PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS W (2)

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB
PENATAUSAHAAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH (SKPD) PADA PROSES SPP-SPM
Widyat Nurcahyo
Program Studi Teknik Informatika Universitas Tama Jagakarsa
widyat_nurcahyo@yahoo.com.sg
Yumniati Agustina
Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan
yumniati_agustina@yahoo.co.id
ABSTRACT
Government Regulations of the Regional Financial Management requires that the
financial statements are decentralized to the local Regional Working Units (SKPD). To
achieve a good and effective financial management processes, the role of computer-based
information system is the solution. This study developed a web-based information
systems for the financial administration processes in the SKPD, with regard to the
submission of funding activities through the SPP-SPM procedures. This application is
emphasized to minimize human error and increase the accountability of the SKPD's
financial statements. From the test results, the application can produce a perfect output,
and found no significant deficiencies in terms of speed and accuracy of the system. In
the future, applications need to be developed by adding adequate security to be used over

the Internet, and expanded to include wider SKPD's financial administration processes.
Keywords: Web-based Information System, Regional Working Unit, SPP, SPM
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Organisasi pemerintah yang berbasis
kepada Teknologi Informasi menjadi
hal yang sangat penting dalam abad ke
dua puluh satu di era milineum ketiga
ini. Teknologi Informasi adalah suatu
teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai
cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu.
Kekuatan
suatu
organisasi

pemerintahan akan sangat tergantung
kepada informasi atau pengetahuan

yang dimilikinya, informasi akan
menjadi perekat unsur-unsur yang ada
dalam suatu organisasi. Saat ini tidak
ada organisasi termasuk organisasi
pemerintah yang bisa bertahan hidup
tanpa
mengadaptasi
teknologi
informasi dan komunikasi. Teknologi
informasi dan komunikasi merupakan
sumber daya keempat setelah sumber
daya manusia, sumber daya uang,
sumber daya mesin yang digunakan
untuk
membentuk
dan
mengoperasikan

organisasi.
Teknologi informasi dalam organisasi
akan membantu penyediaan informasi
dalam pengambilan keputusan dalam
organisasi dengan cepat. Sistem

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

189

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

informasi tersebut digunakan untuk 1.4
meningkatkan kinerja individual
dalam organisasi yang pastinya juga
akan meningkatkan kinerja organisasi.
Seiring dengan penerapan Peraturan
Pemerintah tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, menuntut laporan
keuangan daerah yang semakin

variatif dan informatif yang bersifat
1.
desentralisasi ke Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD). Dalam hal
ini,
guna
mendukung
proses
pengelolaan keuangan daerah yang
baik dan efektif, peranan sistem
informasi dan penataan manajemen
perlu dilakukan. Peranan sistem
informasi
berbasis
komputer
merupakan
solusi
permasalahan
diatas.
Selain

menjadi
solusi
permasalahan, peranan teknologi
informasi juga dapat mempersingkat
waktu pekerjaan dengan hasil yang
akurat atau valid.
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membantu mempermudah proses
pengelolaan keuangan daerah di SKPD
terutama
yang
menyangkut
pelaksanaan
penatausahaan
dan
penyusunan laporan keuangan yang
berkaitan dengan proses pengajuan
dana

kegiatan,
melalui
sistem
informasi.
1.3
Manfaat Penelitian
1. Meminimalkan kesalahan manusia
yang menghambat proses pengajuan
dana kegiatan di SKPD
2. Meningkatkan kinerja staf pada
khususnya dan SKPD terkait pada
umumnya
3. Meningkatkan efisiensi, efektifitas,
transparansi
dan
akuntabilitas
pemerintah daerah Memungkinkan
penyimpanan knowledge organisasi
dalam jangka waktu yang sangat lam


Ruang Lingkup
Sistem Informasi yang akan dibuat
dibatasi pada proses penatausahaan
keuangan daerah di SKPD yang
berkaitan dengan pengajuan dana
kegiatan melalui prosedur SPP-SPM.
Seluruh prosedur kerja dan sistem yang
akan dibuat akan mengacu pada :
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, yang
telah direvisi dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 55 Tahun 2008 Tentang Tata
Cara

