DESAIN STRATEGI BISNIS Analisis Struktur

DESAIN STRATEGI BISNIS
Analisis Struktural Industri

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.

Panggayuh Arya Bagaskara 13.05.51.0242
Ayuna Riadesty 13.05.51.0246
Nurida Elita 13.05.51.0174
Yuni Andarwati 13.05.51.0230

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK) SEMARANG
TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Analisis industri Adalah kombinasi antara ekonomi industri dan
strategi. Diawali dengan adanya tambahan atas teori organisasi industri
oleh Joe S. Bain (1950-an) yang menyatakan bahwa struktur industri tidak
hanya terbatas pada ukuran besarnya industri, tetapi juga ditentukan
dengan mobilitas hambatan masuk ke dalam industri. Selanjutnya
berkembang teori struktur industri yang berdasarkan pada premis bahwa
perbedaan tingkat keuntungan perusahaan merupakan fungsi kekuatan
pasar yang didorong oleh struktur inter-industri dan intra-industri.
Kemudian, dalam bukunya yang berjudul Competitive Strategy:
Techniques for Analyzing Industries and Competitors, Michael
Porter (1980) melakukan integrasi model yang dikenal dengan model
Lima Kekuatan Bersaing Porter.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Analisis Struktural Industri ?
2. Apakah Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri ?
3. Peran Pemerintah Sebagai Suatu Kekuatan Dalam Persaingan Indutri ?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisis Struktural
Industri,

2. untuk mengetahui Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri
dan Peran Pemerintah Sebagai Suatu Kekuatan Dalam Persaingan
Indutri.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Analisis Struktural Industri
Kunci persaingan adalah mengidentifikasi kekuatan persaingan utama
dalam struktur industri dan menganalisa pengaruhnya terhadap posisi
perusahaan saat ini dan masa mendatang. Tujuan strategi bersaing untuk suatu
unit usaha (business unit) dalam sebuah industri adalah menemukan posisi
dalam industri tersebut dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri
dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan (gaya) persaingan atau dapat
mempengaruhi tekanan tersebut secara positif.
2.2 Lima Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri
PENDATANG BARU

PEMASOK


PESAING
INDUSTTRI

PEMBELI

Persaingan diantara
perusahaan yang ada

PRODUK
PENGGANTI

1. Ancaman Pendatang Baru
Dimana pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru,
keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumberdaya

yang besar. Ancaman masuknya pendatang baru dalam industri tergantung
pada rintangan masuk yang ada.
Ada 6 sumber utama Rintangan Masuk (Barriers To Extry) antara lain:
a. Skala


Ekonomis

(Economies

of

Scale)Skala

ekonomis

menggambarkan turunnya biaya satuan (unit cost) suatu produk
(atau operasi atauu fungsi yang dilakukan untuk mengahasilkan
produk) apabila volume absolut per periode meningkat.
b. Diferensiasi produk
Perusahaan tertentu mempunyai identifikasi merk dan kesetiaan
pelanggan

yang

disebabkan


oleh

periklanan,

pelayanan

pelanggan, perbedaan produk dimasa yang lama, atau sekedar
karena merupakan perusahaan pertama yang memasuki indutri.`
c. Kebutuhan Modal
Kebutuhan untuk menanamkan sumber daya keuangan yang besar
agar dapat bersaing menciptakan hambatan masuk, khususnya
jika modal itu diperlukan untuk periklanan garis depan yang tidak
dapat kembali atau untuk kegiatan penelitian dan pengembangan
yang penuh resiko.
d. Biaya Beralih pemasok (Switching Costs)
Biaya satu kali yang harus dikeluarkan pembeli bilamana
berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok
lainnya.
e. Akses Saluran Distribusi

Hambatan masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan
dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya.
Bilamana saluran distribusi untuk produk tersebut telah ditangani
oleh perusahaan mapan, perusahaan baru harus membujuk saluran
tersebut agar menerima produknya melalui cara-cara penurunan
harga, kerja sama periklanan dan sebagainya ; yang akan
mengurangi laba.
f. Biaya Tak Mengutungkan Terlepas Dari Skala

Perusahaan yang telah mapan mungkin mempunyai keunggulan
biaya yang tidak dapat ditiru oleh pendatang baru yang akan
masuk.
Keunggulan yang paling penting adalah faktor berikut :
1) Teknologi Milik Sendiri
2) Penguasaan yang mengutungkan bahan baku
3) Lokasi yang mengutungkan
4) Subsidi pemerintah
5) Kurva belajar atau pengalaman
g. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan

masuk ke dalam industri dengan peraturan-peraturan seperti
persyaratan lisensi dan membatasi akses kebahan baku (seperti
tanah atau pengunungan yang mengandung batu bara diatas mana
didirikan lapangan bola).
2. Tingkat Rivalitas diantara Para Pesaing Yang Ada
Rivalitas (rivaly)di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan
untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti
pesaingan harga, peran iklan, introduksi produk dan meningkatkan
pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.
Itensitas Persaingan antara perusahaan merupakan fungsi dari beberapa
faktor seperti :
1) Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang
Bilamana jumlah pesaing besar, kemungkinan persaingan akan
menjadi besar dan beberapa perusahaan mungkin beranggapan bahwa
mereka dapat bergerak tanpa diketahui lawan. Bahkan bilamana hanya
dapat sedikit perusahaan, jika mereka relative seimbang dalam artian
ukuran dan sumber daya akan tercipta tidak ketidaksetabilan karena
mungkin cenderung saling bertarung dan mempunyai sumber daya
untuk pertarungan yang lama dan keras.


