GAMBARAN HISTOLOGI TESTIS MENCIT (Mus musculus, L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TUMBUHAN BROTOWALI (Tinospora crispa, L.)

Gambaran
Histologi
Testis Mencit
(Mus musculus,
Pemberian
Ekstrak
Harlis, W.O.
& Septiana,
A., Biowallacea,
Vol. 4 L.)
(1), Setelah
Hal : 558-565,
April,
2017 Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)

558

GAMBARAN HISTOLOGI TESTIS MENCIT (Mus musculus, L.) SETELAH
PEMBERIAN EKSTRAK TUMBUHAN BROTOWALI (Tinospora crispa, L.)


Wa Ode Harlis1, Andi Septiana2
1-2)

Dosen Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari.
E-mail :[email protected]

ABSTRAK
Tumbuhan Brotowali (Tinospora crispa, L.) diketahui mengandung senyawa yang tergolong
dalam kelompok antifertilitas diantaranya golongan glikosida, alkaloid, flavonoid, saponin dan
tanin. Kelompok senyawa-senyawa tersebut dapat memberikan efek sitotoksik pada reproduksi
jantan dengan mengganggu metabolisme sel germinal dan sel spermatogenik. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak brotowali terhadap spermatogenesis mencit. 20 ekor
mencit jantan berat 20-30 gr, berumur 2-3 bulan dibagi 5 kelompok yaitu; K1 kontrol negatif
(aquades), K2 kontrol positif (Na CMC 0,5% ), K3 (0,05 g/g bb), K4 (0,06 g/g bb), dan K5 (0,07 g/g
bb) ekstrak brotowali. Ekstrak diberikan secara oral selama 34 hari. Pada hari ke-35
dikorbankan dan dilakukan pengambilan organ testis untuk preparat mikroanatomi. Penelitian
bersifat deskriptif, data disajikan dalam bentuk gambar. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada penampang melintang testis nampak jelas terjadi penurunan jumlah
sel sel spermatogenik dalam tiap penampang tubulus seminiferous mencit, pada semua
perlakuan yang diberikan ekstrak tumbuhan brotowali seiring dengan meningkatnya dosis yang

diberikan
Kata Kunci : Tinospora crispa, L., histologi testis, Mencit

ABSTRACT
The Brotowali plant (Tinospora crispa, L.) is known to contain compounds belonging to the
antifertility group such as glycosides, alkaloids, flavonoids, saponins and tannins. These groups
of compounds may have a cytotoxic effect on male reproduction by disrupting the metabolism of
germ cells and spermatogenic cellsThe aim of this study was to know the effect of extracts
Tinospora crispa, L. on spermatogenesis of mice. The male mice were used 20 weight 30-40 g,
aged 2-3 months, and were treated in 5 groups i.e. K 1 : negative control (aquadest), K2 : positive
control (Na CMC 0.5%), K3 (0.05 g/g bb), K4 : (0.06 g/g bb), and K5 (0.07 g/g bb) extracts of
brotowali. The extracts were given orally during 34 day. At the 35 th the testis were collected to
make microanatomy. Research is descriptive, data is presented in the form of picture. Based on
the results showed that cross sectional testis clearly visible decrease in the number of
spermatogenic cell cells in each section of tubular seminiferous mice, in all treatments given
extracts of brotowali plants along with increased doses given.
.H\ZRUG7LQRVSRUDFULVSD/WHVWLFXODUKLVWRORJ\0LFH
Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017

Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan

Brotowali (Tinospora crispa, L.)

559

PENDAHULUAN
Tumbuhan Brotowali (Tinospora
Penggunaan obat tradisional telah
dapat

diterima

termasuk

hampir

negara

pelengkap

semua


negara

yang tergolong dalam kelompok antifertilitas

baik

sebagai

diantaranya golongan glikosida, alkaloid,

primer

maupun

flavonoid, saponin dan tanin (Widiana dan

maju

pengobatan


crispa, L.) diketahui mengandung senyawa

sekunder. Salah satu tumbuhan obat yang

Sumarmin,

sering digunakan oleh masyarakat untuk

senyawa tersebut dapat memberikan efek

obat tradisional adalah brotowali (Tinospora

sitotoksik pada reproduksi jantan dengan

crispa, L.).

mengganggu metabolisme sel germinal dan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)


2015).

