GAMBARAN HISTOLOGI TESTIS MENCIT (Mus musculus, L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TUMBUHAN BROTOWALI (Tinospora crispa, L.)
Gambaran
Histologi
Testis Mencit
(Mus musculus,
Pemberian
Ekstrak
Harlis, W.O.
& Septiana,
A., Biowallacea,
Vol. 4 L.)
(1), Setelah
Hal : 558-565,
April,
2017 Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
558
GAMBARAN HISTOLOGI TESTIS MENCIT (Mus musculus, L.) SETELAH
PEMBERIAN EKSTRAK TUMBUHAN BROTOWALI (Tinospora crispa, L.)
Wa Ode Harlis1, Andi Septiana2
1-2)
Dosen Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari.
E-mail :[email protected]
ABSTRAK
Tumbuhan Brotowali (Tinospora crispa, L.) diketahui mengandung senyawa yang tergolong
dalam kelompok antifertilitas diantaranya golongan glikosida, alkaloid, flavonoid, saponin dan
tanin. Kelompok senyawa-senyawa tersebut dapat memberikan efek sitotoksik pada reproduksi
jantan dengan mengganggu metabolisme sel germinal dan sel spermatogenik. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak brotowali terhadap spermatogenesis mencit. 20 ekor
mencit jantan berat 20-30 gr, berumur 2-3 bulan dibagi 5 kelompok yaitu; K1 kontrol negatif
(aquades), K2 kontrol positif (Na CMC 0,5% ), K3 (0,05 g/g bb), K4 (0,06 g/g bb), dan K5 (0,07 g/g
bb) ekstrak brotowali. Ekstrak diberikan secara oral selama 34 hari. Pada hari ke-35
dikorbankan dan dilakukan pengambilan organ testis untuk preparat mikroanatomi. Penelitian
bersifat deskriptif, data disajikan dalam bentuk gambar. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada penampang melintang testis nampak jelas terjadi penurunan jumlah
sel sel spermatogenik dalam tiap penampang tubulus seminiferous mencit, pada semua
perlakuan yang diberikan ekstrak tumbuhan brotowali seiring dengan meningkatnya dosis yang
diberikan
Kata Kunci : Tinospora crispa, L., histologi testis, Mencit
ABSTRACT
The Brotowali plant (Tinospora crispa, L.) is known to contain compounds belonging to the
antifertility group such as glycosides, alkaloids, flavonoids, saponins and tannins. These groups
of compounds may have a cytotoxic effect on male reproduction by disrupting the metabolism of
germ cells and spermatogenic cellsThe aim of this study was to know the effect of extracts
Tinospora crispa, L. on spermatogenesis of mice. The male mice were used 20 weight 30-40 g,
aged 2-3 months, and were treated in 5 groups i.e. K 1 : negative control (aquadest), K2 : positive
control (Na CMC 0.5%), K3 (0.05 g/g bb), K4 : (0.06 g/g bb), and K5 (0.07 g/g bb) extracts of
brotowali. The extracts were given orally during 34 day. At the 35 th the testis were collected to
make microanatomy. Research is descriptive, data is presented in the form of picture. Based on
the results showed that cross sectional testis clearly visible decrease in the number of
spermatogenic cell cells in each section of tubular seminiferous mice, in all treatments given
extracts of brotowali plants along with increased doses given.
.H\ZRUG7LQRVSRUDFULVSD/WHVWLFXODUKLVWRORJ\0LFH
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
559
PENDAHULUAN
Tumbuhan Brotowali (Tinospora
Penggunaan obat tradisional telah
dapat
diterima
termasuk
hampir
negara
pelengkap
semua
negara
yang tergolong dalam kelompok antifertilitas
baik
sebagai
diantaranya golongan glikosida, alkaloid,
primer
maupun
flavonoid, saponin dan tanin (Widiana dan
maju
pengobatan
crispa, L.) diketahui mengandung senyawa
sekunder. Salah satu tumbuhan obat yang
Sumarmin,
sering digunakan oleh masyarakat untuk
senyawa tersebut dapat memberikan efek
obat tradisional adalah brotowali (Tinospora
sitotoksik pada reproduksi jantan dengan
crispa, L.).
mengganggu metabolisme sel germinal dan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
2015).
Kelompok
senyawa-
sel spermatogenik (Purwoistri, 2010).
merupakan tumbuhan yang hidup di daerah
Tumbuhan yang mengandung
tropis, termasuk tumbuhan merambat yang
senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid
tersebar merata di hutan Indonesia (Dweck,
dapat
2006 dalam Widiana dan Sumarmin, 2015).
senyawa tersebut dapat menekan sekresi
Brotowali
hormon reproduksi yang diperlukan untuk
banyak
masyarakat
batang,
dimanfaatkan
Indonesia
daun,
dan
oleh
mempengaruhi
spermatogenesis,
terutama
bagian
spermatogenesis.
akarnya.
