TUGAS KELOMPOK SPM ORGANISASI NIRLABA

Kelompok IX
 Chyntia Marcelina (201312006
 Martha Yuniar (201312019)
 Yulis Tri Budi (201312020)
 Prima Yulianita (201312941)

MANAJEMEN PENGENDALIAN
ORGANISASI NIRLABA

SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN
Sistem pengendalian manajemen organisasi merupakan
proses memengaruhi anggota organisasi lain untuk
mengimplementasikan strategi organisasi yang dilakukan oleh
manajer.
Dalam pengimplementasian strategi, sistem pengendalian
manajemen dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan
unsur – unsur dalam organisasi tersebut. unsur – unsur yang
dimaksud adalah struktur organisasi, sumber daya manusia (para
karyawan), serta budaya dari lingkungan organisasi.


Pengertian Organisasi Nirlaba
Pengertian organisasi Nirlaba berdasarkan Internal Revenue Code
sections 501, organisasi nirlaba adalah organisasi yang tidak dapat
mendistribusikan aset maupun pendapatannya kepada ataupun demi
kepentingan pegawainya, termasuk pimpinan dan anggotanya, untuk
jasa maupun produk yang disediakan.
Tujuan utama yaitu untuk menyediakan beberapa jenis
layanan publik.

Kategori organisasi nirlaba ada dalam
berbagai bidang yaitu bidang amal,
agama, ilmu pengetahuan, pendidikan,
politik, atau bahkan lembaga
pemerintah.

Ambiguitas Tujuan & Konflik
Untuk dapat mencapai tujuan organisasi maka diperlukan tujuan yang jelas.
Inilah yang menjadi permasalahan dalam organisasi nirlaba bahwa, seringkali tidak ada
kejelasan dalam tujuan dan sasaran organisasi nirlaba


Ketidakjelasan dari tujuan inilah yang mengakibatkan konflik konflik
dalam organisasi nirlaba. Hal ini karena masing – masing pihak memiliki
tujuan utama yang berbeda – beda.
Tanpa kejelasan tujuan yang akan dicapai dan cara yang harus dilakukan maka akan sulit untuk
menilai besarnya sistem kontrol organisasi tim manajemen dan penilaian atas kinerja yang baik.
Masalah ambiguitas tujuan dan konflik ini merupakan masalah – masalah mendasar yang
dihadapi oleh beberapa organisasi nirlaba. Mereka harus merancang sebuah sistem kontrol yang
efektif dan dalam menilai efektifitas dari sistem kontrol yang mencerminkan hukum, kebijakan,
dan lingkungan sumber daya tempat organisasi nirlaba tertentu beroperasi.

Contoh:
Sebuah organisasi yang mengoperasikan museum. Banyak konstituen memiliki
kepentingan dalam organisasi, tujuan, dan kinerjanya. Dewan pengawas museum
mungkin akan menganggap tujuan utama mereka adalah untuk menginspirasi
beragam masyarakat melalui koleksi dan pameran karya seni dengan kualitas
terbaik. Penanggung jawab kepentingan lainnya seperti masyarakat dan pejabat
pemerintah akan lebih tertarik untuk menikmati pameran museum. Tokoh agama
mungkin yang paling khawatir tentang tujuan seni dalam pandangan mereka baik
secara sosial dan moral. Perbedaan persepsi tujuan inilah yang dapat meimbulkan
konflik oleh sebab itu, diperlukan mekanisme pengambilan keputusan yang unik

dan tepat.

Pengukuran Kinerja Dalam Organisasi
Nirlaba
 Pengukuran kinerja ditetapkan oleh organisasi sesuai
dengan tujuan dari masing – masing organisasi.
 Untuk dapat menilai pengukuran kinerja ditentukan
indikator – indikator kinerja yang harus dicapai.
Contohnya adalah rumah sakit. Apabila tujuan rumah sakit adalah untuk untuk
Contohnya adalah rumah sakit. Apabila tujuan rumah sakit adalah untuk untuk
menyebuhkan sakit, lalu bagaimana kesuksesan pencapaian tujuan dapat
menyebuhkan sakit, lalu bagaimana kesuksesan pencapaian tujuan dapat
dinilai? Oleh sebab itu diperlukan indikator untuk menilai kesuksesan
dinilai? Oleh sebab itu diperlukan indikator untuk menilai kesuksesan
pencapaian tujuan. Misalnya, apakah pada data penderita kangker?
pencapaian tujuan. Misalnya, apakah pada data penderita kangker?
Bagaimana biayanya? Apakah pada saat melayani pasien – pasien yang dibawa
Bagaimana biayanya? Apakah pada saat melayani pasien – pasien yang dibawa
ke unit darurat?
ke unit darurat?


