ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA (2005:Q1-2013:Q4)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP
PERMINTAAN UANG DI INDONESIA
(2005:Q1-2013:Q4)
Oleh
DHANI DHARMAWAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara variabel makroekonomi
(pendapatan nasional, BI rate, nilai tukar, dan inflasi) terhadap permintaan uang di
Indonesia. Model dalam penelitian ini diestimasi dengan menggunakan Error
Correction Model (ECM). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pendapatan
nasional dan inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan uang,
variabel BI rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan uang,
variabel nilai tukar berpengaruh tidak signifikan terhadap permintaan uang, serta
variabel makroekonomi (pendapatan nasional, BI rate, nilai tukar, dan inflasi) secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan uang.
Kata Kunci : Permintaan Uang, Pendapatan Nasional, Bi Rate, Nilai Tukar, Inflasi.

MOTO


Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Al-Baqarah 195)

“Barang siapa yang hendak Allah berikan kebaikan kepada seseorang, maka Allah
akan beri kefahaman (dalam ilmu) agama. “
(HR. Bukhari Muslim)

"Barang siapa menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum disalah satu dari rumah-rumah Allah,
mereka membaca kitabullah dan saling mengajarkannya diantara mereka, kecuali
akan turun kepada meraka ketenangan, diliputi dengan rahmah, dikelilingi oleh para
malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut merekakepada siapa saja yang ada disisiNya. Barang siapa melambat-lambat dalam amalannya, niscaya tidak akan bisa
dipercepat oleh nasabnya.
(H.R Muslim dalam Shahih-nya).

PERSEMBAHAN
Skripsi ini Saya persembahkan untuk Allah SWT, sebagai rasa syukur atas ridhoNya serta karunia-Nya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.
Alhamdulillaahirabbil’ alamiin.

Untuk ayahanda dan ibunda tercinta, Bapak Bambang Suwondo dan Ibu Titin
Suprihatin, terima kasih atas doa, kesabaran, motivasi, bimbingan dan saran yang
selama ini tak henti diberikan untuk kelancaran skripsi ini.
Kepada kakak Saya tercinta, beserta suaminya, Mba Nurina Tyas Hapsari dan
Mas Danu Satrio Wibowo.
Kepada Keponakan om tercantik, Jena Anika Rizki.
Dosen-dosen serta sahabat-sahabat terbaik yang turut memberikan saran,
motivasi, dan juga doa yang menambahkan semangat dalam penyelesaian skripsi
ini.
Juga almamater tercinta. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
Terima Kasih

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 15 Mei 1990, sebagai anak
kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Bambang Suwondo, S.Sos. dan Ibu Titin
Suprihatin, S.Pd.
Penuis memulai pendidikan formal tahun 1996 di SD Kartika II-5 Tanjung
Karang, Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2002. Kemudian, penulis
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 Bandar Lampung

dan di selesaikan pada tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN
2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008.
Tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung melalui
jalur Ujian Masuk (UM) dan menjalani aktivitas sebagai mahasaiswa jurusan
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pada tahun 2013, penulis
mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Neglasari
Kabupaten Pringsewu. Di tahun yang sama, penulis mengikuti Kuliah Kunjung
Lapangan (KKL) di Bank Indonesia, Kementrian Koperasi dan UKM (usaha Kecil
dan Menengah).

SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat di selesaikan.
Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap
Permintaan Uang Di Indonesia (2005:Q1-2013:Q4)” adalah salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku dekan fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2.

Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan;

3.

Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan;

4.

Ibu Tiara Nirmala, S.E., M.Sc., selaku dosen pembimbing yang pertama
walaupun hanya sampai seminar kesatu selesai. Beliau telah bersabar
memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian proposal
skripsi;

5.


Ibu Nurbetty Herlina, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing lanjutan, yang
telah memberikan ilmu, saran, dan kritik dalam proses saya melanjutkan
skripsi hingga akhir;

6.

Bapak Heru Wahyudi, S.E., M.Si, selaku dosen pembimbing akademik, yang
telah membantu, serta membimbing saya dari semester kesatu hingga
semester akhir ini;

7.

Seluruh staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Lampung;

8.

Bapak dan ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung


9.

Papa tersayang, Bapak Bambang Suwondo. Pria hebat yang telah
membesarkan saya dari kecil hingga sekarang, pria hebat yang sabar
menghadapi segala kesalahan dan kekurangan saya, pria hebat yang telah
membanting tulang untuk menghidupi keluarga.

10. Mama tercinta, Ibunda Titin Suprihatin. Yang telah berjuang melahirkan,
merawat, mendidik serta memberikan motivasi selama ini.
11. Yang tersayang, Mba Nurina Tyas Hapsari, Mas Danu Satrio Wibowo, si
Cantik Jena Anika Rizki. Yang sudah memberikan semangat, motivasi,
informasi serta kejailan yang selalu “menghibur”.
12. Yang terkasih Lutfida Siwinastiti yang telah menjadi sumber inspirasi,
memberikan semangat, dan bantuan dalam bentuk apapun.
13. Bapak Adi Purwantoro dan Ibu Atik Yudhiarti, serta Lutfira dan Lutfika atas
doa, motivasi, serta harapan kepada penulis.
14. Saudara sepupu, om, tante, pakpuh, budhe yang telah memberikan bantuan
doa.
15. Sahabat semasa kuliah, “Keluarga Pance”, Moza, Rini, Risky, Virgie, Virgie,
yang sudah banyak membantu selama perkuliahan.


