TUGAS KELOMPOK BENTUK BENTUK BADAN USAHA

TUGAS KELOMPOK BENTUK-BENTUK
BADAN USAHA
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan dimana tempat kegiatan usaha, modal,
manajemennya ditangani oleh satu orang, dan orang tersebut adalah pemilik modal dan
pemimpin perusahaan. Tanggung jawab perusahaan perorangan adalah tidak terbatas.
Artinya bahwa orang tersebut (pemilik) bertanggung jawab terhadap kewajiban atau utangutangnya dengan mengorbankan modal yang dimasalahkannya kedalam perusahaan tersebut
dan dengan seluruh hartanya kekayaan milik pribadinya.
Ciri-ciri perusahaan perseorangan :
1. Dimiliki oleh perorangan
2. Pengelolaan terbatas atau sederhana
3. Modal tidak terlalu besar
4. Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahhan.
Kebaikan perusahaan perseorangan :
1. Dapat dengan mudah dimulai;
2. Merupakan oganisasi sederhana, sehingga biaya organisasinya pun rendah;
3. Pemilik mempunyai kebebasan dalam mengelolah perusahhan;
1. Perangsang laba kuat, yang mempunyai arti bahwa pemilik berhak atas
seluruh laba perusahaan, sehingga menumbuhkan gairah untuk memajukan

perusahaan
Keburukan atau kekurangan perusahaan perseorangan :
1. Besar perusahaan terbatas, karena daya kemampuan pemilik perusahaan terbatas;
2. Keterbatasan tenaga kerja;
3. Kemampuan manajemen terbatas

1. Kelangsungan hidup perusahaan atau kontinuitas perusahaan tidak
terjamin,karena hanya tergantung pada pemilik.
4. Kebutuhan modal yang dapat di penuhi pemilik perusahaan relatif kecil
Di dalam pengelolaan perusahaanperseorangan, hampir keseluruhan langsung ditangani
sendiri oleh pemiliknya atau kelurga sendiri. Jika perusahaan perseorangan berkembang
menjadi besar, maka kegiatan manajemen baru akan terlihat lebih teratur, pemiliktidak lagi
mengelola secara langsung. Melainkan akan duduk sebagai seseoarang komisaris
(pengawasa), sedangkan untuk menjalankan usaha diserahkan kepada orang lain, atau
manajer yang bisa berkerja lebih profesional.
FIRMA
Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang yang juga lasung memimpin
perusahaan. Menurut KUHD, firma adalah suatu poersekutuan untuk menjalankan
perusahaan dengan memekai suatu nama untuk kepentingan bersama. Dalam persekutuan
firma, semua pemilik ikut men jalankan kegiatan usaha.

Modal firma terutama berasal dari setoran dari setiap orang yang terkait dalam kesepakatan
firma. Besar kecilnya bagian modal setia anggota di tetepkan berdasarkan kesepakatan
bersama. Seseorang yang mempunyai keahlian tertentu yang sangat menunjang keberhasilan
firma, dapat diterima sebagai anggota pemilik tanpa menyetor sejumlahmodal. Keahlian
tersebutdihargai setara dengan bagian modal yang semestianya disetorkan.
Setiap pemilik firma bertanggung jawab sepenuhnya atas utang-utang perusahaan. Sementara
itu, pembagian laba biasanya didasarkan pada jumlah modal yang disetorkan. Kriteria lain,
seperti keahlian dan pengalaman maasing-masinganggota dapat juga dipakai sebagai dasar
pertimbangan lainnya. Pada prinsipnya, setiap anggota berhak mepimin perusahaan . namun
demikian, lepentian perusahaan, biasanya dipilih salah satu di antara anggota memjadi
pemimpin utama.
Dalam menjalankan usaha, ada dua macam anggota firma, yaitu sebagai berikut:
1)

Anggota yang mendapat usaha bertindak atas nama perusahaan.

2)

Anggota yang tidak menerima kuasa untuk bertindak atas nama perusahaan.


Maksud atas pembagian anggota seperti di atas adalah untuk menghindarkan terjadian
tindakan yang merugikan bagi perusahaan.
Kebaikan dan kelemahan persekutuan firma sebagai berikut:
1)

Kebaikan firma
1. Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin karena tidak tergantung pada suatu
orang pemilik
2. Untuk memeperoleh kredit lebih mudah karena dalam perusahaan lebih banyak orang
yang bertanggung jawab.

3. Modal dapat terpenuhi dab bisa menjadi lebih besar daripada perusahhan
perseorangan.
4. Adanya kerja sama dari pihak pemilik.
1. Langkah atau tindakkan lebih rasional karena perusahhan dikelolah lebih dari
satu orang.
2)

Kelemahan firma
1. Tangguing jawab pemilik tidak terbatas.

1. Dapat terjadi perselisihaan antarsuku sehingga tidak jarang sampai berakibat
perusahaan bubar
2. Modal susah diambil walau sekutu mengundurkan diri
3. Risiko perusahaan untuk bubar sangat besar.

