Contoh permainan rakyat pada masyarakat
5 contoh permainan rakyat pada masyarakat Wangi-Wangi antara lain:
Maing kau ( main kayu)
Permainan maing kayu dalam masyarakat wangi-wangi adalah sebagai alat sarana
bagi anak-anak maupun orang dewasa sebagai permainan menghibur. Selain alat
menghibur permainan ini juga sebagai lomba-lomba yang dilakukan pada anak-anak
pada saat dimainkan, dan melatih kepintaran anak .
Fungsinya adalah dalam permaianan ini kita dapat mengenal satu sama yang lain dan
berteman. Membangun kekerabatan lewat permainan maing kau.
Bente ( benteng )
Permainan benteng adalah permainan yang di mainkan oleh dua kelompok dan saling
merebut benteng yang masing-masing di jaga oleh beberapa orang. Permainan ini biasa
kita lihat di mainkan oleh anak-anak pada desa-desa yang ada pada Wangi-Wangi.
Fungsi permainan ini bisa melatih kecerdasan anak dan melatih anak dalam
mempunyai rasa tanggung jawab atas amanah yang dipercayakan. Permainan ini juga
sebagai sarana olahraga pada setiap pemainnya.
Cili-cili ( permainan kelereng )
Cili-cili adalah permainan rakyat yang ada pada masyarakat Wangi-Wangi. Permainan
ini adalah permainan kelereng dengan cara main biasanya: terdapat satu lubang kecil dan
semua pemain akan berlomba-lomba memasukan kelerengnya pada lubang tersebut.
Pemain akan menghitung setiap masuk kelubang tersebut dan biasanya akan menentukan
sampai berapa angka yang ditentukan. Di sini siapa yang paling duluan mencapai angka
tersebut sudah dikatakan sebagai pemenang dan yang kalah biasanya dapat hukuman.
Fungsi permainan ini adalah sebagian besar masyarakat wangi-wangi menganggap
sebagai hiburan saja kenapa, karena permainan ini adalah permainan-permainan anakanak. Permainan ini juga sebagai pengganti waktu-waktu yang kosong Pada hari-hari
libur anak-anak.
Kaoda-oda ( Enggrang )
Kaoda-oda adalah permainan rakyat yang dimainkan semua kalangan bisa dimainkan
oleh orang dewasa bukan hanya pada anak-anak. Permainan ini biasanya terbuat dari
bambu yang dibikin khusus untuk para peminatnya. Permainan ini biasa dilombakan
pada lomba-lomba yang terdapat di Daerah. pada peringatan hari kemerdekaan 17
Agustus 1945.
Fungsi permainan Kaoda-oda adalah sebagai sarana perlombaan. Bukan hanya
perlombaan yang berfungsi pada permainan kaoda-oda tetapi melatih keseimbangan
pada setiap pemainnya dan melatih kesabaran.
Bangka-Bangka ( Kapal-Kapal )
Bangka-bangka adalah permainan rakyat yang dimana dimainkan semusim sekali. Di
mainkan semusim sekali karena permainan ini dimainkan oleh anak-anak saat mereka
liburan pada bulan ramadhan. Permainan ini di buat dari kayu khusus yang terdapat pada
pesisir Wangi-Wangi yaitu kayu fondila. Kayu ini sangat lembek dan mudah didapat
dimana saja.
Cara mainnya adalah Bangka-Bangka tersebut biasanya dipakaikan layar sebagai mana
kapal orang dulu yang hanya bermodalkan angin. Di lepas ditengah laut dan kemudian
dilepas sampai tidak tau dimana Bangka-bangka tersebut akan berhenti.
Fungsi permaianan Bangka-Bangka ini adalah mengisi hari libur anak dan menunggu
saat berbuka puasa seharian dipantai.
5 contoh makanan Rakyat yang terdapat pada masyarakat Wangi-Wangi
antara lain:
Kambalu ( kambalu )
Kambalu adalah makanan rakyat yang biasanya terbuat dari keladi dan ubi jalar yang
di bungkus dengan janur kelapa.
Cara membuat Kambalu yaitu kupas keladi maupun ubi jalar, kemudian di cuci dan
diparu lalu dibungkus denagan janur kelapa kemudian dikukus sampai janur kelapanya
kemerahan. Jika janur kelapa sudah merah itu tandanya kambalu sudah matang dan siap
disajikan.
Fungsinya antara lain yaitu sebagai sambutan keluarga yang sudah lama dikampung
orang atau lama merantau. Fungsinya juga sebagai sajian-sajian pada ritual-ritual adat
tertentu pada masyarakat wangi-wangi.
