PENGARUH PENGGUNAAN PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : PEMBELAJARAN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : PEMBELAJARAN ORGANISASI

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Oleh

NI WAYAN ERAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja manajerial pada perusahaan jasa sektor perbankan BUMN yang berada di Metro dan Bandar Lampung, Lampung, Indonesia dengan menggunakan

pembelajaran organisasi sebagai variabel intervening.

Penelitian ini merupakan studi kasus dimana pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dengan menggunakan metode analisis kuatitatif deskriptif.

Pengolahan data menggunakan alat bantu statistik SmartPLS 2.0 M3. Sampelyang digunakan sebanyak 41 responden dari keseluruhan populasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial melalui pembelajaran organisasi.

Hasil penelitian menyarankan bahwa sebaiknya pihak manajemen perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan pembelajaran organisasi dalam perusahaan yang akan mampu memicu peningkatan dalam penggunaan pengukuran kinerja interaktif yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja manajerial perusahaan.

Kata kunci : Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif, Pembelajaran Organisasi, Dan Kinerja Manajerial.


(2)

ABSTRACT

EFFECT OF THE USE OF INTERACTIVE PERFORMANCE MEASUREMENT MANAGERIAL PERFORMANCE: LEARNING ORGANIZATION AS AN

INTERVENING VARIABEL

By

NI WAYAN ERAWATI

This research is aimed at determining the effect of the use of interactive performance measurement on managerial performance in the banking sector SOE Services Company located in the Metro and Bandar Lampung, Lampung, Indonesia by using a learning organization as an intervening variable.

This research is a case study in which the sampling was done by a purposive sampling method and by using quantitative descriptive analysis method. Processing data was using statistical tools SmartPLS 2.0 M3. There were 41 respondents as the sample of this research from the overall population. The results of this research explained the use of interactive perfomance measurement influence significantly to the performance of managerial through learning organization.

Based on the result, the researcher suggests that the management company should increase the organizational learning in the company that will be able to trigger an increase in the use of interactive performance measurement, which in the end will improve the managerial performance of the company.

Keywords: Use of the Interactive Performance Measurement, Organizational Learning, and Managerial Performance.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir didesa Sakti Buana, kecamatan Seputih Banyak, kabupaten Lampung Tengah, provinsi Lampung pada tanggal 27 Mei 1992, sebagai putri pertama dari empat bersaudara dari pasangan bapak I Wayan Surata Aditya dan ibu Ni Wayan Leti.

Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Setia Bakti pada tahun 1998, kemudian penulis meneruskan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Way Seputih pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Seputih Banyak dengan jurusan IPA hingga lulus pada tahun 2010.

Tahun 2010 penulis mulai terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung samapai berhasil lulus ujian komprehensif tanggal 21 Juli 2014.


(8)

MOTO

Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak Tahu.

( Lao Tse )

Tempat dan keadaan tidak menjamin kebahagiaan, kita sendirilah yang

harus memutuskan apakah kita ingin bahagia atau tidak, dan begitu kita

mengambil keputusan,maka kebahagiaan itu akan datang

.”

(Robert J.Hasting)

“Tahapan dalam hidup ini adalah Doa,Ikhtiar,Tawakal.”

(Ma The Su)

“Aku tak perduli akan masalalumu, karena ku tak hidup dan berkutat

dalam masa lalu itu, namun ku ingin menjadi masa depan mu”

(Made Sumita)

“Setiap orang

punya kekurangan masing-masing, namun setiap orang

juga memiliki kelebihan yang mampu digunakan untuk menutupi

kekurangan itu”

(Ni Wayan Erawati: 2008)

“Jika aku mampu menerima dalam kesusahan, maka dalam keadaan lebih

baik pasti ku lebih mampu menerimany

a”


(9)

Karya kecilku ini ku persembahkan kepada :

Astungkerta wara nugraha Idha Sang Hyang Widhi Wasa yang telah menjadi pelindung dan penunjuk jalan dalam setiap kehidupanku ini.

Kedua orang tuaku tercinta, bapak I Wayan Surata Aditya dan Ibu Ni Wayan Leti,

terimakasih tanpa lelah telah mendukung dalam setiap jalanku dan selalu ada dalam setiap keadaanku.

Almarhum nenekku tersayang yang ku percaya selalu melihat dan menuntunku dari atas sana, serta kakek dan nenekku terkasih dirumah yang selalu mendoakan semua kelancaran studiku ini.

Adik-adikku tersayang, terimaksih atas canda dan tawa serta semangat dan pujian yang telah kalian berikan.

Seluruh keluarga besarku yang tak pernah lelah mendukung dan menanti kelulusanku. My Beyu terkasih yang selalu memberikan masukan dan perhatian untukku selama ini. Semua sahabat-sahabatku yang selalu menemaniku dan memberikan support untukku. Dan almamaterku tercinta,,,,


(10)

SANWACANA

Om Swasti Astu

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan cinta kasih–Nya yang begitu besar sehingga penyusunan skripsi ini dengan judul

“PENGARUH PENGGUNAAN PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : PEMBELAJARAN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING” ini dapat diselesaikan dengan lancar.

Penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungn dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penelitian ini :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt., selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

5. Bapak Agus Andi, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dukungan, pelajaran, serta pengalaman yang sangat membantu proses penyelesaiaan skripsi ini.

6. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku pembimbing pendamping atas

kesediaannya dalam memberikan waktu, saran, masukan, dan kesempatan yang telah Ibu berikan atas ilmu yang telah menjadikan saya belajar dan lebih tahu banyak hal. 7. Bapak Yuliansyah, M.S.A., Ph.D., Akt., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi ini.

Terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, kritik, saran, dan masukan yang membangun yang telah diberikan.


(11)

8. Ibu Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Ph.D., Akt., selaku Pembimbing akademik atas saran dan masukannya selama ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membantu penulis dalam menimba ilmu dan

memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

10.Pak Sobari untuk kesabarannya dalam membantu mengurus skripsi dan proses birokrasinya. Mas Yana dan Mas Yono, Mbak Sri, Mpok, Mas Leman.

11.Ibu dan ayah ku tercinta, Ibu Ni Wayan Leti dan Bapak I Wayan Surata Aditya yang telah melahirkanku kedunia ini dan tanpa lelah selalu berada disisiku dalam semua keadaan, terimaksih karena telah menjadi orangtua terhebat bagiku dan adik-adik dan yang selalu menjadi inspirasiku selama ini.

12.Almarhum nenekku tersayang, Dadong Jawa yang tanpa lelah menyayangiku hingga akhir hayatnya, walau semua hanya sesaat, tapi aku yakin dadong jawa selalu melihat dan menuntunku dari atas sana. Jangan lelah melihatku dari atas sana dadong jawa. 13.Kakek dan nenek ku tersayang dirumah, Kakek Sumadi dan Nenek Shanti yang selalu

mendoakan aku dalam setiap sembahnya untuk setiap jalanku, memberikan nasihat yang sangat berguna, dan selalu menjadi panutan ku dalam hidup ini.

14.Adik-adik ku tersayang, Sulis, Ema, dan Lia yang selalu memberikan hiburan dan semangat dalam setiap lelahku. Terimakasih juga karena kalian telah terlahir sebagai adik-adik ku yang hebat didunia ini.

