Ketika Aturan Tuhan Di Tinggalkan
Ketika Aturan Tuhan Ditinggalkan
Di Publish Jambi Independent
“Yang menyebabkan agama cacat ialah hawa nafsu.
(HR.Asysyihaab)”
Seminggu ini dihebohkan dengan spanduk yang sangat mengelikan
bahkan menjadi kontrvesial ditengah masyarakat terutama insan yang
mempercayai keberadaan Tuhan dan kebesaran Tuhan. Dengan
spanduk tersebut mendorong siapapun untuk berbicara dari perspektif
mereka. Tentu ada sebagian masyarakat yang bertanya-tanya kenapa
sampai
kaum
intelektual
di
kampus
islam
bernaratif
“Tuhan
Membusuk”. Apakah ini bertanda mereka sudah tidak menginginkan
adanya Tuhan dalam kehidupan mereka? Apakah ini mengindikasikan
bahwa otak atau hati mereka sudah begitu sekuler maksimal? Apakah
itu cara mereka mencari hakikat Tuhan? Apapun alasannya tentu miris
membaca spanduk tersebut.
Atas spanduk itu pula, ingin membahas kalimat kontrovesial pada
kuliah perdana setelah liburan panjang. Ketika menulis kalimat
tersebut on whiteboard mahasiswa kebingungan!!! Apa maksud
kalimat itu karena tidak ada hubungan dengan mata kuliah yang akan
dibahas. Dengan sengaja ingin menjelaskan, agar mahasiswa terbuka
mata
hati
dan
pikiran
sebab
mereka
adalah
penerus
untuk
menyampaikan ayat-ayat Tuhan. Saat bertanya pada mereka secara
satu persatu, ternyata tidak ada satupun yang sudah membaca,
padahal menjadi tranding topic disocial media. Ketika bercerita selama
1Jam, mahasiswa terdiam, menyimak dengan serius, sekali-kali mereka
menyagah
steatment
terlontar
dan
ada
berdiskusi lebih intensif tentang aturan Tuhan.
diantara
mereka
ingin
Diruang perkuliahan coba menangkapi secara berbeda dengan analisa
yang bertaburan dissocial media. Melainkan melihat dari sisi positif.
Mungkin ada benarnya juga bahwa aturan Tuhan dalam kehidupan
sudah membusuk karena ingin hidup sebebas-bebasnya. Mungkin
dengan ada aturan Tuhan menghambat manusia untuk bereksplorasi
atau berimajiner tanpa aturan.
Jika aturan Tuhan tidak melekat dihati manusia? Tentu akan berbahaya
bagi otak, hati dan sikap. Maka sekulerisme, hedonisme dan libarlisme
ujung dari pengingkaran dari aturan Tuhan. Tidak hanya itu, bahkan
akan berdampak pada hubungan
manusia, lingkungan dan makhluk
lainnya. Andailah aturan Tuhan diabaikan dalam hidup, apapun aturan
diciptakan manusia, disahkan tidak akan dijalani malah dilanggarkan.
Begitu banyak Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan UndangUndang, mengeluarkan peraturan pemerintah, dan hukum adat lainnya
dilanggarkan meskipun ada sanksi bagi yang melanggarkan. Nyatanya
punshiment tidak membuat manusia kapok, jera, jero dan setiap tahun
pelanggaran Undang-Undang mengalami peningkatan.