PERSEROAN KOMANDITER
Peseroan komanditer adalah bentuk badan yang dirikan dan dimiliki oleh dua orang atau
lebih untuk mencapai tujuan bersama, dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di
antara anggotanya. Satu pihak dalam CV bersedia mempimpin, mengelola perusahaan serta
bertanggung jawab atas utang-utang perusahaan. Pihak lainnya dalam CV hanya bersedia
menaruh modal dalam usaha, tetapi tidak bersedia mempimpin perusahaan , hanya
bertanggung jawab atas uatang-utang perusahaan sebesar modal yang disertakan.
Berdasarkan pengertian di atas, pada dasarnya ada dua kelompok pemilik suatu perusahaan
komanditer
1. Kelompok pertama , yaitu mereka yang menanamkan sejumlah modal dan bertindak
selaku pengelola perusahaan. Mereka ini disebut sebagai sekutu komanditer.
2. Kelompok kedua yaitu mereka hanya mengikutsertakan sejumlah modal tetapi tidak
ikut mengelola perusahhan mereka ini dinamakan sekutu komanditer (sekutu pasif)
Segala sesuatu mengenai perusahaan seperti tata cara pembagian keuntungan peneriamaan
sekutu baru, pengunduran diri selaku sekutu, tahun buku, dan lain sebagainya disepakati dan

diatur bersama secara tertulis antara sekutu-sekutu. Perseroan komanditer memiliki
keuntungan dan kelemahan sebagaimana bentuk perusahaan lain.
Keuntungan-keuntungan perseoran komanditer, yaitu sebagai berikut:
1. Relatif mudah mendirikannya
2. Terdapat kemungkinan mengumpulkan modal lebih besar
3. Memungkinkan diadakan spesialisasi dalam pengolaan
4. Pemilik termotovasi untuk bekerja keras

Kelemahaan-kelemahan perseoran komanditer, yaitu sebagi berikut:
1. Sebagian sekutu mempunyai tanggung jawab tidak terbatas atas utang-utang
perusahaan
2. Sering terjadi perbedaan pendapat antara sekutu-sekutu
1. Relatif sulit untuk mengumpulkan modal. Contoh peseroan komanditer adalah
perusahhan yang bergerak di bidamg percetakkan, seperti CV Grahadi, CV
Haka MJ, dan CV Putra Nugraha.
Perseroan Terbatas ( PT )
Perseroan terbatas merupakan organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang
dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di
dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang

lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan
terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan
lainnya.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas, PT adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 1 tahun 1995 serta
peraturan pelaksanaannya.
1. 1.

PT Merupakan Badan Hukum.

Dalam hukum Indonesia dikenal bentuk-bentuk usaha yang dinyatakan sebagai Badan
Hukum dan bentuk-bentuk usaha yang Bukan Badan Hukum. Bentuk usaha yang merupakan
Badan Hukum adalah: PT, Yayasan, PT (Persero), Koperasi. Sedangkan bentuk usaha yang
Bukan Badan Hukum adalah: usaha perseorangan, Firma, Commanditaire Vennotschap (CV),
Persekutuan Perdata (Maatschap). Perbedaan yang mendasar antara bentuk usaha Badan
Hukum dan bentuk usaha Bukan Badan Hukum adalah, dalam bentuk usaha Badan Hukum
terdapat pemisahan harta kekayaan dan pemisahan tanggung jawab secara hukum antara
pemilik bentuk usaha Badan Hukum dengan Badan Hukum tersebut sendiri.Sedangkan dalam

bentuk usaha Bukan Badan Hukum secara prinsip tidak ada pemisahan harta kekayaan dan
pemisahan tanggung jawab secara hukum antara pemilik dan bentuk usaha itu sendiri.
1. 2.

PT Didirikan Berdasarkan Perjanjian.

Perjanjian dibuat oleh paling sedikit 2 pihak. Oleh karena PT harus didirikan berdasarkan
perjanjian maka PT minimal harus didirikan oleh paling sedikit 2 pihak. Pasal 7 UU
No.1/1995 mengatur hal tersebut:“Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan
akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia”.
1. 3.

PT Melakukan Kegiatan Usaha.

Sebagai suatu bentuk usaha, fungsi didirikannya suatu PT adalah untuk melakukan kegiatan
usaha. Dalam mendirikan PT harus dibuat Anggaran Dasar PT yang didalamnya tertulis
maksud dan tujuan PT dan kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT.
1. 4.

PT Memiliki Modal Dasar yang Seluruhnya Terbagi dalam Saham.