Batang
mengganggu permeabilitas membran sel
juga
Leydig
tidak ada binatang yang menyentuhnya
Senyawa flavonoid mampu menghambat
(Sukadana, dkk., 2007). Brotowali memiliki
enzim
banyak manfaat yang besar antara lain
mempengaruhi kerja hormon gonadotropin
untuk obat memar, demam, merangsang
sehingga
nafsu makan, sakit kuning, cacingan, batuk,
(Winarno, 1987 dalam Supriati, dkk., 2011).
mencuci luka pada kulit atau gatal-gatal dan
Senyawa saponin bersifat sitotoksik yang
untuk mengobati penyakit kencing manis.
dapat menyebabkan penurunan jumlah sel
Berdasarkan informasi ilmiah juga telah
spermatogenik (Nurliani, dkk., 2005). Tanin
ditemukan khasiat tumbuhan brotowali yaitu
dapat menyebabkan penggumpalan sperma
ekstrak batang brotowali dapat berfungsi
dan
sebagai
sperma, sehingga sperma tidak dapat
timbulnya
untuk
arteriosklerosis
mencegah
atau
sejenis
penyakit kardiovaskuler (Khamarazaman, et
al., 2012 dalam Muharni dkk., 2015)
penghasil
dapat
tumbuhan brotowali rasanya pahit, sehingga
antioksidan
sebagai
Alkaloid
aromatase
mengganggu
menurunkan
testosteron.
dan
mampu
spermatogenesis
motilitas
daya
hidup
mencapai sel telur dan pembuahan dapat
tercegah (Susetyarini, 2003).
Beberapa penelitian yang telah
dilakukan diantaranya yaitu Widiana dan
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
Sumarmin
(2015),
melaporkan
bahwa
560
perlakuan, mencit (Mus musculus, L.)
brotowali (Tinospora crispa, L.) berpotensi
dipuasakan
sebagai bahan kontrasepsi alami pada
memperoleh
hewan betina dengan komponen utamanya
sama. Selanjutnya mencit ditimbang dan
senyawa
sifat
diberi label sesuai perlakuan. Mencit
antiproliferatif terhadap sel-sel reproduktif.
yang digunakan dalam penelitian ini
Antiproliferatif dapat mempengaruhi karakter
adalah mencit yang berumur 2-3 bulan
morfologi dari ovarium sebagai tempat
dengan berat badan rata-rata 20-30 gr.
alkaloid
yang
memiliki
keberadaan sel-sel reproduktif. Penelitian
selama
1
kondisi
hari
fisiologis
untuk
yang
2. Pembuatan Ekstrak
Sari dkk., (2012) menggunakan ekstrak
Tumbuhan brotowali dikeringkan
tumbuhan brotowali pada reproduksi mencit
menggunakan oven selama 48 jam
betina mengunakan dosis 0.05 g/g bb, 0.06
dengan suhu 45C. Tumbuhan brotowali
g/g bb dan 0.07 g/g bb mencit, diketahui
yang sudah kering diblender sampai
bahwa ekstrak brotowali secara nyata dapat
menjadi serbuk. Serbuk kering ditimbang
mengakitbatkan gangguan terhadap jumlah
sebanyak 100 g ditambahkan etanol 70%
corpus luteum, jumlah fetus hidup, jumlah
sebanyak 400 ml kemudian dilakukan
fetus mati, dan embrio resorpsi. Hal ini
proses
sejalan dengan penelitian Syari (2012) yang
maserasi
selama
menyatakan
disaring
kemudian,
brotowali
bahwa
pemberian
berpengaruh
nyata
ekstrak
terhadap
penurunan jumlah folikel de graff, corpus
luteum
dan folikel atresia. Sejauh ini
penelitian
tentang
tumbuhan
ekstraksi
dengan
24
metode
jam.
filtrat
Ekstrak
dipekatkan
dengan menggunakan rotary evaporator.
3. Perlakuan
Pemberian ekstrak secara oral
brotowali
setiap paginya pukul 08.00 dengan dosis
sebagai antifertilitas terhadap jantan belum
0,5 ml/bb mencit. selama 34 hari. Pada
dilakukan,
hari ke 35, mencit dikorbankan dan
diambil organ testisnya untuk dibuat
METODE PENELITIAN
preparat mikroanatomi
1. Persiapan Hewan Uji
Mencit
4. Pembuatan Preparat Histologi
1
Menurut Harlis (2008), tahap dalam
diberi
pembuatan preparat histologi yaitu organ
makanan asupan platelled commercial
testis yang telah diambil kemudian difiksasi
dan diberi minum secara ad libitum. Alas
dalam larutan Bouin selama ± 2 hari.
kandang dari serbuk gergaji yang diganti
Setelah ± 2 hari
dua
(Washing) dengan alkohol 70% (1 x 60
minggu
dalam
hari
diaklimasi
kandang
sekali.
selama
dan
Sebelum
diberikan
organ testis
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
dicuci
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
menit)
kemudian
dilakukan
Staining
dehidrasi
dan
561
mounting
urutan
menggunakan alkohol 70% (1 x 60 menit),
kerjanya yaitu: (a) Deparafinisasi, kaca
80% (1 x 60 menit) dan alkohol 90% selama
objek yang berisi irisan testis dicelupkan ke
1 malam, selanjutnya dimasukkan ke dalam
dalam larutan xylol sampai parafin larut
alkohol 96% (1 x 60 menit), alkohol absolut
semua (15 menit) kemudian dikeringkan
(1 x 60 menit), untuk menjernihkan, organ
diatas kertas saring. (b) Hidrasi, kaca objek
testis direndam dalam larutan toluol selama
yang sudah dikerigkan dimasukkan ke
1 malam.
dalam alkohol dengan konsentrasi menurun
Infiltrasi parafin kedalam jaringan
mulai dari alkohol absolut, 96%, 90%, 80%,
dilakukan dengan cara merendam organ
70%, 60%, 50%, 40%, 30% dan aquades
testis kedalam campuran toluol dan parafin
masing-masing satu menit. (c) Dimasukkan
dengan
ke
perbandingan
1:1
(30
menit),
dalam
staining
jar
yang
berisi
kemudian dilanjutkan dengan parafin murni
Hematoxylin Ehrlich (7 detik), dicuci dengan
I, II dan III masing-masing 45 menit.
