HUKUM ACARA PIDANA kelompok 5 FIX Subjek hukum pidana

BENTUK DAKWAAN KUMULATIF YANG DI SUBSIDAIRKAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas, Mata Kuliah Hukum Acara Pidana Semester
Genap Tahun Akademik 2016-2017

Disusun Oleh:
Nitami Putri Harahap 151000330
M. Rafi Gharizah 151000333

Dosen Mata Kuliah:
Melani, S.H.,M.H

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2017

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya sampaikan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat
dan karunia-Nyalah makalah ini dapat disusun dan diselesaikandengan baik.
Pembuatan makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu pegangan/kajian bagi
mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai STUDI
KASUS DAKWAAN KUMULATIF YANG DI SUBSIDAIRKAN

Walaupun makalah ini telah diselesaikan dengan baik, bukanlah berarti
makalah ini telah sempurna.Oleh sebab itu,saya mengharapkan kritik dan masukan
yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan di masa
mendatang.
Kepada semua pihak yang terkait dalam pembuatan dan penyusunan makalah
ini saya ucapkan terima kasih.saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
dan sumber pengetahuan yang sangat berguna bagi seluruh mahasiswa khususnya
Universitas Pasundan Bandung.

Bandung, 17 Maret 2017

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS......................................................................... 1

BAB II............................................................................................................................... 2

A. KASUS POSISI............................................................................................................... 2
B. IDENTIFIKASI FAKTA HUKUM....................................................................................... 6
BAB III.............................................................................................................................. 7
A. ALAT ANALISIS..............................................................................................................7
BAB IV TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM DAN PUTUSAN........................................... 9
A. PERTIMBANGAN HUKUM............................................................................................ 9
B. PUTUSAN HAKIM......................................................................................................... 13
BAB V ANALISIS................................................................................................................ 15
BAB VI KESIMPULAN........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. iii

ii

1

BAB I

A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS
Saya memilih kasus tersebut karena kasus tersebut memiliki poin poin dakwaan
kumulatif yang di subsidairkan yang sangat menarik untuk dibahas dan dalam

putusannya kasus tersebut sudah memiliki ketetapan hukum dan sudah sesuai dengan
nilai nilai keadilan.

2

BAB II

A. KASUS POSISI
KESATU
PRIMER
“Bahwa ia, terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK pada hari yang tidak diingat lagi pada bulan
Nopember Tahun 2012 sekira jam 13.00 Wib, pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 sekira jam
13.30 Wib dan pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 sekira jam 21.00 Wib atau setidaktidaknya pada suatu waktu antara tahun 2012 sampai dengan 2013 bertempat di Hotel Panorama
Pamanukan Desa Pamanukan Kab. Subang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Subang, telah melakukan beberapa perbuatan yang masingmasing perbuatan merupakan kejahatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus
dipandang sebagai perbuatan atau berlanjut yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain,
perbuatan tersebut dilakukan
terdakwa dengan cara sebagai berikut : -------------------Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, bermula ketika saksi korban bertemu
dengan terdakwa di depan PTC Pamanukan sekira jam.13.00 Wib, setelah ngobrol kemudian

saksi korban diajak oleh terdakwa sambil berkata “Ayo Dek, kita kesana”, Sehingga atas ajakan
itu selanjutnya terdakwa dengan menggunakan sepeda motor Revo milik terdakwa warna merah
yang ternyata saksi korban dibawa ke sebuah hotel Panorama. Setelah tiba di hotel itu lalu saksi
korban diajak masuk ke dalam kamar Hal. 4 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
korban. Selanjutnya tedakwa terus menciumi saksi korbian dan ketika saksi korban berusaha
untuk bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban sehingga saksi korban tetap
terbaring di tempat tidur. Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi,kening dan bibir saksi korban
lalu payudara saksi korban diraba-raba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian
saksi korban sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi
korban terlepas ; ----------------Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korban dengan menggunakan kakinya
setelah saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa
dan saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian terdakwa menindih tubuh saksi korban dan
memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan
turun naik hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian
terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi
korban ; --------------1

1 http://anaitsme.blogspot.co.id/2013/11/contoh-surat-dakwaan-hukum-acara-pidana.html

