Chapter II Analisis Keahlian Manajemen Dalam Membentuk Jiwa Kewirausahaan Pengurus Organisasi (Studi Kasus Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Di Kota Medan)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Keahlian Manajemen
Secara etimologi manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata
manus yang berarti tangan dan agree melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi
manager yang artinya menangani.Managere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to
manage menjadi kata kerja, management menjadi kata benda, dan manager untuk
orang yang melakukannya.Managementditerjemahkan ke Bahasa Indonesia
menjadi manajemen yang artinya pengelolaan. (Usman, 2014:5-6)
Menurut Robbins dan Coulter (2010:7) manajemen adalah aktivitas kerja
yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain,
sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.Sule dan
Saefullah (2005:7) menjelaskan manajemen diperlukan sebagai upaya agar
kegiatan organisasi atau bisnis dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Sulistiyani (2003:25) keahlian adalah keterampilan dalam
penggunaan teknis operasional mengenai bidang tertentu yang menghasilkan
karya. Keterampilan diperoleh melalui belajar dan berlatih. Keterampilan
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan
pekerjaan- pekerjaan yang bersifat teknis.


9

Sedangkan keahlian manajemen menurut Daft (2007:13) adalah keahlian
yang diperlukan untuk mengelola sebuah departemen atau sebuah organisasi yang
harus dimiliki seorang manajer. Sule dan Saefullah (2005:19) menjelaskan dalam
pelaksanaan manajemen dibutuhkan keahlian-keahlian manajemen dalam masing
masing pengimplementasiannya. Menurut Robert Katz keahlian manajemen yang
dibutuhkan seorang menejer dalam mencapai tujuannya adalah keahlian teknis,
personal dan konseptual. (Robbins dan Judge 2008:8)

2.1.1.1 Keahlian Teknis
Menurut Usman (2014:520) keahlian atau keterampilan teknik adalah
pengetahuan tentang metode-metode, proses-proses, prosedur-prosedur, dan
teknik-teknik

untuk

menggunakan


alat

melaksanakan
dan

kegiatan

perlengkapan

yang

khusus,

dan

kemampuan

relevan

dengan


kegiatan

tersebut.Singkatnya Robbins dan Judge (2008:8) menjelaskan bahwa keahlian
teknis atau tehnical skill meliputi kemampuan untuk menerapkan pengetahuan
atau keahlian khusus.
2.1.1.2 Indikator Keahlian Teknis
Menurut Daft (2007:16) mengukur keahlian teknis yang dimiliki seorang
manajer dapat dilihat dari indikator sebagai berikut:
a. Menguasai metode-metode dalam melakasanakan tugas
b. Mampu memimpin rapat-rapat
c. Dapat menggunakan teknologi seperti komputer dan menjalankan Program

10

2.1.1.3 Keahlian Personal
Menurut Usman (2014:520) keahlian atau keterampilan personal yang
juga disebut keahlian interpersonal adalah pengetahuan tentang prilaku manusia
dan proses interpersonal dalam memahami perasaan-perasaan, sikap-sikap, dan
motif-motif orang lain dari yang dia ucapkan dan lakukan (empati, kepekaan

sosial), kemampuan memantapkan secara efektif dan hubungan kerja sama (taktis,
diplomasi), keterampilan mendengarkan pengetahuan tentang prilaku sosial yang
dapat diterimanya.Untuk keahlian personal ini Robbins dan Judge (2008:9)
menjelaskan keahlian personal atau human skill adalah kemampuan untuk
bekerjasama, memahami dan memotivasi individu maupun kelompok.
2.1.1.4 Indikator Keahlian Personal
Menurut Ambarita (2010:8) untuk mengukur keahlian personal yang
dimiliki seorang manajer dapat dilihat dari indikator sebagai berikut :
a.

Keahlian melatih dan menasehati

b.

Keahlian memotivasi

c.

Keahlian bekerja dengan orang dan budaya yang berbeda 



d.

Membangun jaringan dalam organisasi 


e.

Membangun jaringan ke luar organisasi 


f.

