FUNGSI DAN PERANAN BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN (BPOM) DALAM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA FIRJAT ANGGRAINI SULWAN PUSADAN ROSNANI LAKUNNA Abstrak - FUNGSI DAN PERANAN BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN (BPOM) DA

  

FUNGSI DAN PERANAN BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

(BPOM) DALAM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN

YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA

FIRJAT ANGGRAINI

SULWAN PUSADAN

ROSNANI LAKUNNA

  

Abstrak

Perlindungan konsumen merupakan kepentingan Manusia oleh karena menjadi

harapan semua orang begitu pentingya perlindungan konsumen di Indonesia maka

dikeluarkan Undang-undang perlindungan konsumen dikenal dengan UUPK

perlindungan konsumen dalam bidang kesehatan merupakan sesuatu yang sangat

dibutuhkan oleh konsumen dalam memperoleh produlk makanan yang dapat terjamin

untuk kesehatan, dimana produk makanan yang beredar diawasi oleh Badan

Pengawasan Obat dan Makanan, untuk melakukan pengawasan makanan, sehingga

pelaku usaha yang beritikat baik dapat mengedarkan makanan dan mendaptarkan

produk makanan ke BPOM.

Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana pengawasan BPOM terhadap

kelayakan dan keamanan produk makanan dan berperan untuk melindungi konsumen

terhadap makanan yang mengandung zat berbahaya serta upaya hukum apa yang

dapat dilakukan konsumen akibat zat berbahaya dalam makanan.

  

Penulis memperoleh data dengan melakukan penelitian kepustakaan ( Library

Research ) dan data sekunder penulis peroleh melalui penelitian yang bersifat empiris

yaitu memperoleh data secara langsung dengan melakukan studi berdasarkan fakta

lapangan.

Akhirnya diperoleh kesimpulan antara lain kedudukan konsumen yang lemah

dibandingkan produsen maka konsumen membutuhkan adanya instansi Badan POM

sebagai pengawas terhadap kelayakan dan keamanan obat dan makanan untuk

menghidari kerugian yang dialami konsumen mengingat masih terdapatnya makanan

yang mengandung zat berbahaya di pasar dan masih minimnya pemahaman

masyarakat terhadap zat berbahaya, peranan pemerintah perlu dimaksimalkan dalam

penmgendalian, pengawasan dan pembinaan serta penyuluhan terhadap konsumen dan

pelaku usaha, upaya hukum yang dilakukan konsumen yaitu dengan ligitasi dan non

Ligitasi Kata kunci : Fungsi dan Peran BPOM, Dalam Perlindungan Konsumen

  yang dimaksud dengan perlindungan

I. PENDAHULUAN A.

   Latar Belakang

  konsumen adalah “Segala upaya

  Menurut Undang-Undang RI tahun yang menjamin 1999 tentang Perlindungan Konsumen, adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen” sedangkan Konsumen adalah Setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga,

  1

  4. Aspek kesehatan dan keamanan seperti apakah produk tersebut mengandung bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan konsumen.

  3. Uji laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk secara mikrobiologi. 2 Undang-undang Nomor 8 Tentang

  2. Pemeriksaan secara laboratorium, pengujian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya.

  1. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan.

  14 Tahun 2014, unit pelaksana Tehnis di lingkungan BPOM mempunyai fungsi :

  pelaksana Tehnis berdasarkan pasal 3 peraturan Kepala BPOM Nomor

  2 Fungsi BPOM sebagai unit

  isi kurang dari yang seharusnya, konsumen bisa mengajukan ganti rugi, label dan iklan produk tersebut sudah sesuai.

  orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdangangkan”.

  16

  Indonesia PT Grafindo Jakarta Tahun 2000. Hlm

  3. Aspek hukum yaitu legalitas produk bila konsumen tidak puas dapat dikembalikan kepada produsen jika 1 Sidarta, Hukum Perlindungan Konsumen

  2. Aspek lingkungan, apakah kemasan baik berupa botol atau kaleng produk tercemar secara kimia dan biologis atau tidak, apakah kemasan produk tersebut menggunakan dengan cara boros bahan baku yang langkah dan merusak lingkungan hidup.

