Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Examples Non Examples dan Model Pembelajaran Picture and Picture Ditinjau dari Hasil Belajar IPA Kelas 5 Sekolah Dasar Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1

Kajian Teori

2.1.1

Efektifitas Pembelajaran
Efektifitas berasal dari bahasa Inggris yaitu Effective yag berarti berhasil,

tepat atau manjur. Efektifitas menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu
usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. (Starawaji,
2009).Menurut Popham (2003: 7), efektifitas proses pembelajaran adalah tingkat
keberhasilan guru dalam mengajar kelompok siswa tertentu dengan metode
tertentu untuk mencapai tujuan intruksional tertentu. Menurut E. Mulyasa (2003:
82), Efektifitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan
memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.
Efektifitas sering berkaitan dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata

dengan hasil yang direncanakan.
Ketiga pendapat tersebut dapat dirangkum menjadi pembelajaran yang
efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
2.1.2

Model Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Joyce & Weil (dalam Rusman, 2011: 133), berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.
Model adalahbentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model itu (Mills dalam Suprijono, 2012:45). Pemilihan model yang tepat, perlu
memperhatikan tujuan pengajaran.

7


8

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas (Suprijono, 2012:46). Fungsi model pembelajaran
yaitu guru dapat membantu peserta didik mendapat informasi, ide keterampilan,
cara berpikir dan mengekspresikan ide. Sehinga model pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mangatur materi
pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada
hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik, baik
interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Model
pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
kegiatan belajar mengajar (KBM) secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar
yang maksimal. Fungsi model pembelajaran yaitu guru dapat membantu peserta
didik mendapat informasi, ide keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan
ide.

2.1.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Examples Non Examples
Menurut Buehl (Depdiknas, 2007: 219) menyatakan Examples Non
Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat Dengan
menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples dan non examples dari suatu
definisi dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu
yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non
examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu
materi yang sedang dibahas.
Lusita (2011: 83) menegemukakan bahwa model pembelajaran Examples
Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contohcontoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.
Suyatno (2009:73) menyatakan bahwa .Examples Non Examples
merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau

9

tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel atau
memakai OHP/LCD, dengan petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu
diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, persentasi hasil kelompok,
bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.

Slavin (Chotimah, 2007: 1) dijelaskan bahwa Examples Non Examples
adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh
dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.
Model pembelajaran Examples Non Examples adalah model pembelajaran
dengan mempersiapkan gambar, diagram atau tabel sesuai materi bahan ajar dan
kompetensi. Gambar dapat ditempel di depan kelas atau dapat ditayangkan
melalui OHP/LCD sesuai dengan sarana yang ada di dalam kelas. Gambar
examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu
materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran
akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
2.1.2.3 Langkah-langkah Model Examples Non Examples
Menurut Suprijono (2012:125) langkah–langkah model pembelajaran
Examples Non Examples diantaranya:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan
materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan OHP, dapat pula
menggunakan LCD proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta
bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan
sekaligus pembentukan kelompok siswa.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah
gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat difahami
oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar
yang sedang diamati siswa.

10

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik
jika disediakan oleh guru.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa
dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan
kelompok masing-masing.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang
dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
7. Guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran
Menurut Lusita (2011: 83), langkah-langkah yang dilakukan dalam

pembelajaran Examples Non Examples adalah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP maupun
LCD proyektor.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar dan hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Ahli lain yaitu Hosnan (2014: 256) menyatakan bahwa langkah-langkah
pembelajaran dalam model Examples Non Examples adalah sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
maupun LCD proyektor.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar.