Kelompok

senyawa-

sel spermatogenik (Purwoistri, 2010).

merupakan tumbuhan yang hidup di daerah

Tumbuhan yang mengandung

tropis, termasuk tumbuhan merambat yang

senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid

tersebar merata di hutan Indonesia (Dweck,

dapat


2006 dalam Widiana dan Sumarmin, 2015).

senyawa tersebut dapat menekan sekresi

Brotowali

hormon reproduksi yang diperlukan untuk

banyak

masyarakat
batang,

dimanfaatkan

Indonesia

daun,

dan


oleh

mempengaruhi

spermatogenesis,

terutama

bagian

spermatogenesis.

akarnya.

Batang

mengganggu permeabilitas membran sel

juga


Leydig

tidak ada binatang yang menyentuhnya

Senyawa flavonoid mampu menghambat

(Sukadana, dkk., 2007). Brotowali memiliki

enzim

banyak manfaat yang besar antara lain

mempengaruhi kerja hormon gonadotropin

untuk obat memar, demam, merangsang

sehingga

nafsu makan, sakit kuning, cacingan, batuk,


(Winarno, 1987 dalam Supriati, dkk., 2011).

mencuci luka pada kulit atau gatal-gatal dan

Senyawa saponin bersifat sitotoksik yang

untuk mengobati penyakit kencing manis.

dapat menyebabkan penurunan jumlah sel

Berdasarkan informasi ilmiah juga telah

spermatogenik (Nurliani, dkk., 2005). Tanin

ditemukan khasiat tumbuhan brotowali yaitu

dapat menyebabkan penggumpalan sperma

ekstrak batang brotowali dapat berfungsi


dan

sebagai

sperma, sehingga sperma tidak dapat

timbulnya

untuk

arteriosklerosis

mencegah

atau

sejenis

penyakit kardiovaskuler (Khamarazaman, et
al., 2012 dalam Muharni dkk., 2015)

penghasil

dapat

tumbuhan brotowali rasanya pahit, sehingga

antioksidan

sebagai

Alkaloid

aromatase
mengganggu

menurunkan

testosteron.

dan

mampu

spermatogenesis

motilitas

daya

hidup

mencapai sel telur dan pembuahan dapat
tercegah (Susetyarini, 2003).
Beberapa penelitian yang telah
dilakukan diantaranya yaitu Widiana dan

Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017

Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)

Sumarmin

(2015),

melaporkan

bahwa

560

perlakuan, mencit (Mus musculus, L.)

brotowali (Tinospora crispa, L.) berpotensi

dipuasakan

sebagai bahan kontrasepsi alami pada

memperoleh

hewan betina dengan komponen utamanya

sama. Selanjutnya mencit ditimbang dan

senyawa

sifat

diberi label sesuai perlakuan. Mencit

antiproliferatif terhadap sel-sel reproduktif.

yang digunakan dalam penelitian ini

Antiproliferatif dapat mempengaruhi karakter

adalah mencit yang berumur 2-3 bulan

morfologi dari ovarium sebagai tempat

dengan berat badan rata-rata 20-30 gr.

alkaloid

yang

memiliki

keberadaan sel-sel reproduktif. Penelitian

selama

1

kondisi

hari

fisiologis

untuk
yang

2. Pembuatan Ekstrak

Sari dkk., (2012) menggunakan ekstrak

Tumbuhan brotowali dikeringkan

tumbuhan brotowali pada reproduksi mencit

menggunakan oven selama 48 jam

betina mengunakan dosis 0.05 g/g bb, 0.06

dengan suhu 45C. Tumbuhan brotowali

g/g bb dan 0.07 g/g bb mencit, diketahui

yang sudah kering diblender sampai

bahwa ekstrak brotowali secara nyata dapat

menjadi serbuk. Serbuk kering ditimbang

mengakitbatkan gangguan terhadap jumlah

sebanyak 100 g ditambahkan etanol 70%

corpus luteum, jumlah fetus hidup, jumlah

sebanyak 400 ml kemudian dilakukan

fetus mati, dan embrio resorpsi. Hal ini

proses

sejalan dengan penelitian Syari (2012) yang

maserasi

selama

menyatakan

disaring

kemudian,

brotowali

bahwa

pemberian

berpengaruh

nyata

ekstrak
terhadap

penurunan jumlah folikel de graff, corpus
luteum

dan folikel atresia. Sejauh ini

penelitian

tentang

tumbuhan

ekstraksi

dengan
24

metode

jam.