Tombole
Tombole adalah makanan rakyat yang dibuat dari ubi kayu biasanya dibungkus
dengan janur kelapa kemudian dibakarkan batu lalu disimpan di atas batu yang sudah
panas. Kemudian ditutup rapat dengan daun pisang hingga ditunggu beberapa menit. Ubi
kayu yang sudah diparut dicampurkan dengan kelapa, gula merah dan bawang.
Fungsinya tombole adalah sebagai makanan saat ada acara-acara anak muda yang
biasnya acaranya adalah acara joget. Juga sebagai bekal orang yang merantau. Karna
Tombole sangat tahan tidak gampang basi. Kurang lebih Tombole akan basi dalam
kurun waktu satu bulan.
Kasoami pepe
Kasoami pepe adalah makanan Rakyat dibuat dari kasoami pada umumnya tetepi
kasoami pepe mengalami tahap. Tahap yang dimaksud adalah kasoami akan di pukulpukul hingga padat hingga disimpakan bawang yang sudah digoreng. Tahap selanjutnya
dibungkus dengan plastik.
Fungsi kasoami pepe yaitu kasoami pepe sebagai bekal pada saat kita mau merantau.
Fungsi lain dari kasoami pepe adalah sebagai pelengkap saat ada acara. Biasanya juga
kasoami pepe sebagai makanan utama saat berlibur. Misalnya di pantai, gunung, dan
bekal saat pergi memancing.
Luluta ( Nasi Bambu )
Luluta adalah makanan Rakyat yang terdapat pada masyarakat Wangi-Wangi yang
biasanya bahan pokok adalah nasi. Luluta kalau di artikan dalam bahasa Indonesia
adalah yaitu nasi Bambu. Bisa kita mengambil kesimpulan bahwa luluta adalah makanan
yang di buat dari nasi yang Biasanya dimasukan dalam bamboo dan di bakar sampai
matang.
Fungsinya adalah sebagai makanan yang di sajikan pada acara-acara tertentu
walaupun makanan ini bisa kita makan, buat dan dimana pun. Selain sebagai sajian
fungsinya juga saat membuat luluta di sini sebagai perkumpulan anak muda dan disini
bisa dikatakan sebagai sarana mencari jodoh.
Kabae-bae
Kabae-bae adalah makanan rakyat yang terbuat dari jagung. Jagung yang digiling
sampai halus terus dikukus sampai matang. Biasanya di tambahkan dengan minyak
kelapa agar menambah rasa pada kabae-bae.
Fungsinya kabae-bae adalah sebagai pengganti nasi.
Kepercayaan rakyat wangi-wangi pada saat:
Hamil
Kepercayaan rakyat pada saat hamil adalah salah satunya jika ada seseorang yang
hamil. maka suaminya tidak bisa menyakiti binatang apalagi sampai membunuh
binatang contohnya tidak bisa memotong ayam ini adalah salah satu contoh kepercayaan
rakyat pada saat istrinya hamil.
Fungsi kepercayaan ini adalah di yakini bahwa jika sampai melakukannya maka anak
yang akan dilahrkan akan cacat. Walaupun kita telah ketahi bahwa jika menyakiti sesame
mahluk hidup adalah hukumnya dosa. Tetapi pada masyarakat tertentu masi
mempercayai hal-hal seperti ini. Termasuk pada masyarakat Wangi-Wangi.
Melahirkan
Saat melahirkan ada kepercayaan rakyat pada saat ini adalah biasnya di jendela rumah
di simpankan duri jeruk nipis dan belakang rumah kadang disengaja membakar kayu.
Masih banyak lagi kepercayaan rakyat saat melahirkan tetapi disini kita hanya
mengambil dua cara ini yaitu seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Fungsinya yaitu kenapa kita menyimpankan duri jeruk nipis di jendela rumah yaitu
agar suanggi ( parakang ) tidak bisa masuk kedalam rumah untuk memakan bayi yang
mau dilahirkan.
Pernikahan
Kepercayaan rakyat pada saat pernikahan adalah dengan mencari hari baik. Di
karenakan jika menikah pada saat bukan hari baik atau bisa dikatakan hari buruk calon
pengantin. Selain hari baik dan tidaj baik maasyarakat juga mempercayai pengantin
perempuan. Rasi dari perempuan harus tinggi dari rasinya pengantin laki-laki. Ketiga
bukan hanya hari tetapi bulan juga harus menikah di bulan yang baik. Contoh bulan yang
baik menurut yang saya dengar dari orang tua yaitu bulan-bulan selesai lebaran.
Fungsi kepercayaan ini adalah pengantin akan bahagia jika mereka menikah di hari
baik yang ditentukan oleh orang tua begitu pun sebaliknya jika pengantin menikah di
hari tidak baik. Ataupun rumah tangganya tidak akan akur jika rasnya tidak sesuai seperti
yang diharapkan bahkan ada yang meninggal di salah satu pengantin terebut.
