Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Med
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video Terhadap Perubahan Perilaku
Ibu Dalam Penggunaan Antibiotik Pada Anak Dengan ISPA Di Wilayah Kerja
Puskesmas Banguntapan I Kabupaten Bantul
1
Filu Marwati Santoso Putri1), Bingar Hernowo2)
Program Studi D-III Kebidanan, Stikes Madani Yogyakarta
email: [email protected]
2
Program Studi D-III Farmasi, Stikes Madani Yogyakarta
email: [email protected]
Abstract
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama sering menyerang anak-anak 2-5 tahun.
Hal ini membuat ibu pasien mencari solusi cepat untuk menyembuhkan ISPA dan meminta dokter
untuk meresepkan antibiotik dan bahkan membelinya tanpa prescribtions. Fatalnya, sebagain besar
ibu tidak mengetahui seperti apa manfaat dan bahaya antibiotik jika dikonsumsi tidak sesuai dengan
aturan pakai. Dalam rangka mengubah perilaku ibu dalam penggunaan antibiotik maka diperlukan
suatu pendidikan kesehatan. Video sebagai salah satu media pendidikan kesehatan dapat digunakan
sebagai alternatif yang cukup menarik karena bisa merangsang sistem pendengaran dan visual untuk
mengubah perilaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendidikan
kesehatan dengan media video terhadap perubahan perilaku ibu dalam penggunaan antibiotik pada
anak dengan ISPA Di Wilayah Kerja Puskesmas Banguntapan Kabupaten Bantul.
Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental. Populasinya adalah ibu yang
memiliki anak usia 2-5 tahun dengan riwayat ISPA di wilayah kerja Puskes Banguntapan I
Kabupaten Bantul. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan
kuesioner dan dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil penelitian menyebutkan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video
terhadap perubahan perilaku ibu dalam penggunaan antibiotik pada anak dengan ISPA di Wilayah
Kerja Puskesmas Banguntapan I Kabupaten Bantul. Perbedaan tersebut terlihat dari perhitungan
Wilcoxon Signed Test yang menunjukkan bahwa nilai Z yang didapat sebesar -6,045 dimana nilai
tersebut < z tabel -1,96 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 di mana kurang dari
batas kritis penelitian 0,05
Keywords: Video, Perilaku, Antibiotik, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
1. PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
merupakan penyakit yang menyerang saluran
pernapasan, baik saluran pernapasan atas yang
meliputi infeksi di atas laring, maupun saluran
pernapasan bawah yang meliputi infeksi
laring ke bawah. Pengertian akut adalah
infeksi berlangsung hingga 14 hari (Rahajoe,
2012). Ibu memiliki peran yang penting
dalam perawatan anak dengan ISPA, karena
ibu adalah orang yang dinilai paling dekat
dengan anak. Salah satu perawatan yang dapat
dilakukan ibu adalah dengan memberikan
obat untuk anak yang menderita ISPA,
khususnya ISPA bagian atas. ISPA bagian
atas sebagian besar disebabkan oleh virus,
namun pada beberapa kasus seperti faringitis
dapat disebabkan karena bakteri. Namun di
lapangan seringkali ditemukan ibu yang
masih meminta antibiotik pada dokter di
puskesmas, padahal dokter tidak meresepkan
antibiotik pada anak dengan ISPA bagian atas
karena tidak ditemukan indikasi untuk
diberikan antibiotik.
Pemakaian antibiotik yang tidak sesuai
dengan indikasi dapat menimbulkan efek
yang yang tidak diinginkan, seperti diare,
kemerahan pada kulit, dan nyeri perut.
Dampak yang lebih buruk dapat berupa reaksi
alergi, toksikosis pada renal, dan reaksi pada
kulit yang parah. Di samping itu, antibiotik
yang digunakan tidak sesuai dengan indikasi
dapat menimbulkan resistensi pada bakteri
yang pada akhirnya bakteri mengembangkan
dirinya sehingga sulit diobati. Walaupun tidak
mengetahui alasan pastinya, masyarakat
seringkali beralasan bahwa dengan diberi
antibiotik, anaknya sembuh dari batuk pilek.