15.Paman-paman ku tersayang, Pak Tut yang tak pernah mengenal lelah membatu dengan semua usaha yang bisa dilakukan untukku dan kluarga ini selama ini, Pak Mang yang tak pernah lelah juga untuk selalu mengantar dan menjeput aku kemana-mana tanpa pernah mengenal waktu, Pak Man yang telah menjadi sosok pengganti sebagai ayah kedua dari aku kecil hingga sekarang, Om Iwan,Pak Tu, Pak Ngah dan Pak Sugi yang selalu membuat senyum ini terkembang dengan lebarnya. Semua bibi-bibiku dan keluarga besarku yang tak mampu ku sebut satu-satu.

16.Pujaan hatiku terkasih, Made Sumita yang selalu menciptakan kenangan-kenangan yang indah yang mungkin tak mampu untuk ku lupa sampai kapanpun dan terimaksih telah mencintaiku dengan luar biasa. Kau adalah anugrah terindah yang menjadi pelengkap hidup ku ini.

17.Sahabat-sahabatku yang selalu mendampingi dan dengan setia menunggu ketika ujian, Tiya, Deni, Mila, Citra, Iga. Terimakasih atas canda, tawa, semangat, bantuan dan


(12)

nasihat-nasihat yang kalian berikan. Terimakasih karena tak pernah mengeluh walau aku merepotkan.

18.Sahabat-sahabat Terbaikku, Dian Sukmawati yang telah menjadi sosok kakak terbaik dalam perantauan. Terimakasih atas perhatian dan kasih sayangnya selama ini. Putu Wira Bisana dan Agus Bayuga, terimaksih karena telah menjadi sosok sahabat dan saudara untukku selama ini dan selalu membantuku disaat aku memerlukan bantuan. 19.Teman-teman seperjuangan akuntansi 2010,Wella, Andriani, Yasni, Dwi, Rossy, Ira,

Marlina, Syarif, Pungki, Jane, Ipeh, Tiara, Febi, Vina, Irvia, Latifa, Yobel, Sharon, Rica, Ben, Jiry, Edwin, Elza, Nurul, Nanda, Topik, Wahyu, Devri, Ari, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu di dalam skripsi ini. Terimakasih untuk semangat dan kebersamaannya selama empat tahun ini.

20.Teman-teman the molies, Nita, Desi, Mute, Woro, Mba Widi, Mba Ani, Dwi Paul, Vivit, Arini, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini yang selalu memberikan canda tawa dan semangat untukku selama ini.

21.Teman teman KKN Way Bungur Desa Tambah Subur, Mba Ade, Mba Putri, Bella, Frenki, Andre, Habibi, Robby, Asep, Pak Lurah Azhari, Bu Lurah, Manda, Debby. Terimakasih untuk kebersamaannya yang singkat yang membuat kita menjadi saudara.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses penyelesaian skripsi ini karena itu penulis menerima semua saran dan kritik yang membangun. Akhir kata Penulis mengucapkan “ Terima Kasih “.

Bandarlampung, Juli 2014 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 3

1.3 Tujuan Penelitian ……….... 3

1.4 Batasan Masalah ………... 4

1.5 Manfaat Penelitian ………... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif ...…….. 6

2.1.2 Pembelajaran Organisasi ………..……….…. 7

2.1.3 Kinerja Manajerial ...……….………... 8

2.2 Penelitian Terdahulu ………... 9

2.3 Model Penelitian ………... 10

2.4 Pengembangan Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Pembelajaran Organisasi ... 11

2.4.2 Pengaruh Pembelajaran Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial ... 12

2.4.3 Pengaruh Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Manajerial ... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel Penelitian ..………... 14 3.2 Data Penelitian


(14)

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ……….. 15

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ……… 16

3.3 Operasional Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen ...….….. 17

3.3.2 Variabel Independen ………... 18

3.3.3 Variabel Intervensi ... 18

3.4 Analisis Data 3.4.1 Uji Kualitas Data 3.4.1.1 Uji Validitas ...………... 20

3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... 21

3.5 Pengukuran Struktural Model 3.5.1 Coefecient of Determination (R2) ...………..…... 21

3.5.2 Path Coefficients (β) ... 22

3.6 Pengujian Hipotesis ………..…… 22

3.7 Uji Jalur ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden ………...…….... 24

4.2 Demografi Responden ………...….... 25

4.3 Analisis Faktor 4.3.1 Pengukuran Kinerja Interaktif ...……….... 27

4.3.2 Pembelajaran Organisasi ... 28

4.3.3 Kinerja Manajerial ... 28

4.4 Analisis Data 4.4.1 Model Pengukuran 4.4.1.1 Uji Reliabilitas ... 30

4.4.1.2 Uji Validitas ... 30

4.5 Pengukuran Model Struktur ... 32

4.6 Pengujian Hipotesis 4.6.1 Hipotesis 1 ... 33


(15)

4.6.3 Hipotesis ... 36

4.7 Analisis Jalur ... 36

V. SIMPULAN 5.1 Simpulan ....………....……….... 39

5.2 Implikasi ...………. 40

5.3 Keterbatasan ... 41

5.4 Saran ………....……. 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Responden Penelitian ………... 14

Tabel 2. Presentase Pengiriman dan Pengembalian Kuisioner …... 24

Tabel 3. Deskriptif Data .…………...………... 24

Tabel 4. Informasi Umum Responden Penelitian ………... 25

Tabel 5. Komponen Matrik Pengukuran Kinerja Interaktif ..……... 27

Tabel 6. Komponen Matrik Pembelajaran Organisasi ...…………... 28

Tabel 7. Komponen Matrik Kinerja Manajerial …...………... 29

Tabel 8. Parameter Pengukuran Data Menggunakan PLS .………... 29

Tabel 9. Quality Criteria (Composite Reliability, Cronbach’s Alpha) ... 30

Tabel 10. Quality Criteria (AVE) ...………... 31

Tabel 11. Cross Loading ...………... 31

Tabel 12. Laten Variabel Correlations ... 32


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pengendalian interaktif merupakan bagian dari pengendalian manajemen yang ditujukan untuk membantu pelaksanaan strategi. Dimana pengendalian interaktif itu sendiri adalah sistem pengendalian manajemen hari ini yang menentukan strategi hari esok, dengan tujuan utama memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran mengingatkan manajemen terhadap ketidakpastian strategis baik berupa masalah ataupun peluang (Simons, 2000). Ketidakpastian strategis adalah pergeseran lingkungan secara mendasar yang mungkin mengganggu aturan-aturan yang dijalankan oleh suatu organisasi. Dalam lingkungan yang cepat berubah dan dinamis, pembelajaran organisasi adalah penting bagi kelangsungan hidup

perusahaan (Simons, 1995).

Dalam bukunya, Simons (1995) mengatakan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif sebagai sistem pengendalian manajemen dapat memotivasi anggota organisasi untuk menggalakkan pembelajaran organisasi yang akhirnya akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja manajerialnya.

Menurut Simons (1995) Penggunaan pengukuran kinerja interaktif dapat meningkatkan kinerja manajerial yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan melalui dua aspek yaitu inovasi dan pembelajaran organisasi.