Bekerja dalam tim, koperasi dan komitmen

11

2.1.1.5 Keahlian Konseptual
Menurut Usman (2014:520) keahlian atau keterampilan konseptual adalah
kemampuan menganalisis secara umum, berpikir logis, ahli dalam merumuskan
dan memiliki konsep hubungan yang kompleks dan membingungkan, kreatif
dalam memecahkan masalah dan ide-ide, mampu menganalisis peristiwaperistiwa dan merasakan kecendrungan-kecendrungan, antisipasi terhadap
perubahan dan mengenal peluang-peluang, masalah-masalah potensial.Robbins

dan Judge (2008:9) menjelaskan bahwa kehalian konseptual atau conceptual skill
yaitu kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi-situasi
yang rumit.
2.1.1.6 Indikator Keahlian Konseptual
Menurut Amabarita (2010:8-9) untuk mengukur keahlian konseptual yang
dimiliki seorang manajer dapat dilihat dari indikotor sebagai berikut :

a.

Kemampuan menggunakan informasi dalam memecahkan masalah

b.

Pengidentifikasian kesempatan untuk melakukan inovasi 


c.

Mengenali daerah masalah dan menerapkan pemecahan

d.


Masalah Memilih informasi kritis dari sejumlah besar data 


e.

Memahami penggunaan teknologi dalam bisnis

f.

Memahami model bisnis organisasi

12

2.1.2. Jiwa Kewirausahaan
Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata Entrepreneur berasal dari kata kerja
Entreprende.Kata “wirausaha” merupakan gabungan kata “wira” (gagah, berani,
perkasa) dan kata “usaha”.Jadi werausaha berarti orang yang gagah berani/perkasa
dalam usaha.
Schumpeter dalam As’ad (2002:145) mengemukakan bahwa wirausaha
atau


entrepreneur

adalah

seseorang

yang

menggerakkan

perekonomian

masyarakat untuk maju ke depan, mencakup mereka yang mengambil risiko,
mengkoordinasi penanaman modal atau sarana produksi, yang mengenalkan
fungsi faktor produksi baru atau yang mempunyai respon kreatif dan inovatif.
Suryana

(2009:16)

Wirausaha


adalah

orang

yang

menciptakan

kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan
sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang
disenangi masyarakat.
Suryana (2009:3) Jiwa kewirausahaan adalah suatu kepribadian kreatif dan
inovatif yang tampak dalam dan sikap prilaku kewirausahaandengan ciri-ciri
penuh

percaya

diri,


berinisiatif,

memiliki

motif

berprestasi,

berjiwa

kepemimpinan, berani mengambil risiko.

2.1.2.1Karakteristik Jiwa Kewirausahaan
Sukardi dalam As’ad (2002:147) mengemukakan bahwa seorang
wirausaha yang berhasil mempunyai karakteristik psikologik tertentu, antara lain:
1. Supel dan fleksibel dalam bergaul, mampu melakukan komunikasi secara
efektif dengan orang lain.

13


2. Mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada
3. Berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya mengenai
sesuatu yang akan dikerjakan serta menyenangi tugas yang dikerjakan
secara efektif bersama orang lain.
4. Memiliki pandangan kedepan, cerdik, lincah, dan fleksibel terhadap
berbagai macam situasi.
5. Oto-aktivitasnya mampu menemukan sesuatu yang orisinil dari pemikiran
sendiri dan mampu menciptakan hal-hal baru yang kreatif.
6. Percaya pada kemampuan untuk bekerja mandiri, optimis dinamis serta
mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin.
7. Mampu dan menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam
menyusun, menjalankan dan mencapai tujuan usaha, manajemen umum
dan berbagai bidang pengetahuan lain yang menyangkut dunia usaha.
8. Memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik,
mengutamakan prestasi, selalu memperhitungkan faktor pendorong dan
penghambat, tekun kerja keras, teguh dalam pendirian dan memiliki
kedisiplinan yang tertinggi.
9. Perhatian pada lingkungan social untuk mencapai taraf hidup yang lebih
baik bagi semua orang.
Scarborough

dan

Zimmerer

(1993:6-7)

mengemukakan

bahwa

terdapatdelapan karakteristik kewirausahaan, antara lain sebagai berikut:
1. Desire for responsibility yaitu memiliki rasa tanggung jawab terhadap
usaha yang dilakukannya, sehingga akan selalu mawas diri.