Pekerjaan
Kepercayaan rakyat dalam hal berhubungan dengan pekerjaan adalah salah satunya
dengan memiliki mantra kaasi. Ketika kita bekerja dengan kita memiliki mantra ini
adalah kita akan di terima dan disayang sama atasan saat kita sedang bekerja. Bukan
hanya mantra kaasi masyarakat juga mempercayai harus memeliki jimat.
Fungsinya adalah jika kita memiliki jimat maka pengguna jimat tersebut akan kuat
dan tidak mengenal capek saat bekerja biasanya jimat ini di gunakan oleh para pekerja
bangunan. Dan fungsi mantra kaasi biasanya digunakan oleh pekerja kantoran yang ingin
mereka diterima dikantor-kantor yang dinginkannya.
Kematian
Kepercayaan tentang kematian adalah biasa orang meninggal dikarenakan tentang
dikena jampi-jampi dan sebagian besar mempercayai meninggal dikarenakan oleh setan.
Setan yang dimaksud disini adalah setan kayu, benda keramat atau tempat-tempat
keramat. Ada juga yang mempercayai bahwa bayi yang baru lahir lalu bayi tersebut
meninggal. Di percayai bayi tersebut dimakan oleh suanggi( parakang ).
Fungsinya adalah menurut saya karna saya juga kurang mengerti dalam hal ini. Kita
bisa mengambil nilai moral dalam kejadian-kejadian seperti ini yaitu kita harus berhati
dalam hidup karena hidup ini tidak lah aman maka kita harus berhati-hati disetiap yang
kita lakukan.
Jika kebanyakan orang tidak percaya tentang hal-hal tersebut contoh parakang tetapi
dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya sudah pernah melihat hal-hal tersebut dengan
mata kepala sendiri. Saat kakak sepupu melahirkan saya melihat cahaya yang terbang di
atas atap rumah . saya tidak tau tapi kata sepupu saya itu adalah parakang. Kenapa saya
bisa percaya karena kebanyakan saat ada yang melahirkan banyak hal-hal seperti yang
muncul.
Contoh nyanyian rakyat wangi-wangi antara lain yaitu:
Anso-anso pea
“Anso-anso pea ( tempat-tempat batas)
Ku mairo-iro ( saya jaga jaga )
Tambu labu sega (kumpul labu kuat )
He labaa_he laba ( kaya murah murah )
Amai konta fatuno ( siapa yang pegang batunya )
Hee burung-burung ( he burung-burung )
Ku-ku Hee burung-burung ( di genggam burung-burung )
Ku-ku” ( genggaman )
Fungsinya yaitu Lagu ini di nyanyikan untuk mengiringgi permainan, nama permainanya
adalah laha fatu (cari batu) yang di sembunyikan di tangan oranglain.
Wa indo-indo diu
Wa Indo indo indo Dhiyu
( Ibu wa indo indo Dhiyu)
Maai yiii suuuu su te iyandiku ( Datanglah susui adikku)
Dhi Watu meka torun-toruu ( Pada batu yang bentuknya seperti paying )
Dhi bata Meka Lonto-lonto
( Pada kayu hanyut yang ter apung-apung )
cerita ini adalah Lagu ini dinyanyikan ketika ada seorang kakak yang hendak
menidurkan adiknya, karna ibunya yang berubah menjadi seekor duyung. Fungsinya
adalah sebagai pengantar tidur anak saat anak tersebut susah tidur jika diceritakan cerita
ini maka anak akan gampang tidur.
Kua kua sangka
“ kua kua sangka sangka ako kami ( kalian bikinkan anyaman buat kami)
Te baki baki ( lapa-lapa )
Ha ere mai ( kalian la here )
Mai sale naompu miu ( mari ajak kakek kalian )
Bara nobuti dig`ala galampa numia ( nanti dia jatuh di terasnya orang )
Maka bungkololo” ( nanti dia bungkuk )
Lagu ini di nyanyika ketika kita bercanda tawa dengan anak. Memeliki fungsi anak
akan merasa bahagia ketika memainkan permainan anak. Cara main orang tua akan
baring dan anak naik dilutut dan diangkat sambil dinyanyikan lagu tersebut.
Bue-bue bangka nu sera
Bue-bue Bangka nu sera ( timang-timang kapal nu sera )
Bali na kokombuno ( balik tiangnya )
Lolio wasinta lolio ( berhenti sayangku berhenti )
Kana ku bue-bue komo ( sekarang saya timang-timang kamu )
Waina it ate one ( mama lihat pasir )
Ita tebata te iya ku ( lihat kayu hanyut itu saya )
Fungsinya yaitu salah satunya lagu ini di nyanyikan ketika ingin menidurkan anak yang
tidak mau tidur.
WAKATOBI
“ wakatobi kampuuh marame
Tika ma wanci kaka ledupa
Tadakau buluk arang kampoh na
Tomia binongko kasambungan na
Wakatobi....
