EVALUASI PERENCANAAN ATAS PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 SEBAGAI UPAYA MEMINIMALKAN BIAYA PAJAK PADA PT GRAHA POWER ENERGY
EVALUASI PERENCANAAN ATAS PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 SEBAGAI UPAYA MEMINIMALKAN BIAYA PAJAK PADA PT GRAHA POWER ENERGY
Budi Tri Rahardjo *)
*) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana Jakarta Alamat: Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta Timur
Email: buditrirahardjo@yahoo.com
ABSTRACT
The purpose of this study is to know the tax planning undertaken by the company is appropriate and in accordance with the applicable tax laws in an effort to minimize the taxation terutangnya. The research method used is descriptive analysis method. The object of research used is evaluation of planning on Income Tax (PPh) Article 21. This research evaluate planning of Income Tax (PPh) Article 21 as an effort to minimize tax cost. The results achieved are having a considerable impact on the company's activities. The owner of the company would want to enjoy the results of his business to the fullest. Therefore it is necessary to prepare a tax planning coordinated with long-term plans and short-term plans of the company. The conclusion is that the difference that occurs after applying the tax planning is a tax savings that can be obtained by the company. Where before the implementation of tax planning, income tax to be paid company is Rp. 425,671,743.25 and seteah doing tax planning to Rp. 341,456,597.75. So obtained tax savings of Rp. 84,215,145.50 the difference can be used by the company for something more useful and useful.
Kata Kunci: Perencanaan Pajak Penghasilan, Efisiensi Biaya Pajak
PENDAHULUAN
mempengaruhi daya beli (purchasing power ) atau kemampuan belanja
(spending power) dari sektor privat. Agar upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat
Pembangunan nasional
dalam
tidak terjadi gangguan yang serius baik materil maupun spiritual terus
terhadap jalannya perusahaan maka berlangsung secara berkesinambungan
pemenuhan kewajiban perpajakan harus dan terus menerus. Dalam upaya untuk
dikelola dengan baik. mewujudkannya dibutuhkan modal yang
Bagi negara, pajak adalah sumber tidak
penerimaan, sedangkan di lain pihak bagi mengesampingkan sumber dana dari luar
perusahaan, pajak merupakan salah satu negeri, salah satu wujud kemandirian
kewajiban yang harus dikeluarkan oleh suatu bangsa atau negara dalam
perusahaan sehingga perlu pengelolaan pembinaan
yang baik dan benar untuk menghindari menggali sumber dana yang berasal dari
pembangunan
adalah
kerugian yang timbul di kemudian hari. dalam negeri secara optimal. Sumber
Beban pajak yang dipikul subjek pajak dana dari dalam negeri yang paling besar
subjek pajak badan, adalah pajak. Pajak adalah iuran kepada
khususnya
memerlukan perencanaan yang baik, oleh negara
karena itu strategi perpajakan menjadi berdasarkan undang-undang dengan tidak
yang dapat
dipaksakan
mutlak untuk mencapai laba perusahaan mendapatkan kontraprestasi yang dapat
yang optimal, strategi dan perencanaan ditunjuk
yang baik dan benar tentu saja harus membiayai
legal, sehingga mampu mendorong pemerintah dan penyelenggaraan negara.
pengeluaran
umum
perusahaan untuk dapat bersaing dengan Pajak juga dapat diartikan sebagai
perusahaan lain.
pemindahan sumber daya dari sektor Pajak Penghasilan adalah suatu privat (perusahaan) ke sektor publik.
jenis pungutan sebagai salah satu sumber Pemindahan sumber daya tersebut
pendapatan negara yang ditetapkan pendapatan negara yang ditetapkan
semata-mata tujuan penghindaran pajak Perencanaan pajak merupakan salah satu
undang.
yang dapat merugikan penerimaan kegiatan dalam manajemen pajak.
negara. Dengan perencanaan pajak, Manajemen pajak adalah sarana untuk
perusahaan dapat memenuhi kewajiban perpajakan dengan
diharapkan
merencanakan pengefisiensian biaya agar benar tetapi jumlah pajak yang dibayar
dapat meminimalisasikan pajak yang dapat ditekan serendah mungkin untuk
terutang.
memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
LANDASAN TEORI
Sebagai perusahaan
yang
berorientasi laba, sudah tentu perusahaan
Pajak
berusaha meminimalkan beban pajak Menurut Adriani yang dikutip dari dengan memanfaatkan kelemahan sistem
buku Thomas Sumarsan (2013), “Pajak ketentuan pajak yang ada. Skema
adalah iuran masyarakat pada negara penghindaran pajak dapat dibedakan
(yang sifatnya dapat dipaksakan) yang menjadi penghindaran pajak yang
terutang oleh yang wajib membayarnya diperkenankan (acceptable tax avoidance)
menurut peraturan-peraturan umum dan penghindaran pajak yang tidak
(undang-undang) dengan tidak mendapat diperkenankan
prestasi kembali yang dapat ditunjuk dan avoidance). Istilah lain yang sering
(unacceptable
tax
yang digunakan untuk membiayai dipergunakan
pengeluaran-pengeluaran umum penghindaran
untuk
menyatakan
berhubung tugas-tugas negara untuk diperkenankan adalah aggresive tax
menyelenggarakan pemerintahan.” planning dan istilah untuk penghindaran
Dr. Soeparman pajak yang tidak diperkenankan adalah
Menurut
Soemohamijaya yang dikutip dari buku defensive tax planning.
Waluyo (2013), “Pajak adalah iuran Wajib pajak selalu berusaha
wajib berupa uang atau barang yang menekan pajak sekecil mungkin dan
dipungut oleh penguasa berdasarkan menunda pembayaran pajak selambat
norma-norma hukum, guna menutup mungkin sebatas masih diperkenankan
biaya produksi barang-barang dan jasa- peraturan perpajakan. Menekan pajak
dalam mencapai dapat dilakukan dengan menekan
jasa
kolektif
kesejahteraan umum.” penghasilan atau memperbesar biaya-
Konsep Dasar Perpajakan Diana biaya yang boleh dikurangkan dari
Sari (2013), “Pajak dari perspektif penghasilan sehingga penghasilan kena
ekonomi dipahami sebagai beralihnya pajak menurun atau memanfaatkan
sumber daya dari sektor privat kepada peraturan perpajakan yang ada.
