TEKNIK PENGAMANAN LEMBAR JAWABAN UJIAN A

TEKNIK PENGAMANAN LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEKOLAH ( LJUS ) MENGGUNAKAN
METODE STEGANOGRAPHY
DAN ENKRIPSI SEQUENTIAL ENCODING

DI SUSUN OLEH

:

DEDEN ARDIANSYAH

UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN MAGISTER ILMU KOMPUTER
JAKARTA
2014

DAFTAR ISI
Daftar Isi

...........................................................................


1

Abstract

...........................................................................

2

Abstraksi

...........................................................................

3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1


Latar Belakang ...........................................................................

5

I.2

Tujuan

...........................................................................

6

1.3

Batasan Masalah..........................................................................

6

BAB II

2.1

Teori Dasar
Steganography ...........................................................................

7

2.1.1 Pengertian Steganography ..........................................................

7

2.1.2 Sejarah Steganography ...............................................................

11

2.1.3 Kriteria Steganography ...............................................................

13

2.1.4 Metode Kriptography .................................................................


14

2.1.5 Teknik Steganography pada Gambar ..........................................

15

2.1.6 Steganography dan Kriptography ...............................................

17

2.1.7 Metode – Metode Steganography ...............................................
BAB III
3.1

Analisa Perancangan Program
Metode Penelitian .......................................................................

3.1.1 Fase Analisis


20

...........................................................................

20

3.1.2 Fase Pembuatan Program ...........................................................

20

3.1.2 Fase Pengujian Program .............................................................

20

3.2

Pola Pikir

3.2.1 Analisa Permasalahan dan Pemecahannya .................................
3.3


20

Algoritma

3.3.1 Algoritma Penyisipan Pesan .......................................................

22

3.3.2 Algoritma Pengembalian Pesan ..................................................

24

1

BAB IV

Implementasi dan Analisa Sistem................................................

26


4.1

Implementasi Sistem ..................................................................

26

4.1.1 Proses Penyisipan Pesan .............................................................

26

4.1.2 Proses Pengembalian Pesan ........................................................

29

4.2

Analisa Sistem ...........................................................................

30


Kesimpulan

...........................................................................

32

...........................................................................

33

BAB V

Daftar Pustaka

2

Abstract
Steganography is a technique to hide messages with other media such as
images , auidio and video , have been conducted since ancient Roman times , this

technique is growing very rapidly in the current era of computing with highly
advanced technology . In addition, with the technique of information security with
encryption method with an increasingly complex algorithm that generates an
information security increasingly awake . Both of these techniques , often used by
many circles in the process of securing any such information by the author in daar el
Qolam boarding school by using these two techniques to minimize the subjectivity of
assessment in lakukakan by subject teachers to the students that the teacher know .
With this technique the authors use traditional two could draw the conclusion that
one of the ways that can be used to make the images as hidden identity Safety
Engineering School Final Exam Answer Sheet ( LJUS ) Steganography Method
Using sequential encoding and encryption to be performed in boarding school daar
el Qolam with the purpose of subjectivity in the assessment process conducted by
subject teachers , respectively , can reduce the assessment process is not subjective

Keywords

: steganography, encryption, Sequential, Assessment, LJUS

3


Abstrak
Steganography merupakan sebuah teknik menyembunyikan pesan dengan
media lain seperti gambar,auidio dan video, sudah dilakukan sejak zaman romawi
kuno, teknik ini berkembang sangat pesat di era sekarang dengan teknologi
komputasi yang sangat canggih. Di tambah lagi dengan teknik pengamanan informasi
dengan metode enkripsi dengan algoritma yang semakin komplek yang menghasilkan
sebuah keamanan

informasi semakin terjaga. Kedua teknik ini, sering banyak

digunakan oleh setiap kalangan dalam proses pengamanan informasi seperti yang
penulis lakukan di daar el qolam boarding school dengan menggunakan kedua teknik
ini untuk meminimalisir subjektifitas dalam penilaian yang di lakukakan oleh guru
mata pelajaran terhadap murid yang guru tersebut kenal. Dengan mengggunakan
kedua teknik ini penulis bisa menarik kesimpulan bahwa salah satu cara yang bisa
digunakan untuk membuat identitas tersembunyi

dalam gambar seperti Teknik

Pengamanan Lembar Jawaban Ujian Akhir Sekolah ( LJUS ) Menggunakan Metode

Steganography Dan enkripsi sequential Encoding yang akan dilakukan di pondok
pesantren daar el qolam dengan tujuan subjektifitas dalam proses penilaian yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran masing-masing, bisa mengurangi proses penilaian
yang tidak subjektif.
Kata Kunci