14

2. Preference for moderate risk yaitu selalu berusaha menghindari berbagai
macam risiko, baik risiko kecil maupun risiko yang berat.
3. Confidence in their ability to success yaitu memiliki kepercayaan diri
untuk memperoleh kesuksesasan.
4. Desire for immediate feedback yaitu selalu menginginkan umpan balik
dengan segera.
5. High level of energy yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6. Future orientation yaitu memiliki orientasi, perspektif dan wawasan jauh
ke depan.
7. Skill at organizing yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8. Value of achievement over money yaitu lebih menghargai prestasi yang
telahdicapai daripada uang atau keuntungan finansial.
Meredith dalamHamdani (2012:20-22) berpendapat terdapat beberapa jiwa
kewirausahaanyang melekat dalam diri seseorang adalah:
1. Percaya diri (self Confidence).
Merupakan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan,
yang bersifat internal, sangat kreatif dan dinamis dan banyak ditentukan
oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan
suatu pekerjaan.

15

2. Berorientasi tugas dan hasil.
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
selalu mengutamakan motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan
dan kerja keras.
3. Keberanian mengambil risiko.
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha usaha yang lebih
menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha
yang kurang menantang.
4. Kepemimpinan.
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,
keteladanan.
5. Berorientasi kemasa depan.
Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan,
kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
6. Keorisinilan Kreativitas dan Inovasi.
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri;
a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun
cara tersebut cukup baik.
b. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaan
c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
kewirausahaan atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.

16

Suryana

(2003:32)

berpendapat

bahwa

untuk

menjadi

seorang

entrepreneur harus memiliki jiwa kewirausahaan yaitu :
1. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen). Percaya diri dalam
menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri
bahwa kita dapat mengatasi berbagai macam risiko yang dihadapi
merupaka faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha.
Seorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa yang
diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai
rintangan. Tidak terlalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga
membuat dirinya optimis untuk maju terus.
2. Berinisiatif (energik dan percaya diri). Menunggu akan sesuatu yang tidak
pasti merupakan suatu yang paling dibenci oleh seseorang yang memiliki
jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang penuh
perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu
mencari jalan keluar, mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada
lingkungan, sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluar.
3. Memiliki motiv berprestasi (Berorientasi hasil dan berwawasan ke depan).
Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu
dirancang oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka
raih. Bila dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya
kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya. Keberhasilan yang
diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu

17

untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan
adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani
mengambil

risiko

dengan

penuh

perhitungan).

Leadership

atau

kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahwan sukses.
Berani tampil kedepan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh
risiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional.
Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan
tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwira
usaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder malu yang berlebihan, takut
salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus di tinggalkan
dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apa bila ingin meraih sukses dalam
berwirausaha.
5. Suka tantangan. Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan
beberapa kasus mundurnya seorang manajer atau eksekutif dari suatu
perusahaan. Apa yang membuat mereka hengkang dari perusahaannya dan
meninggalkan kesempatan sebagai seorang manajer? Sebagian dari
mereka ternyata merasa jenuh terus menurus mengemban tugas rutin yang
entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih
dinamis yang selama ini belum mereka dapatkan di perusahaan tempat
mereka bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktifitas seperti apakah yang
dapat memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan?

18

Yang dapat di pahami dari penjelasan karakteristik jiwa kewirausahaan
yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, bahwa seseorang wirausaha terlebih
dahulu harus percaya diri untuk dapat berusaha dengan sungguh-sunggu dalam
mengerjakan segala sesuatunya, untuk itu seorang wirausaha harus berani
menggambil resiko dan menyukai tantangan. Hal terpenting lainnya yang harus
dimiliki adalah kepemimpinan sebagai teladan dan kepeloporan, yang memiliki
cara pandang yang luas dan maju bercita-cita kemasa depan, untuk menciptakan
dan melakukan sesuatu yang baru dengan sifat kreatif dan inovatif.
2.1.2.2 Indikator Jiwa Kewirausahaan
Menurut Suryana (2009:3) indikator bagian jiwa kewirausahaan yang di
antara lain sebagai berikut:
a. Penuh Percayadiri
• Penuh keyakinan

