Chapter II Mobile Forensic Dalam Menemukan Sms Yang Telah Dihapus Pada Handphone Android Dengan Menggunakan Algoritma BoyerMoore

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang
berhubungan dengan penerapan algoritma Boyer-Moore untuk menemukan kembali
pesan SMS yang telah dihapus pada handphone Android.

2.1. Mobile Forensic

Mobile forensic merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari tentang forensik
digital namun dalam lingkup yang lebih kecil. Digital forensic mempelajari
bagaimana caranya mengidentifikasi, mengumpulkan bahkan menganalisis suatu
barang bukti digital untuk dijadikan sebagai alat bukti (Carrier, 2003). Terdapat empat
tahapan dalam pembuktian bukti digital (Casey, 2011), sebagai berikut:

1.

Identifikasi bukti digital

Identifikasi bukti digital merupakan tahapan pertama dalam proses digital

forensic. Identifikasi bukti digital bertujuan untuk mengidentifikasi bukti digital
yang berasal dari perangkat digital. Sumber bukti digital menjadi fokus utama
pada tahap ini.

8

2.

Penyimpanan bukti digital

Penyimpanan bukti digital dilakukan untuk mendapatkan bukti digital yang utuh,
hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan, perubahan atau hilangnya barang
bukti digital. Bukti digital yang utuh menentukan tingkat keberhasilan dalam
melakukan digital forensic. Penyimpanan bukti digital dilakukan secara bitstream
image untuk menjaga keaslian bukti digital.

3.

Analisa bukti digital


Analisa bukti digital merupakan hal yang utama dalam digital forensic. Hal ini
dilakukan untuk mencari atau menganalisis keberadaan bukti digital yang
mungkin ditemukan.

4.

Presentasi bukti digital

Bukti digital yang sudah ditemukan akan ditampilkan untuk dijadikan barang
bukti digital yang sah menurut hukum.

Proses forensik digital bergantung pada sistem operasi yang digunakan.
Sebagai contoh, kebanyakan pengguna komputer dekstop menggunakan sistem
operasi Microsoft Windows, atau pengguna smartphone yang lebih banyak
menggunakan sistem operasi Android. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk
melakukan identifikasi pada perangkat digital tertentu yang menggunakan sistem
operasi tertentu, karena banyaknya jenis perangkat digital mengakibatkan identifikasi
terhadap perangkat digital sulit dilakukan (Raharjo, 2013).
Mobile forensic memeberikan pemahaman tentang bagaimana barang bukti
digital diperoleh dari mobile phone. Di dalam mobile phone ada banyak layanan atau

fitur yang dapat dijadikan sebagai bukti digital seperti Subscriber Identity Module
(SIM), internal memory, memory card dan network service providers (Zareen & Baig
2010). Adapun beberapa bukti digital yang kemungkinan besar dapat didapatkan pada
mobile phone seperti pada Tabel 2.1.

9

Tabel 2.1. Daftar bukti digital yang dapat ditemukan (Zareen & Baig, 2010)
No.

Bukti Digital

Sumber

1

Name of Service Provider

Dicetak dibelakang SIM Card


2

Unique Id Number

Dicetak dibelakang SIM Card

3

Location Area Identity (LAI)

Disimpan pada SIM Card

4

International Mobile Equipment Disimpan dan dicetak pada mobile phone
Identity (IMEI)

5

Text Message Data (SMS)


Disimpan pada SIM Card atau memory

6

Contact

Disimpan pada SIM Card atau memory

7

Call Logs

Disimpan pada SIM Card atau memory

8

Images/Sound/Videos

Disimpan pada memory


2.2. Android

Android merupakan sistem operasi yang di kembangkan oleh Open Handset Alliance
(OHA). Gabungan ini berisikan lebih dari 50 perusahaan mobile technology, mulai
dari handset manufactures dan service provider sampai semiconductor manufacture
dan software developers, seperti Acer, ARM, Google, eBay, HTC, Intel, LG
Electronics, Qualcomm, Sprint and T-Mobile. Tujuan utama OHA adalah
mempercepat innovasi terhadap perkembangan perangkat mobile dengan memberikan
susuatu yang lebih murah namun memiliki kemampuan yang lebh baik (Lessard et al,
2010).
Sejak dirilis hingga sekarang pengguna smartphone terus meningkat, hal ini
disebabkan oleh migarasi dari feature phone ke smartphone. Menurut data yang
dikeluarkan eMarketer sebuah perusahaan peneliti pasar, pengguna smartphone di
seluruh dunia akan menyentuh 4,55 milliar pada 2014 sebagaimana terlihat pada Tabel
2.2. Dan data yang dikeluarkan oleh International Data Corporation (IDC) pada tahun
2015 sistem operasi Android menjadi sistem operasi mobile yang paling banyak
digunakan pada smartphone dengan market share sekitar 84,8% pada tahun 2014
sebagaimana terlihat pada Tabel 2.3.