Para sama ma wakatobi Takatonang
Para sama pupok pupok tadakau bulu
Wakatobi tomia binongko
Wakatobi wanci kaledupa
Lagu ini dinyanyikan karna rasa bangga kepada daerah wakatobi. Saya kurang
mengerti juga arti dari lagu ini tapi lagu ini adalah tanda kembagaan yang biasa
dinyanyikan orang saat memuji daerah wakatobi. Bahasa wanci tidak semuanya kita bisa
artikan kedalam bahasa Indonesia. Termasuk bahasa yang susah kita artikan adalah dalam
mantra. Karna memiliki bahasa yang bisa dibilang sudah tidak lagi kita dengar dari kecil
samapai sekarang. Jadi kesimpulannya adalah bahasa wangi-wangi tidak semuanya kita
bisa artikan.
Kita bisa artikan kedalam bahasa Indonesia kecuali kita melakukan penelitian dengan
turun langsung kemasyarakat khususnya pada orang-orang tua kampung yang memasuki
usia enam puluh tahun keatas.
3 Contoh mantra baik dan tidak baik yang terdapat pada masyarakat
wangi-wangi antara lain:
o Mantra baik
Mantra mengobati sakit panas
“Naikoo raha mohute ( kamu darah putih )
Naikoo raha mokuri ( kamu darah kuning )
Naikoo raha meha ( kamu darah merah )
Naikoo raha biru
( kamu darah hitam )
Bismilah”……
Mantra ini mengobati orang yang sedang mengalami sakit panas,demam, dan sakit
kepala. Dengan membaca mantra ini lalu meniupkan pada badan maupun kepala.
Mantra mengusir setan
“Sepeama biru sepeama rabana3 kali bismilah” ( menghindar mahluk halus menghindar
nama mahluk tersebut )
Kegunaan mantra ini adalah mengusir setan.dengan cara kita mengelilingi rumah
dengan memukul-mukul sambil membacakan mantra tersebut.
Kaasi
“ Bismilahiromanirohim Riva-riva sangka karanda wa orang yang kita maksud” ( tembustembus terkait didadanya)
Mantra ini adalah bisa mengambil hati seseorang yang kita maksud bisa sama
perempuan, guru, teman musuh. Agar mereka suka sama kita dan buat musuh bisa
melampangkan hatinya.
o Mantra tidak baik
Tinju 5 ton
“Galbu galbi wanuri lilahi taala bismillah”
Mantra ini adalah mantra yang bisa membantu kita dengan memukul sekuat 5 ton,
mantra ini adalah mantra yang harus dipegang oleh orang-orang sabar. Apabila yang
memegang mantra ini tidak sabar maka mantra ini tidak akan bisa di gunakan. Mantra ini
di gunakan dikeadaan sangat tertekan sekali. Pantangan dari mantra ini adalah kita tidak
bisa memaki saat kita gunakan maka mantra ini tidak akan bekerja dengan apa yang kita
harapkan.
Jampi-jampi
“ Wati wati kabawati mati muki
Mati seta mati dini “
Mantra ini dipercaya bisa membuat orang sakit. Sakit dengan apa yang kita tujukan
pada korban. Semua mantra yang ada adalah ketika orang disakiti hatinya maka dia bisa
saja menggunakan mantra-mantra tersebut tetapi jika seseorang tidak disakiti hatinya
maka tidak mungkin dia akan membuat orang sakit. Tetapi semua ,manta bisa kita tangkis
dengan mantra-mantra yang lain. Mantra tidak baik biasanya ada ritual pada malammalam tertentu saja.
Sarati
“Menyimpan namanya didalam binatang laut topulu”
Sarati adalah ketika salah satu ritual. Biasanya ritual ini dilakukan untuk orang yang
mencuri contoh ayam. Jika ayam yang dicuru maka bulu ayamlah yang orang-orang
simpan dalam binatang laut tersebut. Masyarakat percaya dengan melakukan hal-hal
seperti ini maka kita harus menanggung dosanya. Tetapi kembali lagi dengan apa yang
saya katakana tadi. Seseorang akan melakukan apa jika dia tertekan maka seseorang tidak
akan takut pada yang dia lakukan. Selain memberi pelajaran pada pencuri. Ritual sarati
akan membuat pencuru berhenti mencuri lagi. Sarati bisa saja membuat korbanya
meninggal dunia tetapi jika pencuri mengaku sebelum sarati tersebut terlalu lama ada
dalam tubuhnya maka bisa disembuhkan lagi melalui pelaku sarati tersebut.