11


4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan/rangkuman.
Berdasarkan langkah-langkah model Examples Non Examples dalam
pembelajaran yang dijelaskan oleh tiga ahli secara keseluruhan belum
dikelompokkan pada tahap persiapan, dan pada tahap kegiatan pelaksanaan.
Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada
tahap persiapan, dari ketiga pendapat ahli diatas dapat dikaji bahwa pada tahap ini
merupakan pemilihan alat peraga gambar yang akan digunakan yang sesuai
dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan di ajarkan. Pada tahap
pelaksanaan meliputi ketrampilan siswa dalam menganalisis sebuah konsep
dengan menggunakan media gambar. Langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model Examples Non Examples dengan terstruktur dan terencana
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Examples Non Examples

No.
1.

2.

3.

Langkah-langkah oleh guru
Penjelasan
Guru
mempersiapkan Di langkah ini guru diharapkan untuk menyiapkan
gambar-gambar
sesuai gambar yang sesuai tujuan mata pelajaran yang
dengan tujuan pembelajaran. bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai.
Guru menempelkan gambar Langkah kedua ini, guru menyajikan gambar yang
di papan atau ditayangkan telah dipersiapkan dengan memanfaatkan media
melalui OHP/LCD.
yang ada di sekolah. Media OHP dapat diganti
dengan proyektor LCD atau media yang lain yang

terdapat di sekolah dan sesuai dengan
perkembangan teknologi yang ada.
Guru memberi petunjuk dan Pada langkah ini, guru memberikan beberapa
memberi kesempatan pada petunjuk berupa penjelasan singkat tentang gambar
siswa
untuk yang telah disajikan. Hal ini bertujuan untuk
memperhatikan/menganalisis membantu atau memancing siswa untuk dapat
gambar
menganalisis gambar.

12

No.
4.

Langkah-langkah oleh guru
Melalui diskusi kelompok 23 orang siswa, hasil diskusi
dari analisis gambar tersebut
dicatat pada kertas.


5.

Tiap
kelompok
diberi
kesempatan
membacakan
hasil diskusinya.

6.

Mulai dari komentar/hasil
diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai
dengan kompetensi yang
ingin dicapai.
Kesimpulan/rangkuman.
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa
mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi
pelajaran.


7.

Penjelasan
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
yang di dalamnya terdapat 2-3 orang siswa. Di
dalam kelompok, siswa diharapkan dapat
berinteraksi untuk mendiskusikan analisis gambar
tersebut.
Guru meminta perwakilan kelompok untuk
membacakan hasil diskusinya. Hal ini dilakukan
untuk
melatih
keberanian
siswa
dalam
mengungkapkan pendapat dan berbagi hasil
diskusi.
Setelah siswa membacakan hasil diskusinya, guru
memberikan komentar dan meluruskan hal-hal
yang masih keliru atau tidak sesuai dengan KD,
kemudian menjelaskan materi sesuai dengan KD.

2.1.2.4 Kelebihan Model Pembelajaran Examples NonExamples
Menurut Buehl (Depdiknas, 2007:219) mengemukakan keuntungan metode
ExampleNon Example antara lain:
1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih
kompleks.
2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong
mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman
dari example dan non example
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik
dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang
dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu
karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Menurut Lusita ( 2011: 83), keunggulan model Examples Non Examples
adalah:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

13

3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kelebihan dari modelpembelajaran Examples Non Examples yang
terdapat dalam Zoel (2014) adalah:
1. Siswa lebih berpikir kritis dalam menganalisa gambar yang relevan dengan
KD
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar yang relevan
dengan KD
3. Siswa diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya yang mengenai
analisis gambar yang relevan dengan KD
Keunggulan model Examples Non Examples dapat dirangkum sebagai
berikut:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya melalui
diskusi dan pemamparan hasil diskusi di depan kelas.
4. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan).
5. Siswa terlibat aktif, dapat bekerja sama, dan berinteraksi dengan siswa lain
melalui diskusi.
2.1.2.5 Kelemahan Model Pembelajaran Examples Non Examples
Menurut Lusita (2011: 83) ada dua kelemahan dalam menggunakan
model Examples Non Examples, diantaranya :
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang banyak.
Kiranawati (2007) menyatakan bahwa kekurangan-kekurangan dari
metode Examples Non Examples, yaitu tidak semua materi dapat disajikan dalam
bentuk gambar dan membutuhkan waktu yang lama untuk penerapannya.
Buehl (Depdiknas, 2007:219) menyatakan kekurangan dari model
Examples Non Examples adalah tidak semua maeri dapat disajikan dalam bentuk
gambar, dan penggunaan model Examples Non Examples memerlukan waktu
yang banyak.

