10. DEVELOPING THE OVERALL AUDIT PLAN AN

DEVELOPING THE
OVERALL AUDIT
PLAN
AND AUDIT
PROGRAM

JENIS-JENIS PENGUJIAN

Nama
: Umi Kurnia Rahmah
NIM
: F0311115
Kelas
:B
Mata kuliah : Pengauditan I

Dalam mengembangkan suatu rencana audit secara
keseluruhan, auditor menggunakan lima jenis pengujian untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Kelima jenis pengujian tersebut yaitu :
1. Prosedur Penilaian Risiko


Prosedur penilaian risiko dilaksanakan untuk menilai risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan. Sebagian besar prosedur penilaian auditor dilakukan untuk memahami pengendalian
internal.
2. Pengujian Pengendalian
 untuk mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi guna menentukan kepantasan dari
rancangan dan efektivitas operasional dari pengendalian internal yang spesifik. Pengujian
pengendalian baik secara manual atupun terotomatisasi, dapat mencakup jenis bukti seperti
berikut :
 Meminta keterangan dari personil klien yang tepat
 Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan
 Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian
 Melaksanakan ulang prosedur klien
3. Pengujian Substantif atas Transaksi
 Pengujian substantif: prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dolar (monetary
misstatements) yang secara langsung mempengaruhi ketepatan dari saldo laporan keuangan.
 Tiga jenis ujian substantif: ujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan ujian rincian
saldo.
 Pengujian substantif transaksi - untuk menentukan apakah keenam tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi untuk setiap kelas transaksi.

Contoh: auditor melaksanakan ujian substantif transaksi untuk menguji apakah ada transaksi
yang dicatat dan transaksi yang ada dicatat. Auditor juga melaksanakan ujian ini untuk
menentukan apakah transaksi penjualan dicatat tersebut dilakukan secara akurat, dicatat
diperiode waktu yang sesuai, digolongkan dengan tepat, dan diringkaskan secara akurat dan
diposkan ke buku besar dan arsip induk. Jika auditor yakin bahwa transaksi telah dicatat
dengan akurat dalam jurnal dan diposkan dengan benar, auditor bisa yakin bahwa total buku
besar itu benar.
4. Prosedur Analitis
 Prosedur analitis memperlibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan harapan yang
dikembangkan oleh auditor.
 Tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah :
1. Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan
2. Memberikan bukti substantive
 Jika auditor yakin bahwa prosedur analitis menunjukan kemungkinan wajar akan salah saji,
prosedur analitis tambahan mungkin dilakukan atau auditor bisa memutuskan untuk
memodifikasi pengujian rincian saldo.

RMK AUDITING I – ARENS, ELDER, BEASLEY, 14TH EDITION Page 1

 Ketika auditor mengembangkan ekspektasi dengan menggunakan prosedur analitis dan

menyimpulkan bahwa saldo akhir akun tertentu terlihat layak, pengujian rincian saldo tertentu
mungkin diabaikan atau ukuran sampel dikurangi.
5. Pengujian Rincian Saldo
Pengujian rincian saldo berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca ataupun
laporan laba rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar pengujian rincian saldo adalah pada
neraca.
Ringkasan Jenis-jenis Pengujian
Pengujian pengendalian akan membantu auditor mengevaluasi apakah pengendalian atas
transaksi dalam siklus itu cukup efektif untuk mengurangi risiko pengendalian, dan dengan demikian
mengurangi pengujian substantif. Pengujian pengendalian juga membentuk dasar bagi laporan auditor
mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan publik. Pengujian substantif atas
transaksi menekankan verifikasi transaksi yang dicatat dalam jurnal dan kemudian memposting di
buku besar. Prosedur analitis menekankan kewajaran transaksi dan saldo buku besar secara
keseluruhan. Ujian rincian saldo menekankan saldo akhir di buku besar.
MEMILIH JENIS PENGUJIAN UNTUK DlLAKSANAKAN

 Biasanya auditor menggunakan kelima jenis pengujian ketika melakukan audit atas laporan
keuangan, tetapi ada jenis tertentu yang lebih ditekankan, tergantung pada situasinya.
 Faktor yang dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis pengujian yang akan dipilih:
ketersediaan delapan jenis bukti, biaya relatif dari setiap jenis pengujian, efektivitas pengendaian

internal, dan risiko inheren.
Ketersediaan Jenis Bukti untuk Prosedur Audit Selanjutnya
Masing-masing dari empat jenis prosedur audit selanjutnya hanya melibatkan jenis bukti tertentu.
Hubungan antara Prosedur Audit Selanjutnya dan Bukti



Prosedur analitis
Pengujian rincian saldo




















Rekalkulasi

Ujian substantif atas transaksi



Analitis Prosedur



Ulang Pelaksanaan




dengan klien Tanya jawab

Pengamatan

Pengujian pengendalian (termasuk prosedur
untuk memahami pengendalian internal)

Prosedur Audit Selanjutnya

Konfrmasi

Dokumentasi

Pengujian Fisik

Jenis Bukti






Biaya Relatif
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan dipilih untuk memperoleh bukti
yang tepat yang mencukupi, biaya bukti itu merupakan pertimbangan yang penting. Jenis pengujian
yang tercantum berikut ini disusun menurut peningkatan biayanya:
RMK AUDITING I – ARENS, ELDER, BEASLEY, 14TH EDITION Page 2

1.
2.
3.
4.
5.

Prosedur analitis
Prosedur penilaian resiko, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal.
Pengujian pengendalian
Pengujian substantif atas transaksi
Pengujian rincian saldo


Hubungan antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif



Pengecualian dalam pengujian pengendalian (deviasi pengujian pengendalian) hanya
mengindikasikan kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan.
Pengecualian dalam pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo merupakan
salah saji laporan keungan.