Tugas final
Tugas folklor
“Kebudayaan masyarakat wangi-wangi”
OLEH :
Nama
NIM
Kelas
: MUSALIM
: N1D116080
:GENAP
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
5 contoh permainan rakyat pada masyarakat Wangi-Wangi antara lain:
Maing kau ( main kayu)
Permainan maing kayu dalam masyarakat wangi-wangi adalah sebagai alat sarana
bagi anak-anak maupun orang dewasa sebagai permainan menghibur. Selain alat
menghibur permainan ini juga sebagai lomba-lomba yang dilakukan pada anak-anak
pada saat dimainkan, dan melatih kepintaran anak .
Fungsinya adalah dalam permaianan ini kita dapat mengenal satu sama yang lain dan
berteman. Membangun kekerabatan lewat permainan maing kau.
Bente ( benteng )
Permainan benteng adalah permainan yang di mainkan oleh dua kelompok dan saling
merebut benteng yang masing-masing di jaga oleh beberapa orang. Permainan ini biasa
kita lihat di mainkan oleh anak-anak pada desa-desa yang ada pada Wangi-Wangi.
Fungsi permainan ini bisa melatih kecerdasan anak dan melatih anak dalam
mempunyai rasa tanggung jawab atas amanah yang dipercayakan. Permainan ini juga
sebagai sarana olahraga pada setiap pemainnya.
Cili-cili ( permainan kelereng )
Cili-cili adalah permainan rakyat yang ada pada masyarakat Wangi-Wangi. Permainan
ini adalah permainan kelereng dengan cara main biasanya: terdapat satu lubang kecil dan
semua pemain akan berlomba-lomba memasukan kelerengnya pada lubang tersebut.
Pemain akan menghitung setiap masuk kelubang tersebut dan biasanya akan menentukan
sampai berapa angka yang ditentukan. Di sini siapa yang paling duluan mencapai angka
tersebut sudah dikatakan sebagai pemenang dan yang kalah biasanya dapat hukuman.
Fungsi permainan ini adalah sebagian besar masyarakat wangi-wangi menganggap
sebagai hiburan saja kenapa, karena permainan ini adalah permainan-permainan anakanak. Permainan ini juga sebagai pengganti waktu-waktu yang kosong Pada hari-hari
libur anak-anak.
Kaoda-oda ( Enggrang )
Kaoda-oda adalah permainan rakyat yang dimainkan semua kalangan bisa dimainkan
oleh orang dewasa bukan hanya pada anak-anak. Permainan ini biasanya terbuat dari
bambu yang dibikin khusus untuk para peminatnya. Permainan ini biasa dilombakan
pada lomba-lomba yang terdapat di Daerah. pada peringatan hari kemerdekaan 17
Agustus 1945.
Fungsi permainan Kaoda-oda adalah sebagai sarana perlombaan. Bukan hanya
perlombaan yang berfungsi pada permainan kaoda-oda tetapi melatih keseimbangan
pada setiap pemainnya dan melatih kesabaran.
Bangka-Bangka ( Kapal-Kapal )
Bangka-bangka adalah permainan rakyat yang dimana dimainkan semusim sekali. Di
mainkan semusim sekali karena permainan ini dimainkan oleh anak-anak saat mereka
liburan pada bulan ramadhan. Permainan ini di buat dari kayu khusus yang terdapat pada
pesisir Wangi-Wangi yaitu kayu fondila. Kayu ini sangat lembek dan mudah didapat
dimana saja.
Cara mainnya adalah Bangka-Bangka tersebut biasanya dipakaikan layar sebagai mana
kapal orang dulu yang hanya bermodalkan angin. Di lepas ditengah laut dan kemudian
dilepas sampai tidak tau dimana Bangka-bangka tersebut akan berhenti.
Fungsi permaianan Bangka-Bangka ini adalah mengisi hari libur anak dan menunggu
saat berbuka puasa seharian dipantai.
5 contoh makanan Rakyat yang terdapat pada masyarakat Wangi-Wangi
antara lain:
Kambalu ( kambalu )
Kambalu adalah makanan rakyat yang biasanya terbuat dari keladi dan ubi jalar yang
di bungkus dengan janur kelapa.
Cara membuat Kambalu yaitu kupas keladi maupun ubi jalar, kemudian di cuci dan
diparu lalu dibungkus denagan janur kelapa kemudian dikukus sampai janur kelapanya
kemerahan. Jika janur kelapa sudah merah itu tandanya kambalu sudah matang dan siap
disajikan.
Fungsinya antara lain yaitu sebagai sambutan keluarga yang sudah lama dikampung
orang atau lama merantau. Fungsinya juga sebagai sajian-sajian pada ritual-ritual adat
tertentu pada masyarakat wangi-wangi.
Tombole
Tombole adalah makanan rakyat yang dibuat dari ubi kayu biasanya dibungkus
dengan janur kelapa kemudian dibakarkan batu lalu disimpan di atas batu yang sudah
panas. Kemudian ditutup rapat dengan daun pisang hingga ditunggu beberapa menit. Ubi
kayu yang sudah diparut dicampurkan dengan kelapa, gula merah dan bawang.