16. Teman-teman seperjuangan EP Brother n Sister, Andhika, Irfan, Aby, Alex,
Yanu, Yogi, Sandy, Wowok, Hasby, Ghama, Ega, Rendy, Ridwan Bolang,
Angga, Wuri, Monic, Hana, Dina, Dania, Desta, Renny, Susanti, Cpew, Ata,
atas kerja sama dan kekompakan dari awal perkuliahan hingga saat ini.
17. Sahabat-sahabat KKN, Lala, Idha, Yosita, Rendy, Angga, Azis, Ryo, Ganda
yang telah bersama-sama berjuang semasa KKN.
18. Tim fotografer keliling “Tilogi Photogroovya”, Dito & Jefry. Berjuang
bersama dari awal.
19. Teman-teman “Toyota Yaris Club Indonesia Chapter Lampung”. Atas
dukungan serta doa’nya.
20. Civitas akademika jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Lampung.
21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan skripsi.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbalalamiin.

Bandar Lampung,
Penulis


Dhani Dharmawan

November 2014

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................12
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................12
D. Hipotesis Pemikiran......................................................................................13
E. Ruang Lingkup..............................................................................................13
F. Kerangka Pemikiran ......................................................................................14
G. Sistematika Penulisan ...................................................................................14

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis ..........................................................................................16
1. Pendapatan Nasional .................................................................................16
1.1 Cara-Cara Penghitungan Pendapatan Nasional .................................18
1.2 Pendapatan Nasional Menurut Harga Berlaku dan Riil .....................20
2. Suku Bunga...............................................................................................21
2.1 Suku Bunga Riil dan Nominal ...........................................................23
2.2 Teori Tingkat Bunga ..........................................................................24
3. Nilai Tukar ................................................................................................27
3.1 Pengertian Nilai Tukar .......................................................................27
3.2 PErmintaan Terhadap Valuta Asing (Foreign Exchange Demand) ..28
3.3 Penawaran Terhadap Valuta Asing (Foreign Exchange Supply) ......29
3.4 Macam-Macam Sistem Nilai Tukar ...................................................30
4. Inflasi ........................................................................................................34
4.1 Jenis-Jenis Inflasi ...............................................................................36
4.2 Pengaruh Inflasi .................................................................................37
5. Teori Permintaan Uang .............................................................................40
5.1 The Quantity Theory of Money ..........................................................40
5.2 The Cambridge Approach ..................................................................41


5.3 The Theory Of Liquidity Preference ..................................................42
5.4 The Inventory Model ..........................................................................44
5.5 Teori Permintaan Uang Modern ........................................................46
B. Tinjauan Empiris ..........................................................................................47

III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data ...............................................................................53
B. Definisi Operasional Variabel ....................................................................53
C. Prosedur Analisis Data ...............................................................................55
1. Uji Stasioneritas .....................................................................................55
2. Uji Kointegrasi .......................................................................................56
D. Metode Analisis Data .................................................................................57
1. Model Ekonomi ......................................................................................57
2. Model ECM (Error Correction Model) .................................................58
E. Analisis Data ..............................................................................................58
1. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................58
1.1. Uji Normalitas ................................................................................58
1.2. Uji Multikolinearitas ......................................................................59
1.3. Uji Autokorelasi .............................................................................59
1.4. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................60

2. Uji Hipotesis ...........................................................................................61
2.1. Uji t-statistik ...................................................................................61
2.2. Uji F-statistik ..................................................................................62
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..........................................................................................63
1. Uji Stasioneritas .....................................................................................64
1.1. Uji Stasioneritas Data pada Ordo Level .........................................64
1.2. Uji Stasioneritas Data pada Ordo First Difference .........................65
2. Uji Kointegrasi .......................................................................................66
3. Error Correction Model (ECM) .............................................................66
4. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................69
4.1. Uji Normalitas ................................................................................69
4.2. Uji Multikolinearitas ......................................................................69
4.3. Uji Autokorelasi .............................................................................70
4.4. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................70
5. Uji Hipotesis ...........................................................................................71
5.1. Uji t-statistik ...................................................................................71
5.2. Uji F-statistik ..................................................................................71
B. Pembahasan .................................................................................................72
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................75
B. Saran .............................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................77

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Hubungan Permintaan Uang M1 dengan Pendapatan Nasional ......................4
2. Hubungan Permintaan uang M1 dengan BI Rate ............................................6
3. Hubungan Permintaan uang M1 dengan Nilai Tukar ......................................8
4. Hubungan Permintaan uang M1 dengan Inflasi ..............................................9
5. Kerangka Pemikiran ......................................................................................14
6. Keseimbangan di Pasar Dana ........................................................................26

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Penelitian Terdahulu.....................................................................................47
2. Nama, Satuan Pengukuran Variabel, dan Sumber Data ...............................53
3. Hasil Uji Stasioneritas Phillips-Perron Unit Root Periode Kuartal I 2005 –
kuartal IV 2013 pada Ordo Level .................................................................64
4. Hasil Uji Stasioneritas Phillips-Perron Unit Root Periode Kuartal I 2005 –
kuartal IV 2013 pada Ordo First Difference ................................................65
5. Hasil Uji Stasioneritas Phillips-Perron Unit Root Periode Kuartal I 2005 –
kuartal IV 2013 pada Ordo Level untuk Data Residual dari Estimasi ..........66
6. Hasil Estimasi ECM .....................................................................................67
7. Uji Normalitas ..............................................................................................69
8. Uji Multikolinearitas ....................................................................................69
9. Uji Autokorelasi............................................................................................70
10. Uji Heteroskedastisitas .................................................................................70
11. Hasil Uji t-Statistik ......................................................................................71
12. Hasil Uji F-Statistik ......................................................................................71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1.

