PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER 1 JUNI 1983 TERHADAP PERMINTAAN UANG KUASI DI INDONESIA Repository - UNAIR REPOSITORY

  S K R I P S I D I N I N G R E T N O W A T I

  

PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER t JUNI 1983

TERHADAP PERMINTAAN UANG KUASI

DI

  I N D ON ES I A

FAKULTAS EKONOMI

U N I V ERS I T A S A IRLA N G G A

  

1 9 8 7

SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  /7V>‘ - - : C' PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER 1 JUNI 1983 TERHADAP PERMINTAAN UANG KUASI DI INDONESIA

  C

  MtLlfc

  

p e r p u s ta k a a h

\ r

S N I V E R S I T A S A . R L A N O O A

  S U R A Bj* Skripsi

  Diajukan untuk Memperlengkapi Syarat-syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

  Studi Pembangunan Oleh:

  DINING RETNOWATI No. Pokok: 048211276

  FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1987 SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  Surabaya. Disetujui dan diterima baik oleh:

  Dosen Pembimbing: Ketua Jurusan

  (Brs’f Ec, Samekto Hartojo) SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  Surabaya, Disetujui dan diterima baik oleh:

  Dosen Pembimbing: SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  KATA PENGANTAR Syukur Alhamdullillah penulis panjatkan ke hadli- rat Allah S.W.T. Atas segala rakhmat dan karunia-Nya pe- nulis telah memperoleh kekuatan fisik dan mental sehing­ ga dapat menyelesaikan penulisan skripsi sesuai dengan yang diharapkan.

  Penulls menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan dalam skripsi ini. Dengan lapang dada penulis mengharap dan menerima segala bentuk saran maupun kritik yang bermanfaat bagi perbaikan dan pengembangan skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana di Fa- kultas Ekonomi Universitas Airlangga. Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak dapat terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penu­ lis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Ayah, Xbu, dan adik-adikku atas segala pengertian, pengorbanan dan doa restunya;

  2. Bapak Drs. Sc. Samekto Hartojo, selaku dosen pembim- Mng;

  3. Bapak Drs. Ec. Sihhadi Poernomo, Bapak Drs. Ec. Suba- gyo, Bapak Drs. Sc. Tjuk Kasturi Sukiadi, dan Bapak

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  Drs. Ec. Soekarnoto;

  4. Sdr. Ir. Nur Iriawan, Sdr. Yudhi Wahyu Maharani, dan Sdr, Drs. Ec. Bambang Eko Afiatno;

  5* Dekan beserta seluruh staf dan pengajar di Fakultas

  Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya;

  

6 . Pimpinan serta staf perpustakaan Universitas Airlang­

  ga Surabaya;

  7. Sdr. Eko Siswantoro selaku petugas pada ruang baca Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya;

  8 . Seseorang yang menyertai penulis dalam perjalanan pan-

  jang ini;

  9 . Teman-teman dan sahabat-sahabat, terutama yang terga-

  bung dalam warga MA.BES SP

  1

  82; 10. Semua pihak yang memberi pengaruh positif.

  Akhir kata, penulis senantiasa berharap, skripsi yang amat sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca maupun penulis.

  Surabaya, Oktober 1987 Penulis iii SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  DAFTAB IS I Halaman

  Kata Pengantar .................................... ii Daftar Isi ........................................ iv Daftar Tabel .... ;................................. vii Daftar Lampiran ................................... viii BAB: I. Pendahuluan ..................................

  1 1. Pandangan Umum .................,..........

  1 2. Penjelasan Judul ...........................

  5 3. Alasan Pemilihan Judul ......... *..........

  7 4* Tujuan Penyusunan ......................

  7 5. Sistematika Skripsi ........................

  8

  6 10 • ' . Metodologi ..............................

  6.1. Permasalahan .........................

  10

  6.2. Hipotesis kerja ...................... 1t

  • 6.3. Teba telaah ........................... 12

  6.4. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data 13

  II. Teori Permintaan Uang dalam Hubungannya dengan Model Permintaan Uang dari Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay ............................

  16 1. Pengertian Uang ...........................

  17 2. Teori Permintaan Uang ......................

  21

  2.1. Teori Kuantitas U a n g .................. 23

  2.1.1. Teori Kuantitas Uang Modern ..... 24

  3. Model Permintaan Uang menurut Bijan B. Aghe- SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER... iv

  BAB: Halaman vli serta Penggunaannya dalam , Analisis Per­ mintaan Uang Kuasi ......................... 29 3.1. Model permintaan uang menurut Bijan B.

  Aghevli ............................... 29

  3.2. Penggunaan model Bijan B. Aghevli dalam analisis permintaan uang kuasi ........ 34

  III. Kebijaksanaan dan Perkembangan Moneter di Indo­ nesia ........................................ 41

  1. Deregulasi Perbankan ....................... 41

  2. Perkembangan Permintaan Uang Periode 1980- 1985 ...................................... 44

  3. Perkembangan Tingkat Bunga dan Tingkat Infla­ si Periode 1979-1985 '......................47

  4. Perkembangan Pendapatan Riil Masyarakat Peri­

  19 8 0

  ode sampai dengan 1985 .......... -.... 52

  IV. Analisis Perkembangan Permintaan Uang Kuasi di . Indonesia .................................... 56

  1. Analisis Permintaan Uang Kuasi dalam Ilubung- &jmyu dengan Tingkat Bunga dan Tingkat Infla­

  r' 6

  si .........................«. ............ . 2

  2. Analisis Permintaan Uang Kuasi dan Pendapatan Riil Masyarakat ........................... 59

  3* Analisis Model Permintaan Uang Kuasi menurut Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay ..... 62

  3.1. Pengaruh kebijaksanaan moneter

  1 Juni

  19 8 3 terhadap permintaan uang kuasi .... 6 8

  4. Efektivitas Kebijaksanaan Moneter 1 Juni 1983 terhadap Permintaan Uang Kuasi di Indonesia . 74

  V. Kesimpulan dan Saran ......................... 77 1 . Kesimpulan ................................ 77

  2. Suran-saran ...... ......................... 78 SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER... v

  Daftar Pustaka Lampiran SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  DAFTAR TABEL Nomor

