Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP USAHATANI KACANG HIJAU DI
KAWASAN HUTAN YANG DIKELOLA BERSAMA MASYARAKAT
Wahyunindyawati1, Sunaryo1 dan Heriyanto2
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Jl. Raya Karangploso Km 4, Telp (0341) 494052
e-mail : warkava@ahoo.com
2
Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

The Effect of Social Economics Factors towards Mungbean Farming at the Managed Forest by
Community.
ABSTRACT
In order to increase greenbean production in East Java, there is an alternative to increase the
productivity of greenbean if it is managed both in dry and wet lands. Another alternative is to
grow greenbean in forestry land which share-managed by community (PHBM). The productivy
of greenbean in the forest is still low productivity because the farmers have been using
traditional way by spreading the seeds into unmanaged soil. A research has been conducted at
PHBM location at Bulu village, Berbek subdistrict, Nganjuk regency at May 2011 through survey
of 60 farmers as samples. This research aims to analyze the influence of social - economics
factors towards the profit of farmers who grow greenbean in location of PHBM. The result of

this research shows that factors which influence towards profit of farmers are total of family
members, agrobusiness experience of farmers, land space of farmers, and capital. They
significantly influence toward the profit of farmers.
Key words: mungbean, farm management, Share managed by community
ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan produksi kacang hijau di Jawa Timur dapat dilakukan dengan
peningkatan produktivitas kacang hijau di lahan sawah dan ladang. Selain dari itu masih
terdapat lahan untuk tanaman kacang hijau di lahan peremajaan hutan yang dikelola melalui
pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Produktifitas kacang hijau yang dihasilkan
petani dikawasan PHBM umumnya masih sangat rendah. Rendahnya tingkat produktifitas
tersebut disebabkan sistim usahataninya masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan
sistem tanam sebar dan tanpa pengolahan yang baik. Lokasi penelitian ditentukan pada
kawasan PHBM di desa Bulu kecamatan Berbek kabupaten Nganjuk secara survai pada bulan
Mei tahun 2011. Jumlah sampel sebanyak 60 orang. Penelitian bertujuan menganalisis
pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap keuntungan usahatani kacang hijau di
pengelolaan hutan bersama masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang
berpengaruh terhadap keuntungan usahatani kacang hijau adalah jumlah anggota keluarga,
pengalaman usahatani, luas garapan, dan modal berpengaruh secara signifikan terhadap
keuntungan usahatani kacang hijau.


Kata kunci: kacang hijau, usahatani, PHBM
1

PENDAHULUAN
Tanaman kacang hijau lebih toleran terhadap kekeringan dibandingkan tanaman kacangkacangan lainnya (Hidayat dkk 2000) dan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit,
umur pendek, risiko kegagalan panen kecil dan dapat dikonsumsi dengan cara pengolahan yang
mudah (Balitkabi 2006).
Sistim usahatani adalah suatu penataan usahatani yang stabil berdasarkan daya dukung
lahan yang didasarkan atas tanggapannya terhadap faktor-faktor fisik, biologis dan sosial –
ekonomis

serta

berlandaskan

sasaran

dan

tujuan


rumah

tangga

petani

dengan

mempertimbangkan sumberdaya dan pilihan petani yang terbaik. Sistim usahatani merupakan
bagian dari suatu sistim yang lebih besar dan dapat dibagi menjadi beberapa sub sistim. Pada
tingkat regional ada sistim non-pertanian, sistim pemasaran, sistim kredit dan lain-lain. Dalam
sistim usahatani tersebut terdapat unsur-unsur tanah, iklim, tanaman, ternak, gulma,
hama/penyakit dan berbagai sub-sitim lainnya yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya
(P3HTA 1990).
Dalam rangka meningkatkan produksi padi di Jawa Timur dapat dilakukan dengan
peningkatan produktivitas kacang hijau di lahan sawah dan ladang. Luas panen untuk tanaman
kacang hijau di Jawa Timur tahun 2007 sekitar 64.453 ha dengan rata-rata produksi 10,93
kw/ha atau produksi mencapai 70.434 ton (BPS 2009). Selain itu masih terdapat lahan untuk
tanaman padi kacang hijau di lahan peremajaan hutan yang dikelola bersama masyarakat

(PHBM) termasuk diantaranya di Kawasan Selatan Jawa Timur.