  Aspek ekonomi mikro, seperti harga suatu produk, apakah harga itu wajar, apakah ada barang pengganti sejenis yang lebih murah, lebih sehat dan dapat diperoleh ditempat yang sama.

  Ada empat hal yang harus diperhatikan oleh konsumen apabila membeli suatu barang yaitu 1.

  Perlindungan Konsumen, Pasal 1 ayat 3 Tahun 1999

  4. peradilan. Sejalan dengan itu berbagai pemeriksaan setempat, contoh dan pemeriksaan sarana produksi dan negara telah menetapkan hak-hak distribusi konsumen yang digunakan sebagai

  5. landasan pengaturan perlindungan

  Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum. kepada konsumen, menurut Sudarta

  6. secara umum di kenal empat hak dasar

  Sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang konsumen, yaitu : Hak mendapatkan ditetapkan oleh Kepala Badan keamanan, informasi, memilih dan di

  4 Pengawas Obat dan Makanan dengar.

  7. layanan informasi Data menunjukkan bahwa pada Kegiatan konsumen. tahun 2010 terdapat sekitar 48 % Zat

  8. berbahaya ada pada makanan jajanan

  Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan. anak sekolah SD, dan akibat dari pada 9. tata usaha dan kebiasaan anak-anak mengkonsumsi

  Urusan kerumahtanggaan makanan yang mengandung zat

  10. berbahaya akan menganggu kesehatan

  Tugas lain yang ditetapkan oleh

  5 Kepala Badan Pengawas Obatdan dan tumbuh kembang anak.

  Makanan, sesuai dengan bidang Berdasarkan hasil obervasi di

  3

  tugasnya. . Balai Pengawasan Obat dan Makanan Konsep konsumen telah diperoleh informasi adanya minuman diperkenalkan beberapa puluh tahun yang mengandung Rhodamin B yang yang lalu di berbagai negara dan ditemukan pada saat pemeriksaan rutin sampai saat ini sudah puluhan negara di beberapa pasar tradisional di kota

  6

  memiliki undang-undang atau Palu. . dan maraknya makanan jajanan peraturan khusus yang memberikan yang dijual di sekolah dan pasar perlindungan kepada konsumen termasuk menyediakan sarana 4 5 Sidarta, Op.Cit.hlm 2 3 6 Antara Sulteng.com Feb. 2017 . Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Harapan Co. Minuman

  Makanan Tentang Perlindungan Konsumen. mengandung Rhodamin B Februari 2017 tradisional yang mengandung zat untuk meneliti

  “Fungsi dan Peran berbahaya. Badan Pengawasan Obat dan

  Hasil uji laboratorium yang Makanan dalam Perlindungan dilakukan Badan Pengawasan Obat dan Konsumen terhadap makanan yang Makanan di beberapa pasar tradisional mengandung zat berbahaya serta di Propinsi Sulawesi Tengah masih upaya hukum apa yang dapat dijumpai adanya makanan yang dilakukan konsumen akibat mengandung zat berbahaya seperti penggunaan makanan yang Rhodamin B, Nitrit dan Boraks data ini mengandung zat Berbahaya”. menunjukkan adanya peningkatan B.

   Rumusan Masalah

  temuan zat berbahaya dalam makanan 1. peranan Badan Bagaimana dari tahun ke tahun. Pengawasan Obat dan Makanan (

  Sementara itu hasil Observasi di BPOM) dalam memberi pasar Masomba ditemukan adanya perlindungan bagi konsumen kasus keracunan dan temuan zat terhadap makakan yang berbahaya dalam makanan namun tidak mengandung zat berbahaya. mendapatkan tindaklanjut yang 2.

  Upaya hukum apa saja yang dapat maksimal dan beberapa konsumen dilakukan konsumen bila menyatakan tidak memahami mengkonsumsi makanan yang perlindungan hukum apa saja yang mengandung zat berbahaya. dapat dilakukan bila mengalami

   II. PEMBAHASAN

  kerugian akibat makanan yang A.