Salah satu karakteristik dari PT adalah modal yang terdapat dalam PT terbagi atas saham.
Suatu Pihak yang akan mendirikan PT harus menyisihkan sebagian kekayaannya menjadi
kekayaan/aset dari PT. Kekayaan yang disisihkan oleh pemilik tersebut menjadi modal dari
PT yang dinyatakan dalam bentuk saham yang dikeluarkan oleh PT tersebut.
1. 5. PT Harus Memenuhi Persyaratan yang Ditetapkan dalam UU No. 1/1995
serta Peraturan Pelaksananya.
UU No. 1/1995 sampai saat ini adalah dasar hukum yang mengatur mengenai perseroan
terbatas di Indonesia. Namun sehubungan dengan PT harus diperhatikan pula peraturan
pelaksana yang terkait dengan UU No. 1/1995 antara lain misalnya: Peraturan Pemerintah
No. 5 tahun 1999 tentang “Bentuk-bentuk Tagihan Tertentu Yang Dapat Dikompensasikan
Sebagai Setoran Saham” yang merupakan peraturan pelaksana dari Pasal 28 UU No.1/1995
Ciri-ciri dan sifat Perseroan Terbatas :
1. kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi.
2. modal dan ukuran perusahaan besar.
3. kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham.
4. dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham.
5. kepemilikan mudah berpindah tangan.
6. mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai.
7. keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen.

1. kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham sulit
untuk membubarkan pt.
8. pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden.

Jenis/Macam Perseroan Terbatas (PT) yang
Ada Di Indonesia
1. 1.

Perseroan Terbatas / PT Tertutup

PT tertutup adalah perseroan terbatas yang saham perusahaannya hanya bisa dimiliki oleh
orang-orang tertentu yang telah ditentukan dan tidak menerima pemodal dari luar secara

sembarangan. Umumnya jenis PT ini adalah PT keluarga atau kerabat atau saham yang di
kertasnya sudah tertulis nama pemilik saham yang tidak mudah untuk dipindahtangankan ke
orang atau pihak lain.
1. 2.

Perseroan Terbatas / PT Terbuka


PT terbuka adalah jenis PT di mana saham-saham perusahaan tersebut boleh dibeli dan
dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali sehingga sangat mudah untuk diperjual belikan ke
masyarakat. Pada umumnya saham PT terbuka kepemilikannya atas unjuk, bukan atas nama
sehingga tak sulit menjual maupun membeli saham PT terbuka tersebut.
1. 3.

Perseroan Terbatas / PT Domestik

PT domestik adalah PT yang berdiri dan menjalankan kegiatan operasional di dalam negeri
sesuai aturan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.
1. 4.

Perseroan Terbatas / PT Asing

PT asing adalah PT yang didirikan di negara lain dengan aturan dan hukum yang berlaku di
negara tempat PT itu didirikan. Namun pemerintah telah menetapkan bahwa setiap
perusahaan atau pemodal asing yang ingin berbisnis dan beroperasi di dalam negri berbentuk
PT yang taat dan tunduk terhadap aturan dan hukum yang ada di Indonesia.
1. 5.


Perseroan Terbatas / PT Perseorangan

PT perseorangan adalah PT yang saham yang telah dikeluarkan hanya dimiliki oleh satu
orang saja. Orang yang menguasai saham tersebut juga bertindak atau menjabat sebagai
direktur di perusahaan tersebut. Dengan begitu otomatis orang itu akan akan memilik
kekuasaan tunggal, yaitu mengusai wewenang diektur dan juga RUPS / rapat umum
pemegang saham.
1. 6.

Perseroan Terbatas / PT Umum / PT Publik

PT Publik adalah PT yang kepemilikan saham bebas oleh siapa saja dan juga terdaftar di
bursa efek.
BUMN
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan suatu unit usaha yang sebagian besar
atau seluruh modal berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan serta membuat suatu
produk atau jasa yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. BUMN juga sebagai salah
satu sumber penerimaan keuangan negara yang nilainya cukup besar. Status pegawai badan
usaha-badan usaha tersebut adalah pegawai negeri
Berikut di bawah ini adalah penjelasan dari bentuk BUMN, yaitu perjan, persero dan perum
beserta pengertian arti definisi :
1. Perjan adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh

pemerintah. Perjan ini berorientasi pelayanan pada masyarakat, Sehingga selalu
merugi. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model

perjan karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut. Contoh
Perjan: PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI.
2. Perusahaan umum atau disingkat perum adalah perusahaan unit bisnis negara yang

