STRATEGI HANKAM NEGARA ADMINISTRASI_NEGARA ADMINISTRASI_NEGARA

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL”

Kelompok 5 :
 Merryanti

(1423006)

 Sunardy

(1423039)

 Melisa Mulyani L

(1423078)

 Jessa Wahyuni M

(1423084)

 Michael Jonathan


(1423087)

 Grace Verananda

(1423114)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI-FAKULTAS TEKNIK
BANDUNG

2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka.
Bangsa yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya
sendiri. Selangkah demi selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur
sistem pemerintahannya sendiri.

Indonesia menganut politik bebas aktif yang berarti tidak terikat dengan
salah satu kelompok, dan aktif yang berarti aktif dalam menjaga perdamaian
dunia dan mengembangkan kerja sama antar negara-negara di dunia disegala
bidang. Selain itu Indonesia juga menetapkan strategi nasional untuk
mengembangkan negara dan menjaga keutuhan negara.
Saat ini banyak pemuda Indonesia yang tidak mengerti akan makna
politik bebas aktif yang dianut oleh bangsa ini dan tidak sedikit di antara
mereka yang salah mengartikan makna politik bebas aktif tersebut. Oleh
karena itu, kami akan mencoba untuk membahas hal tersebut dalam makalah
ini yang mana penulis memberi judul “Politik dan Strategi Nasional”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
implementasi politik dan strategi nasional di bidang sosial budaya, untuk
mengetahui implementasi politik dan strategi nasional di bidang pertahanan
dan keamanan, untuk mengetahui bagaimana kaidah pelaksanaan politik dan
strategi nasional, untuk mengetahui bagaimana keberhasilan politik dan
strategi nasional Indonesia.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Politik

Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu
“Politeai”. “Politeai” berasal dari kata “polis” yang berarti kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan “teai” yang berarti urusan.
Bahasa Indonesia menerjemahkan dua kata Bahasa Inggris yang berbeda
yaitu “politics” dan “policy” menjadi satu kata yang sama yaitu politik.
Politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan atau cita-cita tertentu. Policy diartikan
kebijakan, adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap
dapat lebih menjamin tercapainya suatu usaha, cita-cita atau keinginan atau
tujuan yang dikehendaki. Politik secara umum adalah bermacam-macam
kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem tersebut dan melaksanakan tujuantujuan tersebut, meliputi pengambilan keputusan . Untuk melaksanakan
tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang
menyangkut pengaturan dan pembagian dari sumber-sumber dan resources
yang ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu perlu
memiliki kekuasaan dan wewenang , yang digunakan untuk membina
kerjasama dan untuk menyelesaikan konflik yang timbul dalam proses ini.
Politik merupakan suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam Negara. Politik nasional menggariskan usaha-usaha untuk

mencapai tujuan nasional yang dalam perumusannya dibagi dalam tahaptahap utama, yaitu jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Halhal yang berkaitan dengan politik:
a. Partai dan Golongan

Roger F Saltou yang mendefinisikan partai politik sebagai kelompok
warga Negara yang sedikit terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu
kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih,
bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan
umum yang mereka buat.
b. Hubungan Internasional
Hubungan internasional adalah hubungan antar Negara, namun dalam
perkembangan konsep ini bergeser untuk mencakup semua interaksi yang
berlangsung lintas batas Negara.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang mendiami wilayah
suatu Negara.
d. Kekuasaan
Max Weber menuliskan adanya tiga sumber kekuasaan: pertama, dari
perundang-undangan yakni kewenangan; kedua, dari kekerasan seperti
penguasa senjata; ketiga, dari karisma.
e. Negara

