THE VIEW OF CASES AND VECTOR SUSPECT OF MALARIA IN INLAND AREA OF MALINAU

  

GAMBARAN KASUS DAN TERSANGKA VEKTOR MALARIA

DI DAERAH PEDALAMAN MALINAU

1*

  1

  1 1 Liestiana Indriyati , Juhairiyah , Windy Tri Yuana

Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Kawasan Perkantoran Pemda Tanah Bumbu, Gunung Tinggi-

Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan

  

Abstract

Malaria is a re-emerging disease that still become a global problem because it attacks the

productive age and causes the death of infants, toddlers and women. In Indonesia, there were

374 malaria endemic districts in 2011 with the number of cases as many as 256.592 people out

of 1.322.451 cases of suspected malaria were examined with an incidence rate of 1,75/1000

population/year. The result of a health survey in South Malinau district in 2007 shows SPR

malaria (13.33%). The report of Malinau District Health Office in 2008 there were 9 mortality

because of malaria in Long Loreh Health Center. The research objective was to determine the

situation of malaria (update cases) during the course of the research activities. Descriptive study

was conducted with a cross sectional method in Sungai Uli South Malinau District of Long Loreh

Health Center in August 2012. In 2010 and 2011 there were no malaria cases in Long Loreh

Health Center. The results of the examination of 103 people, 24 people suffering malaria (SPR

23,3%) consisted of 7 malaria falciparum, 15 malaria vivax and 2 mix infection malaria

falciparum and vivax, 11 of them are children aged 3-11 years that showed local transmission

(indigenous). The discovery of malaria cases in this study indicate the occurrence of re-

emerging diseases malaria in Long Loreh Health Center or the formation of population immunity

in that area so people with malaria do not go to health services and not recorded in the health

center data. Based on the mosquitoes species were found, age and density, the potential

mosquito vectors are Anopheles nigerrimus (Hyrcanus group), Anopheles barbirostris and

  Anopheles umbrosus group.

  Keywords : malaria, vector, Plasmodium, Anopheles

THE VIEW OF CASES AND VECTOR SUSPECT OF MALARIA

  

Abstrak

  Malaria merupakan re-emerging diseases yang masih menjadi masalah global karena selain menyerang usia produktif juga banyak menyebabkan kematian pada bayi, anak balita dan wanita. Di Indonesia, pada tahun 2011 terdapat 374 kabupaten endemis malaria dengan jumlah kasus sebanyak 256.592 orang dari 1.322.451 kasus tersangka malaria yang diperiksa dengan tingkat kejadian 1,75 per 1000 penduduk/tahun. Hasil survei kesehatan pemberantasan penyakit bersumber binatang di daerah perbatasan di Kecamatan Malinau Selatan Tahun 2007 menunjukkan SPR malaria sebesar 13,33% dan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau pada tahun 2008 terdapat 9 kasus meninggal dunia akibat malaria di wilayah kerja Puskesmas Long Loreh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui situasi malaria (update kasus) pada saat tahun berlangsungnya kegiatan penelitian. Penelitian deskriptif dilaksanakan dengan metode potong lintang di Desa Sungai Uli Kecamatan Malinau Selatan wilayah kerja Puskesmas Long Loreh pada bulan Agustus 2012, dengan jumlah sampel sebanyak 103 penduduk Desa Sungai Uli. Hasil pemeriksaan, sebanyak 24 orang dinyatakan positif malaria dari 103 orang yang diperiksa (SPR 23,3%) terdiri atas 7 malaria falciparum, 15 malaria vivax

  • Alamat korespondensi penulis pertama: e-mail: lis_alla@yahoo.com
dan 2 mix infection malaria falciparum dan vivax. Sebanyak 11 orang diantaranya anak-anak berumur 3 sampai dengan 11 tahun yang menunjukkan adanya transmisi lokal (indigenous). Ditemukannya kasus malaria menandakan terjadinya re-emerging malaria di wilayah kerja Puskesmas Long Loreh. Terbentuknya imunitas penduduk di daerah tersebut sehingga penderita malaria tidak menimbulkan gejala dan berobat ke pelayanan kesehatan sehingga tidak tercatat pada laporan puskesmas. Berdasarkan spesies nyamuk yang ditemukan, umur dan tingkat kepadatan, nyamuk yang berpotensi sebagai vektor yaitu Anopheles nigerrimus

  (hyrcanus group), Anopheles barbirostris dan Anopheles umbrosus group.

  baik pengelola program maupun tenaga kesehatan yang diperbantukan di laboratorium. Pada tahun 2009 kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Long Loreh mulai menurun bahkan pada tahun 2010 dan 2011 tidak lagi ditemukan kasus malaria.

  Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional, dilakukan di Desa Sungai Uli Kecamatan Malinau Selatan wilayah kerja Puskesmas Long Loreh Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Timur pada bulan Agustus 2012. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau dengan pertimbangan bahwa pada tahun 2008 pernah terjadi KLB

  METODE

  Epidemiologi penyakit malaria, filariasis, kecacingan dan kebijakannya di wilayah lintas batas Indonesia-Malaysia di Kabupaten Malinau oleh Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu tahun 2012 diarahkan ke wilayah kerja Puskesmas Long Loreh untuk mengetahui spesies parasit dan tersangka vektor malaria di Kabupaten Malinau.

  case detection sehingga penelitian Studi

  memerlukan konfirmasi dengan data active

  detection di pelayanan kesehatan tersebut

  Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui situasi malaria (update kasus) pada saat tahun berlangsungnya kegiatan penelitian. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau menganggap data yang diperoleh secara passive case

  Kata Kunci : Malaria, vektor, Plasmodium, Anopheles Naskah masuk: tanggal 4 Oktober 2016; Review I: tanggal 4 Oktober 2016 ; Review II: tanggal 21 November 2016; Layak Terbit: tanggal 27 Desember 2016 PENDAHULUAN

  5,6,7

  Global Fund dan pelatihan petugas malaria

  penanggulangan malaria antara lain kegiatan Indoor Residual Spraying (IRS), pembagian kelambu berinsektisida dari

  Kabupaten Malinau pada tahun 2008 terdapat 9 kasus meninggal dunia akibat malaria di wilayah kerja Puskesmas Long Loreh.

  kesehatan survei kesehatan pemberantasan penyakit bersumber binatang di daerah perbatasan di Kecamatan Malinau Selatan oleh Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Tanah Bumbu di Kabupaten Malinau Kecamatan Malinau Selatan Tahun 2007 menunjukkan SPR malaria (13,33%), dari hasil survei tersebut merupakan masalah yang serius di Malinau Selatan.

  terdapat 374 kabupaten endemis malaria dengan jumlah kasus sebanyak 256.592 orang dari 1.322.451 kasus suspek malaria yang diperiksa dengan tingkat kejadian 1,75 per 1000 penduduk/tahun.

  global karena selain menyerang usia produktif juga banyak menyebabkan kematian pada bayi, anak balita dan wanita.

  diseases yang masih menjadi masalah

  dan arbovirus merupakan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB yang berdampak pada tingkat kesehatan dan ekonomi.

  limphatic filariasis, Japanese encephalitis

  Penyakit yang ditularkan oleh vektor (vektor borne diseases) merupakan salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia. Sebagian vektor borne diseases khususnya malaria, dengue, chikungunya,

1 Malaria merupakan re-emerging

2 Di Indonesia, hingga tahun 2011

1 Hasil survei

3 Laporan Dinas Kesehatan

4 Kegiatan yang dilakukan untuk

  di lokasi tersebut dengan kasus 9 orang nyamuk Anopheles sp yang dilakukan pada meninggal dunia dan sebagian besar pukul 18.00-06.00 dengan jumlah korban adalah anak-anak. Beberapa tahun penangkap 4 orang dengan metode terakhir terjadi penurunan kasus yang penangkapan umpan orang dalam (UOD) kemungkinan disebabkan oleh dan umpan orang luar (UOL) yang mengacu dilaksanakannya kegiatan Indoor Residual pada Depkes RI.