  Peranan Badan Pengawasan Obat mendandung zat berbahaya dan juga dan Makanan Terhadap Kelayakan tidak memahami zat-zat apa yang dapat dan keamanan produk makanan. membahayakan kesehatan bila terdapat Adapun fungsi dan peranan dalam makanan, hal ini menunjukkan Badan Pengawasan Obat dan bahwa kurang efektifnya pengawasa Makanan ( BPOM ) adalah sebagai obat dan Makanan, berdasarkan berikut : permasalahan tersebut, penulis tertarik a. regulasi dan tanggal 17 Mei 2001 adalah sebagai Pengaturan standarisasi berikut b. Unit pelaksana Teknis di

  Lisensi dan sertifikasi industri dibidang Farmasi berdasarkan lingkungan Badan Pengawas Obat cara-cara produksi yang baik. dan Makanan mempunyai tugas

  c. produk sebelum melaksanakan kebijakan di bidang Evaluasi diisimkan beredar pengawasan produk terapik, d. narkotika, psikotropika dan zat adiktif

  Pos marketing vigilance termasuk sampling dan pemeriksaan lain, obat tradisional, kosmetik, laboratorium, pemeriksaan sarana produk kompelemen, keamanan produksi dan sarana distribusi, pangan dan badan berbahaya. Dalam menyediakan dan menegakkan melaksanakan tugas sebagaimana hukum. dimaksud dalam pasal

  2 Unit e. pelaksana Teknis di lingkungan

  Pra audit dan pasca audit iklan dan produksi Badan Pengawas Obat dan Makanan , f. terhadap pelaksanaan menyelenggarakan fungsi :

  Riset kebijakan pengawasan obat dan a.

  Penyusunan rencana dan program makanan. pengawasan obat dan makanan.

  g. informasi dan b.

  Komunikasi, Pelaksanaan pemeriksaan secara edukasi publik termasuk laboratorium, pengujian dan peringatan publik. penilaian mutu produk terapetik,

  Badan Pengawasan Obat dan narkoba, psikotropika dan zat Makanan mempunyai unit pelaksana adiktif lain, obat tradisional, yang berkedudukan di daerah dengan kosmetik, produk komplemen, nama Balai besar POM kekdudukan pangan dan bahan berbahaya. tugas atau fungsi Balai besar POM

  c. pemeriksaan Pelaksanaan diatur berdasarkan Surat keputusan laboratorium, pengujian dan kepala Badan Pengawasan Obat dan penilaian mutu produk secara Makanan RI no. 05018/SK/KBPOM mikrobiologi. d. pemeriksaan 05018/SK/KB POM tanggal 17 Mei Pelaksanaan setempat, pengambilan contoh 2001 adalah sebagai berikut dan pemeriksaan pada sarana Untuk pelaksana teknis dilingkungan produksi dan distribusi. Badan Pengawasan Obat dan Makanan e. mempunyai tugas melaksanaan

  Pelaksana penyelidikan dan penyidikan pada kasus kebijakan dibidang pengawasan produk pelanggaran hukum. terapetik, narkotika, psikotropika dan zat

  f. adiktif lain. Obat tradisional, kosmetik Pelaksanaan sertifikat produk, sarana produksi dan distribusi produk komplemen, keamanan pangan tertentu yang ditetapkan oleh dan bahan berbahaya, dalam kepala badan. melaksanakan tugas sebagaimana g. dimakksud dalam pasal 2, unit pelaksana

  Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen. teknis dilingkungan Badan Pengawas h. Obat dan Makanan.

  Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan. Hasil wawancara terhadap stap i. BPOM Palu, menyatakan bahwa

  Pelaksanaan urutan tata usaha

  7

  dan kerumahtanggahan berdasarkan hasil pemeriksaan yang Badan Pengawasan Obat dan dilakukan di beberapa pasar nasional

  Makanan mempunyai unit pelaksana ditemukan adanya berbagai makanan teknis yang berkedudukan di daerah yang mengandung zat berbahaya dengan nama Balai Besar POM diataranya makanan yang mengandung kedudukan tugas dan fungsi Balai zat Rhodamin B. Boras dan Nitrat. Besar POM diatur berdasarkan Surat Badan POM sebagai lembaga keputusan kepala Badan Pengawas pemerintah Non. Departemen (LNDP), Obat dan Makanan RI no. mempunyai fungsi pengawasan terhadap peredaran obat dan makanan 7 terhadap mutu, khasiat dan manfaatnya

  Peraturan kepala BPOM RI no. 14 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata kerja Unit pelaksana

  dari standar yang ditentukan, dimana

  Teknis di Lingkungan Badan Pengawasan Obat

dan Makanan. karena kedudukannya sebagai organ negara diberikan tugas dan fungsi untuk mengawasi seluruh peredaran obat dan makanan mencakup pengawasan ke pasar. Artinya pengawasan yang dilakukan oleh BPOM dari dulu sampai kehilir jadi sangat luas oleh karena itu perlu ada kerjasama yang baik antara penegak hukum dengan instansi terkait yang bertanggungjawab pada standar dan penentuan yang dilakukan, terutama menyangkut produk yang canggih dan beresiko tinggi seperti obat-obatan dimana konsumen tidak mungkin menentukan sendiri mutu produk, ketika masyarakat sebagai konsumen mempunyai hak untuk memilih suatu produk, karena pada akhirnya masyarakatlah yang menetapkan pilihannya tentang penggunaan produk.

  laksanakan di pasar tradisional menunjukkan adanya peningkatan jumlah sampel makanan yang mengandung zat berbahaya hal ini 8 Wawancara dengan ibu Dra Santi Tentang

  Fungsi dan Peran Badan Pengawasan Obat dan Makanan Maret Tahun 2017

  menunjukkan peningkatan dari ke tahun.

  9 Selaku stap Serlik BPOM

  menyampaikan bahwa bila ditemukan dipasaran adanya makanan yang mengandung zat berbahaya maka langkah-langkah yang dilakukan oleh BPOM adalah melakukan pembinaan melalui penyuluhan dan sosialisasi terkait dengan dampak dari makanan yang mengandung zat berbahaya. Bila dikaitkan dengan informasi yang diperoleh dari stap bagian penyidik di BPOM dengan tugas dan fungsi BPOM yang tertuang dalam peraturan BPOM RI no. 14 tahun 2014 mada dapat disimpulkan bahwa BPOM telah melaksanakan tugas da fungsinya dengan benar, karena fungsi-fungsi BPOM telah dijalankan sesuai dengan petunjuk teknis yang ada. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan produsen dan konsumen di pasar Masomba audiens menyatakan bahwa mereka telah di ambil sampel makanan yang dijual tetapi masil lebih banyak yang 9 Hasil pengujian makanan di pasar tradisonal

8 Hasil uji laboratorium yang di

  sumber BPOM 2016 menyatakan bahwa makanan yang dijual tidak pernah diperiksa. Selain itu juga produsen dan konsumen yang dijumpai dipasar tidak memahami zat- zat yang berbahaya apabila ditemukan dimakanan dapat membahayakan kesehatan. Dan wawancara terhadap kepala pasar Masomba terungkap bahwa telah terjadi kasus keracunan dan telah dilaporkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan namun tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang berwewenang. Apabila di korelasikan antara hasil wawancara antara BPOM dengan konsumen dan produsen maka dapat dinyatakan bahwa masih terdapat kekeurangan yang dijumpai terkait dengan Fungsi dan Peran BPOM dalam perlindungan Konsumen terhadap makanan yang mengandung zat berbahaya sehingga hasil uji laboratorium masih terdapat makanan yang mengandung zat berbahaya.

  Fakta lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan terkait dengan perlindungan konsumen terhadap makanan yang mengandung zat berbahaya maka upaya pengambilan sampel makanan untuk diperiksa di Laboratorium, sosialisasi dan penyuluhan terkait dengan zat-zat berbahaya perlu ditingkatkann dan dilakukan secara berkala.

