akibat penemuan-penemuan
yang menjadi dasar perubahan-perubahan yang terjadi kemudian. Penemuan
mesin yang menggantikan manusia di bidang industri telah menciptakan revolusi
kontroversial sepanjang zaman, yaitu revolusi industri yang berdampak ke seluruh
penjuru dunia. Dan salah satu dampak positif yang ditimbulkan adalah bukan saja
pada masalah industri, melakinkan merambah ke bidang lain yang tidak

diperkirakan sebelumnya. Dan penggunaan teknologi mesin telah merubah
kehidupan manusia di seluruh jagad raya dengan semua perkembangannya.
Revolusi merubah kehidupan masyarakat pertanian kearah industri
mesin. Diubahnya kehidupan tradisional sebelumnya menjadi masyarakat yang

maju, dinamis dan haus akan hal-hal yang baru. Kondisi hidup manusia yang
berbeda, maju dan baru. Manusia berlomba-lomba mengejar dan berusaha
menguasai pengetahuan dan teknologi tepat guna dan berhasil guna. Dengan ilmu
dan teknologi, manusia mengolah dan mengendalikan alam dengan bermacammacam sumber dayanya. Contoh yang dapat kita lihat seperti arsitektur di
Indonesia dan dunia sudah sangat berkembang. Kita dapat melihat ada banyak
bangunan yang tinggi, besar yang memiliki bentuk, desain, serta corak yang
bermacam-macam. Dari sinilah kita dapat menyimpulkan bahwa arsitektur sudah
mulai banyak dikenal masyarakat di seluruh dunia. Namun, tidak sedikit juga orang
berpendapat bahwa ada banyak bangunan yang sebetulnya gagal secara
fungsional atau tidak sesuai dengan perilaku pemakai.

BAB II
PEMBAHASAN
ARSITEKTUR

Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan
binaan (artefak), mulai dari lingkup makro seperti perencaan dan perancangan kota,
kawasan, lingkungan dan lansekap hingga lingkup mikro seperti perencanaan dan
perancangan bangunan, interior, perabot, dan produk.
Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia, dan ia merupakan

ungkapan fisik dan peninggalan budaya dari suatu masyarakat dalam batasan
tempat dan waktu tertentu. Dari dahulu sampai sekarang bahkan yang akan datang,
arsitektur akan selalu berkembang dalam bentuk semakin kompleks, sejalan dengan
perkembangan peradaban dan budaya termasuk ilmu pengetahuan, teknologi dan
tuntutan kebutuhan manusia baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Adapun
ragam-ragam arsitektur yaitu :
 Dibangun oleh manusia sejak zaman primitif di pohon, di gua sampai
dengan zaman moderen sekarang.
 Oleh makhluk lain sebagai tempat tinggal, seperti burung, serangga, dll
Arsitektur merupakan hasil dari “dialog” manusia dengan lingkungannya serta
budayanya. Sejarah mencatat beberapa peninggalan sejarah seperti Piramid yang
dibangun pada masa Fir’aun di Mesir, Kuil Parthenon yang didirikan sebagai tempat
persembahan bagi Dewi Athena di Yunani, Bangunan Colosseum sebagai tempat
bertarung para Gladiator di Roma, Italia dan masih banyak lagi peninggalan sejarah
arsitektur yang tak ternilai harganya. Pada masa lampau banyak raja, kaum
bangsawan, maupun orang-orang berpengaruh yang membuat monumen-monumen
untuk diri mereka sendiri. Mereka ingin dikenang bahwa mereka telah mencapai
“sesuatu yang besar” melebihi orang lain di jamannya. Arsitektur sendiri sudah ada
sejak manusia pertama ada di bumi dengan tujuan untuk melindungi diri dari:
alam, binatang, kelompok lain. Yang terus berkembang sejalan dengan

perkembangan peradaban dan budaya, iptek, dan kebutuhan (kauntitatif atau
kualtatif).

SEJARAH ARSITEKTUR

Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu yang
sukar ditentukan batasnya. Dan untuk mempermudah di dalam mempelajarinya,
suatu karya arsitektur dibedakan menurut ciri-ciri bentuk dan karakter arsitektural
dalam kurun waktu tertentu. Pengelompokan-pengelompokan perkembangan
arsitektur antara lain adalah: primitif, tradisional, klasik barat, dan modern.
Kebudayaan sangat mempengaruhi perkembangan arsitektur, mencakup interaksi
antar kebudayaan manusia dengan alam, dalam hal ini termasuk iklim, topografi,
dan faktor lingkungan lainnya. Oleh karena itu dalam mempelajarinya, dibagi ke
dalam periode, tempat, siapa, atau masyarakat mana yang membangun.
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi
lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang
tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan
tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan
mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktek-praktek, arsitektur berkembang
menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau

peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah
seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir
dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian
dunia.
Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian
timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi
masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat.
Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun
berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana
rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam
masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur
mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon)
untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini
antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India
purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil
karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para
artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual
menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam
arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai.

Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek,
maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini,

seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di
dalamnya masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu
(misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta
teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju
ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan
dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk
yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts
di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik
tanpa menekankan konteksnya. Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu
untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai
bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas
dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi
massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam
ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20
melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain,

Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin
dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain
industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak
masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan,
dan teknologi. Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktekkan, ia adalah sebuah
pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari
dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk.
Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian
arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena
kesederhanaannya dan faktor ekonomi. Namun, masyarakat umum merasakan
adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain
karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampakdampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur PostModern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada
tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi
berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang
interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan)
adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk
dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan
Arsitektur
Post-Modern.
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan

apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur
bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan

arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan
menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design
Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau
Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan,
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai
bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar
proses
perancangan. Bersamaan
dengan
meningkatnya
kompleksitas
bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur
sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah
keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek individu masih disukai
dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya.
Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya
dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.


1. PERKEMBANGAN ARSITEKTUR MENURUT CIRI BENTUK DAN KARAKTER
ARSITEKTURNYA
 PRIMITIF
Masih terisolir, tanpa pengaruh luar berkehidupan tergantung kepada alam
(sejak masa awal munculnya masyarakat yang menata diri dalam lingkungan
– manusia sebagai subordinasi alam).
Contoh : Mesir, Mesopotamia, Persia, Cina, India, Indian
 TRADISIONAL
Memiliki aturan yang digunakan secara turun temurun, masih agraris (sejak
manusia di dunia mulai membangun tata cara hidup yang sesuai dengan
keadaan. Lingkungan sebagai mitra) tradisional merupakan konteks yang
menyangkut pewarisan budaya kepada generasi di bawahnya.
Contoh : Arsitektur Indonesia, Jepang.
 KLASIK
Bentuk diilhami ilmu pengetahuan, matematik, ukur ruang. Berlangsung sejak
zaman Yunani ribuan taun sebelum masehi. (sudah berdasarkan teori dan
ilmu pengetahuan, ilmu alam, matematika, ilumu ukur sudut, termasuk teori
keindahan dan seni).
Contoh : Yunani, Romawi

Arsitektur klasik aadalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang
mengacu pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani
kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah
arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih

modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani. Saat orang berpikir
tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang
terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun
arsitektur klasik juga banyak memiliki napas modern dan desain gedung yang
rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer dibuat dengan
detail sempurna. Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya
peradaban tulisan secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era
ini dimulai maupun berakhir. Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di
benua Eropa. Dalam beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan
tiga tujuan: sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah
penyembahan
Tuhan (fungsi
rumah
peribadatan)
dan tempat

berkumpul (balai kota, dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan
ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi ornamenornamen hiasan yang rumit.
Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci.
Beberapa peradaban yang tumbuh dari batu dan lumpur turut memperkaya
ragam bentuk Arsitektur Klasik, misalnya candi dan kuburan orang-orang
Mesir. Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini dan
diadopsi dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk
lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik.
Ornamen-ornamen ukiran yang rumit dan detail juga kerap menghiasi
gedung-gedung yang dibangun di masa sekarang
 MODERN
Revolusi industri 19, bentuk simplitis, jujur (sejak manusia di dunia mulai
mengenal modus industri, yang cenderung menjadikan alam sebagi obyek
eksploitasi) Perkembangan dari Kalsik Barat secara revolisuional sejalan
dengan Revolusi Industri awal abad 19 (perubahan pola hidup & pikir)
Sepanjang sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali
perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern Sampai
dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai
pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap
sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber
idenya dan tidak ada rumusnya. Di pertengahan abad ke-18, tahun 1750-an
di Perancis, muncul orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan
Arsitektur dengan menggunakan akal dan idenya sebagai sumber idenya,
bukan seni dengan perasaan.
Beberapa nama tersebut adalah :
1) Boulle
2) Blondel