air mengalir (10 menit). (d) Dimasukkan ke
Langkah berikutnya adalah embedding,
dalam alkohol 30%, 50%, 60% dan 70%
yaitu dengan penanaman organ kedalam
masing-masing
parafin
arah
selanjutnya dimasukkan kedalam Eosin-Y (2
pemotongan melintang, kemudian dibiarkan
menit), kemudian dibilas dengan alkohol
membeku dalam kulkas dan membentuk
70%, 80%, 90%, 96% dan alkohol absolut
blok yang sudah siap disayat dengan
masing-masing selama satu menit. (e)
mikrotom. Blok parafin yang berisi dengan
Sediaan dimasukkan ke dalam larutan xylol
potongan testis diletakkan pada holder
(15 menit), kemudian dikeringkan di atas
dengan parafin cair agar melekat erat dan
kertas saring, selanjutnya, di mounting
selanjutnya dimasukkan ke dalam kulkas.
dengan canada balsam, ditutup dengan
Holder
kaca penutup. (f) Dilakukan pengamatan
cair,
dengan
diatur
blok
sehingga
parafin
kemudian
selama
satu
menit,
dipasang pada mikrotom dan selanjutnya
dibawah
disayat setebal 6 µm, sehingga deretan
gambaran
irisan membentuk pita, dari irisan-irisan
dikumpulkan bersifat kualitatif data disajikan
tersebut
dalam bentuk gambar
dipilih
yang
bagus
kemudian
mikroskop
untuk
memperoleh
histologi
testis.
Data
yang
ditempelkan pada kaca objek yang telah
diolesi Mayer’s
albumin dan aquades,
dibiarkan di dalam slide warmer selama 24
jam agar penempelan cukup kuat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran histologi testis jumlah
sel-sel spermatogenik kelompok kontrol
menunjukan gambaran yang normal dengan
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
562
susunan sel rapat. Perkembangan sel-sel
jelas berderet di membran basalis, namun
spermatogenik mulai dari membran basalis
dengan susunan antar sel yang tampak
ke arah lumen yaitu spermatogonium,
renggang, dengan ketebalan yang lebih
spermatosit dan spermatid. Lumen tampak
kecil dibandingkan kelompok kontrol. Lumen
terisi penuh oleh spermatozoa baik yang
tubulus tampak membesar, dengan tidak
masih menempel pada sel sertoli maupun
terdapat spermatozoa di dalamnya. Hal ini
yang
spermiogenesis,
menunjukkan telah terjadi gangguan pada
sedangkan kelompok yang diberikan ekstrak
spermatogenesis. Berdasarkan penjelasan
tumbuhan brotowali menunjukan bahwa
di atas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
terjadi
pada
telah
mengalami
penurunan
jumlah
sel-sel
gambar
1:
spermatogenik tampak sel spermatogonium
K1
c
K2
c
K3
d
f
f
b
e
f
b
e
d
b
c
e
a
a
d
a
K4
K5
f
f
d
c
c
b
e
e
a
b
d
a
Gambar 1. Irisan melintang testis mencit setelah pemberian ekstrak tumbuhan
brotowali.
Berdasarkan
terjadi
penurunan
hasil
sel
brotowali
seiring
dengan
meningkatnya
sel
dosis yang diberikan, hal ini kemungkinan
dalam tiap penampang
disebabkan karena menurunnya jumlah sel
tubulus seminiferous mencit, pada semua
spermatogenik yang mengalami mitosis
perlakuan yang diberikan ekstrak tumbuhan
menjadi sel spermatosit primer dan meiosis
spermatogenik
jumlah
penelitian
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
563
kedua menjadi spermatid. Jika penurunan
menyebabakan
terus terjadi maka akan mengakibatkan
spermatid
penghambatan
menyebabkan degenerasi sel spermatid.
pada
tahapan-tahapan
berikutnya. Hal ini sejalan denagn penelitian
sintesis
protein
terganggangu
Pada
yang
penampang
untuk
akhirnya
melintang
Everitt, (1990) dalam Apriliani dkk., (2013)
testis juga nampak menurunnya kepadatan
yang
jumlah
spermatozoa dan bahkan tidak ditemukan
spermatosit menyebabkan jumlah spermatid
sama sekali dalam penampang tubulus
juga menurun, karena spermatosit yang
seminiferus disebabkan oleh menurunya
mengalami
jumlah spermatid dan adanya gangguan
menyatakan,
penurunan
meiosis
kedua
menjadi
spermatid menurun.
spermiogenesis
Hambatan pada satu
spermatogenesis
terhadap
akan
tahapan
tahapan
berpengaruh
berikutnya.
sehingga
spermatid
terhambat untuk berdiferensiasi menjadi
spermatozoa.
Hal
ini
sejalan
dengan
Selain
penelitian (Junqueira et. al. 1995) dalam
menurunnya jumlah sel spermatosit yang
Harlis, 2006) selama fase pengamatan
mengakibatkan
spermatid
spermatid menjadi spermatozoa, sitoplasma
menurun hal tersebut juga disebabkan
residu dibuang dan difagositosis oleh sel
karena menurunnya konsentrasi hormon
sertoli dan spermatozoa dilepaskan ke
FSH dan testosteron hal ini sejalan dengan
dalam
penelitian Satriyasa (2010). Penurunana
testosteron
FSH
terjadinya penghambatan fase pematangan
jumlah
menyebabkan
sel
perubahan
struktur
lumen
tubulus, sehingga
menurun
sel
kemampuan dalam mengikat spermatid,
sehingga
sedangkan pada hormon testosteron akan
spermatozoa
menyebabkan
histologi kepadatan spermatozoa disajikan
daya
adhesi
antara sel spermatid dengan sel sertoli.