Pemahaman ini Dari sudut pandang Wajib Pajak,
sektor
publik.
memberikan gambaran bahwa adanya tentu berpendapat bahwa sepanjang
pajak menyebabkan dua situasi menjadi skema penghindaran pajak yang mereka
berubah. Sementara pemahaman pajak lakukan tidak dilarang dalam peraturan
dari perspektif hukum menurut Soemitro perundang-undangan perpajakan maka
merupakan suatu perikatan yang timbul hal tersebut dianggap sah-sah saja (legal).
karena adanya undang-undang yang Hal ini dimaksudkan untuk memberi
menyebabkan timbulnya kewajiban kepastian hukum bagi wajib pajak. Akan
warga negara untuk menyetorkan tetapi disisi lain, pemerintah tentu juga
sejumlah penghasilan tertentu kepada berkepentingan bahwa jangan sampai
negara, negara mempunyai kekuatan suatu
untuk memaksa dan uang pajak tersebut disalahgunakan oleh Wajib Pajak untuk
ketentuan
perpajakan perpajakan
peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak penyelenggaraan pemerintah ”.
untuk
Penghasilan (PPh), Pajak pertambahan Nilai Menurut Sommerfeld, Anderson,
(PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang dan Brock dalam Thomas Sumarsan
Mewah (PPn BM), Pajak Bumi dan (2013), Bangunan (PBB), dan lain-lain. 2) Fungsi ” Pajak adalah suatu pengalihan mengatur (Regulerend); Pajak mempunyai
sumber dari sektor swasta ke sektor fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat
pemerintah bukan akibat pelanggaran untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
hukum, namun wajib dilaksanakan, pemerintah dalam bidang sosial dan berdasarkan ketentuan yang telah
ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat
tertentu diluar bidang keuangan. imbalan yang langsung dan proporsional
Menurut Resmi (2014) terdapat agar pemerintah dapat melaksanakan
beberapa jenis pajak yang dapat tugas-tugasnya
dikelompokkan menjadi tiga yaitu pemerintahan.”
untuk
menjalankan
menurut golongan, menurut sifat, dan Menurut
lembaga pemungutnya. dikutip dari buku Siti Resmi (2013),
1) Menurut golongan, pajak dapat “Pajak adalah suatu kewajiban untuk
dikelompokkan menjadi: a. Pajak langsung menyerahkan sebagian kekayaan negara
adalah pajak yang harus dipikul atau karena suatu keadaan, kejadian, dan
ditanggung oleh Wajib Pajak dan tidak dapat perbuatan yang memberikan kedudukan
dilimpahkan atau dibebankan kepada tertentu. Pungutan tersebut bukan sebagai
oranglain atau pihak lain. Pajak harus hukuman, tetapi menurut peraturan-
menjadi beban Wajib Pajak bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), PP dibayar
peraturan yang itetapkan pemerintah serta atau ditanggung oleh pihak -pihak tertentu dapat dipaksakan. Untuk itu, tidak ada yang memperoleh penghasilan tersebut.
jasa balik dari negara secara langsung, b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang misalnya untuk memelihara kesejahteraan
pada akhirnya dapat dibebankan atau umum”.
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak Dari pendapat para ahli diatas,
ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika menarik kesimpulan bahwa pajak adalah
terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau iuran wajib berupa uang atau barang yang
perbuatan yang menyebabkan terutangnya dibayarkan rakyat dan yang berhak
pajak, misalnya terjadi penyerahan barang memungut pajak dari rakyat adalah
atau jasa. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai negara, pajak dipungut berdasarkan
(PPN),
PPN terjadi karena terjadi pertambahan nilai terhadap barang atau jasa.
undang-undang tanpa timbal jasa dari Pajak ini dibayarkan oleh produsen atau negara secara langsung dapat ditunjukkan pihak yang menjual barang tetapi dapat
dan digunakan untuk membiayai rumah dibebankan kepada konsumen. 2) Menurut tangga negara, yakni pengeluaran yang
sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi bermanfaat bagi masyarakat.
dua, yaitu: a. Pajak subjektif yaitu pajak yang Fungsi pajak menurut Resmi
memperhatikan keadaan (2013), yaitu: 1) Fungsi Sumber Keuangan
pengenaannya
pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak Negara (Budgetair); Pajak mempunyai fungsi
yang memperhatikan subjeknya. Contoh: budgetair, artinya pajak merupakan salah satu
Pajak Penghasilan (PPh). Dalam PPh terdapat sumber penerimaan pemerintah untuk
Subjek Pajak (Wajib Pajak) orang pribadi. membiayai pengeluaran baik rutin maupun
Pengenaan PPh untuk orang pribadi tersebut pembangunan. Sebagai sumber keuangan
memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak negara, pemerintah berupaya memasukkan
(status perkawinan), banyaknya anak, uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara.
tanggungan, dan lainnya yang selanjutnya Upaya tersebut ditempuh dengan cara
digunakan untuk menentukan besarnya eksistensifikasi
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). pemungutan pajak melalui penyempurnaan
maupun
intensifikasi
b. Pajak objektif merupakan pajak yang b. Pajak objektif merupakan pajak yang
yang terutang ada pada pihak ketiga, peristiwa yang mengakibatkan timbulnya
pihak selain fiskus dan wajib pajak. kewajiban
Dari 3 sistem pemungutan pajak di memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak
atas, Indonesia merupakan negara yang (Wajib Pajak) maupun tempat tinggal.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan menganut self asessment system dimana
Pajak atas Barang Mewah (PPnBM), serta wajib pajak diminta aktif dalam
Pajak Bumi dan Bangunan. 3) Menurut menghitung, menyetor, dan melaporkan Lembaga Pemungut, dibagi menjadi dua,
sendiri pajak yang terutang. Hal ini yaitu: a. Pajak Pusat adalah pajak yang
membuat Wajib Pajak jadi lebih mandiri dipungut oleh pemerintah pusat dan
dalam menjalankan kewajibannya dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
Dirjen Pajak atau fiskus hanya tinggal negara, contohnya Pajak Bumi dan Bangunan
mengawasinya saja.