14

Kekurangan dari penerapan model Examples Non Examples adalah tidak
semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar, dan penggunaan model
Examples Non Examples memerlukan waktu yang banyak.
2.1.2.6 Pengertian Model Pembelajaran Picture And Picture
Model pembelajaran Pictures And Pictures adalah suatu pembelajaran
yang mengguanakan gambar dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis
(Hamdani, 2011: 89). Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan. Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran.
Model pembelajaran Picture and Picturedalam Afniafandi (2013) adalah
suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan
menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai
media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama
dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu dalam
ukuran besar.
Menurut Suprijono (2009: 129), model pembelajaram Picture and Picture
adalah suatu metode yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan
menjadi bentuk dan urutan yang logis.
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model
Pembelajaran

ini

mengandalkan

gambar

sebagai

media

dalam

proses

pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran.

Gambar-gambar

tersebut

dapat

menjadikan

pembelajaran

berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
2.1.2.7 Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture And Picture
Langkah-langkah dari pelaksanaan model pembelajaran Picture and
Picture menurut Istarani (2011: 7) adalah:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang

15

menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus
dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikatorindikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi sebagai
pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum

permulaan

pembelajaran.

Kesuksesan

dalam

proses

pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan
motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan
motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat
siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
3. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan
materi). Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang
ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita
akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi
yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat
memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau
demontrasi yang kegiatan tertentu.
4. Guru

menunjuk

siswa

secara

bergilir

untuk

mengurutkan

atau

memasangkan gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus dapat
melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang
efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian,
sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus
diberikan.
5. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan,
dibuat, atau dimodifikasi. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan
siswa dalam menentukan urutan gambar. Setelah itu ajaklah siswa
menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator
yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman

16

yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin
menarik.
6. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan
konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam
proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan
penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain
untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa
mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator
yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator
yang telah ditetapkan.
7. Guru menyampaikan kesimpulan. Di akhir pembelajaran, guru bersama
siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran.
Langkah-langkah Picture And Picture dalam Hosnan (2014: 256) adalah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi.
4.Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan/urutan

gambar tersebut

guru memulai

menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan/rangkuman.
Langkah-langkah Picture And Picture dalam Suprijono (2012: 125-126)
adalah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3.Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi.
4.Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

17

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6.Dari

alasan/urutan

gambar

tersebut

guru

memulai

menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan/rangkuman.
Tiga langkah-langkah

model pembelajaran Pictures and Pictures

yangdikemukakan oleh tiga ahli di atas, dapat diketahui bahwamodel
pembelajaran Pictures and Pictures memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture And Picture
No.
1.

Langkah-langkah oleh guru
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
atau
kompetensi yang ingin
dicapai.

2.

Memberikan
pengantar
kegiatan.

3.

Guru
menyediakan
gambar-gambar yang akan
digunakan
(berkaitan
dengan materi).

materi
sebelum

Penjelasan
Di
langkah
ini
guru diharapkan
untuk
menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi
Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh
mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru
juga harus menyampaikan indikator-indikator
ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM
yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta
didik.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang
sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan
dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini.
Karena guru dapat memberikan motivasi yang
menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap.
Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam
pemberian materi akan menarik minat siswa untuk
belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa
ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan
mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru
atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar
kita akan menghemat energi kita dan siswa akan
lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

18

No.
4.

Langkah-langkah oleh guru
Guru menunjuk siswa
secara
bergilir
untuk
mengurutkan
atau
memasangkan
gambargambar yang ada.