3) Quatremere de Quincy (Tipologi misalnya, dimunculkan pertama kali
pada abad ke-18 oleh Quatremere de Quincy.)
Bagi mereka ini, Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia
Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang Perancis ini adalah sebuah
reformasi, perubahan. tak ayal lagi, sejarah menobatkan orang-orang ini sebagai the
first Modern. Dengan demikian, dapat saja dikatakan bahwa Arsitektur Modern ini
sudah hadir pada abad ke-18 bukan abad ke-20. Tetapi, yang dimaksud
Arsitektur modern bukan karya Arsitektur, bukan bangunan atau gedung tapi adalah
ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur. Oleh sebab itu
seringkali
dikatakan
bahwa
pikiran-pikiran
dasar/pokok
mengenai
Arsitektur Modern telah dimunculkan di abad ke-18
Arsitektur Modern Dibagi Menjadi :
1. Art Nouveau
Art Nouveau adalah Sebuah gaya dekorasi dan arsitektur internasional yang
berkembang tahun 1880 dan 1890an. Nama ini berasal dari Maison de l’Art
Nouveau, galeri desain interior yang buka di Paris tahun 1896, tapi sebenarnya
gerakan ini memiliki banyak nama di seluruh Eropa. Di Jerman gerakan ini
disebut Jugendstil, diambil dari majalah Diejugend (pemuda) yang dipublikasikan
sejak tahun 1896. Di Itali bernama “Stile Liberty” dari nama toko Liberty Style. Di
Spanyol bernama “Modernista”, di Austria bernama “Sezessionstil” dan, di
Prancis sendiri, istilah bahasa Inggris “Modern Style” sering juga digunakan,
menekankan dari mana gerakan ini berasal.Dalam desain, Art nouveau bercirikan
bentuk ranting-ranting tumbuhan yang berlekuk-lekuk dan berlawanan dengan
historicism yang menjamur di abad 19. Penekanannya dalam dekorasi dan
kesatuan seni menghubungkan gerakan ini dengan gagasan simbolis
kontemporer dalam seni, seperti yang terlihat pada karya seni secessionist di
Vienna. Namun gerakan ini juga berasosiasi dengan gagasan arts and crafts, dan
dengan itu, Art Nouveau membangun jembatan antara Morris dan Gropius.
Di Inggris, gaya ini diperagakan oleh arsitektur Rennie Mackintosh, dan karya
desain Macdonald bersaudara. Pengaruh Morris yang tersisa di Inggris
memperlambat kemajuan gaya baru desain ini meski Mackmurdo, Godwin,
Townsend, dan bahkan Voysey semakin condong kea rah Art Nouveau. Gaya ini
paling terasa dalam bentuk ilustrasi, misalnya the Yellow Book, the Studio, the
Savoy, the Hobby Horse, dan melalui karya Beardsley, Gambar Ricketts dan
Selwyn.
Di Prancis, meskipun ada Guimard dengan desain kaca dan metronya yang
terkenal, gerakan ini paling dapat diekspresikan dalam seni terapan, terutama

gelas-gelas dari Lalique (1860-1945) dan Galle (1846-1904). Di Belgia, gaya ini
dingkat melalui Societe des Vingts (Les Vingt) berdiri tahun 1884, termasuk di
dalamnya Ensor dan juga arsitek Art Nouveau Horta dan Van de Velde sebagai
anggotanya. Di Spanyol gaya ini berpusat pada Gaudi di Barcelona. Di Vienna,
arsitek seperti Wagner, Hoffman , dan Olbrich, dan seniman seperti Klimt
berkumpul untuk mempromosikan gaya ini melalui majalah Secessionist Ver
sacrum. Di Jerman, gerakan ini terbelah antara kebiasaan dekoratif Otto Eckman
(1865-1902) dan majalah Pan, dan desain dari Behrens. Di Amerika arsitek
seperti Sullivan dan Wright terpengaruh oleh gagasan-gagasan Eropa tapi
menerapkan Art Nouveau dalam wujud yang berbeda, sementara desainer
seperti Tiffany berpegang teguh pada gaya aslinya.
 Ciri-ciri Art Nouveau
Dinamis dan mengalir, dengan garis-garis lengkung yang serasi, cukup
menggambarkan gaya Art Nouveau. Tampilan lainnya adalah penggunaan
hiperbola dan parabola di jendela, lengkungan, dan pintu. Tumpukan-tumpukan
konvensional terlihat seakan menjadi hidup dan tumbuh menjadi bentuk-bentuk
yang diambil dari tumbuhan. Seperti aliran desain lainnya, Art Nouveau mencari
keharmonisan dalam bentuknya.
Art Nouveau dalam arsitektur dan desain interior membangkitkan kembali
gaya dari era Victorian. Meski desainer Art Nouveau memilih dan
memodernisasikan beberapa elemen abstrak dari gaya Rococo seperti tekstur api
dan kerang, mereka juga mempergunakan bentuk organik sebagai sumber
inspirasi, mengembangkan bentuk alami dari rumput laut, rumput dan serangga.
Wood-block Jepang, dengan garis lengkungnya, permukaan yang berpola,
bagian kosong yang kontras, juga mempengaruhi Art Nouveau. Beberapa garis
dan pola lengkungan menjadi kebiasaan grafis yang nantinya banyak ditemukan
di karya-karya seniman di seluruh dunia.
Art Nouveau tidak menolak mesin seperti yang dilakukan Arts and Crafts,
justru mesin digunakan untuk mendukung aliran ini. Untuk patung, material utama
yang digunakan adalah kaca dan besi. Art Nouveau dianggap sebagai aliran yang
‘total’, dalam arti aliran ini memiliki pengaruh dalam banyak bidang — arsitektur,
desain interior, seni dekoratif termasuk diantaranya perhiasan, furniture, tekstil,
peralatan makan, dan lampu, dan berbagai seni visual.
Salah satu contoh hasil karya Art Nouveau:

2. Arsitektur Brutalisme
Brutalisme adalah gaya arsitektur sebagai pembaharuan gerakan arsitek.Istilah
Brutalisme sendiri berawal dari bahasa Perancis yaitu “Beton Bruth” atau “Beton
Mentah”.Brutalismejuga dihubungkan dengan ideologi yang berupa khayalan
sosial yang cenderung didukung oleh perancangnya.
Ciri-ciri bangunan Brutalis :


Bentuknya geometris dan berulang



Bentuknya unik



Menggunakan bahan material berbahan keras seperti : beton,baja,kaca,dan
batu kasar
Salah satu contoh bangunan Brutalis :

3. Dekonstruksi Fungsional
Arsitektur dekonstruksi merupakan pengembangan dari arsitektur modern.
Munculnya arsitektur dekonstruksi sekitar tahun 1988 dalam sebuah diskusi
Academy Forum di Tate Gallery, London. Kemudian disusul oleh pameran di
Museum of Art, New York dengan tema “Deconstructivist Archiecture” yang
diorganisir oleh Philip Johnson dan terdapat tujuh arsitek yang menampilkan karyakaryanya, yaitu; Peter Esienman, Bernard Tschumi, Daneil Libeskind, Frank Gerhy,
Zaha Hadid, Rem Koolhaas, dan Coop Himmelblau. Gejala “Dekon” dalam
arsitektur telah menjadi tema perdebatan yang hangat dengan karya-karyanya
yang mendobrak aturan-aturan yang berlaku.
Pada 8 April 1988 dalam “international Symposium on Deconstruction” yang
diselenggarakan oleh Academy Group di Tate Gallery, dikukuhkan bahwa

dekonstruksi bukanlah gerakan yang tunggal atau koheren, meski banyak diwarnai
oleh kemiripan – kemiripan formal di antara karya arsitek yang satu dengan yang
lainnya. Dekonstruksi tidak memiliki ideologi ataupun tujuan formal, kecuali
semangat untuk membongkar kemapaman dan kebakuan. Aliran dekonstruksi
mulanya berkembang di kalangan arsitek Perancis dan Inggris, kemudian oleh
Philip Johnson dan Mark Wigley melalui sebuah pameran yang bertema
“deconstructivist Architecture” yang di selenggarakan di Museum of Art, New York,
tanggal 23 Juni – 30 Agustus 1988 mencetuskan ‘dekonstruktivisme’ yang lebih
berkonotasi pragmatis dan formal serta berkembang di Amerika.
Telaah dan pemahaman dekonstruksi memerlukan suatu kesiapan untuk
belajar menerima beberapa kemungkinan phenomena. Syarat dari semua ini
berdiri di atas keterbukaan dan kesabaran. Keterbukaan membiarkan phenomena
berbicara langsung tanpa prekonseosi. Kesabaran memberikan ruang kepada
orang untuk mendengar lebih cermat dan seksama. Deconstruction sebuah konsep
Perancis yang diturunkan oleh Jacques Derrida ( lahir 1921) tidak mudah
disampaikan sebagaimana pemahaman orang tentang konstruksi, destruksi, dan
rekonstruksi. Derrida mengajak semua orang termasuk arsitek untuk merenungkan
kembali hakekat sesuatu karya agar berbicara menurut pesona dan kapasitasnya
masing –masing. Keseluruhan ini berangkat dari suatu metoda komposisi. Derrida
menyebutkannya dalam merajut rangkaian hubungan – hubungan. Dalam
tekniknya terdapat beberapa teknik dan terminologi yang perlu klarifikasi di sini.
Usaha demikian diharapkan dapat memperjelas hubungan Deconstruction dan
Rancang bangunan.
Konsep utama memproduksi atau mengadakan karya bertolak dari konsep
yang oleh Derrida pada kasus literatur disebut differance. Dalam rancang bangun
konsep ini tidak dapat dipahami sebagai suatu pendekatan yang membuka
pemikiran bahwa karya bukanlah semata – mata representasi yang direduksi
sebagai alat menyampaikan gagasan atau pesan. Merancang karya diharapkan
memberi peluang agar kemungkinannya berbicara bisa merdeka dari prinsip
dominasi. Differance memahami setiap komponen bahkan elemen dari komposisi
sebagai suatu potensi yang tidak terpisahkan keberadaan, peran dan fungsinya
dalam kesemestaan. Artinya mereka tidak hanya sebagai suatu alat untuk
menunjuk pada sesuatu gagasan atau ingatan atau nilai tertentu. Diferance
memberikan pemahaman baru bagaimana melihat elemen rancangan rancang
bangun dalam sebagai batas – batas wilayah yang mengkaitkan : manusiamaterial-konstruksi-rupa/bentuk dan tempat. Rancang bangunan sebagai suatu
keutuhan dan aspek – aspeknya adalah jejak – jejak dari suatu kesemestaan yang
mampu berbicara sendiri sebagai pembangun pemahaman dunia. Seperti halnya
suatu ‘text’ rancang bangunan marupakan suatu komposisi yang berosilasi di
antara hadir dan absen. Dengan osilasi tersebut terjalin suatu yang terputus –
putus sebagaimana pemahaman kita sebenarnya akan dunia ini.