  B. Upaya Hukum Yang Dapat dilakukan Konsumen Akibat Penggunaan Zat Berbahaya dalam Makanan

  Sengketa konsumen adalah berkenaan dengan pelanggaran hak konsumen dalam hal penyelesaian sengketam konsumen, dibeberapa negara pada umumnya dibentuk satu badan atau lembaga khusus, seperti di Inggris, Hongkong dan Swedia dikenal lembaga yang disebut

  “Small Claim Carf “ ( Peradialan konsumen kecil ) di

  Belanda dikenal dengan nama

  “Chillen Commissie” ( komisi penyelesaian

  konsumen kecil ), di Indonesia sesuai dengan undang-undang yang berlaku, penyelesaian konsumen dapat ditempuh melalui peradilan, misalnya pengadilan umum maupun diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela pada pihak yang bersengketa, jadi para pihak dapat memilih secara sukarela penyelesaian sengketa konsumen, bisa melalui pengadilan banar dapat terlindungi dan adil maka atau diluar pengadilan, sehubungan dapat disimpulkan penyelesaian dengan penyelesaian sengketa sengketa konsumen dapat dilakukan konsumen pasal 45 ayat (2) undang- melalui cara sebagai berikut : undang nomor 8 tahun 1999 1.

   Penyelesaian sengketa melalui

  menyatakan : pengadilan Penyelesaian sengketa konsumen Pihak-pihak yang dapat sebagaimana dimaksud pada ayat ini mengajukan gugatan atas tidak menutup kemungkinan pelanggaran pelaku usaha melalui penyelesaian damai oleh para pihak pengadilan menurut pasal 46 yang bersengketa. Pada setiap tahap undang-undang nomor 8 tahun diusahakan para pihak untuk 1999 melalui : menggunakan penyelesaian damai oleh

  a. konsumen yang Seorang kedua belah pihak yang bersengketa. dirugikan atau ahli waris yang

  Yang dimaksud dengan penyelesaian bersangkutan. yang dilakukan oleh kedua belah pihak b.

  Sekelompok konsumen yang yang bersengketa ( pelaku usaha dan mempunyai kepentingan yang konsumen ) tanpa melalui pengadilan sama atau Badan dan penyelesaian sengketa c. perlindungan

  Lembaga konsumen dan tidak bertentangan konsumen swadaya masyarakat dengan undang-undang. memenuhi syarat yaitu badan Dengan demikian berdasarkan hukum atau yayasan, yang dalam ketentuan pasal 45 ayat (2) undang- anggaran dasarnya menyebutkan undang nomor 8 tahun 1999 dengan tegas tujuan didirikannya dihubungkan dengan penjelasannya, organisasi tersebut adalah untuk sehingga upaya melindungi konsumen perlindungan konsumen dan sebagai pemakai akhir dari produk melaksanakan kegiatan sesuai suatu barang atau jasa membutuhkan anggaran dasarnya. berbagai aspek hukum agar benar- d. tempat orang yang merasa dirugikan

  Pemerintah datau instansi terkait apabila barang dan atau jasa yang oleh hal yang sama mendaftarkan diri, dikonsumsi atau dimanfaatkan Memakan waktu lama dan biaya mahal. mengakibatkan kerugian materi yang Dalam perkara Class Action semua besar dan atau korban yang tidak obyek atau individu yang mempunyai sedikit. tuntutan hak tidak perlu berlaku sebagai Menurut Mas Ahmad Santoso, pakar pihak cukup diwakili oleh kelompok. hukum lingkungan, berpendapat bahwa : Hambatan untuk melakukan hal seperti itu dalam pengadilan di Indonesia adalah “Class Action adalah gugatan perdata yang dilajukan oleh sejumlah orang adanya ketentuan bahwa individu yang sebagai perwakilan kelas mewakili mewakili kepada pihak lain harus kepentingan mereka, sekaligus mewakili disertai dengan istilah Class Action.. kepentingan ratusan atau ribuan orang 2.