filtrat

Ekstrak

dipekatkan

dengan menggunakan rotary evaporator.
3. Perlakuan
Pemberian ekstrak secara oral

brotowali

setiap paginya pukul 08.00 dengan dosis

sebagai antifertilitas terhadap jantan belum

0,5 ml/bb mencit. selama 34 hari. Pada

dilakukan,

hari ke 35, mencit dikorbankan dan
diambil organ testisnya untuk dibuat

METODE PENELITIAN

preparat mikroanatomi

1. Persiapan Hewan Uji
Mencit

4. Pembuatan Preparat Histologi
1

Menurut Harlis (2008), tahap dalam

diberi

pembuatan preparat histologi yaitu organ

makanan asupan platelled commercial

testis yang telah diambil kemudian difiksasi

dan diberi minum secara ad libitum. Alas

dalam larutan Bouin selama ± 2 hari.

kandang dari serbuk gergaji yang diganti

Setelah ± 2 hari

dua

(Washing) dengan alkohol 70% (1 x 60

minggu

dalam

hari

diaklimasi
kandang

sekali.

selama
dan

Sebelum

diberikan

organ testis

Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017

dicuci

Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)

menit)

kemudian

dilakukan

Staining

dehidrasi

dan

561

mounting

urutan

menggunakan alkohol 70% (1 x 60 menit),

kerjanya yaitu: (a) Deparafinisasi, kaca

80% (1 x 60 menit) dan alkohol 90% selama

objek yang berisi irisan testis dicelupkan ke

1 malam, selanjutnya dimasukkan ke dalam

dalam larutan xylol sampai parafin larut

alkohol 96% (1 x 60 menit), alkohol absolut

semua (15 menit) kemudian dikeringkan

(1 x 60 menit), untuk menjernihkan, organ

diatas kertas saring. (b) Hidrasi, kaca objek

testis direndam dalam larutan toluol selama

yang sudah dikerigkan dimasukkan ke

1 malam.

dalam alkohol dengan konsentrasi menurun

Infiltrasi parafin kedalam jaringan

mulai dari alkohol absolut, 96%, 90%, 80%,

dilakukan dengan cara merendam organ

70%, 60%, 50%, 40%, 30% dan aquades

testis kedalam campuran toluol dan parafin

masing-masing satu menit. (c) Dimasukkan

dengan

ke

perbandingan

1:1

(30

menit),

dalam

staining

jar

yang

berisi

kemudian dilanjutkan dengan parafin murni

Hematoxylin Ehrlich (7 detik), dicuci dengan

I, II dan III masing-masing 45 menit.

air mengalir (10 menit). (d) Dimasukkan ke

Langkah berikutnya adalah embedding,

dalam alkohol 30%, 50%, 60% dan 70%

yaitu dengan penanaman organ kedalam

masing-masing

parafin

arah

selanjutnya dimasukkan kedalam Eosin-Y (2

pemotongan melintang, kemudian dibiarkan

menit), kemudian dibilas dengan alkohol

membeku dalam kulkas dan membentuk

70%, 80%, 90%, 96% dan alkohol absolut

blok yang sudah siap disayat dengan

masing-masing selama satu menit. (e)

mikrotom. Blok parafin yang berisi dengan

Sediaan dimasukkan ke dalam larutan xylol

potongan testis diletakkan pada holder

(15 menit), kemudian dikeringkan di atas

dengan parafin cair agar melekat erat dan

kertas saring, selanjutnya, di mounting

selanjutnya dimasukkan ke dalam kulkas.

dengan canada balsam, ditutup dengan

Holder

kaca penutup. (f) Dilakukan pengamatan

cair,

dengan

diatur

blok

sehingga

parafin

kemudian

selama

satu

menit,

dipasang pada mikrotom dan selanjutnya

dibawah

disayat setebal 6 µm, sehingga deretan

gambaran

irisan membentuk pita, dari irisan-irisan

dikumpulkan bersifat kualitatif data disajikan

tersebut

dalam bentuk gambar

dipilih

yang

bagus

kemudian

mikroskop

untuk

memperoleh

histologi

testis.

Data

yang

ditempelkan pada kaca objek yang telah
diolesi Mayer’s

albumin dan aquades,

dibiarkan di dalam slide warmer selama 24
jam agar penempelan cukup kuat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran histologi testis jumlah
sel-sel spermatogenik kelompok kontrol
menunjukan gambaran yang normal dengan

Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017

Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)