Di samping itu, saat anaknya dibawa ke
pelayanan kesehatan karena menderita batuk
pilek, menurut hemat peneliti beberapa ibu
selalu minta diberi antibiotik.
Beratnya dampak yang ditimbulkan oleh
pemakaian antibiotik yang tidak rasional
membuat
peneliti
ingin
memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu yang
memiliki anak dengan ISPA, khususnya
bagian atas untuk memperbaiki perilaku ibu
dalam
penggunaan
antibiotik
dengan
menggunakan media berupa video. Video
dipilih
karena
pada
pelaksanaannya
melibatkan banyak indera untuk mengolah
informasi berupa pendengaran dan melihat
gambar
bergerak,
sehingga
lebih
meningkatkan retensi memori daripada
melalui ceramah yang hanya melibatkan
indera pendengaran. Pendidikan kesehatan
merupakan bagian dari strategi promosi
kesehatan yang diharapkan dapat mengubah
perilaku individu atau kelompok. Baik
pengetahuan maupun sikap, keduanya
termasuk ke dalam domain perilaku, dalam
hal ini convert behavior atau perilaku tertutup
yang merupakan perilaku yang tidak dapat
dilihat atau diamati, namun tetap dapat diukur
(Maulana, 2007).
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
pre-eksperimental. Populasinya adalah ibu
yang memiliki anak usia 2-5 tahun dengan
riwayat ISPA yang ada di wilayah kerja
Puskes Banguntapan Kabupaten Bantul.
Sampel dipilih dengan teknik purposive
sampling.
Variabel
bebas
adalah
pendidikan kesehatan dengan video
sebagai media, sedangkan variabel
dependen adalah perilaku ibu. Data
dikumpulkan dengan kuesioner yang telah
uji validitas dan reliabilitas serta dianalisis
menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test
dengan tingkat alpha ≤ 0,05.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan
pada 50 orang ibu yang mempunyai anak
atau saudara berusia 1-5 tahun dalam
waktu/ periode yang berbeda dengan
rentang waktu kurang lebih 1 bulan.
Rincian
kegiatan
penelitian
terbagi menjadi 3 (tiga) sub kegiatan,
yaitu (pre-test) yang merupakan suatu
kegiatan penyebaran kuesioner dengan
tujuan untuk mengukur pengetahuan dan
perilaku penggunaan antibiotik sebelum
dilakukan
pendidikan
kesehatan.
Kegiatan berikutnya yaitu melakukan
pendidikan kesehatan dengan media
video dan leaflet tentang gambaran
pengetahuan dan perilaku penggunaan
antibiotik. Dalam kurun waktu kurang
lebih 1 bulan berikutnya, peneliti
melakukan
penyebaran
kuesioner
kembali (post-test) dengan tujuan untuk
mengukur kembali pengetahuan dan
perilaku penggunaan antibiotik setelah
dilakukan pendidikan kesehatan. Untuk
mengetahui
efisiensi
dari
proses
pendidikan kesehatan.
B. Pengumpulan dan Tabulasi Data
Data dari hasil kuesioner dikumpulkan
dan ditabulasi kedalam program excel
untuk memudahkan proses analisis
selanjutnya.
C. Analisis dan Pengolahan Data
1. Uji statistik deskriptif
Kelompok
rentang
umur
responden dalam penelitian ini dapat
terlihat dalam tabel berikut ini :
Gambar 3.1
Diagram Prosentase Responden
Berdasarkan Kelompok Umur
Sesuai diagaram pie diatas terihat bahwa
mayoritas responden berada pada
kelompok umur 31-40 tahun dengan
frekuensi sebanyak 35 orang atau 70%
dari keseluruhan responden.