Tentu bertanya kenapa semakin banyak yang melanggar aturan yang
telah ditetapkan? Menurut asumsi penulis, sebanyak apapun aturan
diterbitkan, sebanyak apapun aturan dikeluarkan, sebanyak apapun
aturan
disahkan
dan
sebesar
apapun
punishment
ditetapkan,
kemungkinan terjadi pelanggaran. Jika aturan Tuhan belum melekat
dihati, jika belum mengenal aturan Tuhan, ketika aturan Tuhan tidak
diaplikasikan maka jangan harap aturan disahkan manusia akan
dijalankan, dipatuhi dan diaplikasi dengan baik. Ini sangat bahaya, ini
menjadi hal serius harus diperhatikan manusia. Kenapa!!! Aturan Tuhan
saja berani dikesampingkan apalagi aturan dibuat manusia. Padahal
aturan dibuat Tuhan berdampak sistimik dalam siklus kehidupan agar
manusia hidup dalam keharmonisan penuh keberkahaan. Nyatanya
mereka yang mensisikan aturan Tuhan pada akhirnya berdampak pada
diri sendiri. “Apa yang aku larang jauhilah dan apa yang aku
perintahkan kerjakanlah sampai batas kemampuanmu. Sesungguhnya
Allah telah membinasakan orang-orang sebelum kamu disebabkan
terlalu banyak menuntut dan menentang nabi-nabinya. (HR.Bukhari).
Akan berbeda jika aturan Tuhan sudah dijalankan secara sungguhsungguh, sudah dipahami dan mencintai aturan Tuhan. Mungkin tidak
perlu adanya aturan yang dibuat manusia. Aturan yang dibuat manusia
hanya sebagai pelengkapan saja.
Jangan-jangan kenapa terjadi korupsi, terjadinya bencana, terjadinya
kemiskinan, terjadinya ketidakadilan, terjadi pemerkosaan, terjadi
perkawinan lawan jenis, terjadinya pembunuhan, terjadinya pelecehan,
terjadinya kekurangan pangan, terjadinya kerakusan, terjadinya fitnah
memfitnah dan meledaknya riba dalam hidup. Disebabkan manusia
belum mematuhi aturan Tuhan yang tertulis dalam al-quran dan hadist
serta
memandang
aturan
Tuhan
begitu
sepele
“Janganlah
memandang kecil kesalahan (dosa) tetapi pandanglah kepada
siapa yang kamu durhakai. (HR. Aththusi).
Mungkin ada
yang salah
dengan
manusia,
kenapa
tidak
mau
menjalankan atau mengkaji aturan Tuhan, tertera dalam al-quran dan
Hadist. Padahal sudah terbukit bahwa sejak zaman Nabi adam hingga
kapanpun bahwa aturan Tuhan pondasi kehidupan untuk selamat dunia
maupun akhirat. Renungi hadist berikut ini “Semua umatku masuk
surge kecuali orang yang menolaknya. Mendengar sabda tersebut para
sahabat bertanya, “siapa orang yang menolak itu, ya Rasulullah?”
Rasulullah Saw menjawab, “Orang yang menentang dan larangan)Ku
adalah orang yang menolak masuk surge.” (HR.Bukhari).
Pada akhirnya bersama-sama untuk merenungi, Apakah benar aturan
Tuhan sudah membusuk dihati kita!!! Jawablah dengan jujur, jawablah
dengan kebathinan dan akan menemui jawab itu dalam naluri kecil.
“Allah Azza Wajalla berfirman (Hadist Qudsi): “Hai anak Adam, Aku
menyuruhmu tetapi kamu berpaling, dan Aku melarangmu tetapi
kamu tidak mengindahkan, dan Aku menutupi-nutupi (kesalahankesalahan)mu tetapi kamu tambah berani, dan Aku membiarkanmu
dan kamu tidak mempedulikan Aku. Wahai orang yang esok hari bila
diseur oleh manusia akan menyambutnya, dan bila diseur oleh Yang
Maha Besar (Allah) dia berpaling dan Mengesampingkan, ketahuilah,
apabila kamu minta Aku memberimu, jika kamu berdoa kepada-Ku Aku
kabulkan, dan apabila kamu sakit Aku sembuhkan, dan jika kamu
berserah diri Aku memberimu rezki, dan jika kamu mendatangiKu Aku
menerimamu, dan bila kamu bertaubat Aku ampun (dosa-dosa)mu,
dan Aku maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih.” (HR.Tirmidzi dan
Al-Hakim)
Di Publish Jambi Independent
“Yang menyebabkan agama cacat ialah hawa nafsu.