: Steganography, enkripsi,Sequential, Penilaian, LJUS

4

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Teknik penyembunyian pesan dalam bentuk gambar sudah dikenal sejak dulu

yaitu pada zaman Romawi Kuno dan Yunani Kuno. Seorang sejarahwan Yunani
bernama Herodotus pertama kali mencatatkan tentang penyembunyian pesan dalam
gambar yang disebut steganography. Ketika Histaeus, seorang raja Yunani yang
kejam dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad ke-5 SM, Histaeus mengirim
pesan rahasia kepada anak lelakinya, Aristagoras di Militus. Histaeus menulis pesan
tersebut dengan menggunakan media kepala seorang budak. Histaeus membotaki
rambut budak tersebut, kemudian pesan rahasia ditato pada kulit kepala budak. Ketika
rambut budak mulai tumbuh, Histaeus mengutus budak tersebut ke Militus untuk
mengirimkan pesan rahasia yang terdapat pada kepala budak tersebut ke anak
lelakinya.
Pada era saat ini teknik steganography berkembang pesat, Karena teknik
steganography saat ini sudah menggunakan media komputer yang disebut dengan
teknik komputasi. Perpaduan teknik komputasi dan teknik steganography yang
dilakukan pada saat akan mengahasilkan sebuah metode pengamanan informasi
sangat komplek. Metode pengamanan informasi dengan menggunakan metode
steganography dan enkripsi sequential encoding akan penulis terapkan dalam
pengamanan lembar jawaban akhir sekolah Pondok Pesantren Dar El Qolam.
Daar El Qolam merupakan sebuah pondok pesantren yang mempunyai
boarding school dengan metode pelaksanaan ujian sekolah dengan pemeriksaan
lembar hasil ujian akhir diperiksa oleh setiap guru mata pelajaran. Dengan lembar
jawaban yang di isi dengan informasi siswa yang lengkap hal itu akan menghasilkan
kekhawatiran guru tersebut akan memberikan nilai yang tidak subjektif kepada siswa
karena guru tersebut mengenal baik muridnya atau sebaliknya atau adanya hubungan
baik antara orang tua dan guru tersebut.

5

Oleh karena itu, untuk mengurangi ketidaksubjektifan pemberian nilai yang
dilakukan oleh guru yang mengenal muridnya, kami penulis berinissiatif membuat
metode pengamanan lembar jawaban ujian akhir sekolah dengan menggunakan
steganography. dengan judul tulisan “ Teknik Pengamanan Lembar Jawaban Ujian
Akhir Sekolah ( LJUS ) Menggunakan Metode Steganography Dan enkripsi
sequential Encoding “.
I.2

Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan dari penelitian ini adalah merancang

sistem atau aplikasi pengaman lembar jawaban ujian akhir sekolah di boarding
schoole pondok pesantren daar el qolam untuk mengurangi subjektifitas dalam
penilaian.
I.3

Batasan Masalah
Agar permasalahan yang di bahas ini tidak keluar dari jalur yang sudah di

tentukan maka perlu adanya pembatasan masalah, Batasan masalah tersebut adalah :


Implementasi teknik steganography untuk pengamanan lembar jawaban
ujian akhir sekolah di pondok pesantren dar el qolam



Implementasi teknik enkripsi sequential encoding untuk pengamanan
lembar jawaban ujian akhir sekolah.



Implementasi teknik steganography dan teknik enkripsi ini dibuat
menggunakan bahasa pemrograman matlab.

6

BAB II
TEORI DASAR
2.1

Steganography

2.1.1

Pengertian Steganography
Steganography adalah ilmu dan seni menulis atau menyembunyikan pesan ke

dalam sebuah media sedemikian rupa sehingga keberadaan pesan tidak diketahui atau
tidak disadari oleh orang selain pengirim dan penerima pesan tersebut. Kata
steganography berasal dari bahasa Yunani, yaitu "steganos" yang berarti tersembunyi
atau terselubung dan "graphein" yang berarti menulis.
Steganography membutuhkan dua aspek yaitu media penyimpan dan
informasi rahasia yang akan disembunyikan. Metode steganography sangat berguna
jika digunakan pada steganography komputer karena banyak format file digital yang
dapat dijadikan media untuk menyembunyikan pesan. Steganography digital
menggunakan media digital sebagai wadah penampung, misalnya teks, citra, suara,
dan video. Data rahasia yang disembunyikan juga dapat berupa teks, citra, suara, atau
video.
Steganography memanfaatkan kekurangan-kekurangan sistem indera manusia
seperti mata (Human Visual System) dan telinga (Human Auditory System), sehingga
tidak diketahui kehadirannya oleh indera manusia (indera penglihatan atau indera
pendengaran) dan mampu menghadapi proses-proses pengolahan sinyal digital
dengan tidak merusak kualitas data yang telah disisipi sampai pada tahap tertentu.
Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam menyembunyikan
pesan:kapasitas, keamanan, dan ketahanan. Kapasitas merujuk kepada besarnya
informasi yang dapat disembunyikan oleh media, keamanan merujuk kepada
ketidakmampuan pihak lain untuk mendeteksi keberadaan informasi yang
disembunyikan, dan ketahanan merujuk kepada sejauh mana medium steganography
dapat bertahan sebelum pihak lain menghancurkan informasi yang disembunyikan.