Penatausahaan
Dan
Penyusunan
Laporan
Pertanggungjawaban
Bendahara Serta Penyampaiannya
1.5
Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dilakukan
adalah
menggunakan
metode
gabungan, yaitu:
a. Wawancara
Peneliti mengadakan tanya jawab
kepada staf dan pejabat yang
berwenang terutama staf dan pejabat
bagian umum dan keuangan untuk
mengumpulkan data dan informasi
yang berkaitan dengan prosedur

kerja serta dokumen pendukung.
b. Studi Pustaka
Metode ini dipergunakan untuk
mendapatkan informasi yang dapat
mendukung
secara
teoritikal
mengenai penelitian ini.
2. PERANCANGAN SISTEM
2.1
Identifikasi Masalah
Dari identifikasi awal didapatkan
permasalahan-permasalahan
yang
dihadapi yaitu:

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

190


Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

1. Proses pengajuan dana kegiatan
melalui
prosedur
SPP-SPM
merupakan proses yang sangat
penting
karena
menyangkut
pembiayaan kegiatan
2. Kesalahan
dalam
pembuatan
dokumen SPP-SPM menempati
porsi yang besar sebagai penyebab
keterlambatan pembayaran
3. Pembuatan dokumen SPP-SPM dan
laporan keuangan yang berkaitan
dengannya memakan porsi waktu

cukup besar dari waktu staf
keuangan
4. Pengendalian dana kegiatan
merupakan hal yang sangat penting
untuk mencegah kebocoran dana,
dan hal ini dianggap sebagai proses
yang sulit karena jumlah kegiatan
yang sangat banyak.
2.2
Analisis Kebutuhan Sistem
Berikut akan dijabarkan kebutuhan atas
sistem yang akan dibuat.
1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA)
a. DPA merupakan dasar dari seluruh
anggaran kegiatan, karenanya perlu
ada dalam sistem.
b. DPA yang diterima dalam bentuk
hardcopy di-input ke dalam sistem
secara lengkap.
c. DPPA (DPA perubahan) di-input
tanpa menghapus DPA murni.
d. Sistem harus bisa menampilkan
daftar DPA yang sudah di-input
serta melakukan proses penambahan
dan perubahan data.
2. Surat Penyediaan Dana (SPD)
a. SPD
merupakan
dasar
dari
tersedianya dana untuk kegiatan,
karenanya perlu ada dalam sistem.
b. SPD yang diterima dalam bentuk
hardcopy di-input ke dalam sistem
secara lengkap

c. Sistem harus bisa menampilkan
daftar SPD yang sudah di-input serta
melakukan proses penambahan dan
perubahan data.
3. Surat Permintaan Pembayaran Uang
Persediaan
a. SPP UP dibuat dengan memasukkan
data mengenai program, kegiatan
dan jumlah anggaran yang diminta.
Nomor SPP dibuat otomatis.
b. Besarnya jumlah anggaran yang
diminta tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di DPA, dan
tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di SPD.
c. Permintaan UP dimasukkan ke
dalam rekening Uang Persediaan
d. (kode:0000000).
e. Sistem harus bisa menampilkan
daftar SPP UP yang sudah di-input,
melakukan proses penambahan dan
perubahan data, dan mencetak
berkas dokumen SPP UP.
4. Surat Permintaan Pembayaran
Tambahan Uang Persediaan
a. SPP TU dibuat dengan memasukkan
data mengenai program, kegiatan
dan jumlah anggaran yang diminta.
Nomor SPP dibuat otomatis.
b. Besarnya jumlah anggaran yang
diminta tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di DPA, dan
tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di SPD.
c. Permintaan TU dimasukkan ke
dalam rekening Tambahan Uang
Persediaan (kode:9999999).
d. Sistem harus bisa menampilkan
daftar SPP TU yang sudah di-input,
melakukan proses penambahan dan
perubahan data, dan mencetak
berkas dokumen SPP TU.