Diskontinuitas dan putusnya linearitas menghadirkan permainan dalam setiap
komposisi karena apa yang digagas dan dibangun tidaklah berdiri sendiri. Gagasan
yang dituangkan dalam komponen komposisi yang sebenarnya dikutip dari rujukan
di tempat lain. Bentuk/rupa material-konstruksi-lokasi. Jadi tidak pernah komponen
komposisi berdiri sendiri yang lahir dan tercipta dari ruang hampa. Differance
mengangkat permasalahan komposisi yang terdiri atas “ citatioans” atau kutipan –
kutipan ke dalam suatu komposisi. Dengan komposisi sebenarnya orang melihat
dan merasakan suatu representsi pentunjuk yang hadir dengan rujukan yang tidak
hadir ( entah di mana ). Komposisi ini memberikan suatu gambaran fragmen –
fragmen dari sumbernya yang “mengada” di suatu lokasi dan tampil seolah – olah
utuh dan stabil sebagai sosok mandiri. Rujukan gagasan bentuk/rupa misalnya,
tidak pernah lepas dari keinginan untuk melayani “kebutuhan” manusia. Atas dasar
merujuk pada sumber – sumber tidak hadir itulah sebuah komposisi “meng-ada”.
Dengan itu pula apa yang hadir sebenarnya memberikan “jejak” kepada sumber –
sembernya. Interprestasi komposisi menurut prinsip differance tidak
mungkin dilakukan tanpa membaca atau menelusuru jejak – jejak yang hadir ke
sumber – sumber mereka. Hasil dari komposisi yang lahir dengan hadirnya jejak –
jejak tersebut oleh Derrida disebut Dissemination.
Deconstruction sebagai upaya atau metoda kritis, tidak hanya berupaya
membongkar bangun – bangun teori atau karya lewat elemen, struktur, infrastruktur
maupun contextnya. Lebih dari itu, kekuatan – kekuatan yang berperan pada
konsep yang bersangkutan akan: dilucuti atribut – atributnya, dikupas habis hingga
telanjang bulat, dilacak asal usul dan perkembangannya, dicari kaitan – kaitannya
dengan konsep – konsep lain, digelar kemungkinan – kemungkinan posisi maupun
kontribusinya terhadap apa saja. Semua proses pembongkaran tersebut
dimaksudkan untuk membangun kembali karakteristik phenomenalnya. Dalam
pembangunan kembali tersebut, ekspose dari ‘interplay’ kekuatan – kekuatan
melalui : kontradiksi – kontradiksi, kesenjangan – kesenjangan, decomposition,
disjunction, discontinuity, dan deformation, merupakan cara untuk memperlihatkan
kemungkinan – kemungkinan “ada” dan “mengada”. Daya tarik deconstruction bagi
dunia rancang bangun terletak di dalam cara melihatnya bahwa ruang dan bentuk
adalah tempat kejadian yang selayaknya terbuka bagi yang mungkin dan yang
tidak mungkin. Salah satu Contoh Bangunan Dekonstruksi :