  . Tingkat Inflasi dan Tingkat Bunga Deposito Berjangka pada Bank-bank Pemerintah 1979 - 1985 ....................................... 58

  7 5

  13. Uang Beredar dan Likuiditas Perekonomian 1980- 1985 (Agustus) (milyar rupiah) ..............

  1980:1 - 1985:1V (dalam harga logaritma) .... 64

  12. Permintaan Uang Kuasi, Tingkat Bunga, Tingkat Inflasi dan Produk Domestik Bruto Indonesia

  1980:1 - 1985:1V ........................... 63

  11. Permintaan Uang Kuasi, Tingkat Bunga, Tingkat Inflasi dan Produk Domestik Bruto Indonesia

  10. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto dan Uang Ku­ asi di Indonesia Tahun 1979 - 1985 .......... 61

  9. Posisi Produk Domestik Bruto dan Uang Kuasi di Indonesia Tahun 1979 - 1985 ................. 60

  8

  Halaman

  7. Perkembangan Permintaan Uang Kuasi di Indone­ sia Periode 1979 - 1980 ..................... 57

  1985:IV (dalam milyar rupiah) ............... 54

  . Perkembangan Produk Domestik Bruto Triwulanan Indonesia dalam Nilai Nominal dan Riil 1980:1-

  6

  5. Posisi Produk Domestik Bruto Periode Tahun 1979 - 1985 ................................ 53

  4. Perkembangan Deposito Berjangka Tahun 1980 - 1985 (dalam milyar rupiah) ....... .......... 51

  3. Perkembangan Uang Kuasi dan Deposito Berjangka Tahun 1980 - 1985 (dalam milyar rupiah) ..... 50

  2. Perkembangan Tingkat Inflasi dan Tingkat Bunga 1979:IV - 1985:IV .......................... 49

  1. Perkembangan Permintaan Uang Sempit, Uang Kua­ si, dan Uang Luas dalam Nilai Nominal 1979:IV- 1985:IV (dalam milyar rupiah) ............... 45

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER... vii

  DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1. Tabel-tabel Data dan Sumbernya.

  2. Hasil-hasil Perhitungan Regresi.

  3. Tabel-tabel Uji Statistik. SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER... viii

  BAB I PENDAHULUAN

  1. Pandangan Umum Keadaan dan perkembangan perekonomian Indonesia selama ini masih sangat bergantung pada kondisi ekonomi dunia, terutama pada perkembangan harga migas di pasaran internasional dan pada penerimaan bantuan serta pinjaman luar negeri. Perekonomian dunia yang mengalami kesulitan

  1 9 8 0

  se^ak awal tahun , telah mengubah keadaan pasar mi­ gas dunia ke arah yang kurang menguntungkan bagi kita, nyatanya juga membawa dampak langsung terhadap pertum­ buhan ekonomi Indonesia.

  Sejak tahun 1982 Indonesia mempunyai tingkat pertum­ buhan ekonomi yang rendah dibanding masa-masa sebe- lumnya, Pertumbuhan secara rata-rata per tahun peri­

  1

  ode 1982-1985 sekitar 3>9%, sedangkan periode 971 —

  1 9 8 1 8 % . 1

  secara rata-rata mencapai Dalam memasuki Pelita IV, "... diperlukan pembia- yaan yang memadai, yang terutama harus bersumber dari dalam negeri, sedangkan sumber-sumber luar negeri meru- p pakan sumber pelengkap." Bertitik tolak dari hal ini kemudian didorong oleh tuntutan bahwa perkembangan serta

  Anggito Abimanyu dan Darmawan Budiarto, "Tan- tangan Deregulasi: Instrumen Apalagi?'.', Prisma, Nomor

  6 ,

  LP3ES, Jakarta, 1986, hal. 61,

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  1

  2 pertumbuhan ekonomi harus tetap berada pada tingkat yang sebaik-baiknya, sementara itu sumber pembiayaan pemba­ ngunan yang berasal dari luarnegeri semakin sulit untuk diperoleh, maka pemerintah terdorong untuk menggali sum­ ber pembiayaan pembangunan yang berasal dari dalam nege- ri.

  Berdasarkan kenyataan tersebut, berbagai kebijak­ sanaan telah dikeluarkan pemerintah dalam usahanya untuk mengatasi tantangan yang dialami oleh perekonomian kita — salah satunya adalah kebijaksanaan moneter. Diungkap- kan dalam Kajian Perekonomian Indonesia dalam analisis- nya tentang 'Perkembangan Moneter dan Perbankan

  1

  bahwa kebijaksanaan moneter di Indonesia mempunyai peranan yang penting dalam mendukung usaha peningkatan pemba­ ngunan yaitu dengan menyediakan alat likuiditas yang me- madai bagi perekonomian, meningkatkan pertumbuhan ekono­ mi yang optimal sambil tetap menjaga stabilitas ekonomi?

  Tepatnya mulai tanggal 1 Juni 1983) Indonesia me- masuki era baru dalam sistem moneter dan perbankan. Sua­ tu kebijaksanaan moneter dan perbankan yang mendasar te­ lah dikeluarkan oleh pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai Deregulasi Perbankan. Kebijaksanaan ini memberi kebebasan kepada bank-bank untuk menetapkan tingkat bu-

  ^Dirangkum dari Kajian Perekonomian Indonesia, "Perkembangan Moneter dan Perbankan", dari berbagai edi­ si dan nomor penerbitan.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  3 nga dan ekspansi kreditnya. Tujuannya antara lain untuk meningkatkan pengerahan dana pembangunan'yang berasal dari dalam negeri — melalui perbankan — dan menyalur- kan kembali dalam bentuk kredit bagi kegiatan dunia usa- ha.