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

191

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

5. Surat Permintaan Pembayaran LS
Barang & Jasa
a. SPP LS Barang & Jasa dibuat
dengan memasukkan data mengenai
program, kegiatan, PPTK, data
Perusahaan Pihak Ke-3, dan jumlah
anggaran yang diminta per rekening
sesuai SPJ. Nomor SPP dibuat
otomatis.
b. Besarnya jumlah anggaran yang
diminta tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di DPA, dan
tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di SPD.
c. Sistem harus bisa menampilkan
daftar SPP LS Barang & Jasa yang
sudah diinput, melakukan proses
penambahan dan perubahan data,
dan mencetak berkas dokumen SPP
LS Barang &
d. Jasa.
6. Surat Permintaan Pembayaran LS
Gaji & Tunjangan
a. SPP LS Gaji & Tunjangan dibuat
dengan memasukkan data mengenai
program, kegiatan, PPTK, dan
jumlah anggaran yang diminta per
rekening sesuai SPJ. Nomor SPP
dibuat otomatis.
b. Besarnya jumlah anggaran yang
diminta tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di DPA, dan
tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di SPD.
c. Sistem harus bisa menampilkan
daftar SPP LS Gaji & Tunjangan
yang sudah di-input, melakukan
proses penambahan dan perubahan
data, dan mencetak berkas dokumen
SPP LS Gaji & Tunjangan.
7. Surat Permintaan Pembayaran Ganti
Uang Persediaan & GU Nihil
a. SPP GU / GU Nihil dibuat dengan
memasukkan
data
mengenai
program dan kegiatan, kemudian
memilih UMK dan SPJ yang sudah

b.

c.

8.
a.

b.

c.

9.
a.

ada namun belum dibuat SPP-nya.
Data rekening dan jumlah mengikuti
SPJ. Diberi pilihan apakah SPP GU
ingin dibuat Nihil. Nomor SPP
dibuat otomatis.
Besarnya jumlah anggaran yang
diminta tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di DPA, dan
tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di SPD.
Sistem harus bisa menampilkan
daftar SPP GU / GU Nihil yang
sudah di-input, melakukan proses
penambahan dan perubahan data,
dan mencetak berkas dokumen SPP
GU / GU Nihil.
Surat Permintaan Pembayaran
Tambahan Uang Persediaan Nihil
SPP TU Nihil dibuat dengan
memasukkan
data
mengenai
program dan kegiatan, kemudian
memilih UMK dan SPJ yang sudah
ada namun belum dibuat SPP-nya.
Data
rekening
dan
jumlah
mengikuti SPJ. Nomor SPP dibuat
otomatis.
Besarnya jumlah anggaran yang
diminta tidak boleh melebihi
jumlah anggaran yang ada di DPA,
dan tidak boleh melebihi jumlah
anggaran yang ada di SPD.
Sistem harus bisa menampilkan
daftar SPP TU Nihil yang sudah diinput,
melakukan
proses
penambahan dan perubahan data,
dan mencetak berkas dokumen SPP
TU Nihil.
Uang Muka Kegiatan (UMK)
GU/TU
UMK GU/TU dibuat dengan
memasukkan
data
mengenai
program, kegiatan, dan jumlah
anggaran yang diminta per
rekening. Nomor UMK dibuat
otomatis.

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

192

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

b. Besarnya jumlah anggaran yang
diminta tidak boleh melebihi
jumlah anggaran yang ada di DPA,
dan tidak boleh melebihi jumlah
sisa UP.
c. Sistem harus bisa menampilkan
daftar UMK GU/TU yang sudah diinput,
melakukan
proses
penambahan dan perubahan data,
dan mencetak berkas dokumen
UMK GU/TU.
10. Surat Pertanggung Jawaban (SPJ)
a. SPJ dibuat dengan memilih UMK
yang akan dibuat SPJ-nya, memilih
rekening dan memasukkan jumlah
SPJ.
b. Besarnya jumlah SPJ tidak boleh
melebihi jumlah UMK ybs, dan
tidak boleh melebihi sisa UMK yang
belum di SPJ-kan.
c. Sistem harus bisa menampilkan
daftar SPJ yang sudah di-input,
melakukan proses penambahan dan
perubahan data.
11. Pengembalian UMK
a. UMK yang tidak habis dipakai,
harus dikembalikan ke Kas Umum
Daerah.
b. Pengembalian UMK dibuat dengan
memilih
UMK
yang
akan
dikembalikan, dan memasukkan
jumlah pengembaliannya.
c. Besarnya jumlah pengembalian
tidak boleh melebihi sisa UMK ybs
yang belum di SPJ-kan.
d. Sistem harus bisa menampilkan
daftar pengembalian yang sudah diinput,
melakukan
proses
penambahan dan perubahan data.
12. Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D)
a. SP2D menandakan besarnya dana
yang sudah dicairkan, karenanya
perlu ada dalam sistem.