Penuruan FSH dan testosteron
K1
pada
melalui
kemungkinan
sitoskletal sel sertoli sehingga mengurangi
penurunan
spermatid
ada
kadar
spermiogenesis
mengakibatkan
menurun.
gambar
Pengamatan
2
akan
K2
jumlah
K3
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
berikut:
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
564
K5
K4
Gambar 2. Irisan melintang testis memperlihatkan kepadatan
spermatozoa setelah pemberian ekstrak tumbuhan
brotowali.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan
menunjukkan
melintang
bahwa
testis
penurunan
hasil
penelitian
pada
penampang
nampak
jelas
terjadi
jumlah sel sel spermatogenik
dalam tiap penampang tubulus seminiferous
mencit,
diberikan
pada
semua
ekstrak
perlakuan
tumbuhan
yang
brotowali
seiring dengan meningkatnya dosis yang
diberikan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka
saran yang dapat diajukan adalah perlu
dilakukan
penelitian
tanaman
yang
lanjutan
berfungsi
mengenai
meningkatkan
kualitas spermatozoa mencit.
DAFT AR PUSTAKA
Apriliani. M., Nurcahyani, N., dan Busman,
H.,
2013,
Efek
Pemaparan
Kebisingan Terhadap Jumlah Sel-Sel
Spermatogenik
dan
Diameter
Tubulus Seminiferus Mencit (Mus
musculus, L.), Lembaga Penelitian
Universitas Lampung. Lampung.
Harlis W.O., 2006. Spermatogenesis dan
Kualitas Spermatozoa, Makalah
Biologi
Sel,
Fakultas
Biologi,
Program Pascasarjana, Universitas
Gadjah Madah, Yogyakarta.
.,
2008.
Kadar
testosteron,
Spermatogenesis, dan Morfologi
Spermatozoa
Epididimis
Tikus
(Ratus novervegicus, L.) Setelah
Diperlakukan
Estrak
Meniran
(Phyllanthus niruri, L.). Tesis.
Sekolah
Pascasarjana,
UGM.
Yogyakarta.
Muharni, Elfita, dan Masyita, 2015, Isolasi
Senyawa Metabolit Sekunder dari
Ekstrak
n-Heksana
Batang
Tumbuhan Brotowali (Tinospora
crisp, L.), Jurnal Molekul, 10 (1) : 3844
Purwoistri, R.F., 2010, Pengaruh Ekstrak Biji
Pepaya (Carica papaya, L.) terhadap
Spermatogenesis dan Tebal Epitel
Tubulus Seminiferus Testis Mencit
(Mus musculus, L.) Jantan, Skripsi,
Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang,
Malang.
Sari, F.M., Widiana, R., dan Sumarmin, R.,
2012, Pengaruh Ekstrak Brotowali
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
(Tinospora crispa, L.) terhadap
Penampilan Reproduksi Mencit (Mus
musculus, L. Swiss Webster) Betina,
Universitas Negeri Padang, Padang.
Satriyasa, B.K., 2010, Fraksi Heksan dan
Fraksi Metanol Ekstrak Biji Pepaya
Muda
dapat
Menghambat
Spermatogonia Mencit Jantan (Mus
musculus,
L.),
Tesis
Tidak
Diterbitkan, Malang: Jurusan F.
Farmakologi, Universitas Undayana
Bali.
Setyaningsih,
R.V.,
2011,
Pengaruh
Pemberian Infus Simplisia Rosella
(Hibiscus sabdariffa, L.) Secara Oral
terhadap Kualitas
Spermatozoa
Mencit (Mus Musculus, L.) Jantan
Galur DDY, Skripsi, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sukadana, M.I., Rita, S.W., dan Koreh, R.F.,
2007,
Isolasi
dan
Identifikasi
Senyawa Antimakan dari Batang
Tumbuhan Brotowali (Tinospora
tuberculata Beumee.), Jurnal Kimia,
1 (1) : 55-61
Supriati, R., Ranti, K., dan Karyadi, B.,
565
2011, Pengaruh Pemberian Getah
Buah Pepaya (Carica papaya, L.)
Muda terhadap Kadar Gula Darah
Mencit (Mus musculus Balb/C),
Jurnal Konservasi Hayati, 7 (1) : 20
Susetyarini, E., 2003, Efek Senyawa Aktif
Daun Beluntas terhadap Kadar
Testoteron Tikus Putih (Ratus
norwegicus) Jantan, Tesis Tidak
Diterbitkan, Malang: Jurusan F.
MIPA-Biologi
Universitas
Muhammadiyah Malang.
Syari, N.T., 2012, Pengaruh Pemberian
Ekstrak Brotowali (Tinospora crispa,
L.)
terhadap Perkembangan Folikel
Ovarium
Tikus
Putih
(Rattus
norvegicus, L.), Skripsi, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Widiana, R., dan Sumarmin, R., 2015,
Pengaruh
Ekstrak
Brotowali
(Tinospora crispa, L.) terhadap
Siklus Reproduksi dan Karakter
Morfologi Ovarium Mencit
(Mus
Musculus, L. Swiss Webster),
Universitas Negeri Padang, Padang.