  Pada kenyataannya selama tiga tahun deregulasi perbankan, pihak bank mampu memobilisasi dana masyarakat terutama deposito berjangka yang relatif besar. Namun, pihak perbankan menghadapi kesulitan dalam menyalurkan dananya yang berbentuk kredit bagi kegiatan dunia usaha. Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan dari seorang analis ekonomi yang menyatakan bahwa,

  Kelesuan pasar dengan tingkat inflasi rendah, .ting­ kat bunga yang masih tinggi, merosotnya nilai dollar (US$) serta ketidakpastian harga minyak — walaupun telah ada kesepakan sementara — sangat raewamai situasi moneter Indonesia hingga saat ini. 4

  Investasi finansial menjadi pilihan yang lebih menarik dengan rangsangan tingkat bunga nominal yang cu­ kup besar. Bahkan tingkat bunga riil pun masih tinggi, karena rendahnya tingkat inflasi. Dengan demikian, dana cenderung digunakan untuk spekulasi daripada untuk kegi­ atan investasi.

  Menurut Anwar Nasution, dalam jangka pendek dere- Anggito Abimanyu dan Darmawan Budiarto, "Uang,

  Pasar Dana dan Spekulasi", Infobank, Edisi No. 82, 1986, halaman 49-

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  4 gulasi itu telah menimbulkan ketidakpastian bagi pereko­ nomian secara keseluruhan. Sumber ketidakpastian terse­ but merupakan akibat perubahan sumber dana perbankan, perubahan tingkat bunga, dan perubahan arah perkreditan?

  Konsekuensi logis yang timbul sebagai akibat adanya de­ regulasi perbankan ini adalah berubahnya tingkat bunga pada deposito berjangka dan tabungan yang selanjutnya akan mempengaruhi minat masyarakat dalam menyimpan keka- yaannya. Sebagai akibat lanjutnya, permintaan uang kuasi — deposito berjangka dan tabungan — menjadi bertambah.

  J ' Permintaan akan deposito berjangka dan tabungan

  jika dilihat dari sisi perbankan identik dengan penawar- an deposito berjangka dan tabungan. Deng&n perkataan la- , in, permintaan uang ku&si itu identik dengan dana yang ditawarlcan dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan,

  Beberapa definisi uang, masing-masing berbeda sesuai dengan tingkat likuiditasnya, M

  1

  adalah uang kertas dan uang logam ditambah simpanan dalam bentuk re­ kening koran (demand deposit). M2 adalah M1 ditambah tabungan dan deposito berjangka..(time deposit) pada bank umum. Deposito berjangka dan tabungan walaupun tidak dipandang sebagai uang dalam definisi M1 teta- pi bersifat alat finansial yang likuid sekali dan merupakan suatu cara yang penting untuk mengumpulkan nilai (store of value ) . 6

  Dari pernyataan tersebut terkandung suatu penger- ^Anwar Hasution, "Fungsi Supervisi BI Masih Ku- rang". Prisma, no,

  6 , LP3ES, Jakarta, 1986, hal. 25.

  ^Nopirin, Ekonomi Moneter. Edisi kedua, BPPE UGM, Yogyakarta, 1985, hal. 3.

  MILIK. P E K P U S T A K A A N " U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A '

  S U R A B A Y A SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER... tian bahwa uang kuasi merupakan bagian dari definisi uang secara luas (M2) yang permintaannya lebih banyak ditujukan untuk menyimpan kekayaan. Uang kuasi juga mem- punyai arti penting dalam memelihara likuiditas pereko­ nomian suatu negara, karena likuiditas perekonomian ter- diri atas jumlah uang beredar (M

  1 ) ditambah dengan uang kuasi.

  Model permintaan uang kuasi dari Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay dapat dipakai untuk mengkuantifi- kasikan hubungan antara variabel-variabel bebas dan tak bebas dalam teori permintaan uang. Suatu modifikasi yang mungkin dilakukan terhadap model tersebut dapat memberi- kan suatu kerangka analitis dalam rangka mengkaji peri- laku variabel-variabel yang ada dalam model tersebut.

  Dari hasil pengujian model permintaan uang kuasi tersebut, pengaruh kebijaksanaan moneter 1 Juni 1983 ter­ hadap permintaan uang kuasi di Indonesia dapat dilihat melalui pengujian secara kuantitatif.

  2. Pen.jelasan Judul Judul skripsi ini adalah "PENGARUH KEBIJAKSANAAN

  MONETER 1 JUNI 1983 TERHADAP ?2R!ffiTTAAN UANG KUASI DI IN­ DONESIA". Adapun maksudnya secara terinci dapat diurai- kan sebagai berikut:

  (1) Pengaruh, perkataan ini berarti 'akibat dari sesuatu' SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  6 yang dalam hal ini adalah kebijaksanaan moneter 1 Ju­ ni 1983;

  (2) Kebijaksanaan moneter adalah rencana dan tindakan otoritas moneter yang terkoordinasikan untuk menjaga' keseimbangan moneter dan kestabilan ekonomi;

  (3) 1 Juni 1983 merupakan tanggal, bulan dan tahun dite- tapkannya kebijaksanaan tersebut oleh pemerintah; (4) Dari penggabungan penjelasan (2) dan (3) maksudnya adalah kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter, dan perbankan untuk mengarahkan dan menaikkan kebe- basan yang lebih luas bagi perbankan agar lebih man- diri yang selanjutnya disebut sebagai Deregulasi Per­ bankan;

  (5) Kata ’terhadap* berarti hanya dikaitkan dengan, yai­ tu dikaitkan dengan 'permintaan uang kuasi di Indo­ nesia;

  (

  6 ) Permintaan uang kuasi yang dimaksud adalah perminta-

  an uang oleh masyarakat dalam bentuk deposito ber­ jangka, tabungan dan rekeningAabungan dalam valuta asing;

  (7) Di Indonesia merupakan batasan geografis pembahasan skripsi ini, Dengan demikian maksud judul tersebut secara ke- seluruhan adalah bagaimanan pengaruh variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan uang kuasi sehubungan de- SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  7 ngan adanya kebijaksanaan moneter 1 Juni 1983 terhadap permintaan uang kuasi di Indonesia.