b. SP2D diinput dengan memilih SPM
yang menjadi dasar pengeluarannya.
Data kegiatan, rekening, dan jumlah
mengikuti SPM tersebut.
c. Sistem harus bisa menampilkan
daftar SP2D yang sudah di-input
serta melakukan proses penambahan
dan perubahan data.

13. Penolakan SPP
a. SPP dapat ditolak untuk dibuat
SPMnya.
b. Penolakan SPP dicatat dengan cara
memilih SPP yang ditolak dan
memasukkan alasan penolakannya.
c. SPP yang sudah ditolak bisa
dibatalkan penolakannya.
14. Surat Perintah Membayar (SPM)
a. SPM dibuat dengan memasukkan
memilih SPP yang akan dibuat
SPMnya, kemudian menambahkan
datadata SPM seperti data Potongan
dan Pajak. Nomor SPM dibuat
otomatis. Data kegiatan, rekening,
dan jumlah mengikuti SPP.
b. Sistem harus bisa menampilkan
daftar SPM yang sudah di-input,
melakukan proses penambahan dan
perubahan data, dan mencetak
berkas dokumen SPM.
15. Laporan Register SPP/SPM/SP2D
a. Laporan Register SPP/SPM/SP2D
dibuat sesuai yang tercantum dalam
Permendagri No.55 tahun 2008
tentang Tata Cara Penatausahaan
Dan
b. Penyusunan Laporan Pertanggung
jawaban Bendahara Serta Penyamppaiannya, halaman 63.
16. Data SPP/SPM/SP2D diambil dari
data yang telah diinput kedalam
sistem. Laporan Register SPP. Datadata SPP diambil dari data yang
telah diinput ke dalam sistem.

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

193

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

17. Laporan Register UMK. Data-data
UMK diambil dari data yang telah
diinput ke dalam sistem.
18. Laporan Register SPM. Data-data
SPM diambil dari data yang telah
diinput ke dalam sistem.
19. Laporan Register SP2D. Data-data
SP2D diambil dari data yang telah
diinput ke dalam sistem.
20. Laporan Rencana Operasional
Kegiatan. Data-data ROK diambil
dari data DPA yang telah diinput ke
dalam sistem.
21. Laporan Pertanggung Jawaban
Bendahara (LPJB) Administratif
Pengeluaran
a. LPJB Administratif dibuat sesuai
yang tercantum dalam Permendagri
No.55 tahun 2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan Dan Penyusunan
Laporan
Pertanggungjawaban
Bendahara Serta Penyampaiannya,
halaman 100.
b. Data-data yang dibutuhkan diambil
dari data yang telah diinput kedalam
sistem.
22. Laporan Pertanggung Jawaban
Bendahara (LPJB) Pengeluaran
Fungsional
a. LPJB Fungsional dibuat sesuai yang
tercantum
dalam
Permendagri
No.55 tahun 2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan Dan Penyusunan
Laporan
Pertanggungjawaban
Bendahara Serta Penyampaiannya,
halaman 102.
b. Data-data yang dibutuhkan diambil
dari data yang telah diinput kedalam
sistem.
23. Laporan Pertanggung Jawaban Uang
Persediaan
a. LPJB UP dibuat sesuai yang
tercantum dalam Permendagri
No.55 tahun 2008 tentang Tata
Cara
Penatausahaan
Dan