seluruh modal dan kepemilikan dikuasai oleh pemerintah dengan tujuan untuk
memberikan penyediaan barang dan jasa publik yang baik demi melayani masyarakat
umum serta mengejar keuntungan atau profit oriented, berdasarkan prinsip
pengolahan perusahaan. Perum adalah perjan yang sudah diubah. Sama seperti Perjan,
perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai Negeri.
Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum,
sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham Perum tersebut kepada publik
(go public) dan statusnya diubah menjadi persero.
3. Organ Perum yaitu dewan pengawas, menteri dan direksi. Contoh perum /
perusahaan umum yakni : Perum Peruri / PNRI (Percetakan Negara RI), Perum
Perhutani, Perum Damri, Perum Pegadaian, dll.
4. Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah.
Berbeda dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah
mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada umum. Modal
pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan
berupa saham-saham. Bentuk persero semacam itu tentu saja tidak jauh berbeda
sifatnya dengan perseroan terbatas / PT swasta yakni sama-sama mengejar
keuntungan yang setinggi-tingginya / sebesar-besarnya. Saham kepemilikan Persero
sebagaian besar atau setara 51% harus dikuasai oleh pemerintah. Karena Persero
diharapakan dapat memperoleh laba yang besar, maka otomatis persero dituntut untuk
dapat memberikan produk barang maupun jasa yang terbaik agar produk output yang
dihasilkan tetap laku dan terus-menerus mencetak keuntungan.Persero dipimpin oleh
direksi. Sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta. Badan usaha ditulis
PT < nama perusahaan > (Persero). Perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas negara.
Ciri-ciri Persero adalah:


Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)
o Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan
yang berupa saham-saham



Dipimpin oleh direksi



Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta



Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)



Tidak memperoleh fasilitas negara

TUJUAN BUMN

Tujuan BUMN selalu terdiri dari tujuan sosial dan tujuan komersial. Sebaiknya tujuan sosial
dibedakan dari tujuan komersial, untuk tujuan sosial pemerintah memberi subsidi sedang
tujuan komersial dibayar oleh konsumen.Turut campur tangan pemerintah dalam
perekonomian dalam bentuk BUMN/BUMD, secara ekonomis merupakan tindakan untuk
mengatasi kegagalan mekanisme pasar dalam distribusi sumber daya secara optimal, yang
berarti pula mengatasi adanya kegagalan mekanisme pasar dalam mencapai nilai ekonomis
yang optimal atas sumber daya. Kegagalan pasar pertama adalah kegagalan yang disebabkan
oleh struktur pasar di mana tingkat teknologi yang menyebabkan turunnya biaya (decreasing
cost technology) menyebabkan terbentuknya monopoli secara alamiah (natural monopoly)
atau oligopoli. Apabila terjadi monopoli atau oligopoli maka pasar akan dikuasai oleh sebuah
atau beberapa perusahaan yang mempunyai kekuatan pasar untuk mendapatkan keuntungan
yang berlebihan dengan mengurangi produksi dan menaikkan harga di atas biaya marginal.
Kegagalan pasar yang lain adalah eksternalitas yaitu adanya perbedaan nilai dan manfaat
sosial dengan manfaat dan nilai pribadi (Mangkoesoebroto. 1993:43). Kegagalan pasar yang
lain adalah kegagalan mekanisme pasar secara dinamis yang disebabkan belum
berkembangnya pasar modal dan keengganan pihak swasta terhadap resiko usaha. Apabila
kondisi ini dibiarkan tanpa adanya turut campur tangan pemerintah maka akan terjadi
kebangkrutan, dan pengangguran yang mempunyai akibat luas terhadap perekonomian suatu
negara. BUMN mempunyai peran penting dalam pembangunan negara berkembang.
Timbulnya BUMN dapat disebabkan oleh beberapa alasan : karena kegagalan mekanisme
pasar mencapai alokasi sumber daya secara optimal, disebabkan adanya monopoli dan
eksternalitas, alasan idiologi, alasan sosial politis, dan sebagai warisan sejarah.
Ciri-ciri BUMN :
1. Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun secara fungsional dilakukan oleh
pemerintah.
2. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah.
1. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan
usaha.
3. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.
1. Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan
negara.
2. Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang menguasai hajat hidup
orang banyak.
4. Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada masyarakat.
1. Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari
keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan.
5. Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara.
1. Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta terjaminnya
prinsip-prinsip ekonomi.

6. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.
1. Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh
masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51%
sahamnya dimiliki oleh negara.
7. Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi.
8. Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.
9. Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
10. Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank

KOPERASI
Pengertian Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan
hokum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Berdasarkan pengertian tersebut, yang
dapat menjadi anggota koperasi yaitu :
1.
Perorangan, yaitu orang yang
sukarela menjadi anggota koperasi.
2. Badan hokum koperasi, yaitu suatu
koperasi yang menjadi anggota koperasi
yang memiliki lingkup lebih luas.