7

Menurut Jati Sasongko dari Fakultas Teknologi Informasi, Universitas
Stikubank Semarang. Tahun 2004 berjudul “Pengamanan Data Informasi
menggunakan Kriptografi Klasik”, Steganografi (steganography) adalah ilmu dan
seni menyembunyikan pesan rahasia (hiding message) sedemikian sehingga
keberadaan (eksistensi) pesan tidak terdeteksi oleh indera manusia. Kata
"steganografi" berasal dari bahasa Yunani “steganos”, yang artinya “tersembunyi
atau terselubung”, dan “graphein”, “menulis”.
Sebuah pesan steganografi (plaintext), dienkripsikan dengan beberapa arti
tradisional, yang menghasilkan ciphertext. Kemudian, covertext dimodifikasi dalam
beberapa cara sehingga berisi ciphertext, yang menghasilkan stegotext. Contohnya,
ukuran huruf, ukuran spasi, jenis huruf, atau karakteristik covertext lainnya dapat
dimanipulasi untuk membawa pesan tersembunyi. Hanya penerima (yang harus
mengetahui teknik yang digunakan) dapat membuka pesan dan mendekripsikannya.
Format yang biasa digunakan dengan menggunakan teknik steganografi di
antaranya:


Format image : bitmap (bmp), gif, pcx, jpeg, dll.



Format audio : wav, voc, mp3, dll.



Format lain : teks file, html, pdf, dll.

Beberapa contoh media penyisipan pesan rahasia yang digunakan dalam
teknik Steganography antara lain adalah :
1.

Teks
Dalam algoritma Steganography yang menggunakan teks sebagai media
penyisipannya biasanya digunakan teknik NLP sehingga teks yang telah
disisipi pesan rahasia tidak akan mencurigakan untuk orang yang
melihatnya.

2.

Audio
Format ini pun sering dipilih karena biasanya berkas dengan format ini
berukuran relatif besar. Sehingga dapat menampung pesan rahasia dalam
jumlah yang besar pula.
8

3.

Citra
Format pun paling sering digunakan, karena format ini merupakan salah
satu format file yang sering dipertukarkan dalam dunia internet. Alasan
lainnya adalah banyaknya tersedia algoritma Steganography untuk media
penampung yang berupa citra.
File Citra pada komputer merupakan array bilangan yang
merepresentasikan nilai intensitas cahaya yang bervariasi (pixel).
Kumpulan pixel-pixel inilah yang membentuk suatu citra. Citra yang
sering digunakan umum adalah citra 24 bit dan citra 8 bit (256 colors),
(Johnson, 1998).
Table 2.1 Jenis Citra dilihat dari ukuran bitnya.
Jumlah

Keterangan

Bit
1

binary-valued image (0 – 1)

8

gray level (0 – 255)

16

high color (216)

24

224 true color

32

true color (232)

Format gambar digital memiliki 2 parameter:
 spatial resolution

: pixels x pixels

 color encoding

: bits / pixel

Misal: terdapat gambar berukuran 100 pixels x 100 pixels
dengan color encoding 24 bits dengan R=8 bits, G=8 bits, B=8 bits per
9

pixel, maka color encoding akan mampu mewakili 0 .. 16.777.215
(mewakili 16 juta warna), dan ruang disk yang dibutuhkan = 100 * 100 *
3 byte (karena RGB) = 30.000 bytes = 30 KB atau 100 * 100 * 24 bits =
240000 bits.
Pada steganografi, citra yang biasa digunakan adalah citra 24 bit,
karena citra tersebut dapat menyediakan space yang besar untuk disisipi
oleh data. Pixel penyusun citra ini tersusun atas 3 warna primer yaitu
merah, hijau, dan biru (RGB). Masing-masing warna primer tersusun atas
1 byte data. Untuk citra 24 bit berarti menggunakan 3 bytes per pixel
untuk merepresentasikan nilai warna pixel. 3 bytes data ini dapat berupa
hexadesimal, desimal, atau biner. Gambar 1 adalah contoh color pallete
yang sering digunakan dalam pengolahan warna.

Gambar 2.1 Color Pallete
4.

Video
Format ini memang merupakan format dengan ukuran file yang relatif
sangat besar namun jarang digunakan karena ukurannya yang terlalu
besar sehingga mengurangi kepraktisannya dan juga kurangnya algoritma
yang mendukung format ini.

2.1.2

Sejarah Steganography
Teknik steganography telah dikenal oleh manusia sejak jaman Romawi Kuno

dan Yunani Kuno. Seorang sejarahwan Yunani bernama Herodotus pertama kali
mencatatkan tentang steganography. Ketika Histaeus, seorang raja Yunani yang
10

kejam dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad ke-5 SM, Histaeus mengirim
pesan rahasia kepada anak lelakinya, Aristagoras di Militus. Histaeus menulis pesan
tersebut dengan menggunakan media kepala seorang budak. Histaeus membotaki
rambut budak tersebut, kemudian pesan rahasia ditato pada kulit kepala budak. Ketika
rambut budak mulai tumbuh, Histaeus mengutus budak tersebut ke Militus untuk
mengirimkan pesan rahasia yang terdapat pada kepala budak tersebut ke anak
lelakinya.
Selain metode tersebut, ada pula metode dengan menggunakan lilin. Caranya
pesan dituliskan di bawah kayu, kemudian kayu tersebut dilapis dengan lilin. Bangsa
Romawi mengenal teknik steganography lain yaitu dengan menggunakan tinta yang
tak-tampak (invisible ink) untuk menuliskan pesan rahasia.Tinta tersebut dibuat dari
campuran sari buah-buahan, susu, dan cuka. Ketika tinta digunakan untuk menulis
maka tulisannya tidak tampak. Untuk dapat membaca pesan yang ditulis dengan
menggunakan tinta tak-tampak tersebut, kertas berisi pesan rahasia tersebut harus
dipanaskan dan pesan rahasia akan perlahan-lahan tampak jelas.
Bangsa Jerman mengembangkan sebuah teknik yang disebut dengan microdot.
Microdot merupakan foto dengan ukuran kecil. Microdot dicetak pada sebuah surat
atau pada amplop dan menjadi sangat kecil sehingga seringkali tidak disadari. Catatan
sejarah juga menyebutkan bahwa steganography juga turut berperan dalam pengirim
pesan saat perang dunia kedua. Kata steganography pertama kali digunakan pada
tahun 1499 oleh Johannes Tritemius dalam bukunya, “Steganographia”.
2.1.3