Penyusunan
Laporan
Pertanggungjawaban
Bendahara
Serta Penyampaiannya, halaman
94.
b. Data-data yang dibutuhkan diambil
dari data yang telah diinput
kedalam sistem.
24. Laporan Pertanggung Jawaban
Tambahan Uang Persediaan
a. LPJB TU dibuat sesuai yang
tercantum dalam Permendagri
No.55 tahun 2008 tentang Tata
Cara Penatausahaan Dan
b. Penyusunan
Laporan
Pertanggungjawaban
Bendahara
Serta Penyampaiannya, halaman
96.
c. Data-data yang dibutuhkan diambil
dari data yang telah diinput
kedalam sistem.
25. Laporan Pajak. Data-data Pajak
diambil dari data yang telah diinput
ke dalam sistem.
26. Laporan Realisasi Penyerapan
Anggaran. Data-data Anggaran dan
Penyerapan Anggaran diambil dari
data yang telah diinput ke dalam
sistem.
27. Laporan Kartu Kendali Kegiatan.
Data-data Anggaran dan realisasi
SP2D diambil dari data yang telah
diinput ke dalam sistem.
28. Data-Data Lain
Data-data lain yang dibutuhkan sistem,
seperti:
a. Data Urusan Pemerintah dan SKPD
b. Data Rekening
c. Data Program dan Kegiatan
d. Data Pejabat Pemerintah
e. Data Peraturan dan Undang-undang
6 Data Perusahaan Pihak ke-3 Harus
ada di dalam sistem.

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

194

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

29. Pengguna Sistem
a. Sistem yang akan dibangun
digunakan oleh beberapa pihak yang
memiliki hak akses berbeda.
b. Hak akses pengguna terhadap sistem
harus dapat diatur sedemikian rupa
sehingga tidak ada pengguna yang
melanggar hak aksesnya.
c. Sistem harus dapat diakses dari
beberapa tempat berbeda secara
bersamaan.
3. DESAIN SISTEM
3.1
Identifikasi Pengguna
Beberapa pengguna yang menggunakan
sistem:
a. Administrator,
bertanggung
jawab atas sistem secara
keseluruhan
b. Staff Keuangan, melakukan input
data dan mencetak dokumen serta
laporan
c. Bendahara Pengeluaran, mencetak
laporan yang berkaitan dengannya
serta
melakukan
monitoring
terhadap penggunaan anggaran
d. Pejabat Penatausahaan Keuangan,
melakukan monitoring terhadap
penggunaan anggaran
e. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
melakukan input data kegiatan
seperti UMK dan SPJ
3.2
Desain input
Input dirancang untuk memasukkan dua
jenis data yaitu:
1. Data Master
a. SKPD
b. Rekening
c. Program dan Kegiatan
d. Pejabat Pemerintahan
e. Peraturan dan Undang-undang
f. Perusahaan Pihak ke-3
g. Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA)
h. Surat Penyediaan Dana (SPD)

i. Nomor Surat
2. Data Transaksi
a. Surat
Permintaan
Pembayaran (SPP)
b. Surat Perintah Membayar (SPM)
c. Uang Muka Kegiatan (UMK)
d. Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
e. Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D)
f. Pengembalian UMK
g. Penolakan SPP
3.3 Desain output
Output berupa laporan-laporan yang
terdiri dari:
a. Dokumen SPP
b. Dokumen SPM
c. Register SPP/SPM/SP2D
d. Dokumen UMK
e. Register UMK
f. Rencana Operasional Kegiatan
g. Realisasi Penyerapan Anggaran
h. Kartu Kendali Kegiatan
i. Laporan Pertanggungjawaban
j. Bendahara Pengeluaran (LPJB)
k. Laporan Pajak
3.4 Desain Basis Data
Basis data sistem ini memiliki 35 tabel,
yaitu:
1. mastercustomer, berisikan data
perusahaan pihak ke-3
2. mastercustomerbank,
berisikan
data rekening bank milik pihak ke3
3. masterdpa, berisikan data DPA
4. masterdpa10, berisikan data detil
DPA
5. masterprogram, berisikan
data
program
6. masterkegiatan, berisikan
data
kegiatan
7. masterpejabat, berisikan data
pejabat pemerintahan
8. masterperaturan,
berisikan
data peraturan dan undang-undang

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

195

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

9.