Produktivitas kacang hijau

dikawasan PHBM umumnya masih sangat rendah, karena cara tanamnya adalah disebar dengan
tegakan jati dengan tanaman lainnya serta varietas adalah lokal petani.

Di lahan PHBM

kabupaten Nganjuk produktivitas kacang hijau pada tahun 2006 hanya sekitar 0,65 t/ha
(Kasijadi, dkk 2000; Kasijadi, dkk 2008).
PHBM sebagai suatu kolaborasi multipihak yang bertujuan untuk kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian sumber daya hutan semakin hari semakin mendapat pengakuan
dan tempat di hati berbagai pihak. Dukungan khususnya pemerintah daerah akhir-akhir ini
semakin besar, terutama dalam membangun sinergitas guna mengangkat taraf kehidupan
masyarakat (Perhutani 2009).
Dalam rangka meningkatkan produktivitas kacang hijau di lahan PHBM dapat dilakukan
melalui inovasi teknologi dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Penerapan
PTT adalah suatu pendekatan budidaya padi yang menekankan pada pengelolaan lahan,


2

tanaman, air dan organisme pengganggu secara terpadu.

Pengelolaan yang diterapakan

mempertimbangkan hubungan sinergis dan komplementer antar komponen. PTT menekankan
pada prinsip partisipatif yang menempatkan pengalaman, keinginan dan kemampuan petani
pada posisi penting dalam menerapkan suatu teknologi (Badan Litbang Pertanian, 2007).
Permasalahan yang ada dalam penerapan teknologi

melalui pendekatan PTT pada

kacang hijau pada lahan PHBN adalah sejauh mana penerapan teknologi tersebut

dapat

meningkatkan produktivitas dan kelayakan ekonomi, sehingga petani bersedia menerapkannya.
Untuk itu dilakukan pengkajian sisitim usahatani padi gogo di kawasan PHBM.
Tujuan pengkajian ini adalah menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap

keuntungan usahatani kacang hijau di kawasan hutan yang dikelola bersama masyarakat

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2011, dengan metode survai. Jumlah responden
petani yang mengusahakan usahatani kacang hijau di lahan PHBM adalah 60 orang.
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan wawancara
terstruktur menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dan sekunder yaitu dipakai
untuk menunjang penelitian yang dilakukan dan diperoleh dari lembaga atau instansi terkait
dan pustaka-pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian atau data yang berasal dari
data.
Fungsi produksi dapat berbentuk skedul atau rumusan matematis yang menyatakan
hubungan antara input dan output pada tingkat teknologi tertentu (Semaoen 1992). Kombinasi
penggunaan input tertentu tidak dapat digunakan untuk menghasilkan output yang lebih besar
atau output tertentu tidak dapat dihasilkan oleh input yang lebih kecil. Fungsi produksi dapat
dituliskan sebagai berikut
Y= f (Xi, ………..Xm; Zj, ……..Zn)
Dimana Y adalah hasil produksi, Xi (i = 1, ……….m) merupakan input tidak tetap, dan Zj (j =
1,……….n) input tetap. Hubungan ini memberikan sebagian informasi yang penting untuk
menentukan tingkat produksi optimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum dalam
konsep efisiensi ekonomi, hubungan fisik yang merupakan syarat keharusan belum cukup.