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Histologi
Testis Mencit
(Mus musculus,
Pemberian
Ekstrak
Harlis, W.O.
& Septiana,
A., Biowallacea,
Vol. 4 L.)
(1), Setelah
Hal : 558-565,
April,
2017 Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
558
GAMBARAN HISTOLOGI TESTIS MENCIT (Mus musculus, L.) SETELAH
PEMBERIAN EKSTRAK TUMBUHAN BROTOWALI (Tinospora crispa, L.)
Wa Ode Harlis1, Andi Septiana2
1-2)
Dosen Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari.
E-mail :[email protected]
ABSTRAK
Tumbuhan Brotowali (Tinospora crispa, L.) diketahui mengandung senyawa yang tergolong
dalam kelompok antifertilitas diantaranya golongan glikosida, alkaloid, flavonoid, saponin dan
tanin. Kelompok senyawa-senyawa tersebut dapat memberikan efek sitotoksik pada reproduksi
jantan dengan mengganggu metabolisme sel germinal dan sel spermatogenik. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak brotowali terhadap spermatogenesis mencit. 20 ekor
mencit jantan berat 20-30 gr, berumur 2-3 bulan dibagi 5 kelompok yaitu; K1 kontrol negatif
(aquades), K2 kontrol positif (Na CMC 0,5% ), K3 (0,05 g/g bb), K4 (0,06 g/g bb), dan K5 (0,07 g/g
bb) ekstrak brotowali. Ekstrak diberikan secara oral selama 34 hari. Pada hari ke-35
dikorbankan dan dilakukan pengambilan organ testis untuk preparat mikroanatomi. Penelitian
bersifat deskriptif, data disajikan dalam bentuk gambar. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada penampang melintang testis nampak jelas terjadi penurunan jumlah
sel sel spermatogenik dalam tiap penampang tubulus seminiferous mencit, pada semua
perlakuan yang diberikan ekstrak tumbuhan brotowali seiring dengan meningkatnya dosis yang
diberikan
Kata Kunci : Tinospora crispa, L., histologi testis, Mencit
ABSTRACT
The Brotowali plant (Tinospora crispa, L.) is known to contain compounds belonging to the
antifertility group such as glycosides, alkaloids, flavonoids, saponins and tannins. These groups
of compounds may have a cytotoxic effect on male reproduction by disrupting the metabolism of
germ cells and spermatogenic cellsThe aim of this study was to know the effect of extracts
Tinospora crispa, L. on spermatogenesis of mice. The male mice were used 20 weight 30-40 g,
aged 2-3 months, and were treated in 5 groups i.e. K 1 : negative control (aquadest), K2 : positive
control (Na CMC 0.5%), K3 (0.05 g/g bb), K4 : (0.06 g/g bb), and K5 (0.07 g/g bb) extracts of
brotowali. The extracts were given orally during 34 day. At the 35 th the testis were collected to
make microanatomy. Research is descriptive, data is presented in the form of picture. Based on
the results showed that cross sectional testis clearly visible decrease in the number of
spermatogenic cell cells in each section of tubular seminiferous mice, in all treatments given
extracts of brotowali plants along with increased doses given.
.H\ZRUG7LQRVSRUDFULVSD/WHVWLFXODUKLVWRORJ\0LFH
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
559
PENDAHULUAN
Tumbuhan Brotowali (Tinospora
Penggunaan obat tradisional telah
dapat
diterima
termasuk
hampir
negara
pelengkap
semua
negara
yang tergolong dalam kelompok antifertilitas
baik
sebagai
diantaranya golongan glikosida, alkaloid,
primer
maupun
flavonoid, saponin dan tanin (Widiana dan
maju
pengobatan
crispa, L.) diketahui mengandung senyawa
sekunder. Salah satu tumbuhan obat yang
Sumarmin,
sering digunakan oleh masyarakat untuk
senyawa tersebut dapat memberikan efek
obat tradisional adalah brotowali (Tinospora
sitotoksik pada reproduksi jantan dengan
crispa, L.).
mengganggu metabolisme sel germinal dan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
2015).
Kelompok
senyawa-
sel spermatogenik (Purwoistri, 2010).
merupakan tumbuhan yang hidup di daerah
Tumbuhan yang mengandung
tropis, termasuk tumbuhan merambat yang
senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid
tersebar merata di hutan Indonesia (Dweck,
dapat
2006 dalam Widiana dan Sumarmin, 2015).
senyawa tersebut dapat menekan sekresi
Brotowali
hormon reproduksi yang diperlukan untuk
banyak
masyarakat
batang,
dimanfaatkan
Indonesia
daun,
dan
oleh
mempengaruhi
spermatogenesis,
terutama
bagian
spermatogenesis.
akarnya.