(PBB), PPh, PPN, PPnBM dan Bea Materai. Menurut Etty Muyassaroh (2012) b. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut
Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak oleh pemerintah daerah untuk membiayai
yang dikenakan terhadap orang pribadi rumah tangga daerah, contohnya Pajak
berkenaan dengan Reklame. penghasilan yang diterima atau diperoleh Menurut
selama satu tahun pajak. menyatakan ada beberapa sistem
Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) pemungutan pajak yang terdiri sebagai
berikut: 1) Official Assessment System Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2012
Adalah suatu sistem pemungutan yang adalah pajak atas penghasilan berupa
memberi wewenang kepada pemerintah gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
(fiskus) untuk menentukan besarnya pembayaran lain dengan nama dan dalam
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-ciri official assessment system adalah
bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan
sebagai berikut: Wewenang untuk yang dilakukan oleh orang pribadi subyek
menentukan besarnya pajak terutang ada
pajak dalam negeri.
pada fiskus, Wajib Pajak bersifat pasif, Dari pendapat diatas, menarik
Utang yang timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. 2) Self
kesimpulan bahwa Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Pajak yang dikenakan
Assessment System Adalah suatu sistem terhadap orang pribadi atau badan atas
pemungutan pajak yang memberi penghasilan yang didapat sehubungan
wewenang kepada Wajib Pajak untuk dengan pekerjaan atau kegiatan yang
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah sebagai
dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.
berikut: Wewenang untuk menentukan Dalam Peraturan Nomor PER-
besarnya pajak terutang ada pada Wajib 31/PJ/2012, yang termasuk Objek PPh
Pajak sendiri, Wajib Pajak aktif, mulai Pasal 21 antara lain: 1) Penghasilan yang
dari menghitung,
menyetor,
dan
diterima atau diperoleh Pegawai Tetap, melaporkan sendiri pajak yang terutang,
Fiskus tidak ikut campur dan hanya baik berupa penghasilan yang Bersifat Teratur
Tidak Teratur; mengawasi. 3) With Holding System
maupun
2. Penghasilan yang diterima atau Adalah suatu sistem pemungutan pajak
diperoleh penerima pensiun secara teratur yang wajib memberi wewenang kepada
berupa uang pensiun atau penghasilan pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk sejenisnya; 3. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun,
menentukan besarnya pajak yang tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua
terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya: terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya:
secara bulanan atau jumlah kumulatif pembayarannya melewati jangka waktu 2
sekaligus, yang
penghasilan yang diterima dalam 1 (satu) (dua) tahun sejak pegawai berhenti
bulan kalender telah melebihi Rp. bekerja; 4) Penghasilan Pegawai Tidak
2,025,000.00 (dua juta dua puluh lima Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, berupa
ribu rupiah); 5) Bukan Pegawai yang upah harian, 5) upah mingguan, upah
menerima imbalan yang bersifat satuan, upah borongan atau upah yang
berkesinambungan.
dibayarkan secarabulanan; 6) Imbalan
kepada Bukan Pegawai, antara lain
Penghasilan dari Pekerjaan
berupa honorarium,
Penghasilan yang diterima oleh danimbalan sejenisnya dengan nama dan
komisi, fee,
Wajib Pajak dapat dikelompokkan dalam
menjadi dua, yaitu penghasilan dari imbalansehubungan jasa yang dilakukan;
menjalankan usaha atau business income
7) Imbalan kepada peserta kegiatan, dan penghasilan dari kegiatan melakukan antara lain berupa uang saku, uang
pekerjaan atau employment income. representasi, uang rapat, honorarium,
Penghasilan dari menjalankan usaha hadiah atau penghargaan dengan nama
dapat dilakukan oleh pribadi atau badan dan dalam bentuk apapun, dan imbalan
hukum, sedangkan penghasilan dari sejenis
kegiatan melakukan pekerjaan hanya
8) Penghasilan berupa honorarium atau dapat dilakukan oleh orang pribadi. imbalan yang bersifat tidak teratur
Employment Income merupakan yangditerima atau diperoleh anggota
penghasilan yang diperoleh orang pribadi dewan komisaris atau dewan pengawas
sehubungan dengan kegiatan dalam yang tidak merangkap sebagai Pegawai
melakukan pekerjaan, jasa, dan kegiatan Tetap pada perusahaan yang sama;
lain. Jenis Employment Income dapat
9) Penghasilan berupa jasa produksi, dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Penghasilan tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan
sebagai pegawai atau penghasilan dari lainyang bersifat tidak teratur yang
penyerahan jasa orang pribadi tidak bebas diterima atau diperoleh mantan pegawai;
atau penghasilan sebagai karyawan. atau 10) Penghasilan berupa penarikan
2) Penghasilan dari pekerjaan bebas, dana pensiun oleh peserta program
penghasilan dari jasa pensiun yangmasih berstatus sebagai
misalnya
professional yang independen. 3) Apabila pegawai, dari dana pensiun yang
diperhatikan pengertian employment pendiriannya telahdisahkan oleh Menteri
income pada intinya menyangkut semua Keuangan.
penghasilan yang diterima karyawan termasuk fasilitas dan penggantian yang
Dasar Pengenaan Pajak
diterima sehubungan dengan adanya Berdasarkan Peraturan Direktur
hubungan pekerjaan.
Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2012 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Manajemen Pajak
Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pemerintah saat ini melakukan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan Atau
upaya yang serius dalam bidang Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan,
perpajakan. Karena itu pengusaha harus Jasa Dan Kegiatan Orang Pribadi, maka
menanggapinya dengan cara serius juga, dasar pengenaan dan pemotongan Pajak
yaitu dengan menempuh manajemen Penghasilan pasal 21 (PPh 21) adalah
pajak. Bagaimanapun pajak bagi sebagai berikut: 1) Pegawai Tetap; 2)
perusahaan tetap sebagai "biaya". Artinya Penerima pensiun berkala; 3) Pegawai
sekecil apapun pajak yang harus dibayar Tidak Tetap yang penghasilannya dibayar
oleh perusahaan, tetap saja akan oleh perusahaan, tetap saja akan
untuk pemberian tunjangan terdapat 2 dilakukan dengan baik, kemungkinan
jenis yang biasanya diberikan oleh dikemudian hari perusahaan terpaksa
perusahaan yaitu benefit in cash dan gulung tikar.
benefit in kind atau natura. Upaya melakukan penghematan
pajak secara legal dapat dilakukan dalam
Perencanaan Pajak
manajemen pajak. Secara umum Perencanaan pajak menurut Erly manajemen pajak dapat didefinisikan
Suandy (2014), “Perencanaan pajak sebagai
langkah awal dalam kewajiban perpajakan dengan benar
manajemen pajak. Strategi penghematan tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat
pajak disusun pada saat perencanaan. ditekan serendah mungkin untuk
Karena itu, pada tahap ini dilakukan memperoleh laba dan likuidasi yang
pengumpulan dan penelitian terhadap diharapkan (Suandy,2014).
peraturan perpajakan agar dapat diseleksi Tujuan manajemen pajak dapat
jenis tindakan penghematan pajak yang dibagi dua, yaitu: 1) Menerapkan
akan dilakukan.
peraturan perpajakan secara benar.
