Paper PKn Kelompok V Negara Hukum and

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara hukum tidak hanya berdasarkan pada kekuasaan
belaka, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Hal ini
berarti Negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segala
warga negaranya bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta
wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu tanpa ada kecualinya. Pernyataan
bahwa Indonesia merupakan negara hukum juga mempunyai konsekuensi, bahwa Negara
Indonesia menerapkan hukum sebagai ideologi untuk menciptakan ketertiban, keamanan,
keadilan serta kesejahteraan bagi warga negara, sehingga hukum itu bersifat mengikat
bagi setiap tindakan yang dilakukan oleh warga negaranya. Negara hukum harus
memenuhi beberapa unsur, antara lain pemerintah dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya, harus berdasar hukum atau

peraturan perundang-undangan, adanya

jaminan terhadap hak asasi manusia, adanya pembagian kekuasaan dalam negara, adanya
pengawasan dari badan-badan peradilan.
Berkaitan dengan unsur di atas, adanya jaminan terhadap hak asasi manusia

(HAM), dapat diartikan bahwa di dalam setiap konstitusi selalu ditemukan adanya
jaminan terhadap hak asasi manusia (warga negara). Perlindungan konstitusi terhadap hak
asasi manusia tersebut, salah satunya adalah perlindungan terhadap nyawa warga
negaranya seperti yang tercantum dalam Pasal 28A Undang Undang Dasar 1945: ”Setiap
orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
Nyawa dan tubuh adalah milik manusia yang paling berharga dan merupakan hak asasi
setiap manusia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan tidak ada seorangpun yang
dapat merampasnya.
Setiap negara memiliki kewajiban untuk menjamin dan menghormati hak asasi
manusia, melindungi dan menegakkannya di negara masing-masing. Kewajiban ini tidak

saja

bersifat positif yaitu untuk ditegakkan atau diimpelementasikan. Dalam hal

pengimpelementasian ini, terutama terhadap hak-hak asasi yang bersifat universal dan
memiliki keberlakuan universal sebagaimana yang dirumuskan dalam deklarasi hak-hak
asasi manusia. Oleh karena itu, sebagaimana ditegaskan dalam Mukadimah Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia/DUHAM, HAM perlu dilindungi dengan merumuskannya
dalam instrumen hukum agar orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai

usaha terakhir guna menentang kezaliman dan penindasan sebagaimana ditunjukan dalam
sejarah HAM itu

1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari paper ini adalah sebagai berikut





Apa yang dimaksud dengan Negara hukum ?
Bagaimanakah ruang Lingkup Negara Hukum ?
Bagaimana Pelaksanaan dan Penegakan HAM di Indonesia ?
Apa saja permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya penegakan HAM ?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang negara hukum dan HAM, serta mampu menerapkan
undang-undang HAM di lingkungan masyarakat.


1.4 Batasan Permasalahan
Agar penulisan paper ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang
semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, maka penulis menetapkan batasan permasalahan dari materi ini, yaitu
masalah-masalah pelanggaran Hukum dan HAM di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pengertian Negara Hukum dan Rule of Law

Pengertian Rule of Law dan negara hukum pada hakikatnya sulit dipisahkan.
Menurut Philipus M. Hadjon misalnya bahwa negara hukum yang menurut istilah bahasa
Belanda rechtsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme, yaitu dari
kekuasaan raja yang sewenang-wenang untuk mewujudkan negara yang didasarkan pada
suatu peraturan perundang-undangan. Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa
kekuasaan raja maupun penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu
peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala
peraturan perundang-undangan itulah yang sering diistilahkan dengan Rule of Law.
Menurut Friedman, antara pengertian negara hukum atau rechtstaat dan rule of

law sebenarnya saling mengisi. Oleh karena itu berdasarkan bentuknya sebenarnya rule
of law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal.
Prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsipprinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan,
ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan belaka. Prinsip
Negara hukum tidak boleh ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi
yang diatur dalam UUD. Karena itu perlu ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada
ditangan rakyat yang dilakukan menurut UUD atau constitutional democracy yang
diimbangi dengan penegasan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum yang
berkedaulatan rakyat atau demokratis.
Menurut Albert Venn Dicey, istilah the rule of law diartikan sederhana sebagai
suatu keteraturan hukum.
Rule of law, pada prinsipnya memiliki kesamaan yang fundamental serta saling
mengisi. Dalam prinsip Negara ini unsur penting pengakuan adanya pembatasan
kekuasaan yang dilakukan secara konstitusional. Oleh karena itu, terlepas dari adanya
pemikiran dan praktek konsep Negara hukum yang berbeda, konsep Negara hukum
dan rule of law adalah suatu realitas dari cita-cita sebuah Negara bangsa, termasuk
Negara Indonesia.