• Optimis

• Berkomitmen

• Disiplin

• Bertanggungjawab
b. Memiliki Inisiatif
• Penuh energy

• Cekatan dalam bertindak

• Aktif

19

c. Memiliki Motiv Berprestasi
• Berorientasi pada hasil

• Berwawasan kedepan

d. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
• Proaktif

• Dapat dipercaya

• Tangguh dalam bertindak
e. Berani Mengambil Risiko
• Penuh perhitungan

• Menyukai tantangan
f. Keorisinilan Kreativitas dan Inovasi
• Memikirkan cara-cara baru

• Melakukan sesuatu yang berbeda
2.2Jurnal Terdahulu
Tabel 2.1
Jurnal Terdahulu
No

Penulis/Tahun

Judul Jurnal

1

Hardi Utomo/
2010

Kontribusi Soft
Skill Dalam
Menumbuhkan
Jiwa
Kewirausahaan

2

Ariarti Anomsari
Mahmud / 2011

Analisis
Pengaruh
Orientasi
Kewirausahaa,

Variabel
Hasil Analisis
Penelitian
Soft skill (X) - Selalu ada peluang untuk mencari
Jiwa
pelaku perubahan
Kewirausaha - Soft skill menjadi langkah kecil
an (Y)
penting dan mendesak untuk
perubahan
- Pengembangan
Soft
skill
dilaksanakan
dengan
tersistem,
terintegrasi,
terukur
dan
berkesinambungan
Orientasi
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kewirausaha orientasi kewirausahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
an (X1 )
kemampuan manajemen

20

No

Penulis/Tahun

Judul Jurnal
Kemampuan
Manajemen,
Dan Strategi
Bisnis Dalam
Peningkatan
Kinerja
Perusahaan
(Studi Pada
Usaha Kecil
Menengah Di
Kawasan Usaha
Barito
Semarang)

3

Rano Aditia
Putra/
2012

Faktor-Faktor
Penentu Minat
Mahasiswa
Manajemen
untuk
Berwirausaha :
Studi
Mahasiswa
Manajemen FE
Universitas
Negeri Padang

Variabel
Hasil Analisis
Penelitian
Kemampuan - seorang wirausahawan pada usaha
Manajemen
kecil menengah di Barito Semarang.
- Orientasi kewirausahaan berpengaruh
(� � )
positif dan signifikan terhadap
Strategi
strategi bisnis pada usaha kecil
Bisnis (� � )
Kinerja (Y) menengah di Barito Semarang.
- Kemamapuan
manajemen
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja usaha pada usaha
kecil menengah di Barito Semaran
- Strategi bisnis berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja usaha
pada usaha kecil menengah di Barito
Semarang.
- Orientasi kewirausahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja usaha pada usaha kecil
menengah di Barito
Lingkungan - Yang menjadi faktor penentu minat
:Lingkungan, Harga diri, Peluang,
(X1 )
Kepribadian, Visi, Pendapatan dan
Harga diri
percaya diri.
(X 2 )
Peluang (X 3 ) - Indikator-indikator yang jadi penentu
Kepribadian minta : yaitu indikator dorongan
saudara, pola pikir orang tua, karena
(X 4 )
praktek
lapangan
wirausaha,
Visi (X 5 )
mewakili
faktor
lingkungan.
menjaga
Pendapatan
gengsi,
Pekerjaan
orang
tua,
(X 6 )
kebanggaan mampu berusaha sendir,
percaya diri
latar belakang pendidikan orang tua
(X 7 )
mewakili faktor harga diri.
- Meiliki kemampuan melihat peluang,
Minat
Berwirausah memiliki akses mudah untuk modal,
memiliki kemampuan menciptakan
a (Y)
peluang, dan kemampuan mencari
peluang mewakili faktor peluang,
keyakinan
memiliki
mental
wirausaha, memiliki rasa percaya diri
akan berhasil berwirausaha, dan
keyakinan memiliki keterampilan
kepemimpinan
mewakili
faktor
kepribadian, kemampuan selalu
memiliki perencanaan dalam segala
kegiatan mewakili faktor visi,
keuntungan yang bisa sangat tinggi
dan keyakinan usaha yang masih
bisaterus dikembangkan mewakili
faktor pendapatan dan percaya diri.