Definisi ILO (International Labour
Organization)
Dalam definisi ILO terdapat 6 elemen yang dikandung dalam koperasi, yaitu :
1. Koperasi adalah perkumpulan orang – orang
2. Penggabungan orang – orang berdasarkan kesukarelaan
3. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai
1. Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara
demokratis
4. Terdapat konstribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan
5. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang
Definisi Chaniago (Arifinal Chaniago / 1984)
Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang – orang atau badan hokum,
yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, denganbekerja sama
secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para
anggotanya.
Definisi Dooren
Sudah memperluas pengertian koperasi, dimana koperasi tidaklah hanya kumpulan orang–
orang, akan tetapi juga merupakan kumpulan dari badan–badan hokum.
Definisi Hatta
Adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong –
menolong , semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada
kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat orang.
Definisi Munkner
Koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan “urusniaga” secara
kumpulan, yang berazaskan konsep tolong – menolong. Aktivitas dalam urus niaga semata–
mata bertujuan ekonomi, bukan social seperti yang dikandung gotong – royong.
Definisi UU No. 25 / 1992
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang – seorang atau badan hokum
koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan

Tujuan Koperasi
Untuk menyejahteraan anggotanya. Tujuan utama adalah mewujudkan masyarakat adil
makmur materian dan spiritual berdasarkan pancasila dan undang – undang Dasar 1945.
Prinsip – Prinsip koperasi

Prinsip Munkner
1. Keanggotaan bersifat sukarela
2. Keanggotaan terbuka
3. Pengembangan anggota
4. Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
5. Manajemen dan pengawasan dilaksanakan secara demokratis
6. Koperasi sebagai kumpulan orang – orang
7. Modal yang berkaitan dengan aspek social tidak dibagi
8. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
9. Perkumpulan dengan sukarela
10. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
11. Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi.
12. Pendidikan anggota
LEMBAGA KEUANGAN
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mengumpulkan asset dalam bentuk dana dari
masyarakat dan disalurkan untuk pendanaan proyek pembangunan serta kegiatan ekonomi
dengan memperoleh hasil dalam bentuk bunga sebesar prosentase tertentu dari besarnya dana
yang disalurkan. Lembaga keuangan merupakan bagian utama dari sistem keuangan dalam
ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan
utama adalah Bank. Dengan bantuan lembaga keuangan para pelaku usaha dapat melakukan
transaksi keuangan dalam jumlah besar yang tidak mungkin dilkukan secara tunai. Lembaga
keuangan dapat dikelompokkan berdasarkan kemampuannya berdasarkan kemampuannya
menghimpun dana dari masyarakat secara langsung. Atas dasar tersebut lembaga keuangan

dapat menjadi lembaga keuangan depositori atau sering juga disebut lembaga keuangan bank
dan lembaga keuangan non depositori atau sering juga disebut lembaga keuangan bukan
bank.
1. 1.

Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank

Lembaga Keuangan Bank
Lembaga keuangan bank adalah lembaga keuangan yang memberikan jasa-jasa keuangan dan
menarik dana dari masyarakat secara langsung. Secara umum, bank adalah suatu badan usaha
yang memiliki wewenang dan fungsi untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk
disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut. Jenis-jenis lembaga keuangan bank terdiri
dari Bank Umum (Konvensional dan Syariah) dan Bank Perkreditan Rakyat (Konensional
dan Syariah).
Bank Umum
Bank Umum menurut Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana diperbaharui dengan UU nomor 10 Tahun 1998, adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya membrikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Selanjutnya untuk
pembahasan tentang Bank Umum akan dipisahkan menjadi Bank Umum Konvensional dan
Bank Umum Syariah.


· Bank Umum Konvensional

Bank Umum Konvensional adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh
jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
wilayah. Bank umu sering disebut juga bank komersil (commercial bank). usaha utama bank
umum adalah funding yaitu menghimpun dana dari masyarakat luas, kemudian diputarkan
kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal
dengan istilah kredit. Dalam penghimpunan dana, penabung diberikan jasa dalam bentuk
bunga simpanan. Sementara dalam pemberian kredit, penerima kredit (debitur) dikenalkan
jasa pinjaman dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bank umum yaitu :
a)

Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk :


§ Simpanan Giro (Demand Deposit)



§ Simpanan Tabungan



§ Simpanan Deposito (Time Deposit)

b)

Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk :


§ Kredit Investasi



§ Kredit Modal Kerja



§ Kredit Konsumsi

c)

Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services) seperti :


§ Transfer (Kiriman Uang)



§ Inkaso (Collection)



§ Kliring (Claering)



§ Save Deposit Box



§ Credit/Debit Card



§ Valas (Bank Notes)



§ Bank Garansi



§ Referensi Bank



§ Bank Draft



§ Letter of Credit (L/C)



§ Traveller`s Cheque



§ Jual beli surat-surat berharga



§ Pelayanan payment point seperti, pembayaran pajak, telepon air, Biaya Pembayaran
Ibadah Haji (BPIH), uang kuliah, gaji/pensiun/honorarium, deviden, kupon,
bonus/hadiah, tantiem, dll.



§ Didalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi pinjaman emisi
(underwiter), penjamin (guarantor), wali amanat(trustee), perantara perdagangan efek
(pialang/broker), perdagangan efek (dealer), perusahaan pengelola dana (invesment
company).



§ Jasa-jasa lainnya.

Biasanya bentuk-bentuk badan hukum bank umum konvensional yaitu : persero, perseroan
daerah, koperasi dan perseroan terbatas.