2.1.2 Prinsip-prinsip Rule of Law
Meskipun pengertian Rule of Law tidak dapat dipisahkan dengan pengertian

negara hukum atau rechtsstaat, dalam negara yang menganut sistem Rule of Law harus
memiliki prinip-prinsip yang jelas. Menurut Dicey terdapat tiga unsur yang fundamental
dalam Rule of Law, yaitu:


supremasi aturan-aturan hukum. tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang,



dalam arti seseorang hanya boleh dihukum, jikalau memang melanggar hukum
kedudukan yang sama di muka hukum. Hal ini berlaku baik bagi masyarakat biasa



maupun pejabat negara; dan
terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-Undang serta keputusankeputusan pengadilan.

2.1.3 Pengertian Hak Asasi Manusia
Setiap manusia sejak lahir telah memiliki hak asasi dimana sebagai
manusia pasti memiliki sesuatu yang menjadi pokok atau dasar dari setiap diri

masing-masing individu. Hak bisa diartikan sebagai kekuasaan untuk melakukan
sesuatu atau kepunyaan (milik), sedangkan asasi merupakan hal yang utama, dasar
atau pokok. Sehingga hak asasi manusia bisa diartikan kepunyaan atau milik yang
sifatnya pokok dan melekat pada diri setiap insan sebagai anugerah yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Banyak sekali definisi tentang hak asasi
manusia (HAM), berikut adalah beberapa pengertian dari Hak Asasi Manusia
menurut para ahli :
 Haar Tilar, HAM ialah hak-hak yang melekat pada diri setiap insan dan
tanpa memiliki hak-hak itu maka setiap insan tidak bisa hidup selayaknya
manusia. Hak tersebut didapatkan sejak lahir ke dunia.


UU No 39 Tahun 1999, Menerangkan bahwa HAM ialah seperangkat hak
yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa. dimana hak tersebut merupakan anugerah yang wajib di hargai
dan dilindungi oleh setiap orang untuk melindungi harkat dan martabat
setiap manusia.




John Locke, Menjelaskan bahwa HAM ialah hak-hak yang langsung
diberikan Tuhan yang esa kepada manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh
karenanya, tidak ada kekuatan apapun di dunia yang bisa mencabutnya.
HAM ini sifatnya fundamental atau mendasar bagi kehidupan manusia dan
pada hakikatnya sangat suci.



Miriam Budiarjo, HAM merupakan hak yang dimiliki setiap orang yang
dibawa sejak lahir ke dunia dan menurutnya hak itu sifatnya universal
karena dimiliki tanpa adanya perbedaan ras, kelamin, suku, budaya, agama
dan lain sebagainya.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa HAM

merupakan hak yang sudah melekat dalam diri setiap insan yang dibawa sejak
lahir ke dunia dan berlaku sepanjang hidupnya serta tidak dapat diganggu gugat
oleh siapapun karena hak itu sifatnya kodrati yang langsung Tuhan berikan pada
setiap makhluk ciptaannya.
Adapun jenis – jenis Hak Asasi Manusia yang dikenal di dunia adalah
sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.

Hak asasi pribadi / Personal Right.
Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah tempat.
Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.
Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing.

2.1.4 Hubungan Negara Hukum dan HAM
Perumusan ciri-ciri Negara Hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl, yang
kemudian ditinjau ulang oleh International Commision of Jurist pada Konferensi
yang diselenggarakan di Bangkok tahun 1965, yang memberikan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu
konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh

perlindungan atas hak-hak yang dijamin;
2. Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
3. Pemilihan Umum yang bebas;

4. Kebebasan menyatakan pendapat;
5. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi;
6. Pendidikan Kewarganegaraan.
Seperti dijelaskan di atas, jelaslah bahwa sebuah Negara Hukum haruslah
memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara itu melindungi dan menjamin Hak
Asasi Manusia setiap warganya. Dengan demikian jelas sudah keterkaitan antara
Negara hukum dan Hak Asasi Manusia, dimana Negara Hukum wajib menjamin
dan melindungi Hak Asasi Manusia setiap warganya.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Negara hukum
Negara hukum adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal. Secara lebih
sederhana negara hukum adalah negara yang pemerintahannya didasarkan atas hukum.
Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan
hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum.
Dengan demikian dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum,

bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasar pada konstitusi yang
berpaham konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai negara hukum.
Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni keadilan, kemanfaatan,
dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan
“rasa keadilan masyarakat”.
2.2.2 Ruang Lingkup Negara Hukum

2.2.3 Pelaksanaan dan Penegakan HAM di Indonesia
Setiap warga negara berhak mendapat perlindungan HAM oleh negara. Hal ini
berarti pemerintah selain mempersiapkan, menyediakan, dan meyusun perangkat hukum
HAM, mendirikan kelembagaan HAM, juga harus berupaya memberikan perlindungan
HAM kepada seluruh warga negara Indonesia di manapun berada. Seiring upaya
pemerintah untuk melindungi warga negara terhadap pelanggaran HAM, masih banyak
kita temukan kasus pelanggaran HAM.