(18)

2

Penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja perusahaan melalui inovasi telah diuji secara empiris oleh Bisbe dan Otley (2004). Seperti juga penelitian yang dilakukan oleh Bisbe dan Otley (2004), Simons (1995) juga tidak menjelaskan tentang dampak pembelajaran organisasi dalam meningkatkan kinerja perusahaan, terutama pengaruh mediasi atas penggunaan pengukuran kinerja interaktif dan kinerja perusahaan.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meneliti penggunaan pengukuran kinerja interaktif dalam meningkatkan kinerja manajerial dimana pembelajaran organisasi digunakan sebagai variabel intervening. Penulis memiliki anggapan bahwa dengan menggunakan pengukuran kinerja interaktif dan pembelajaran organisasi mampu meningkatkan kinerja manajerial. Simons (1995), penggunaan pengukuran kinerja interaktif sebagai pengendalian untuk mempengaruhi dan membimbing proses pembelajaran bagi manajer dan karyawan perusahaan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Henri (2006) menemukan adanya hubungan positif antara sistem pengukuran kinerja interaktif dengan pembelajaran organisasi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Yunus dan Yuliansyah (2012) juga menemukan adanya hubungan positif antara penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja perusahaan dimana pembelajaran perusahaan sebagai faktor mediasi. Selain itu, Benawa, Yuliansyah, dan Alvia (2013) yang meneliti tentang pengaruh sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja

pembiayaan dimana knowledge sharing sebagai faktor mediasi juga menemukan adanya hubungan positif antara sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja pembiayaan dimana knowledge sharing digunakan sebagai faktor mediasi. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Widener (2007)


(19)

3

yang menemukan adanya hubungan negatif dan signifikan antara sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap pembelajaran organisasi.

Berdasarkan pemaparan diatas, memotivasi peneliti untuk menguji kembali tentang hubungan penggunaan pengukuran kinerja interaktif yang dapat meningkatkan pembelajaran organisasi sehingga pada akhirnya akan

meningkatkan kinerja manajerial. Sehingga judul penelitian ini adalah “Pengaruh Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Manajerial :

Pembelajaran Organisasi Sebagai Variabel Intervening”. 1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis dapat merumuskan berbagai permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh antara penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap pembelajaran organisasi;

2. Apakah terdapat pengaruh antara pembelajaran organisasi terhadap kinerja manajerial;

3. Apakah terdapat pengaruh antara penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja manajerial.

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap pembelajaran organisasi;


(20)

4

2. Mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran organisasi terhadap kinerja manajerial;

3. Mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja manajerial.

1.4Batasan Masalah

Agar tidak menmbulkan berbagai macam persepsi bagi pembaca, maka penulis memberikan batasan dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel yang diteliti dalam penilitian ini adalah penggunaan pengukuran kinerja interaktif, pembelajaran organisasi, dan kinerja manajerial.

2. Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan BUMN yang berada di Metro dan di Bandar Lampung dikarenakan kantor cabang besar untuk provinsi lampung berada di dua kota tersebut.

3. Responden dalam penelitian ini adalah para manajer dan yang memiliki posisi penting yang ada dalam perusahaan perbankan BUMN di Metro dan di Bandar Lampung.

1.5Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Manfaat yang diharapkan yaitu :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan mengenai penggunaan pengukuran kinerja interaktif yang lebih baik dengan pembelajaran organisasi sehingga meningkatkan komitmen


(21)

5

karyawan terhadap perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja manajerial.

2. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi bagi universitas sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan dari sistem pendidikan yang diberikan Universitas Lampung kepada Mahasiswa/i nya.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan serta bukti empiris tentang ada tidaknya pengaruh penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap pembelajaran organisasi dalam peningkatan kinerja manajerial untuk penelitian selanjutnya.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif

Pengukuran kinerja interaktif merupakan sistem pengukuran kinerja yang digunakan dengan perhatian terhadap informasi perusahaan dari top manager secara berkesinambungan terhadap strategik perusahaan, dimana manajer secara aktif dan teratur melibatkan diri ke dalam pengambilan keputusan dan aktifitas karyawan (Bisbe & Otley, 2004; Simons, 1995).

Salah satu ciri melekat dalam penggunaan pengukuran kinerja interaktif adalah pengukuran ini merupakan sebuah pengendalian hari ini yang akan digunakan untuk menentukan strategi hari esok, dengan tujuan utama memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran mengingatkan manajemen terhadap

ketidakpastian strategis baik berupa masalah ataupun peluang (Grafton, Lillis, & Widener, 2010, Simons 2000).

Sehingga dengan penggunaan pengukuran kinerja interaktif ini perusahaan dapat melihat dan mencari peluang dengan cara melakukan dialog dan debat serta memonitor resiko persaingan untuk menangkap peluang strategi baru dalam


(23)

7

menentukan posisi perusahaan di pasar (Bisbe & Otley, 2004; Grafton et al., 2010; Widener, 2007).

2.1.2 Pembelajaran Organisasi

Menurut Marquardt dan Reynolds (1994) pembelajaran organisasimerupakan suatu proses dimana individu mendapatkan pengetahuan baru dan wawasan untuk mengubah perilaku dan tindakan mereka. Dengan demikian, pembelajaran

organisasi berarti proses perbaikan tindakan melalui pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik (Fiol and Lyles, 1985). Kloot (1997) mengatakan bahwa

pembelajaran organisasi adalah salah satu proses mengidentifikasi permasalahan, proses menentukan solusi terbaik, dan bagaimana perusahaan dapat dengan cepat merespon perubahan lingkungan bisnis yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan (Huber, 1991; López, José, & Ordás, 2005). Pembelajaran organisasierat dikaitkan dengan peningkatan kinerja (Slater dan Narver, 1995, Levitt dan March, 1988). Banyak ahli sepakat bahwa pembelajaran organisasi merupakan faktor kunci untuk menjaga kesinambungan perusahaan (Ireland, Hitt, & Sirmon, 2003; Kloot, 1997; López et al., 2005; Sinkula, 1994; Slater & Narver, 1995). Dengan kata lain, semakin intensif organisasi melakukan pembelajaran, maka perusahaan akan dapat mencapai tingkat kompetisi jangka panjang yang akhirnya akan selalu lebih unggul dari pesaing (De Geus, 1988; Pablos & Lytras, 2008).

Secara sederhana konsep dari pembelajaran organisasi yaitu memperoleh popularitas diantara organisasi besar yang mana mereka mencoba untuk


(24)

8

lingkungan. Kedua, perubahan lingkungan meningkatkan ketidakpastian terhadap perusahaan-perusahaan, yang berarti meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk belajar berbagai hal dengan cara-cara yang berbeda. Ketiga, pembelajaran memiliki nilai analisis yang luas (Dogson, 1993; Zhang & McCullough, 2002).

2.1.3 Kinerja Manajerial

Manajer memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya. Sebuah organisasi akan mampu mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki apabila seorang manajer mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Kinerja manajerial adalah kecakapan seorang manajer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial antara perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negoisasi dan representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Hall, 2004).

Sistem pengukuran kinerja interaktif diharapkan akan mempengaruhi hasil kerja dari manajer yang dalam hal ini adalah kinerja manajerial. Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial yang tinggi. Berbeda dengan kinerja karyawan umumnya yang bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah bersifat abstrak dan kompleks (Mulyadi dan Johny, 1999).


(25)

9

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Widener (2007) yang meneliti tentang pengaruh sistem pengendalian interaktif terhadap organisasi menemukan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara sistem pengendalian interaktif dan pembelajaran organisasi.