10.
11.
12.

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.

34.

masterpergubspp,
berisikan
peraturan yang digunakan untuk
jenis laporan tertentu
masterrekening, berisikan
data
rekening
masterso, berisikan data SKPD
mastersodetail, berisikan detil
SKPD - masterspd, berisikan data
SPD
masterspddetail, berisikan detil
SPD
sp2d10, berisikan data SP2D
sp2d20, berisikan data detil SP2D
spj, berisikan data SPJ
spj30, berisikan data detil SPJ
spjpotongan, berisikan potongan
SPJ
spm, berisikan data SPM
spmdetail, berisikan data detil
SPM
spmpotongan, berisikan data
potongan SPM
spp10, berisikan data SPP
spp20, berisikan data detil SPP
sppseq, berisikan urutan nomor
SPP
umk10, berisikan data UMK
umk20, berisikan data detil UMK
umk30, berisikan data penjabaran
detil UMK
umkretur,
berisikan
data
pengembalian UMK
menu, berisikan menu untuk
tampilan sistem
menuhead, berisikan menu untuk
tampilan sistem
userid, berisikan nama dan
password pengguna sistem
akses, berisikan hak akses untuk
masing-masing user
codemst, berisikan data-data
penting lain seperti: nomor surat,
jenis SPP, dll.
options, berisikan opsi-opsi sistem

3.5
Desain Proses
Gambar 1 menunjukkan aliran proses
pengajuan dana kegiatan melalui
prosedur SPP-SPM:

Penjelasan:
a. Seluruh pendanaan atas kegiatan
pada tahun anggaran berjalan
berpatokan
pada
Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA). DPA
bisa berubah sekali dalam setahun
melalui
mekanisme
Anggaran
Belanja
Tambahan
(ABT).
Anggaran untuk kegiatan di dalam
DPA dialokasikan dalam periode
bulanan.
b. Ketersediaan dana ditunjukkan
dengan
munculnya
Surat
Penyediaan Dana (SPD). Tiap SPD
menunjukkan ketersediaan dana
untuk periode triwulan. Dengan
keluarnya SPD, maka kegiatan
sudah bisa dimulai.
c. Untuk kegiatan yang masuk ke
dalam kategori LS, setelah kegiatan
diselesaikan, maka dibuatlah Surat

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

196

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

d. Pertanggungjawaban
(SPJ).
e. Berdasarkan SPJ tersebut, dibuatlah
dokumen SPP LS dan SPM LS.
Setelah pengajuan SPP dan SPM LS,
maka keluarlah SP2D LS yang
menandakan bahwa dana sudah
dicairkan.
f. Untuk kegiatan yang pendanaannya
dari Kas Umum Daerah, maka
proses dimulai dengan membuat
dokumen SPP UP dan SPM UP.
Setelah pengajuan SPP dan SPM
tersebut, maka keluarlah SP2D UP
yang menandakan bahwa dana UP
sudah dicairkan ke Kas Umum
Daerah. Dengan demikian kegiatankegiatan tersebut sudah bisa
berjalan.
g. PPTK
mengajukan Uang
Muka
h. Kegiatan (UMK) GU. UMK diambil
dari Kas Umum Daerah. Setelah
kegiatan
dilaksanakan,
PPTK
memberikan
SPJ
sebagai
pertanggungjawaban UMK yang
telah dimintanya. Berdasarkan SPJ
tersebut dibuat SPP GU dan SPM
GU. Setelah pengajuan SPP dan
SPM tersebut, maka keluarlah SP2D
GU yang menandakan bahwa dana
sudah dicairkan ke Kas Umum
Daerah untuk mengganti (revolve)
UP yang sudah diambil untuk UMK.
i. Jika seluruh anggaran kegiatan yang
diajukan SPJ-nya sudah habis, maka
yang dibuat adalah SPP dan SPM
GU Nihil, sehingga yang keluar
kemudian adalah SP2D GU Nihil
yang menandakan tidak ada lagi
dana yang dicairkan.
j. Untuk kegiatan yang sifatnya
mendesak, dibuatlah SPP dan SPM
TU. Setelah diajukan, maka
keluarlah
SP2D
TU
yang
menandakan bahwa dana TU sudah
dicairkan ke Kas Umum Daerah.