4. Arsitektur Historicism
Historicism, dalam arti luas, berarti kembali ke gaya sejarah, misalnya seperti yang
juga digunakan selama Renaissance. Namun istilah ini dipahami untuk arti
pencarian yang semakin sempit dan gaya pluralisme dalam paruh kedua pada abad
ke-19. Historicism dapat dilihat sebagai penutup dari arsitektur klasik. Seperti di
Inggris masa akhir Gothic, gaya dominan yang tegak lurus, di depan bangunan
berkisi hiasan. Irama terkendali, yang diperoleh dari aksen façade horisontal yang
kuat. Ornamen yang sama diberikan pada bangunan secara berulang sampai dihiasi
sepenuhnya. Dapat dilihat karakteristik historicism adalah kesatuan. Jadi, penganut
aliran ini ingin tetap menampilkan komponen-komponen bangunan yang berasal dari
komponen-komponen klasik tetapi ditampilkan dengan penyelesaian yang modern,
misalnya bentuk klasik yang dulunya menggunakan bahan dari kayu diganti dengan
bahan beton tetapi diberikan ornament.
Catatan Historicism itu mempunyai definisi lain yang relevan dalam arsitektur
post-modern, pendapat Colquohoun adalah sebagai berikut :
 Memperhatikan arsitektur masa lalu
 Membuat bentukan-bentukan yang mencerminkan sejarah, elemen-elemen
yang membentuk suatu seni, pastiche, rekontruksi otentik, pendemonstrasian
suatu bentuk sesuai dengan arti/tujuan yang ingin dicapai.
Jadi ciri Arsitektur Historicism :
Mengambil kembali gaya sejarah, namun dengan penyelesaian modern
Menggunakan design interior antik
Masih menggunakan ornamen
Mengambil kembali gaya Gothic (Gaya dominan yang tegak lurus : Inggris
(London), German)
 Mengambil bentukan khas dari negara masing-masing





Arsitek Tionghoa-Amerika, Ieoh Ming Pei (I. M. Pei) merupakan salah satu
arsitek yang menganut aliran Historicism. Dapat dilihat dari salah satu karyanya
yang cukup terkenal yaitu museum karya seni Perancis yang terkenal Umbau Des
Louvre, 1988-1993. Ciri khas arsitektur Historicism yang ada pada bangunan ini
dapat dilihat bahwa bentuk dari bangunan ini mengambil bentuk bangunan pada
zaman Mesir kuno yaitu Pyramid, sesuai dengan ciri khas arsitektur Historicism yaitu
bangunan yang berkonsep sejarah tetapi dengan penyelesaian modern. Dapat
dilihat material yang digunakan pada bangunan ini bukanlah material yang
digunakan pada Pyramid yaitu batu sehingga terkesan berat dan bangunan yang
tertutup, tetapi sudah digunakan kaca dan pada bangunan ini digunakan rangka baja

sehingga terkesan lebih ringan. Selain itu, dapat dilihat pada bangunan ini masih
menggunakan ornamen.
Salah satu contoh gambar Arsitektur Historicism :

5. Arsitektur Organik
Arsitektur Organik adalah sebuah filosofi arsitektur yang mengangkat keselarasan
antara tempat tinggal manusia dengan alam melalui desain yang menyalaraskan
antara lokasi bangunan dan perabot.
Ciri-ciri bangunan Organik :


Menyelaraskan bangunan dengan alam sekitar



Tumbuh keluar dan unik



Mengikuti irama



Mencukupi kebutuhan sosial,fisik dan rohani

Membentang pada suatu organisme
Ini adalah salah satu contoh bangunan organik :


6. Arsitektur Post Modern
Postmodernisme adalah sebuah gerakan berdasarkan pandangan kritis atas
gerakan modern yang dirasa tidak lagi manusiawi atau dapat menyelesaikan
problem-problem dalam dunia modern itu sendiri. Dalam arsitektur menjadi
sebuah gerakan baru untuk memberikan keleluasaan bagi berbagai faktor
rancangan yang tidak pernah tercakup sebelumnya dalam arsitektur modern
agar bisa muncul dan terakomodasi.
Postmodernisme bukanlah sebutan akan gaya arsitektur belaka, tapi
lebih jauh dari itu, merupakan gerakan filsafat dan moral yang patut dicermati
sebagai bagian dari kritik terhadap teori arsitektur modern yang cenderung
meniadakan unsur-unsur yang manusiawi seperti simbolisme, dekorasi, dan
hal-hal yang sifatnya non fungsional. Hal ini karena arsitektur modern yang
kaku dan mendasarkan diri pada fungsi dirasa tidak dapat memberi solusi
bagi keinginan manusiawi untuk lebih bebas berekspresi.
Salah satu contoh bangunan Arsitektur PostModern :