562

susunan sel rapat. Perkembangan sel-sel

jelas berderet di membran basalis, namun

spermatogenik mulai dari membran basalis

dengan susunan antar sel yang tampak

ke arah lumen yaitu spermatogonium,

renggang, dengan ketebalan yang lebih

spermatosit dan spermatid. Lumen tampak

kecil dibandingkan kelompok kontrol. Lumen

terisi penuh oleh spermatozoa baik yang

tubulus tampak membesar, dengan tidak

masih menempel pada sel sertoli maupun

terdapat spermatozoa di dalamnya. Hal ini

yang

spermiogenesis,

menunjukkan telah terjadi gangguan pada

sedangkan kelompok yang diberikan ekstrak

spermatogenesis. Berdasarkan penjelasan

tumbuhan brotowali menunjukan bahwa

di atas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

terjadi

pada

telah

mengalami

penurunan

jumlah

sel-sel

gambar

1:

spermatogenik tampak sel spermatogonium
K1

c

K2

c

K3

d

f

f
b

e

f

b

e

d

b

c

e
a

a
d

a

K4

K5
f

f

d
c

c

b
e

e
a

b

d

a

Gambar 1. Irisan melintang testis mencit setelah pemberian ekstrak tumbuhan
brotowali.
Berdasarkan
terjadi

penurunan

hasil

sel

brotowali

seiring

dengan

meningkatnya

sel

dosis yang diberikan, hal ini kemungkinan

dalam tiap penampang

disebabkan karena menurunnya jumlah sel

tubulus seminiferous mencit, pada semua

spermatogenik yang mengalami mitosis

perlakuan yang diberikan ekstrak tumbuhan

menjadi sel spermatosit primer dan meiosis

spermatogenik

jumlah

penelitian

Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017

Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)

563

kedua menjadi spermatid. Jika penurunan

menyebabakan

terus terjadi maka akan mengakibatkan

spermatid

penghambatan

menyebabkan degenerasi sel spermatid.

pada

tahapan-tahapan

berikutnya. Hal ini sejalan denagn penelitian

sintesis

protein

terganggangu
Pada

yang

penampang

untuk

akhirnya
melintang

Everitt, (1990) dalam Apriliani dkk., (2013)

testis juga nampak menurunnya kepadatan

yang

jumlah

spermatozoa dan bahkan tidak ditemukan

spermatosit menyebabkan jumlah spermatid

sama sekali dalam penampang tubulus

juga menurun, karena spermatosit yang

seminiferus disebabkan oleh menurunya

mengalami

jumlah spermatid dan adanya gangguan

menyatakan,

penurunan

meiosis

kedua

menjadi

spermatid menurun.

spermiogenesis

Hambatan pada satu
spermatogenesis
terhadap

akan

tahapan

tahapan

berpengaruh

berikutnya.

sehingga

spermatid

terhambat untuk berdiferensiasi menjadi
spermatozoa.

Hal

ini

sejalan

dengan

Selain

penelitian (Junqueira et. al. 1995) dalam

menurunnya jumlah sel spermatosit yang

Harlis, 2006) selama fase pengamatan

mengakibatkan

spermatid

spermatid menjadi spermatozoa, sitoplasma

menurun hal tersebut juga disebabkan

residu dibuang dan difagositosis oleh sel

karena menurunnya konsentrasi hormon

sertoli dan spermatozoa dilepaskan ke

FSH dan testosteron hal ini sejalan dengan

dalam

penelitian Satriyasa (2010). Penurunana

testosteron

FSH

terjadinya penghambatan fase pematangan

jumlah

menyebabkan

sel

perubahan

struktur

lumen

tubulus, sehingga

menurun

sel

kemampuan dalam mengikat spermatid,

sehingga

sedangkan pada hormon testosteron akan

spermatozoa

menyebabkan

histologi kepadatan spermatozoa disajikan

daya

adhesi

antara sel spermatid dengan sel sertoli.
Penuruan FSH dan testosteron
K1

pada

melalui

kemungkinan

sitoskletal sel sertoli sehingga mengurangi

penurunan

spermatid

ada

kadar

spermiogenesis

mengakibatkan
menurun.

gambar

Pengamatan
2

akan
K2

jumlah

K3

Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017

berikut:

Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)

564

K5

K4

Gambar 2. Irisan melintang testis memperlihatkan kepadatan
spermatozoa setelah pemberian ekstrak tumbuhan
brotowali.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan
menunjukkan
melintang

bahwa

testis

penurunan

hasil

penelitian

pada

penampang

nampak

jelas

terjadi

jumlah sel sel spermatogenik

dalam tiap penampang tubulus seminiferous
mencit,
diberikan

pada

semua

ekstrak

perlakuan

tumbuhan

yang

brotowali

seiring dengan meningkatnya dosis yang
diberikan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka
saran yang dapat diajukan adalah perlu
dilakukan

penelitian

tanaman

yang

lanjutan

berfungsi

mengenai

meningkatkan

kualitas spermatozoa mencit.
DAFT AR PUSTAKA
Apriliani. M., Nurcahyani, N., dan Busman,
H.,
2013,
Efek
Pemaparan
Kebisingan Terhadap Jumlah Sel-Sel
Spermatogenik
dan
Diameter
Tubulus Seminiferus Mencit (Mus