Fungsinya tombole adalah sebagai makanan saat ada acara-acara anak muda yang
biasnya acaranya adalah acara joget. Juga sebagai bekal orang yang merantau. Karna
Tombole sangat tahan tidak gampang basi. Kurang lebih Tombole akan basi dalam
kurun waktu satu bulan.
Kasoami pepe
Kasoami pepe adalah makanan Rakyat dibuat dari kasoami pada umumnya tetepi
kasoami pepe mengalami tahap. Tahap yang dimaksud adalah kasoami akan di pukulpukul hingga padat hingga disimpakan bawang yang sudah digoreng. Tahap selanjutnya
dibungkus dengan plastik.
Fungsi kasoami pepe yaitu kasoami pepe sebagai bekal pada saat kita mau merantau.
Fungsi lain dari kasoami pepe adalah sebagai pelengkap saat ada acara. Biasanya juga
kasoami pepe sebagai makanan utama saat berlibur. Misalnya di pantai, gunung, dan
bekal saat pergi memancing.
Luluta ( Nasi Bambu )
Luluta adalah makanan Rakyat yang terdapat pada masyarakat Wangi-Wangi yang
biasanya bahan pokok adalah nasi. Luluta kalau di artikan dalam bahasa Indonesia
adalah yaitu nasi Bambu. Bisa kita mengambil kesimpulan bahwa luluta adalah makanan
yang di buat dari nasi yang Biasanya dimasukan dalam bamboo dan di bakar sampai
matang.
Fungsinya adalah sebagai makanan yang di sajikan pada acara-acara tertentu
walaupun makanan ini bisa kita makan, buat dan dimana pun. Selain sebagai sajian
fungsinya juga saat membuat luluta di sini sebagai perkumpulan anak muda dan disini
bisa dikatakan sebagai sarana mencari jodoh.
Kabae-bae
Kabae-bae adalah makanan rakyat yang terbuat dari jagung. Jagung yang digiling
sampai halus terus dikukus sampai matang. Biasanya di tambahkan dengan minyak
kelapa agar menambah rasa pada kabae-bae.
Fungsinya kabae-bae adalah sebagai pengganti nasi.
Kepercayaan rakyat wangi-wangi pada saat:
Hamil
Kepercayaan rakyat pada saat hamil adalah salah satunya jika ada seseorang yang
hamil. maka suaminya tidak bisa menyakiti binatang apalagi sampai membunuh
binatang contohnya tidak bisa memotong ayam ini adalah salah satu contoh kepercayaan
rakyat pada saat istrinya hamil.
Fungsi kepercayaan ini adalah di yakini bahwa jika sampai melakukannya maka anak
yang akan dilahrkan akan cacat. Walaupun kita telah ketahi bahwa jika menyakiti sesame
mahluk hidup adalah hukumnya dosa. Tetapi pada masyarakat tertentu masi
mempercayai hal-hal seperti ini. Termasuk pada masyarakat Wangi-Wangi.
Melahirkan
Saat melahirkan ada kepercayaan rakyat pada saat ini adalah biasnya di jendela rumah
di simpankan duri jeruk nipis dan belakang rumah kadang disengaja membakar kayu.
Masih banyak lagi kepercayaan rakyat saat melahirkan tetapi disini kita hanya
mengambil dua cara ini yaitu seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Fungsinya yaitu kenapa kita menyimpankan duri jeruk nipis di jendela rumah yaitu
agar suanggi ( parakang ) tidak bisa masuk kedalam rumah untuk memakan bayi yang
mau dilahirkan.
Pernikahan
Kepercayaan rakyat pada saat pernikahan adalah dengan mencari hari baik. Di
karenakan jika menikah pada saat bukan hari baik atau bisa dikatakan hari buruk calon
pengantin. Selain hari baik dan tidaj baik maasyarakat juga mempercayai pengantin
perempuan. Rasi dari perempuan harus tinggi dari rasinya pengantin laki-laki. Ketiga
bukan hanya hari tetapi bulan juga harus menikah di bulan yang baik. Contoh bulan yang
baik menurut yang saya dengar dari orang tua yaitu bulan-bulan selesai lebaran.
Fungsi kepercayaan ini adalah pengantin akan bahagia jika mereka menikah di hari
baik yang ditentukan oleh orang tua begitu pun sebaliknya jika pengantin menikah di
hari tidak baik. Ataupun rumah tangganya tidak akan akur jika rasnya tidak sesuai seperti
yang diharapkan bahkan ada yang meninggal di salah satu pengantin terebut.