10

Tabel 2.2. Data pengguna mobile phone di dunia (eMarkerter, Dec 2013)
Tahun

Jumlah(milliar)

Populasi(%)

2012

4,08

58,2

2013

4,33

61,1


2014

4,55

63,5

2015

4,77

65,8

2016

4,95

67,7

2017


5,13

69,4

Tabel 2.3. Data market share OS smartphone di dunia tahun 2014 (IDC, Aug
2015)
Operating System

Market Share

Android

84,8%

iOS

11,6%

Windows Phone


2,5%

BlackBerry OS

0,5%

Others

0,7%

2.2.1. Architecture
Sangat penting untuk mengenal lebih jauh lagi mengenai sistem operasi Android
khusunya bagaimana arsitektur sistem operasi tersebut bekerja, hal ini dapat berguna
untuk melakukan prosedur keamanan maupun dalam melakukan analisis forensik
(Hoog, 2010). Secara umum arsitektur Android dibedakan menjadi lima bagian atau
lapisan yaitu (Yoon, 2012) :
1. Linux Kernel

Sistem operasi Android dibuat dengan menggunakan kernel Linux 2.6, bagian

ini berfungsi sebagai penghubung yang berguna untuk membantu dan
mengatur hardware dan software secara bersamaan. Kenel Linux menyediakan

11

driver layar, kamera, keypad, WiFi, flash memory, audio dan IPC untuk
menyediakan proses pada sumber daya aplikasi.

2. Libraries

Libraries merupakan sebuah paket pustaka yang berisi fitur - fitur yang
digunakan untuk menjalankan aplikasi. Pustaka hanya dapat digunakan oleh
program yang berada di level atasnya. Beberapa library yang terdapat adalah
libraries media untuk memutar video atau audio, libraries SQLite untuk
menggunakan database pada perangkat Android.

3. Android Runtime

Android runtime merupakan layer di mana aplikasi Android dijalankan. Core
libraries merupakan sabuah paket inti yang berfungsi sebagai penerjemah
bahasa C atau Java, sedangkan Dalvik Virtual Machine merupakan mesin
virtual berbasis register yang digunakan untuk pengoptimalan dalam
menjalankan fungsi - fungsi Android secara efisien.

4. Application Framework

Dalam membangun aplikasi, Android menggunakan kerangka aplikasi yang
menyediakan kelas - kelas tersendiri. Selain itu, juga menyediakan abstraksi
generik untuk mengakses, serta mengatur tampilan user interface dan sumber
daya aplikasi.

5. Applications Layer

Top-level dari arsitektur Android adalah lapisan aplikasi. Lapisan ini yang
pertama kali tampak ketika pengguna mengoperasikan perangkat Android,
tanpa mengetahui proses apa saja yang sedang berlangsung di balik lapisan ini.
Program berjalan dalam Android runtime dengan menggunakan kelas dan
service dari framework application.

12

Bagian - bagian tersebut bekerja secara bersamaan dan saling bergantung
dengan yang lain. Rangkuman bagian arsitektur Android dapat dilihat pada Gambar
2.1.

APPLICATIONS
Home

Contact

Phone

Browser

...

APPLICATION FRAMEWORK
Activity
Manager

Package
Manager

Window
Manager

Telephony
Manager

Content
Provider

Resource
Manager

View System

Location
Manager

Notification
Manager

ANDROID RUNTIME

LIBRARIES
Surface
Manager

Media
Framework

SQLite

Core Libraries

OpenGL | ES

Free Type

WebKit

Dalvik Virtual
Machine

SGL

SSL

libc

LINUX KERNEL
Display Driver

Camera Driver

Flash Memory
Driver

Keypad Driver

WiFi Driver

Audio Driver

Binder (IPC)
Driver
Power
Management

Gambar 2.1. Arsitektur sistem operasi Android (Yoon, 2012)

2.2.2. Library Layer
Bagian terpenting dalam melakukan analisis forensik adalah tempat di mana data
tersebut disimpan. Bagian ini berada pada lapisan libraries. Pada perangkat Android
semua data disimpan dalam database file berjenis SQLite. Beberapa data seperti pesan