Batang
mengganggu permeabilitas membran sel
juga
Leydig
tidak ada binatang yang menyentuhnya
Senyawa flavonoid mampu menghambat
(Sukadana, dkk., 2007). Brotowali memiliki
enzim
banyak manfaat yang besar antara lain
mempengaruhi kerja hormon gonadotropin
untuk obat memar, demam, merangsang
sehingga
nafsu makan, sakit kuning, cacingan, batuk,
(Winarno, 1987 dalam Supriati, dkk., 2011).
mencuci luka pada kulit atau gatal-gatal dan
Senyawa saponin bersifat sitotoksik yang
untuk mengobati penyakit kencing manis.
dapat menyebabkan penurunan jumlah sel
Berdasarkan informasi ilmiah juga telah
spermatogenik (Nurliani, dkk., 2005). Tanin
ditemukan khasiat tumbuhan brotowali yaitu
dapat menyebabkan penggumpalan sperma
ekstrak batang brotowali dapat berfungsi
dan
sebagai
sperma, sehingga sperma tidak dapat
timbulnya
untuk
arteriosklerosis
mencegah
atau
sejenis
penyakit kardiovaskuler (Khamarazaman, et
al., 2012 dalam Muharni dkk., 2015)
penghasil
dapat
tumbuhan brotowali rasanya pahit, sehingga
antioksidan
sebagai
Alkaloid
aromatase
mengganggu
menurunkan
testosteron.
dan
mampu
spermatogenesis
motilitas
daya
hidup
mencapai sel telur dan pembuahan dapat
tercegah (Susetyarini, 2003).
Beberapa penelitian yang telah
dilakukan diantaranya yaitu Widiana dan
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
Sumarmin
(2015),
melaporkan
bahwa
560
perlakuan, mencit (Mus musculus, L.)
brotowali (Tinospora crispa, L.) berpotensi
dipuasakan
sebagai bahan kontrasepsi alami pada
memperoleh
hewan betina dengan komponen utamanya
sama. Selanjutnya mencit ditimbang dan
senyawa
sifat
diberi label sesuai perlakuan. Mencit
antiproliferatif terhadap sel-sel reproduktif.
yang digunakan dalam penelitian ini
Antiproliferatif dapat mempengaruhi karakter
adalah mencit yang berumur 2-3 bulan
morfologi dari ovarium sebagai tempat
dengan berat badan rata-rata 20-30 gr.
alkaloid
yang
memiliki
keberadaan sel-sel reproduktif. Penelitian
selama
1
kondisi
hari
fisiologis
untuk
yang
2. Pembuatan Ekstrak
Sari dkk., (2012) menggunakan ekstrak
Tumbuhan brotowali dikeringkan
tumbuhan brotowali pada reproduksi mencit
menggunakan oven selama 48 jam
betina mengunakan dosis 0.05 g/g bb, 0.06
dengan suhu 45C. Tumbuhan brotowali
g/g bb dan 0.07 g/g bb mencit, diketahui
yang sudah kering diblender sampai
bahwa ekstrak brotowali secara nyata dapat
menjadi serbuk. Serbuk kering ditimbang
mengakitbatkan gangguan terhadap jumlah
sebanyak 100 g ditambahkan etanol 70%
corpus luteum, jumlah fetus hidup, jumlah
sebanyak 400 ml kemudian dilakukan
fetus mati, dan embrio resorpsi. Hal ini
proses
sejalan dengan penelitian Syari (2012) yang
maserasi
selama
menyatakan
disaring
kemudian,
brotowali
bahwa
pemberian
berpengaruh
nyata
ekstrak
terhadap
penurunan jumlah folikel de graff, corpus
luteum
dan folikel atresia. Sejauh ini
penelitian
tentang
tumbuhan
ekstraksi
dengan
24
metode
jam.
filtrat
Ekstrak
dipekatkan
dengan menggunakan rotary evaporator.
3. Perlakuan
Pemberian ekstrak secara oral
brotowali
setiap paginya pukul 08.00 dengan dosis
sebagai antifertilitas terhadap jantan belum
0,5 ml/bb mencit. selama 34 hari. Pada
dilakukan,
hari ke 35, mencit dikorbankan dan
diambil organ testisnya untuk dibuat
METODE PENELITIAN
preparat mikroanatomi
1. Persiapan Hewan Uji
Mencit
4. Pembuatan Preparat Histologi
1
Menurut Harlis (2008), tahap dalam
diberi
pembuatan preparat histologi yaitu organ
makanan asupan platelled commercial
testis yang telah diambil kemudian difiksasi
dan diberi minum secara ad libitum. Alas
dalam larutan Bouin selama ± 2 hari.
kandang dari serbuk gergaji yang diganti
Setelah ± 2 hari
dua
(Washing) dengan alkohol 70% (1 x 60
minggu
dalam
hari
diaklimasi
kandang
sekali.
selama
dan
Sebelum
diberikan
organ testis
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
dicuci
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
menit)
kemudian
dilakukan
Staining
dehidrasi
dan
561
mounting
urutan
menggunakan alkohol 70% (1 x 60 menit),
kerjanya yaitu: (a) Deparafinisasi, kaca
80% (1 x 60 menit) dan alkohol 90% selama
objek yang berisi irisan testis dicelupkan ke
1 malam, selanjutnya dimasukkan ke dalam
dalam larutan xylol sampai parafin larut
alkohol 96% (1 x 60 menit), alkohol absolut
semua (15 menit) kemudian dikeringkan
(1 x 60 menit), untuk menjernihkan, organ
diatas kertas saring. (b) Hidrasi, kaca objek
testis direndam dalam larutan toluol selama
yang sudah dikerigkan dimasukkan ke
1 malam.
dalam alkohol dengan konsentrasi menurun
Infiltrasi parafin kedalam jaringan
mulai dari alkohol absolut, 96%, 90%, 80%,
dilakukan dengan cara merendam organ
70%, 60%, 50%, 40%, 30% dan aquades
testis kedalam campuran toluol dan parafin
masing-masing satu menit. (c) Dimasukkan
dengan
ke
perbandingan
1:1
(30
menit),
dalam
staining
jar
yang
berisi
kemudian dilanjutkan dengan parafin murni
Hematoxylin Ehrlich (7 detik), dicuci dengan
I, II dan III masing-masing 45 menit.