Deviasi pengujian pengendalian hanyalah penting bila terjadi cukup sering hingga menyebabkan
auditor percaya bahwa mungkin ada salah saji material dolar dalam laporan tersebut. Pengujian
substantif transaksi atau pengujian rincian saldo kemudian harus dilakukan untuk menentukan apakah
salah saji dolar sudah benar-benar terjadi.
Hubungan Antara Prosedur Analitis dan Pengujian Substantif
 Prosedur analitis juga hanya mengindikasikan kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai
mata uang dalam laporan keuangan.
 Fluktuasi yang tidak biasa dalam hubungan dari suatu akun yang satu ke yang lainnya, atau dengan
informasi non-keuangan memberikan suatu indikasi dari meningkatnya kemungkinan adanya salah
saji material tanpa perlu menyediakan bukti langsung dari salah saji material itu.

 Ketika prosedur analitis mengindikasi fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melaksanakan
pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji
dolar sudah benar-benar terjadi.
 Jika auditor melaksanakan prosedur analitis dan percaya bahwa kemungkinan dari salah saji
material adalah kecil, pengujian substantif lainnya dapat dikurangi.
Trade-Off antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
 Ada trade-off antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif.
 Selama tahap perencanaan, auditor memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian di bawah
maksimum.
 Jika melakukannya, auditor kemudian harus melaksanakan pengujian pengendalian untuk
menentukan apakah penilain tingkat risiko pengendalian itu didukung. (auditor harus selalu
melaksanakan pengujian pengendlian dalam audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan)
 Jika didukung => risiko deteksi yang direncanakan dalam model risiko audit akan meningkat =>
pengujian substantif yang direncanakan dapat dikurangi.

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENGUJIAN AUDIT

Standar auditing memberikan pedoman bagi auditor entitas yang mengirimkan, memroses,
memelihara, atau mengakses informasi penting secara elektronis. Standar auditing mengakui bahwa
jika ada sejumlah besar bukti audit dalam format elektronik, mungkin tidak praktis / tidak mungkin

untuk mengurangi risiko deteksi hingga tingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan
RMK AUDITING I – ARENS, ELDER, BEASLEY, 14TH EDITION Page 3

pengujian substantif. Karena konsistensi yang melekat dalam pemrosesan TI auditor mungkin dapat
mengurangi luas pengujian atas pengendalian yang terotomatisasi.
Untuk menguji pengendalian atau data yang terotomatisasi, auditor mungkin harus
menggunakan teknik audit berbantuan komputer/ menggunakan laporan yang dihasilkan TI untuk
menguji efektivitas operasi pengujian umum TI, seperti pengendalian pengubahan program dan
pengendalian akses.
BAURAN BUKTI

Untuk mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi sebagai respon terhadap risiko yang
diidentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor mengunakan kombinasi dari empat jenis
pengendalian yang selanjutnya. Kombinasi ini sering kali disebut bauran bukti.
PERANCANGAN PROGRAM AUDIT

Setelah auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk menentukan penekanan yang
tepat pada masing-masing dari empat jenis pengujian lainnya, program audit khusus bagi setiap jenis
harus dirancang. Prosedur audit ini kemudian digabungkan untuk membentuk program audit.
Program audit pengujian pengendalian dan pengujian substatif atas transaksi biasanya meliputi

bagian deskriptif yang mendokomentasikan pemahaman atas pengendalian internal yang diperoleh
selama pelaksanaan prosedur penilaian risiko.
Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Memahami pengendalian
internal
Menilai risiko pengendalian
yang direncanakan
Menentukan luas pengujian
pengendalian
Merancang pengujian
pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk
memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi

Prosedur
Prosedur
audit
audit
Ukuran sample
Item yang dipilih
Penetapan waktu

IKHTISAR ISTILAH PENTING YANG BERKAITAN DENGAN BUKTI

Lima istilah penting yang berkaitan dengn bukti, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Fase proses audit
Tujuan audit
Jenis pengujian
Keputusan bukti

RMK AUDITING I – ARENS, ELDER, BEASLEY, 14TH EDITION Page 4

5. Jenis bukti
IKHTISAR PROSES AUDIT

Empat fase proses audit, yaitu:
1. Fase I : merencanakan dan merancang pendekatan audit
Pada akhir fase I, auditor harus memiliki rencana audit yang disusun dengan baik dan program
audit khusus untuk keseluruhan audit.
2. Fase II : melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Tujuan dari fase II adalah untuk :
 Memperoleh bukti untuk mendukung pengendalian khusus yang berkontribusi pada
penilaian risiko pengendalian oleh auditor bagi audit laporan keuangan dan audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan publik
 Memperoleh bukti untuk mendukung ketepatan moneter transaksi.
3. Fase III : melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
Tujuan dari fase III adalah untuk memperoleh bukti tamabahan yang mencukupi guna
menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki atas laporan keuangan telah dinyatakan secara
wajar.
Dua kategori umum dari prosedur fase III adalah :
 Prosedur analitis substantif yang menilai kelayakan transaksi dan saldo secara
keseluruhan.
 Pengujian rincian saldo, yang merupakan prosedur audit untuk menguji salah saji
moneter dalam saldo laporan keuangan.
4. Fase IV : menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit
Fase ini mempunyai beberapa bagian, antara lain :
 Melaksanakan pengujian tambahan unutk penyajian dan pengungkapan
 Mengumpulkan bukti akhir
 Mengeluarkan laporan audit
 Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen

RMK AUDITING I – ARENS, ELDER, BEASLEY, 14TH EDITION Page 5