Perencanaan
pajak menurut
2) Usaha efisiensi untuk mencapai laba Harnanto (2013), “Perencanaan pajak dan likuiditas yang seharusnya.
yaitu minimisasi Penghasilan Kena Pajak Tujuan manajemen pajak dapat
dalam tahun berjalan dapat diinterpretasi dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen
sebagai maksimisasi Penghasilan Kena pajak yang terdiri atas: 1) Perencanaan
Pajak di kemudian hari. Proses pajak (tax planning). 2) Pelaksanaan
minimisasi Penghasilan Kena Pajak atau kewajiban
pajak penghasilan yang terutang dalam implementation ). 3) Pengendalian pajak
perpajakan
(tax
tahun berjalan dapat dilakukan dengan (tax control).
mengidentifikasi dan memanfaatkan tarif Manajemen
pajak yang relevan dalam membuat bagian dari manajemen keuangan.
pajak
merupakan
menyangkut Manajemen keuangan yang efisien
keputusan-keputusan
investasi dan membutuhkan suatu tujuan dan sasaran
yang akan digunakan sebagai patokan Pengertian perencanaan pajak yang dalam memberikan penilaian atas
dikemukakan oleh Chairil Anwar (2013), efisiensi keputusan keuangan. Dengan
“Perencanaan pajak adalah proses demikian tujuan manajemen pajak harus
mengorganisasi usaha wajib pajak orang sejalan dengan tujuan manajemen
pribadi maupun badan usaha sedemikian keuangan, yaitu memperoleh likuiditas
rupa dengan memanfaatkan berbagai dan laba yang memadai.
celah kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor ketentuan
Manajemen Pajak Penghasilan Pasal
peraturan perpajakan (loopholes), agar
perusahaan dapat membayar pajak dalam Salah satu manajemen pajak yang
jumlah minimum”.
biasanya dilakukan oleh perusahaan Dari beberapa definisi di atas, adalah pada pajak penghasilan pasal 21.
menarik kesimpulan bahwa perencanaan Untuk pajak tersebut perusahaan
pajak dapat dimaknai sebagai suatu melakukan perencanaan dalam pemilihan
kegiatan untuk merekayasa agar beban metode perhitungan ataupun dalam
serendah mungkin dengan bentuk pemberian tunjangan terhadap
pajak
memanfaatkan celah-celah aturan yang karyawan, ditanggung perusahaan, dan
ada, tetapi tidak secara eksplisit melawan ada, tetapi tidak secara eksplisit melawan
dipertimbangkan sebelum dipersalahkan sebagai upaya penggelapan
tersebut dilaksanakan, pajak.
transaksi
dibandingkan apabila pertimbangannya Tujuan pokok yang seharusnya
dilakukan setelah terjadi transaksi. Dalam dicapai oleh para eksekutif perusahaan
hal ini tentunya sangat tergantung kepada adalah memberikan keuntungan yang
para manajer, sampai sejauh mana para maksimum untuk jangka panjang (long-
manajer tersebut mewaspadai secara term return) kepada para pemodal atau
konstan alternatif-alternatif penghematan pemegang
pajak pada setiap tindakan yang akan menginvestasikan
mempercayakan pengelolaannya kepada Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan. Keuntungan tersebut harus
perencanaan pajak yang efektif tidak diperoleh dengan mematuhi peratiran
tergantung kepada seseorang ahli pajak atau ketentuan perpajakan, baik pajak
yang profesional, akan tetapi sangat daerah maupun pajak pusat, bahkan
tergantung kepada kesadaran dan ketentuan pajak internasional. Sebagai
keterlibatan pada pengambul keputusan wajib pajak, setiap perusahaan harus
akan adanya dampak pajak yang melekat mematuhi dan melaksanakan kewajiban-
pada setiap aktivitas perusahaanya. kewajiban pajaknya sesuai dengan
Tujuan tax planning secara lebih khusus peraturan atau ketentuan yang berlaku.
ditujukan untuk memenuhi hal-hal Pada umumnya, ukuran kepatuhan
sebagai berikut: a. Menghilangkan atau memenuhi
pajak sama sekali. biasanya diukur dan dibandingkan
b. Menghilangkan atau menghapus pajak dengan besar kecilnya penghematan
dalam tahun berjalan. c. Menunda pajak (tax saving), penghindaran pajak
pengakuan penghasilan. d. Mengubah (tax avoidance) dan penyelundupan pajak
penghasilan rutin berbentuk capital gain. (tax evasion) yang kesemuanya itu
e. Memperluas bisnis atau melakukan bertujuan untuk meminimalkan beban
ekspansi ussaha dengan membentuk pajak, melalui beberapa cara anatara lain
badan usaha baru. f. Menghindari melalui
pengecualian-pengecualian, pengenaan pajak ganda. g. Menghindari pengurangan-penguranagan,
bentuk penghasilan yang bersifat rutin pajak, penghasilaan yang bukan objek
insentif
atau membentuk, pajak, penangguhan pengenaan pajak,
atau
teratur
atau mempercepat pajak ditangguhkan negara sampai
memperbanyak
pengurangan pajak.
kepada kerja sama dengan aparat
perpajakan, suap-menyuap
dan
Prinsip Perencanaan Pajak
pemalsuan-pemalsuan. Perpajakan sangat penting untuk Terlihat bahwa perencanaan pajak
diketahui, tetapi sulit untuk dipelajari. melalui penghindaran pajak merupakan
Dengan menguasai prinsip dasar satu-satunya cara legal yang dapat
perpajakan dan penerapannya dalam ditempuh oleh Wajib Pajak dalam rangka
dunia usaha, keputusan bisnis akan mengefisiensikan pembayaran pajaknya.
menjadi lebih baik. Berikut tiga faktor Ide dasarnya adalah usaha pengaturan
yang bisa memotivasi manajemen untuk terlebih
berusaha mengurangi beban pajak bagi perusahaan guna menghindarkan dampak
organisasi/perusahaan. a. Rincian konsep perpajakan sebanyak mungkin atau
perpajakan sangat kompleks sehingga dengan perkataan lain peluang untuk
tidak mudah dipahami, b. Biaya perencanaan pajak yang efektif, terdapat
kelengkapan administrasi pajak, seperti lebih besar kemungkinannya apabila hal
pengisian Surat Pemberitahuan Masa /
Tahunan (SPT), dan c. Beban konsultan
Penghindaran
Pajak Versus
pajak yang cukup mahal.