  Spraying (IRS) dua kali setahun, dan

  pembagian kelambu berinsektisida oleh

  Global Fund (GF). Variabel yang diamati HASIL adalah aspek parasitologi dan entomologi. Data Sekunder Puskesmas

  Populasi parasitologi adalah seluruh penduduk Desa Sungai Uli dengan Sampel Data kasus malaria di Kabupaten diambil secara purposive sampling. Data Malinau pada tahun 2009 dan 2010 parasitologi diperoleh survei darah jari ditampilkan pada Tabel 1, sedangkan data kepada 103 penduduk kemudian diperiksa kasus malaria berdasarkan jumlah secara mikroskopis untuk diketahui parasite pemeriksaan dan jumlah kasus positif pada

  

rate malaria. Data entomologi dihasilkan tahun 2011 di Kabupaten Malinau

dengan cara spot survei penangkapan ditunjukkan pada Tabel 2.

  

Tabel 1. Kasus malaria di Kabupaten Malinau Tahun 2009-2010

  Nama Instansi Tahun 2009 Malaria Klinis Tahun 2010 Malaria Positif

  Puskesmas Malinau Kota

  

28

  2 Puskesmas Malinau seberang

  

11

  3 Puskesmas Tanjung Lapang

  

85

  3 Puskesmas Pulau Sapi

  

19

Puskesmas Long Loreh

  8 Puskesmas Pujungan

  

57

  2 Puskesmas Long Nawang

  

11

  1 Puskesmas Data Dian

  5 Puskesmas Sungai Boh

  2 Puskesmas Long Ampung

  1 Puskesmas Long Alango

  5 Puskesmas Mentarang Hulu RSUD

  38 Jumlah 232

  49 Tabel 2. Data penderita malaria Kabupaten Malinau Tahun 2011

  Pemeriksaan Sediaan Darah Nama Instansi

  Positif Malaria Mikroskopis Rapid Diagnostik Test

  Puskesmas Malinau Kota 17 217

  2 Puskesmas Malinau Seberang 75 156

  12 Puskesmas Tanjung Lapang

  4

  52

  3 Puskesmas Pulau Sapi

  10 Puskesmas Long Loreh

  2

  64 Puskesmas Pujungan

  2

  11

  1 Puskesmas Long Nawang

  6

  31

  3 Puskesmas Data Dian

  10 Puskesmas Sungai Boh Puskesmas Long Ampung Puskesmas Long Alango

  24

  48

  2 Puskesmas Long Berang

  27 Puskesmas Setulang 104

  2 RSUD 2371 228

  32 Jumlah 2501 958

  57 Sumber : Laporan Bulanan dan Profil Dinkes Kab Malinau 2011 Data malaria pada tahun 2011 yang didapatkan pada profil Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau ditemukan positif sebanyak 57 kasus positif malaria yang terjaring melalui unit pelayanan puskesmas dan RSUD Malinau. Ditinjau dari pemeriksaan yang dilakukan, RSUD Malinau merupakan unit pelayanan kesehatan yang paling banyak melakukan pemeriksaan yaitu mencapai 2.371 pemeriksaan secara mikroskopis dan 958 pemeriksaan menggunakan rapid

  diagnostic test dengan 32 kasus positif

  malaria. Letaknya yang strategis menjadikan RSUD Malinau sebagai rujukan dari puskesmas di kabupaten lain. Dari 32 penderita positif malaria yang teridentifikasi oleh RSUD Malinau sebanyak 10 kasus berasal dari luar Kabupaten Malinau (9 kasus dari Kabupaten Nunukan dan 1 kasus dari Tana Tidung). Berikut peta wilayah Kabupaten Malinau yang berbatasan dengan Kabupaten Tana Tidung dan Nunukan:

  

Gambar 1. Peta wilayah Provinsi Kalimantan Utara

  Data malaria di wilayah kerja lokasi penelitian Puskesmas Long Loreh ditampilkan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, penemuan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Long Loreh didominansi oleh pemeriksaan melalui

  Rapid Diagnostic Test (RDT) daripada

  pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis. Sumber daya manusia/tenaga kesehatan yang tersedia di Puskesmas Long Loreh secara kuantitas masih kurang dan tenaga analis kesehatan yang sangat diperlukan untuk penegakan diagnosis malaria secara mikroskopis tidak tersedia.