Sesuai strata pendidikan responden
penelitian dapat dikelompokkan sesuai
dengan tabel dan diagram berikut ini:
Gambar 3.2
Diagram Prosentase Responden
Berdasarkan Kelompok Pendidikan
Tabel 3.1
Tabulasi Silang Sumber Informasi Tentang Antibiotik Yang
Didapatkan Responden
Count
sumber informasi antibniotik
media
massa
tenaga
kesehatan
orang
lain
informasi tidak
antibiotik pernah
0
0
0
pernah
9
13
9
13
Total
tidak
pernah
Total
26
26
2
0
24
2
26
50
Menurut data diatas terlihat bahwa dari
26 orang responden yang pernah
mendapatkan
informasi
antibiotik
diketahui bahwa 13 orang diantaranya
memperoleh dari tenaga kesehatan yang
ada di puskesmas, rumah sakit atau
klinik kesehatan tempat responden
berobat. Selanjutnya, 9 orang diantaranya
memperoleh dari media massa berupa
poster di lokasi pelayanan kesehatan, dan
sisanya sebanyak 2 orang mendapatkan
informasi dari orang lain baik teman,
kerabat atau saudara.
Diagaram diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang tergabung
dalam penelitian ini berpendidikan SMA
dengan jumlah 32 orang dan prosentase
64%.
Pekerjaan yang ditekuni oleh
responden secara rinci terlihat dalam
tabel distribusi frekuensi berikut ini :
Untuk mengetahui secara parsial
nilai deskriptif pada pre-test dan post-test
penelitian ini menggunakan uji statistik
deskriptif yang terlihat dalam tabel
berikut ini :
Gambar 3.3
Diagram Prosentase Responden
Berdasarkan Kelompok Pekerjaan
Tabel 3.2
Statistik Deskriptif Nilai Pre-test dan Post - test
N
Data diagaram diatas mendeskripsikan
bahwa dari 50 orang responden yang
terlibat dalam penelitian ini sebagian
besar menekuni pekerjaan sebagai Ibu
Rumah Tangga (IRT) dengan jumlah 38
orang atau 76 %.
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan informasi tentang Antibiotik
yang didapatkan terlihat dalat tabel
tabulasi silang berikut ini :
Mean
Std.
Deviation
Minimum
Maximum
nilai pre
test
50
23.32
2.428
20
28
nilai
postest
50
27.84
1.633
24
30
Tabel deskriptive statistics di
atas menunjukkan nilai Mean,
standart deviasi, minimum dan
maksimum
dari
masing-masing
kelompok data (pretest dan posttest).
Tampak bahwa Mean atau rata-rata
nilai posttest 27,84 di mana lebih
besar dari pada nilai pretest yaitu
23,32. Keadaan diatas sekilas
memperlihatkan bahwa ada kemajuan
pengetahuan
responden
tentang
antibiotik
setelah
dilakukan
pendidikan kesehatan dengan media
video.
2. Uji Statistik Wilcoxon
Uji wilcoxon dilakukan untun
mengetahui perbedaan signifikan
antara pengetahuan dan perubahan
perilaku ibu sebelum dan setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
Hasil uji yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut :
Pada Anak Dengan ISPA Di Wilayah
Kerja Puskesmas Banguntapan I
Kabupaten Bantul
Tabel 3.3
Wilcoxon Ranks Test
Mean
Rank
N
nilai postest - nilai pre
test
Negative Ranks
Positive Ranks
Sum of
Ranks
0a
.00
.00
b
24.50
1176.00
48
Ties
2c
Total
50
Berdasarkan Wilcoxon Signed
rank Test diatas diketahui bahwa nilai
nilai negative ranks adalah 0 yang
berarti tidak ada nilai post-test yang
lebih rendah dari nilai pre-test.
Selanjutnya untuk nilai positive ranks
adalah 48 yang menunjukkan bahwa
terdapat 48 orang yang mempunyai
nilai post-test yang lebih tinggi dari
nilai pre-test. Untuk nilai ties yaitu
nilai yang menunjukkan nilai post-test
sama dengan nilai pre-test terdapat
pada 2 orang responden.