Penyelundupan
Pembayaran sanksi yang tidak bahwa dengan memperkecil beban pajak
Sebagian perusahaan
berpikir
terjadi merupakan maka tujuan perencanaan pajak sudah
seharusnya
pemborosan sumber daya perusahaan. berhasil. Hal ini tidak sepenuhnya benar
pemborosan terebut karena beban pajak tidak semata-mata
Penghindaran
merupakan optimalisasi alokasi sumber dikarenakan atas keuntungan usaha dan
daya perusahaan ke arah yang lebih kekayaan wajib pajak. Sebaiknya,
produktif dan efisien sehingga dapat manajemen juga harus memperhitungkan
memaksimalkan kinerja dengan benar keuntungan dari nilai tunai uang (time
dan mengerjakan yang seharusnya, selain value of money ), seperti menunda
harus bekerja keras dan bekerja secara pembayaran pajak di belakang hari atau
cerdas. Sanksi administrasi dapat berupa mengenakan tarif pajak yang berbeda (tax
denda, bunga, maupun kenaikan. Sanksi rate arbitrage ) melalui skema harga
tersebut merupakan denda keuangan transfer (transfer price).
(financial penalty) yang merupakan Perencanaan pajak yang baik dapat
pemborosan dana. Sedangkan sanksi menjadi sumber penyediaan modal kerja
pidana dapat berupa pidana penjara perusahaan. Berikut ini ruang lingkup
dan/atau denda keuangan. perencanaan pajak. 1) Upaya legal untuk
perpajakan menganut menghemat
Sistem
prinsip substansi mengalakan bentuk memanfaatkan hal-hal yang belum diatur
beban pajak
dengan
formal (substance over from rule). dalam peraturan perpajakan dengan
Walaupun perushaaan telah memenuhi berbagai
kewajiban perpajakan secara formal,
ternyata substansi membebankan biaya-biaya usaha, baik
a. Maximizing tax deductable: upaya
tetapi
kalau
menunjukkan lain atau motivasi rekayasa yang dikeluarkan sceara tunai maupun
tidak sesuai dengan jiwa dari ketentuan dalam bentuk non tunai semaksimal
perpajakan, administrasi pajak (fiskus) mungkin yang diperbolekan undang-
dapat menganggap bahwa Wajib Pajak undang, b. Legal standing of corporate
kurang patuh dalam memenuhi kewajiban entity : mencari bentuk usaha yang tepat,
perpajakannya.
sepertu CV/Fa atau PT, dengan tujuan Hal - hal yang harus diperhatikan
dalam suatu perencanaan pajak (tax konglomerasi usaha: berupa penyatuan
menghemat pajak, c. Melakukan
planning ), yaitu: a. Tidak melanggar bentuk usaha secara vertikal dan
ketentuan perpajakan. b. Perencanaan horizontal, d. Memecah satu unit usaha
pajak (tax planning) merupakan bagian menjadi beberapa perusahaan, dan e. Tax
yang tidak terpisahkan dari perencanaan deferred income : menunda pengakuan
menyeluruh (global strategy) perusahaan. penghasilan. 2) Mengorganisasi usaha
c. Bukti-bukti pendukungnya memadai, wajib pajak atau kelompok wajib pajak
dukungan perjanjian sehingga utang pajak, baik PPh maupun
misalnya
(agreement), faktur (invocie) dan juga pajak-pajak lainnya, dalam posisi
perlakuan akuntansinya (accounting sehemat mungkin sesuai ketentuan
treatment ).
Undang- Undang Pajak. 3) Mendeteksi Suatu perencanaan pajak disebut cacat teoritis dari ketentuan Undang-
juga seagai perbuatan penghindaran pajak UndangPajak untuk menemukan cara
yang sukses, haruslah dengan jelas penghindaran
dengan perbuatan menghemat pembayaran pajak.
penyelundupan pajak. Semua ahli sependapat bahwa sesungguhnya anatara penyelundupan pajak. Semua ahli sependapat bahwa sesungguhnya anatara
bukan subjek pajak, objek pajak dan fundamental, akan tetapi kemudian
bukan objek pajak, tarif pajak, ternyata bahwa perbedaan tersebut
pembayaran serta ketentuan lain yang menjadi kabur, baik secara teori maupun
diperlukan untuk Pajak Penghasilan aplikasinya. Secara konseptual, justru
(PPh) pasal 21.
dalam menetukan perbedaaan antara Sebagaimana diketahui bahwa penghindaran pajak dan penyelundupan
transaksi pemotongan pajak penghasilan pajak, kesulitannya terletak pada
(PPh) diatur dalam Peraturan Direktur penentuan perbedaannya, akan tetapi
Jenderal Pajak Nomor: PER - 31/PJ/2012 berdasarkan
dan juga Undang – Undang Republik undangan, garis pemisahnya adalah
konsep
perundang-
Indonesia No. 36 Tahun 2008 tentang anatara
perubahan keempat atau Undang-Undang (unlawful) dan tidak melanggar undang-
melanggar
undang-undang
No. 17 tahun 1983 tentang pajak undang (lawful).
Penghasilan (PPh). Khususnya untuk Walaupun pada dasarnya anatara
pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) penghindaran pajak dan penyelundupan
Pasal 21 Pedoman yang digunakan antara pajak mempunyai sasaran yang sama,
lain: a. Undang-Undang No. 36 Tahun yaitu mengurangi beban pajak, akan
2008 tentang perubahan keempat atas tetapi cara penyelundupan pajak jelas-
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 jelas merupakan perbuatan ilegal dalam
tentang Pajak Penghasilan. b. Peraturan usaha mengurangi beban pajak tersebut.
Direktur Jenderal Pajak No. PER - Penyelundupan
31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata penghindaran pajak mengandung arti
pajak
dan
Cara Pemotongan, Penyetoran dan sebagai usaha yang dilakukan oleh Wajib
Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal Pajak, apakah berhasil atau tidak untuk
21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 mengurangi atau sama sekali menghapus
Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan utang pajak yang berdasarkan ketentuan
Kegiatan Orang Pribadi. c. Peraturan yang berlaku sebagai pelanggaran
Keuangan RI No. terhadap
Menteri
mengenai perpajakan.
perundang-undangan
162/PMK.011/2012
penyesuaian besarnya penghasilan tidak merupakan usaha yang sama, yang tidak
Penghindaran
pajak
kena pajak atau PTKP 2013. melanggar
ketentuan-ketentuan
perundang-undangan perpajakan.