21

Variabel
Penelitian
Institutions
(X1 )
Organisation
s (X 2 )
Entrepreneur
ship
Education
and
Skill
Development
(Y)

No

Penulis/Tahun

Judul Jurnal

4

Somayya Naseri
Rad,
Yadollah
Abbaszadeh,
Peyman
Yarmohammadza
deh/ 2013

Institutions and
Organisations
Contributing to
Entrepreneurshi
p Education and
Skill
Development in
Botswana

5

Salman Darabi,
Mohamadreza
Neyestani,
Mohamad
Ghafari,
Katayoon
Maidanipour,
Seyedmohammad
Mard /
2013

Studying
Relationship
between
Organizational
Climate and
Developing
Entrepreneurial
Spirit among
Postgraduate
Students (The
Case of
University of
Isfahan)

Organization
al Climate
(X)

Som Pal Baliyan, Investigating the
and Pritika Singh Perspective of
Baliyan / 2014
Students about
the Role of
InterOrganizational
Factors in
Improving
Entrepreneurial
Skills at
Azerbaijan
University of
Industrial
Management –
Tabriz

InterOrganization
al(X)
Entrepreneur
ial Skills(Y)

6

Entrepreneur
ial Spirit (Y)

Hasil Analisis
- The study concluded that the
majority of post primary education
and training institutions existing in
Botswana play important role in
sustainable
development
of
entrepreneurship education and skill
by offering a variety of programs but
there is still a need to revise the
goals and contents of the programs
and institutions which can enhance
the employability and the capacity
for
further
entrepreneurship
education and training in Botswana.
- The findings indicated that there is a
significant relationship between
organizational climate and students’
entrepreneurship spirit.
- According to the results of multiple
regression analysis held between
sub-dimensions of organizational
climate
and
students’
entrepreneurship spirit, the findings
proved the fact that organizational
climate
have
a
significant
relationship with creativity, internal
control and the achievement;
however,
it
did not
relate
significantly with risk-taking and
autonomy.
- Inter-organizational factors are
effective
on
developing
entrepreneurship of students
- Organizational structure is effective
on developing entrepreneurship of
students
- Organizational culture is effective
on developing entrepreneurship of
students
- The contents of training courses are
effective
on
developing
entrepreneurship of students
- Teaching methods are effective on
developing
entrepreneurship
of
students

22

2.3Kerangka Konseptual
Manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan
pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan secara efisien dan efektif. Manajemen diperlukan sebagai upaya agar
kegiatan

organisasi

atau

bisnis

dapat

berjalan

sesuai

dengan

yang

diinginkan.Dalam praktiknya, seorang manajer dan asistennya harus memiliki
keahlian

manajemen

untuk

menerapkan

kegiatan

manajemen

dengan

baik.Keahlian manajemen yang dibutuhkan seorang menejer dalam mencapai
tujuannya ada tiga jenis, yaitu keahlian teknis, personal dan konseptual.
Keahlian teknis adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan atau
keahlian khusus, seperti menguasai metode-metode dalam melakasanakan tugas,
membuat laporan kerja maupun keuangan mampu memimpin rapat-rapat serta
dapat menggunakan teknologi seperti komputer dan menjalankan program untuk
memaksimalkan atau mendukung aktifitas manajemen yang dilaksanakan.
Keahlian personal adalah kemampuan untuk bekerjasama, memahami dan
memotivasi individu maupun kelompok. Keahlian ini juga penting, mengingat
dalam aktifitas manajemen, menjalankan tugas tidak hanya dilakukan oleh satu
individu saja, melainkan oleh beberapa individu atau secara berkelompok. Untuk
itu seorang manajer perlu memiliki keahlian personal untuk dapat mengenal,
memotivasi maupun bekerja secara berkelompok yang membutuhkan komunikasi
yang baik dalam membangun relasi baik pada internal maupun eksternal, agar
aktifitas manajemen yang dilakukan dapat berjalan secara efektif. Selanjutnya
adalah keahlian konseptual yang merupakan kemampuan menganalisis secara