Bahwa selanjutnya pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 jam 21.00Wib dirumah kontrakannya

di Tasikmalaya ketika sedang tidur Korban terbangun karena diciumi oleh Terdakwa dan
Terdakwa hanya membuka celana dan celana dalam Korban saja begitu juga Tedakwa hanya
membuka celana dan celana dalamnya saja, lalu Terdakwa memasukan kemaluannya kelubang
kemaluan Korban dan kemaluan Korban tidak terlalu terasa sakit, lalu Terdakwa
menggerakannya naik turun beberapa kali dan Terdakwa mengeluarkan spermanya didalam
kemaluan Korban ; ------------------Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum Nomor : 357/16/271863- RM tanggal 28 Januari 2013
atas nama Lizen Tiopanta Nababan yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. Piliandyah T SpOG
selaku Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kab. Subang dengan hasil
Kesimpulan : --------------------------------------------------Pada perempuan ini ditemukan luka-luka pada selaput dara yang mungkin akibat dari kekerasan
tumpul atau sebab lainnya ; --------Hal. 5 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg Perbuatan terdakwa tersebut adalah
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 81 ayat (1) Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP.
SUBSIDAIR
---------------------------------------------------------------------------“Bahwa ia, terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK pada hari yang tidak diingat lagi pada bulan
Nopember Tahun 2012 sekira jam 13.00 Wib, pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 sekira jam
13.30 Wib dan pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 sekira jam 21.00 Wib atau setidaktidaknya pada suatu waktu antara tahun 2012 sampai dengan 2013 bertempat di Hotel Panorama
Pamanukan Desa Pamanukan Kab. Subang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Subang, telah melakukan beberapa perbuatan yang masingmasing perbuatan merupakan kejahatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus
dipandang sebagai perbuatan atau berlanjut yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat
serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan

orang lain,perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : ------------------------------- Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, bermula ketika saksi
korban bertemu dengan terdakwa di depan PTC Pamanukan sekira jam.13.00 Wib, setelah
ngobrol kemudian saksi korban diajak oleh terdakwa sambil berkata “Ayo Dek, kita
kesana”, Sehingga atas ajakan itu selanjutnya terdakwa dengan menggunakan sepeda motor
Revo milik terdakwa warna merah yang ternyata saksi korban dibawa ke sebuah hotel Panorama.
Setelah tiba di hotel itu lalu saksi korban diajak masuk ke dalam ka
mar penginapan No.54 ; -----------------------------------------Bahwa setelah terdakwa dan saksi korban berada didalam kamar No. 54 Hotel Panorama itu lalu
saksi korban didorong ketempat tidur sehingga posisi saksi korban terbaring.2

3
2 http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

Dalam kondisi demikian kemudian terdakwa menciumi saksi korban namun saat itu saksi korban
menolak dan bertanya mau berbuat apa namun terdakwa menyuruh diam kepada saksi korban.
Selanjutnya
Hal. 6 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg terdakwa terus menciumi saksi korban
dan ketika saksi korban berusaha untuk bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban
sehingga saksi korban tetap terbaring di tempat tidur.
Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi, kening dan bibir saksi korban lalu payudara saksi
korban diraba-raba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian saksi korban

sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi korban
terlepas ; --------------------------------------------------------Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korban dengan menggunakan kakinya
setelah saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa
dan saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian terdakwa menindih tubuh saksi korban dan
memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan
turun naik hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian
terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi
korban ; -------------Bahwa selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013sekira jam 13.30 Wib kembali
terdakwa dan saksi korban bertemu dengan PTC dan selanjutnya tedakwa kembali mengajak
saksi korban ke hotel Panorama. Setelah tiba di hotel itu lalu saksi korban diajak masuk ke dalam
kamar penginapan No.54. Setelah terdakwa dan saksi korban berada didalam kamar No.54 Hotel
Panorama itu lalu saksi korban didorong ketempat tidur sehingga posisi saksi korban terbaring.
Dalam kondisi demikian kemudian terdakwa menciumi saksi korban namun saat itu saksi korban
menolak dan bertanya mau berbuat apa namun terdakwa menyuruh diam kepada saksi korban.
Selanjutnya tedakwa terus menciumi saksi korbian dan ketika saksi korban berusaha untuk
bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban sehingga saksi korban tetap terbaring di
tempat tidur. Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi, kening dan bibir saksi korban lalu
payudara saksi korban diraba-raba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian
saksi korban sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi
korban terlepas ; ----------------Hal. 7 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg--Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korbandengan menggunakan kakinya setelah

saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa dan
saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian terdakwa menindih tubuh saksi korban dan
memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan
turun naik hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian
terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi
korban ; -------------3