Kriteria Steganography
Steganografi yang dibahas di sini adalah penyembunyian data di dalam citra

digital saja. Meskipun demikian, penyembunyian data dapat juga dilakukan pada
wadah berupa suara digital, teks, ataupun video. Penyembunyian data rahasia ke
dalam citra digital akan mengubah kualitas citra tersebut. Kriteria yang harus
diperhatikan dalam penyembunyian data adalah :

11

1.

Fidelity : Mutu citra penampung tidak jauh berubah. Setelah penambahan
data rahasia, citra hasil steganografi masih terlihat dengan baik. Pengamat
tidak mengetahui kalau di dalam citra tersebut terdapat data rahasia.

2.

Robustness : Data yang disembunyikan harus tahan terhadap manipulasi
yang dilakukan pada citra penampung (seperti pengubahan kontras,
penajaman, pemampatan, rotasi, perbesaran gambar, pemotongan
(cropping), enkripsi, dan sebagainya). Bila pada citra dilakukan operasi
pengolahan citra, maka data yang disembunyikan tidak rusak.

3.

Recovery : Data yang disembunyikan harus dapat diungkapkan kembali
(recovery). Karena tujuan steganografi adalah data hiding, maka sewaktuwaktu data rahasia di dalam citra penampung harus dapat diambil kembali
untuk digunakan lebih lanjut.

4.

Imperceptible : Keberadaan pesan rahasia tidak dapat dipersepsi.

Gambar 2.2 Diagram Sistem Steganografi
2.1.4

Metode Kriptography
Metode-metode umum yang digunakan untuk menyembunyikan data dalam

sebuah digital images antara lain:
1.

Metode Least Significant Bit Insertion (LSB)
Teknik Steganografi akan menyembunyikan sejumlah informasi
dalam suatu media/berkas penampung dan akan mengembalikan
informasi tersebut kepada pengguna yang berhak. Terdapat dua langkah

12

dalam sistem Steganografi yaitu proses penyembunyian dan pemulihan
data (recovery) dari berkas penampung. Penyembunyian data dilakukan
dengan mengganti bit-bit data di dalam segmen citra digital dengan bit-bit
data rahasia.
Metode LSB merupakan metode steganografi yang paling
sederhana dan mudah diimplementasikan. Metode ini menggunakan citra
digital sebagai covertext. Pada susunan bit di dalam sebuah byte (1 byte =
8 bit), ada bit yang paling berarti (most significant bit atau MSB) dan bit
yang paling kurang berarti (least significant bit atau LSB). Sebagai
contoh byte 11010010, angka bit 1 (pertama, digaris-bawahi) adalah bit
MSB, dan angka bit 0 (terakhir, digaris-bawahi) adalah bit LSB. Bit
yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan tersebut
hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari
nilai sebelumnya. Misalkan byte tersebut menyatakan warna biru, maka
perubahan satu bit LSB tidak mengubah warna biru tersebut secara
berarti. Mata manusia tidak dapat membedakan perubahan kecil tersebut.
Kekurangan dari LSB Insertion: Dapat diambil kesimpulan dari
contoh 8 bit pixel, menggunakan LSB Insertion dapat secara drastis
mengubah unsur pokok warna dari pixel. Ini dapat menunjukkan
perbedaan yang nyata dari cover image menjadi stego image, sehingga
tanda tersebut menunjukkan keadaan dari steganografi. Variasi warna
kurang jelas dengan 24 bit image, bagaimanapun file tersebut sangatlah
besar. Antara 8 bit dan 24 bit image mudah diserang dalam pemrosesan
image, seperti cropping (kegagalan) dan compression (pemampatan).
Keuntungan dari LSB Insertion : Keuntungan yang paling besar dari
algoritma LSB ini adalah cepat dan mudah. Dan juga algoritma tersebut
memiliki software steganografi yang mendukung dengan bekerja di antara
unsur pokok warna LSB melalui manipulasi pallete (lukisan).

13

2.

Metode Masking and Filtering
Kedua metode ini (masking dan filtering) menyembunyikan
informasi dengan cara mirip dengan penanda kertas. Hal ini dapat
dilakukan, contohnya dengan memodifikasi luminance sebagian dari
citra, tetapi apabila dilakukan dengan hati-hati distorsi baru dapat terlihat.

3.