   Penyelesaian Sengketa di Luar

10 Pengadilan

  lainnya yang juga korban” Dari pengertian tersebut diatas Penyelesaian sengketa diluar dapat disimpulkan, bahwa Class Action pengadilan dapat dilaukan oleh Badan adalah beberapa orang yang mengajukan Penyelesaian Sengketa Konsumen gugatan dimana merasa dirugikan oleh yang dibentuk dan diatur dalam suatu produk sehingga menuntut ganti undang-undang perlindungan rugi di pengadilan bukan untuk diri konsumen, dimana tugas utamanya sendiri akan tetapi juga untuk semua adalah menyelesaikan sengketa atau orang yang telah mengalami kerugian perselisihan antara konsumen dan yang sama, namun kesulitan cara ini pelaku usaha. adalah : Sulit menentukan orang yang Dalam menangani dan dirugikan, Kalau gugatan diterima, menyelesaikan sengketa konsumen 10 pengadilan harus membuka daftar memerlukan asdvokasi ke BPSK

  Mas Ahmad Santosa, Konsep dan Penerapan gugatan perwakilan (Class action) lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan, Jakarta 1997, hlm 20. untuk membentuk majelis

  11

  , dengan jumlah anggota yang harus berjumlah ganjil terdiri dari sedikit-sedikitnya 3 ( tiga ) orang yang mewakili semua unsur dan dibantu oleh seorang panitera. Menurut ketentuan dalam pasal 54 ayat ( 4 ) UUPK, ketentuan teknis dan pelaksanaan tugas majelis BPSK yang akan menangani dan menyelesaikan sengketa konsumen diatur Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang jelas BPSK diwajibkan untuk menyelesaikan sengketa konsumen yang diserahkan kepadanya jangka waktu 21 hari, terhitung sejak gugatan diterima oleh BPSK. Lembaga penyelesaian diluar pengadilan yang dilaksanakan BPSK dikhususkan bagi konsumen perorangan memiliki perselisihan dengan pelaku usaha. Sifat penyelesaian sengketa yang cepat dan murah yang memang dibutuhkan oleh konsumen terutama konsumen perorangan tanpaknya sudah cukup

  PT. Citra Aditya Bakti Bandung, Tahun 1999,hlm 1

  terakomodasi dalam undang-undang perlindungan konsumen. Sangsi administrative merupakan suatu hak khusus yang diberikan oleh UUPK, yaitu pasal 60 kepada BPSK atau tugas dan kewenangan yang diberikan oleh UUPK ini kepada BPSK untuk menyelesaikan persengketaan konsumen diluar pengadilan. Menurut ketentuan pasal 60 ayat 2 dan pasal 60 ayat 1 UUPK, sangsi administratif yang dapat dijatuhkan oleh BPSK adalah berupa penetapan ganti rugi sampai setingi-tingginya Rp. 200.000.000,- ( dua ratus juta rupiah ) terhadap para pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap : 1. Tidak dilaksanakannya pemberian ganti rugi oleh pelaku usaha kepada konsumen dalam bentuk pengembalian uang atau penggantian barang dan atau jasa yang sejenis maupun perawatan kesehatan atau pemberian santunan atau kerugian yang diderita konsumen ; Kerugian akibat kegiatan produksi iklan oleh pelaku usaha ; Pelaku usaha yang tidak dapat menyediakan fasilitas jaminan baik dalam bentuk suku cadang maupun pemeliharaannya serta

11 Sudaryanto, Hukum dan Advokasi Konsumen,

  pemberian jaminan atau garansi yang telah ditetapkan sebelumnya baik berlaku terhadap pelaku usaha yang memperdagangkan barang atau jasa. Dari beberapa kasus pengaduan yang tercatat, menunjukkan bahwa hak konsumen di Indonesia belum mencukupi hak yang harus diterima oleh konsumen yang terkandung dalam Per Undang-Undangan perlindungan konsumen. Adanya temuan dan pengaduan yang tercatat di BPOM dab BPSK serta hasil diskusi dengan kepala pasar Masomba menyatakan bahwa ada konsumen yang memberi pengaduan atas ketidak puasannya terhadap bahan makanan yang mengandung zat berbahaya yang digunakan pihak pelaku usaha namun konsumen harus mengikuti prosedur yang panjang untuk mendapatkan keputusan pelayanan bagi konsumen dan ada yang tidak diproses dengan baik. Padahal menurut pasal