5.

Gambar-gambar
yang
sudah ada diminta oleh
siswa untuk diurutkan,
dibuat, atau di modifikasi.

6.

Dari alasan tersebut guru
akan
mengembangkan
materi dan menanamkan
konsep materi yang sesuai
dengan kompetensi yang
ingin dicapai.

7.

Guru
menyampaikan
kesimpulan.

Penjelasan
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi,
karena penunjukan secara langsung kadang kurang
efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara
adalah dengan undian, sehingga siswa merasa
memang harus menjalankan tugas yang harus
diberikan.
Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa
dalam menentukan urutan gambar. Setelah itu
ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita,
atau tuntutan KD dengan indikator yang akan
dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa
dan teman yang lain untuk membantu sehingga
proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini
guru harus memberikan penekanan-penekanan pada
hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk
mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan
tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting
dalam pencapaian KD dan indikator yang telah
ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai
indikator yang telah ditetapkan.
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa
mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi
pelajaran.

2.1.2.8 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture
Menurut Istarani (2011: 8) kelebihan metode Picture and Picture adalah
sebagai berikut:
1.

Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat
terlebih dahulu.

2.

Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

3.

Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa
disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

4.

Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan
alasan siswa mengurutkan gambar.

5.

Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

19

Menurut Hamdani (2011: 89) kelebihan model Picture and Picture adalah
sebagai berikut:
1.

Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

2.

Melatih berpikir logis dan sistematis.

3.

Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek
bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.

4.

Mengembangkan motivasi untuk belajar yang baik.

5.

Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Menurut Istarani (2011: 8) kelemahan metode Picture and Picture adalah

sebagai berikut:
1.

Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.

2.

Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.

3.

Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4.

Tidak tersedianya dana khusu untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan.
Menurut Hamdani (2011: 90) kelemahan model Picture and Picture adalah

sebagai berikut:
1.

Memakan banyak waktu.

2.

Banyak siswa yang pasif.

3.

Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas.

4.

Banyak siswa tidak senang apabila sisuru bekerja sama dengan yang lain.

5.

Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
Model pembelajaran Picture and Picture memiliki kelebihan:

1.

Materi yang diajarkan lebih terarah.

2.

Siswa lebih cepat menangkap materi ajar.

3.

Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa.

4.

Pembelajaran lebih berkesan.

5.

Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

20

6.

Melatih berpikir logis dan sistematis.

7.

Mengembangkan motivasi untuk belajar yang baik.

8.

Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Kelemahan yang dimiliki model pembelajaran Picture and Picture

1.

Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.

2.

Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.

3.

Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4.

Memakan banyak waktu.

5.

Banyak siswa yang pasif.

6.

Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas.

7.

Banyak siswa tidak senang apabila diminta bekerja sama dengan yang
lain.

8.
2.1.3

Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
Hasil Belajar

2.1.3.1 Pengertian Belajar
Belajar menurut Gagne (Suprijono 2012: 2) adalah perubahan disposisi
atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah. Definisi belajar berikutnya adalah dari Travers. Travers (Suprijono 2012:
2) berpendapat belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
Cronbach (Hosnan 2014: 3) berpendapat learning is shown by a change
in behavior as a result of exaperience (belajar adalah perubahan perilaku sebagai
hasil dari pengalaman). Makna dari definisi yang dikemukakan Cronbach ini lebih
dalam lagi, yaitu belajar bukanlah semata-mata perubahan dan penemuan tetapi
sudah mencakup kecakapan yang dihasilkan akibat perubahan dan penemuan tadi.
Setelah terjadi perubahan dan menemukan sesuatu yang baru, maka akan timbul
sesuatu kecakapan yang bermanfaat bagi hidupnya. Howard L. Kingskey (Hosnan
2014: 3) mengatakan, learning is the process by which behavior (in broader

21

sence) is originated or changed through practice r training (belajar adalah proses
di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik
atau latihan).
Ahli berikutnya, Harold Sprears (Suprijono 2012: 2) mendefinisikan
belajar adalah mengamati, membaca meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan
mengikuti arah tertentu. Kemudian Geoch (Suprijono 2012: 2) mendefinisikan
belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan.