Pekerjaan
Kepercayaan rakyat dalam hal berhubungan dengan pekerjaan adalah salah satunya
dengan memiliki mantra kaasi. Ketika kita bekerja dengan kita memiliki mantra ini
adalah kita akan di terima dan disayang sama atasan saat kita sedang bekerja. Bukan
hanya mantra kaasi masyarakat juga mempercayai harus memeliki jimat.
Fungsinya adalah jika kita memiliki jimat maka pengguna jimat tersebut akan kuat
dan tidak mengenal capek saat bekerja biasanya jimat ini di gunakan oleh para pekerja
bangunan. Dan fungsi mantra kaasi biasanya digunakan oleh pekerja kantoran yang ingin
mereka diterima dikantor-kantor yang dinginkannya.
Kematian
Kepercayaan tentang kematian adalah biasa orang meninggal dikarenakan tentang
dikena jampi-jampi dan sebagian besar mempercayai meninggal dikarenakan oleh setan.
Setan yang dimaksud disini adalah setan kayu, benda keramat atau tempat-tempat
keramat. Ada juga yang mempercayai bahwa bayi yang baru lahir lalu bayi tersebut
meninggal. Di percayai bayi tersebut dimakan oleh suanggi( parakang ).
Fungsinya adalah menurut saya karna saya juga kurang mengerti dalam hal ini. Kita
bisa mengambil nilai moral dalam kejadian-kejadian seperti ini yaitu kita harus berhati
dalam hidup karena hidup ini tidak lah aman maka kita harus berhati-hati disetiap yang
kita lakukan.
Jika kebanyakan orang tidak percaya tentang hal-hal tersebut contoh parakang tetapi
dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya sudah pernah melihat hal-hal tersebut dengan
mata kepala sendiri. Saat kakak sepupu melahirkan saya melihat cahaya yang terbang di
atas atap rumah . saya tidak tau tapi kata sepupu saya itu adalah parakang. Kenapa saya
bisa percaya karena kebanyakan saat ada yang melahirkan banyak hal-hal seperti yang
muncul.
Contoh nyanyian rakyat wangi-wangi antara lain yaitu:
Anso-anso pea
“Anso-anso pea ( tempat-tempat batas)
Ku mairo-iro ( saya jaga jaga )
Tambu labu sega (kumpul labu kuat )
He labaa_he laba ( kaya murah murah )
Amai konta fatuno ( siapa yang pegang batunya )
Hee burung-burung ( he burung-burung )
Ku-ku Hee burung-burung ( di genggam burung-burung )
Ku-ku” ( genggaman )
Fungsinya yaitu Lagu ini di nyanyikan untuk mengiringgi permainan, nama permainanya
adalah laha fatu (cari batu) yang di sembunyikan di tangan oranglain.
Wa indo-indo diu
Wa Indo indo indo Dhiyu
( Ibu wa indo indo Dhiyu)
Maai yiii suuuu su te iyandiku ( Datanglah susui adikku)
Dhi Watu meka torun-toruu ( Pada batu yang bentuknya seperti paying )
Dhi bata Meka Lonto-lonto
( Pada kayu hanyut yang ter apung-apung )
cerita ini adalah Lagu ini dinyanyikan ketika ada seorang kakak yang hendak
menidurkan adiknya, karna ibunya yang berubah menjadi seekor duyung. Fungsinya
adalah sebagai pengantar tidur anak saat anak tersebut susah tidur jika diceritakan cerita
ini maka anak akan gampang tidur.
Kua kua sangka
“ kua kua sangka sangka ako kami ( kalian bikinkan anyaman buat kami)
Te baki baki ( lapa-lapa )
Ha ere mai ( kalian la here )
Mai sale naompu miu ( mari ajak kakek kalian )
Bara nobuti dig`ala galampa numia ( nanti dia jatuh di terasnya orang )
Maka bungkololo” ( nanti dia bungkuk )
Lagu ini di nyanyika ketika kita bercanda tawa dengan anak. Memeliki fungsi anak
akan merasa bahagia ketika memainkan permainan anak. Cara main orang tua akan
baring dan anak naik dilutut dan diangkat sambil dinyanyikan lagu tersebut.
Bue-bue bangka nu sera
Bue-bue Bangka nu sera ( timang-timang kapal nu sera )
Bali na kokombuno ( balik tiangnya )
Lolio wasinta lolio ( berhenti sayangku berhenti )
Kana ku bue-bue komo ( sekarang saya timang-timang kamu )
Waina it ate one ( mama lihat pasir )
Ita tebata te iya ku ( lihat kayu hanyut itu saya )
Fungsinya yaitu salah satunya lagu ini di nyanyikan ketika ingin menidurkan anak yang
tidak mau tidur.
WAKATOBI
“ wakatobi kampuuh marame
Tika ma wanci kaka ledupa
Tadakau buluk arang kampoh na
Tomia binongko kasambungan na
Wakatobi....