13

SMS, call history, browser history, password dan lainnya disimpan dalam sebuah file
database SQLite. SQLite yang memiliki sifat removable sangat membantu dalam
melakukan analisis forensik.
SQLite merupakan sebuah embedded database yang bersifat open source,
yang dibuat dengan menggunakan bahasa C oleh D. Richard Hipp, jika dibandingkan
dengan database lainnya seperti SQL Server, Oracle, MySQL dan lainnya, SQLite
merupakan database yang ringan digunakan dalam prosesnya, selain itu SQLite
menjadi embedded database yang mempunyai engine yang lengkap sehingga tidak
membutuhkan komponen yang lain, ada delapan keunggulan yang dimiliki SQLite
antara lain (Bi, 2009) :
1. Open Source Embedded Database

SQLite merupakan embedded database yang bersifat open source. Terdiri
kurang dari 30.000 baris ANSI C, yang mana ini dapat digunakan secara bebas
untuk tujuan tertentu.

2. Practical Database

SQLite tidak memerlukan proses instalasi dan konfigurasi, tidak memerlukan
proses start dan stop, dan tidak membutuhkan wewenang seorang
administrator. Seperti pada kasus system collapse atau lose of power, SQLite
dapat mengembalikan keadaan seperti semula secara otomatis.

3. Easily Database

File database SQLite dapat dibaca dan ditulis pada media penyimpanan secara
langusng tanpa membutuhkan proses tambahan. File database yang sama
dapat digunakan pada perangkat yang berbeda.

14

4. No Data Type

Perbedaan yang mencolok pada SQLite terletak pada tidak ada tipe datanya.
SQLite dapat memasukan data apapun ke tabel apapun, tanpa mengetahui
atribut data tersebut.

5. Many Support

SQLite mendukung ACID dan SQL92 serta multiple tables dan indexes,
transactions, views, triggers seperti database umumnya.

6. Multi Platform

SQLite memiliki kinerja yang cepat, efisien dan terukur, yang tidak
bergantung pada sistem operasi yang sedang digunakan. SQLite dapat
digunakan pada sistem operasi yang beragam.

7. Supports API

SQLite menyediakan banyak dukungan untuk terhadap API, dan mendukung
bahasa pemrograman yang umum seperti C/C++, PHP, Perl dan lainnya. API
berguna sebagai penghubung antara programming language dengan database
file.

8. Good reliability

SQLite memiliki ketahanan yang bagus dalam melakukan sebuah proses data.
Dan telah memenuhi dari 90% cakupan uji.

2.2.3. Database Architecture
Data yang tersimpan dalam smartphone Android memiliki aturan yang baku dalam
penyimpanan datanya, walaupun ada aplikasi yang tidak membutuhkan media

15

penyimpanan (Hoog, 2010). Secara umum file database yang digunakan pada
smartphone Android berada pada direktori data/data//databases
seperti pada Tabel 2.4 .

Tabel 2.4. Subdirektori /data/data/ (Hoog, 2010)
shared_prefs

Directory Storing

lib

Custom library files an application requires

files

Files the developer saves to internal storage

cache

Files cached by the application

databases

SQLite database and journal files

File database yang menyimpan data pesan SMS berada pada direktori
/data/data/com.android.providers.telephony/databases/mmssms.db. File mmssms.db
memliki beberapa tabel seperti pada Gambar 2.2. Pesan SMS tersimpan dalam tabel
sms pada database tersebut. Adapun arsitektur tabel sms seperti pada Tabel 2.5.
Android_metadata

pdu

canonical_addresses

locale

sqlite_sequences

Words_contentc

Pending_msgs

Words_segment

Pdu_recipient_threads

Semc_metadata

sms

raw

threads

Words_segdir

Semc_threads

part

attachment

rate

addr

drm

Sr_pending

Gambar 2.2. Tabel pada file database mmssms.db (Hoog, 2010)

16

Tabel 2.5. Arsitektur tabel sms (Hoog, 2010)
Name

Type

_id

INTEGER PRIMARY KEY

thread_id

INTEGER

address

TEXT

person

INTEGER

date

INTEGER

date_sent

INTEGER

protocol

INTEGER

read

INTEGER

status

INTEGER

type

INTEGER

reply_path_present

INTEGER

subject

TEXT

body

TEXT

service_center

TEXT

locked

INTEGER

error_code

INTEGER

seen

INTEGER

semc_message_priority

INTEGER

parent_id

INTEGER

delivery_status

INTEGER

star_status

INTEGER

2.3. Short Message Service

Short Message Service (SMS) merupakan layanan yang berbentuk Instant Messaging
(IM) yang memungkinkan user untuk bertukar pesan singkat kapanpun dan
dimanapun. Pesan SMS dikirim menggunakan jaringan GSM (Global System for
Mobile Comunication). Sebuah pesan SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, dengan