  5 undang-undang perlindungan konsumen ayat 7 hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif, pada kenyataannya konsumen belum mendapatkan haknya dan seringkali tidak diabaikan. Sering keracunan makanan, korban merasa takut untuk melaporkan kejadian yang menimpanya kepada pihak pemerintah, karena konsumen berfikir jika kasus dilaporkan akan banyak biaya yang dikkeluarkan sehingga konsumen mengabaikan kasus tersebut misalnya ada masyarakat yang keracunan makanan yang mengandung zat berbahaya.

  12 Masyaralkat di pasar Masomba,

  menyatakan bahwa pernah melapor ke BPOM terkait dengan adanya makanan yang dicurigai mengandung zar berbahaya namun tidak ditindaklanjuti dengan semestinya dan sebagian masyarakat tidak memahami hak- haknya dalam perlindungan konsumen

  13 A.

   Kesimpulan 1.

  Peranan Badan Pengawasan Obat dan Makanan sangat diperilukan untuk memberi perlindungan kepada 12 Medium Sirait, Tiga Dimensi Farmasi Jakarta

  Instansi Darma Mahardika Tahun 2001, hlm 22 13 Hasil wawancara dengan warga pasar masomba Tentang Zat Berbahaya April Tahun 2017 konsumen terhadap makanan yang konsumen sangat lemah dibandingkan beredar di pasar, fungsi BPOM dalam produsen . adalah Peraturan, dan regulasi, 2.

  Upaya hukum yang dapat dilakukan standarisasi, evaluasi produk sebelum Konsumen yaitu ligitasi ( beredar, pengujian laboratorium, pengadilan ) maupun diluar pemeriksaan sarana produk pengadilan. distributor penyidikan dan B.

   Saran-Saran

  penegakkan hukum juga melakukan 1.

  Diharapkan agar Badan Pengawasan pengawasan, komunikasi, informasi Obat dan makanan lebih proaktif dan edukasi melalui badan yang dalam menjalankan Fungsi dan terkait mengingat masih adanya kasus perannya dalam melakukan kerancunan dan hasil laboratorium perlindungan konsumen. menunjukkan makanan mengandung 2.

  Sosialisasi melalui media terhadap zat berbahaya sebagai indikasi masih konsumen dan produsen untuk lemahnya implementasi fungsi dan memberikan pemahaman upaya peran BPOM dalm perlindungan hukum yang dapat dilakukan bila Konsumen. Dan kedudukan mengkonsumsi zat berbahaya dalam makanan

DAFTAR PUSTAKA A.

   Buku-Buku

  Mas Ahmad Santosa, Konsep dan Penerapan Gugatan Perwakilan Lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan, Jakarta 1997. Sidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT. Grafindo, Jakarta tahun 2000 Sudaryanto, Hukum dan Advokasi Konsumen, PT. Citra Aditya Bakti Bandung Tahun 1999 Az nasution konsumen dan Hukum pustaka sinar harapan, Jakarta Tahun 1995.

  Medium Sirait, Tiga Dimensi Farmasi Jakarta, Instansi Darma Mahardika 2001.

  B. Peraturan Per Undang-Undangan

  Undang-Undang Nomor 8 Tentang Perlindungan Konsumen Tahun 1999 Peraturan Kepala Badan POM RI No 14 “Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Linngkungan Badan Pengawasan Obat dan Makanan tahun 2014.

  C. Bahan Lain 1.

  Wawancara dengan ibu Dra Santi tentang Fungsi dan Peran Badan Pengawasan Obat dan Makanan 11 Maret 2017 2.

  Wawancara dengan Warga pasar masomba Tentang Zat Berbahaya April Tahun 2017 BPOM Palu, Hasil Pengujian Laboratorium Pasar Tradisional Prop. Sulteng Tahun 2017 Antara, Sulteng Com, Tentang Zat Berbahaya Dalam Makanan Jajanan Anak SD www. Sinar Harapan Com, Minuman yang mengandung Zat Rhodamin B.