2) Pertumbuhan industri yang lamban
Pertumbuhan industry yang lamban mengubah persaingan menjadi
ajang perebutan bagian pasar untuk perusahaan-perusahaan ekpansi.
Persaingan bagian pasar jauh tidak lebih stabil daripada situasi dalam
industry dimana pertumbuhannya cepat yang menjamin bahwa
perusahaan dapat meningkatkan hasil semata-mata hanya dengan
rmnengikuti kecepatan pertumbuhan industry dan dimana seluruh
sumber daya keuangan dan manajerial dapat digunakan dengan
melakukan perluasan mengikuti kecepatan pertumbuhan industry dan
dimana seluruh sumber daya keuangan dan manajerial dapat
digunakan dengan melakukan perluasan mengikuti perkembangan
industry.
3) Biaya tetap atau biaya penyimpanan yang tinggi
Biaya tetap yang tinggi menciptakan tekanan yang berat terhadap
semua perusahaan untuk mengisi kapasitas yang sering kali membawa
kepada penurunan harga yang cepat bilamana terjadi kapasitas
berlebih. Karakteristik penting dari biaya adalah biaya tetap relative
terhadap pertambahan nilai dan bukan biaya tetap sebagai bagian dari
biaya tetap.
4) Ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan

Bilamana produk atau jasa dipandang sebagai komoditas atau hampir
seperti komoditas, maka pilihan oleh pembeli banyak didasarkan atas
harga dan pelayanan dan desakan untuk persaingan harga dan
pelayanan yang tajam dapat terjadi.
5) Penambahan kapasitas dalam jumlah besar
Bilamana

skala

ekonomis

memaksa

bahwa

kapasitas

harus

ditingkatkan dengan jumlah besar maka penambahan kapasitas

tersebut dapat secara kronis merusak kesimbangan peenawaran atau
perrmintaan

dalam

industry,

khususnya

penambagan kapasitas yang mengelompok.
6) Pesaing yang beragam

bila

terdapat

resiko

Para pesaing yang berbeda dalam strategi, asal usul kepribadian serta
hubungn mereka dengan perusahaan induk mempunyai tujuan yang

berbeda dan strategi yang berlainan untuk bersaing dan akan terus
menerus terhadap satu sama lain dalam proses. Pesaing asing sering
kali menambah keragaman dalam industry karena situasi mereka yang
berbeda dan sering kali juga karena tujuan mereka berbeda.
7) Taruhan strategi yang besar
Persaingan dalam suatu industry menjadi makin tidak menentu jika
sejumlah perusahaan mempunyai taruhan yang besar untuk mencapai
sukses itu. Sebagai contoh perusahan terdiversifikasi mungkin
mengutamakan pencapaian sukses dalam industry tertentu guna
mengembangkan stragtegi perusahaan secara keseluruhan.
8) Hambatan pengunduran diri yang tinggi
Hambatan pengunduran diri adalah factor-faktor ekonomis, strategis
dan emosional perusahaan tetap bersaing dalam

bisnis meskipun

mereka memperoleh laba atau investasi yang rendah atau bahkan
negative. Sumber-sumber utama hambatan pengunduran diri adalah
harta khusus, pengunduran diri, tata hubungan strategis, hambatan
emosional, pembatasan oleh pemerintah dan social.
3. Tekanan Dari Produk Pengganti(Substitusi Product)
Semua perusaan dalam suatu industri bersaing dalam arti yang luas
bersaing dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda
barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama ancaman.
Dari produk substitusi ini kuat jika konsumen dihadapkan pada sedikit
swithing cost dan jika produk substitusi tersebut mempunyai harga yang
lebih murah atau kualitas sama bahkan lebih tinggi dari suatu industry.
4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Para pembeli biasanya akan membei barang dengan harga termurah yang
dapat diperolehnya. Untuk mengurangi biaya mereka, biasanya pembeli

meminta kualitas yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik serta
yang lebih penting harga yang lebih murah. Tindakan ini akan
menyebabkan persaingan yang kuat diantara perusahaan yang ada dalam
suatu industri yang sama.
Kekuatan pembeli meningkat jika situasi seperti ini terjadi antara lain :
1) Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau
pembeliaan yang cukup besar dari pembeli. Dalam hal ini pembeli
cenderung