Data Penelitan L1

2.

Hasil Unit Root Test Pada Ordo Level L2

3.

Hasil Unit Root Test Pada Ordo First Difference L2

4.

Unit Root Test Residual L3

5.

Hasil Estimasi OLS L3

6.

Estimasi ECM L4

7.

Uji Normalitas L5

8.

Uji Multikolineritas L6

9.

Uji Autokorelasi L7

10. Uji Heteroskedasitas L8

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh
masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan
kegiatan ekonomi, karena uang berfungsi uang sebagai standar nilai, yaitu seluruh
barang dan jasa dapat dinilai dengan satuan uang. Segala aktivitas yang dilakukan
manusia di tentukan, dipengaruhi, serta diukur oleh uang.
Dalam kebijakan moneter, permintaan uang memegang peranan yang penting
pada perekonomian. Telah banyak literatur yang memuat aspek empiris maupun
teoritis tentang permintaan uang. Menurut Friedmand, kebijakan moneter dapat
memberikan kontribusi dalam pencapaian stabilitas perekonomian engan
mengendalikan besaran-besaran moneter dalam perekonomian (Catur Sugiyanto,
1995). Permintaan uang yang dapat dipresentasikan sebesar jumlah uang beredar,
dengan asumsi perekonomian terjadi keseimbangan mengalami perkembangan
sesuai

dengan

berkembangnya

kebijakan-kebijakan

pemerintah

yang

memungkinkan berkembangnya jenis tabungan maupun jenis kredit. Bila
pemerintah turut campur tangan dalam berbagai kebijakan regulasi maupun
deregulasi dalam bidang moneter khususnya dan ekonomi umumnya (prawoto.

2

2011) keinginan masyarakat untuk menabung dan keinginan untuk mendapatkan
kredit perbankan dipengaruhi oleh kemudahan dan fasilitas.
Krisis moneter tahun 1998 yang terjadi di Indonesia sebagai akibat melemahnya
nilai tukar rupiah dan merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan,
menyebabkan sektor perbankan mengalami krisis likuiditas dan memicu krisis
perbankan. Kondisi ini diperburuk dengan terjadinya penarikan besar-besaran
dana nasabah dari perbankan. Krisis perbankan melemahkan sektor produksi dan
memicu kenaikan harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Tingginya
kenaikan harga yang mencapai 77 % menyebabkan kebutuhan rupiah yang lebih
besar untuk melakukan transaksi sehingga mendorong masyarakat untuk memilih
alat pembayaran yang lebih likuid (Prawoto, 2011).
Bank Indonesia telah melakukan berbagai langkah untuk atasi krisis
ketidakpercayaan terhadap mata uang rupiah, antara lain melebarkan rentang
intervensi dan pengetatan likuiditas. Pada awal krisis, Bank Indonesia
melebarkan rentang intervensi nilai tukar dari 8% menjadi 12% yang disertai
dengan intervensi baik di pasar forward maupun spot. Sistem nilai tukar
mengambang bebas diterapkan dan intervensi di pasar valuta asing ditingkatkan
karena tekanan terhadap rupiah semakin kuat. Di samping itu, untuk menahan
depresiasi lebih lanjut dan meredam laju inflasi, Bank Indonesia juga melakukan
langkah pengetatan likuiditas perekonomian dengan lebih mengefektifkan
instrumen operasi pasar terbuka dan menaikkan suku bunga SBI. Upaya-upaya
tersebut belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Kegagalan tersebut
disebabkan oleh besarnya kebutuhan dolar terutama untuk pembayaran utang luar
negeri. Situasi tersebut diperburuk oleh munculnya krisis kepercayaan

3

masyarakat terhadap perbankan nasional. Krisis perbankan tersebut mendorong
masyarakat untuk menarik dana secara besar-besaran, memindahkan dana dari
bank yang lemah ke bank yang kuat, dan atau menggunakan dananya untuk
membeli valuta asing. Kesulitan yang dialami perbankan telah memaksa Bank
Sentral memberikan bantuan likuiditas guna menopang kelangsungan usaha bank
dari resiko sitemik yang akan menghancurkan industri perbankan.
Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang
berpendapat. Menurut Keynes, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
permintaan uang adalah keinginan untuk bertransaksi. Dalam keinginan
bertransaksi, hal yang berpengaruh adalah pendapatan.Tingkat pendapatan
nasional adalah merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan
pembangunan ekonomi di Indonesia dan juga dapat dijadikan cerminan
kesejahteraan masyarakat. Tingkat pendapatan mempengaruhi keinginan orang
untuk bertransaksi. Selain itu, tingkat bunga sangat berpengaruh terhadap perilaku
masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau surat-surat berharga.
Penekanan faktor tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang
memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh
keuntungan. Permintaan uang menurut Keynes, yaitu permintaan uang sebagai
alat transaksi dan permintaan uang untuk spekulasi berjaga-jaga (Mandala &
Pratama : 2004).