17

kata lain sebuah pesan bisa memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit atau 70
karakter 16-bit.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, layanan text messages
sudah sesuatu yang tidak asing lagi bagi user. Konsep yang user friendly memberikan
kemudahan bagi pengguna sehingga layanan ini menjadi sangat disukai. Menurut data
yang dikeluarkan oleh Pew Research Center pada tahun 2012 pengguna smartphone
sangat aktif menggunakan layanan text messages sebesar 61% per hari dan 80% per
minggu, hal ini membuat layanan text messages menjadi layanan favorit pada
pengguna smartphone, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Aktivitas pengguna smartphone (Pew Research Center, Oct 2012)
Activity

Weekly (%)

Daily (%)

Text Messages

80

61

Internet Browsing

62

36

Played Games

54

31

Social Networking Site

62

46

Music/Videos

31

8

Read books

15

7

Shop

24

5

Read magazines

11

4

2.3.1. Deleted Message
Penggunaan yang mudah, cepat dan efisien membuat layanan ini menjadi pilihan
utama dalam melakukan komunikasi. Baik penggunaan secara pribadi maupun untuk
keperluan umum. Bahkan tidak jarang pesan SMS berisikan sebuah pesan rahasia
yang ingin ditunjukan pengirim kepada penerima untuk maksud dan tujuan tertentu.
Di era modernisasi ini tidak jarang pesan SMS menjadi alat bukti dalam penyidikan
kasus tindak kejahatan, sebagaimana yang diatur dalam Undang - Undang No 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transkasi Elektronik. Penghapusan, penghilangan
atau penyembunyian pesan SMS sama saja dengan melakukan tindak kejahatan. Pada
perangkat Android penghapusan pesan SMS dapat dibedakan menjadi empat jenis
yaitu :

18

1. Delete Message

Delete message merupakan salah satu pilihan untuk menghapus satu item
pesan SMS yang dikirim atau yang diterima.

2. Delete Conversation

Delete conversation merupakan pilihan untuk menghapus seluruh percakapan
pesan SMS berdasarkan satu nomor pengirim.

3. Delete Several

Delete several memiliki fungsi yang sama dengan delete conversation, namun
memiliki pilihan item nomor pengirim lebih dari satu.

4. Delete All

Delete all memeiliki fungsi menghapus seluruh percakapan pesan SMS yang
ada pada smartphone Android tersebut, baik itu pesan SMS keluar atau masuk.

Pesan SMS tersimpan dalam sebuah file database berjenis SQLite, pesan SMS
yang dihapus kemungkinan tidak dihapus secara permanen atau ditimpa dengan pesan
SMS yang lain, pesan SMS yang sudah dihapus tersebut masih disimpan dalam file
database. Pesan SMS yang telah dihapus masih mungkin untuk ditemukan selama
pesan SMS tersebut belum ditimpa oleh pesan SMS yang baru. Pesan SMS yang telah
dihapus tersebut bisa dilihat dalam bentuk hexadecimal dengan pola yang mudah
dipahami (Hoog, 2010). Pada banyak kasus, penghapusan pesan SMS dalam file
database SQLite tidak disempurnakan dengan penghapusan bit nya, sehingga pesan
SMS tersebut tidak benar - benar terhapus secara bersih, kondisi ini dapat digunakan
untuk menemukan kembali pesan SMS yang telah dihapus (Stahlberg at al, 2007).
Record pesan SMS yang dihapus akan dipindahkan ke ruang yang tidak terisi
pada memori, sedangkan ruang yang kosong akan digunakan kembali dengan record

19

yang baru, dengan mempertimbangkan dua faktor: apakah record yang baru akan
cocok dengan ruang yang diberikan dan apakah record yang baru memenuhi tata
aturan pada tabel tersebut. Proses penghapusan dan pemasukan record dapat dilihat
pada Gambar 2.3. Proses ini dibagi menjadi empat tahapan, yaitu :
1. Tahap pertama terdapat enam record yang aktif, yang menempati sebagian
ruang yang sudah dialokasikan untuk table storage.
2. Tahap kedua, setelah penghapusan record t3 dan t5, ruang yang ditempati akan
dibebaskan, tetapi data tersebut masih dapat dipulihkan.
3. Selanjutnya pada tahap ketiga, record t7 dimasukan, menggunakan ruang
bebas yang ada sehingga menimpa record t3. Dilain sisi terdapat proses
penghapusan record t1 dan t4.
4. Pada tahap selanjutnya prosedur vacuum dijalankan, untuk mengatur kembali
active records (t2,t7,t6), dan mengurangi ruang yang dialokasikan pada
database file. Record t5 akan dibuang dan menduplikat record t6 pada ruang
yang tidak terisi di file system.