  RSUD Nunukan RSUD Malinau

  

Tabel 3. Data pemeriksaan malaria perbulan Puskesmas Long Loreh Kecamatan Malinau

Selatan Tahun 2011

  64

  13

  11 November

  11

  11

  12 Desember

  3

  3 Jumlah

  2

  66 Sumber : Profil Puskesmas Long Loreh 2011 Gambaran Lokasi Penelitian

  10 Oktober

  Lokasi penelitian yaitu Desa Sungai Uli salah satu desa yang ada di Kecamatan Malinau Selatan berjarak +130 km dari ibukota kabupaten. Letak desa ini agak terpencil, sehingga untuk menuju dan keluar dari desa ini sangat sulit karena tidak ada transportasi rutin (reguler) ke desa ini. Desa Sungai Uli dihuni oleh 312 jiwa yang tersebar pada 65 kepala keluarga dengan mayoritas Suku Dayak dengan mata pencaharian sebagai petani dan pekebun.

  Pemeriksaan Parasitologi

  Hasil pemeriksaan dari 103 penduduk yang diperiksa 24 orang positif menderita malaria (SPR 23,3%) yang terdiri atas 7 orang malaria falciparum dan 15 orang malaria vivax dan 2 orang mix infection malaria falciparum dan vivax. Dari 24 orang penderita positif malaria tersebut, 11 orang diantaranya adalah anak-anak yang berumur 3 s/d 11 tahun.

  Penangkapan nyamuk

  Kegiatan penangkapan nyamuk mendapatkan nyamuk An. nigerrimus dan

  An. peditaeniatus (hyrcanus group), An. barbirostris dan An. umbrosus group.

  Nyamuk yang tertangkap dilakukan pembedahan abdomen untuk mengetahui umur nyamuk serta untuk mengetahui sudah pernah bertelur atau belum. Dari hasil pembedahan abdomen 96% nyamuk

  Anopheles sp yang tertangkap sudah pernah bertelur.

  Hasil penangkapan nyamuk dan nilai

  13

  9 September

  No .

  4 April

  Bulan Klinis Pemeriksaan Sediaan Darah Total Upaya

  Penemuan Penderita

  Hasil Pemeriksaan

  Mikroskopis Rapid Diagnostik Test

  1. Januari

  2 Pebruari

  1

  1

  3 Maret

  2

  8 Agustus

  2

  5 Mei

  6 Juni

  3

  3

  7 Juli

  1

  32

  33

  Man Hour Density (MHD) nyamuk tersaji pada Gambar 2 dan 3.

10 An.umbrosus gr An.hyrcanus gr An.barboristris

  6

  UOD UOL 0.11 0.33 0.5 0.11 0.27 0.05

  N il ai M H D

Spesies Anopheles sp

  An.umbrosus gr An.hyrcanus gr

(An.peditaeniatus)

An.barboristris

  0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

  Ju m lah N y am u k Spesies Anopheles sp UOD UOL

  9

  8

  7

  Keterangan: UOD: Umpan Orang Dalam; UOL: Umpan Orang Luar

Gambar 2. Hasil penangkapan nyamuk pada survei entomologi malaria di Desa Sungai Uli

  Kecamatan Malinau Selatan Kabupaten Malinau Tahun 2012

  4

  3

  2

  1

  Sebagian kasus malaria yang terjadi di Kabupaten Malinau merupakan kasus impor atau penderita impor dari kabupaten lain seperti Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung. Kasus/penderita impor tersebut disebabkan oleh kondisi geografis Kabupaten Malinau yang berbatasan langsung dengan kabupaten tersebut. Berdasarkan peta dapat kita ketahui bahwa RSUD Malinau merupakan RS yang memiliki akses terdekat dengan daerah-daerah perbatasan dengan Kabupaten Nunukan dan Tana Tidung sehingga dijadikan RS rujukan bagi penderita malaria dari kabupaten-

  BAHASAN

  Sungai Uli Kecamatan Malinau Selatan Kabupaten Malinau Tahun 2012

  Keterangan: UOD: Umpan Orang Dalam; UOL: Umpan Orang Luar

Gambar 3. Persentase Man Hour Density (MHD) pada survei entomologi malaria di Desa

  5 kabupaten tersebut. Penegakan diagnosis malaria di RSUD Malinau lebih banyak menggunakan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis yang merupakan gold

  standard bagi pemeriksaan malaria

  Desa Sungai Uli, 11 orang diantaranya adalah anak-anak berusia balita dan usia sekolah yaitu 3 s/d 11 tahun yang jarang bepergian keluar daerah sehingga dimungkinkan terjadi transmisi lokal pada daerah tersebut (indigenous).