4

Hubungan M1 dengan Pendapatan Nasional
Miliar
1000000
800000
600000
400000
200000
0
2008; 01
2008; 04
2008; 07
2008; 10
2009; 01
2009; 04
2009; 07
2009; 10
2010; 01
2010; 04
2010; 07
2010; 10
2011; 01
2011; 04
2011; 07
2011; 10
2012; 01
2012; 04
2012; 07
2012; 10
2013;01
2013;04
2013;07
2013;10

Miliar
250000
200000
150000
100000
50000
0

Y (Miliar Rupiah)

M1 (Miliar Rupiah)

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan – Bank Indonesia
Gambar 1. Hubungan Permintaan Uang M1 dengan Pendapatan Nasional
Berdasarkan Gambar 1, pada bulan April 2008 pendapatan nasional (Y)
mengalami peningkatan sebesar 0.92 % yaitu sebesar 171,245 miliar rupiah.
Berdasarkan gambar, M1 memiliki hubungan positif dengan Y. pada bulan
September 2012 hingga akhir Desember 2012, terjadi penurunan nilai Y dengan
total sebesar 3,05%. Namun pada M1 pada tahun yang sama terjadi peningkatan
total sebesar 3.01 %.
Permintaan uang oleh Keynes disebut liquidity preference, kenaikan pendapatan
akan mendorong permintaan uang kas naik sebab masyarakat menggunakan uang
kas yang lebih banyak untuk melakukan transaksi. Implikasi dari ketergantungan
permintaan uang atas jumlah pendapatan nasional adalah bahwa tingkat bunga
akan bertambah bila terjadi perubahan pendapatan nasional sebab pendapatan
nasional mempengaruhi permintaan uang. Dengan jumlah uang yang tetap,
berubahnya permintaan uang akan menyebabkan perubahan pada tingkat bunga
(Nopirin, 1992: 1 07).

5

Dalam kaitannya memenuhi kebutuhan akan uang, masyarakat dipengaruhi oleh
tingkat suku bunga perbankan. Tabungan merupakan fungsi dari tingkat suku
bunga dimana pergerakan suku bunga pada perekonomian akan mempengaruhi
tabungan (saving) yang terjadi. Manusia dihadapkan pada pilihan antara
memegang uang tunai dan menyimpannya dalam lembaga keuangan. Masyarakat
juga harus mengetahui keuntungan-keuntungan yang didapat dalam memegang
uang secara tunai ataupun menyimpannya guna mendapatkan pendapatan dalam
bentuk bunga. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya
permintaan uang akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah
output yang dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal
dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher dan
dikembangkan oleh Marshall. Permintaan uang untuk memenuhi kebutuhan tidak
terbatas maka permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat pendapatannya. Pada
sektor riil permintaan uang disesuaikan dengan daya beli uang tersebut (real cash
balance), teori klasik Goldfeld dan Chandler, 1990 menyatakan bahwa
permintaan uang merupakan permintaan yang timbul dari penggunaan uang dalam
artian transaksi.
Tingkat bunga digunakan untuk menstabilkan jumlah uang beredar pada
masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar perekonomian semakin bergairah. Semakin
tinggi tingkat bunga, maka permintaan uang semakin berkurang. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat bunga, maka permintaan uang semakin bertambah.

6

Hubungan M1 dengan BI Rate
Miliar

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

1000000
900000
800000
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
2008; 01
2008; 04
2008; 07
2008; 10
2009; 01
2009; 04
2009; 07
2009; 10
2010; 01
2010; 04
2010; 07
2010; 10
2011; 01
2011; 04
2011; 07
2011; 10
2012; 01
2012; 04
2012; 07
2012; 10
2013;01
2013;04
2013;07
2013;10

Persen

r (Persen)

M1 (Miliar Rupiah)

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan – Bank Indonesia
Gambar 2. Hubungan Permintaan Uang M1 dengan BI Rate
Berdasarkan Gambar 2, pada bulan April 2008 hingga November 2008, terjadi
peningkatan nilai BI rate dari 8% hingga mencapai 9,5%. Pada saat yang sama
permintaan uang mengalami kenaikan nilai sebesar 0.89%. Perlambatan kondisi
ekonomi negara maju saat ini telah nyata memberikan pengaruh negatif bagi
perekonomian Indonesia. Ekspor pada Januari 2009 masih melanjutkan tren
penurunan yang terjadi sejak September 2008. Pada Januari 2009 lalu, ekspor
Indonesia menurun sebesar 17,70 persen dibanding Desember 2008 atau sebesar
36,08 persen bila dibandingkan dengan Januari 2008. Menurunnya ekspor ini
menunjukkan bahwa perlambatan kegiatan ekonomi global telah memberikan
pengaruh bagi aktivitas ekonomi domestik. Atas dasar inilah, BI tampaknya perlu
menurunkan suku bunga untuk mengurangi biaya yang ditanggung industri agar
tetap bisa ekspansif di tengah menurunnya permintaan dari pasar internasional.
Lalu terjadi penurunan nilai suku bunga BI rate yang cukup signifikan hingga
bulan Agustus 2009 dengan nilai 6,5%. Hingga akhir Desember 2013, BI rate
mencapai titik terendah pada nilai 5,75%.

7

Menurut teori Klasik, besar kecilnya permintaan uang dipengaruhi oleh
pendapatan (Y) secara positif. Sedangkan menurut teori Keynes permintaan uang
dipengaruhi oleh motif memegang uang, yaitu motif transaksi dan berjaga-jaga
yang dipengaruhi oleh pendapatan secara positif. Sedangkan motif spekulasi
dipengaruhi oleh suku bunga (r) secara negatif. Kemudian perkembangan teori
moneter lainya yang dikemukakan oleh Friedman, menunjukkan bahwa
permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat harga (P) yang berpengaruh negatif.
Permintaan uang pada perekonomian terbuka akan selain dipengaruhi oleh
besarnya pendapatan tetapi, dipengaruhi juga oleh besarnya nilai tukar, suku
bunga internasional dan pengaruh dari kecenderungan meningkatnya tingkat harga
umum secara terus menerus sepanjang waktu dari suatu negara (Dharmawan,
2005:2).
Masyarakat juga memiliki hubungan dengan masyarakat luar negeri dalam hal
transaksi. Dalam bertransaksi dengan masyarakat luar negeri, masyarakat
menggunakan mata uang yang telah ditetapkan yang biasanya memiliki nilai yang
kuat. Oleh karena itu, nilai tukar atau kurs juga memiliki pengaruh dalam
permintaan uang masyarakat.
Nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan terhadap mata uang dalam
negeri maupun mata uang asing $US. Merosotnya nilai tukar rupiah
merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat internasional terhadap mata
uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena
meningkatnya permintaan mata uang asing $US oleh masyarakat karena perannya
sebagai alat pembayaran internasional.