4
3 http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

Bahwa selanjutnya pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 jam 21.00Wib dirumah kontrakannya
di Tasikmalaya ketika sedang tidur Korban terbangun karena diciumi oleh Terdakwa dan
Terdakwa hanya membuka celana dan celana dalam Korban saja begitu juga Tedakwa hanya
membuka celana dan celana dalamnya saja, lalu Terdakwa memasukan kemaluannya kelubang
kemaluan Korban dan kemaluan Korban tidak terlalu terasa sakit, laluTerdakwamenggerakannya
naik turun beberapa kali dan Terdakwa mengeluarkan spermanya didalam kemaluan Korban ;
---Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum Nomor : 357/16/271863-RM tanggal 28 Januari 2013
atas nama Lizen Tiopanta Nababan yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. Piliandyah T SpOG
selaku Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kab. Subang
dengan hasil Kesimpulan : --------------------------------------------------Pada perempuan ini ditemukan luka-luka pada selaput dara yang mungkin akibat dari kekerasan

tumpul atau sebab lainnya ; --------Perbuatan terdakwa tersebut adalah sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 82 ayat
(1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo
pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP.
DAN
KEDUA
--------------------------------------------------------------------------------“Bahwa ia, terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK pada hari Minggu Hal. 8 dari 17 hal. Put.
No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg tanggal 20 Januari 2013 sekira jam 12.30 Wib atau setidaktidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2013, bertempat di Pasar Inpres Pamanukan Desa
Pamanukan Kec. Pamanukan Kab. Subang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam daerah
hukum Pengadilan NegeriSubang, telah membawa pergi seorang wanita yang belum cukup
umur,tanpa dikehendaki orang tuanya atau walinya tetapi denganpersetujuannya, dengan maksud
untukmemastikan penguasaannya terhadap wanita itu, baik didalam maupun diluar pernikahan
,perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : ------------Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebuit diatas, bermula ketika saksi korban LIZEN
TIOPANTA NABABAN pergi ke Pasar inpres Pamanukan untuk membeli sepatu dan dalam
kesempatan itu saksi korban telah bertemu dengan terdakwa sehingga ketika saksi korban pulang
ke rumahnya, saksi korban telah dimarahi oleh orang tuanya karena pulang telat. Atas dasar itu
lalu saksi korban lalu saksi korban berniat kerumah neneknya di Bandung dan dalam perjalanan
itu saksi korban telah bertemu dengan terdakwa dan kesempatan itu terdakwa mengajak pergi
bareng kearah kota ; -------Bahwa setelah saksi korban melewati Bandung dan saksi korban berniat untuk turun ternyata
telah dilarang oleh terdakwa hingga tanpa sepengetahuan dan seijin orang tua saksi korban,
terdakwa telah membawa pergi saksi korban ke daerah Tasikmalaya kerumah kontrakan

terdakwa di Tasikmalaya. Selanjutnya setelah tiba di Tasikmalaya sekira jam 23.00 Wib lalu
saksi korban menginap dirumah kontrakan terdakwa sampai hari Jumat tanggal 25 Januari
2013 pada hari itu juga sekira jam 19.00 Wib saksi korban dijemput oleh ayahnya yang bernama
RIZAL NABABAN dan pamannya yang bernama HERCULES NABABAN yang selanjutnya
saksi korban dibawa pulang kerumahnya di Subang ; ----------------------------------4

5
4 http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

Perbuatan terdakwa tersebut adalah sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 332
ayat (1) ke-l KUHP. ---------------------Hal. 9 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg------Setelah membaca Putusan Sela Pengadilan Negeri Subang tanggal 29 April 22013, Nomor :
56/Pid.Sus/2013/PN.Sbg, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
------------------------------------Menerima eksepsi penasihat hukum terdakwa ;
--------------------------Menyatakan Dakwaan jaksa penuntut umum batal demi hukum ; ---Menetapkan menghentikan pemeriksaan perkara pidana atas nama terdakwa RONI NATAL
SIDAHURUK tersebut ; ---------------------------Memerintahkan kepada jaksa penuntut umum untuk segera mengeluarkan terdakwa tesebut dari
tahanan rutan ; -------------------Membebankan semua biaya perkara ini kepada negara ; ----------------------Setelah membaca Akta Permohonan Banding Nomor: 02/Ban/Akta.Pid/2013/PN.Sbg. yang
dibuat oleh Panitera Muda Pidana Pengadilan Negeri Subang yang menerangkan, bahwa pada t
anggal 01 Mei 2013 Penuntut Umum telah menyatakan perminitaan bandingterhadap
putusan Sela Pengadilan Negeri tersebut, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada
Penasehat Hukum Terdakwa melalui Pengadilan Negeri Jakarta Timur, pada tanggal 28 Mei 2013