  3. Alasan Pemilihan Judul Setelah adanya deregulasi perbankan 1 Juni 1983, tingkat bunga uang kuasi di Indonesia mengalami perubah- an yang menyolok. Hal ini tentu berpengaruh pada jumlah permintaan uang kuasi. Jika dibandingkan dengan masa se- belum deregulasi perbankan, sekarang ini masyarakat cen- derung memegang uang kuasi dalam jumlah yang lebih besar dibanding uang sempit. Bertitik tolak dari kenyataan itulah, penulis mehjadi tertarik untuk melihat secara em- piris tentang pengaruh deregulasi perbankan terhadap per­ mintaan uang kuasi di Indonesia, akhirnya menetapkan ju­ dul seperti telah disebutkan pada bagian muka,

  4. Tujuan Penyusunan Tujuan penyusunan skripsi ini dapat diuraikan se­ bagai berikut:

  (1) Untuk lebih memahami teori ekonomi moneter, khusus- nya tentang teori permintaan uang dan teori ekonome- trika yang biasa dipakai dalam analisis kuantitatif di dalam ilmu ekonorni;

  2

  ( ) r.lenganalisis bentuk hubungan antara variabel-varia­ bel yang mempengaruhi permintaan uang kuasi;

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  8 (3) Menerapkan model permintaan uang kuasi Bijan B. Aghe­ vli dan N.A.L. I.lailangkay dalam pembahasan skripsi ini sehingga pengaruh deregulasi perbankan 1 Juni 1983 terhadap permintaan uang kuasi di Indonesia da­ pat dilihat melalui pengujian empiris;

  (4) Agar memperoleh gambaran bagaimana pengaruh deregu­ lasi perbankan 1 Juni 1983 terhadap permintaan uang kuasi di Indonesia.

  5. Sistetnatika Skripsi Sistematika di dalam skripsi ini mencakup lima bab, Bab I merupakan pendahuluan, Bab II, III, dan

  IV adalah bagian uraian skripsi ini. Pada Bab V merupakan kesimpulan dan saran. Adapun uraian secara lengkap bab- bab dan sub-sub bab adalah sebagai berikut;

  Bab I: Pendahuluan. Secara berurutan meliputi sub bab: Pandangan Umum, Penjelasan Judul, Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penyusunan, Sistematika Skripsi, dan Meto- dologi, Sub bab Metodologi dirinci lagi, yaitu meliputi'- Permasalahan, Hipotesis kerja, Teba telaah, serta Prose- dur pengumpulan dan pengolahan data.

  Bab II: Teori Permintaan Uang dalam Hubungannya dengan M0del Permintaan Uang dari Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay. Sub bab pertama secara ringkas memba- has pengertian tentang uang. Sub bab kedua m'enggambiarkan

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  9 teori permintaan uang yang ditekankan pada teori kuanti­ tas uang modern. Kemudian pada sub bab terakhir dikemu- kakan model permintaan uang Bijan B. Aghevli- N.A.L. Ma- ilangkay. Bab II ini secara keseluruhan akan menunjukkan teori yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan skripsi ini, kemudian dihubungkan dengan model perminta­ an uang Bijan B. Aghevli - N.A.L. Mailangkay yang ber- manfaat sebagai alat analisis.

  Bab III: Kebijaksanaan dan Perkembangan Moneter di Indonesia. Pengertian tentang kebijaksanaan moneter -1. Juni 1983 dikemukakan dalam sub bab pertama. Tiga sub bab berikutnya menyajikan data mengenai perkembangan mo­ neter di Indonesia, yaitu perkembangan jumlah uang kua­ si, tingkat bunga, tingkat inflasi dan Produk Domestik

  Bruto untuk periode 1979-1985.

  Bab IV: Analisis Perkembangan Permintaan Uang Ku­ asi di Indonesia Periode 1980-1985. Analisis secara kua- litatif mengenai pengaruh variabel tingkat bunga, ting­ kat inflasi dan Produk Domestik Bruto terhadap perminta­ an uang kuasi disajikan pada sub bab pertama. Pada sub bab berikutnya disajikan analisis secara kuantitatif ya­ itu dengan menggunakan model Bijan B. Aghevli-H.A.L. Ma­ ilangkay, dan selanjutnya, pengaruh deregulasi perbankan terhadap permintaan uang kuasi akan dianalisis pada sub bab ketiga. Sub bab terakhir akan membahas mengenai ba-

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  10 gaimana efektivitas kebijaksanaan deregulasi perbankan terhadap permintaan uang kuasi.

  Bab V: Kesimpulan dan Saran. Di dalam bab ini sub bab pertama menyimpulkan mengenai hasil-hasil pengujian dan pembahasan dalam skripsi ini. Beberapa saran yang berkaitan dengan kesimpulan dalam sub bab pertama akan disajikan dalam sub bab kedua.

  6 . Metodologi 6.1. Permasalahan.

  Permintaan uang kuasi, antara lain dipengaruhi oleh tingkat bunganya. Hubungan antara tingkat bunga dan permintaan uang kuasi bersifat searah, sehingga apabila tingkat bunganya naik, permintaan uang kuasi akan naik.

  Demikian pula sebaliknya, jika tingkat bunga turun, per­ mintaan uang kuasi akan turun pula.

  Deregulasi perbankan 1 Juni 1983, pada av/alnya me- nimbulkan konsekuensi logis, yaitu naiknya tingkat bunga uang kuasi. Hal ini menyebabkan jumlah kekayaan masya­ rakat yang dialokasikan dalam bentuk uang kuasi menjadi meningkat, yang berarti bahwa permintaan uang kuasi juga meningkat.

