T2__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemenuhan Pendidikan Keagamaan Bagi Penghayat Kepercayaan (Studi Kasus Di Komunitas Sedulur Sikep Kab. Kudus) T2 BAB III

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.

Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian

ini

menggunakan

pendekatan

kualitatif, yakni data yang disajikan dalam bentuk
verbal bukan dalam bentuk angka (Noeng Muhajir,
1996). Menurut Sukmadinata, metode penelitian
kualitatif adalah penelitian yang merekam gejalagejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara
sistematis

dan


akurat

(Sukmadinata,

2007)

menghasilkan data deskriptif (Bogdan dan Taylor
dalam Moleong, 2007).
Penelitian kualititatif bersifat deskriptif (Nusa
Putra: 2012) yang berupa hasil ekplorasi atas subjek
penelitian

melalui

pengamatan

dengan

semua


variannya dan wawancara mendalam. Penelitian ini
juga menggunakan studi kebijakan atas kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah tentang pendidikan
keagamaan bagi pemeluk agama dan kepercayaan di
Indonesia.
Penelitian kebijakan sesuai yang disampaikan
Majchrzak dan dianut oleh ilmuwan kebijakan di
Indonesia (Riant, 2013: 99) dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengkaji masalah-masalah social yang
fundamental dalam kaitannya untuk mengkreasi
36

tindakan pragmatis dalam rangka memperbaiki atau
membenahi masalah sosial. Selain itu, dengan
menggunakan penelitian kebijakan bisa memberikan
argumen atau landasan keilmuan pada perumusan
kebijakan publik di kemudian hari.
Alasan

pemilihan


menggunakan

penelitian

kualitatif menyesuaikan dengan karakteristik dari
permasalahan dan penelitian kualititatif itu sendiri,
yaitu sebagaimana yang dikemukakan oleh Meleong,
bahwa maksud dari penelitian kualitatif adalah
pengembangkan pengertian tentang individu dan
kejadian dengan memperhitungkan kontek yang
relevan. Selain itu juga bertujuan untuk memahami
fenomena social melalui gambaran holistic dan
memperbanyak pemahaman mendalam.
Karakteristik

lainnya

yang


sesuai

dengan

penelitian ini adalah berlatar belakang alamiah dan
naturalistic, sebagaimana dituliskan oleh Lincion
dan Guba (Nusa Putra, 2012; 65). Dengan berlatar
naturalistic maka konteks atau latar penelitian
harus dibiarkan sebagaimana adanya, sehingga bisa
ditemukan makna, pemahaman, proses dan pola
yang hendak digali dari komunitas tersebut.

37

3.2.

Subjek dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di komunitas penghayat

kepercayaan Samin di Desa Larekrejo dan Kaliyoso

Kecamatan

Undaan

Kudus.

Penelitian

ini

juga

melibatkan pihak sekolahan yakni SMP 2 Undaan
Kudus. Persiapan penelitian ini dilakukan sejak
Februari

tahun

2012


sampai

Desember

2014.

Namun secara informal isu ini masih menjadi
perhatian peneliti.
3.3.

Narasumber Penelitian
Narasumber penelitian dalam penelitian ini

adalah murid sedulur sikep, orang tua murid siswa
sedulur

sikep,

tokoh


penghayat

kepercayaan

sedululur Sikep di desa Larekrejo dan Kaliyoso kec.
Undaan, Kabupaten Kudus, serta pihak sekolah
dimana

anak-anak

pendidikan

yakni

sesulur
di

SMP

sikep

2

nenempuh

Undaan

Kudus.

Ditambah dengan pendapat dari lembaga swadaya
masyrakat (LSM) yang mendampingi sedulur sikep.
Pendekatan keterwakilan narasumber melalui
snawball sampling yakni sumer data yang awalnya
sedikit, lama-lama menjadi besar seperti bola salju
(Sugiyono, 2013). Batasan representasi narasumber
redundency dalam penelitian ini ditentukan oleh
pertimbangan

informasi

sebagaimana


pendapat

Lincoln dan Guba; if the purpose id to maximize
38

information, then sampling is terminated when no
new information is forth-coming newly samlped unit:
thus redundancy is the primary criteria (2013; 302) .

3.4.

Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

peneliti agar sesuai dengan informasi yang ingin
didapatkan dan mendapatkan tujuan yang dicapai,
dalam penelitian ini mnggunakan beberapa teknik
dalam pengumpulan data;
a. Observasi

Observasi

atau

pengamatan

adalah

aktifitas mencatat suatu gejala dengan bantuan
instrumen (Motis dalam Denzin dan Lincoln,
2009) untuk mendapatkan pemahaman lebih
baik tentang konteks, terbuka, berorientasi pada
penemuan, melihat hal-hal yang oleh subjek
sendiri kurang dipahami atau disadari. Observasi
dalam penelitian ini bermula dari muncul kasus
di media lokal tentang terjadinya pemaksaan
pendidikan

agama


tertentu

atas

penghayat

kepercayaan.
Observasi dalam konteks penelitian ini
dilakukan
narasumber

secara

natural

penelitian,

bersama

dimulai

dari

para
cerita

39

pengalaman, dan harapan terkait pemenuhan
pendidikan agama bagi mereka.
b. Wawancara Mendalam (In-depth interview)
Wawancara

adalah

percakapan

dengan

maksud tertentu yang dilakukan dua belah
pihak,

yaitu

pewawancara

yang

mengajukan

pertanyaan dan terwawancara terwawancara atau
narasumber

yang

memberikan

jawaban

atas

pertanyaan yang diberikan.
Wawancana dalam penelitian ini merujuk
pada

pendapat

para

ahli;

yaitu

untuk

memproduksi pemahaman situasional (situated
understanding)
Moleong
pengertian

(Denzin

(2010)

untuk

subyek,

dan

Lincoln

dalam

mendeteksi

kadar

fleksibel,

menjadi

satu-

satunya hal yang dapat dilakukan di saat tehnik
lain sudah tidak dapat dilakukan menggunakan
pedoman wawancara. In-depth interview di dalam
penelitian ini dilakukan secara personal untuk
mendapatkan informasi secara mendalam dari
narasumber secara personal pada tema-tema
penelitian, cross ceck data, klarifikasi, persepsi
dan prioritas narasumber pada tema penelitian.
Wawancara

ini

juga

membangun

kepercayaan antara peneliti dengan narasumber
untuk menggali permasalahan atau harapan yang
mereka inginkan dengan pendidikan agama di
40

sekolah. Responden dalam penelitian ini adalah
para

para

tokoh

adat

setempat

yang

juga

sekaligus objek dari penelitian, yaitu mereka yang
mempunyai

anak

usia

sekolah.

Penentuan

responden dengan memilih konsep “getuk tular”
atau

snowball

sampling,

yaitu

peneliti

menentukan seseorang untuk menjadi sumber
penggalian data atas dasar rekomendasi atau
anjuran orang yang telah lebih dahulu menjadi
sampel (Sukardi, 2011; 64).
c. Kajian Pustaka
Library research atau studi kepustakaan
yaitu usaha untuk memperoleh data dengan cara
mendalami,

mencermati,

menelaah

dan

mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam
kepustakaan (sumber bacaan, buku referesi dan
hasil penelitian lain). (M. Iqbal: 2003). Data
kepustakaan
pendefinisian

akan
aliran

berkaitan

dengan

kepercayaan,

kebijakan

pemerintah tentang pendidikan nasional dan
agama di Indonesia, serta pemikiran-pemikiran
tokoh agama atau pemikir pendidikan yang pro
terhadap

perbedaan

dan

keterbukaan

lebih

khusus dalam bidang pendidikan.
d. Focus Group Discussion (FGD)
FGD

(Focus

Group

Discussion)

juga

digunakan dalam pencarian data penelitian ini,
41

adalah

untuk

informasi

mendalami

yang

wawancara,

sudah

dan

melengkapi

didapatkan

mencaritemukan

dalam

pemahaman

komprehensif, pengecekan triangulasi atas semua
temuan penelitian (Putra, 2012). FGD telah
dilakukan secara informal ketika dalam kegiatan
yang

bersamaan

dengan

komunitas

mereka,

peneliti ikut turut serta dalam kegiatan umum
yang diselenggarakan oleh lembaga yang konsen
dalam isu dan pembelaan atas minoritas.

3.5.

Teknik Analisis Data
Dalam upaya untuk mencari dan menata
secara

sistematis

terkumpul.

Sebab,

serakan
data

data-data

yang

tercecer

yang
dan

berserakan itu supaya mudah dipahami peneliti
dan enak dinikmati sebagai temuan yang dapat
dirasakan pembaca. Berkaitan dengan masalah
tersebut, penelitian ini akan penulis kerjakan
dengan memakai pendekatan analisa kebijakan
(policy analysis).
Ada tiga manfaat dalam studi kebijkan
publik (Anderson dalam Subarsono, 2006) yaitu
untuk

pengembangan

ilmu

pengetahuan,

membantu para praktisi dalam memecahkan

42

masalah-masalah

publik,

dan

untuk

tujuan

politik.
Proses analisis kebijakan (Yoyo Bahtiar,
2012) tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi
harus

komprehensif

dan

multidisipliner

menyangkut rumusan, implementasi dan evaluasi
dampaknya.