; ------------------Setelah membaca Memori Perlawanan dari Penuntut Umum yang diajukan pada tanggal 07 Mei
2013, Memori Perlawanan mana telah diberitahukan dan diserahkan kepada Penasehat Hukum
Terdakwa melalui Pengadilan Negeri Jakarta Timur, pada tanggal 29 Mei 2013 ; -----------Setelah membaca surat pemberitahuan untuk Mempelajari berkas perkara yang dibuat oleh
Panitera Muda Pidana pada Pengadilan Negeri Subang, tanggal 07 Mei 2013, Nomor : W11U17/799/HN.01.10/V/2013, yang menerangkan, bahwa sebelum berkas perkara terseb
ut dikirim ke Pengadilan Tinggi Bandung, kepada Jaksa Penuntut Umum diberi Hal. 10 dari 17
hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg kesempatan untuk mempelajari berkas perkara di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Subang, selama 7 (tujuh) hari ; ------------------------------5
B. IDENTIFIKASI FAKTA HUKUM
1) Apakah bentuk dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah tepat?
2) Apakah putusan Hakim telah memenuhi pasal 197 ayat (1) jopasal 1999
KUHAP?

5 http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

6
7

BAB III
ALAT ANALISIS
Pada kasus ini hakim menggunakan alat analisis berupa metode interpretasi
hukum.Metode interpretasi (interpretatitie-leer: ilmutafsir). Adalah interpretas iundangundang/hukum yang dilakukan oleh hakim/pengadilan dan penegak hokum lainnya
(advokat,penasihathukum,pihak yang berperkara sendiri yaitu warga Negara) dan jaksa
penuntut umum dalam urusanpidana,dilakukandengancara:
Metode Penafsiran Hukum
1.
Metode interpretasi menurut bahasa (gramatikal) yaitu suatu cara penafsiran
Undang-undang menurut arti kata-kata (istilah) yang terdapat pada Undang-undang.
Hukum wajib menilai arti kata yang lazim dipakai dalam bahasa seharihari yang umum.
Mis : a. Peraturan per Undang-undangan yang melarang orang menghentikan
“Kenderaannya” pada suatu tempat. Kata kenderaan bia ditafsirkan beragam, apakah roda
dua, roda empat atau kenderaan bermesin, bagaimana dengan sepeda dan lain-lain (E
Utrecht). Jadi harus diperjelas dengan kenderaan yang mana yang dimaksudkan.
b. Mengenai istilah “dipercayakan” yang tercantum dalam pasal 342 KUHP Mis : sebuah
paket yang diserahkan kepada Dinas Perkereta Apian (PJKA).
Sedangkan yang berhubungan dengan pengiriman tidak ada selain Dinas tersebut artinya
dipercayakan.
c. Istilah “menggelapkan” dalam pasal 41 KUHP sering ditafsirkan sebagai
menghilangkan.
2.
Metode Interprestasi secara historis yaitu menafsirkan Undang-undang dengan cara
melihat sejarah terjadinya suatu Undang-undang.
Penafsran historis ini ada 2 yaitu :
a. Penafsiran menurut sejarah hukum (Rechts historische interpretatie) adalah suatu cara
penafsiran dengan jalan menyelidiki dan mempelajari sejarah perkembangan segala
sesuatu yang berhubungan dengan hukum seluruhnya.
Contoh : a. KUHPerdata BW) yang dikodifikasikan pada tahun 1848 di Hindia Belanda.
Menurut sejarahnya mengikuti code civil Perancis dan di Belanda (Nederland) di
kodifikasikan pada tahuan 1838.
b. Penafsiran menurut sejarah penetapan suatu undang-undang (Wethistoirsche
interpretatie) yaitu penafsiran Undang-undang dengan menyelidiki perkembangan suatu
undang-undang sejak dibuat, perdebatan-perdebatan yang terjadi dilegislatif, maksud