Peran masyarakat terhadap upaya penegakan HAM, misalnya muncul berbagai
aktivis dan advokasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Para aktivis dapat
mengontrol atau mengkritisi kebijakan pemerintah yang rawan terhadap pelanggaran
HAM. Mereka juga dapat mendata kasuskasus pelanggaran HAM dan melakukan
pembelaan atau pendampingan. LSM tersebut bisa menangani berbagai masalah,

misalnya masalah kesehatan masyarakat, korupsi, demokrasi, pendidikan, kemiskinan,
lingkungan, penegakan hukum. Kehadiran mereka dapat menjadi kekuatan penyeimbang
sekaligus pengontrol langkah-langkah pemerintah dalam pelaksanaan HAM di Indonesia.
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan dan
penegakan HAM di Indonesia, yaitu;

a. Upaya Komnas HAM
Komnas HAM menentukan cara-cara pendekatan sebagai upaya penegakan
hak asasi manusia. Cara-cara pendekatan yang dilakukan adalah melalui:
o Pendekatan

struktural;yaitu melalui kerja sama dengan semua pihak agar

pendekatan dan perlindungan hak asasi manusia terjamin. Untuk itu,
Komnas HAM bekerja sama dengan beberapa instansi lainnya. Melalui
cara-cara ini, pemantauan dan koordinasi terhadap berbagai aktivitas
berbangsa, khususnya yang rentan terjadinya pelanggaran HAM dapat
dilakukan secara intensif.
o Pendekatan

nonstruktural; yaitu dalam bentuk pelayanan kepada

masyarakat. Komnas HAM terbuka untuk menampung keluhan dan
laporan masyarakat terhadap adanya pelanggaran hak asasi manusia.
Berdasarkan laporan dan penyelidikannya, Komnas HAM akan berusaha
mencari jalan keluar (solusi) yang tepat.

o Pendekatan

persuasif; yaitu Komnas HAM berfungsi sebagai mediator

dan fasilitator. Untuk itu, Komnas HAM melakukan berbagai usaha
musyawarah untuk mufakat terhadap berbagai kasus yang terjadi. Dengan
demikian, akan terhindar dari konfrontasi/pertikaian yang merusak
(destruktif).
Dalam upaya penegakan HAM, setiap kasus pelanggaran HAM yang
diadukan masyarakat akan ditindaklanjuti oleh Komnas HAM. Di antaranya,
dilakukan dengan membentuk komisi atau unit tertentu yang bertugas menyelidiki
kasus tersebut. Apabila terdapat bukti kuat telah terjadi pelanggaran HAM, kasus
tersebut akan diteruskan ke Kejaksaan Agung. Selanjutnya, oleh Kejaksaan Agung
akan

diajukan

ke

pengadilan

HAM

untuk

diperoses

secara

hukum.

b. Partisipasi Masyarakat
Upaya penegakan hak asasi manusia ini akan memberikan hasil yang
maksimal manakala didukung oleh semua pihak. Usaha yang dilakukan Komnas
HAM tidak akan efektif apabila tidak ada dukungan dari masyarakat lainnya.
Sebagai contoh, Komnas HAM telah bertekad untuk memaksimalkan pelayanan
kepada masyarakat dengan membuka kotak pengaduan dari masyarakat. Tekad dan
usaha ini tidak akan berhasil apabila masyarakat enggan atau memilih diam
terhadap berbagai praktik pelanggaran HAM. Oleh karena itu, partisipasi
masyarakat

untuk

bersamasama

mengupayakan

penegakan

HAM

sangat

dibutuhkan. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat diwujudkan melalui halhal berikut.
 Menyampaikan

laporan atau pengaduan atas terjadinya pelanggaran hak asasi

manusia kepada Komnas HAM atau lembaga berwenang lainnya.
 Masyarakat

juga dapat berpartisipasi dalam bentuk usulan mengenai perumusan

kebijakan yang berkaitan dengan hak asasi manusia kepada Komnas HAM atau
lembaga terkait lainnya.

 Masyarakat

juga dapat bekerja sama dengan Komnas HAM untuk meneliti,

memberi pendidikan, dan meyebarluaskan informasi mengenai HAM pada
segenap lapisan masyarakat.
2.2.4 Permasalahan yang dihadapi Pemerintah dalam Upaya Penegakan HAM
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di Indonesia selalu menjadi
sorotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena konsep dasarnya
yang bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di lapangan
ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM
antara lain adanya arogansi kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki seorang
pejabat yang berkuasa, yang mengakibatkan sulit mengendalikan dirinya sendiri
sehingga terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.