Kemudian

dalam

kebijakan

pendidikan bukan pada persoalan compliance
atau political, tetapi lebih menekankan kepada
hubungan factor-faktor yang mempengaruhi pada
waktu

dan

konteks

kebijakan

tersebut

diberlakukan.
Sebagai

bagaian

dari

studi

kebijakan

kemudian analisis data yang penulis gunakan
dengan analisis isi kualitatif dengan analisis
sintesis terfokus. Dengan menggunakan analisis
isi kualitatif ditekankan pada pemaknaan data
dan rumusan kebijakan pendidikan agama, dan
dengan sinstesis terfokus lebih pada penekanan
pada perbandingan antara temuan di lapangan
dengan teori atau peraturan. Analisis isi kualitatif
menurut

Meleong

(2004)

adalah

suatu

pendekatan terhadap analisis teks secara empiris
dan

dikendalikan

secara

metodologis

dalam

konteks komunikasinya. Teknik yang dipakai
sebagai alat mempertajam analisanya dengan
43

melakukan interpetasi data, yaitu dengan metode
analisis

wacana

menganalisa
bahasa

isi

dalam

(discourse).
pesan

Adalah

komunikasi

konteks

dengan
dari

keberadaan

sisi

pesan

komunikasi tersebut, yang sekaligus memahami
nilai

ideologi

yang

berada

di

balik

pesan

komunikasi tersebut (Alex, 2001; 60).
Maka dari itu teknis analisis isi kualitatif
yang

coba

penulis

gunakan

adalah

dengan

analisis wacana, dengan memahami politik dari
dari

pesan

komunikasi

yang

terdapat

pada

peraturan perundangan pada bidang pendidikan,
khususnya pendidikan agama dan keagamaan,
yang

terjadi

pada

komunitas

penghayat

kepercayaan Samin di Kudus.
Analisa

selanjutnya

yang

digunakan

dengan analisis sintesis terfokus, Danim dalam
Riant Nugroho (2013;129) menerangkan bahwa
analisis ini dilakukan dengan cara melakukan
interpetasi secara kritis oleh peneliti, apabila
dimungkinkan

diperbandingkan

dengan

kepustakaan yang relevan.
Secara umum penelitian ini dimaksudkan
dan

diharapkan

untuk

mendeskripsikan

kebijakan secara sistematis dan objektif dengan
44

cara mengumpulkan, mengevaluasi, menguji dan
dan

mensitesiskan

bukti-bukti

untuk

menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan
secara tepat.

3.6.

Keabsahan dan Keajegan Penelitian
Untuk

menguji

keabsahan

data

atau

memeriksa kebenaran data adalah dengan empat
tahap;

kepercayaan

(credibilty),

keteralihan

(transferability), kebergantungan (dependabilty),
dan kepastian (confirmability) (Meleong, 2010,
Sugiyono, 2013).
Langkah yang dipakai dalam penelitian ini
untuk menunjang keabsahan data;
1. Validitas penelitian (Construct validity).
Validitas

penelitian

dilakukan

melalui

triangulasi merujuk Wiliam Wiersma (1986)
dalam Sugoyono (2013: 372) dan Patton dalam
Poerwandari

(1998)

yaitu:

(a).

Triangulasi

sumber data. Penelitian ini menggunakan
berbagai sumber data seperti dokumen, arsip,
wawancara, observasi maupun FGD pada
subjek

berbeda.

Penggunaan
data

untuk

(b).

berbagai

Triangulasi
teknik

memastikan

Teknik.

pengumpulan
data

sudah

memenuhi syarat akuntabilitas yang telah
45

ditetapkan.

(c).

Triangulasi

waktu.

Yaitu

proses menggunakan berbagai waktu (siang,
pagi, sore dan malam) tercapai melalui life in,
yaitu peneliti tinggal dan beraktifitas bersama
narasumber untuk mendapatkan informasi
yang

komprehensif

dari

semua

tahap

penelitian.
2. Keabsahan Internal (Internal validity). Adalah
derajat konsistensi antara desain penelitian
dengan

hasil

penelitian

(Sugiyono,

2013).

Pengalaman penulis bekerja dalam program
monitoring pengahayat kepercayaan dalam
mengakses layanan publik menjadi salah satu
kekuatan didalam validitas internal (Sugiyono,
2013:363).
3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity). Hasil
penelitian

dapat

tranferability

pada

memenuhi
kasus

lain

prinsip
dengan

kesamaan kontek. Untuk mencapai validitas
ekternal penelitian, maka teknik dan metode,
analisis hasil dan penyajian data dilaksanakan
dengan

cermat

sesuai

dengan

rencana

penelitian (Sugiyono, 2013:363).
4. Keajegan

(Reabilitas).

Merupakan

terkait

dengan derajat konsistensi riset. Replikasi dan
pengulangan

penelitian

pada

obyek

dan

metode yang sama dengan penelitian ini maka
46

akan

menghasilkan

hasil

yang

sama.

(Sugiyono, 2013:364)

47

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25