air mengalir (10 menit). (d) Dimasukkan ke
Langkah berikutnya adalah embedding,
dalam alkohol 30%, 50%, 60% dan 70%
yaitu dengan penanaman organ kedalam
masing-masing
parafin
arah
selanjutnya dimasukkan kedalam Eosin-Y (2
pemotongan melintang, kemudian dibiarkan
menit), kemudian dibilas dengan alkohol
membeku dalam kulkas dan membentuk
70%, 80%, 90%, 96% dan alkohol absolut
blok yang sudah siap disayat dengan
masing-masing selama satu menit. (e)
mikrotom. Blok parafin yang berisi dengan
Sediaan dimasukkan ke dalam larutan xylol
potongan testis diletakkan pada holder
(15 menit), kemudian dikeringkan di atas
dengan parafin cair agar melekat erat dan
kertas saring, selanjutnya, di mounting
selanjutnya dimasukkan ke dalam kulkas.
dengan canada balsam, ditutup dengan
Holder
kaca penutup. (f) Dilakukan pengamatan
cair,
dengan
diatur
blok
sehingga
parafin
kemudian
selama
satu
menit,
dipasang pada mikrotom dan selanjutnya
dibawah
disayat setebal 6 µm, sehingga deretan
gambaran
irisan membentuk pita, dari irisan-irisan
dikumpulkan bersifat kualitatif data disajikan
tersebut
dalam bentuk gambar
dipilih
yang
bagus
kemudian
mikroskop
untuk
memperoleh
histologi
testis.
Data
yang
ditempelkan pada kaca objek yang telah
diolesi Mayer’s
albumin dan aquades,
dibiarkan di dalam slide warmer selama 24
jam agar penempelan cukup kuat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran histologi testis jumlah
sel-sel spermatogenik kelompok kontrol
menunjukan gambaran yang normal dengan
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
562
susunan sel rapat. Perkembangan sel-sel
jelas berderet di membran basalis, namun
spermatogenik mulai dari membran basalis
dengan susunan antar sel yang tampak
ke arah lumen yaitu spermatogonium,
renggang, dengan ketebalan yang lebih
spermatosit dan spermatid. Lumen tampak
kecil dibandingkan kelompok kontrol. Lumen
terisi penuh oleh spermatozoa baik yang
tubulus tampak membesar, dengan tidak
masih menempel pada sel sertoli maupun
terdapat spermatozoa di dalamnya. Hal ini
yang
spermiogenesis,
menunjukkan telah terjadi gangguan pada
sedangkan kelompok yang diberikan ekstrak
spermatogenesis. Berdasarkan penjelasan
tumbuhan brotowali menunjukan bahwa
di atas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
terjadi
pada
telah
mengalami
penurunan
jumlah
sel-sel
gambar
1:
spermatogenik tampak sel spermatogonium
K1
c
K2
c
K3
d
f
f
b
e
f
b
e
d
b
c
e
a
a
d
a
K4
K5
f
f
d
c
c
b
e
e
a
b
d
a
Gambar 1. Irisan melintang testis mencit setelah pemberian ekstrak tumbuhan
brotowali.
Berdasarkan
terjadi
penurunan
hasil
sel
brotowali
seiring
dengan
meningkatnya
sel
dosis yang diberikan, hal ini kemungkinan
dalam tiap penampang
disebabkan karena menurunnya jumlah sel
tubulus seminiferous mencit, pada semua
spermatogenik yang mengalami mitosis
perlakuan yang diberikan ekstrak tumbuhan
menjadi sel spermatosit primer dan meiosis
spermatogenik
jumlah
penelitian
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
563
kedua menjadi spermatid. Jika penurunan
menyebabakan
terus terjadi maka akan mengakibatkan
spermatid
penghambatan
menyebabkan degenerasi sel spermatid.
pada
tahapan-tahapan
berikutnya. Hal ini sejalan denagn penelitian
sintesis
protein
terganggangu
Pada
yang
penampang
untuk
akhirnya
melintang
Everitt, (1990) dalam Apriliani dkk., (2013)
testis juga nampak menurunnya kepadatan
yang
jumlah
spermatozoa dan bahkan tidak ditemukan
spermatosit menyebabkan jumlah spermatid
sama sekali dalam penampang tubulus
juga menurun, karena spermatosit yang
seminiferus disebabkan oleh menurunya
mengalami
jumlah spermatid dan adanya gangguan
menyatakan,
penurunan
meiosis
kedua
menjadi
spermatid menurun.
spermiogenesis
Hambatan pada satu
spermatogenesis
terhadap
akan
tahapan
tahapan
berpengaruh
berikutnya.
sehingga
spermatid
terhambat untuk berdiferensiasi menjadi
spermatozoa.
Hal
ini
sejalan
dengan
Selain
penelitian (Junqueira et. al. 1995) dalam
menurunnya jumlah sel spermatosit yang
Harlis, 2006) selama fase pengamatan
mengakibatkan
spermatid
spermatid menjadi spermatozoa, sitoplasma
menurun hal tersebut juga disebabkan
residu dibuang dan difagositosis oleh sel
karena menurunnya konsentrasi hormon
sertoli dan spermatozoa dilepaskan ke
FSH dan testosteron hal ini sejalan dengan
dalam
penelitian Satriyasa (2010). Penurunana
testosteron
FSH
terjadinya penghambatan fase pematangan
jumlah
menyebabkan
sel
perubahan
struktur
lumen
tubulus, sehingga
menurun
sel
kemampuan dalam mengikat spermatid,
sehingga
sedangkan pada hormon testosteron akan
spermatozoa
menyebabkan
histologi kepadatan spermatozoa disajikan
daya
adhesi
antara sel spermatid dengan sel sertoli.