Gambar 2.3. Ilustrasi insert dan delete record (Stahlberg at al, 2007)

2.3.2. Message Pattern
Pesan SMS yang telah dihapus dapat dilihat ketika proses generate sudah dilakukan.
Proses generate ini mengubah file database SQLite ke dalam bentuk hexadecimal.
Pola hexadecimal ini yang akan diteliti untuk mendapatkan pesan SMS yang sudah

20

dihapus. Secara garis besar pola yang berasal dari proses generate ini dibagi menjadi
empat bagian seperti pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6, yaitu :

1. File Info

Pada bagian ini terdapat informasi tentang identifikasi jenis file. Pada 16 bytes
pertama maka akan ditemukan pola hexadecimal 53 51 4C 69 74 65 20 66 6F
72 6D 61 74 20 33 00 , jika diubah ke dalam bentuk ASCII menjadi “SQLite
format 3.”, ini menunjukan file tersebut berjenis database SQLite.

2. Struktur Tabel Database

Selanjutnya setelah bagian file info, terdapat bagian struktur tabel database.
Pada bagian ini seluruh tabel dan strukturnya yang ada pada database akan
direpresentasikan dalam hexadecimal. Setiap tabel yang ada akan ditandai
dengan pola 43 52 45 41 54 45 20 54 41 42 4C 45 jika diubah ke dalam
karakter ASCII menjadi “CREATE TABLE”.

3. Pesan SMS

Pola pesan SMS baik itu yang masih tersimpan atau yang sudah dihapus selalu
diawali oleh header pesan SMS tersebut, kemudian nomor pesan sms, tanggal
dan isi pesan SMS. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Pola pesan SMS (Hoog, 2010)

Keempat bagian dalam Gambar 2.4 terdiri dalam pola heksadesimal. Header
pesan SMS terdeiri dari rangkaian bytes 08 08 08. Nomor pesan SMS
umumnya diawali dengan +62 untuk standart nomor negara Indonesia atau 2B
36 32 kemudian diikuti digit nomor selanjutnya. Sama seperti no_id, isi_pesan
juga dapat dengan mudah dibaca dengan cara mengkonversi kedalam karakter
ASCII. Namun 6 bytes setelah no_id merupakan waktu pesan SMS tersebut

21

dikirim atau diterima. Untuk mengetahui waktu pesan SMS tersebut 6 bytes
pola akan diubah terlebih dahulu dalam bentuk decimal, kemudian didapatkan
pola waktu berdasarkan Unix Epoch in milliseconds (Hoog, 2010). Contoh : 01
41 30 74 FF DA diubah kedalam desimal menghasilkan 13799497476058 ini
merupakan bentuk waktu dalam bentuk Unix Epoch dan ketika diubah
kedalam bentuk waktu biasa maka akan didapatkan Rabu, 18 September 2013
09:44:36.

4. Trigger Database

Kemudian pada bagian terakhir terdapat kumpulan trigger yang digunakan
pada file database tersebut. Seperti trigger insert, trigger update atau trigger
delete.

Gambar 2.5. Struktur file database yang tidak berisi pesan SMS (Hoog, 2010)

22

Gambar 2.6. Struktur file database yang berisi pesan SMS (Hoog, 2010)

2.4. String Matching

String matching atau pencocokan string merupakan sebuah metode pencarian sebuah
pattern P [1........m] pada teks T [1........n] dimana m g and suff[i + n – 1 - f] < i-g)do
suff[i] ← suff[i + n – 1 - f];
else
if(i= 0 and y[g] == y[g + n – 1 - f])do
--g;
suff[i] ← f-g;
endif
endfor
Procedure preBmG
(
input y: array of char,
input n:integer,
input/output bmGs: array of integer
)
Deklarasi
i, j : integer
suff : array [0..YSIZE] of integer
Algoritma
suffixes(y, n, suff)
for (i=0; i < n; ++i)do

29

bmGs [i] ← n
for (i= n-1; i >= -1; --1)
if(i == -1 or suff[i] == i+1)
for(j=0; j < n-1-i; ++j)
if(bmGs[j] == n)
bmGs[j] ← n-1-i
for (i=0; i

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65