  Pada perkembangan selanjutnya menunjukkan adanya hal. yang tidak wajar. Reaksi turunnya tingkat buriga uang

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  11 kuasi mulai tampak, tetapi permintaannya tetap mengalami peningkatan. Mengutip pernyataan suatu sumber "... bahwa

  19 8 5

  suku bunga deposito yang terus menurun pada tahun

  7 ternyata disertai oleh kenaikan volumenya . ' Dengan demikian jelaslah bahwa kondisi tersebut merupakan suatu penyimpangan. Seharusnya bila tingkat bu­ nga uang kuasi turun maka permintaannya juga menurun.

  6.2. Hipotesis kerja.

  Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mai^afigkay menerang- kan bahwa "Permintaan uang kuasi tidak semata-mata dipe­ ngaruhi oleh tingkat bunganya saja, tetapi dipengaruhi o pula oleh tingkat inflasi yang diharapkan." Sehingga kondisi yang menyimpang — seperti telah dikemukakan da­ lam permasalahan — disebabkan oleh anggapan masyarakat, bahwa lebih menguntungkan bila kekayaannya ditanamkan .da- l&Hi bentuk uang kuasi daripada dalam bentuk asset fisik lainnya — yang return-nya diukur dari tingkat inflasi. Hal tersebut disebabkan, walaupun tingkat bunga uang ku­ asi sudah menurun, tetapi tingkatnya masih lebih tinggi daripada tingkat inflasi yang diharap. v

  7 "Perkembangan Moneter dan Perbankan", Kajian Per­ ekonomian Indonesia, No. 07 Vol. V, Juli 1986, hal. 10. o

  Hendi Kariawan, "Pengaruh .Deregulasi Perbankan

  6 terhadap Permintaan Uang", Prisma, No. , 1986, hal. 75.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  12 Melalui perbandingan antara .nilai elastisitas tingkat bunga uang kuasi dan nilai elastisitas tingkat inflasi, akan dapat dilihat bagaimana pengaruh perubahan tingkat bunga uang kuasi yang diikuti oleh perubahan tingkat inflasi masih mampu memacu laju kenaikan permin­ taan uang kuasi.

  Dengan demikian dapatlah dikemukakan suatu hipo- tesis kerja, bahwa permintaan uang kuasi itu dipengaruhi oleh bentuk hubungan — perbandingan — antara elastisi- tas tingkat bunga uang kuasi dengan elastisitas tingkat inflasi. Dengan perkataan lain, jika tingkat bunga uang kuasi lebih besar daripada tingkat inflasi maka permin­ taan uang kuasi tetap meningkat.

  6.3. Teba telaah. ® Pembahasan dan analisis di dalam skripsi ini ha­ nya melihat satu sisi, yaitu sisi permintaan uang kuasi saja. Agar dalam penulisan skripsi ini tidak mengalami kesimpangsiuran, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut;

  (1) Uang kuasi yang dimaksud adalah'deposito berjangka, tabungan, rekening valuta asing milik penduduk seba- gaimana yang dilaporkan oleh Bank Indonesia;

  (

  2 ) Model yang digunakan dalam analisis data adalah mo­ del permintaan uang kuasi Bijan B. Aghevli dan N.A.L.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  13 Mailangkay. Variabel-variabel yang tercakup di dalam- nya adalah uang kuasi, Produk Domestik Bruto, ting­ kat bunga dan laju inflasi;

  (3) Pengukuran tingkat bunga uang kuasi berdasarkan pada rata-rata tertimbang tingkat bunga berbagai. deposito berjangka pada bank-bank pemerintah, karena sekitar

  62,5% dari deposito berjangka berada pada bank-bank pemerintah;^ (4) Tingkat inflasi diukur dari perubahan indeks harga konsumen (IIIK) yang mulai digunakan sebagai indi- kator laju inflasi di Indonesia pada tahun 1979;

  (5) Pendapatan riil masyarakat diukur dari Produk Domes­ tik Bruto riil (PDB riil); (

  6 ) Pembahasan skripsi ini didukung oleh data tahun 1979

  sampai dengan

  19 8 5

  dalam bentuk data triwulanan, se- bab untuk menyusun model tersebut data tahunan tidak mencukupi.

  6 .

  4 . Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.

  Data yang digunakan dalam skripsi ini berjenis da­ ta sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan mengguna- kan metoda survey, yakni survey kepustakaan dengan jalan o

  Penulis mengambil data yang telah diolah dari berbagai macam sumber dan penerbitan, eeperti: Infobank, Prisma, dan Kajian Perekonomian Indonesia.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  14 membaca buku-buku literatur, majalah, surat kabar, lapor­ an laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, Biro

  Pusat Statistik dan lain-lainnya sesuai dengan kebutuhan penulisan skripsi ini.

  Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan model permintaan uang kuasi Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay, Yaitu:

  f

  Log (QM)t = a^k + a2k log (Y)t + a^k log (i)^

  ) t _ 1

  • a^k log (P)t + (1-k) log (QM Sebelum itu, akan diadakan penyesuaian terhadap data yang telah diperoleh. Rumus-rumus yang digunakan untuk pengo'lahan data itu adalah:

  (1) QMt = (QM*/3?)t- . 100 QM^ = Permintaan uang kuasi riil pada periode t

  • QM^ = Permintaan uang kuasi nominal pada periode t

  Pt = Indeks Harga Konsumen (IHK) pada periode t (2) Yt = (Y*/P)t . 100

  Y^ = Pendapatan riil pada periode t

  • Y^ «= Pendapatan nominal pada periode t

  P^ = Indeks Harga Konsumen pada periode t

  t _ 1

  IHKt - IHK (3) Pt = ------------

  P^ = Tingkat inflasi pada periode t

  IHK = Indeks Harga Konsumen SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  15 t = triwulan ke

  1

  Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa dan Angka . Peng- ganda terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia”, Ekono- nomi dan Keuangan Indonesia, Desember 1984, hal. 450.

  memperoleh data PDB triwulanan dalam beberapa makalah- nya. Perumusan interpolasi linier tersebut dilakukan de­ ngan cara coba-coba dan didasarkan pada model yang di- kembangkan oleh A.C. Diz. Lihat Insukindro, "Pengaruh

  ° wulanan.