Berbeda dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Widener (2007), Henri (2006) yang meneliti hal yang sama menemukan hal yang sebaliknya yaitu terdapat hubungan positif antara sistem pengukuran kinerja interaktif yang merupakan bagian dari SPM dengan pembelajaran organisasi.

Selain itu, penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yunus dan Yuliansyah (2012) yang meneliti tentang pengaruh penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja perusahaan: peran pembelajaran perusahaan sebagai faktor mediasi, dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran organisasi tidak mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dengan menggunakan pengukuran kinerja interaktif. Akan tetapi penggunaan pengukuran kinerja interaktif mempunyai hubungan langsung dengan kinenrja perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Benawa, Yuliansyah, dan Alvia (2013) yang meneliti tentang pengaruh sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja pembiayaan: knowledge sharing sebagai faktor mediasi menemukan adanya hubungan langsung antara sistem pengendalian kinerja interaktif dan kinerja pembiayaan serta hubungan tidak langsung melalui Knowledge Sharing sebagaimana dinyatakan dalam tujuan penelitian.


(26)

10

2.3 Model Penelitian

Sebelum menjelaskan tentang hipotesis, terlebih dahulu akan digambarkan

ringkasan dari kerangka pemikiran teori. Pada dasarnya, ketika sebuah perusahaan menetapkan pengukuran kinerja interaktif, karakteristik yang muncul

diperusahaan adalah lebih intensnya komunikasi baik atasan maupun bawahan untuk membahas rencana strategi, strategi yang telah dicapai, serta revisi strategi sehingga muncul kultur pembelajaran dalam organisasi yang mana apabila terjadi peningkatan pembelajaran organisasi maka akan meningkatkan pengetahuan yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan meningkatkan kinerja manajerial.

Gambar 1 : Pengembangan Kerangka Berfikir

Pengukuran Kinerja Interaktif

Pembelajaran Organisasi

Kinerja Manajerial


(27)

11

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap Pembelajaran Oganisasi

Pengukuran kinerja interaktif bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajer dalam mengantisipasi secara efektif dalam mengelola ketidakpastian masa depan (Simons 2000). Dimana penggunaan pengukuran kinerja interaktif yang efektif akan memicu untuk meningkatkan pembelajaran dalam organisasi melalui sharing dan komunikasi antar karyawan maupun dengan atasan yang pada akhirnya mamu menciptakan strategi perusahaan untuk menghadapi kondisi masa depan (Simons 1995, 2000).

Henri (2006) menemukan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif dapat memfasilitasi pembelajaran organisasi. Temuan ini juga memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan Kloot (1997) yang menemukan bahwa

penggunaan pengukuran kinerja interaktif akan menciptakan strategi baru melalui proses pembelajaran. Selain itu, Yunus dan Yuliansyah (2012) juga memperkuat teori diatas dengan hasil penelitian yaitu penggunaan pengukuran kinerja interaktif memiliki hubungan positif dengan pembelajaran organisasi Namun Widener (2007) mengemukakan hal yang berbeda yaitu bahwa antara penggunaan pengukuran kinerja interaktif dan pembelajaran organisasi memiliki hubungan negatif. Berdasarkan literatur ini, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

H1 : Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif Berpengaruh Positif Terhadap Pembelajaran Organisasi


(28)

12

2.4.2 Pengaruh Pembelajaran Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial

Penulis berasumsi bahwa pembelajaran organisasi memiliki hubungan yang positif dengan kinerja manajerial. Dengan adanya pembelajaran organisasi yang efektif, akan memicu untuk menciptakan inovasi baru bagi karyawan, dan dengan adanya sebuah inovasi maka akan meningkatkan kualitas dan kinerja pada

perusahaan serta mencari peluang untuk mencapai keunggulan kompetitif (García-Morales et al., 2011).

Pembelajaran organisasi erat berkaitan dengan peningkatan kinerja dan trategi dalam penyesuaian lingkungan pasar untuk bersaing dalam jangka panjang (Slater dan Narver, 1995, Levitt and March, Hult, 1998). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tippins dan Sohi (2003) mengungkapkan bahwa pembelajaran organisasi secara positif berhubungan dengan kinerja. Mereka menyelidiki kompetensi teknologi informasi dan menemukan bahwa kinerja perusahaan membaik dihasilkan dari adanya pembelajaran organisasi. Pernyataan ini juga diperkuat oleh hasil peneltian yang dilakukan oleh Henri (2006) yang

menyimpulkan bahwa pembelajaran organisasi dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Namun Yunus dan Yuliansyah (2012) menemukan apabila

pembelajaran organisasi tidak mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dengan menggunakan pengukuran kinerja interaktif Berdasarkan penemuan tersebut, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Pembelajaran Organisasi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Manajerial


(29)

13

2.4.3 Pengaruh Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap Kinerja Manajerial

Simons (1995) menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah proses yang penting dalam memicu terciptanya inovasi, karena mampu memotivasi anggota

perusahaan untuk mencari peluang bisnis. Dengan adanya pengukuran kinerja, khususnya pengukuran kinerja interaktif akan memicu anggota perusahaan untuk mengembangkan rencana-rencana ke depan sehingga mampu menciptakan kinerja yang maksimum (Simons, 1995).

Pernyataan ini juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Bisbe & Otley, 2004) yang menemukan bahwa penggunaan pengukuran kinerja

interaktif dapat mendorong perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaannya. Penemuan ini juga diperkuat dengan hasil peneltian yang dilakukan oleh Naranjo-Gil & Hartmann (2007) yaitu bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif dapat meningkatkan kinerja melalui perubahan strategi. Selain itu, Yunus dan Yuliansyah (2012) juga menemukan bahwa

penggunaan pengukuran kinerja interaktif mempunyai hubungan langsung dengan kinerja perusahaan Sehingga diperkirakan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif akan mampu meningkatkan kinerja manajerial. Dengan demikian penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Manajerial


(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh menggunakan metode survey dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden. Sehingga data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode kuantitatif. Karena keterbatasan waktu dan biaya, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan non-manajer perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang keuangan. Dimana perusahaan yang digunakan adalah perusahaan perbankan BUMN Kantor Cabang Metro, Bandar Lampung dan sekitarnya. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Branch Manajer, Manajer divisi yang berada dibawah Branch Manajer serta Non-Manajer yang telah memiliki posisi penting dalam perusahaan yang terlibat dalam manajerial. Dimana dalam setiap bank memiliki nama-nama yang berbeda untuk setiap manajer divisi. Adapun daftar bank-bank yang menjadi responden dalam penelitian ini antara lain:

Tabel 1. Daftar Responden Penelitian

No. Nama Bank Alamat

1. Bank Mandiri Cabang Malahayati Jl.Laksamana Malahayati No. 03 Bandar Lampung, 35221

(0721)476068


(31)

15

Bandar Lampung, 34223 (07721)487460

3. Bank Mandiri Cabang Supratman Jl.W.R. Supratman No.70 Bandar Lampung, 35111 (0721)486942 4. Bank Mandiri Cabang Metro Jl.Jend.AH Nasution Kota Metro 5. Bank Rakyat Indonesia Cabang

Bandar Lampung

Jl.Raden Intan No.51 Bandar Lampung, 53145 (0721)269878 6. Bank Rakyat Indonesia Cabang