8

Hubungan M1 dengan Nilai Tukar
Miliar

14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0

1000000
900000
800000
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
2008; 01
2008; 04
2008; 07
2008; 10
2009; 01
2009; 04
2009; 07
2009; 10
2010; 01
2010; 04
2010; 07
2010; 10
2011; 01
2011; 04
2011; 07
2011; 10
2012; 01
2012; 04
2012; 07
2012; 10
2013;01
2013;04
2013;07
2013;10

Ribu

K (Ribu Rupiah)

M1 (Miliar Rupiah)

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan – Bank Indonesia
Gambar 3. Hubungan Permintaan Uang M1 dengan Nilai Tukar
Berdasarkan Gambar 3, tidak terjadi fluktuasi yang terlalu signifikan pada nilai
tukar. Pergerakan yang cukup fluktuatif terjadi pada bulan September menuju
Oktober 2008 dengan perubahan sebesar 17%. Nilai tukar terendah terletak pada
Juli 2011 dengan nilai Rp 8508,- , dan nilai tukar tertinggi terletak pada bulan
November 2008 pada nilai mencapai Rp 12.151,-. Gejolak dalam industri
perbankan yang diakibatkan oleh ketidakstabilan makroekonomi, yang dalam hal
ini dikhususkan pada perubahan salah satu indicator yaitu nilai tukar mata uang,
dapat dilihat dari pengalaman krisis ekonomi tahun 1998 dan juga krisis ekonomi
tahun 2008. Pada saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998 nilai tukar mata
uang rupiah mengalami depresiasi tajam. Di saat yang bersamaan banyak bank
yang bermasalah secara keuangan yang kemudian dilikuidasi. Pada krisis ekonomi
yang baru-baru ini terjadi pada akhir tahun 2008 pun, nilai tkar mata uang rupiah
mengalami depresiasi, dan pada saat yang bersamaan bank-bank mulai
memperketat kebijakan kreditnya.

9

Hubungan uang dan inflasi dapat diturunkan dari persamaan permintaan uang.
Masyarakat ingin memegang uang untuk membeli barang dan jasa. Jika harga
barang dan jasa naik, masyarakat cenderung akan memegang uang lebih banyak.

Hubungan M1 dengan INF

Persen

Miliar

3.5

1000000
900000

3

800000

2.5

700000

2

600000
1.5
500000
1
400000
0.5

300000

0

200000

-0.5

100000

-1

0
INF (Persen)

M1 (Miliar Rupiah)

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan – Bank Indonesia
Gambar 4. Hubungan Permintaan Uang M1 dengan Inflasi
Berdasarkan Gambar 4, terjadi fluktuasi yang cukup signifikan pada inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli 2013 dengan nilai 3,29%. Deflasi juga
terjadi di beberapa bulan yaitu pada bulan desember 2008 dengan nilai 0,04%,
serta pada Januari 2009 dengan nilai 0,07%. Deflasi juga terjadi pada bulan Maret
2010 yang mencapai nilai 0,14%. Deflasi terendah terjadi pada September 2013
dengan nilai 0,35%.

10

Permintaan uang memegang peranan penting dalam perilaku kebijakan moneter di
setiap perekonomian.Tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan moneter telah
banyak mencapai tujuan-tujuan ekonomi. Friedman berpendapat bahwa kebijakan
moneter dapat memberikan kontribusi dalam mencapai stabilitas ekonomi dengan
mengendalikan besaran-besaran moneter dalam perekonomian (Sugiyanto, 1995).

Kebijakan moneter yang efektif, apabila stabilitas permintaan uang tercapai.
Tetapi jika permintaan uang tidak stabil penggunaan sasaran antara kebijakan
moneter lain (suku bunga) akan lebih efektif. Stabilitas permintaan uang dapat
diartikan sebagai permintaan uang yang dapat diprediksi oleh otoritas moneter,
sehingga jumlah uang beredar yang dikontrol oleh otoritas moneter dapat
mempengaruhi variabel-variabel ekonomi lainnya (suku bunga dan PDB) dengan
besaran yang dapat diukur (Judd & Scadding, 1982).Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Hayati (2006), bahwa, stabilitas permintaan uang di
Indonesia dalam jangka pendek suku bunga berpengaruh positif dan signifikan,
tingkat harga berpengaruh positif, kurs berpengaruh positif, dan PDB tidak
berpengaruh dalam mempengaruhi permintaan uang.
Analisis permintaan uang merupakan suatu analisis ekonomi yang dibutuhkan
untuk mendukung suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah dibidang
moneter. Bank Indonesia dapat menempuh suatu kebijakan moneter yang
bertujuan untuk mencapai stabilitas moneter. Tujuan tersebut tercantum dalam
pasal 7 Undang-undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1999 yang
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 tahun 2004 tentang tujuan Bank
Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Amanat ini

11

memberikan penjelasan peran Bank Sentral dalam perekonomian, sehingga dalam
pelaksanaan tugasnya Bank Indonesia dapat lebih fokus dalam pencapaian "single
objective"-nya. Untuk mencapai target, khususnya kestabilan nilai rupiah dan
umumnya kestabilan ekonomi secara makro, Bank Indonesia melakukan
kebijakan moneter dengan berbagai intrumennya. Kemudian tugas mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran diterjemahkan melalui Bank Indonesia
sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan
mengedarkan uang Rupiahserta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari
peredaran (pasal 20).