Tabel 3.4
Wilcoxon Signed Test
nilai postest - nilai
pre test
-6.045a
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
Berdasarkan
hasil
dari
perhitungan Wilcoxon Signed Test,
maka nilai Z yang didapat sebesar 6,045 dimana nilai tersebut < z tabel 1,96 dengan p value (Asymp. Sig 2
tailed) sebesar 0,000 di mana kurang
dari batas kritis penelitian 0,05
sehingga diasumsikan bahwa terdapat
perbedaan bermakna antara perilaku
penggunaan antibiotik kelompok pretest dan post-test dan dapat
disimpulkan bahwa ada Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Video Terhadap Perubahan Perilaku
Ibu Dalam Penggunaan Antibiotik
4. KESIMPULAN
Sesuai dengan hasil penelitian dan
analisis yang telah dilakukan peneliti maka
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pendidikan kesehatan dengan media video
terhadap perubahan perilaku ibu dalam
penggunaan antibiotik pada anak dengan
ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas
Banguntapan I Kabupaten Bantul yang
ditandai dengan adanya perubahan perilaku
(perbaikan) sebelum dan sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan. Perbedaan tersebut
terlihat dari perhitungan Wilcoxon Signed
Test yang menunjukkan bahwa nilai Z yang
didapat sebesar -6,045 dimana nilai tersebut <
z tabel -1,96 dengan p value (Asymp. Sig 2
tailed) sebesar 0,000 di mana kurang dari
batas kritis penelitian 0,05
.
5. REFERENSI
a. Anisa, dkk., 2013.Pengetahuan dan
Perilaku Pengunjung Puskesmas dan
Tenaga Kesehatan terhadap Penggunaan
Antibiotik
pada
ISPA:
http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/artic
le/view/2059/2486 diakses tanggal 15
April 2015.
b. Fertman., C. I. and D. D. Allenswort.,
2010.Health Promotion Programs from
Theory to Practice, San Francisco :
Jossey –Bass.
c. Lucie, S., 2005. Teknik Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Bogor :
Ghalia
d. Maulana, H., 2007,Promosi Kesehatan,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
e. Notoatmodjo, Soekidjo., 2012. Promosi
kesehatan dan Perilaku Kesehatan,
Jakarta: Rineka cipta
f. Rahajoe,
N.
Nastiti.,
dkk.,
2008.Respirologi Anak, Jakarta: IDAI
g. Wowiling, Chalvy., dkk., 2013. Pengaruh
penyuluhan
penggunaan
antibiotika
terhadap tingkat pengetahuan masyarakat
di
Kota
Manado
:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/phar
macon/article/view/2327 diakses tanggal
15 April 2015.
Ibu Dalam Penggunaan Antibiotik Pada Anak Dengan ISPA Di Wilayah Kerja
Puskesmas Banguntapan I Kabupaten Bantul
1
Filu Marwati Santoso Putri1), Bingar Hernowo2)
Program Studi D-III Kebidanan, Stikes Madani Yogyakarta
email: [email protected]
2
Program Studi D-III Farmasi, Stikes Madani Yogyakarta
email: [email protected]
Abstract
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama sering menyerang anak-anak 2-5 tahun.
Hal ini membuat ibu pasien mencari solusi cepat untuk menyembuhkan ISPA dan meminta dokter
untuk meresepkan antibiotik dan bahkan membelinya tanpa prescribtions. Fatalnya, sebagain besar
ibu tidak mengetahui seperti apa manfaat dan bahaya antibiotik jika dikonsumsi tidak sesuai dengan
aturan pakai. Dalam rangka mengubah perilaku ibu dalam penggunaan antibiotik maka diperlukan
suatu pendidikan kesehatan. Video sebagai salah satu media pendidikan kesehatan dapat digunakan
sebagai alternatif yang cukup menarik karena bisa merangsang sistem pendengaran dan visual untuk
mengubah perilaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendidikan
kesehatan dengan media video terhadap perubahan perilaku ibu dalam penggunaan antibiotik pada
anak dengan ISPA Di Wilayah Kerja Puskesmas Banguntapan Kabupaten Bantul.
Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental. Populasinya adalah ibu yang
memiliki anak usia 2-5 tahun dengan riwayat ISPA di wilayah kerja Puskes Banguntapan I
Kabupaten Bantul. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan
kuesioner dan dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil penelitian menyebutkan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video
terhadap perubahan perilaku ibu dalam penggunaan antibiotik pada anak dengan ISPA di Wilayah
Kerja Puskesmas Banguntapan I Kabupaten Bantul. Perbedaan tersebut terlihat dari perhitungan
Wilcoxon Signed Test yang menunjukkan bahwa nilai Z yang didapat sebesar -6,045 dimana nilai
tersebut < z tabel -1,96 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 di mana kurang dari
batas kritis penelitian 0,05
Keywords: Video, Perilaku, Antibiotik, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
1. PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
merupakan penyakit yang menyerang saluran
pernapasan, baik saluran pernapasan atas yang
meliputi infeksi di atas laring, maupun saluran
pernapasan bawah yang meliputi infeksi
laring ke bawah. Pengertian akut adalah
infeksi berlangsung hingga 14 hari (Rahajoe,
2012). Ibu memiliki peran yang penting
dalam perawatan anak dengan ISPA, karena
ibu adalah orang yang dinilai paling dekat
dengan anak. Salah satu perawatan yang dapat
dilakukan ibu adalah dengan memberikan
obat untuk anak yang menderita ISPA,
khususnya ISPA bagian atas. ISPA bagian
atas sebagian besar disebabkan oleh virus,
namun pada beberapa kasus seperti faringitis
dapat disebabkan karena bakteri. Namun di
lapangan seringkali ditemukan ibu yang
masih meminta antibiotik pada dokter di
puskesmas, padahal dokter tidak meresepkan
antibiotik pada anak dengan ISPA bagian atas
karena tidak ditemukan indikasi untuk
diberikan antibiotik.
Pemakaian antibiotik yang tidak sesuai
dengan indikasi dapat menimbulkan efek
yang yang tidak diinginkan, seperti diare,
kemerahan pada kulit, dan nyeri perut.
Dampak yang lebih buruk dapat berupa reaksi
alergi, toksikosis pada renal, dan reaksi pada
kulit yang parah. Di samping itu, antibiotik
yang digunakan tidak sesuai dengan indikasi
dapat menimbulkan resistensi pada bakteri
yang pada akhirnya bakteri mengembangkan
dirinya sehingga sulit diobati. Walaupun tidak
mengetahui alasan pastinya, masyarakat
seringkali beralasan bahwa dengan diberi
antibiotik, anaknya sembuh dari batuk pilek.
Di samping itu, saat anaknya dibawa ke
pelayanan kesehatan karena menderita batuk
pilek, menurut hemat peneliti beberapa ibu
selalu minta diberi antibiotik.
Beratnya dampak yang ditimbulkan oleh
pemakaian antibiotik yang tidak rasional
membuat
peneliti
ingin
memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu yang
memiliki anak dengan ISPA, khususnya
bagian atas untuk memperbaiki perilaku ibu
dalam
penggunaan
antibiotik
dengan
menggunakan media berupa video. Video
dipilih
karena
pada
pelaksanaannya
melibatkan banyak indera untuk mengolah
informasi berupa pendengaran dan melihat
gambar
bergerak,
sehingga
lebih
meningkatkan retensi memori daripada
melalui ceramah yang hanya melibatkan
indera pendengaran. Pendidikan kesehatan
merupakan bagian dari strategi promosi
kesehatan yang diharapkan dapat mengubah
perilaku individu atau kelompok. Baik
pengetahuan maupun sikap, keduanya
termasuk ke dalam domain perilaku, dalam
hal ini convert behavior atau perilaku tertutup
yang merupakan perilaku yang tidak dapat
dilihat atau diamati, namun tetap dapat diukur
(Maulana, 2007).
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
pre-eksperimental. Populasinya adalah ibu
yang memiliki anak usia 2-5 tahun dengan
riwayat ISPA yang ada di wilayah kerja
Puskes Banguntapan Kabupaten Bantul.
Sampel dipilih dengan teknik purposive
sampling.
Variabel
bebas
adalah
pendidikan kesehatan dengan video
sebagai media, sedangkan variabel
dependen adalah perilaku ibu. Data
dikumpulkan dengan kuesioner yang telah
uji validitas dan reliabilitas serta dianalisis
menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test
dengan tingkat alpha ≤ 0,05.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan
pada 50 orang ibu yang mempunyai anak
atau saudara berusia 1-5 tahun dalam
waktu/ periode yang berbeda dengan
rentang waktu kurang lebih 1 bulan.