Teluk Betung

Jl.Laksamana Malahayati No.78 Bandar Lampung, (0721)481828 7. Bank Rakyat Indonesia Cabang

Metro

Jl.Jendral Sudirman No.50 Kota Metro, 34111 (0725)42634 8. Bank Negara Indonesia Cabang

Malahayati

Jl.Laksamana Malahayati No.18 Bandar Lampung, 35223

(0721)486946 9. Bank Negara Indonesia Cabang

Bandar Lampung

Jl.Kartini No.51 Tanjung Karang, 35116 (0721)255240

10. Bank Negara Indonesia Cabang Metro

Jl. A.H. Nasution No.18 Kota Metro, (0725) 7850146 11. Bank Tabungan Negara Cabang

Bandar Lampung

Jl. Wolter Monginsidi No. 80-88 Bandar Lampung 35215 , Bandar Lampung

Telepon: (0721) 489253 12. Bank Tabungan Negara Cabang

Bandar Lampung

Jl. Wolter Monginsidi No. 80-88 Bandar Lampung 35215 , Bandar Lampung

Telepon: (0721) 489253 13. Bank Tabungan Negara Cabang

Metro

Jln.A.Haris Nasution No.1 Metro, Bandar Lampung

Telepon: 0725-44161,

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dimana data yang digunakan adalah jenis data primer, yaitu data yang

dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan metode survei. Survei yang dilakukan adalah dengan memberikan kuisioner yang berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada para karyawan perusahaan.


(32)

16

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan

menyebarkan kuisioner kepada para responden baik secara langsung atau dengan cara tidak langsung. Pengumpulan data secara langsung dilakukan peneliti dengan cara mengirimkan secara langsung kuisioner kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian.sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan meminta bantuan kepada salah satu kolega untuk menyebarkan kuisioner dan

mengumpulkan data.

Sebelum melakukan penyebaran kuisioner tersebut, terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa studi pendahuluan. Dimana tujuan dari dilakukannya studi pendahuluan ini adalah untuk mengurangi kemungkinan permasalahan yang akan dialami oleh responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuisioner. Studi pendahuluan yang dilakukan adalah terjemahan dan tata bahasa kuisioner, karena kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berbahasa inggris.

Studi ini dilakukan agar tidak menimbulkan kebingungan dan ketidak mengertian responden atas pertanyaan yang ada dalam kuisioner yang dapat menimbulkan bias dan rendahnya keinginan responden untuk mengisi kuisioner. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan melibatkan beberapa akademisi yang mempunyai kemampuan dalam bahasa inggris lebih baik.


(33)

17

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga macam variabel penelitian yaitu variabel terikat, variabel bebas, dan variabel intervensi.

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja manajerial. Kinerja manajerial merupakan hasil kerja seorang manajer selama periode tertentu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial antara perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negoisasi dan representasi (Mahoney et al,

1963 dalam Hall, 2004). Pengukuran kinerja manajerial dalam penelitian ini menggunakan 5 point skala likert. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah self-ratting yang dikembangkan oleh Mahoney dkk (1963) yang terdiri dari sembilan item pertanyaan. Instrumen diukur dengan 5 point skala likert dengan kriteria sebagai berikut:

1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 =Sangat setuju


(34)

18

3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain secara simultan baik secara negatif atau positif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif. Pengukuran Kinerja interaktif merupakan proses dua arah antara atasan dan bahawan pada berbagai tingkat organisasi (Henri, 2006). Penggunaan pengukuran kinerja interaktif ini menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh Abernethy dan Brownell (1999). Pegukuran ini dilakukan dengan cara menanyakan kepada responden tentang seberapa besar pendapat mereka dengan menggunakan skala likert 1-5 dengan kriteria sebagai berikut:

1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 =Sangat setuju

3.3.3 Variabel Intervensi (Intervening Variabel)

Variabel ini adalah variabel yang secara teori mempengaruhi venomena yang diobservasi, yang efeknya harus diinferensi melalui efek hubungan antara variabel independen dengan fenomenanya. Dalam penelitian ini yang ditujukan sebagai variabel intervensi adalah pembelajaran organisasi. Pembelajaran organisasi yang diimplementasikan dalam suatu perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki keahlian dalam menciptakan, mengambil, dan mentransfer pengetahuan, dan memodifikasi perilakunya untuk merefleksikan pengetahuan dan pengalaman


(35)

19

barunya (Widener, 2007). Pengukuran pembelajaran organisasi diukur dengan empat pertanyaan yang dikembangkan oleh Hult (1998) and Hult et al. (2000). Dimana keempat pertanyaan tersebut merupakan instrumen orientasi

pembelajaran. Instrumen ini juga mengacu pada instrumen yang didasarkan dari penelitian Widener (2007). Responden ditanya untuk mengetahui seberapa besar mereka setuju dengan kegiatan perusahan yang diwakili dengan empat pertanyaan menggunakan 5-point skala likert dengan kriteria sebagai berikut:

1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 =Sangat setuju

3.4 Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan model Struktural Equation Modeling (SEM). Dengan instrumen kuesioner untuk mengumpulkan data yang nantinya akan dianalisis. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan penulis dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan

menggunakan software smart PLS dimana PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian (Ghozali, 2006).

Penulis memilih menggungakan PLS karena untuk manganalisis data dalam jumlah kecil yang berjumlah kurang dari 100 software ini sangat efektif (Chin, Marcolin, & Newsted, 2003; Fornell & Bookstein, 1982).


(36)

20

3.4.1 Uji Kualitas Data

Dalam mengumpulkan data untuk penelitian, peneliti menggunakan metode survey kuisioner. Oleh karena itu kualitas data yang valid dan reliable harus terpenuhi dalam pertanyaan kuisioner. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuisioner

(Jogiyanto, 2009). Validnya sebuah data jika data yang diperoleh bisa menjawab tujuan penelitian yang aan dicapai dengan akurat. Dan data akan dikatakan reliable jika instrumen penelitian yang sama bisa stabil ketika digunakan kembali pada penelitian selanjutnya.

3.4.1.1 Uji Validitas

Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan menguji validitas convergent dan discriminant. Validitas convergent dihitung dengan melihat skor Average Variance Ekstracted (AVE). Nilai validitas convergent dinyatakan sangat baik apabila skor AVE diatas 0.5 (Henseler et al, 1999).

Yang kedua yaitu validitas discriminant, yang bertujuan untuk melihat apakah suatu item unik dan tidak sama dengan konstruk lain dalam model (Hulland, 1999). Pengujian validitas discriminant dapat dilakukan dengan dua metode yaitu fornell-larcker, yang dapat dilakukan dengan membandingkan square roots atas AVE dengan korelasi vertikal laten. Validitas discriminant dikatan baik apabila square roots atas ave sepanjang garis diagonal lebih besar korelasi antara satu konstruk dengan yang lainnya. Sedangkan yang kedua adalah metode


(37)

cross-21

loading, dimana untuk mengukur validitas discriminant semua item harus lebih besar daripada konstruk lainnya (Al-Gahtani, Hubona, dan Wong 2007).