Pengurang yang di perbolehkan
Penerima
penghasilan yang
Peraturan Perpajakan
yang
berstatus sebagai karyawan tetap atau
Memungkinkan
Terjadinya
penerima dana pensiun yang dibayarkan
Perencanaan Pajak
berkala dikenakan pajak penghasilan pasal 21. Bagi golongan penerima
Dasar Hukum
tersebut berlaku
Pelaksanaan
pengurangan yang diperbolehkan untuk Untuk menjamin terlaksananya
menghitung penghasilan netto atau fungsi pajak sebagai penghimpun dana
Penghasilan Kena Pajak (PKP). Untuk (budgetair) dari sektor pribadi ke sektor
mengetahui besarnya penghasilan netto umum diperlukan perangkat pasti dan
pegawai tetap, penghasilan bruto pegawai mengikat. Kepastian hukum diperlukan
tersebut dikurangi dengan: a. Biaya untuk meminimalisasi perlawanan yang
Jabatan; Biaya Jabatan adalah biaya timbul
untuk menagih, mendapatkan dan pemungutan pajak. Dalam undang-
memelihara penghasilan dari suatu memelihara penghasilan dari suatu
gaji, yang dibayarkan kepada dana tidak. Biaya Jabatan ditentukan dalam
pensiun yang pendiriannya telah disahkan peraturan Menteri Keuangan No.
oleh menteri keuangan dapat dijadikan 250/PMK.03/2008 Tentang Besarnya
sebagai pengurang penghasilan bruto. Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang
c. Penghasilan Tidak Kena Pajak dapat dikurangkan dari Penghasilan
(PTKP); Besarnya Penghasilan Tidak Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan
Kena Pajak (PTKP) diatur dalam sebesar 5% dari Penghasilan Bruto,
Peraturan Menteri Keuangan RI No. Setinggi-tingginya Rp. 6,000,000.00
sesuai yang setahun atau Rp 500,000.00 sebulan.
162/PMK.011/2012
tercantum dalam Tabel 1 dibawah ini.
b. Iuran Pensiun; Iuran Pensiun yang
Tabel 1. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
1 Untuk Diri Wajib Pajak Pribadi
IDR 2,025,000.00 2 Tambahan untuk Wajib Pajak IDR 2,025,000.00
IDR 24,300,000.00
IDR 168,750.00 Kawin 3 Tambahan untuk anak (paling IDR 2,025,000.00
IDR 168,750.00 banyak 3 orang)
Sumber: Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 162/PMK.011/2012
dalam rangka Pengurang yang diperbolehkan bagi
Sumbangan
penanggulangan bencana nasional yang wajib pajak badan untuk menentukan
ketentuannya diatur dalam peraturan penghasilan netto sebagai mana yang
pemerintah. 10) Biaya pembangunan diatur dalam Undang-Undang No. 36
infrasruktur social yang ketentuannya Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
diatur dengan peraturan pemerintah. (PPh) adalah sebagai berikut: 1) Biaya
11) Sumbangan fasilitas pendidikan yang yang secara langsung atau tidak langsung
ketentuannya diatur dengan peraturan berkaitan dengan kegiatan usaha.
pemerintah. 12) Sumbangan dalam
2) Penyusutan atas pengeluaran untuk rangka pembinaan olahraga yang memperoleh
harta berwujud dan ketentuannya diatur dalam peraturan amortisasi atas pengeluran untuk
pemerintah.
memperoleh hak dan atas biaya lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1
Tarif Pajak
(satu) tahun. 3) Iuran kepada dana Menurut Rismawati Sudirman dan pensiun yang pendiriannya telah disahkan
Antong Amiruddin (2012), “Tarif pajak oleh Menteri Keuangan. 4) Kerugian
adalah ketentuan persentase (%) atau karena penjualan atau pengalihan harta
jumlah (rupiah) pajak yang harus dibayar yang dimiliki dan digunakan dalam
oleh Wajib Pajak sesuai dengan dasar perusahaan atau yang dimiliki untuk
pajak atau objek pajak.” mendapatkan, menagih, dan memelihara
Menurut Prasetyono dalam Buku penghasilan. 5) Kerugian selisih kurs
Pintar Pajak (2012), “Tarif pajak adalah mata uang asing. 6) Biaya penelitian dan
pemungutan pajak harus pengembanaan
Dalam
ditetapkan terlebih dahulu jenis tarif yang dilakukan di Indonesia. 7) Biaya
perusahaan
yang
karena tarif ini beasiswa, magang, dan pelatihan
dipergunakan,
berhubungan erat dengan fungsi pajak,
8) Piutang yang nyata-nyata tidak dapat yaitu fungsi budget dan fungsi ditagihkan dengan syarat tertentu.
mengatur.”
Oleh karena itu dapat disimpulkan pajak, dalam menghitung besarnya pajak bahwa tarif pajak adalah persentasi
harus dibayarkan tertentu yang ditentukan oleh undang-
terutang
yang
ditetapkan tarif pajak bagi wajib pajak undang dalam rangka menentukan
orang pribadi berdasarkan pasal 17 besarnya pajak terutang. Sehubungan
undang – undang PPh No. 36 tahun 2008. dengan kewajiban untuk membayar
Sesuai Tabel. 2 dibawah ini:
Tabel 2. Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang
1 Rp - s/d Rp 50.000.000, -
2 Rp 50.000.000, - s/d 250.000.000, -
3 Rp 250.000.000, - s/d 500.000.000, -
30% Sumber Undang – Undang PPh No. 36 Tahun 2008
4 > Rp 500.000.000, -
membuat suatu perencanaan pajak Bagi penerima penghasilan yang
strategi perencanaan dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
sebagaimana
perusahaan secara keseluruhan harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
memperhitungkan adanya kegiatan yang (NPWP), akan dikenakan pemotongan
bersifat lokal maupun internasional. Agar PPh Pasal 21 dengan tarif yang lebih
perencanaan pajak dapat berhasil sesuai tinggi 20% (dua puluh persen) daripada
dengan yang diharapkan, maka rencana tarif yang diterapkan terhadap Wajib
itu seharusnya dilakukan melalui Pajak yang memiliki NPWP. Sehingga,
berbagai tahapan, yaitu: a. Menganalisis Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong
informasi yang ada. b Membuat satu adalah sebesar 120% (seratus dua puluh
model atau lebih rencana kemungkinan persen) dari jumlah PPh Pasal 21 yang
besarnya pajak. c. Mengevaluasi seharusnya dipotong dan bersifat tidak
pelaksanaan rencana pajak. d. Mencari final.
kelemahan dan kemudian memperbaiki Dalam hal pegawai tetap atau
kembali rencana pajak. e. memutakhirkan penerima pensiun berkala, sebagai
rencana pajak
penerima penghasilan yang telah
dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif yang
Menganalisis Informasi yang Ada
lebih tinggi, disarankan untuk segera
pertama dari proses mendaftarkan diri paling lama sebelum
Tahap
tax planning adalah pemotongan PPh Pasal 21 untuk masa
pembuatan
menganalisis komponen yang berbeda pajak Desember, PPh Pasal 21 yang telah
atas pajak yang terlibat dalam suatu dipotong asat selisih pengenaan tarif
proyek dan menghitung seakurat sebesar 20% (dua puluh persen) lebih
mungkin beban pajak yang harus tinggi tersebut diperhitungkan dengan
ditanggung.