Belajar adalah

perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Hal itu
diungkapkan Morgan (Suprijono 2012: 3).
Menurut Jackson dalam Rusman (2011: 252) belajar merupakan proses
membangun

pengetahuan

melalui

transformasi

pengalaman,

sedangkan

pembelajaran merupakan upaya yang sistematis dan sistematis dalam menata
lingkungan belajar guna menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta
didik. Proses belajar itu sendiri bersifat individual dan kontekstual, artinya proses
belajar tersebut terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan
lingkungannya.

Proses

belajar

merupakan

indikator

berhasil

tidaknya

pembelajaran. Jadi belajar merupakan usaha seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dan pengalamannya dengan
lingkungan belajarnya. Perubahan perilaku yang dihasilkan dari interaksi dan
pengalamannya dengan lingkungan belajarnya itu bersifat permanen.
2.1.3.2 Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar, dapat dipahami tentang
makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas
dipertegas lagi oleh Nawawi (Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

22

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu benuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan tujuan
belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuantujuan pembelajaran (Susanto, 2013: 5).
Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Suprijono (2012: 7)
menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil
pembelajaran yang dikategorisasi oleh para ahli pendidikan sebagaimana tersebut
di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
Ahli lain yaitu Bloom (Suprijono, 2012: 6-7), hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas,
menentukan

contoh),

application

hubungan),

(menerapkan),

synthesis

analysis

(mengorganisasikan,

(menguraikan,
merencanakan,

membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor
meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup
keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan, intelektual.
Sementara, menurut Lindgren (Suprijono, 2012: 7) hasil belajar meliputi
kecakapan informasi, pengertian, dan sikap.
Penjelasan para ahli mengenaihasil belajar dapat dirangkum menjadi
keseluruhan kemampuan yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Keseluruhan kemampuan

tersebut meliputi domain kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Namun, pada penelitian ini domain yang akan diteliti adalah
domain kognitif.

23

2.1.4

Ilmu Pengetahuan Alam

2.1.4.1 Hakikat IPA
Menurut Wahyana dalam Trianto (2012:136), IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap
ilmiah. Sedangkan Kardi dan Nur dalam Trianto (2012:136), IPA adalah ilmu
tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Trianto
(2012:136) berpendapat bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
Beberapa definisi IPA dapat dikaji menjadi IPA adalah kumpulan
pengetahuan yang lahir dan berkembang dari hasil observasi dan eksperimen
terhadap alam yang menuntut sikap ilmiah.
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran IPA
Menurut BSNP (2006:484) mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif

dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat;
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan;
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam;

24

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan;
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
2.1.4.3 Ruang Lingkup IPA
Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA di SD menurut BSNP (2006:485)
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas;
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana;
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup IPA
di SD adalah mahkluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, energi dan
perubahannya, serta bumi dan alam semesta.
2.1.4.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang Diteliti
Materi IPA kelas 5 yang akan diteliti dalam penelitian ini terangkup
dalam SK dan KD. Berikut adalah SK dan KD yang akan diteliti:
Tabel 2.3 SK dan KD yang Digunakan dalam Penelitian
Standar Kompetensi (SK)

Kompetensi Dasar (KD)