Discrete Cosine Transformation (DCT)
Merupakan salah satu metodetransformasi untuk mentransformasi
8*8 blok pixel dari sebuah citrasecara berurutan kedalam masing-masing
koefisien 64 DCT. Alat steganografi dapat menggunakan LSB dari
koefisien DCT yang terbagi-bagi utnuk menyembunyikan informasi
(metode JSteg). Sebagai tambahan DCT, citra dapat diproses dengan FFT
atau dengan Wavelet Transformation. Properti citra yang lain seperti
luminance juga dapat dimanipulasi.

4.

Metode Spread Spectrum Image Steganography
Metode-metode yang didasari oleh teknologi ini menyandikan
pesan yang diinginkan agar tersembunyi.Untuk menyandikan, digunakan
sebuah pseudorandom noise generator yang lebar untuk membuat sebuah
barisanyang tersebar. Kemudian, sebuah skema modulasi digunakan
untuk memperluas spektrum yang sempit dari sebuah pesan dengan
barisan yang tersebar, dengan demikian menyusun sinyal yang dibawa
yang masuk ke dalam interleave dan ruang penyebar. Inner leaver juga
dapat mempergunakan kunci untuk mendikte algoritma interleaving.
Sinyal ini sekarang digabungkan dengan cover dari citra untuk
menghasilkan citra stego, yang sudah dibagi-bagi dengan layak untuk
memelihara dynamicrange awal dari cover citra. Citra stego tersebut
kemudian diteruskan kepada penerima pesan. Untuk lebih jelasnya, lihat
gambar berikut :

14

Gambar 2.3 Spread Spectrum
2.1.5

Teknik Steganography Pada Gambar
Teknik steganografi pada gambar dapat dibagi menjadi dua bagian: spatial

domain dan transform / frekuensi domain. Pada spatial

domain informasi

dimasukkan kedalam tiap pixel satu persatu. Sementara itu, pada transform domain,
gambar ditransformasikan terlebih dulu kemudian informasi baru dimasukkan ke
gambar.
Teknik steganografi pada spatial domain menggunakan metoda bit-wise yang
menggunakan penyisipan bit dan

noise

manipulation.

Format gambar yang

paling cocok untuk cara ini adalah tipe lossless. Namun, cara ini sangat bergantung
kepada format gambarnya, (Morkel, dkk, 2005).
Steganografi pada transform domain melibatkan manipulasi algoritma dan
transformasi gambar. Metoda ini menyembunyikan informasi pada area yang lebih
signifikan pada cover image dan membuat hasilnya jadi lebih baik. Cara ini juga tidak
tergantung pada format gambar. Informasi yang disisipkan juga dapat bertahan
walaupun menggunakan kompresi lossy maupun lossless. Gambar 2.5 adalah skema
image steganografi dan penggolongan berdasarkan domainnya.

15

Gambar 2.4 Skema penggolongan Steganografi berdasarkan domainnya
Ketika bekerja dengan gambar bit depth tinggi, maka file size gambarnya
akan menjadi terlalu besar untuk berada di standar halaman internet. Agar dapat
menampilkan gambar dengan ukuran yang wajar, gambar tersebut harus diberi
teknik-teknik tertentu. Teknik ini menggunakan rumus

matematika

untuk

menganalisa data gambar dan menghasilkan gambar dengan ukuran file lebih kecil.
Proses ini disebut dengan kompresi, (Morkel, dkk, 2005).
Dua jenis kompresi gambar adalah lossless dan lossy. Keduanya memperkecil
ukuran file tetapi menghasilkan sesuatu yang berbeda. Hal ini tentunya dapat
mengganggu karena gambar tersebut mengandung informasi yang hendak kita
kirimkan. Lain halnya bila informasi itu tidak dikompresi.
Kompresi lossy menghasilkan gambar dengan ukuran file lebih kecil dengan
cara menghilangkan beberapa data gambar dari aslinya. Kompresi ini menghilangkan
detail-detail yang terlalu kecil bagi penglihatan mata, sehingga

menghasilkan

aproksimasi yang dekat dengan gambar aslinya walaupun bukan duplikat yang
sama persis. Contoh format file yang menggunakan teknik kompresi ini adalah JPEG
(Joint Photographic Experts Group), (Morkel, dkk, 2005).
Lain halnya dengan kompresi lossless yang dapat dikembalikan ke pesan
aslinya. Kompresi ini tidak pernah memindahkan informasi apapun dari gambar

16

aslinya dan sebagai gantinya menggunakan rumus matematika tertentu untuk
menyimpan datanya. Integritas gambar aslinya tetap dipertahankan dan gambar
yang telah dikompresi, bitnya tetap sama bit demi bit dengan gambar aslinya. Format
gambar yang paling sering digunakan untuk jenis kompresi ini adalah GIF
(Graphic Interchange Format) dan BMP 8-bit.
Kompresi memerankan peran yang sangat penting dalam memilih Algoritma
yang tepat untuk steganografi. Kompresi lossy menghasilkan gambar dengan ukuran
file lebih kecil, tetapi

juga meningkatkan kemungkinan bahwa informasi yang

tersimpan di dalamnya hilang karena data gambar yang tak terlihat akan dibuang.
Kompresi lossless berusaha untuk mempertahankan gambarnya tanpa ada
kemungkinan untuk hilang bagian gambarnya tetapi ukuran filenya tidak berubah
banyak.
2.1.6