Dengan demikian, fenomena moneter permintaan uang menarik untuk diteliti.
Identifikasi besaran-besaran ekonomi yang mempengaruhi permintaan uang
melalui berbagai kajian teori, studi empiris dan fenomena data yang akan
menghasilkan model estimasi yang baik dan sahih adalah merupakan manfaat
tersendiri bagi pengembangan model dan teori permintaan uang. Model estimasi
permintaan dapat berperan dalam menciptakan stabilitas moneter melalui estimasi
pengadaan uang rupiah yang menjadi kewenangan Bank Indonesia untuk
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran adalah merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan pembangunan ekonomi nasional. Sebuah
perekonomian yang kondusif memerlukan stabilitas moneter, jika stabilitas
moneter yang tercermin pada stabilitas inflasi terbangun maka transaksi bisnis
dapat direncanakan dan diperkirakan dengan baik. Bagi masyarakat, target dan
sasaran moneter tersebut dapat menjadi arah mengenai kondisi perekonomian di

12

masa mendatang sehingga mereka dapat melakukan perencanaan kegiatan
ekonomi dengan lebih baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencoba mengetahui beberapa faktor
makroekonomi diantaranya pendapatan nasional, suku bunga, inflasi dan kurs
rupiah terhadap dollar Amerika apakah mempunyai hubungan secara individual
ataupun secara bersama-sama terhadap permintaan uang di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Apakah pendapatan nasional berpengaruh terhadap permintaan uang di
Indonesia?
2. Apakah suku bunga (BI rate) berpengaruh terhadap permintaan uang di
Indonesia?
3. Apakah nilai tukar (Rp/$) berpengaruh terhadap permintaan uang di Indonesia?
4. Apakah inflasi berpengaruh terhadap permintaan uang di Indonesia?
5. Apakah pendapatan nasional, suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara
bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan uang di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan nasional terhadap permintaan uang di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga (BI rate) terhadap permintaan uang di
Indonesia.

13

3. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar (Rp/$)terhadap permintaan uang di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap permintaan uang di Indonesia.
5. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan nasional, suku bunga, inflasi, dan nilai
tukar secara bersama-sama terhadap permintaan uang di Indonesia.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berperan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian dan membantu
membuat rancangan kesimpulan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diduga pendapatan nasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
permintaan uang di Indonesia.
2. Diduga suku bunga (BI rate) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
permintaan uang di Indonesia.
3. Diduga nilai tukar (Rp/$) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
permintaan uang di Indonesia.
4. Diduga inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan uang di
Indonesia.
5. Diduga pendapatan nasional, suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan uang di
Indonesia.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini hanya terbatas pada ruang lingkup variabel makroekonomi terhadap
permintaan uang di Indonesia. Menurut ahli ekonomi J.M. Keynes, permintaan

14

uang adalah yaitu permintaan uang sebagai alat transaksi dan berjaga-jaga serta
untuk spekulasi. Untuk mengetahui hubungan variabel makroekonomi terhadap
permintaan uang digunakan variabel pendapatan nasional, suku bunga (BI rate),
nilai tukar (Rp/$) dan inflasi. Milton Friedman menyatakan bahwa semua inflasi
berasal dari terlalu banyaknya permintaan barang ketika terlalu banyak uang yang
diciptakan.Karena inflasi menurut Friedman adalah semata-mata fenomena
moneter, satu-satunya solusi masalah inflasi adalah harus mengendalikan
pertumbuhan persediaan uang.
F. Kerangka Pemikiran
PERKEMBANGAN TEORI PERMINTAAN UANG

Teori

Pendapatan
Nasional

BI Rate

Teori Milton

BI Rate

Inflasi

Variabel Makroekonomi
Permintaan Uang
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
BAB I

PENDAHULUAN

Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Kerangka Pemikiran, Hipotesis, Ruang Lingkup serta Sistematika Penulisan.

15

BAB II

LANDASAN TEORI

Berisi tentang landasan teori yang menerangkan tentang variabel
makroekonomidan teori-teori tentang permintaan uang serta penelitian terdahulu.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang definisi variabel operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian secara sistematika kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode penelitian yang telah ditetapkan untuk selanjutnya diadakan
pembahasan.
BAB V

PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis
1.

Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi
yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.
Pendapatan nasional juga dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara (Sukirno, 2008).
Istilah yang terkait dengan pendapatan nasional, antara lain produk domestik bruto
(gross domestic product/GDP), produk nasional bruto (gross national product/GNP)
serta produk nasional neto (net national product/NNP). Perhitungan pendapatan
nasional akan memberikan perkiraan GDP secara teratur yang merupakan ukuran
dasar dari performansi perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Selain itu,
perhitungan pendapatan nasional juga berguna untuk menerangkan kerangka kerja
hubungan antara variabel makroekonomi, yaiitu output, pendapatan dan pengeluaran
(Nurul, 2008).
Pendapatan nasional memiliki dampak positif dan dampak negative. Dampak positif
dari pendapatan nasional di dalam negeri adalah dapat mendorong perekonomian

17

untuk menjadi lebih baik, dapat meningkatkan pendapatan nasional, dan dapat
membuat orang bersemangat untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sedangkan dampak negatif dari pendapatan nasional di dalam negeri adalah keadaan
perekonomian terganggu karena adanya pendapatan nasional, perekonomian
menurun, dan orang-orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat (Indah,
2011).
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian
suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan
nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah
dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat,
sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang
dicapai (Sukirno, 2008).
Pengukuran pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari Produk Domestik Bruto, PDB
per Kapita atau Pendapatan Perkapita dan Pendapatan Per jam Kerja. Dari data yang
ada pada tahun 2009 PDB 4,3 persen dan PDB perkapita Rp24,3 juta (US$ 2.590,1)
dan pada tahun 2010 PDB 5,5 persen dan PDB perkapita US$ 3.000. Hal ini
menunjukkan bahwa negara Indonesia megalami peningkatan dari segi ekonomi
(Anonim, 2011).
Salah satu sasaran pokok usaha pembangunan negara kita adalah agar laju
pertambahan produk nasional lebih cepat daripada laju pertambahan penduduk

18

sehingga pendapatan per kepala meningkat. Sekaligus diusahakan pemerataan
pendapatan, penciptaan lapangan kerja tambahan dan kestabilan nasional. Indonesia
telah berusaha menunjukkan prestasi yang positif sejak dimulainya REPELITA,
tetapi sebagian kemajuan yang tercapai menjadi hambur lagi akibat adanya krisis
tahun 1997-1999. Kenaikan pendapatan per kapita belum juda membawa hasil yang
diharapkan. Pertumbuhan GNP di Indonesia masih disertai ketimpangan yang amat
besar dalampembagian pendapatan juga masih kurang dalam menampung tenaga
kerja yang menganggur atau mencari pekerjaan. Hal ini merupakan tantangan yang
harus dihadapi dalam usaha pembangunan nasional (Gilarso, 2004).
1.1. Cara-cara Penghitungan Pendapatan Nasional
Salah satu ukuran aktivitas ekonomi makro suatu negara adalah gross national roduct
(GNP) atau produk nasional bruto (PNB). GNP diartikan sebagai nilai pasar (market
value) seluruh barang-barang jadi (final goods) dan jasa-jasa yang diproduksikan
perekonomian suatu negara dalam satu tahun tertentu. Oleh karena GNP Indonesia
diukur dalam nilai rupiah dari barang-barang dan jasa-jasa per tahun, maka GNP
merupakan variable flow.
Barang-barang yang diproduksi dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni barangbarang ekonomi (consumer goods) dan barang-barang produksi (producer goods).
consumer goods mencakup semua produk yang biasa dibeli oleh rumah tangga seperti
susu, sepatu, baju, beras. Sedangkan producer goods, yang umumnya disebut sebagai
barang-barang modal (capital goods), mencakup semua barang yang biasa dibeli
perusahaan seperti mesin-mesin, bangunan-bangunan, dan pabrik-pabrik.

19

Sebagian dari output total digunakan untuk pengganti modal. GNP dikurangi nilai
konsumsi modal (Kc) sama dengan produk nasional bersih (Net National
Product/NNP) sehingga secara matematik ditulis:
NNP = GNP – Kc = Y
Ket:

NNP

= produk nasional bersih

GNP

= produk nasional kotor

Y

= Pendapatan Nasional

Manfaat atau kegunaan perhitungan pendapatan nasional antara lain:
1. Mengetahui dan menelaah struktur atau susunan perekonomian yakni mengetahui
arah gerak perekonomian, berapa laju kecepatan geraknya, waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai suatu sasaran.
2. Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu. Oleh karena pendapatan
nasional dicatat setiap tahun, maka dapat dibandingkan tingkat pendapatan
nasional antar tahun. Perbandingan tersebut memberikan keterangan apakah ada
pertambahan atau pengurangan kemakmuran materiil, dan dihubungkan dengan
jumlah penduduk apakah ada kenaikan atau penurunan pendapatan per kapita.
3. Membandingkan perekonomian antar daerah yakni perhitungan pendapatan
nasional dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu daerah
dengan daerah lain, apakah itu antar propinsi ataukah antar Negara. Perbandingan
ini sering berguna untuk menilai sampai seberapa jauh kemajuan yang telah
dicapai.

20

4. Merumuskan kebijaksanaan pemerintah perhitungan pendapatan nasional berguna
untuk membantu dalam merumuskan kebijaksanaan pemerintah. Data
pertumbuhan pendapatan per kapita berguna bagi pemerintah dalam merumuskan
kebijakan peningkatan pendapatan dan pengentasan kemiskinan, kebijakan
kependudukan dan pengembangan investasi.
1.2. Pendapatan Nasional Menurut Harga Berlaku dan Pendapatan Nasional
Riil
Pendapatan nasional menurut harga yang berlaku adalah pendapatan nasional yang
dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun produksi nasional sedang
diproduksi.
Pendapatan nasional menurut harga-harga tetap atau riil adalah pendapatan nasional
yang dihitung menurut harga-harga yang tidak berubah dari satu tahun ke tahun
lainnya.
Cara yang paling sederhana untuk menentukan pendapatan nasional riil adalah
dengan mendeflasikan nilai pendapatan nasional menurut harga yang berlaku dengan
menggunakan indeks harga, misalnya dengan menggunakan indeks harga konsumen
(IHK). Mendeflasikan pendapatan nasional menurut harga yang berlaku berarti
menghitung nilai pendapatan nasional riil dari berbagai tahun edngan menghilangkan
atau menghapuskan pengaruh kenaikan harga-harga yang terjadi dari tahun ke tahun
pada kenaikan pendapatan nasional pada tahun yang bersangkutan.