(HR.Asysyihaab)”
Seminggu ini dihebohkan dengan spanduk yang sangat mengelikan
bahkan menjadi kontrvesial ditengah masyarakat terutama insan yang
mempercayai keberadaan Tuhan dan kebesaran Tuhan. Dengan
spanduk tersebut mendorong siapapun untuk berbicara dari perspektif
mereka. Tentu ada sebagian masyarakat yang bertanya-tanya kenapa
sampai
kaum
intelektual
di
kampus
islam
bernaratif
“Tuhan
Membusuk”. Apakah ini bertanda mereka sudah tidak menginginkan
adanya Tuhan dalam kehidupan mereka? Apakah ini mengindikasikan
bahwa otak atau hati mereka sudah begitu sekuler maksimal? Apakah
itu cara mereka mencari hakikat Tuhan? Apapun alasannya tentu miris
membaca spanduk tersebut.
Atas spanduk itu pula, ingin membahas kalimat kontrovesial pada
kuliah perdana setelah liburan panjang. Ketika menulis kalimat
tersebut on whiteboard mahasiswa kebingungan!!! Apa maksud
kalimat itu karena tidak ada hubungan dengan mata kuliah yang akan
dibahas. Dengan sengaja ingin menjelaskan, agar mahasiswa terbuka
mata
hati
dan
pikiran
sebab
mereka
adalah
penerus
untuk
menyampaikan ayat-ayat Tuhan. Saat bertanya pada mereka secara
satu persatu, ternyata tidak ada satupun yang sudah membaca,
padahal menjadi tranding topic disocial media. Ketika bercerita selama
1Jam, mahasiswa terdiam, menyimak dengan serius, sekali-kali mereka
menyagah
steatment
terlontar
dan
ada
berdiskusi lebih intensif tentang aturan Tuhan.
diantara
mereka
ingin
Diruang perkuliahan coba menangkapi secara berbeda dengan analisa
yang bertaburan dissocial media. Melainkan melihat dari sisi positif.
Mungkin ada benarnya juga bahwa aturan Tuhan dalam kehidupan
sudah membusuk karena ingin hidup sebebas-bebasnya. Mungkin
dengan ada aturan Tuhan menghambat manusia untuk bereksplorasi
atau berimajiner tanpa aturan.
Jika aturan Tuhan tidak melekat dihati manusia? Tentu akan berbahaya
bagi otak, hati dan sikap. Maka sekulerisme, hedonisme dan libarlisme
ujung dari pengingkaran dari aturan Tuhan. Tidak hanya itu, bahkan
akan berdampak pada hubungan
manusia, lingkungan dan makhluk
lainnya. Andailah aturan Tuhan diabaikan dalam hidup, apapun aturan
diciptakan manusia, disahkan tidak akan dijalani malah dilanggarkan.
Begitu banyak Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan UndangUndang, mengeluarkan peraturan pemerintah, dan hukum adat lainnya
dilanggarkan meskipun ada sanksi bagi yang melanggarkan. Nyatanya
punshiment tidak membuat manusia kapok, jera, jero dan setiap tahun
pelanggaran Undang-Undang mengalami peningkatan.