Rincian
kegiatan
penelitian
terbagi menjadi 3 (tiga) sub kegiatan,
yaitu (pre-test) yang merupakan suatu
kegiatan penyebaran kuesioner dengan
tujuan untuk mengukur pengetahuan dan
perilaku penggunaan antibiotik sebelum
dilakukan
pendidikan
kesehatan.
Kegiatan berikutnya yaitu melakukan
pendidikan kesehatan dengan media
video dan leaflet tentang gambaran
pengetahuan dan perilaku penggunaan
antibiotik. Dalam kurun waktu kurang
lebih 1 bulan berikutnya, peneliti
melakukan
penyebaran
kuesioner
kembali (post-test) dengan tujuan untuk
mengukur kembali pengetahuan dan
perilaku penggunaan antibiotik setelah
dilakukan pendidikan kesehatan. Untuk
mengetahui
efisiensi
dari
proses
pendidikan kesehatan.
B. Pengumpulan dan Tabulasi Data
Data dari hasil kuesioner dikumpulkan
dan ditabulasi kedalam program excel
untuk memudahkan proses analisis
selanjutnya.
C. Analisis dan Pengolahan Data
1. Uji statistik deskriptif
Kelompok
rentang
umur
responden dalam penelitian ini dapat
terlihat dalam tabel berikut ini :
Gambar 3.1
Diagram Prosentase Responden
Berdasarkan Kelompok Umur
Sesuai diagaram pie diatas terihat bahwa
mayoritas responden berada pada
kelompok umur 31-40 tahun dengan
frekuensi sebanyak 35 orang atau 70%
dari keseluruhan responden.
Sesuai strata pendidikan responden
penelitian dapat dikelompokkan sesuai
dengan tabel dan diagram berikut ini:
Gambar 3.2
Diagram Prosentase Responden
Berdasarkan Kelompok Pendidikan
Tabel 3.1
Tabulasi Silang Sumber Informasi Tentang Antibiotik Yang
Didapatkan Responden
Count
sumber informasi antibniotik
media
massa
tenaga
kesehatan
orang
lain
informasi tidak
antibiotik pernah
0
0
0
pernah
9
13
9
13
Total
tidak
pernah
Total
26
26
2
0
24
2
26
50
Menurut data diatas terlihat bahwa dari
26 orang responden yang pernah
mendapatkan
informasi
antibiotik
diketahui bahwa 13 orang diantaranya
memperoleh dari tenaga kesehatan yang
ada di puskesmas, rumah sakit atau
klinik kesehatan tempat responden
berobat. Selanjutnya, 9 orang diantaranya
memperoleh dari media massa berupa
poster di lokasi pelayanan kesehatan, dan
sisanya sebanyak 2 orang mendapatkan
informasi dari orang lain baik teman,
kerabat atau saudara.
Diagaram diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang tergabung
dalam penelitian ini berpendidikan SMA
dengan jumlah 32 orang dan prosentase
64%.
Pekerjaan yang ditekuni oleh
responden secara rinci terlihat dalam
tabel distribusi frekuensi berikut ini :
Untuk mengetahui secara parsial
nilai deskriptif pada pre-test dan post-test
penelitian ini menggunakan uji statistik
deskriptif yang terlihat dalam tabel
berikut ini :
Gambar 3.3
Diagram Prosentase Responden
Berdasarkan Kelompok Pekerjaan
Tabel 3.2
Statistik Deskriptif Nilai Pre-test dan Post - test
N
Data diagaram diatas mendeskripsikan
bahwa dari 50 orang responden yang
terlibat dalam penelitian ini sebagian
besar menekuni pekerjaan sebagai Ibu
Rumah Tangga (IRT) dengan jumlah 38
orang atau 76 %.
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan informasi tentang Antibiotik
yang didapatkan terlihat dalat tabel
tabulasi silang berikut ini :
Mean
Std.
Deviation
Minimum
Maximum
nilai pre
test
50
23.32
2.428
20
28
nilai
postest
50
27.84
1.633
24
30
Tabel deskriptive statistics di
atas menunjukkan nilai Mean,
standart deviasi, minimum dan
maksimum
dari
masing-masing
kelompok data (pretest dan posttest).