Penuruan FSH dan testosteron
K1
pada
melalui
kemungkinan
sitoskletal sel sertoli sehingga mengurangi
penurunan
spermatid
ada
kadar
spermiogenesis
mengakibatkan
menurun.
gambar
Pengamatan
2
akan
K2
jumlah
K3
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
berikut:
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
564
K5
K4
Gambar 2. Irisan melintang testis memperlihatkan kepadatan
spermatozoa setelah pemberian ekstrak tumbuhan
brotowali.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan
menunjukkan
melintang
bahwa
testis
penurunan
hasil
penelitian
pada
penampang
nampak
jelas
terjadi
jumlah sel sel spermatogenik
dalam tiap penampang tubulus seminiferous
mencit,
diberikan
pada
semua
ekstrak
perlakuan
tumbuhan
yang
brotowali
seiring dengan meningkatnya dosis yang
diberikan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka
saran yang dapat diajukan adalah perlu
dilakukan
penelitian
tanaman
yang
lanjutan
berfungsi
mengenai
meningkatkan
kualitas spermatozoa mencit.
DAFT AR PUSTAKA
Apriliani. M., Nurcahyani, N., dan Busman,
H.,
2013,
Efek
Pemaparan
Kebisingan Terhadap Jumlah Sel-Sel
Spermatogenik
dan
Diameter
Tubulus Seminiferus Mencit (Mus
musculus, L.), Lembaga Penelitian
Universitas Lampung. Lampung.
Harlis W.O., 2006. Spermatogenesis dan
Kualitas Spermatozoa, Makalah
Biologi
Sel,
Fakultas
Biologi,
Program Pascasarjana, Universitas
Gadjah Madah, Yogyakarta.
.,
2008.
Kadar
testosteron,
Spermatogenesis, dan Morfologi
Spermatozoa
Epididimis
Tikus
(Ratus novervegicus, L.) Setelah
Diperlakukan
Estrak
Meniran
(Phyllanthus niruri, L.). Tesis.
Sekolah
Pascasarjana,
UGM.
Yogyakarta.
Muharni, Elfita, dan Masyita, 2015, Isolasi
Senyawa Metabolit Sekunder dari
Ekstrak
n-Heksana
Batang
Tumbuhan Brotowali (Tinospora
crisp, L.), Jurnal Molekul, 10 (1) : 3844
Purwoistri, R.F., 2010, Pengaruh Ekstrak Biji
Pepaya (Carica papaya, L.) terhadap
Spermatogenesis dan Tebal Epitel
Tubulus Seminiferus Testis Mencit
(Mus musculus, L.) Jantan, Skripsi,
Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang,
Malang.
Sari, F.M., Widiana, R., dan Sumarmin, R.,
2012, Pengaruh Ekstrak Brotowali
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017
Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)
(Tinospora crispa, L.) terhadap
Penampilan Reproduksi Mencit (Mus
musculus, L. Swiss Webster) Betina,
Universitas Negeri Padang, Padang.
Satriyasa, B.K., 2010, Fraksi Heksan dan
Fraksi Metanol Ekstrak Biji Pepaya
Muda
dapat
Menghambat
Spermatogonia Mencit Jantan (Mus
musculus,
L.),
Tesis
Tidak
Diterbitkan, Malang: Jurusan F.
Farmakologi, Universitas Undayana
Bali.
Setyaningsih,
R.V.,
2011,
Pengaruh
Pemberian Infus Simplisia Rosella
(Hibiscus sabdariffa, L.) Secara Oral
terhadap Kualitas
Spermatozoa
Mencit (Mus Musculus, L.) Jantan
Galur DDY, Skripsi, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sukadana, M.I., Rita, S.W., dan Koreh, R.F.,
2007,
Isolasi
dan
Identifikasi
Senyawa Antimakan dari Batang
Tumbuhan Brotowali (Tinospora
tuberculata Beumee.), Jurnal Kimia,
1 (1) : 55-61
Supriati, R., Ranti, K., dan Karyadi, B.,
565
2011, Pengaruh Pemberian Getah
Buah Pepaya (Carica papaya, L.)
Muda terhadap Kadar Gula Darah
Mencit (Mus musculus Balb/C),
Jurnal Konservasi Hayati, 7 (1) : 20
Susetyarini, E., 2003, Efek Senyawa Aktif
Daun Beluntas terhadap Kadar
Testoteron Tikus Putih (Ratus
norwegicus) Jantan, Tesis Tidak
Diterbitkan, Malang: Jurusan F.
MIPA-Biologi
Universitas
Muhammadiyah Malang.
Syari, N.T., 2012, Pengaruh Pemberian
Ekstrak Brotowali (Tinospora crispa,
L.)
terhadap Perkembangan Folikel
Ovarium
Tikus
Putih
(Rattus
norvegicus, L.), Skripsi, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Widiana, R., dan Sumarmin, R., 2015,
Pengaruh
Ekstrak
Brotowali
(Tinospora crispa, L.) terhadap
Siklus Reproduksi dan Karakter
Morfologi Ovarium Mencit
(Mus
Musculus, L. Swiss Webster),
Universitas Negeri Padang, Padang.
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017