Penggunaannya hanya boleh untuk
kegiatan sesuai saat pengajuan
SPP/SPM.
k. PPTK
mengajukan Uang
Muka
l. Kegiatan (UMK) TU. UMK diambil
dari Kas Umum Daerah. Setelah
kegiatan
dilaksanakan,
PPTK
memberikan
SPJ
sebagai
pertanggungjawaban UMK yang
telah dimintanya. Berdasarkan SPJ
tersebut dibuat SPP dan SPM TU
Nihil. Setelah pengajuan SPP dan
SPM tersebut, maka keluarlah SP2D
TU Nihil yang menandakan bahwa
dana
m. TU
yang
dicairkan
sudah
dipertanggungjawabkan. Tidak ada
dana yang dicairkan.
4.

PERANGKAT
LUNAK
YANG DIGUNAKAN
Sistem Aplikasi SPP-SPM ini dibuat
berbasis
web,
dengan
bahasa
pemrograman PHP dan database
MySQL. Web server yang dipergunakan
dalam instalasi adalah Apache 2.2.16.
PHP yang dipergunakan adalah PHP
5.3.3, dan MySQL server yang
digunakan adalah MySQL 5.1.51. Untuk
kebutuhan
administrasi
Database
MySQL digunakan PHPMyAdmin 3.3.7.
Sementara
untuk menjalankannya,
dibutuhkan sebuah Web Browser, seperti
misalnya Microsoft Internet Explorer,
Mozilla Firefox, Opera, Google Chrome
dan lain-lain. Disarankan untuk
menggunakan Mozilla Firefox versi
terbaru.
5.
PERANGKAT KERAS YANG
DIPERLUKAN
Perangkat keras yang disarankan untuk
menjalankan sistem ini adalah sebagai
berikut:
Server:
Client:

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

197

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

Prosesor 2 GHz
Memori 2 GB
HardDisk 10 GB

Prosesor 1 GHz
Memori 1 GB

6.
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1
Hasil Penelitian
Dalam sistem ini, aplikasi dan database
di-install di sebuah server. Jika client
terhubung ke jaringan, maka aplikasi
tersebut dapat diakses melalui web
browser. Lebih jelasnya, arsitektur
program ditunjukkan pada gambar
berikut.

CLIENTS

DATABASE

Gambar 2. Arsitektur Sistem
Aplikasi ini memiliki antarmuka grafis
yang memudahkan pengguna dan
administrator untuk berinteraksi dengan
aplikasi. Aplikasi terbagi menjadi empat
bagian, yaitu: Master, Transaksi,
Laporan, dan Administrator. Bagian
Master, digunakan untuk melakukan
manajemen terhadap data-data master.
Bagian Transaksi digunakan untuk
melakukan transaksi dan manajemen
data
transaksi.
Bagian
laporan
digunakan untuk melihat dan mencetak
laporan. Bagian
Administrator
digunakan
untuk
melakukan manajemen sistem, seperti
manajemen user dan opsi-opsi sistem
lainnya.
Beberapa screenshot sistem dapat
dilihat pada lampiran.
6.2
Verifikasi dan Validasi
Verifikasi dan validasi dilakukan
dengan membandingkan keluaran yang