  15

  2 nyamuk yang terbukti sebagai vektor di Kalimantan Timur adalah An. balabacensis dan An. sundaicus.

  14 Hasil yang didapatkan berbeda dengan data sebaran nyamuk Anopheles. sp di Kalimantan Timur antara lain An. balabacencis, An. letifer, An.maculatus dan An. sundaicus. Sedangkan menurut Namru

  juga ditemukan sebagai tersangka vektor di Kecamatan Sembakung, yaitu salah satu kecamatan di Kabupaten Nunukan yang letaknya berdekatan dengan Kabupaten Malinau.

  13 Spesies nyamuk yang sama yaitu An. hyrcanus group dan An. barbirostris

  merupakan vektor malaria di Kalimantan sedangkan Venhuis (1939) dalam Reid menyatakan bahwa An. nigerrimus merupakan vektor malaria di Sulawesi dan Jawa.

  12 Menurut Bonne-Webster dan Zwellgrebel (1953), An. nigerrimus dan An. balabacencis

  hasil penelitian Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu pada tahun 2007 juga ditemukan nyamuk An. nigerrimus sebagai tersangka vektor malaria di Desa Gong Solok Kecamatan Malinau Selatan.

  11 Data

  hyrcanus group, An. barbirostris dan An. umbrosus. An. hyrcanus group terdiri atas An. sinensis, An. crawfordi, An. lesteri paraliae, An. nigerrimus, An. nitidus, An. peditaeniatus dan An. argyropus.

  Pada kegiatan penangkapan nyamuk di Desa Sungai Uli didapatkan nyamuk An.

  didukung oleh letak Desa Sungai Uli yang terpencil dan sulit untuk menuju dan keluar dari desa ini karena tidak ada transportasi regular sehingga mobilitas penduduk untuk masuk dan keluar desa sangat terbatas.

  10 Hal ini

  10 Dari 24 penderita positif malaria di

  daripada rapid diagnostic test sedangkan di puskesmas lebih banyak menggunakan

8 Hasil pemeriksaan parasit pada 103

  emerging malaria diseases di wilayah

  rapid diagnostic test. Hal ini disebabkan

  karena tidak adanya tenaga analis laboratorium di puskesmas-puskesmas. Tingginya rujukan dari Kabupaten Nunukan dimungkinkan juga akibat tidak tersedianya tenaga analis laboratorium di Puskesmas Mansalong dan Puskesmas Sebuku yang berada di daerah perbatasan dengan Kabupaten Malinau.

  penduduk di Desa Sungai Uli didapatkan 24 orang positif menderita malaria (SPR 23,3%). Dibandingkan dengan data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau, data malaria menunjukkan penurunan kasus pada tahun 2009 hingga tidak adanya kasus pada tahun 2010 dan 2011 di wilayah kerja Puskesmas Long Loreh.

  5,6,7

  Gejala ini dapat menunjukkan dua kemungkinan, kemungkinan pertama yaitu adanya re-

  tersebut. Dengan ditemukannya kembali kasus malaria, dapat menjadi pemicu tingginya kembali angka prevalensi malaria sehingga daerah tersebut berpotensi kembali menjadi daerah endemis malaria (pernah terjadi KLB pada tahun 2008). Kemungkinan kedua yaitu adanya faktor imunitas penduduk di daerah tersebut. Imunitas penduduk di daerah endemis akan meningkat sehingga tidak menunjukkan gejala kelainan klinis seperti pada umumnya orang yang terserang malaria.

  Ditemukannya Plasmodium falciparum mengindikasikan adanya penularan baru dan kemungkinan penularan masih berlangsung di lokasi tersebut, sedangkan dominannya Plasmodium vivax yang merupakan kasus kambuhan (rekurensi) menandakan daerah merupakan daerah endemis malaria.