Tampak bahwa Mean atau rata-rata
nilai posttest 27,84 di mana lebih
besar dari pada nilai pretest yaitu
23,32. Keadaan diatas sekilas
memperlihatkan bahwa ada kemajuan
pengetahuan
responden
tentang
antibiotik
setelah
dilakukan
pendidikan kesehatan dengan media
video.
2. Uji Statistik Wilcoxon
Uji wilcoxon dilakukan untun
mengetahui perbedaan signifikan
antara pengetahuan dan perubahan
perilaku ibu sebelum dan setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
Hasil uji yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut :
Pada Anak Dengan ISPA Di Wilayah
Kerja Puskesmas Banguntapan I
Kabupaten Bantul
Tabel 3.3
Wilcoxon Ranks Test
Mean
Rank
N
nilai postest - nilai pre
test
Negative Ranks
Positive Ranks
Sum of
Ranks
0a
.00
.00
b
24.50
1176.00
48
Ties
2c
Total
50
Berdasarkan Wilcoxon Signed
rank Test diatas diketahui bahwa nilai
nilai negative ranks adalah 0 yang
berarti tidak ada nilai post-test yang
lebih rendah dari nilai pre-test.
Selanjutnya untuk nilai positive ranks
adalah 48 yang menunjukkan bahwa
terdapat 48 orang yang mempunyai
nilai post-test yang lebih tinggi dari
nilai pre-test. Untuk nilai ties yaitu
nilai yang menunjukkan nilai post-test
sama dengan nilai pre-test terdapat
pada 2 orang responden.
Tabel 3.4
Wilcoxon Signed Test
nilai postest - nilai
pre test
-6.045a
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
Berdasarkan
hasil
dari
perhitungan Wilcoxon Signed Test,
maka nilai Z yang didapat sebesar 6,045 dimana nilai tersebut < z tabel 1,96 dengan p value (Asymp. Sig 2
tailed) sebesar 0,000 di mana kurang
dari batas kritis penelitian 0,05
sehingga diasumsikan bahwa terdapat
perbedaan bermakna antara perilaku
penggunaan antibiotik kelompok pretest dan post-test dan dapat
disimpulkan bahwa ada Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Video Terhadap Perubahan Perilaku
Ibu Dalam Penggunaan Antibiotik
4. KESIMPULAN
Sesuai dengan hasil penelitian dan
analisis yang telah dilakukan peneliti maka
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pendidikan kesehatan dengan media video
terhadap perubahan perilaku ibu dalam
penggunaan antibiotik pada anak dengan
ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas
Banguntapan I Kabupaten Bantul yang
ditandai dengan adanya perubahan perilaku
(perbaikan) sebelum dan sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan. Perbedaan tersebut
terlihat dari perhitungan Wilcoxon Signed
Test yang menunjukkan bahwa nilai Z yang
didapat sebesar -6,045 dimana nilai tersebut <
z tabel -1,96 dengan p value (Asymp. Sig 2
tailed) sebesar 0,000 di mana kurang dari
batas kritis penelitian 0,05
.
5. REFERENSI
a. Anisa, dkk., 2013.Pengetahuan dan
Perilaku Pengunjung Puskesmas dan
Tenaga Kesehatan terhadap Penggunaan
Antibiotik
pada
ISPA:
http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/artic
le/view/2059/2486 diakses tanggal 15
April 2015.
b. Fertman., C. I. and D. D. Allenswort.,
2010.Health Promotion Programs from
Theory to Practice, San Francisco :
Jossey –Bass.
c. Lucie, S., 2005. Teknik Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Bogor :
Ghalia
d. Maulana, H., 2007,Promosi Kesehatan,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
e. Notoatmodjo, Soekidjo., 2012. Promosi
kesehatan dan Perilaku Kesehatan,
Jakarta: Rineka cipta
f. Rahajoe,
N.
Nastiti.,
dkk.,
2008.Respirologi Anak, Jakarta: IDAI
g. Wowiling, Chalvy., dkk., 2013. Pengaruh
penyuluhan
penggunaan
antibiotika
terhadap tingkat pengetahuan masyarakat
di
Kota
Manado
:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/phar
macon/article/view/2327 diakses tanggal
15 April 2015.