  1

  Rumus (4) disebut cara interpolasi linier yang berfungsi untuk mengubah data tahunan menjadi data tri-

  Q = data triwulanan Y^ = data tahun yang berlaku (periode t) Y ^ . ^ 1 = data tahun sehelumnya

  1 >

  = T Yt ♦ 4,5/12 <Yt - Yt-■

  = i Yt + 1,5/12 <Yt " Yt- Q4

  1 ,

  3

  q

  1 ^

  Q 2 = i Yt I UI ro <Yt - Yt-

  — K Yt - 4,5/12 <Yt. - Yt-

  _ i

  , 3, .. • >

  

2

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  TEORI PERMINTAAN UANG DALAM HUBUNGANNYA DENGAN MODEL PERMINTAAN UANG DARI BIJAN B. AGHEVLI-N, A. L. MAILANGKAY

  Deregulasi perbankan 1 Juni 1983 menimbulkan be- berapa perubahan pada sistem perbankan di Indonesia. An­ tara lain berubahnya tingkat bunga deposito dan tabungan yang araat menyolok, sehingga minat masyarakat untuk me- nyimpan kekayaan dalam bentuk deposito dan tabungan atau uang kuasi juga meningkat. Atau dengan kata lain, dengan adanya kebijakan tersebut, permintaan uang kuasi masya­ rakat meningkat.

  Untuk melihat bagaimana pengaruh deregulasi per­ bankan terhadap permintaan uang kuasi di Indonesia dapat dianalisis secara kuantitatif. Seperti telah dikemukakan pada Bab I, bahwa model permintaan uang kuasi dari Bijan B. Aghevli - N.A.L. Mailangkay dapat dipakai untuk meng- kuantifikasikan hubungan antara variabel-variabel dalam teori permintaan uang.

  Variabel-variabel yang ada dalam model tersebut ternyata mempunyai kesamaan dengan variabel-variabel di dalam teori tentang permintaan uang yang dikemukakan Mil­ ton Friedman atau disebut Teori Kuantitas Modern. Dapat dikatakan pula bahwa model permintaan uang kuasi ini di-

  BAB II

  16 SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  17 dasarkan pada Teori Kuantitas Uang Modern. Dengan demi­ kian dalam pembahasan selanjutnya akan diuraikan teori permintaan uang yang ada hubungannya dengan model terse­ but sehingga pengaruh deregulasi perbankan terhadap per­ mintaan uang kuasi dapat dilihat dari teori permintaan uang melalui pengujian secara kuantitatif.

  1. Pengertian Uang Uang merupakan bagian yang tak terpiaahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Mengutip pernyataan Iswardo- no Sardjono, "Bahwa uang itu merupakan darahnya pereko­ nomian .*. dimana mekanisme perekonomian berdasarkan la- lulintas barang dan jasa semua kegiatan ekonomi ... akan memerlukan uang sebagai alat pelancar guna mencapai tu- . i

  Ouan.u Jika ditinjau dari proses terjadinya, pada mula- nya uang itu berwujud barang-barang — barang yang sa- ngat disukai oleh semua orang dan jumlahnya terbatas — yang disetujui untuk digunakan sebagai alat penukar. De­ ngan meningkatnya peradaban masyarakat, muncullah suatu lembaga yang raengorganisasikan kegiatan masyarakat. Lem- baga tersebut kemudian raenetapkan dan mengeluarkan alat penukar (uang) dalam bentuk,, ukuran, berat dan bahan

  Iswardono Sardjono, Uang dan Bank, BPFE Univer­ sitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1983V hal. 1.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  18 tertentu, yaitu logam. Pada perkembangan selanjutnya mun- cul alat penukar yang dibuat dari kertas, Can saat ini apa yang disebut uang sebagai alat tukar, wujudnya ada­ lah logam dan kertas,

  Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa uang ada­ lah sesuatu yang secara umum diterima sebagai alat tukar, alat bayar, satuan dasar penilaian, penyimpan daya beli atau kekayaan. Untuk menjadikan sesuatu itu dapat dise­ but sebagai uang, ada beberapa kriteria yang dapat digu­ nakan sebagai pedoman, yaitu:

  (

  1

  ) accetability dan cogniaability yang berarti da­ pat diterima secara umum dan diketahui secara umum. (

  2 ) stability value, memiliki nilai yang stabil, ( 3 )

  elasticity of supply yaitu jumlah uang yang beredar harus dapat mencukupi kebutuhan dunia usaha (pereko­ nomian) . (4) portability artinya uang harus mudah di- bawa untuk urusan setiap hari, (

  5 ) durability atau

  tahan lama. (

  6

  ) divisibility berarti dapat digunakan untuk memantapkan transaksi dari berbagai jumlah se- hingga harus dicetak nominal yang bermacam-macam.

  Definisi mengenai uang telah dikemukakan oleh pa­ ra ahli dalam teorinya masing-masing. Perbedaan definisi tersebut pada umumnya didasarkan pada perbedaan motif- motif permintaan uang. Uang juga didefinisikan berdasar tingkat likuiditas dari aktiva-aktiva finansial, karena

  "Aspek uang yang terpenting adalah 'likuiditas1, ... yang berarti uang itu dapat ditukar menjadi barang-barang

  2Ibid. hal. 2-4.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  19 atau jasa-jasa *••• Makin roudah pertukarannya, makin li- kuid sesuatu asset.

  Uang dalam pengertian sempit (Ml) adalah uang ker- tas dan logam ditambah uang giral yang dimiliki oleh individu, perusahaan dan lembaga-lembaga pemerintah (de­ mand deposit). Dalam arti luas (M2) adalah uang kartal, uang giral dan ditambah uang kuasi. Uang kuasi tersebut meliputi deposito berjangka, tabungan dan rekening atau tabungan dalam bentuk valuta asing. Mengutip pernyataan

  Anwar Nasution, bahwa "Total liquidity in Indonesia is compused of currency, demand deposit, and quasi .money.

  Sehingga pengertian uang secara luas (M2) disebut juga likuiditas perekonomian.