Tentu bertanya kenapa semakin banyak yang melanggar aturan yang
telah ditetapkan? Menurut asumsi penulis, sebanyak apapun aturan
diterbitkan, sebanyak apapun aturan dikeluarkan, sebanyak apapun
aturan
disahkan
dan
sebesar
apapun
punishment
ditetapkan,
kemungkinan terjadi pelanggaran. Jika aturan Tuhan belum melekat
dihati, jika belum mengenal aturan Tuhan, ketika aturan Tuhan tidak
diaplikasikan maka jangan harap aturan disahkan manusia akan
dijalankan, dipatuhi dan diaplikasi dengan baik. Ini sangat bahaya, ini
menjadi hal serius harus diperhatikan manusia. Kenapa!!! Aturan Tuhan
saja berani dikesampingkan apalagi aturan dibuat manusia. Padahal
aturan dibuat Tuhan berdampak sistimik dalam siklus kehidupan agar
manusia hidup dalam keharmonisan penuh keberkahaan. Nyatanya
mereka yang mensisikan aturan Tuhan pada akhirnya berdampak pada
diri sendiri. “Apa yang aku larang jauhilah dan apa yang aku
perintahkan kerjakanlah sampai batas kemampuanmu. Sesungguhnya
Allah telah membinasakan orang-orang sebelum kamu disebabkan
terlalu banyak menuntut dan menentang nabi-nabinya. (HR.Bukhari).
Akan berbeda jika aturan Tuhan sudah dijalankan secara sungguhsungguh, sudah dipahami dan mencintai aturan Tuhan. Mungkin tidak
perlu adanya aturan yang dibuat manusia. Aturan yang dibuat manusia
hanya sebagai pelengkapan saja.
Jangan-jangan kenapa terjadi korupsi, terjadinya bencana, terjadinya
kemiskinan, terjadinya ketidakadilan, terjadi pemerkosaan, terjadi
perkawinan lawan jenis, terjadinya pembunuhan, terjadinya pelecehan,
terjadinya kekurangan pangan, terjadinya kerakusan, terjadinya fitnah
memfitnah dan meledaknya riba dalam hidup. Disebabkan manusia
belum mematuhi aturan Tuhan yang tertulis dalam al-quran dan hadist
serta
memandang
aturan
Tuhan
begitu
sepele
“Janganlah
memandang kecil kesalahan (dosa) tetapi pandanglah kepada
siapa yang kamu durhakai. (HR. Aththusi).
Mungkin ada
yang salah
dengan
manusia,
kenapa
tidak
mau
menjalankan atau mengkaji aturan Tuhan, tertera dalam al-quran dan
Hadist. Padahal sudah terbukit bahwa sejak zaman Nabi adam hingga
kapanpun bahwa aturan Tuhan pondasi kehidupan untuk selamat dunia
maupun akhirat. Renungi hadist berikut ini “Semua umatku masuk
surge kecuali orang yang menolaknya. Mendengar sabda tersebut para
sahabat bertanya, “siapa orang yang menolak itu, ya Rasulullah?”
Rasulullah Saw menjawab, “Orang yang menentang dan larangan)Ku
adalah orang yang menolak masuk surge.” (HR.Bukhari).
Pada akhirnya bersama-sama untuk merenungi, Apakah benar aturan
Tuhan sudah membusuk dihati kita!!! Jawablah dengan jujur, jawablah
dengan kebathinan dan akan menemui jawab itu dalam naluri kecil.
“Allah Azza Wajalla berfirman (Hadist Qudsi): “Hai anak Adam, Aku
menyuruhmu tetapi kamu berpaling, dan Aku melarangmu tetapi
kamu tidak mengindahkan, dan Aku menutupi-nutupi (kesalahankesalahan)mu tetapi kamu tambah berani, dan Aku membiarkanmu
dan kamu tidak mempedulikan Aku. Wahai orang yang esok hari bila
diseur oleh manusia akan menyambutnya, dan bila diseur oleh Yang
Maha Besar (Allah) dia berpaling dan Mengesampingkan, ketahuilah,
apabila kamu minta Aku memberimu, jika kamu berdoa kepada-Ku Aku
kabulkan, dan apabila kamu sakit Aku sembuhkan, dan jika kamu
berserah diri Aku memberimu rezki, dan jika kamu mendatangiKu Aku
menerimamu, dan bila kamu bertaubat Aku ampun (dosa-dosa)mu,
dan Aku maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih.” (HR.Tirmidzi dan
Al-Hakim)