dihasilkan sistem dengan keluaran
perhitungan yang dilakukan manual.
Pengujian
dilakukan
dengan
menggunakan data nyata tahun 2010
sebuah SKPD di Kota Tangerang
Selatan, yang karena alasan kerahasiaan
tidak dapat ditampilkan disini. Keluaran
yang diperbandingkan adalah keluaran
akhir
tahun
yaitu:
Laporan
Pertanggungjawaban
Bendahara
Pengeluaran
(LPJB),
Register
SPP/SPM/SP2D,
dan
Realisasi
Penyerapan Anggaran. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa keluaran sistem
sama
dengan
keluaran
melalui
perhitungan manual.
6.3
Kinerja Sistem
Secara keseluruhan kinerja sistem
sangat baik. Melalui uji coba 3
workstation yang menggunakan sistem
secara bersamaan, tidak ditemukan
kekurangan baik dari sisi kecepatan
maupun keakuratan data. Hingga jumlah
record dalam database mencapai 15.000
record, kinerja server dalam melakukan
perhitungan
belum
menunjukkan
penurunan.
6.4
Kelebihan Sistem
1. Memudahkan pengguna dalam
melakukan proses SPP-SPM dan
pembuatan
laporan
keuangan
SKPD,
dalam hal mengurangi waktu kerja
dan meminimalkan kesalahan.
2. Mendukung multiplatform
3. Browser independent
4. Mendukung multiuser
6.5.
Kekurangan Sistem
1. Belum ada mekanisme untuk
memeriksa login apakah sudah
dipakai atau belum, sehingga masih
memungkinkan melakukan login
yang sama pada lebih dari satu
workstation.
2. Belum ada log file untuk mengetahui
history penggunaan sistem.

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

198

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

3. Belum dapat digunakan lebih luas
melalui Internet karena sistem
keamanan yang belum memadai.

6.6.
Strategi Implementasi
Pemakaian sistem dalam SKPD dapat
dilakukan dengan memperhatikan
beberapa hal berikut:
1. Pengguna telah mengerti alur kerja
SPP-SPM, penggunaan web browser
secara umum, dan perintah-perintah
yang digunakan dalam sistem
2. Sistem dapat dipasang dengan
menempatkan aplikasi pada sebuah
server dengan platform apa saja
menggunakan perangkat lunak yang
telah disebutkan diatas.
3. Jaringan (LAN) telah terpasang
dengan baik.
4. Workstation
terhubung
pada
jaringan dan sudah terpasang sebuah
web browser.
7.
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
Aplikasi dirancang untuk mekanisme
pengelolaan keuangan daerah yaitu
proses SPP-SPM. Aplikasi bersifat
multiplatform, multiuser, dan browser
independent, karena end user tidak
memiliki
ketergantungan
terhadap
sistem operasi (multiplatform), dapat
digunakan secara bersama-sama (multi
user) dan tidak bergantung pada web
browser tertentu (browser independent).
Aplikasi cukup dipasang pada sebuah
server yang sudah memiliki komponen
web server secara lengkap, yaitu
webserver, php, dan mysql. Client yang
terhubung dalam jaringan dapat
menggunakan aplikasi tersebut dengan
mengunjungi situs web pada server
tersebut melalui web browsernya,
sehingga tidak diperlukan instalasi
aplikasi di client.

Dari hasil pengujian, aplikasi dapat
menghasilkan keluaran yang sempurna,
dan tidak ditemukan kekurangan yang
berarti dari sisi kecepatan dan keakuratan
sistem.
7.2
Saran
Beberapa saran untuk pengembangan
sistem:
1. Meningkatkan keamanan sistem
sehingga dapat digunakan secara
lebih luas melalui internet.
2. Melengkapi
sistem
dengan
mekanisme logging yang memadai.
3. Mengembangkan sistem hingga
mencakup laporan keuangan lain
yang berkaitan dengan proses SPPSPM, seperti pembuatan Buku Kas
Umum
(BKU)
dan
proses
pengajuanpemeriksaan-pembayaran
kegiatan (PHO/FHO).
DAFTAR PUSTAKA
1. Elizabeth Naramore, et.al., Beginning
PHP5, Apache, and MySQL Web
Development.,
Wiley Publishing,
Inc.Indianapolis, Indiana. 2005
2. Michele Davis, Jon Phillips, Learning
PHP and MySQL, O'Reilly. June 2006
3. Gary
B.
Shelly,
Harry
J.
Rosenblatt.Systems
Analysis
and
th
Design. 8 Edition. Course Technology.
Boston. 2010.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan Daerah
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
55 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Penatausahaan Dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Serta
Penyampaiannya.

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

199

Widyat Nurcahyo dan Yumniati Agustina, Pengembangan Sistem Informasi

LAMPIRAN

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016

200