Syarat yang harus dipenuhi adalah adanya indikator pilihan. Hubungan antara input dan hasil
produksi yang banyak di pakai sebagai indikator pilihan adalah perbandingan harga input dan
harga produksi. Apabila keuntungan didefinisikan sebagai selisih nilai hasil prodduksi dengan

3

nilai input, maka secara matematis, model fungsi keuntungan jangka pendek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  p. f ( X i ,.... X m ; Z i ,....Z n )   X i PX
n

i 1

i

Dimana:

 = keuntungan usahatani kacang hijau
Pxi = harga input tidak tetap per unit


Dari bentuk fungsi produksi di atas memanfaatkan model Cobb-Douglas (Pyndeck dan
Rubinfield, 1998), diubah kedalam bentuk regresi linier berganda, sehingga diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Ki = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + D1 + εt
Dimana :
Ki
= keuntungan usahatani (Rp)
βi

= koefisien regresi atau tingkat elastisitas π terhadap Xi

β0

= Konstanta

X1

= tingkat pendidikan (tahun)


X2

= umur (tahun)

X3

= jumlah tanggungan keluarga (jiwa/orang)

X4

= luas lahan garapan (ha)

X5

= pengalaman berusahatani (tahun)

X6

= modal usahatani (Rp)


D1

= cara tanam (skor); peubah petani yang menggunakan jarak tanam teratur bernilai
satu dan nilai nol untuk lainnya

εt

= Kesalahan pengganggu (error term)

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden terbagi atas umur, pendidikan, luas penguasaan, pengalaman
berusahatani, status penguasaan lahan. Rata-rata umur kepala keluarga dan pendidikan pada
usahatani kacang hijau.

4

Tabel 1. Karakteristik Petani Responden Kacang Hijau di Desa Bulu, Kecamatan Berbek, 2013
Klasifikasi Responden
Pendidikan (tahun)

< 6 tahun
> 6 tahun
Umur (tahun)
21 - 30
31 - 40
41 - 50
51 - 60
> 60
Jumlah Tanggungan keluarga (orang)
0-2
3-4
>4
1. Luas lahan (ha)
< 0,25
0,26 – 0,5
> 0,5
Pengalaman usahatani (tahun)
4

Jumlah

Prosentase (%)

15
45

25,0
75,0

8
18
10
17
7

13,3
30,0
119,7
28,3
11,7

6
34
20

10,0
56,7
37,3

36
20
4

60,0
33,3
6,7

9
31
20

15,0
51,7
33,3

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil petani
responden dalam melakukan usahatani. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani responden
semakin baik penerapan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan formal tidak begitu
penting dalam melakukan usahatani, tetapi yang dibutuhkan adalah skill atau keahlian yang
diperoleh petani melalui pengalamannya dalam melakukan usahatani, sehingga petani kacang
hijau di lahan kering tidak memperhatikan pendidikan formal yang dimilikinya, karena tidak akan
mempengaruhi produksi yang dihasilkan dari usahatani di lahan kering (Tabel 1). Penguasaan
lahan adalah jumlah luas lahan yang dikuasai setiap rumahtangga dalam bentuk lahan dibawah
tegakan hutan jati, yang berasal dari pengelolaan hutan bersama masyarakat.

2.

Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Pengujian koefisien regresi secara simultan merupakan pengujian terhadap pengaruh
variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen. Pengaruh varaiabel-variabel
independen secara serempak terhadap variabel dependen ditunjukkan oleh besarnya nilai F
statistik.

5

Tabel 2. Hasil Pengujian Regresi Linier Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Keuntungan Kacang
hijau
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
Pendapatan usahatani
25.386
2.283910 11.11505**
0.0000
ns
Pendidikan
1.123
1.017188 1.103630
0.2707
Umur
0.018
0.154287 0.114446ns
0.9090
Jumlah tanggungan keluarga
1.199
0.622659 1.926115*
0.0551
Pengalaman usahatani
2.727
1.419551
1.921313*
0.0557
Luas garapan
2.499
0.666073 3.751484**
0.0002
Modal usahatani
2.499
0.666073 3.751484**
0.0002
Cara tanam teratur
1.129
0.545141 2.070489*
0.0394
Constant
3.734
1.06E+08
3.506144
0.0005
R-squared
0.5964 F-statistic
50.24133
Adjusted R-squared
0.5845 Prob (F-statistic)
0.000000
Durbin-Watson stat
2.350985
Keterangan : ns menunjukkan tidak signifikan
* signifikan pada 5% dan 10%
** signifikan pada α 1%