ditetapkannya atau penjelasan dari pembentuk Undang-undang pada waktu
pembentukannya.6
3.
Metode interpretasi secara sistematis yaitu penafsiran yang menghubungkan pasal
yang satu dengan apasal yang lain dalam suatu per Undang-undangan yang bersangkutan,
atau dengan Undang-undang lain, serta membaca penjelasan Undang-undang tersebut
sehingga kita memahami maksudnya.
Contoh : a. Dalam pasal 1330 KUHPerdata menyatakan “Tidak cakap membuat
persetujuan/perjanjian antara lain orang-orang yang belum dewasa”.
Timbul pertanyaan : “Apakah yang dimaksud dengan orang-orang yang belum dewasa”.
Untuk hal tersebut harus dikaitkan pada pasal 330 KUHPerdata yang mengatur batasan
orang yang belum dewasa yaitu belum berumur 21 tahun.
b. Apabila hendak mengetahui tentang sifat pengakuan anak yang dilahirkan diluar
perkawinan orang tuanya, tidak cukup hanya mencari ketentuan-ketentuan didalam
KUHPerdata (BW) saja melainkan harus dihubungkan juga dengan pasal 278 KUHP.
4.
Metode Interpretasi secara Teleologis Sosiologis yaitu makna Undang – undang itu
ditetapkan berdasarkan tujuan kemasyarakatan artinya peraturan perUndang-undangan
disesuaikan dengan hubungan dan situasi sosial yang baru.
Ketentuan Undang-undang yang sudah tidak sesuai lagi disesuaikan dengan keadaan
sekarang untuk memecahkan/menyelesaikan sengketa dalam kehidupan masyarakat.
Peraturan yang lama dibuat aktual.5

8

9
6 http//bowolampard8.blogspot.co.id/2011/08/metode-penafsiran-hukum.html?m=1

BAB IV

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM DAN PUTUSAN

A. Pertimbangan Hukum
-Menimbang, bahwa Putusan Sela Pengadilan Negeri Subang tersebut dijatuhkan pada tanggal
29 April 2013 dengan hadirnya Terdakwa dengan didampingi oleh Penasehat Hukumnya dan
Penuntut Umum, dan karena Penuntut Umum berkeberatan terhadapPutusan Sela tersebut,
selajutnya Penuntut Umum mengajukan perlawanan kepada Pengadilan Tinggi melalui
Pengadilan Negeri yang bersangkutan pada 01 Mei 2013, dengan demikian perlawanan tersebut
diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan Undang-Undang, maka perlawanan tersebut secara formal dapat diterima ;
-------------Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum di dalam Memori Perlawanannya tersebut
telah mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut : ------------------------------ Bahwa pengertian uraian secara jelas, cermat dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP tidaklah harus
ditafsirkan secara absolut, melainkan penerapannya bersifat relatif, yang mana dalam surat
dakwaan dalam hal menguraikan cara tindak pidana dilakukan cukup dijelaskan secara garis
besar, namun uraian tersebut terang dan jelas mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana
dilakukan secara utuh serta keadaan yang menyetainya ; ------------------------------------------ Bahwa Majelis Hakim setelah mempertimbangkan dakwaan Kesatu Primair dari Penuntut
Umum dalam uraian cara melakukan tindak pidana, yang mana telah secara terang dan jelas
mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh sertakeadaan yang
menyertainya, dalam hal ini keseluruhan unsur-unsur dalam dakwaan Kesatu Primair, sehingga
keseluruhan syarat-syarat sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP telah terpenuhi, berdasarkan hal tersebut telah sepatutnyalah eksepsi Penasehat Hukum
Terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut ditolak karena tidak beralasan secara hukum ;
------------------------------ Bahwa Majelis Hakim dalam mempertimbangkan dakwaan Kesatu Hal. 11 dari 17 hal. Put.
No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg Subsidair dari Penuntut Umum yang menyatakan bahwa dak
waan Kesatu Subsidair tersebut tidak jelas, dengan alasan dakwaan Kesatu Subsidair tersebut
tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP
yaitu uraian yang cermat dan jelas mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa
tidak terpenuhi ;-------------------------------------------------------7