9 Gejala yang

  tidak nampak ini menyebabkan penderita malaria tidak terjaring dan tercatat pada

  passive case detection puskesmas karena

  penderita tidak berobat ke pelayanan kesehatan. Kemungkinan ketiga, tidak pernah dilakukan pemeriksaan secara

  active case detection mengingat lokasi yang

  sangat terpencil sehingga tidak ada laporan tentang kasus malaria di lokasi tersebut.

  Jenis parasit Plasmodium yang ditemukan pada penderita malaria di Desa Sungai Uli terdiri atas 7 orang malaria falciparum, 15 orang malaria vivax dan 2 orang mix malaria falciparum dan vivax.

  Suatu spesies nyamuk bisa menjadi vektor apabila memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain umur nyamuk, kepadatan, kontak dengan manusia, tahan terhadap parasit dan adanya sumber penularan. Untuk bisa menjadi vektor malaria umur nyamuk harus cukup lama sehingga parasit bisa menyelesaikan siklus hidupnya di dalam tubuh nyamuk. Perkiraan lamanya pertumbuhan parasit dalam tubuh nyamuk yaitu 7 hari untuk Plasmodium

  besar tidak menyatakan An. barbirostris,

  vivax, 10 hari untuk Plasmodium falciparum

  dengan tepat yang dilakukan oleh instansi kesehatan. Perlu dilakukan upaya pencegahan malaria di Kabupaten Malinau seperti pencegahan gigitan nyamuk, pemeriksaan diri ke pelayanan kesehatan jika ditemukan tanda dan gejala malaria. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk konfirmasi vektor malaria di Kabupaten Malinau sehingga upaya pengendalian vektor dan malaria dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.

  leucosphyrus dan An. sundaicus dan yang

  berpotensi sebagai vektor adalah An. letifer dan An. tesselatus.

  18 An. umbrosus

  merupakan nyamuk yang berpotensi sebagai vektor di Pulau Sumatera.

  18 Berbagai literatur yang ada, sebagian

  nigerrimus dan An. umbrosus sebagai

  13,17,18 An. nigerrimus

  vektor malaria di Kalimantan, kecuali Bonne-Webster dan Zwellegrebel yang menyatakan bahwa An. nigerrimus di Pulau Kalimantan.

9 Berbagai cara dikembangkan

  13 Hal ini perlu dibuktikan lebih

  lanjut dengan melakukan konfirmasi vektor baik menggunakan metode pembedahan saliva, elisa maupun PCR terhadap ketiga spesies nyamuk tersebut diatas agar diketahui nyamuk yang berperan sebagai vektor di Kabupaten Malinau.

  KESIMPULAN

  Ditemukan kasus malaria falciparum dan malaria vivax di Desa Sungai Uli yang bersifat transmisi lokal (indigenous) dengan SPR 23,3%. Nyamuk yang berpotensi sebagai vektor malaria di Desa Sungai Uli Kecamatan Malinau Selatan antara lain An.

  nigerrimus, An. barbirostris dan An. umbrosus.

  SARAN

  Indonesia dan berperan sebagai vektor malaria di daerah Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.

  detection serta pengobatan penderita

  sedangkan waktu/umur siklus hidup nyamuk yang diperlukan dari telur sampai menetas hingga menjadi nyamuk dewasa sekitar 12-14 hari, sehingga nyamuk yang telah mengalami beberapa kali siklus gonotropic (beberapa kali bertelur) dimungkinkan dapat berperan sebagai vektor malaria.

  dan 14-16 hari untuk Plasmodium malariae.

  untuk menaksir umur nyamuk dan salah satunya adalah dengan cara pembedahan abdomen untuk melihat bentuk ujung-ujung

  tracheolus. Bentuk ujung tracheolus masih

  agak melingkar maka nyamuk belum pernah bertelur disebut nulliparous sedangkan bentuk ujung tracheolus lurus menandakan nyamuk sudah pernah bertelur disebut parous. Nyamuk betina

  Anopheles mempunyai umur rata-rata 25,6

  hari,

  16

  Berdasarkan hasil pembedahan abdomen nyamuk yang ditemukan di Desa Sungai Uli, 96% nyamuk Anopheles sp yang ditemukan sudah pernah bertelur atau