Bank Umum Syariah

Bank umum syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah adalah BPR yang melaksanakan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Adapun pengertian prinsip syariah adalah
aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana atau pembayaran kegiatan usaha, atau kegiatan lain yang dinyatakan sesuai dengan
syariah. Kegiatan usaha Bank Umum Syariah yaitu :
a)

Menerima simpanan dana dari masyarakat dalam bentuk :


§ Giro berdasarkan prinsip wadi`ah



§ Tabungan berdasarkan prinsip wadi`ah atau mudharat



§ Deposito berjangka berdasarkan prinsip wadi`ah atau mudharabah



§ Bentuk lain berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah



§ Menyalurkan dana dalam bentuk :



§ Piutang dengan prinsip jual beli meliputi :

- mudharabah
- isthishna
- ijarah
- salam


§ Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil meliputi :

-mudharabah
-musyarakah


§ Pembiayaan berdasarkan prinsip qardh

b) Membeli, menjual dan atau menjamin atas risiko sendiri surat-surat berharga pihak ketiga
yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata (underlying transaction) berdasarkan prinsip jualbeli atau hiwalah
c) Membeli surat-surat berharga Pemerintah atau BI yang diterbitkan atas dasar prinsip
syariah
d) Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri atau nasabah berdasarkan prinsip wakalah
e) Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga dengan prinsip wakalah

f) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga berdasaan prinsip
wadi`ah yang amanah
g) Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah
h) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lain dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek berdasarkan prinsip ujrah
i) Memberikan fasilitas Letter of Credit (L/C) berdasarkan prinsip wakalah, murabahah,
mudharabah, musyarakah, dan wadi`ah serta memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan
prinsip kalafah
j) Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan prinsip walakah
k) Melakukan kegiatan usaha kartu berdasarkan prinsip ujrah
l) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang disetujui oleh Dewan
Syariah Nasional
m) Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan prinsip sharf
n) Melakukan kegiatan penyertaan modal berdasarkan prinsip musyarakah dan atau
mudharabah


o) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun berdasarkan
prinsip syariah sesuai ketentuan dalam perundang-undangan yang berlaku

p) Bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul ma`al yaitu menerima dana yang berasaldari
zakat infa shaqah waqaf, hibah atau dana sosial lainnya
Lembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan yang memberikan jasa-jasa
keuangan dan menarik dana dari masyarakat secara tidak langsung (non depository).
Lembaga keuangan bukan bank terdiri dari beberapa jenis, yaitu lembaga pembiayaan yang
terdiri dari leasing, factoring, pembiayaan konsumen dan kartu kredit, perusahaan
perasuransian yang diantaranya asuransi keuangan dan asuransi jiwa serta reasuransi, dana
pensiun yang terdiri dari dana pensiun pemberi kredit dan dana pensiun lembaga keuangan,
dana perusahaan efek, reksadana, perusahaan penjamin, perusahaan modal ventura dan
pegadaian. Tujuan didirikannya Lembaga Keuangan Bukan Bank yaitu untuk mendorong
perkembangan pasar modal dan membantu permodalan perusahaan-perusahaan ekonomi
lemah.
Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank di Indonesia :
1. Asuransi


· Asuransi Konvensional



· Asuransi Syariah

1. Pegadaian


· Pegadaian Konvensional



· Pegadaian Syariah

Kerjasama, Penggabungan dan ekspansi
Dalam perkembangannya, perusahaan dapat melakukan kerja sama dan penggabungan
dengan perusahaan lain atau berkembang sendiri dengan melakukan ekspansi usaha. Ada
beberapa perusahaan yang menggabungkan diri yang kemudian menjadi perusahaan yang
lebih besar atau perusahaan baru yang kuat dan kompetetif.
Bentu-Bentuk Penggabungan
Penggabungan adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih
perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai upaya untuk memperluas usaha.
Penggabungan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Terbatasnya kemampuan perusahaan-perusahaan kecil
2. Mengurangi persaingan dengan perusahaan-perusahaan sejenis
1. Untuk memperoleh bahan mentah dan bahan penolong lainnya dengan harga
murah dan berkualitas tinggi
2. Agar lebih efektif menciptakan teknik baru dalam menghasilkan suatu jenis
barang
Bentuk-bentuk penggabungan diantaranya yaitu :
1. Penggabungan vertikal-integral yaitu suatu bentuk penggabungan antara perusahaan
yang dalam kegiatannya memiliki tahapan produksi berbeda. Misalnya: perusahaan
penghasil bahan baku bergabung dangan produsen pengolah bahan baku, disebut
integrasi ke hulu / penggabungan vertikal dan kebalikannya disebut integerasi ke
hilir / penggabungan integral.
2. Penggabungan horisontal-paralelis yaitu bentuk penggabungan antara dua atau lebih
perusahaan yang bekerja pada jalur / tingkat yang sama. Misalnya: dalam pengolahan
bahan baku, dengan tujuan menekan persaingan.
3. Sindikat yaitu bentuk perjanjian dengan kerja sama antara beberapa orang untuk
melaksanakan suatu proyek.
4. Concern yaitu suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara horisontal
maupum vertikal dari sekumpulan perusahaan holding.