Steganography dan Cryptography
Steganography dan cryptography berkaitan erat, namun keduanya merupakan

hal yang berbeda. Steganography dapat dipandang sebagai kelanjutan cryptography.
Cryptography adalah ilmu dan seni untuk memproteksi keamanan pesan rahasia yang
dikirim dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan mengacaukan atau
menyandikan pesan rahasia menjadi tidak terbaca dan tidak dapat dimengerti. Dengan
cryptography, keamanan data seperti integritas data, keaslian entitas, dan keaslian
data terjamin. Namun, pada cryptography pesan rahasia terlihat sehingga
mengundang

pihak

ketiga

memecahkan

pesan

rahasia

tersebut

walaupun

membutuhkan waktu.
Maka kelebihan steganography daripada cryptography adalah pesan rahasia
tidak terlihat sehingga tidak menarik perhatian pihak ketiga. Atau lebih jelasnya, pada
cryptography data yang telah disandikan (ciphertext) tetap tersedia; sedangkan pada
steganography, ciphertext disembunyikan sehingga pihak ketiga tidak mengetahui
keberadaannya. Pesan-pesan berkode dalam cryptography yang telah dienkripsi akan
menimbulkan kecurigaan, walaupun tidak dapat dipecahkan, sedangkan sebuah pesan
rahasia yang tidak tampak tentunya tidak akan dicurigai.

17

Antara cryptography dan steganography juga terdapat persamaan yaitu
kualitas cryptography bergantung pada sebuah kunci, demikian pula dengan
steganography. Menemukan pesan rahasia baik yang disembunyikan melalui
steganography ataupun dienkripsi menggunakan cryptography hanya mungkin terjadi
jika mengetahui kunci yang tepat.
Steganography dan cryptography digunakan secara bersamaan untuk
menghasilkan perlindungan yang lebih baik terhadap sebuah pesan, yaitu ketika
steganography gagal dan pesan dapat terlihat, pesan tersebut masih tidak dapat
diartikan karena telah dienkripsi menggunakan teknik-teknik cryptography. Caranya,
sebuah pesan steganography (plaintext), biasanya pertama-tama dienkripsikan
dengan beberapa arti tradisional, yang menghasilkan ciphertext. Kemudian, covertext
dimodifikasi dalam beberapa cara sehingga berisi ciphertext, yang menghasilkan
stegotext.

Gambar 2.5 Perbandingan Steganography dan Cryptography

BAB III
ANALISA PERANCANGAN PROGRAM

18

3.1

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga fase

yaitu fase Analisis, Fase Pembuatan Program dan Fase Pengujian program.
3.1.1

Fase Analisis
Pada fase analisis penulis melakukan tiga kegiatan yaitu sebagai berikut :


Studi Literatur
Studi ini dilakukan dengan cara mencari sekaligus mempelajari
beberapa literatur dan artikel mengenai steganografi dan kriptografi
sebagai acuan dalam perencanaan dan pembuatan sistem atau aplikasi.

3.1.2



Pendefinisian dan analisis masalah untuk mencari solusi yang tepat



Studi Pustaka

Fase Pembuatan Program
Perancangan

dan

implementasi

sistem

yang

dilakukan

secara

ekperimental, yaitu bereksperimen membuat program menggunakan matlab
berdasarkan materi dan algoritma yang telah dipelajari.
3.1.3

Fase Pengujian Program
Pengujian dilakukan terhadap program yang sudah dibuat.

3.2

Pola Pikir

3.2.1

Analisa Permasalahan dan Pemecahannya
Daar El Qolam boarding school merupakan sebuah pondok pesantren yang

mempunyai boarding school dengan metode pelaksanaan ujian sekolah dengan
pemeriksaan lembar hasil ujian akhir diperiksa oleh setiap guru mata pelajaran.
Dengan lembar jawaban yang di isi dengan informasi siswa yang lengkap hal itu akan
menghasilkan kekhawatiran guru tersebut akan memberikan nilai yang tidak subjektif
kepada siswa karena guru tersebut mengenal baik muridnya atau sebaliknya atau
19

adanya hubungan baik antara orang tua dan guru tersebut
Untuk menjawab permasalah tersebut kita perlu mempelajari permasalah yang
sudah ada dari penelitian sebelumnya agar hasil akhirnya dapat memecahkan
permasalahan yang ada. Studi ini dilakukan dengan cara mencari sekaligus
mempelajari beberapa literatur dan artikel mengenai steganografi dan kriptografi
sebagai acuan dalam perencanaan dan pembuatan sistem atau aplikasi. Dalam upaya
pengembangan penelitian ini perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari
penerapan

metode

mengidentifikasikan

penelitian
persamaan

yang

akan

dari

dilakukan.
steganografi

Diantaranya
dan

adalah

kriptografi,

mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian
sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya
sama dibidang ini. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penelitian ini dilakukan oleh Ary Budi Warsito, Lusi Fajarita, Nazori
Az, dari jurusan magister ilmu computer Universitas Budi Luhur tahun
2013 yang berjudul Proteksi Keamanan Dokumen Sertifikat File Jpeg
Pada Perguruan Tinggi Dengan Menggunakan Steganografi Dan
Kriptografi, penelitian ini membahas tentang teknik pengamanan
dokumen sertifikat file jpeg untuk membuktikan keabsahan sertifikat
yang dikeluarkan secara online.
b. Penelitian ini dilakukan oleh Reza Muhammad dan Syahlani dari
jurusna Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur tahun 2013
yang berjudul Teknik Steganografi Pada Citra Digital Menggunakan
Metode Least Significant Bit (Lsb) Pada Citra Bitmap, penelitian ini
membahs tentang teknik steganography dengan menggunakan Metode
LSB dan program yang digunakan dalam penelitian ini adalah delpi.
c. Penelitian ini dilakukan oleh Canggih Satriatama, Izzbat Uzzin Nadhori,
Mifatahul Huda dari jurusan teknik informatika Politeknik Elektronika