Pengukuran Kinerja Dalam Organisasi Nirlaba
Tanpa adanya indikator, tugas pengelolaan dan pengendalian
manajemen menjadi lebih rumit. hal itu menjadi sulit untuk:
• Mengukur kinerja organisasi dalam segala tujuannya dan juga untuk
menggunakan kontrol hasil (termasuk insentif berbasis kinerja) pada
tingkat organisasi yang lebih luas.
• Menganalisis manfaat dari investasi atau beragam tindakan
alternatif
• Mendesentralisasikan organisasi dan menajemen entitas tanggung
jawab manajer pada kinerja daerah tertentu yang berhubungan
langsung dengan tujuan utama organisasi
• Membandingkan wujud kinerja pada kegiatan yang berbeda.

• Pada organisasi nirlaba, ukuran kinerja kurang
diperhatikan. Sehingga, dewan direksi
pengurus atau pengawas nirlaba menuai
kritikan
• Selain itu, masalah yang sering dihadapi
organisasi nirlaba adalah seringkali manajer

tidak memiliki penyelesaian untuk indikator
kinerja yang telah ditetapkan.

 Laporan keuangan organisasi nirlaba sedikit
berbeda dengan organisasi laba baik dalam
bentuk maupun isi.

AKUNTAN
SI
Organisas
i Nirlaba

Standar yang komperehensif untuk laporan
keungan eksternal untuk keperluan umum oleh
organisasi nirlaba tidak ada di Amerika Serikat
(AS) sampai Dewan menerbitkan Pernyataan
Akuntansi Keuangan No. 117 tahun 1993 (FAS
117). Pembuatan Standar Akuntansi Keuangan
- (financial accounting standard FAS) 117
ditujukan untuk meningkatkan hubungan

saling pengertian dan penyamaan laporan
keuangan organisasi nirlaba.

AKUNTA
NSI
Organisa
si
Nirlaba

Organisasi nirlaba memperolah sumber dana
mereka dari sumbangan atau donasi yang
diberikan kepada organisasi. Ketentuan
sumbangan atau hibah bisa membatasi tujuan
penggunaan sumber daya.
Pembatasan sumber daya yang dimaksud adalah
penggunaan sumber daya dengan tujuan
tertentu (seperti, untuk melakukan penelitian
kanker), untuk pengeluaran pembuatan gedung
baru, dan suatu periode tertentu.


AKUNTA
NSI
Organisa
si
Nirlaba

PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia untuk memfasilitasi
seluruh organisasi nirlaba
nonpemerintah. Dalam PSAK karakteristik
entitas nirlaba ditandai dengan perolehan
sumbangan untuk sumber daya utama
(aset), penyumbang bukan pemilik
entitas dan tak berharap akan hasil,
imbalan, atau keuntungan komersial.

Pengawasan Eksternal
Kekurangan dari organisasi nirlaba juga dilihat dari pemilihan
anggota dewan organisasi. Anggota dewan organisasi seringkali

dipilih tanpa syarat dan kualifikasi kelayakan yang tepat. Hal ini
mengakibatkan kinerja pengawasan yang kurang optimal. Pada
saat pengawasan internal organisasi gagal maka, saat itulah pihak
dari eksternal konstituen dapat memberikan tekanan langsung.
Dimana mereka bertindak sebagai pengawas eksternal.
Sebuah kekhawatiran yang disuarakan oleh Michael Delucia,
direktur badan amal dan asisten senior jaksa agung di kantor
Kejaksaaan Agung New Hampshire: “pada sektor amal,
kecenderungannya akan menjadi lebih percaya dan kurang
pengawasan.”
Hal ini menjadi kelemahan dalam organisasi nirlaba dalam bidang
amal. Kepercayaan inilah yang menuntut anggota dewan harus
bertindak sesuai dengan tujuan yang baik dan dapat berlaku
dengan bijaksana dalam kondisi dan posisi yang dihadapi.

Karakteristik Karyawan
Ada perbedaan antara karyawan organisasi nirlaba dengan organisasi
laba. karyawan organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang tidak
dimiliki oleh organisasi laba. karakteristik tersebut dapat memberikan
implikasi yang positif juga implikasi negatif.

Tujuan utama organisasi nirlaba bukanlah untuk mendapatkan keuntungan oleh sebab itu, hal ini
sedikit menyulitkan organisasi untuk mendapatkan karyawan. Orang yang bersedia bekerja di
organisasi nirlaba merupakan orang – orang yang memiliki tujuan yang sama dengan organisasi.
Dengan demikian para karyawan di organisasi nirlaba dapat disebut juga sebagai relawan.

Banyak organisasi nirlaba cenderung mempertahankan karyawan yang berkomitmen
untuk tujuan akhir organisasi.
Dengan karakter organisasi nirlaba yang tidak mencari keuntungan, sehingga organisasi
nirlaba harus dapat memberikan system insentif non keuangan kepada pekerjanya atau
karyawan sesuai ekspektasi yang diharapkan.

TERIMA KASIH