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 2. menunjukkan bahwa secara serempak variabel
independen (pendidikan, umur, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, luas
garapan, dan cara tanam) berpengaruh siginifikan terhadap variabel dependen (keuntungan
usahatani). Pengaruh variabel - variabel tersebut secara keseluruhan signifikan pada α 1%, yang
ditunjukkan besarnya nilai F-statistik yang lebih besar dari nilai F-Tabel. Artinya, jika terjadi
perubahan-perubahan dalam variabel independen secara serempak, maka akan terjadi perubahan
dalam keuntungan uasahatani kacang hijau. Demikian pula, besarnya proporsi atau variasi
perubahan keuntungan usahatani kacang hijau ditentukan oleh pendidikan, umur, jumlah
tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, luas garapan, dan cara tanam. Hal tersebut
ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R-squared)
sebesar 0,5845 atau 58,45%.
Dalam pengujian koefisien regresi secara parsial merupakan pengujian terhadap
hubungan diantara variabel penelitian secara terpisah. Pengaruh varaiabel-variabel independen
secara parsial ditunjukkan oleh besarnya masing-masing nilai t statistik. Jika nilai t-statistik lebih
besar dari nilai t-tabel maka secara parsial variabel independen (pendidikan, umur, jumlah
tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, luas usahatani, dan cara tanam) mempengaruhi
variabel dependen (keuntungan usahatani kacang hijau). Sebaliknya, jika nilai t-statistik lebih
kecil dari nilai t-tabel maka secara parsial variabel independen (pendidikan, umur, jumlah
6

tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, luas garapan, dan cara tanam) tidak
mempengaruhi variabel dependen (keuntungan usahatani kacang hijau).
Hasil pengujian pada Tabel 2. menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel jumlah
anggota keluarga, pengalaman usahatani, luas garapan, dan modal berpengaruh secara
signifikan terhadap keuntungan usahatani kacang hijau. Sementara variabel usia dan
pendidikan kepala rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan usahatani
kacang hijau di PHBM Nganjuk. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya nilai t-statistik yang
tidak signifikan atau lebih besar dari α 5% atau nilai probabilita yang berada di bawah 0,05.
3. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian dengan kriteria ini membantu dalam menetapkan apakah suatu taksiran
memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan seperti: ketidakbiasan (unbiasedness), konsistensi

(consistency), kecukupan (sufficiency), dan sebagainya. Oleh karena, koefisien estimasi regresi
yang diperoleh akan merupakan estimator linier terbaik dan tidak bias (Best Linear Unbiased

Estimator = BLUE) apabila memenuhi beberapa asumsi yang terkenal dengan asumsi klasik.
Berdasarkan hasil uji ini menunjukkan bahwa persamaan regresi linier keuntungan
usahatani tidak melanggar asumsi klasik yang ada. Hal ini ditunjukkan oleh masing-masing nilai
yang telah memenuhi kriteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), Sehingga model tersebut
tepat atau valid untuk dilakukan estimasi dengan metode OLS. Hasil pengujian asumsi klasik
dari penelitian ini adalah terdiri dari pengujian autokorelasi, heteroskedasitisitas, linieritas.
3.a. Pengujian Autokorelasi (Breush-Godfrey Test)
Uji ini mengasumsikan bahwa faktor pengganggu ut adalah diturunkan mengikuti path-

order autoregressive scheme di mana persamaan tersebut dibentuk dari model persamaan
regresi, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Pengujian Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic

0.653416 Probability

0.419603

Obs*R-squared

0.675897 Probability

0.411003

Keterangan: Tidak Signifikan pada α 5% dan α 1%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai F statistik tidak siginifikan pada α 5% maupun
1%, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model empiris yang digunakan tidak ditemukan
adanya gejala autokorelasi.