7http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

- Bahwa dalam hal ini Majelis Hakim harus membaca, menimbang dan memperhatikan Surat
Dakwaan dari Penuntut Umum secarakeseluruhan dan utuh serta tidak dalam bentuk “Pemengg
alan” hanya dalam dakwaan Kesatu Subsidair secara tersendiri, berkaitan dengan hal tersebut
Majelis Hakim harus mempertimbangkan bentuk dakwaan dari Penuntut Umum yang merupakan
Dakwaan Kumulatif, dimana dakwaan Kesatu Penuntut Umum mendakwa Terdakwa dengan
Dakwaan Subsidaritas, dengan dakwaan Kesatu Primair sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal
64 ayat (1) ke-1 KUHP, dakwaan Kesatu Subsidair sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal
64 ayat (1) ke-1 KUHP dan Kedua sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 332 ayat
(1) ke-1 KUHP yang akan dibuktikan dalam pemeriksaan pokok perkara nanti ;
- Bahwa sebagaimana telah Majelis Hakim pertimbangkan pada putusan sela, bahwa baik
dakwaan Kesatu Primair maupun dakwaan Kesatu Subsidair, dimana keduanya dipasang dengan
Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP yang merupakan pasal pemberat, yang mana tidak akan merubah
substansi dari pasal pokok yang didakwakan kepada Terdakwa dan penulisan ke-1 merupakan
kesalahan pengetikan semata, alasan mana telah dipertimbangkan Majelis Hakim, se
hingga dalam putusan selanya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Subang yang
memeriksa perkara ini berpendapat, bahwa eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa mengenai
dakwaan Kesatu Primair haruslah ditolak karena tidak beralasan secara
hukum ;-------------------------------------------------- Bertitik tolak dari pertimbangan Majelis Hakim tersebut, tidaklah beralasan apabila Majelis
Hakim melihat dakwaan Kesatu Subsidair secara tersendiri serta mengesampingkan dakwaan
KesatuPrimair dan Hal. 12 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg dakwaan Kedua,
dimana baik secara formil maupun materiil substansi surat dakwaan kesatu Primair dan dakwaan
kedua telah memenuhi apa yang disyaratkan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP ; -------- Bahwa Majelis Hakim dengan memperhatikan pasal 156 ayat (1) KUHAP serta pasal 143 ayat
(2) huruf b KUHAP dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan mengadili diantaranya
sebagaimana termuat dalam point 3 (tiga) Majelis Hakim menetapkan menghentikan
pemeriksaan perkara pidana atas nama Terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut; -------- Bahwa penafsiran ayat (1) dari pasal 156 KUHAP tersebut tidak dapat dipisahkan dari ayat (2)
pasal 156 KUHAP, dimana disebutkan “jika Hakim menyatakan keberatan tersebut diterima,
maka perkara itu tidak diperiksa lebih lanjut, sebaliknya dalam hal tidak diterima atau Hakim
berpendapat hal tersebut baru dapat diputus setelah selesai pemeriksaan”, maka berdasarkan ayat
(2) Pasal 156 KUHAP tersebut amar Putusan Sela yang termuat dalam point 3 dimana Majelis
Hakim menetapkan menghentikan pemeriksaan perkara pidana atas nama Terdakwa RONI
NATAL SIDAHURUK tersebut merupakan suatu kekeliruan karena Majelis Hakim telah
melampaui apayang telah ditetapkan Undang-Undang. Bahwa pengertian tidak diperiksa lebih
lanjut adalah hal yang sama sekali berbeda dengan menghentikan
pemeriksaan perkara pidana ; ---------------------------------------------------8

10
- Bahwa Majelis Hakim yang menetapkan menghentikan pemeriksaan
8 http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

pidana tersebut secara nyata melepasakan Terdakwa dari pertanggungjawaban pidana atas
perbuatanya tersebut, Majelis Hakim tidak mempertimbangkan rasa keadilan terhadap korban
maupun terhadap Terdakwa karena tidak terciptanya kepastian hukum dan pencitraan hukum
yang tidak dapat melindungi dan mengayomi hak-hak serta kehormatan korban, perempuan dan
khususnyaperlindungan terhadap anak di bawah umur ;
--------------------------------------Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari
berkas perkaranya dengan seksama, baik berita acara penyidikan,berita acara sidang,
pertimbangan hukum dan alasan-alasan yang dijadikan dasar putusan sela Hakim tingkat
pertama, serta memori perlawanan dari Jaksa Hal. 13 dari 17 hal. Put. No :
215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg Penuntut Umum, Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan
sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini ; ----------------------------------Menimbang, bahwa
Majelis Hakim pada tingkat pertama dalam menjatuhkan putusan selanya didasarkan kepada
eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa sepanjang yang menyangkut mengenai dakwaan Kesatu
Subsidair yang pada pokoknya sebagai berikut : -------------------------------- Bahwa Dakwaan Kesatu Subsidair tidak terdapat uraian perbuatan atau cara-cara yang
dilakukan oleh terdakwa yang sesuai dengan unsur “sengaja melakukan tipu muslihat
serangkaian kebohonganatau membujuk...” sehingga rumusan delik perbuatan yang didalilkan
oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaan tidak terdapat penguraian secara cermat, jelas
dan lengkap sebagaimana dimaksud dalam KUHAP ;
- Bahwa ternyata pula dalam Pasal 82 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak tidak terdapat frase persetubuhan seperti Pasal 81, dalam Pasal 82 adalah mengatur
ancaman terhadap perbuatan percabulan, jadi bukan persetubuhan ;
-----------------------------------Bahwa selain daripada yang diuraikan di atas, ternyata perbuatan
pertama dan perbuatan kedua yang diuraikan dalam Dakwaan Kesatu Primair atau Kesatu
Subsidair merupakan peristiwa/perbuatan kembar atau sama satu dengan lainnya mengenai
penulisan uraian, titik dan
komanya, sehingga tentunya sesuatu yang tidak mungkin ; ---------------------Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa tersebut, Pengadilan Tinggi
akan mempertimbangkan apakah dakwaan Kesatu Subsidair Jaksa Penuntut Umum tersebut telah
memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP atau
tidak ? ----------------------------------------------------------------------------------Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mencermati Memori Perlawanan dari Jaksa
Penuntut Umum, maka Pengadilan Tinggi sependapat dengan alasan yang dikemukakan Jaksa
Penuntut Umum, dengan pertimbangan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP, bahwa dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan. Bahwa Hal. 14 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.
Bdg pengertian mengenai tindak pidana, bukan hanya terbatas pada unsur delik, tetapi meliputi
cara tindak pidana dilakukan oleh terdakwa. Idealnya, dijelaskan secara keseluruhan cara tindak
pidana dilakukan, tetapi yang dituntut cukup garis besarnya, asal dari uraian itu terang dan jelas
mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh ;
-------------------------------9