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan partial least square (PLS) agar dapat menganalisis cronbach’s alpha dan composite reliability. Sesuai dengan

aturan yang berlaku bahwa apabila cronbach’s alpha dan composite reliability

memiliki nilai lebih dari 0,7, berarti menunjukkan tingkat reliabilitas yang cukup baik (Hulland, 1999). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing pernyataan pada setiap variabel dengan skor total.

3.5 Pengukuran Struktural Model

Untuk meneliti struktural model dalam penelitian ini, penulis menggunakan literatur akuntansi manajemen yaitu dengan mengukur Coefficient of

determination (R2) dan Path Coefficient (β) (Chenhall, 2004; Hall, 2008). Hal ini untuk melihat dan meyakinkan hubungan antar konstruk adalah kuat.

3.5.1 Coefecient of Determination (R2)

Hubungan antar konstruk pada teknik ini diuji dengan mengevaluasi R2. R2 menunjukkan ukuran hubungan antara variabel laten terhadap total varians. Apa bila nilai R2 lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan jika hubungan antara konstruk dependen dan independen dapat diterima (Camisón & López (2010) dan Falk & Miller (1992)).


(38)

22

3.5.2 Path Coefficients (β)

Tes Path Coefficient (β) digunakan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar konstruk adalah kuat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur

bootstrap dengan 500 penggantian (e.g. Hartmann & Slapničar, 2009). Dapat

dikatakan jika antar konstruk memiliki hubungan yang kuat apabila nilai path coeffecients lebih dari 0.100 (Urbach & Ahlemann, 2010). Serta antara variabel laten dikatakan memiliki hubungan yang cukup signifikan apabila nilai path coeffecients di atas 0.050 (Urbach & Ahlemann, 2010).

3.6 Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis atas penggunaan pengukuran kinerja interaktif, pembelajaran organisasi, dan kinerja manajerial dilakukan dengan melakukan perbandingan antara hasil path coeffecient dengan T tabel. Hipotesis dapat dikatakan sangat signifikan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 1%. Hipotesis dikatakan signifikan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 5%, dan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 10% maka hipotesis dikatakan lemah. Sedangkan hipotesis dikatakan tidak signifikan apabila T hitung < T tabel pada derajat kebebasan 10%.

3.7 Uji Jalur

Untuk mengetahui jalur mana yang paling tepat dan singkat pada saat variabel independen menuju variabel dependen yang terahir maka penulis melakukan pengujian jalur (Sugiyono, 2008). Uji jalur dilakukan seluruh hipotesis baik pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variabel eksogen terhadap


(39)

23

variabel endogen. Uji jalur dilakukan dengan menggunakan kalkulator The Sobel’s Test.


(40)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari semua pengujian hipotesis yang telah dilakukan oleh penulis diperoleh hasil penelitian yaitu semua hipotesis yang telah diajukan penulis dapat diterima. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan

pengukuran kinerja interaktif secara intensif dan pembelajaran organisasi dapat meningkatkan kinerja manajerial. Dengan kata lain, temuan penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh langsung antara penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja manajerial.

Selain itu, hasil penelitian juga mampu menjawab pertanyaan penelitian yaitu tentang sifat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis jalur yang menggunakan kalkulator sobel test, diketahui jika temuan menunjukkan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif

terhadap kinerja manajerial yang melalui pembelajaran organisasi mempunyai nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan nilai dari pengaruh langsungnya.

Dengan kata lain dapat ditarik kesimpulan jika pembelajaran organisasi

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap konstruk hubungan penggunaan pengukuran kinerja interaktif dan kinerja manajerial.


(41)

40

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan terutama perusahaan sektor jasa, dikarenakan dalam sektor ini lebih dituntuk untuk mengembangkan strategi dan inovasi dalam menghadapi lingkungan bisnis. Bagi sektor perbankkan, dengan adanya penggunaan pengukuran kinerja interaktif, karakteristik yang muncul diperusahaan adalah lebih intensnya komunikasi baik atasan maupun bawahan untuk membahas rencana strategi, strategi yang telah dicapai, serta revisi strategi, sehingga muncul kultur pembelajaran dalam organisasi yang mana

apabila terjadi peningkatan pembelajaran organisasi maka akan meningkatkan pengetahuan yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kinerja manajerial.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan konstribusi dan menjadi acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, serta memberi informasi bagi perusahaan perbankkan di Bandar Lampung dan Metro, khususnya bagi manajer dalam mengembangkan implementasi penggunaan pengukuran kinerja interaktif secara intensif melalui pembelajaran organisasi, sehingga menjadi masukan untuk meningkatkan strategi dalam menghadapi lingkungang bisnis yang tidak menentu sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja manajerialnya.


(42)

41

5.3 Keterbatasan

Penelitian inii memiliki keterbatasan yaitu :

1. Pengambilan sampel dalam penelitian ini hanya perbankkan BUMN kantor cabang Bandar Lampung dan Metro saja yang mana kurang mampu menggambarkan keadaan perbankkan yang sebenarnya secara menyeluruh. 2. Bila dilihat dari usia dan lamanya bekerja beberapa sampel dalam

penelitian ini adalah karyawan dengan posisi non-manajer, sehingga pengetahuan dan pengalaman kurang mencerminkan kondisi karyawan khususnya level manajer.

5.4 Saran

Untuk penelitian selanjutnya berdasarkan temuan diatas maka penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya :

1. Memperluas wilayah penelitian ditempat lain, terutama kota-kota besar yang memiliki kantor cabang yang telah menerapkan sistem pengendalian manajemen yang lebih relevan (Balance Score Card). Sehingga dapat dilihat bagaimana peran pembelajaran organisasi dalam meningkatkan intensitas penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap peningkatan kinerja manajerial.

2. Menambah variabel penelitian untuk mengetahui pengaruh kinerja manajerial terhadap konstruk lainnya.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abernethy, M. A., & Brownell, P. 1999. The role of budgets in organizations facing strategic change: an exploratory study. Accounting, Organizations and Society, 24(3): 189-204.

Al-Gahtani, S. S., Hubona, G. S., & Wang, J. 2007. Information technology (IT) in Saudi Arabia: Culture and the acceptance and use of IT. Information & Management, 44(8): 681-691.

Benawa, Ahmad Saputra., Yuliansyah., Liza Alvia. 2013. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Pembiayaan: Knowledge Sharing Sebagai Faktor Mediasi: SNA Manado.

Bisbe, J., & Otley, D. 2004. The effects of the interactive use of management control systems on product innovation. Accounting, Organizations and Society, 29(8): 709-737.

Camisón, C., & López, A. V. 2010. An examination of the relationship between manufacturing flexibility and firm performance: The mediating role of innovation. International Journal of Operations & Production Management, 30(8): 853-878.

Chenhall, R. H. 2005. Integrative strategic performance measurement systems, strategic alignment of manufacturing, learning and strategic outcomes: an exploratory study. Accounting, Organizations and Society, 30(5): 395-422.

Chin, W. W., Marcolin, B. L., & Newsted, P. R. 2003. A Partial Least Squares Latent Variable Modeling Approach for Measuring Interaction Effects: Results from a Monte Carlo Simulation Study and an Electronic-Mail Emotion/Adoption Study. Information Systems Research, 14(2): 189-217.

De Geus, A. P. 1988. Planning as Learning. Harvard Business Review, 66(2): 70-74.

Dodgson M. (1993). “Organizational Learning: A Review of Some Literatures”.