21

Menghitung pendapatan nasional riil merupakan langkah yang selalu dijalankan
didalam kegiatan menghitung pendapatan nasional di berbagai Negara. Salah satu
tujuan dari penghitungan pendapatan nasional adalah untuk mengetahui
perkembangan ekonomi suatu negara dari tahun ke tahun.
Dapat dilihat bahwa untuk mengetahui tingkat pertumbuhan perekonomian suatu
negara, setiap tahun harus dihitung pendapatan nasional riil. Tingkat perkembangan
ekonomi, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Ket:

GNPR1

= pendapatan nasional riil pada tahun berlaku

GNPRo

= pendapatan nasional pada tahun sebelumnya

G

= tingkat perkembangan ekonomi yang dicapai dinyatakan
dalam persentasi dari GNPRo

2.

Suku Bunga

Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari
suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah
bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Pengertian suku
bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga
dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu
ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan
kepada kreditur. Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :

22

a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan
penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian.
Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu
apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka
pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang
beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu
perekonomian.
Bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga
adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase
dari jumlah yang dipinjamkan. Dengan kata lain, orang harus membayar kesempatan
untuk meminjam uang. Biaya peminjaman uang, diukur dalam dolar per tahun per
dolar yang dipinjam, adalah suku bunga (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Menurut
Case dan Fair (2004), tingkat suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan atas
suatu pinjaman yang dinyatakan sebagai persentase pinjaman. Besarnya sama dengan
jumlah bunga yang diterima pertahun dibagi jumlah pinjaman. Tingkat bunga sangat
berpengaruh dalam aktivitas perekonomian suatu negara. Tingkat bunga dapat
berpengaruh terhadap tingkat investasi, jumlah uang beredar, inflasi, obligasi, yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

23

Dalam kenyataannya terdapat banyak macam tingkat bunga. Tingkat bunga berbeda
terutama dalam hal karakteristik dari pinjaman atau peminjam. Pinjaman dibedakan
atas jangka waktu atau jatuh temponya. Sekuritas jangka panjang banyak yang
memiliki tingkat bunga lebih tinggi dari jangka pendek karena pemberi pinjaman mau
mengorbankan akses cepat ke dana mereka hanya jika mereka dapat meningkatkan
penghasilan mereka.
2.1. Suku Bunga Riil dan Nominal
Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. suku
bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan
jumlah uang yang dipinjam, sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur
tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju
inflasi yang diharapkan.
Tingkat suku bunga juga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga,
ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak
sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah dengan
menetapkan suku bunga yang tinggi. Dengan tingkat suku bunga tinggi yang
diharapkan kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar sehingga permintaan
agregat pun akan berkurang dan kenaikan harga bisa diatasi.
Secara teori tingkat bunga yang dibayarkan adalah tingkat bunga nominal yang
merupakan penjumlahan tingkat bunga riil ditambah inflasi (Mankiw,2003). Adanya

24

kenaikan atau penurunan inflasi akan berdampak pada kenaikan atau penurunan
tingkat bunga kredit.
Pada tahun 2002, kondisi makroekonomi menunjukkan perkembangan yang kondusif.
Ini terlihat dari terkendalinya uang primer, serta laju inflasi dan nilai tukar yang
menunjukkan perkembangan yang positif. Oleh karena itulah, Bank Indonesia mulai
memberikan sinyal penurunan tingkat bunga secara bertahap. Hal ini dilakukan
melalui penurunan tingkat bunga instrumen moneter yang salah satunya adalah SBI.
Walaupun tingkat bunga SBI mengalami penurunan, tingkat bunga kredit relatif rigid.
Tingkat suku bunga riil yang memperhitungkan ekspektasi perubahan tingkat harga
disebut sebagai ex ante real interest rate. Sedangkan tingkat suku bunga riil yang
memperhitungkan perubahan tingkat harga actual disebut dengan ex post real interest
rate. Tingkat suku bunga riil, tingkat suku bunga dan inflasi dihubungkan oleh
persamaan fisher (fisher equation) sebagai berikut:

Pada saat tingkat suku bunga riil rendah, maka borrowing cost juga menjadi rendah,
sehingga insentif untuk meminjam lebih besar jika dibandingkan dengan insentif
untuk memberi pinjaman.
2.2.

Teori Tingkat Bunga

Dalam menentukan tingkat bunga terdapat berbagai macam teori yang menjelaskan
bagaimana mekanisme pergerakan suku bunga. Teori-teori tersebut antara lain
sebagai berikut:

25

a.

Teori Klasik

Dalam teori klasik yang dikutip dari Boediono (1980), bunga adalah harga dari
loanable funds (dana investasi). Teori ini dikembangkan oleh kelompok ekonom
klasik pada abad 19. Tingkat bunga adalah salah satu indikator dalam memutuskan
apakah seseorang akan menabung atau melakukan investasi. Makin tinggi tingkat
suku bunga, makin banyak yang ditawarkan. Dengan demikian terdapat hubungan
positif antara tingkat bunga dengan jumlah dana yang ditawarkan (Boediono, 1991).
Pada prinsipnya tingkat bunga adalah harga yang harus dibayarkan atas penggunaan
dana untuk setiap unit waktu y