7. Memahami perubahan yang
terjadi di alam dan hubungannya
dengan penggunaan sumber daya
alam.

7.1
Mendeskripsikan proses daur air dan
kegiatan
manusia
yang
dapat
mempengaruhinya.

25

2.2

Kajian Penelitian yang Relevan
Hasil Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini

adalah penelitian dengan judul “Perbedaan Pembelajaran Examples Non Examples
dengan Picture and Picture terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi Sistem
Gerak Tumbuhan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran
2012/2013” oleh Setyaningrum (2013). Kesimpulan dari penelitian tersebut
adalah Hasil nilai rata-rata postest siswa menggunakan pembelajaran Picture and
Picture sebesar (76,72±8,391) lebihtinggi dari pada menggunakan pembelajaran
Examples Non Examples sebesar(68,38±9,493) dan konvensional sebesar
(63,44±9,831). Hasil uji hipotesis bahwa terlihat nilai Fhitung (16,283) lebih besar
dari Ftabel (3,09). Nilai Ftabel diperolehdari nilai taraf signifikansi 5% (df=2,93)
yaitu sebesar (3,09), maka H0 ditolakberarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara ketiga pembelajaran yangditerapkan antara pembelajaran Examples Non
Examples, Picture and Picture dan konvensional. Hasil uji lanjut anova
perbandingan pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture
0,001 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan
pembelajaran Examples Non Examples dan kontrol 0,036 < 0,05, maka H0 ditolak,
jadi terdapat perbedaan. Perbandinganpembelajaran Picture and Picture dan
kontrol 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini yaitu adaperbedaan antara penggunaan
pembelajaran Examples Non Examples, Picture and Picture dan konvensional
denagn pembelajaran Picture and Picture lebihbaik dari pada pembelajaran
Examples Non Examples dan konvensional.
Penelitian berikutnya dengan judul “Studi Komparasi Strategi Picture an
Picture Berbasis Gambar Kartun dan Examples Non Examples terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Bloran Tahun 2013/2014” oleh
Herawati (2013). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa hasil analisis data
dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung >ttabel, yaitu 2,132 > 2,021
dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelas IVA lebih besar dibandingkan kelas
IVB, yaitu 80,00 > 71,43. Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah sebagai
berikut: (1) ada perbedaan hasil belajar IPA antara penerapan strategi Picture and

26

Picture berbasis gambar kartun dan strategi Example Non Example pada siswa
kelas IV MI Muhammadiyah Bloran, (2) strategi Picture and Picture berbasis
gambar kartun memberikan pengaruh lebih besar terhadap hasil belajar siswa
dibandingkan dengan strategi Example Non Example.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Widihastuti (2014) dengan judul “Studi
Komparasi Penggunaan Strategi Pembelajaran Examples Non Examples dan
Picture and Picture terhadap Hasil Belajar IPA di Kelas IV SD Muhammadiyah
16 Karangasem Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitian tersebut menyatakan
tidak terdapat perbedaan antara penggunaan strategi Examples Non Examples
dengan strategi Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD
Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta. Hasil uji t thitung < ttabel yaitu
0,954> 2,000. Rata-rata nilai hasil belajar strategi Examples Non Examples adalah
78,75 dan rata-rata nilai hasil belajar IPA strategi Picture and Picture adalah
81,56 Jadi, strategi Examples Non Examples dengan strategi Picture and Picture
tidak ada yang lebih baik, dikarenakan H0 diterima. Sehingga mematahkan kedua
hipotesa kerja yang ditunjukkan dengan H1.
2.3

Kerangka Pikir
IPA di SD merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam

yang bersifat konkrit. Namun ada beberapa materi dalam pelajaran IPA yang
tidak dapat secara langsung ditunjukkan secara konkrit. Artinya tidak dapat
ditunjukkan secara langsung melalui percobaan sederhana, misalnya pada SK 7
memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan
sumber daya alam, KD 7.1 mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia
yang dapat mempengaruhinya. Materi tersebut hanya dapat dijelaskan langsung
oleh guru melalui ceramah, atau penggunaan media seperti video maupun gambar.
Ada beberapa model pembelajaran yang di dalamnya menggunakan gambar
sebagai media penyampaian materi. Dua model pembelajaran yang menggunakan
media gambar adalah Examples Non Examples dan Picture and Picture. Examples
Non Examples memiliki langkah-langkah yang bertujuan untuk menunjukkan
gambar yang sesuai dengan materi dan gambar yang tidak sesuai dengan materi,
sehingga siswa dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Jika