(44)

Falk, R. F., & Miller, N. B. 1992. A Primer for Soft Modelling. Akron, Ohio: The University of Akron.

Fiol, C. M., & Lyles, M. A. 1985. Organizational Learning. The Academy of Management Review, 10(4): 803-813.

Fornell, C., & Bookstein, F. L. 1982. Two Structural Equation Models: LISREL and PLS Applied to Consumer Exit-Voice Theory. Journal of Marketing Research, 19(4): 440-452.

García-Morales, V. J., Jiménez-Barrionuevo, M. M., & Gutiérrez-Gutiérrez, L. 2011. Transformational leadership influence on organizational performance through organizational learning and innovation. Journal of Business Research(0).

Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling: Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Ghozali, Imam. 2012. Partial Least Squares : Konsep, Teknik, dan Aplikasi

Menggunakan SmartPLS 2.0 M3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang

Grafton, J., Lillis, A. M., & Widener, S. K. 2010. The role of performance measurement and evaluation in building organizational capabilities and performance. Accounting, Organizations and Society, 35(7): 689-706. Hartmann, F., & Slapničar, S. (2009). How formal performance evaluation affects

trust of subordinate managers in their superior. Accounting, Organizations and Society, 34, 727–725.

Henri, J.-F. 2006. Management control systems and strategy: A resource-based perspective. Accounting,Organizations and Society, 31(6): 529-558. Huber, G. P. 1991. Organizational learning: the contributing processes and the

literatures. Organization Science, 2(1): 88-115.

Hulland, J. 1999. Use of partial least squares (PLS) in strategic management research: A review of four recent.Strategic Management Journal, 20(2): 195.

Hult, G. 1998. Managing the International Strategic Sourcing Process as a Market-Driven Organizational Learning System. Decision Sciences, 29(1): 193-216.

Hult, G.T.M., Hurley, R.F., Giunipero, L.C., Nichols Jr., E.L., 2000. Organizational learning in global supply management: a model and test of internal users and corporate buyers. Decision Sciences 31 (2), 293– 325.


(45)

Ireland, R. D., Hitt, M. A., & Sirmon, D. G. 2003. A Model of Strategic Entrepreneurship: The Construct and its Dimensions. Journal of Management, 29(6): 963-989.

Kloot, L. 1997. Organizational learning and management control systems: responding to environmental change. Management Accounting Research, 8(1): 47-73.

Levitt, B. and J.G. March. 1988. Organizational learning. Annual Review of Sociology 14: 319-340.

López, S. P., José, M. M. P., & Ordás, C. J. V. 2005. Organizational learning as a determining factor in business performance. The learning organization, 12(3): 2279245.

Marquardt, M., & Reynolds, A. (1994). The global learning organization: Gaining competitive advantage through continuous learning. Burr Ridge, IL: Irwin Professional Publishing.

Mulyadi dan Johny Setiawan. (1999). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan, Edisi 1, Aditya Media.Yogyakarta.

Naranjo-Gil, D., & Hartmann, F. 2007. Management accounting systems, top management team heterogeneity and strategic change. Accounting, Organizations and Society, 32(7-8): 735-756.

Pablos, P. O. d., & Lytras, M. D. 2008. Competencies and human resource management: implications for organizational competitive advantage.

Journal of Knowledge Management, 2(6): 48.

Papat, Neng., Tubagus Ismail., Galih Fajar M. 2012. Pengaruh Kerangka Levers Of Control (LOC) dan Organizational Learning Terhadap Peningkatan Organizational Performance (Studi empiris pada perusahaan manufaktur di provinsi Banten): Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Simons, R. 1995. Levers of control: How managers use innovative control systems to drive strategic renewal.Boston, Massachusetts: Harvard Business School Press.

Simons, R. 2000. Performance measurement and control systems for implementing strategy. New Jersey:Prentice-Hall.

Sinkula, J. M. 1994. Market Information Processing and Organizational Learning.

The Journal of Marketing, 58(1): 35-45.

Slater, S. F., & Narver, J. C. 1995. Market orientation and the learning organization. Journal of Marketing, 59(3): 63.


(46)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfa Beta.

Suryanto, Hikmawan . 2012. Organizational Learning & Learning Organization. http://hikmawan-s-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-63426-Kesehatan Organizational%20Learning%20&%20Learning%20Organization.html.

Susanti, Tris. 2013. Cara Mengukur Kinerja Karyawan. http://www.hrcentro.com/artikel/Cara_Mengukur_Kinerja_Karyawan_13 0401.html.

Tippins, M. J., & Sohi, R. S. 2003. IT competency and firm performance: is organizational learning a missing link?. Strategic Management Journal, 24(8): 745-761.

Urbach, N., & Ahlemann, F. 2010. Structural equation modeling in information systems research using partial least squares. Journal of information Technology Theory and Application, 11(2): 5-39.

Widener, S. K. 2007. An empirical analysis of the levers of control framework.

Accounting, Organizations and Society, 32(7-8): 757-788.

Yunus, Maryanti., Yuliansyah. 2012. Pengaruh Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Perusahaan : Peran Pembelajaran Perusahaan sebagai Faktor Mediasi: SNA 15 Banjarmasin.

Zhang, M., dan McCullough, J. (2002). Effect of Learning and Information

Technology Capability on Business Performance.

http://blakemontclair.edu

________. 2009. Kinerja Karyawan : Definisi, Faktor Yang Mempengaruhi dan cara Meningkatkan Kinerja Karyawan. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/kinerja-karyawan-definisi-faktor-yang.html. ________. 2010. Pengendalian Interaktif. www.zetzu.blogspot.com.

________. 2010. Ukuran Kinerja. www.magussudrajat.blogspot.com.

________. 2011. Teori Pembelajaran Organisasi (Organizational Learning


(47)

________. 2012. Levers of Control Efektif Tingkatkan Inovasi dan Kinerja Perusahaan. www.ugm.ac.id.


(1)

41

5.3 Keterbatasan

Penelitian inii memiliki keterbatasan yaitu :

1. Pengambilan sampel dalam penelitian ini hanya perbankkan BUMN kantor cabang Bandar Lampung dan Metro saja yang mana kurang mampu menggambarkan keadaan perbankkan yang sebenarnya secara menyeluruh. 2. Bila dilihat dari usia dan lamanya bekerja beberapa sampel dalam

penelitian ini adalah karyawan dengan posisi non-manajer, sehingga pengetahuan dan pengalaman kurang mencerminkan kondisi karyawan khususnya level manajer.

5.4 Saran

Untuk penelitian selanjutnya berdasarkan temuan diatas maka penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya :

1. Memperluas wilayah penelitian ditempat lain, terutama kota-kota besar yang memiliki kantor cabang yang telah menerapkan sistem pengendalian manajemen yang lebih relevan (Balance Score Card). Sehingga dapat dilihat bagaimana peran pembelajaran organisasi dalam meningkatkan intensitas penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap peningkatan kinerja manajerial.

2. Menambah variabel penelitian untuk mengetahui pengaruh kinerja manajerial terhadap konstruk lainnya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abernethy, M. A., & Brownell, P. 1999. The role of budgets in organizations facing strategic change: an exploratory study. Accounting, Organizations and Society, 24(3): 189-204.

Al-Gahtani, S. S., Hubona, G. S., & Wang, J. 2007. Information technology (IT) in Saudi Arabia: Culture and the acceptance and use of IT. Information &

Management, 44(8): 681-691.