5. Joint venture yaitu perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama antara
beberapa perusahaan yang berdiri sendiri.
6. Trade Association yaitu persekutuan beberapa perusahaan dari suatu cabang
perusahaan yang sama dengan tujuan memajukan para anggota dan bukan mencari
laba.
7. Kartel yaitu bentuk kerjasama perusahaan-perusahaan dengan produksi barang dan
jasa sejenis didasarkan perjanjian bersama untuk mengurangi perjanjian.
8. Gentlemen’s Agreement yaitu persetujuan beberapa produsen dalam daerah penjualan
dengan maksud mengurangi persaingan diantara mereka.
Pengkhususan Perusahaan
Pengkhususan perusahaan adalah kegiatan perusahaan yang mengkhususkan diri pada fase
atau aktivitas tertentu saja, sedangkan aktivitas lainnya diserahkan kepada perusahaan luar.
Pengkhususan perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Spesialisasi yaitu perusahaan yang mengkhuususkan diri pada kegiatan yang
menhasilkan satu jenis produk saja. Misalnya khusus menghasilkan pakaian olahraga
saja, atau bergerak di bidang jasa transportasi darat saja.
2. Diferensiasi yaitu pengkhususan pada fase produksi tertentu. Misalnya perusahaan
penanaman, perusahaan penggilingan padi dan perusahaan penjual beras.
Langkah-langkah Menggabungkan Perusahaan

Proses hukum (prosedur) yang harus dilalui oleh perseroan yang hendak melakukan merger
(penggabungan) adalah sebagai berikut:
I.

Memenuhi syarat-syarat penggabungan

Syarat umum penggabungan ini diatur dalam Pasal 126 UU No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (“UUPT”) jo. Pasal 4 ayat (1) PP No. 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas (“PP 27/1998”) bahwa
perbuatan hukum Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan wajib
memperhatikan kepentingan:


Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan;



kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan



masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.

Dalam buku “Hukum Perseroan Terbatas”, M. Yahya harahap, S.H(hal. 486) menyatakan
bahwa syarat-syarat tersebut bersifat “kumulatif”, sehingga satu saja di antaranya dilanggar,
mengakibatkan perbuatan hukum penggabungan tidak dapat dilaksanakan. Lebih

lanjut, Yahya harahapmenambahkan bahwa selain syarat tersebut,Pasal 123 ayat (4)
UUPT menambah satu lagi syarat bagi Perseroan tertentu yang akan melakukan
penggabungan syaratnya, perlu mendapat “persetujuan” dari “instansi terkait”. Menurut
penjelasan pasal ini, yang dimaksud Perseroan tertentu yang memerlukan persyaratan
persetujuan dari instansi terkait adalah Perseroan yang mempunyai “bidang usaha khusus”.
Antara lain lembaga keuangan bank dan yang non-bank. Sedang yang dimaksud dengan
instansi terkait, antara lain Bank Indonesia (“BI”) untuk penggabungan perseroan perbankan.
1. II.

Menyusun rancangan penggabungan

Setelah memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, Perseroan harus menyusun rancangan
penggabungan. Rancangan penggabungan ini diatur dalam Pasal 123 UUPT jo Pasal 7 PP
27/1998:
1. Direksi perseroan yang akan menggabungkan diri dan yang menerima penggabungan
menyusun rancangan penggabungan;
2. Rancangan penggabungan harus memuat sekurang-kurangnya:
a)

nama dan tempat kedudukan dari setiap Perseroan yang akan melakukan Penggabungan;

b) alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan melakukan Penggabungan dan
persyaratan Penggabungan;
c) tata cara penilaian dan konversi saham Perseroan yang menggabungkan diri terhadap
saham Perseroan yang menerima Penggabungan;
d) rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan yang menerima Penggabungan apabila
ada;
e) laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a yang meliputi
3 (tiga) tahun buku terakhir dari setiap Perseroan yang akan melakukan Penggabungan;
f) rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari Perseroan yang akan
melakukan Penggabungan;
g) neraca proforma Perseroan yang menerima Penggabungan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
h) cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan
karyawan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan diri;
i)
cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan menggabungkan diri
terhadap pihak ketiga;
j)
cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap Penggabungan
Perseroan
k) nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji, honorarium dan tunjangan bagi
anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang menerima Penggabungan;

l)

perkiraan jangka waktu pelaksanaan Penggabungan;

m) laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang dicapai dari setiap Perseroan
yang akan melakukan Penggabungan;
n) kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan Penggabungan dan perubahan yang
terjadi selama tahun buku yang sedang berjalan; dan


o) rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang berjalan yang
mempengaruhi kegiatan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan.