musculus, L.), Lembaga Penelitian
Universitas Lampung. Lampung.
Harlis W.O., 2006. Spermatogenesis dan
Kualitas Spermatozoa, Makalah
Biologi
Sel,
Fakultas
Biologi,
Program Pascasarjana, Universitas
Gadjah Madah, Yogyakarta.
.,
2008.
Kadar
testosteron,
Spermatogenesis, dan Morfologi
Spermatozoa
Epididimis
Tikus
(Ratus novervegicus, L.) Setelah
Diperlakukan
Estrak
Meniran
(Phyllanthus niruri, L.). Tesis.
Sekolah
Pascasarjana,
UGM.
Yogyakarta.
Muharni, Elfita, dan Masyita, 2015, Isolasi
Senyawa Metabolit Sekunder dari
Ekstrak
n-Heksana
Batang
Tumbuhan Brotowali (Tinospora
crisp, L.), Jurnal Molekul, 10 (1) : 3844
Purwoistri, R.F., 2010, Pengaruh Ekstrak Biji
Pepaya (Carica papaya, L.) terhadap
Spermatogenesis dan Tebal Epitel
Tubulus Seminiferus Testis Mencit
(Mus musculus, L.) Jantan, Skripsi,
Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang,
Malang.
Sari, F.M., Widiana, R., dan Sumarmin, R.,
2012, Pengaruh Ekstrak Brotowali

Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017

Gambaran Histologi Testis Mencit (Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Ekstrak Tumbuhan
Brotowali (Tinospora crispa, L.)

(Tinospora crispa, L.) terhadap
Penampilan Reproduksi Mencit (Mus
musculus, L. Swiss Webster) Betina,
Universitas Negeri Padang, Padang.
Satriyasa, B.K., 2010, Fraksi Heksan dan
Fraksi Metanol Ekstrak Biji Pepaya
Muda
dapat
Menghambat
Spermatogonia Mencit Jantan (Mus
musculus,
L.),
Tesis
Tidak
Diterbitkan, Malang: Jurusan F.
Farmakologi, Universitas Undayana
Bali.
Setyaningsih,
R.V.,
2011,
Pengaruh
Pemberian Infus Simplisia Rosella
(Hibiscus sabdariffa, L.) Secara Oral
terhadap Kualitas
Spermatozoa
Mencit (Mus Musculus, L.) Jantan
Galur DDY, Skripsi, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sukadana, M.I., Rita, S.W., dan Koreh, R.F.,
2007,
Isolasi
dan
Identifikasi
Senyawa Antimakan dari Batang
Tumbuhan Brotowali (Tinospora
tuberculata Beumee.), Jurnal Kimia,
1 (1) : 55-61
Supriati, R., Ranti, K., dan Karyadi, B.,

565

2011, Pengaruh Pemberian Getah
Buah Pepaya (Carica papaya, L.)
Muda terhadap Kadar Gula Darah
Mencit (Mus musculus Balb/C),
Jurnal Konservasi Hayati, 7 (1) : 20
Susetyarini, E., 2003, Efek Senyawa Aktif
Daun Beluntas terhadap Kadar
Testoteron Tikus Putih (Ratus
norwegicus) Jantan, Tesis Tidak
Diterbitkan, Malang: Jurusan F.
MIPA-Biologi
Universitas
Muhammadiyah Malang.
Syari, N.T., 2012, Pengaruh Pemberian
Ekstrak Brotowali (Tinospora crispa,
L.)
terhadap Perkembangan Folikel
Ovarium
Tikus
Putih
(Rattus
norvegicus, L.), Skripsi, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Widiana, R., dan Sumarmin, R., 2015,
Pengaruh
Ekstrak
Brotowali
(Tinospora crispa, L.) terhadap
Siklus Reproduksi dan Karakter
Morfologi Ovarium Mencit
(Mus
Musculus, L. Swiss Webster),
Universitas Negeri Padang, Padang.

Harlis, W.O. & Septiana, A., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 558-565, April, 2017

Dokumen yang terkait

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

EVALUASI IN VITRO ANTIOKSIDAN SENYAWA FENOL BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) SELAMA PROSES PENGOLAHAN EMPING MELINJO BERDASARKAN SNI 01-3712-1995

4 111 16

JI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK POLIFENOL BIJI KAKAO Escherichia coli SECARA IN VITRO

6 112 17

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KEADAPTIFAN UNTUK SEPULUH GENOTIPE KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PRODUKSI

1 89 52