20

Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang berjudul
Implementasi dan Analisa Teknik Steganography Multi-Carrier Pada
File Multimedia. Penelitian ini membahas tentang implementasi metode
steganography SLB Subtitution untuk menyembunyikan file multimedia
seperti gambar, audio, dan video sebagai media pembawa informasi
rahasia.
d. Penelitian ini dilakukan oleh Anton Prabowo, Achmad Hidayatno, Yuli
Christiyono, dari jurusan Teknik Elektro fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, yang berjudul Penyembunyian data Rahasia Pada Citra
Digital Berbasis Chaos Dan Discreet Cosine Transform. Penelitian ini
membahas tentang kombinasi dan modifikasi teknik steganography
yang menyisiokan dan mengekstark data rahasia dalam bentuk gambar.
Data yngn disembunyikan menggunakan metode DCT ( Discrete Cosine
Transform ) dan teori chaos.
Dari Literature review yang di utarakan di atas kami dapat menarik sebuat
titik terang untuk memecahkan permasalahan di yang sedang kami hadapi di pondok
pesantren daar el qolam untuk pengamanan lembar jawaban ujian akhir sekolah
dengan metode steganografi dan enkripsi sequential encoding. Kedua teknik ini dapat
di terapkan pada lembar jawaban ujian akhir sekolah ( LJUS ) dalam bentuk stiker
yang di tempel pada lembar jawaban ujian akhir sekolah.
Dari kebutuhan tersebut akan di buat stiker logo yang didalamnya terdapat
biodata siswa dan nomor ujian siswa. Untuk lebih jelasnya kita lihat gambar 3.1

21

Gambar 3.1 Proses Input dan Output Aplikasi
3.3

Algoritma

3.3.1

Algoritma Penyisispan Pesan
Setelah tahapan pola pikir dan alur dari konsep sudah didapat maka di sini

akan di perlihatkan algoritma dari aplikasi yang akan di buat menggunakan matlab
serta sesuai dengan rancangan yang diinginkan. Berikut adalah gambar flowchart saat
proses penyisipan pesan.

Gambar 3.2 Proses Penyisipan Pesan
Dari flowchart pada proses penyisipan yaitu pertama-tama input file image
yang akan digunakan untuk stiker dengan format jpg,png bitmap, jika file tidak cocok

22

maka program akan mengulang lagi process atau error setelah berhasil input gambar
masukan teks dengan format txt yang berisi pesan rahasia, sama halnya seperti proses
input image jika file tidak sesuai makan aplikasi akan kembali ke proses awal.
Setelah text berhasil input enkripsi, setelah itu hasil image steganography disimpan
dalam bentuk bmp.
3.3.2

Algoritma Mengembalikan Pesan Teks
Setelah tahapan penyisipan pesan dilakukan maka kita juga harus memikirkan

bagaimana cara mengembalikan pesan tersebut ke dalam bentuk awal pesan,
algoritma tersebut di jelaskan dalam bentuk flowchart 3.3

Gambar 3.3 Proses Pengembalian Pesan

Proses pengembalian pesan di awali oleh menginput file image yang sudah di
sisipi pesan dalam format .bmp jika image tersebut tidak sesuai dengan format maka

23

sistem akan meminta kembali gambar yang diinginkan sesuai dengan format
selanjutnya input sequential decode yang sesuai dengan encode pada saat penyisipan
pesan, setelah teks yang disembunyikan pada gambar akan pada aplikasi yang sedang
kita jalankan.

BAB IV
IMPLEMENTASI DAN ANALISA SISTEM

24

4.1

Implementasi Sistem

4.1.1

Proses Penyisipan Pesan
Untuk memulai aplikasi yang dibuat menggunakan matlab hal yang

diharuskan pertama kali adalah menyamakan direktori tempat menyimpan program
itu, pada kesempatan ini kami menyimpan aplikasi pada direktori C:\Users\zhigayinazendra\Documents\MATLAB\kuliah\tugas. Tampilannya seperti pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Direktori Sistem
Setelah itu, aplikasi bisa di jalankan dengan cara mengetikan nama file yang
di simpan pada direktori tersebut, kami memberi nama file tersebut dengan nama
stegano setelah itu akan muncul perintah memilih encoding dan decoding seperti pada
gambar 4.2

Gambar 4.2 Tampilan Program
Gambar 4.2 menunjukan pilihan jenis encoding dan decoding, pilih encoding
berarti kita memilih untuk menyisipkan pesan pada gambar akan tampil perintah

25

untuk menginput image seperti pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Proses Input Gambar
Jika input image berhasil, program akan berjalan trus untuk memilih jenis
pesan yang disisipkan yaitu teks. Seperti pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Proses Input Gambar berhasil melanjutkan ke proses input pesan
Tetapi, jika prose input gambar gagal makan akan tampil seperti pada gambar
4.5.