9 http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

11
Patokan yang harus dipegang, pengertian cermat, jelas dan lengkap dalam pasal itu : --------------- jangan ditafsirkan “ absolut “; ------------------------------------------------ tetapi diterapkan bersifat “ relatif “, terutama yang berkenaan dengan cara melakukan serta
keadaan yang menyertai tindak pidana ; ----------------Menimbang, bahwa berdasarkan alasan tersebut di atas, Pengadilan Tinggi berpendapat, bahwa
uraian dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut sudah terang dan jelas
mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh serta menguraikan ke
adaan yang menyertai tindak pidananya, karenanya surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum
tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemeriksaan atas perkara a quo karena telah
memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP ;
-----Menimbang, bahwa terlepas dari apa yang telah diuraikan di atas, Pengadilan Tinggi menilai
pula mengenai bentuk surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum tersebut adalah
merupakan dakwaan kumulatif, yaitu ada Dakwaan Kesatudan Dakwaan Kedua, dimana dalam
dakwaan Kesatu Penuntut Umum mendakwa Terdakwa dengan dakwaan subsidaritas, yakni
Kesatu Primair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 81 ayat (1) Undang-Undang
RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-l KUHP, Subsidair
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 82 ayat (1) UndangUndang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-l KUHP, dan
dakwaan Kedua sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 332 ayat (1) ke-1 KUHP ;
-Menimbang, bahwa oleh karena surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut adalah
merupakan dakwaan kumulatif, sementara Hal. 15 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.
BdgMajelis Hakim tingkat pertama dalam menjatuhkan putusan selanya hanya berdasarkan atas
dakwaan Kesatu Subsidair, sehingga Pengadilan Tinggi berpendapat putusan sela Majelis Hakim
tingkat pertama tersebut seyogyanya tidak serta merta mengesampingkan dan/atau membatalkan
dakwaan yang lainnya ( i.c dakwaan Kesatu Primair dan dakwaan Kedua ) yang akan dibuktikan
oleh Jaksa Penuntut Umum dalam pemeriksaan pokok perkaranya nanti ;
-----------------------------Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tinggi akan
mempertimbangkan mengenai Putusan Sela Majelis Hakim tingkat pertama yang menetapkan
menghentikan pemeriksaan perk
ara pidana atas nama terdakwa tersebut di atas, yaitu sebagai berikut : ---------------- Bahwa sebagaimana kita ketahui, sifat penghentian atau tidak melanjutkan pemeriksaan
perkara, dalam hal ini terdiri dari: --------------(a) bersifat “ permanen “; --------------------------Apabila Penuntut Umum “tidak mengajukan perlawanan”kepada Pengadilan Tinggi terhadap
putusan sela (penerimaan eksepsi), berarti putusan menjadi berkekuatan hukum tetap ; ----------(b) bersifat “ temporer “; ---------------------------------------------------------Dikatakan bersifat “temporer”, apabila penghentian pemeriksaan bersifat sementara. Hal ini
terjadi : ------------------------------------------------ apabila Penuntut Umum mengajukan “perlawanan” kepada Pengadilan Tinggi atas putusan sela
( penerimaan eksepsi ) ; ----------------------------10

10 http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkaa_pidana/Juli%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