PPh Pasal 21 yang terutang untuk bulan- Hal ini hanya bisa dilakukan bulan selanjutnya setelah memiliki
dengan mempertimbangkan masing- NPWP.
masing elemen dari pajak, baik secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak
Tahapan Dalam
Membuat
yang harus dapat dirumuskan sebagai
Perencanaan Pajak
perencanaan pajak yang paling efisien. Menurut Suandy (2013) dalam arus
Penting juga untuk memperhitungkan globalisasi dan tingkat persaingan yang
kemungkinan besarnya penghasilan dari semakin tinggi, seorang manajer dalam
suatu
proyek
dan pengeliaran- dan pengeliaran-
tentunya berakibat pada posisi laba rugi, maanjer perpajakan harus memperhatikan
terutama bila terdapat banyak transaksi faktor-faktor baik internal maupun
ekspor atau impor maupun pinjaman eksternal, yaitu: 1) Fakta yang relevan;
dalam bentuk mata uang asing. Disini Dalam arus globalisasi dan tingkat
strategi bisnis dalam persaingan yang semakin tinggi, seorang
diperlukan
menangani jual beli antara induk manajer perusahaan dalam melakukan
perusahaan dengan anak perusaaan atau perencanaan pajak untuk perusahaannya
dengan berbagai mitra usaha. Untuk dituntut untuk benar-benar menguasai
mengatasi kerugian fluktuasi nilai mata situasi yang dihadapi. Baik dari segi
uang asing biasanya dilakukan pasar internal maupun eksternal dan selalu
kontrak berjangka khusus (forward memutakhirkan dengan
market ), SWAP, maupun pasar kontrak perubahan yang terjadi agar perencanaan
perubahan-
berjangka di bursa (future market). pajak dapat dilakukan secara tepat dan
c. Masalah pengawasan devisa; Sistem menyeluruh terhadap situasi maupun
pengawasan devisa (exchange control) transaksi-transaksi yang mempunyai
yang dianut suatu negara menjadi bahan dampak perpajakan. Sebagai contoh,
pertimbangan penting terutama jika suatu ruang lingkup kegiatan penjualan
negara menganut pembatasan atau produksinya harus diidentifikasikan
larangan untuk mengadakan pertukaran apakah suatu produk yang akan dijual
atau transfer dana dari transaksi tergolong sebagai objek pengenaan pajak
internasional, maupun adanya larangan penjualan barang mewah atau tidak.
untuk meminjam uang atau menarik uang
2) Faktor – Faktor Pajak; Dalam dari luar tanpa seizin bank sentral atau menganalisi setiap permasalahan yang
menteri keuangan. d. Masalah program dihadapi dalam penyusunan perencanaan
insentif investasi; Program insentif- pajak tidak terlepas dari dua hal utama
insentif memberikan pilihan bagi Wajib yang berkaitan dengan faktor-faktor:
Pajak untuk melakukan investasi atau
a. Sistem perpajakan nasional yang pemekaran usaha pada suatu lokasi atau dianut oleh suatu Negara. b. Sikap fiskus
negara tertentu. Insentif investasi yang dalam menafsirkan peraturan perpajakan
merangsang bisa berupa pemberian baik undang-undang domestik maupun
pinjaman dengan tarif bunga rendah, kebijakan perpajakan. 2) Faktor non
ataupun adanya pemberian bantuan Pajak; Beberapa faktor non pajak yang
(grants) dari pemerintah. e. Masalah relevan untuk diperhatikan dalam
faktor non pajak lainnya; Faktor non penyusunan suatu perencanaan pajak,
pajak lainnya seperti hukum dan sistem antara lain: a. Masalah badan hokum;
administrasi yang berlaku, kestabilan Pemilihan bentuk badan usaha yang
ekonomi dan politik, tenaga kerja, pasar, diusulkan sering dibuat sebagai fungsi
ada atau tidaknya tenaga profesional, dari seluruh peraturan (baik untuk pajak
fasilitas perbankan, iklim usaha, bahasa, maupun nonpajak), dalam rangka
sistem akuntansi, dan lain-lain harus administrasi
dipertimbangkan juga dalam penyusunan pembubaran
pembentukan
dan
perencanaan pajak terutama berkaitan bersangkutan. b. Masalah mata uang dan
badan hukum
yang
dengan pemilihan lokasi investasi, nilai tukar; Masalah nilai tukar mata uang
apakah berupa cabang, anak perusahaan, mempunyai dampak yang besar terhadap
atau lainnya.
kondisi keuangan suatu perusahaan. Nilai tukar mata uang yang berfluktuasi atau tidak stabil memberikan resiko usaha
Evaluasi Atas Perencanaan Pajak Memutakhirkan Rencana Pajak
Perencanaan pajak sebagai suatu Meskipun suatu rencana pajak telah perencanaan yang merupakan bagian
dilaksanakan dan proyek juga telah kecil dari seluruh perencanaan strategis
berjalan, tetap perlu diperhitungkan perusahaan, oleh karena itu perlu
setiap perubahan yang terjadi, baik dari dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh
undang-undang maupun pelaksanaanya mana
(negara dimana aktivitas tersebut perencanaan pajak terhadap beban pajak,
hasil pelaksanaan
suatu
dilaksanakan) yang dapat berdampak perbedaan laba kotor, dan pengeluaran
terhadap komponen suatu perjanjian. selain pajak atas berbagai alternatif
Namun sayangnya, informasi mengenai perencanaan. Variabel-variabel tersebut
perubahan yang terjadi diluar negeri atas akan dihitung seakurat mungkin dengan
berbagai macam pajak maupun aktivitas hipotesis sebagai berikut: 1. Bagaimana
bisnis sering kali sangat terbatas. oleh jika rencana tersebut tidak dilaksanakan;
karena itu, ketika memberikan masukan
2. Bagaimana jika rencana tersebut kepada konsulen luar negeri sehubungan direncanakan dan berhasil dengan baik;
dengan rencana perubahan-perubahan
3. Bagaimana jika rencana tersebut yang akan segera terjadi dalam undang- dilaksanakan tapi gagal.
undang dan pelaksanaanya, juga harus Namun perlu diperhatikan bahwa
mengenai dampaknya ada tambahan biaya hukum dan lain-
ditanyakan
terhadap perjanjian yang telah dibuat. lainnya yang mungkin terjadi apabila
Pemutakhiran dari suatu rencana pihak otoritas pajak tidak setuju dengan
pajak adalah konsekuensi yang perlu pos-pos
dilakukan sebagaimana dilakukan oleh penghitungan pajak yang dapat dibawa ke
masyarakat yang dinamis. Dnegan pengadilan.