26

Gambar 4.5 Proses Input Image Gagal
Setelah itu aka nada tampilan seperti pada gambar 4.6 sampai keluar perintah
untuk menyimpan nama file.

Gambar 4.6 Proses Inut enkripsi dan encoding
Tampilan akhir dari aplikasi ini setelah selesai adalah menampilkan hasil
enkripsi dan steganography dalam bentuk matriks seperti pada gambar 4.7

27

Gambar 4.7 Hasil akhir program selesai

4.1.2

Proses Pengembalian Pesan
Proses pengembalian pesan pada aplikasi yang telah dibuat sama halnya

dengan pada saat proses penyisipan pesan perbedaannya pada saat awal proses
aplikasi muncul kita memilih 2 untuk proses decoding, setelah itu kita menginput
image yang telah disisipkan pesan lalu memasukan kunci enkripsi sequential
decoding dan memanggil nama file yang sudah tersimpan.

Gambar 4.8 Hasil Decoding dan Prosesnya
4.2

Analisa Sistem

28

Aplikasi steganography dibuat sesuai dengan algoritma yang dibuat, hasil dari
image asli dan image setelah disisipkan pesan tidak terlihat secara ada perubahan
image seperti pada gambar 4.9

Image Setelah disisipkan pesan
Image yang belum disisipkan
Nama file : Pasti
pesan Nama File : Logo-darqo
Gambar 4.9 Image Asli dan Image Setelah disisipkan pesan
Image yang telah disisipkan pesan dan tidak disisipkan pesan, tidak terlihat
persis bedanya hanya dari hasil penyimpan pada file yang telah dibuat perbedaan
gambar hanya bisa dilihat dari ukuran kapasitas gambar seperti pada gambar 4.10

Gambar 4.10 Image Asli dan Image Setelah disisipkan pesan
Kapasitas gambar sebelum disisipi pesan sebesar 147 KB sedangakan
Kapasitas gambar setelah disisipi pesan 4.49 MB hal ini disebabkan adanya pesan dan
29

proses enkripsi yang dilakukan yang mengakibatkan kapasitas gambar menjadi lebih
besar dari gambar asli. Jika kita bagi kapasistas gambar setelah disisipi pesan dengan
kapasitas gambar asli maka hasilnya adalah :
Kapasitas Gambar Setelah disisipi Pesan
perbandingan=

kapasitas gambar setelah disisipi image 449000
=
=30.5 k
kapasitas gamabar asli
147

ali
Hasil perhitungan perbandingan kapasitas image yang telah disisipi oleh
pesan dan image asli menunjukan bahwa kapasitas image yang telah disisipi pesan
lebih besar 30,5 kali dibanding image aslinya.

BAB V

30

KESIMPULAN
Dari hasil penulisan dan penelitian yang telah dilakukan bahwa metode
steganography dan encripsi sequential encoding merupakan salah satu cara yang bisa
digunakan untuk membuat identitas tersembunyi dalam gambar seperti Teknik
Pengamanan Lembar Jawaban Ujian Akhir Sekolah ( LJUS ) Menggunakan Metode
Steganography Dan enkripsi sequential Encoding yang akan dilakukan di pondok
pesantren daar el qolam dengan tujuan subjektifitas dalam proses penilaian yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran masing-masing, seperti ini bisa mengurangi
proses penilaian yang tidak subjektif.

DAFTAR PUSTAKA

31

Ari Budi Warsito, Lusi Fajarita, Nazori AZ. “Proteksi Keamanan Dokumen Sertifikat
File Jpeg Pada Perguruan Tinggi Dengan Menggunakan Steganografi Dan
Kriptografi”. jurusan magister ilmu computer.Universitas Budi Luhur. 2013.
Reza Muhammad, Syahlani, David, Murtado A. dan Kasma Utin. “Teknik
Steganografi Pada Citra Digital Menggunakan Metode Least Significant Bit (Lsb)
Pada Citra Bitmap”. jurusan magister ilmu computer.Universitas Budi Luhur. 2013.
Sasongko, Jati. “Pengamanan Data Informasi menggunakan Kriptografi Klasik”.
Fakultas Teknologi Informasi. Universitas Stikubank Semarang. 2005.
Canggih Satriatama, Izzbat Uzzin Nadhori, Mifatahul Huda “Implementasi dan
Analisa Teknik Steganography Multi-Carrier Pada File Multimedia”. jurusan teknik
informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Anton Prabowo, Achmad Hidayatno, Yuli Christiyono, Penyembunyian data Rahasia
Pada Citra Digital Berbasis Chaos Dan Discreet Cosine Transform. jurusan Teknik
Elektro fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Munir, Rinaldi. 2004. Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritma.
Bandung: penerbit Informatika.
Paulus, Erick. 2007. Cepat Mahir GUI MATLAB. Yogyakarta: penerbit
Andi.

32