Para sama ma wakatobi Takatonang
Para sama pupok pupok tadakau bulu
Wakatobi tomia binongko
Wakatobi wanci kaledupa
Lagu ini dinyanyikan karna rasa bangga kepada daerah wakatobi. Saya kurang
mengerti juga arti dari lagu ini tapi lagu ini adalah tanda kembagaan yang biasa
dinyanyikan orang saat memuji daerah wakatobi. Bahasa wanci tidak semuanya kita bisa
artikan kedalam bahasa Indonesia. Termasuk bahasa yang susah kita artikan adalah dalam
mantra. Karna memiliki bahasa yang bisa dibilang sudah tidak lagi kita dengar dari kecil
samapai sekarang. Jadi kesimpulannya adalah bahasa wangi-wangi tidak semuanya kita
bisa artikan.
Kita bisa artikan kedalam bahasa Indonesia kecuali kita melakukan penelitian dengan
turun langsung kemasyarakat khususnya pada orang-orang tua kampung yang memasuki
usia enam puluh tahun keatas.
3 Contoh mantra baik dan tidak baik yang terdapat pada masyarakat
wangi-wangi antara lain:
o Mantra baik
Mantra mengobati sakit panas
“Naikoo raha mohute ( kamu darah putih )
Naikoo raha mokuri ( kamu darah kuning )
Naikoo raha meha ( kamu darah merah )
Naikoo raha biru
( kamu darah hitam )
Bismilah”……
Mantra ini mengobati orang yang sedang mengalami sakit panas,demam, dan sakit
kepala. Dengan membaca mantra ini lalu meniupkan pada badan maupun kepala.
Mantra mengusir setan
“Sepeama biru sepeama rabana3 kali bismilah” ( menghindar mahluk halus menghindar
nama mahluk tersebut )
Kegunaan mantra ini adalah mengusir setan.dengan cara kita mengelilingi rumah
dengan memukul-mukul sambil membacakan mantra tersebut.
Kaasi
“ Bismilahiromanirohim Riva-riva sangka karanda wa orang yang kita maksud” ( tembustembus terkait didadanya)
Mantra ini adalah bisa mengambil hati seseorang yang kita maksud bisa sama
perempuan, guru, teman musuh. Agar mereka suka sama kita dan buat musuh bisa
melampangkan hatinya.
o Mantra tidak baik
Tinju 5 ton
“Galbu galbi wanuri lilahi taala bismillah”
Mantra ini adalah mantra yang bisa membantu kita dengan memukul sekuat 5 ton,
mantra ini adalah mantra yang harus dipegang oleh orang-orang sabar. Apabila yang
memegang mantra ini tidak sabar maka mantra ini tidak akan bisa di gunakan. Mantra ini
di gunakan dikeadaan sangat tertekan sekali. Pantangan dari mantra ini adalah kita tidak
bisa memaki saat kita gunakan maka mantra ini tidak akan bekerja dengan apa yang kita
harapkan.
Jampi-jampi
“ Wati wati kabawati mati muki
Mati seta mati dini “
Mantra ini dipercaya bisa membuat orang sakit. Sakit dengan apa yang kita tujukan
pada korban. Semua mantra yang ada adalah ketika orang disakiti hatinya maka dia bisa
saja menggunakan mantra-mantra tersebut tetapi jika seseorang tidak disakiti hatinya
maka tidak mungkin dia akan membuat orang sakit. Tetapi semua ,manta bisa kita tangkis
dengan mantra-mantra yang lain. Mantra tidak baik biasanya ada ritual pada malammalam tertentu saja.
Sarati
“Menyimpan namanya didalam binatang laut topulu”
Sarati adalah ketika salah satu ritual. Biasanya ritual ini dilakukan untuk orang yang
mencuri contoh ayam. Jika ayam yang dicuru maka bulu ayamlah yang orang-orang
simpan dalam binatang laut tersebut. Masyarakat percaya dengan melakukan hal-hal
seperti ini maka kita harus menanggung dosanya. Tetapi kembali lagi dengan apa yang
saya katakana tadi. Seseorang akan melakukan apa jika dia tertekan maka seseorang tidak
akan takut pada yang dia lakukan. Selain memberi pelajaran pada pencuri. Ritual sarati
akan membuat pencuru berhenti mencuri lagi. Sarati bisa saja membuat korbanya
meninggal dunia tetapi jika pencuri mengaku sebelum sarati tersebut terlalu lama ada
dalam tubuhnya maka bisa disembuhkan lagi melalui pelaku sarati tersebut.
Tugas final
Tugas folklor
“Kebudayaan masyarakat wangi-wangi”
OLEH :
Nama
NIM
Kelas
: MUSALIM
: N1D116080
:GENAP
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017