1. Kemudian terhadap rancangan penggabungan tersebut dimintakan persetujuan kepada
Dewan Komisaris dari setiap perseroan yang menggabungkan diri.
1. III.

Penggabungan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”)

Setelah rancangan penggabungan disetujui oleh Dewan Komisaris dari masing-masing
perseroan yang menggabungkan diri, kemudian rancangan tersebut harus diajukan kepada
RUPS masing-masing perseroan untuk mendapat persetujuan. Pasal 87 ayat (1)
UUPT mensyaratkan bahwa keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat. Mengutip yang disampaikan Yahya Harahap (hal. 491), penjelasan pasal ini
mengatakan, yang dimaksud dengan “musyawarah untuk mufakat” adalah hasil kesepakatan
yang disetujui oleh pemegang saham yang hadir atau diwakili dalam RUPS. Ketentuan
mengenai RUPS ini dapat juga kita temui dalam Pasal 89 ayat (1) UUPT yang menyatakan
bahwa RUPS untuk menyetujui Penggabungan dapat dilangsungkan jika dalam rapat paling
sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau
diwakili dalam RUPS dan keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga
perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali anggaran dasar menentukan
kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS
yang lebih besar.
Sehubungan dengan itu, cara mengambil keputusan RUPS dalam rangka penggabungan
perseroan yang harus diterapkan dan ditegakkan (Hukum Perseroan Terbatas, M. Yahya
Harahap, S.H., hal. 491):
1. Prioritas pertama, didahulukan dan diupayakan keputusan diambil dengan cara
musyawarah untuk mufakat, sehingga dapat menghasilkan keputusan RUPS yang
disetujui bersama oleh pemegang saham yang hadir atau diwakili dalam RUPS;
2. Namun, apabila gagal mengambil keputusan dengan cara musyawarah untuk mufakat
yang digariskan Pasal 87 ayat [1] UUPT dimaksud, baru diterapkan dan ditegakkan
ketentuan yang ditetapkan Pasal 89 ayat [1] UUPT, yakni keputusan RUPS sah
apabila disetujui paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagi dari jumlah suara yang
dikeluarkan.
Jika RUPS pertama tidak mencapai atau gagal mencapai kuorum, dapat diadakan RUPS
kedua dengan kuorum kehadiran paling sedikit:


2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, hadir atau
diwakili dalam RUPS;



Sedang keputusan sah jika disetujui paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan.

Sekiranya RUPS kedua ini gagal karena tidak mencapai kuorum, dapat lagi diadakan RUPS
ketiga dengan jalan perseroan mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri
agar ditetapkan kuorum RUPS ketiga (lihatPasal 86 ayat [5] UUPT).
1. IV.

Pembuatan akta penggabungan

Setelah masing-masing RUPS menyetujui rancangan penggabungan yang diajukan, maka
rancangan penggabungan dituangkan dalam sebuah Akta Penggabungan (lihat Pasal 128 ayat
[1] UUPT) yang dibuat:


di hadapan notaris; dan



dalam Bahasa Indonesia.

Kemudian salinan akta penggabungan tersebut dilampirkan untuk menyampaikan
pemberitahuan penggabungan kepada Menteri Hukum dan HAM (“Menteri”) (lihat Pasal 21
ayat [3] UUPT) untuk dicatat dalam daftar perseroan. Apabila terdapat perubahan terhadap
Anggaran Dasar (“AD”) sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (1) UUPT maka perlu
adanya persetujuan dari Menteri. Untuk itu perlu mengajukan permohonan untuk mendapat
persetujuan Menteri atas penggabungan dengan perubahan AD. Lebih jauh simak Haruskah
Merger dan Akuisisi Disetujui Menteri?
V.

Pengumuman hasil penggabungan

Pasal 133 ayat (1) UUPT mensyaratkan bagi Direksi perseroan yang menerima
penggabungan wajib mengumumkan hasil penggabungan dengan cara:


diumumkan dalam 1 (satu) surat kabar atau lebih;
o dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
berlakunya penggabungan.

Pengumuman dimaksudkan agar pihak ketiga yang berkepentingan mengetahui bahwa telah
dilakukan Penggabungan, Peleburan, atau Pengambilalihan. Dalam hal ini pengumuman
wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal:
1. persetujuan Menteri atas perubahan anggaran dasar dalam hal terjadi Penggabungan;
2. pemberitahuan diterima Menteri baik dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) maupun yang tidak disertai perubahan
anggaran dasar. (lihat Penjelasan Pasal 133 UUPT).
Dasar hukum:
1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan Perseroan Terbatas
Sumber :
-http://id.shvoong.com/business-management/investing/2077020-pengertian-lembagakeuangan-bukan-bank/
-Bahan Pelatihan Konsultan KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank) Bank Indonesia.
-www.wikiapbn.org/artikel/Penggabungan_Badan_Usaha