  An. barbirostris tersebar di seluruh

  parous sehingga dari faktor umur nyamuk

  baik An. umbrosus, An. hyrcanus group dan

  An.barbirostris memungkinkan berperan

  sebagai vektor malaria. Leonard Jan Bruce- Chwatt menyatakan bahwa kepadatan vektor yang dapat menularkan malaria adalah 0,025 ekor/orang/jam. Berdasarkan umur nyamuk dan kepadatan vektor, maka

  Anopheles sp yang tertangkap di Desa

  Sungai Uli baik An. umbrosus, An. hyrcanus

  group dan An. barbirostris memenuhi syarat untuk berperan sebagai vektor malaria.

  Perlu lebih ditingkatkan upaya promosi kesehatan dan active case

UCAPAN TERIMA KASIH

  sedangkan di Pulau Kalimantan nyamuk yang berperan sebagai vektor yaitu An. balabacencis, An.

  Penulis mengucapkan terimakasih kepada pengelola program dinas

  merupakan vektor malaria di Sumatra dan Sulawesi,

  17,18

  10. Harijanto, P N. Malaria epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis dan penanganan. Jakarta: EGC; 2000.

  Kesehatan Kabupaten Malinau yang mendampingi pelaksanaan penelitian, teknisi Litkayasa Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu serta Tim penelitian yang membantu terlaksananya penelitian ini.

  • – 80.

DAFTAR PUSTAKA

  2. Hakim L, Ipa M. Sistem kewaspadaan dini KLB malaria berdasarkan curah hujan, kepadatan vektor dan kesakitan malaria di Kabupaten Sukabumi. Media Libang Kesehatan. 2007;XVII(2):39 –40.

  11. O’Connor C. The Anopheles hyrcanus group in Indonesia. Mosquito Systematics. 1980;12(3):293-205.

  pendamping saat kejadian luar biasa malaria di Kabupaten Sukabumi Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2008;7(1):689 –96.

  Anopheles vagus sebagai vektor

  C. konfirmasi status

  H, Stoops

  18. Munif A, Rusmiarto S, Aryati Y, Andris

  17. Hoedojo. Vector of malaria and filariasis in Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. 1989;17(2):180 –90.

  16. Munif A. Nyamuk vektor malaria dan hubungannya dengan Aktivitas kehidupan manusia di Indonesia. Aspirator. 2009;1(2):94 –102.

  15. Departemen Kesehatan RI. Modul pengendalian vektor malaria di Indonesia. Ditjen P2MPL. Jakarta. 2004.

  14. Waris L. Potret Vektor Malaria dan Filariasis di Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur. Vektora. 2011; 3(2): 122-136

  Buletin Entomological Research. 1953; 44(1):5 –76.

  13. Reid J. The Anopheles hyrcanus Group in South-East Asia (Diptera:Culicidae).

  H. Survey kesehatan pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2) di Daerah Perbatasan (Kabupaten Malinau) Propinsi Kalimantan Timur Tahun 2007. Jurnal Buski. 2008;1(1):13 –7.

  12. Waris L, Nuhung H, Rahman A, Cahyadi

  1. Munif A, Ariati Y. Tabel kehidupan Anopheles aconitus di Laboratorium.

  3. Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu.

  malaria di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Buletin Penelitian Kesehatan. 2007;35(2):57

  Media Litbang Kesehatan. 2007;17(2):1 –7.

  9. Munif A, Sudomo M, Soekirno. Bionomi

  8. Waris L, dkk. Laporan hasil penelitian epidemiologi penyakit bersumber binatang (malaria, filariasis dan kecacingan) di Daerah Lintas Batas Indonesia-Malaysia (Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur). Tanah Bumbu; 2010.

  Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau Tahun 2011. 2011.

  7. Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau.

  Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau Tahun 2010. 2010.

  6. Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau.

  Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau Tahun 2009. 2009.

  5. Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau.

  Laporan bulanan kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Malinau Tahun 2008. 2008.

  4. Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau.

  Laporan hasil epidemiologi malaria di Kabupaten Malinau Tahun 2007. 2007.

  Anopheles sp di Daerah endemis