23

umum, berpikir logis, ahli dalam merumuskan dan memiliki konsep hubungan
yang kompleks dan membingungkan, kreatif dalam memecahkan masalah dan
ide-ide, mampu menganalisis peristiwa-peristiwa dan merasakan kecendrungankecendrungan, antisipasi terhadap perubahan dan mengenal peluang-peluang,
masalah-masalah potensial.
Menurut Schumpeter dalam As’ad (2002:145) mengemukakan bahwa
wirausaha atau entrepreneur adalah seseorang yang menggerakkan perekonomian
masyarakat untuk maju ke depan, mencakup mereka yang mengambil risiko,
mengkoordinasi penanaman modal atau sarana produksi, yang mengenalkan
fungsi faktor produksi baru atau yang mempunyai respon kreatif dan
inovatif.Untuk itu menjadi seorang wirausaha harus memiliki hal-hal mendasar
yang ada padaseorang wirausaha, suatu kepribadian seperti jiwa kewirausahaan
yang juga menjadi modal untuk berwirausaha.
Jiwa

kewirausahaan

yaitu

merupakan

nyawa

kehidupan

dalam

kewirausahaan yang pada dasarnya merupakan sikap dan prilaku kewirausahaan
yang ditujukkan melalui sifat, karakter, dan watak seseorang yang memiliki
kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif.Jiwa kewirausahaan ini seharusnya dapat dibentuk oleh aktikvitas
organisasi yang dilakukan oleh orang-orang yang menjalankan organisasi tdengan
keahlian

manajemen

yang

mereka

miliki.Dalam

mefungsikan

keahlian

manajemen diperlukan sebagai upaya agar kegiatan organisasi atau bisnis dapat
berjalan secara efektif dan efisien,sehingga keahlian manajementeraktifitaskan
dalam menjalankan organisasi.

24

Orang yang menjalankan organisasi dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab tentunya harus memiliki keahlian teknis meliputi tugasnya, yang
dalam penyelesaian tugasnya akan membutuhkan rasa percayadiri, komitmen,
disiplin,

optimis

terhadap

kemampuandiri

sendiri,

serta

untuk

dapat

menyelesaikan tugas yang baik tentunya akan menjadi prestasi tersendiri bagi
meraka yang mengerjakan pekerjaannya.
Orang-orang yang menjalankan organisasi tentunya harus berkoordinasi,
menjalin hubungan komunikasi serta emosional satu sama lain, hal ini menuntut
pelaku dalam organisasi harus memiliki keahlian personal atau interpersonal.
Dengan menjalankan kahlian personal dalam organisasi maka pada saat
ituakanmenjadikan mereka aktif dalam organisasi, yang dalam keaktifannya akan
tampak komitmen terhadap organisasi sehingga orang tersebut dapat dipercaya
untuk diberi tanggungjawab lebih yang menjadi bagian sifat seorang pemimpin.
Keahlian yang terakhir yaitu keahlian konseptual, menjadi keahlian yang
menentukan bentuk organisasi serta menentukan segala sesuatunya dalam
organisasi, mulai dari perencanaan, sistem pelaksanan kerja sampai kepada
merumuskan serta menyelesaikan masalah. Keahlian ini akan menentut para
pelaku organisasi harus tangguh dan cekatan dalam bertindak, kreatif, inovatif,
dan tentunya harus percaya diri, dalam mengambil keputusan dan mengambil
risiko terhadap apa yang akan dikerjakan bersama-sama.
Berdasarkan uraian tersebu, maka dapat digambarkan skema sistematis
kerangka konseptual sebagai berikut

25

Keahlian Manajemen (�)

Jiwa Kewirausahaan (�)

Gambar:2.2 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008 : 93), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi, dari pendapat tersebut, suatu hipotesis
yang telah dikemukakan bukan merupakan suatu jawaban yang benar secara
mutlak, tetapi hanya dipakai untuk mengatasi permasalahan yang ada dan masih
harus dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan maka hipotesis
dari penelitian ini adalah “Keahlian Manajemen dapat membentuk jiwa
kewirausahaan pengurus organisasi Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam”.

26

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25