Negara merupakan suatu kawasan teritorial yang di dalamnya terdapat
sejumlah penduduk yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk
menjalankan pemerintahan, dan keberadaannya diakui oleh Negara lain.
f. Pengambilan Keputusan
Politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum, keputusan
yang diambil menyangkut sector publik dari suatu Negara. Yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan keputusan politik adalah siapa
pengambil keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu dibuat.
g. Kebijakan Umum
Suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok
politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.
h. Alokasi sumber daya
Yang dimaksud distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai
(values) dalam masyarakat. Nilai adalah suatu yang diinginkan dan

penting. Ia harus membagi secara adil. Politik membicarakan bagaimana
pembagian dan pengalokasian nilai-nilai secara mengikat.
2.2 Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari kata “strategia” berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “the art of general” atau seni seorang panglima yang biasa

digunakan dalam peperangan. Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat
bahwa startegi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan
kelanjutan dari politik. Dalam abad modern sekarang ini penggunaan kata
strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam
peperangan saja, akan tetapi sudah digunakan secara luas termasuk dalam
ilmu ekonomi maupun di bidang olah raga. Arti strategi dalam arti luas adalah
cara untuk mendapatkan kemenangan atau tercapainya suatu tujuan termasuk
politik. Dengan demikian kata strategi tidak hanya menjadi monopoli para
jenderal atau bidang militer saja, tetapi telah meluas ke segala bidang
kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu yang
menggunakan dan mengembangkan kekuatan-kekuatan (ideologi, politik,
ekonomi, sos bud dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan
kemenangan atau pencapaian tujuan.Strategi pada dasarnya merupakan seni
dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan ( ideologi, politik,
ekonomi, sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2.3 Politik dan Strategi Nasional

Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan
kebijakan untuk mencapai tujuan suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan
demikian Politik Nasional diartikan sebagai asas, haluan, usaha serta
kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan,

pemeliharaan dan pengendalian) serta penggunaan secara kekuatan nasional
untuk mencapai tujuan nasional. Dalam melaksanakan politik nasional maka
disusunlah strategi nasional. Misalnya strategi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Strategi Nasional adalah cara melaksanakan
politik nasional dalam mencapai sasaran-sasaran dan tujuan yang ditetapkan
oleh politik nasional.
Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun
berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah
berkembang pendapat dimana jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang
tersebut dalam UUD 1945 disebut sebagai “Suprastruktur Politik”, yaitu
MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam
masyarakat disebut sebagai “Infrastruktur Politik”, yang mencakup sistem
tingkah laku politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik,
organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest
group) dan kelompok penenkan (pressure group). Antara suprastruktur dan

infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang
seimbang.
Dasar pemikiran penyusunan politik dan strategi nasional adalah pokokpokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang
berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional. Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional
ini penting artinya karena didalamnya terkandung dasar negara, cita-cita
nasional dan konsep strategis bangsa Indonesia.
Proses politik dan strategi nasional di infrastruktur politik merupakan
sasaran yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia dalam rangka pelaksanaan
strategi nasional yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sosial
budaya. Sesuai dengan kebijakan politik nasional maka penyelenggara negara
harus mengambil langkah-langkah untuk melakukan pembinaan terhadap
semua

lapisan

masyarakat

dengan


mencantumkan

sebagai

sasaran

sektoralnya. Melalui sistem politik masyarakat ikut berpartisipasi dalam
kehidupan politik nasional. Dalam era reformasi saat ini peranan masyarakat

dalam mengontrol jalannya politik dan strategi nasional yang telah ditetapkan
MPR maupun yang dilaksanakna oleh presiden sangat besar sekali.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya
maupun hankam akan selalu berkembang hal ini dikarenakan oleh:
 Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
 Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.
 Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup.
 Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring
dengan semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide-ide baru.

2.4 Stratifikasi Politik Nasional
Berdasarkan stratifikasi dari politik nasional dalam negara RI, sebagai
berikut:
a. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak.
Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang
lingkupnya menyeluruh secara nasional yang mencakup : penentuan UUD,
penggarisan masalah makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan
tujuan nasional (national goals) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kebijakan puncak ini dilakukan oleh MPR dengan hasil rumusannya
dalam berbagai GBHN dengan Ketetapan MPR.
Dalam hal-hal dan keadaan tersebut yang menyangkut kekuasaan
kepala negara seperti tercantum dalam pasal 10 s/d 15 UUD 1945, maka
dalam penentu tingkat kebijakan puncak ini termasuk pula kewenangan
Presiden sebagai Kepala Negara. Bentuk hukum dari kebijakan nasional
yang ditentukan oleh Kepala negara itu dapat dikeluarkan berupa: Dekrit,
Peraturan atau Piagam Kepala Negara.
b. Tingkat Kebijakan Umum.
Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan di bawah