7. Arsitektur Romantisme
Romantisisme adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang
berasal dari Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan
ini sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan,
sosial dan politik dari Periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi
terhadap alam, dalam seni dan sastra. Gerakan ini menekankan emosi yang
kuat sebagai sumber dari pengalaman estetika, memberikan tekanan baru
terhadap emosi-emosi seperti rasa takut, ngeri, dan takjub yang dialami
ketika seseorang menghadapi yang sublim dari alam. Gerakan ini
mengangkat seni rakyat, alam dan kebiasaan, serta menganjurkan
epistemologi yang didasarkan pada alam, termasuk aktivitas manusia yang
dikondisikan oleh alam dalam bentuk bahasa, kebiasaan dan tradisi. Ia
dipengaruhi oleh gagasan-gagasan Pencerahan dan mengagungkan
medievalisme serta unsur-unsur seni dan narasi yang dianggap berasal dari

periode Pertengahan. Nama “romantik” sendiri berasal dari istilah “romans”
yaitu narasi heroik prosa atau puitis yang berasal dari sastra Abad
Pertengahan dan Romantik.Meninjau penjelasan tentang romantisisme
diatas, maka arsitektur romantisme adalah suatu konsep dalam perancangan
sebuah bangunan arsitektur dengan mengedepankan nilai-nilai estetika yang
dapat menjadi sebuah kesan dan mewakili sejarah. Salah satu contoh
bangunan arsitektur Romantisme;

8. Arsitektur Rasionalisme
Dalam dunia arsitektur terdapat banyak sekali jenis konsep yang bisa diterapkan
dalam sebuah karya arsitektur, salah satunya adalah konsep rasionalisme, yang
mulai dikenal pada awal arsitektur modern, yang bermula pada awal abad 16
hingga abad 19. Ada beberapa teori rasionalisme yang dikemukakan, namun dari
beberapa teori rasionalisme yang telah dikemukakan semuanya mengacu pada
satu maksud yaitu fungsi bangunan. Oleh sebab itu rasionalisme sering disebut
juga dengan funsionalisme. Rasionalime dalam karya arsitektur itu sendiri adalah
menerapkan konsep rasionalisme ke dalam sebuah bangunan arsitektur secara
benar baik dari segi funsional, faktor kenyamanan, maupun estetika. Untuk
bangunan publik penerapan konsep rasionalisme dapat ditinjau dari segi
arsitektur berdasarkan morfologinya, yaitu: – Spasial : berhubungan dengan
ruang. – Stilistiks : berhubungan dengan fasade bangunan. – Struktural :
berhubungan dengan struktur yang digunakan oleh bangunan. dibawah ini adalah
salah satu dari kesekian banyak contoh gambar banguan Arsitektur
Rasionalisme, gambar bangunan Hotel Consolacion;

9. Arsitektur Visionary
Arsitektur Visionary merupakan salah satu nama yang diberikan untuk arsitektur
yang ada hanya di atas kertas atau yang memiliki kualitas visioner. Etienne-Louis
Boullée, Claude Nicolas Ledoux dan Jean-Jacques Lequeu adalah salah satu
contoh awal dari disiplin. Tapi karya Giovanni Battista Piranesi, Antonio Sant’Elia
dan Buckminster Fuller juga disertakan. Arsitektur Visionary yang terkonsentrasi
pada awal abad ke-20, diwarnai oleh arsitek-arsitek pengguna teknologi ekstrim
dan terkadang di luar kebiasaan tradisi saat itu atau boleh dikatakan
mendewakan konteks hi-tech. Diantara mereka adalah Norman Foster dan
Richard Rogers.
Arsitektur Visionary model bangunannya beragam, biasanya tidak bisa
terbangun sama sekali namun kadang juga bangunannya mungkin hampir bisa
dibangun. Selain konsep teknologi yang terlalu maju dalam pandangan surreal,
Era digital dan kebangkitan cyberspace juga memengaruhi proses berpikir atau
gagasan. Meski tidak bisa dibangun tetapi imajinasinya selalu menantang dan
menjadi terobosan pemikiran.
Jadi ciri Arsitektur Visionary :
 Memiliki bentukan yang ekstrim
 Tidak terikat oleh aturan-aturan lama (tradisional)
 Hi-Tech (menggunakan teknologi yang sangat canggih)
 Konsep bangunan dengan imajinasi yang menantang (pendobrak)
 Pola pikirnya adalah optimis dalam berkarya
Salah satu karya dari Norman Foster adalah Hearst Tower di Manhattan, New
York, Amerika Serikat. Ciri khas visionary dari bangunan ini dapat dilihat dari
bentuknya. Dapat dilihat bahwa bentuk menara ini tidak biasa, berbeda dengan
bentuk bangunan pada umumnya, karena berbentuk seperti segitiga yang
ditumpuk-tumpuk. Dapat dilihat bahwa arsitek menara ini, dalam membangun
menara ini mempunyai konsep imajinasi yang berkaitan dengan teknologi
sesuai dengan konsep arsitektur visionary. Menurut Foster + Partners, arsitektur
yang membangun menara ini, menara ini dibangun menggunakan 85 persen
daur ulang baja dan dirancang untuk mengkonsumsi 26 persen lebih sedikit
energi daripada tetangga konvensional. Karena material yang digunakan
kebanyakan adalah baja dan kaca, sehingga lebih menunjukkan menara ini
lebih berkonsep teknologi maju. Gambar ini merupakan salah satu contoh
Arsitektur Visionary;