  Sedangkan tabungan dan deposito berjangka sebe- narnya merupakan alat penyimpan kekayaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi, sehingga dapat dengan cepat diubah menjadi uang. Dengan demikian, tabungan dan depo­ sito berjangka dapat difungsikan sebagai alat pembayaran, sebagai alat penyimpan kekayaan dan sebagai alat pemba­ yaran tertunda. Oleh sebab itu, deposito berjangka dan

  • 3ruce Glassburner dan Aditiawan Chandra, Teori dan Kebi.jaksanaan Bkonomi Makro, Cetakan ICetiga, LP3ES, Jakarta, 1983) hal. 93*

  ^Anwar Nasution, Financial Institutions and Poli­ cies in Indonesia, Institute- of Southeast Asian Studies, Singepore, 1'983* hal. 119.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  20 tabungan digolongkan sebagai uang dan dinamakan uang ku­ asi. Jika ditinjau dari fungsinya, permintaan uang kuasi ini lebih condong ditujukan sebagai alat penyimpan keka­ yaan, sedang uang dalam pengertian sempit (Ml) perminta- annya lebih banyak ditujukan untuk keperluan transaksi sehari-hari.

  Untuk dapat menaksir permintaan uang dalam penger­ tian sempit (M

  1

  ) digunakan asumsi keseimbangan pada pa- sar uang, sehingga jumlahnya dapat ditaksir dari jumlah uang beredar yang dikeluarkan oleh pemerintah (supply of money). Sedangkan jumlah dana yang terkumpul pada per­ bankan dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan ser­ ta rekening-rekening valuta asing milik penduduk dapat dipakai sebagai penaksir jumlah uang kuasi yang diminta,

  Mengenai penggunaan uang secara luas di dalam ke~ giatan perekonomian yang meliputi konsumsi, produksi dan distribusi, oleh Boediono dikemukakan sebagai empat fung- si uang, yaitu:

  Jika digunakan secara luas ... sebagai: (a) alat tu­ kar menukar (means of exchange), (b) pengukur nilai (measure of value), (c) standar (ukuran) pembayaran masa depan (standard of deffered payments), (d) satu cara untuk menyimpan daya beli atau kekayaan (store of value atau store of wealth).5

  Luas dan pentingnya fungsi uang yang semakin nya- c ^Boediono, Teori Moneter, Cetakan Keempat, BPPE- Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1984, hal. 2.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  21 ta bagi setiap kegiatan ekonomi anggota masyarakat dan bagi perekonomian suatu negara, dinyatakan pula oleh Is- mid Hadad sebagai berikut:

  ... bukan saja bagi perorangan, melainkan sebagai penggerak roda perekonomian secara keseluruhan, baik nasional maupun internasional, uang menyandang sifat dan dinamika yang mampu menjelma sebagai sarana pe- ngatur kehidupan masyarakat, negara, bahkan dunia mo­ dern dewasa ini . 6

  2, Teori Permintaan Uang Teori permintaan uang, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua klasifikasi. Pengelompokan itu pada umuranya didasarkan pada perbedaan mengenai pandang- an-pandangan pencetusnya, khususnya mengenai hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan uang. Dua klasifikasi tersebut selanjutnya disebut de­ ngan Aliran Teori Keynes dan Aliran Teori Kuantitas Uang.

  Penganut Aliran Keynes disebut kaum Keynesian, sedang pe- nganut Aliran Teori Kuantitas disebut kaum Monetaris.

  Dua aliran teori permintaan uang tersebut mempu­ nyai kesamaan konsepsi, yakni bahwa uang adalah salah sa­ tu alat untuk meriyimpan daya beli atau kekayaan (store of value). Perbedaan yang pokok antara dua aliran teori permintaan uang tersebut adalah mengenai hubungan antara

  ^Ismid Hadad, "Topik Kita", Prisma, Edisi Juni, LP3ES, Jakarta, 1986, hal. 1.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  22 uang yang berada pada sektor moneter dengan tingkat har- ga-harga umum yang berada pada sektor riil,

  Kaum monetaris berpendapat bahwa teori permintaan uang merupakan teori pokok adanya hubungan antara kuan- titas uang dengan harga-harga, Dengan perkataan lain ter- dapat hubungan yang erat dan langsung antara kel.ebihan uang tunai yang ada dalam masyarakat dengan laju inflasi*/

  Di pihak lain, aliran Keynes menyatakan bahwa ti­ dak terdapat hubungan yang langsung antara kuantitas uang dengan inflasi. Hubungan tersebut adalah melalui me- kanisme tingkat bunga* Dalam teorinya, Keynes pada haki- katnya menyatakan bahwa terdapat berbagai motif raasyara- kat memegang uang, yaitu untuk tujuan transaksi, speku- lasi, dan berjaga-jaga. Dalam hal ini, Keynes raenekankan pada £ungsi uang sebagai alat penyimpan kekayaan,

  Perbedaan yang fundamental antara dua aliran per­ - mintaan uang tersebut menyebabkan perbedaan pula dalam implikasinya. Teori Keynes lebih cocok bagi negara-nega- ra maju yang perekonomiannya memiliki sektor keuangan yang lengkap sehingga dapat terjadi mekanisme tingkat bu­ nga dengan baik.

  Sedangkan mekanisme aliran monetaris lebih cocok untuk negara-negara sedang berkembang karena sektor keu- angannya belum rumit sehingga dapat terjadi mekanisme se­ cara langsung antara kuantitas uang dengan harga-harga

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  23 umura. Oleh karena Indonesia termasuk pada negara sedang berkembang, maka teori kuantitas uang kiranya lebih se- suai untuk diterapkan.

  Dalam kaitannya dengan analisis dalam skripsi ini, Teori Kuantitas Uang dapat dipergunakan sebagai landasan untuk memilih model yang akan digunakan. Oleh karena itu, teori kuantitas uang akan dibahas lebih mendalam bila di- bandingkan dengan pembahasan tentang teori Keynes* Pemba- hasan mengenai teori kuantitas lebih. ditekankan pada te­ ori kuantitas uang yang modern, karena teori ini merupa­ kan dasar teori model permintaan uang Bijan B. Aghevli - N.A.L. Mailangkay.