tingkat kebijakan puncak, yang lingkupnya juga menyeluruh nasional dan

berupa penggarisan mengenai masalah-masalah makro strategis guna
mencapai tujuan nasional dalam situasi dan kondisi tertentu. Hasilhasilnya dapat berbentuk :
1) Undang-Undang yang kekuasaan pembuatannya terletak ditangan
Presiden dengan persetujuan DPR (UUD 1945 pasal 5 (1))atau
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) dalam hal
ihwal kegentingan yang memaksa.
2) Peraturan Pemerintah untuk mengatur pelaksanaan Undang-Undang
yang wewenang penerbitannya berada di tangan Presiden (UUD
1945 pasal 5 (2)).
3) Keputusan atau Instruksi Presiden yang berisi kebijakan-kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan yang wewenang pengeluarannya
berada di tangan Presiden dalam rangka pelaksanaan kebijakan
nasional dan perundang-undangan yang berlaku (UUD 1945 pasal 4
(1)). Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan Maklumat
Presiden.
c. Tingkat Penentu Kebijakan Khusus.
Kebijakan khusus merupakan penggarisan terhadap suatu bidang
utama (major area) pemerintah sebagai penjabaran terhadap kebijakan
umum guna merumuskan strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam
bidang utama tersebut. Wewenang kebijakan khusus terletak pada Menteri,
berdasarkan dan sesuai dengan kebijakan pada tingkat diatasnya. Hasilnya
dirumuskan dalam bentuk Peratuan Menteri atau Instruksi Menteri dalam
bidang pemerintahan yang dipertanggungjawabkan kepadanya. Dalam
keadaan tertentu dapat dikeluarkan pula Surat Edaran Menteri.
d. Tingkat Penentu Kebijakan Teknis.
Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam suatu sektor dibidang
utama tersebut diatas dalam bentuk prosedur dan teknis untuk
mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan. Wewenang
pengeluaran kebijakan teknis terletak ditangan Pimpinan Eselon Pertama
Departemen Pemerintahan dan Pimpinan Lembaga-Lembaga Non

Departemen. Hasil penentuan kebijakan dirumuskan dalam bentuk
Peraturan, Keputusan atau Instruksi Pimpinan Lemabaga Non Departemen
atau Direktorat Jenderaldalam masing-masing sektor atau segi administrasi
yang dipertanggungjawabkan kepadanya.
Didalam tata laksana pemerintahan, Sekretaris Jenderal (Sekjen)
sebagai pembantu utama Menteri bertugas untuk mempersiapkan dan
merumuskan kebijakan khusus Menteri dan Pimpinan Rumah Tangga
Departemen. Selain itu Inspektur Jenderal dalam suatu Departemen
berkedudukan sebagai Pembantu Utama Menteri dalam penyelenggaraan
pengendalian ke dalam Departemen. Ia mempunyai wewenang pula untuk
mempersiapkan kebijakan khusus Menteri.
e. Kekuasaan Membuat Aturan Di Daerah.
Kekuasaan membuat aturan di daerah dikenal dua macam:
Penentuan kebijakan mengenai pelaksanaan Pemerintahan Pusat di daerah
yang

wewenang

pengeluarannya

terletak

pada

Gubernur,

dalam

kedudukannya sebagai Wakil Pemerintahan Pusat Di Daerah yuridiksinya
masing-masing, bagi daerah tingkat I pada Gubernur dan bagi daerah
tingkat II pada Bupati atau Wali Kota. Perumusan hasil kebijakan tersebut
dikeluarkan dalam keputusan dan instruksi Gubernur untuk propinsi dan
instruksi Bupati atau Wali Kota untuk kabupaten atau kota madya.
Penentuan kebijakan pemerintah daerah (otonom) yang wewenang
pengeluarannya terletak pada Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD.
Perumusan hasil kebijakan tersebut diterbitkan sebagai kebijakan daerah
dalam bentuk Peraturan Daerah Tingkat I atau II, keputusan dan instruksi
2.5 Otonomi Daerah
Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang
merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah
memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah’ yaitu otonomi terbatas
bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah kabupaten/kota.