untuk

mencari

harga

yang

mmengutungkan

dan

menggunakan dananya untuk melakukan pembelian secara selektif.
Bilamana produk dijual oleh industry yang bersangkutan hanyalah
merupakan bagian kecil saja dari biaya pembeli, pembeli biasanya
jauh lebih tidak peka harga.
2) Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil.
Biaya pengalihan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mengikat
pembeli pada penjual tertentu. Sebaliiknya posisi membeli menjadi
kuat jika penjuallah yang menghadapi biaya pengalihan.
3) Pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik.
Jika pembeli sudah terintegrasi sebagiaj atau menunjukkan ancaman
yang menyakinkan untuk melakukan integrasi balik, mereka berada
dalam posisi untuk menuntut konsesi-konsesi.
4) Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli
Bilamana mutu produk pembeli sangat dipengaruhi oleh produk
industry, pembeli umumnya akan kurang peka harga. Industri dimasa
situasi ini terjadi antara lain adalah industry peralatan lapangan
minyak, dimana kegagalan berfungsi dapat mengakibatkan kerugian
besar.
5) Pembeli mempunyai informasi lengkap
Bila pembeli mempunyai informasi lengkap tentang permintaan, harga
pasar yang actual dan bahkan biaya pemasok, biasanya posisi tawarmenawar mereka lebih kuat daripada bilamana informasi yang mereka
miliki tidak lengkap.

5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam sutu industri dengan
cara menaikkan harga serta menurunkan kualitas barang yang dijualnya.
Jika perusahaan tidak dapat menutupi kenaikan biaya melalui struktur
harganya maka kemampulabaan perusahaan tersebut dapat menurun
karena tidakan pemasok tadi.
Kelompok Pemasok dikatakan kuat jika terhadap hal-hal berikut :
1) Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada
industry
Kekuatan dari pemasok yang besar sekalipun dapat berkurang jika
mereka bersaing dengan produk pengganti. Sebagai contoh pemasok
yang membuat bahan pemanis alternative bersaing ketat untuk
berbagai penggunaan meskipun perusahaan tertentu relative lebih
besar daripada pembeli tertentu.
2) Industri tidak merupakan pelanggan yang penting bagi kelompok
pemasok
Bila pemasok menjual kepada beberapa industry dan industry tertentu
tidak memberikan bagian penjualan yang cukup berarti lebih besar
kecederungan pemasok untuk memaksakan kekuatannya.
3) Produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli
Input seperti ini penting bagi keberhasilan proses pembuatan atau
mutu produk pembeli. Ini meningkatkan kekuatan pemasok hal ini
khususnya berlaku dimana input tidak dapat disimpan sehingga
memungkinkan pembeli menimbun persediaan.
4) Produk kelompok pemasok terdeferensiasi atau pemasok telah
menciptakan biaya peralihan.
Diferensiasi atau biaya peralihan yang dihadapi pembeli mengurangi
kesempatan mereka untuk memperbandingkan satu pemasok dengan
yang lainnya. Jika pemasok menghadapi baiaya peralihan maka
akibatnya adalah sebaliknya.

5) Kelompok pemasok memperlihatkan ancaman yang menyakinkan
untuk melakukan integrasi maju.
Hal ini mengurangi kemampuan industry untuk mendapatkan syarat
pembelia yang lebih baik. Biasanya kita selalu berpikir bahwa
pemasok adalah hanya perusahaan lain, tetapi tenaga kerja harusnya
juga dipandang sebagai pemasok, bahkan merupakan pemasok yang
mempunyai kekuatan besar pada banyak industry.
2.3 Pemerintah Sebagai Suatu Kekuatan Dalam Persaingan Indutri
Pada banyak industri pemerintah adalah pembeli atau pemasok dan dapat
mempengaruhi

persaingan

industri

melalui

kebijakan

yang

diberlakukannya. Sering kali peran pemerintah sebagai pembeli atau
pemasok lebih ditentukan oleh faktor-faktor politik ketimbang situasi
ekonomi. Peraturan pemerintah juga dapat mempengaruhi posisi industri
dengan produk pengganti peraturan, subsidi atau cara-cara lain

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analisis structural dengan menfokuskan secara luas pada persaingan diluar
persaing-pesaing ada akan mengurangi kebutuhan akan perdebatan mengenai
dimana harus menarik garis batas industry. Desfinisi suatu industry tidaklah
sama dengan mengenai dimana perusahaan ingin bersaing (mendefinisikan
bisnis perusahaan tersebut) sekedar karena industry didefinisikan secara luas,
misalnya, tidaklah berarti bahwa perusahaan dapat atau harus bersaing secara
luas pula ; dan mungkin ada manfaat besar untuk bersaing untuk kelompok
industry yang berkaitan, seperti yang dibahas sebelumnya. Bab ini telah
mengidentifikasi sejumlah besar factor yang secara potensial dapat
mempunyai dampak persaingan industry. Tidak semua akan penting dalam
suatu industry tertentu, namun kerangka kerja tersebut dapat digunakan untuk
mengenali secara cepat apa aspk structural yang sangat penting yang
menentukan sifat persaingan dalam suatu industry tertentu. Dan disinilah
perhatian analasis dan strategis perlu difokuskan.

Daftar Pustaka

PORTER, MICHAEL E. 1987, Strategi Bersaing, Erlangga.