  2.1. Teori Kuantitas Uang.

  Dalam pemikirannya yang tradisional, teori kuan­ titas uang menyatakan bahwa penambahan kuantitas uang akan menyebabkan pengeluaran masyarakat bertambah juga, dan pada akhirnya akan menyebabkan pendapatan nasional meningkat secara nominal. Dengan perkataan lain, permin­ taan uang oleh masyarakat hanya didasarkan pada motif transaksi saja.

  Teori kuantitas uang ini menyatakan hubungan an­ tara kuantitas uang dengan harga-harga. Teori ini meng­ ambil landasan bahwa kuantitas uang dihubungkan secara langsung dengan sektor riil melalui permintaan uang. Da-

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  24 pat dikatakan bahwa permintaan uang merupakan kekuatan yang stabil dan dominan dalam perekonomian,

  Aliran kuantitas uang ini cenderung menganggap bahwa pemerintah tidak mempunyai pengaruh penting terha­ dap permintaan uang. Pada perkembangan selanjutnya, teo­ ri kuantitas uang dibedakan lagi menjadi dua golongan, yaitu teori kuantitas uang Klasik dan teori kuantitas uang Modern. Teori-teori yang dikelompokkan dalam teori kuantitas Klasik adalah teori Irving Fisher, teori Al­ fred Marshall dan A.C. Pigou. Sedangkan teori kuantitas

  Modern dicetuskan pertama kali oleh pTofesor dari Uni­ versitas Chicago, yaitu Milton Friedman. Uraian yang le­ bih mendalam mengenai teori ini akan dibahas pada bagian selanjutnya.

  2*1,1* Teori Kuantitas Uang Modern.

  Milton Friedman adalah seorang yang mengembangkan teori kuantitas uang dari kaum Klasik. Teorinya disebut sebagai teori kuantitas uang Modern. Penganut aliran te­ ori ini disebut kaum Monetaris.

  Teori kuantitas uang Modern ini dapat diintsrpre- tasikan sebagai pengembangan lebih lanjut dari teori Cambridge. Dasar pemikiran yang digunakan dalam teorinya menganggap bahwa "...teori permintaan uang hanyalah satu penerapan dari teori umum mengenai permintaan, ... yaitu SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  25 7 pemilihan antara berbagai alternatif oleh konsumen '

  4 ) suku bunga, dan ( 5 ) tingkat peru­

  1 0 Ibid. hal. 4 6 6 .

  ^Dudley G. Luckett, Money and Banking. Second Edition,, terjemahan Paul C.^Tosyadi, Krlangga, Jakarta, 1983r 'hal- 465.

  1 5 8 .

  7 Boediono, op cit, hal. 50. ®Anwar Kasution, op cit, hal.

  U = Utility of balance

  Md = f (U, P, Y, i, p) (1) i«I^ = Demand for money permintaan uang

  bahan dalam tingkat harga ....9 Teori Friedman tersebut dapat ditulis sebagai ber- ikut : 10

  ) tingkat pen­ dapatan riel, (

  Dalam tulisannya, Anwar Nasution juga menyatakan "... the monetarists who see money as part of an individual asset treat the demand for money like the demand for any

  3

  ) tingkat harga, (

  2

  ) kegunaan atau manfaat persediaan uang (money balances), (

  1

  Friedman melihat lima faktor yang menentukan permin­ taan uang: (

  Q durable goods." Sehingga cara pendekatan Milton Eried- man terhadap permintaan uang ialah dengan anggapan uang seperti barang-barang, dan menganalisis permintaan uang dari segi teori tentang pilihan konsumen, yaitu pilihan antara memegang uang atau membeli barang-barang.berdasar- kan pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  26 Kegunaan/manfaat sisa-aisa uang P = Price level tingkat harga

  Y = Level of real income tingkat pendapatan riil i = Interest rate suku..bunga p s Rate of change in the price level tingkat perubahan dalam tingkat harga

  Menurut Friedman, pendapatan nominal sama dengan hasil kali tingkat harga dan pendapatan riil, Y = Py. Se­ hingga Friedman lebih suka memperlakukan P dan y secara terpisah daripada dalam bentuk pendapatan nominal atau Y.

  Lebih lanjut dikemukakan bahwa pendapatan nominal dengan permintaan uang mempunyai hubungan yang proporsional dan searah. Akan tetapi untuk pendapatan riil, hubungan ter­ sebut lebih daripada proporsional, misalnya bila terjadi

  1

  kenaikan pendapatan riil $, permintaan uang akan mening­ kat lebih besar dari ' ]%, Tingkat bunga menurut Friedman sebenarnya merupa­ kan opportunity cost untuk menyimpan uang, yaitu merupa­ kan pendapatan yang diperoleh seandainya uang tersebut diinvestasikan. Jika tingkat bunga tinggi berarti makin besar biaya kesempatan (opportunity cost) untuk menyim­ pan uang. Akibatnya, masyarakat semakin berminat untuk

  SKRIPSI PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...

  27 menyirapan kekayaannya dalam bentuk uang, yakni uang kua-

  • si. Dengan kata lain, tingkat bunga dan permintaan uang dalam pengertian sempit (Ml) mempunyai hubungan yang ter- balik, sedangkan .tingkat.bunga dengan permintaan uang ku­ asi mempunyai hubungan yang searah.

  Variabel lainnya yang mempengaruhi permintaan

  /

  uang adalah tingkat perubahan dalam tingkat harga (in­ flasi). Inflasi ini merupakan biaya kerugian dalam daya beli jika harga-harga naik. Bila inflasi tersebut melaju semakin cepat berarti makin tinggi biayanya. Sebagai aki- bat lebih lanjut, kuantitas uang yang diminta, baik itu uang sempit (uang beredar) maupun uang kuasi akan sema­ kin kecil.