Benawa, Ahmad Saputra., Yuliansyah., Liza Alvia. 2013. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Pembiayaan: Knowledge Sharing Sebagai Faktor Mediasi: SNA Manado.

Bisbe, J., & Otley, D. 2004. The effects of the interactive use of management control systems on product innovation. Accounting, Organizations and Society, 29(8): 709-737.

Camisón, C., & López, A. V. 2010. An examination of the relationship between manufacturing flexibility and firm performance: The mediating role of innovation. International Journal of Operations & Production

Management, 30(8): 853-878.

Chenhall, R. H. 2005. Integrative strategic performance measurement systems, strategic alignment of manufacturing, learning and strategic outcomes: an exploratory study. Accounting, Organizations and Society, 30(5): 395-422.

Chin, W. W., Marcolin, B. L., & Newsted, P. R. 2003. A Partial Least Squares Latent Variable Modeling Approach for Measuring Interaction Effects: Results from a Monte Carlo Simulation Study and an Electronic-Mail Emotion/Adoption Study. Information Systems Research, 14(2): 189-217.

De Geus, A. P. 1988. Planning as Learning. Harvard Business Review, 66(2): 70-74.

Dodgson M. (1993). “Organizational Learning: A Review of Some Literatures”.


(3)

Falk, R. F., & Miller, N. B. 1992. A Primer for Soft Modelling. Akron, Ohio: The University of Akron.

Fiol, C. M., & Lyles, M. A. 1985. Organizational Learning. The Academy of

Management Review, 10(4): 803-813.

Fornell, C., & Bookstein, F. L. 1982. Two Structural Equation Models: LISREL and PLS Applied to Consumer Exit-Voice Theory. Journal of Marketing

Research, 19(4): 440-452.

García-Morales, V. J., Jiménez-Barrionuevo, M. M., & Gutiérrez-Gutiérrez, L. 2011. Transformational leadership influence on organizational performance through organizational learning and innovation. Journal of

Business Research(0).

Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling: Metode Alternatif dengan

Partial Least Square (PLS). Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Ghozali, Imam. 2012. Partial Least Squares : Konsep, Teknik, dan Aplikasi Menggunakan SmartPLS 2.0 M3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang

Grafton, J., Lillis, A. M., & Widener, S. K. 2010. The role of performance measurement and evaluation in building organizational capabilities and performance. Accounting, Organizations and Society, 35(7): 689-706. Hartmann, F., & Slapničar, S. (2009). How formal performance evaluation affects

trust of subordinate managers in their superior. Accounting, Organizations and Society, 34, 727–725.

Henri, J.-F. 2006. Management control systems and strategy: A resource-based perspective. Accounting,Organizations and Society, 31(6): 529-558. Huber, G. P. 1991. Organizational learning: the contributing processes and the

literatures. Organization Science, 2(1): 88-115.

Hulland, J. 1999. Use of partial least squares (PLS) in strategic management research: A review of four recent.Strategic Management Journal, 20(2): 195.

Hult, G. 1998. Managing the International Strategic Sourcing Process as a Market-Driven Organizational Learning System. Decision Sciences, 29(1): 193-216.

Hult, G.T.M., Hurley, R.F., Giunipero, L.C., Nichols Jr., E.L., 2000. Organizational learning in global supply management: a model and test of internal users and corporate buyers. Decision Sciences 31 (2), 293– 325.


(4)

Ireland, R. D., Hitt, M. A., & Sirmon, D. G. 2003. A Model of Strategic Entrepreneurship: The Construct and its Dimensions. Journal of

Management, 29(6): 963-989.

Kloot, L. 1997. Organizational learning and management control systems: responding to environmental change. Management Accounting Research, 8(1): 47-73.

Levitt, B. and J.G. March. 1988. Organizational learning. Annual Review of

Sociology 14: 319-340.

López, S. P., José, M. M. P., & Ordás, C. J. V. 2005. Organizational learning as a determining factor in business performance. The learning organization, 12(3): 2279245.

Marquardt, M., & Reynolds, A. (1994). The global learning organization:

Gaining competitive advantage through continuous learning. Burr Ridge,

IL: Irwin Professional Publishing.

Mulyadi dan Johny Setiawan. (1999). Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen: Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan, Edisi 1, Aditya

Media.Yogyakarta.

Naranjo-Gil, D., & Hartmann, F. 2007. Management accounting systems, top management team heterogeneity and strategic change. Accounting,

Organizations and Society, 32(7-8): 735-756.

Pablos, P. O. d., & Lytras, M. D. 2008. Competencies and human resource management: implications for organizational competitive advantage.

Journal of Knowledge Management, 2(6): 48.

Papat, Neng., Tubagus Ismail., Galih Fajar M. 2012. Pengaruh Kerangka Levers Of Control (LOC) dan Organizational Learning Terhadap Peningkatan Organizational Performance (Studi empiris pada perusahaan manufaktur di provinsi Banten): Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Simons, R. 1995. Levers of control: How managers use innovative control

systems to drive strategic renewal.Boston, Massachusetts: Harvard

Business School Press.

Simons, R. 2000. Performance measurement and control systems for

implementing strategy. New Jersey:Prentice-Hall.

Sinkula, J. M. 1994. Market Information Processing and Organizational Learning.

The Journal of Marketing, 58(1): 35-45.

Slater, S. F., & Narver, J. C. 1995. Market orientation and the learning organization. Journal of Marketing, 59(3): 63.


(5)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfa Beta.

Suryanto, Hikmawan . 2012. Organizational Learning & Learning Organization. http://hikmawan-s-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-63426-Kesehatan Organizational%20Learning%20&%20Learning%20Organization.html.

Susanti, Tris. 2013. Cara Mengukur Kinerja Karyawan. http://www.hrcentro.com/artikel/Cara_Mengukur_Kinerja_Karyawan_13 0401.html.

Tippins, M. J., & Sohi, R. S. 2003. IT competency and firm performance: is organizational learning a missing link?. Strategic Management Journal, 24(8): 745-761.

Urbach, N., & Ahlemann, F. 2010. Structural equation modeling in information systems research using partial least squares. Journal of information

Technology Theory and Application, 11(2): 5-39.

Widener, S. K. 2007. An empirical analysis of the levers of control framework.

Accounting, Organizations and Society, 32(7-8): 757-788.

Yunus, Maryanti., Yuliansyah. 2012. Pengaruh Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Perusahaan : Peran Pembelajaran Perusahaan sebagai Faktor Mediasi: SNA 15 Banjarmasin.

Zhang, M., dan McCullough, J. (2002). Effect of Learning and Information

Technology Capability on Business Performance.

http://blakemontclair.edu

________. 2009. Kinerja Karyawan : Definisi, Faktor Yang Mempengaruhi dan cara Meningkatkan Kinerja Karyawan. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/kinerja-karyawan-definisi-faktor-yang.html.

________. 2010. Pengendalian Interaktif. www.zetzu.blogspot.com. ________. 2010. Ukuran Kinerja. www.magussudrajat.blogspot.com.

________. 2011. Teori Pembelajaran Organisasi (Organizational Learning


(6)

________. 2012. Levers of Control Efektif Tingkatkan Inovasi dan Kinerja Perusahaan. www.ugm.ac.id.