7

3.b. Pengujian Heteroskedastisitas (White Heteroskedasticity Test )
Tidak seperti metode Bruesch-Pagan yang sangat tergantung pada asumsi tentang
normalitas pada residual, White test mengembangkan sebuah metode yang tidak memerlukan
asumsi tentang adanya normalitas pada residual. Indikasi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dengan menghitung nilai X2 dimana X2 = n*R2. Pengujiannya adalah jika dari hasil perhitungan
ternyata X2-hitung < X2-Tabel. Hal ini member arti bahwa persamaan keuntungan usahatani
kacang hijau tidak mengandung heteroskedasitas (Tabel 4)
Tabel 4. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic

1.400895 Probability

0.130518

Obs*R-squared

24.67037 Probability

0.134269

Keterangan: Signifikan pada α 5%

3.c. Pengujian Linieritas (Ramsey Reset test)
Uji ini merupakan uji tentang linieritas model yang diamati. Uji ini perlu mengingat
bahwa kesalahan spesifikasi model dapat berakibat inefisiensi penaksir. Pengujian dapat
dilakukan dengan statistik F mengingat bahwa prosedur ini sama dengan pengujian signifikansi
variabel secara bersama-sama di dalam suatu model (joint significance of explanatory

variables). Pengujian model yang digunakan ditunjukkan bahwa nilai F-statistik yang tidak
signifikan atau kecil dari nilai F-tabel pada tingkat keyakinan 99 % (Tabel 5)
Tabel 5 Hasil Pengujian Linieritas
Ramsey RESET Test:
F-statistic

1.924393 Probability

0.166521

Log likelihood ratio

2.003083 Probability

0.156980

Keterangan: Tidak Signifikan pada α 1% dan 5%

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis interprestasi yang telah dikemukakan sebagai hasil akhir dari
penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Faktor social ekonomi yang berpengaruh terhadap keuntungan usahatani kacang hijau adalah
jumlah anggota keluarga, pengalaman usahatani, luas garapan, dan modal.

8

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.2007. Palawija Nasional. BPS
dan Dirjen Tan. Pangan: Jakarta.
Balitkabi. 2006. Panduan Teknis Produksi Benih Sumber Kedelai, Kacang Tanah, dan Kacang
Hijau. Balitkabi: Malang.
BPS. 2009. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Kacang Hijau 2007. Diakses tanggal 15
Nopember 2009 jam 10.54. dari :http://www.google.co.id/jatim bps.go.id.
Gujarati, D. 1997. Basic Econometrics. 1997. McGraw-Hill, Inc.
Kasijadi, F., Suyamto dan M. Sugiarto. 2000, Rakitan Teknologi Budidaya Padi, Jagung dan
Kedelai. Spesifik Lokasi Mendukung GEMA PALAGUNG DI Jawa Timur. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Karangploso.
Kasijadi., F., Wahyunindyawati, Yuliastuti, Sunaryo dan Taman. 2008, Program Rintisan dan
Akselerasi pemasyarakatan inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) di kabupaten
Nganjuk. Balai Pengkajian Teknologi pertanian Jawa Timur. Malang.
P3HTA (Proyek Penelitian Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air), 1990. Petunjuk Teknis
Usahatani Konservasi Daerah Aliran Sungai. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Departemen Pertanian.
Pendyeck, Rubert S. and Daniel L. Rubenfeld, 1998 Econometric Models and Econometric
Forecasts Mc Graw-Hill Book Company. National Book Store Philippines. p307-317;
p319-323.
Perhutani. 2009. Meski JPT (Jatah Produksi Tebangan) Turun 19 persen dari JPT Awal 698,778
m3. Jakarta, 17 Februari 2009. Diakkses tanggal 15 Nopember 2009. Jam 13.20 dari
www.perumperhutani.com/index.php?option=com...id...
Semaoen, Iksan. 1992. Ekonomi Produksi Pertanian, Teori dan Aplikasi. ISEI. Jakarta.

9