2. Perkembangan Arsitektur Berdasarkan pendekatan Sinkronik – Diakronik










Arsitektur
Arsitektur
Arsitektur
Arsitektur
Arsitektur
Arsitektur
Arsitektur
Arsitektur
Arsitektur

Pra Peradaban
Kuno
Klasik (Barat)
Abad Pertengahan
Era Pencerahan
Islam
Masa revolusi Industri
Modern
Post Modern

Arsitektur & Budaya
Karya arsitektur dibuat karena adanya hasrat pemenuhan kebutuhan untuk
memenuhi hasrat manusia sebagai mahluk sosial. Kebutuhan dasar manusia di
mana saja di belahan bumi ini adalah sama, tetapi kebudayaan mengakibatkan
pencerminan kebutuhan tadi ke dalam suatu bentuk arsitektur menjadi berbeda satu
sama lain. Contohnya adalah : Manusia memerlukan rumah sebagai tempat untuk
bernaung terhadap panas, hujan dan lain-lain tetapi bentuk rumah Jawa berbeda
dengan bentuk rumah Toraja misalnya. Sebaliknya juga, kebudayaan

mempengaruhi kebutuhan, contohnya adalah : di Bali banyak terdapat pura tetapi di
Jawa banyak terdapat masjid. Hal ini bisa terjadi karena agama di Bali adalah Hindu
Bali sedangkan di Jawa sebagian besar menganut agama Islam.
Adapun ciri budaya arsitektur yaitu karya arsitektur akan selalu
mencerminkan ciri budaya dari kelompok menusia yang terlibat dalam proses
penciptaannya. Sekurang-kurangnya akan tercermin tata nilai yang mereka
anut. Dengan demikian kalau kita secara cermat mengamati sejumlah karya
arsitektur suatu masyarakat maka lambat laun akam mengenali cirri budaya
masyarakat tersebut.
Tujuan Arsitektur
Adapun tujuan dari arsitektur yaitu :
 Sebagai tempat bernaung guna dari binatang buas, angin , hujan, salju,
panas.
 Memberi rona bagi kegiatan tertentu
 Menyatakan status / kekuasaan
 Menampilkan dan mendukung keyakiinan suatu desain.
 Menyampaikan informasi yang sifatnya spiritual, kosmologis, status,
kekuatan.
 Menetapkan identitas pribadi dan kelompok.
 Mengkiaskan siatem-sistem nilai budaya. Mis : alun-alun di Jawa : bagian kiri
mengkiaskan nilai budaya yang spiritual (halus) dengan adanya masjid, dan
di sebelah kanannya mengkiaskan nilai hari-hari (kasar) dengan adanya
pasar.
 Memisahkan wilayah ( pemisahan ruangan). Misalnya daerah umum &
pribadi, daerah suci & duniawi, daerah depan & belakang, daerah untuk pria
& wanita.

BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia, dan ia merupakan
ungkapan fisik dan peninggalan budaya dari suatu masyarakat dalam batasan
tempat dan waktu tertentu. Dari dahulu sampai sekarang bahkan yang akan datang,
arsitektur akan selalu berkembang dalam bentuk semakin kompleks, sejalan dengan
perkembangan peradaban dan budaya termasuk ilmu pengetahuan, teknologi dan
tuntutan kebutuhan manusia baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi
lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang
tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan
tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan
mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktek-praktek, arsitektur berkembang
menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau
peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah
seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir
dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian
dunia.
Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan,
dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan. Bersamaan
dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin
daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional
dalam pengerjaannya. Namun demikian, arsitek individu masih disukai dan dicari
dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya.

 SARAN

Dalam membuat bangunan harus memperhatikan banyak hal mulai dari sisi
kenyamanan, secara fungsional dan sesuai dengan perilaku pemakai.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym. “historis perkembangan arsitektur”. 7 oktober 2014.
http://www.steelindonesia.com/article/ART0000001.htm
Bukhori. “Perkembangan arsitektur”. 7 oktober 2014. http://bukhorimetro.blogspot.com/2012/02/perkembangan-arsitektur.html
Sriyuliana. “teori, ruang lingkup, dan sejarah arsitektur”. 7 oktober 2014.
http://syi-architecture.blogspot.com/2009/11/teori-ruang-lingkup-sejaraharsitektur_23.html
Joe. “pengaruh arsitektur terhadap masyarakat”. 7 oktober 2014.
http://joe-arch08.blogspot.com/p/pengaruh-arsitektur-terhadapmasyarakat.html