Perbedaan antara undang-undang yang lama dengan undang-undang
yang sudah direvisi antara lain:
1. Undang-undang yang lama, memiliki titik pandang kewenangan yang
dimulai dari pusat (Central Goverment Looking).
2. Undang-undang yang baru, memiliki titik pandang kewenangan yang
dimulai dari daerah (Local Government Looking), salah satu contohnya
adalah UUD No. 22 tahun 1999 yang menjelaskan tentang otonomi
daerah yang berisikan adanya pemerataan dalam pembangunan untuk
mewujudkan kesemerataan ekonomi ataupun mewujudkan masyarakat
madani.
2.6 Kewenangan Negara
Kewenangan negara meliputi kebijakan tentang perancanaan nasional
dan pengadilan pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan
keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonmian negara,
pembinanaan serata pemberdayaan sumber daya manusia, pemberdayaan
daya alam, teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standarisasi
nasional.
2.7 Bentuk dan Susunan pemerintahan daerah
a) DPRD sebagai badan Legislatif Daerah dan pemerintahan daerah
sebagai eksekutif daerah dibentuk di daerah.
b) DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana
untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan pancasila.
DPRD mempunnyai tugas dan wewenang yaitu :
 Memilih gubernur/wakil gubernur , Bupati/Wakil Bupati dan Wali Kota/
Wakil Wali Kota.
 Memilih anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari utusan daerah.
 Mengusulkan

pengangkatan

dan

pemberhentian

gubernur/wakil

Gubernur, Bupati/Wakil Bupati,Walikota/ Wakil Wali Kota.
 Membentuk peraturan daerah bersama Gubernur, Bupati dan Wali Kota.

 Menetapkan anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama
Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.
 Mengawasi pelaksanaan peraturan daerah, pelaksanaan keputusan
Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, kebijakan daerah, dan dan pelaksanaan kerjasama
internasional, di daerah. Memberikan pendapatan dan pertimbangan
kepada

pemerintah

atas

rencana

perjanjian

internasional

yang

mennyangkut kepentingan daerah. Menampung dan menindak lanjuti
aspirasi daerah dan masyarakat.

BAB 3
KESIMPULAN
Dapat ditarik kesimpulan bahwa politik dan strategi nasional Indonesia
dilaksanakan di segala bidang. Hal itu dilakukan untuk memajukan seluruh aspek
kehidupan di Indonesia.
Kemudian, Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 yang
ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Sidang Umum Majelis
Permusyawaratan Rakyat 1999 harus menjadi arah penyelenggaraan negara bagi
lembaga-lembaga tinggi negara dan segenap rakyat Indonesia. Selain itu
pelaksanaan politik dan strategi nasional di Indonesia di tentukan oleh tujuh unsur
pokok yang telah tertulis dalam pembahasan diatas.
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, dengan memakai
sistem demokrasi, dimana kedaulaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk
rakyat. Indonesia menganut sistem pemerintahan presindesil, dimana Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan
umum termasuk proses penetuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan,
pengambilang keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. Konstitusi
Negara Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945, yang mengatur kedudukan
dan tanggung jawab penyelenggara negara, kewenangan tugas, dan hubungan
antara lembaga-lembaga negara (legislatif,eksekutif, dan yudikatif). UUD 1945
juga mengatur hak dan kewajiban warga nengara. Lembaga legislatif terdiri atas
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

DAFTAR PUSTAKA



Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.



Amin, Zainul I. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka.



Uwes

fatoni.

2006.

Sistem

Politik

Indonesia.

From

www.sistempolitikindonesia. blogspot.com/. 25 Februari 2006.


Nefi Fitriyana. 2012. Makalah Politik dan Strategi Nasional. From
http://nefi34na.blogspot.com/2012/05/makalah-politik-dan-strateginasional.html. 01 Mei 2012



Nugraha Ilham Saputra. 2012. From http://nuugraahaailsa.blogspot.com. 12
April 2012.