12
- berarti penghentian pemeriksaan adalah untuk sementara sampai ada
putusan Pengadilan Tinggi ; ------------------------------------------------------ jika Pengadilan Tinggi “menolak” perlawanan Penuntut Umum, sifat “temporer” berubah
menjadi “permanen”, dan Pengadilan Negeri mengembalikan berkas kepada Penuntut Umum
untuk dilimpahkan kepada yang berwenang ( apabila eksepsi yang menyangkut kewenangan
mengadili ) ; --------------------------------------------------------sebaliknya, apabila Pengadilan Tinggi “mengabulkan” atau “menerima” perlawanan Penuntut
Umum, sifat temporer penghentian pemeriksaan menjadi “gugur”, dan Pengadilan Negeri harus
segera melanjutkan pemeriksaan pokok perkara ; ---------------------------------------------------Hal. 16 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg------Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Pengadilan Tinggi cukup
beralasan untuk membatalkan putusan sela Pengadilan Negeri Subang dan mengadili sendiri
yang amarnyasebagaimana yang akan disebutkan dalam amar putusan di bawah ini ;
---------Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Penasehat Hukum terdakwa ditolak dan perkara
ini akan diperiksa kembali oleh Pengadilan Tingkat Pertama maka biaya perkara dalam perkara
ini ditangguhkan sampai selesai Pemeriksaan dalam pokok perkara dilakukan;
------------------------Mengingat pasal 143 Jo pasal 156 Undang-Undang No. 8 tahun 1981
( KUHAP ), Undang-Undang No. 48 tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, UndangUndang No. 49 tahun 2009 Tentang Peradilan Umum, serta ketentuan-ketentuan lain yang
bersangkutan ; ---------------B. Putusan
PUTUSAN
NO. 215/ Pid.Sus / 2013 / PT. Bdg
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
------Pengadilan Tinggi Bandung yang mengadili perkara-perkara pidana
dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara terdakwa : ------------------------------------------------------------------Nama lengkap : RONI NATAL SIDAHURUK ;--------------------Tempat lahir

: Medan ; --------------------------------------------

Umur/Tanggal lahir

: 23 tahun / 19 September 1989 ; ---------------

Jenis kelamin : Laki-laki ; -----------------------------------------Kebangsaan

: Indonesia ; -----------------------------------------

Tempat tinggal : Kampung

Pakemitan

Rt.07/04,

Desa Pakemitan, Kecamatan

Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya ; -----------------------Agama

: Kristen ; ---------------------------------------------

Pekerjaan

: Wiraswasta ; --------------------------------------

Terdakwa berada dalam rumah tahanan negara, berdasarkan SuratPerintah/Penetapan
Penahanan : -------------------------------------------------13
1.Penyidik sejak tanggal 29 Januari 2013 s/d tanggal 17 Februari 2013 ;
2.Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 18 Februari 2013 s/d tanggal 29 Maret
2013 ; -------------------------------------------------------3.Penuntut Umum sejak tanggal 13 Maret 2013 s/d tanggal 01 April 2013 ;
------------------------------------------------------------------------------4.Majelis Hakim sejak tanggal 21 Maret 2013 s/d tanggal 19 April 2013; 5. Perpanjangan
Wakil Ketua Pengadilan Negeri Subang sejak tanggal 20 April 2013 s/d tanggal 18 Juni
2013 ----------------------------------------Sekarang Terdakwa berada di luar tahanan ; ------------------------------------11

11http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli
%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

14
15
BAB V
ANALISIS
Kasus ini termasuk dalam kekerasan anak yang diatur dalam UU No.23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. Ini dibuktikan dengan adanya korban dan kesaksian dari korban
yang sudah melapor ke pihak yang berwenang.
Terdakwa bisa dikenakan Pasal 81 ayat (1) UU No.23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang berbunyi: “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan
atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan
orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling
singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan
paling sedikit Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Dan juga Pasal 82 ayat (1) UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang
berbunyi: “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah).”12

12 UU No.23 Tahun 2002 ttg Perlindungan Anak

16
BAB VI
KESIMPULAN
Putusan hakim belum memenuhi Pasal 197 ayat (1) jo. Pasal 199 KUHAP karena
masih banyak unsur-unsur dalam Pasal 197 ayat (1) yang tidak terdapat dalam
putusan hakim. Unsur-unsur yang termasuk dalam putusan hakim hanya unsur-unsur
pertamanya. Salah satu unsur Pasal 197 ayat (1) ialah didalam surat putusan hakim
tidak memuat berapa lama terdakwa dihukum. Putusan hakim tepat jika dilihat
menggunakan hukum positif di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

KUHAP UU No.23 Tahun 2002 ttg Perlindungan Anak
http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli
%202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf
http://anaitsme.blogspot.co.id/2013/11/contoh-surat-dakwaan-hukum-acara-pidana.html

iii