27

dikaitkan dengan materi yang akan diteliti, maka model pembelajaran Examples
Non Examples diharapkan dapat membuat siswa membedakan proses daur air
yang benar dan yang salah. Model ini, dimulai dari teknik memperlihatkan
gambar yang merupakan contoh daur air yang benar dan gambar yang merupakan
contoh daur air yang salah, kemudian siswa memberikan alasan sebagai dasar
pemilihan gambar atau bagan daur air yang mereka anggap benar. Penerapan
model pembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis karena siswa
terlibat dalam satu proses discovery, selain itu siswa berani berpendapat untuk
menganalisa gambar dan memberikan pembelajaran yang lebih berkesan untuk
siswa.
Model pebelajaran Picture and Picture memiliki langkah-langkah yang
bertujuan untuk mengurutkan gambar-gambar secara logis. Materi yang akan
diteliti yaitu tentang daur air dirasa tepat menggunakan model Picture and Picture
karena siswa dapat belajar untuk berpikir logis mengurutkan proses daur air.
Model ini, dimulai dari teknik memperlihatkan gambar-gambar yang relevan
dengan materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah daur air untuk diurutkan
dengan benar. Penerapan model pembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk
berani berpendapat untuk menganalisa gambar yang telah diurutkan sehingga
mengembangkan cara berpikir dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan
memberikan pembelajaran yang lebih berkesan untuk siswa. Agar tidak terlihat
monoton tiap personal mengurutkan gambar, model ini bisa divariasi dengan
menunjuk siswa secara acak melalui undian sehingga siswa memang harus
menjalankan tugasnya.
Penjelasan di atas dapat menjelaskan secara singkat perbedaan antara
model pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture. Model
pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture memang berbeda
namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Itulah sebabnya penelitian ini membandingkan model pembelajaran Examples
Non Examples dan Picture and Picture untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan efektifitas antaramodel pembelajaran Examples Non Examples dan

28

model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA kelas 5 SD
semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Adapun bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Siswa menjadi kritis

Siswa terlibat dalam suatu
proses discovry

Model Pembelajaran Examples Non Examples:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau
ditayangkan melalui OHP/ LCD.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi
kesempatan

pada

siswa

untuk

memperhatikan/menganalisis gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa,

Hasil

hasil diskusi dari analisis gambar tersebut

Belajar

dicatat pada kertas.

IPASis

5.Tiap

kelompok

diberi

kesempatan

wa

membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru
mulai menjelaskan materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan/rangkuman.

Melatih keberanian siswa

Meningkatkan interaksi

berpendapat

antarsiswa

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Model Pembelajaran Examples Non Examples

29

Pembelajaran berkesan

Melatih siswa berpikir logis
dan sistematis

Model Pembelajaran Picture and Picture:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3.

Guru

menunjukkan/memperlihatkan

gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara
bergantian

Hasil
Belajar
IPA
Siswa

memasang/mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran
urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru
memulai

menanamkan

konsep/materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
7. Kesimpulan/rangkuman.

Belajar bertanggungjawab

Siswa berani untuk berpendapat

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Model Pembelajaran Picture and Picture

30

2.4

Hipotesis
Hipotesis ini digunakan untuk memberikan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah. Hipotesis bersifat sementara sehingga perlu diuji kebenarannya.
Berdasarkan kaitan antara masalah yang dirumuskan dengan teori yang
dikemukakan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan yang
signifikan antaraefektifitas model pembelajaran Examples Non Examples dan
model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA kelas 5 SD
semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
Pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan signifikansi adalah sebagai
berikut:
1. Apabila sig. > 0,05, maka H0diterima dan Ha ditolak
2. Apabila sig < 0,05, maka H0ditolak dan Ha diterima
Selain itu, kriteria pengujian dua pihak juga dapat dilakukan sebagai berikut:
jika - t tabel

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24