perhatian terhadap Begitu juga mengenai nilai waktu
memberikan
perkembangan yang akan datang maupun dan uang. Bila perencanaan pajak yang
situasi yang akan terjadi saat ini, seorang dilaksanakan semata-mata hanya untuk
manajer akan mampu mengurangi akibat menunda pembayaran bukan untuk
yang merugikan dari adanya perubahan, mengurangi
dan pada saat bersamaan mampu seharusnya didiskontokan terhadap nilai
kesempatan untuk sekarang dan dibandingkan dengan
mengambil
memperoleh manfaat yang potensial. biaya-biaya yang dikeluarkan sekarang. Dengan kata lain, dilihat nilai sekarang
KERANGKA KONSEPTUAL
atas penghemaran penundaan pajak
berbagai tahun di kemudian hari Kerangka dasar implementasi tax dikurangi nilai sekarang atas biaya yang
planning PT Graha Power Energy dapat dikeluarkan untuk suatu perencanaan
digambarkan sebagai berikut. pajak.
Optimalisasi Sumber Daya Perusahaan
Laporan Keuangan Komersial Laporan Keuangan Fiskal
Koreksi Fiskal
Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dengan fiskal
Manajemen Perpajakan
Perencanaan Pajak
Evaluasi hasil Penerapan Perencanaan Pajak
Gambar 1. Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
masalah yang diteliti untuk mendukung data primer yang telah diperoleh dari studi
Populasi dan sampel
lapangan. Data sekunder ini diperoleh dari Populasi dan sampel dalam
buku, artikel, internet, serta dokumen- penelitian adalah 21 Karyawan Tetap
dokumen instansi yang berkaitan dengan pada PT Graha Power Energy.
tema skripsi ini. Data kepustakaan yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini
Metode Pengumpulan Data
adalah ketentuan peraturan perpajakan Teknik pengumpulan data dalam
yang berlaku khususnya yang mengatur penelitian ini meliputi: 1) Interview
tentang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. (Wawancara); Menurut Sugiyono (2012),
Peneliti juga menggunakan data laporan Wawancara digunakan sebagai teknik
keuangan perusahaan yang telah diaudit, pengumpulan data apabila peneliti ingin
rekap gaji, dan kompensasi pegawai tetap. melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus
Teknik Analisis Data
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin Dalam penelitian ini menggunakan mengetahui hal-hal dari responden yang
metode deskriptif analisis kuantitatif, lebih mendalam dan jumlah respondennya
yaitu menganalisis, mengumpulkan dan sedikit/kecil. mengadakan tanya jawab
mengevaluasi Perencanaan Pajak (Tax dengan staff accounting dan pajak untuk
Planning ) untuk Penghematan jumlah memperoleh data yang lebih objektif.
Pajak Penghasilan pada PT Graha Power
penelitian ini, observasi sebagai teknik pengumpulan
2) Observasi; Menurut Sugiyono (2012),
Energy.
Dengan
menggambarkan bagaimana PT Graha data mempunyai ciri yang spesifik bila
melaksanakan dibandingkan dengan teknik yang lain,
Power
Energy
perencanaan pajak perusahaannya guna yaitu wawancara. Kalau wawancara selalu
meminimalkan pajak terutang yang harus berkomunikasi dengan orang, maka
dibayarkan perusahaan. Penelitian ini observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga akan melihat perencanaan pajak dari juga objek-objek alam yang lain. 3) Studi
sisi teoritis dan membandingkan dengan Kepustakaan; mengambil beberapa buku
keadaan sebenarnya yang dilaksanakan bacaan atau literatur sebagai bahan acuan
pada PT Graha power Energy.
HASIL PENELITIAN DAN
1) Pegawai tetap dan pegawai kontrak
PEMBAHASAN undang-
Berpedoman
kepada
undang No. 36 Tahun 2008 dan Peraturan Pajak mempunyai dampak yang
keuangan No. cukup
Menteri
252/PMK.03/2008, pegawai tetap adalah perusahaan. Pemilik perusahaan tentunya
besar terhadap
kegiatan
pegwai yang menerima atau memperoleh ingin menikmati hasil usahanya secara
penghasialn dalam jumlah tertentu secara maksimal. Oleh karena itu perlu disusun
teratur, termasuk anggota dewan suatu
komisaris dan anggota dewan pengawas dikoordinasikan dengan rencana jangka
yang secara teratur terus menerus ikut panjang dan rencana pendek perusahaan.
mengelola kegitan perusahaan secara Alasan
langsung, serta pegawai yang bekerja perencanaan pajak bagi perusahaan:
- alasan
dilakukannya
berdasarkan kontrak untuk suatu jangka
1) Pajak merupakan pengeluaran bagi waktu tertentu sepanjang pegawai yang manajemen. Oleh karena ituperencanaan
bersangkutan bekerja penuh (full time) pajak yang baik akan mengurangi beban
dalam pekerjaan tersebut. yang harus ditanggung perusahaan.
Berdasarkan pengertian diatas
2) Perencanaan pajak yang baik akan maka pegawai kontrak termasuk sebagai menghemat biaya yang seharusnya
Pegawai kontrak dikeluarkan tanpa harus menghemat
pegawai
tetap.
dipekerjakan oleh perusahaan untuk biaya yang seharusnya dikeluarkan tanpa
jangka waktu tertentu saja, masa kontrak harus menghadapi tuntutan dari fiskus.
pada PT Graha Power Energy adalah selama 2 (dua) tahun. Hubungan kerja
Pembahasan
dapat dilanjutkan atau tidak tergantung Pada bab pembahasan menganalisa
dari hasil evaluasi perusahaan terhadap manajemen pajak yang dilakukan PT
tersebut, dan Graha
pegawai
kontrak
dengan kebutuhan mengoptimalkan pajak penghasilannya.
Dari pembahasan ini juga akan terlihat Hubungan kerja antara perusahaan apakah manajemen pajak yang telah
karyawan dituangkan dalam diterapkan dalam Graha Power Energy
dan
Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu sudah berjalan efisien sehingga dapat