Terutama dalam

kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenai HAM di Indonesia bergerak
dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut
terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran HAM, mulai dari
yang sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat (gross human right violation).
Di samping itu juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat dalam
memperjuangkan pemajuan dan perlindungan HAM. Berbagai permasalahan yang
dihadapi pemerintah Indonesia dalam rangka penghormatan, pengakuan, penegakan
hukum dan HAM antara lain
1.

Penegakan Hukum di Indonesia belum dirasakan optimal oleh masyarakat.

Hal itu antara lain, ditunjukan oleh masih rendahnya kinerja lembaga peradilan. Penegakan
hukum sejumlah kasus pelanggaran HAM berat yang sudah selesai tahap penyelidikannya pada
tahun 2002, 2003, dan 2004, sampai sekarang belum di tindak lanjuti tahap penyelidikannya.
2.

Masih ada peraturan perundang-undangan yang belum berwawasan gender

dan belum memberikan perlindungan HAM. Hal itu terjadi antara lain, karena adanya aparat
hukum, baik aparat pelaksana peraturan perundang-undangan, maupun aparat penyusun
peraturan perundang-undangan yang belum mempunyai pemahaman yang cukup atas prinsipprinsip perlindungan hak asasi manusia.

3.

Belum membaiknya kondisi kehidupan ekonomi bangsa sebagai dampak

krisis ekonomi yang terjadi telah menyebabkan sebagian besar rakyat tidak dapat menikmati hakhak dasarnya baik itu hak ekonominya seperti belum terpenuhinya hak atas pekerjaan yang layak
dan juga hak atas pendidikan
4.

Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat,

seperti Aceh, Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat Negara tetapi juga dengan
kelompok bersenjata yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak untuk hidup secara aman dan
hak untuk ikut serta dalam pemerintahan
5.

Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang

mnyebabkan rasa tidak aman bagi masyarakat
6.

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu

Negara dengan Negara lainnya manjdi makin tinggi. Dengan demikian kecenderungan
munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi makin sering terjadi. Kejahatankejahatan tersebut antara lain, terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang dan terorisme.
Salah satu permasalahan yang sering timbul adalah adanya peredaran dokumen palsu. Yang
membuat orang-orang luar bebas datang ke Indonesia
Beberapa masalah Hak Asasi di Indonesia yaitu:
1.

Perlindungan Perempuan : Keadilan dan kesetaraan gender.

UUD 1945 pasal 27 menjamin persamaan Hak perempuan dan Laki-laki ; dan
Bahwa perempuan adalah bagian dari HAM yang tercantum dalam UU No. 7/198-4 tentang anti
diskriminasi dan UU No. 39/1999 tentang HAK. Ada pun hak-hak politik perempuan tercantum
dalam UU No. 68/1958
2.

Rencana Aksi Nasional (RAN) Penghapusan perdagangan perempuan dan

Anak
Indonesia telah memiliki rencana aksi nasional penghapusan trafficking
perempuan dan anak 2003-2007. RAN tersebut merupakan implementasi dari konvensi PBB
menentang kejahatan Terorganisir antar Negara

3.

Perlindungan Hak Anak

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah legislative dan administrative
untuk lebih memperbaiki perlindungan hak-hak anak dan perempuan. Langkah-langkah
legislative tersebut antara lain dengan keluarnya UU No. 32 tahun 2002 tentang perlindungan
anak dan UU No. 20 tahun 2003 dengan system pendidikan nasional. Sedangkan langkah
administrative dalam menetukan rencana aksi dan penentuan penjuru untuk pemajuan dan
perlindungan HAM antara lain, melalui kepres No. 59 tahun 2002 tentang rencana aksi nasional
penghapusan Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak. Dan juga pembentukan komisi
perlindungan anak Indonesia di bentuk pada tahun 2003 melalui keppres No. 77 tahun 2003

DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, Zubaidi Achmad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Paradigma : Yogyakarta.
Agnesia, Sinaga. 2014. Makalah

KWN

"Negara

Hukum

dan

HAM".

http://

dan

HAM.

http://www.academia.edu. Diakses pada tanggal 27 September 2015.
Pirhot
Sitomorang,
Pranto.
2012.
Contoh
Makalah
Hukum

http://prantopirhotsitumorang.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 27 September 2015.
NN. 2015. 9 Pengertian HAM-Hak Asasi Manusia menurut Para Ahli.
http://www.seputarpengetahuan.com/. Diakses tanggal 27 September 2015. ss