Pelaksanaan prosedur keselamatan kesehat pdf
MENGI KUTI PROSEDUR KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LI NGKUNGAN
D D I I R R E E K K T T O O R R A A T T PEMBI NAAN SEKOLAH KEJURUAN DI REKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDI DI KAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL 2005
KODE MODUL Milik Negara OPKR- 10- 016 C
Tidak Diperdagangkan
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BI DANG TEKNI K MESI N PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F MENGI KUTI PROSEDUR KESELAMATAN,KESEHATAN KERJA DAN LI NGKUNGAN
Tim Fasilitator:
1. Drs. Abdullah
2. Suryana I skandar
D D I I R R E E K K T T O O R R A A T T PEMBI NAAN SEKOLAH KEJURUAN
DI REKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDI DI KAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL 2005
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan , Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi I nformasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia.
Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi ( Competency Based Training/ CBT) . Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan
(Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi
kerja yang diharapkan dunia kerja. Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari kerja yang diharapkan dunia kerja. Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari
Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima
masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi
dunia usaha dan industri, para akademis , dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM)tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.
Jakarta, Desember 2005 a.n. Direktur Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Dr. Joko Sutrisno, MM NIP 131415680
PETA KEDUDUKAN MODUL A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI
Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry-multy exit yang dapat diterapakan.
OPKR 60-018C
OPKR OPKR
60-019C 10-0098
OPKR
10-016C
OPKR 10-017C
10-010C
60-008C
10-006C
60-029A
60-030A
10-013C
10-007C
OPKR
OPKR
60-016C
60-031A
60-002C
60-006C
60-012C
60-013C
60-011
OPKR 60-038A
OPKR 60-037A
OPKR 60-050A
OPKR 60-051A
Modul PTL OPS 005 (2)
vi
Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi
OPKR 10-009B. Pembacaan dan pemahaman gambar teknik.
OPKR 10- 016C. Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan.
OPKR 10-017C. Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja.
OPKR 10-010C.
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur.
OPKR 10-013C. Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan kendaraan. OPKR 10-006C.
Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan.
OPKR 60-002C. Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan. OPKR 60-006C.
Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang panel – panel bodi kendaraan, bagian – bagian panel dan perangkat tambahannya.
OPKR 60-012C. Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang OPKR 60-007C.
Melepas dan mengganti/melepas pelindung moulding, transfer/gambar hiasan, stiker, dan decal/lis, spoiler.
OPKR 60-008C. Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik. OPKR 60-013C.
Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan. OPKR 60-011C.
Melaksanakan prosedur masking.
OPKR 60-009C.
Memasang perapat komponen kendaraan.
OPKR 60-016C. Mempersiapkan komponen kendaraan untuk perbaikan pengecatan kecil.
OPKR 60-037A. Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen plastik. OPKR 60-018C.
Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan.
OPKR 60-019C. Memilih dan menggunakan hiasan/ Trim perekat. OPKR 60-029A.
Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/ bahan komposit. OPKR 60-030A.
Memperbaiki komponen fiberglas/bahan komposit. OPKR 60-031A.
Memperbaiki komponen body menggunakan dempul timah (lead wiping).
OPKR 60-038A. Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam suara. OPKR 60-050A.
Membersihkan permukaan kaca.
Modul PTL OPS 005 (2)
vii
OPKR 60-051A. Melakukan pembersihan setempat permukaan luar/dalam.
B. Kedudukan Modul Modul dengan kode OPKR 10-016C tentang “ Mengikuti Prosedur
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan” ini merupakan modul dasar untuk melaksanakan kompetensi – kompetensi berikutn
Modul PTL OPS 005 (2)
viii
MEKANI SME PEMELAJARAN
Untuk mencapai peguasaan modul ini dilakukan melalui diagram alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut:
START
Lihat Kedudukan Modul
Lihat Petunjuk Penggunaan Modul
Kerjakan Cek Kemampuan
Nilai ≥7
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
Kerjakan Evaluasi
Modul
Nilai ≥7
berikutnya/ Uji Kompetensi
GLOSSRY
Safe
: aman atau selamat
Safety
: mutu suatu keadaan aman
Unsafe act
: tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri
Unsafe codition
: keadaan tidak aman dari lingkungan kerja
Jack stand
: alat penyangga yang digunakan untuk pengaman pada saat mendongkrak kendaraan agar seseorang aman bekerja dibawah kendaraan
Vacuum cleaner
: alat penyedot debu biasa digunakan untu membersihkan debu/kotorab yang tidak terjangku dengan alat kebersihan yang lain
Starvation
: membuang/mencabut bahan bakar dari api sehingga
menjadi padam
Smothering
: membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi
padam
Colling
: menurunkan panas dari nyala api
Cardio Pulmonary : pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan
Resusciation
kompresi dada disebut juga Resusitasi jantung paru (RJP)
( CPR) LEADS AND
: Perlindungan kabel dan stop kontak.
CABLE PROTECTI ON
OBEY “ NO
: mematuhi rambu – rambu “ Dilarang merokok
SMOKI NG” SI GN CLEAN UP
: Bersihkan Sampah
RUBBI SH
PUT OI LY WASTE
: Buang limbah ditempatnya
I N BI N TAKE CARE WI TH
: Berhati – hatilah dengan cairan yang mudah terbakar
I NFLAMMABLE LI QUI D
CLEAN UP DUSTY
: Bersihkan tempat yang berdebu
AREAS EXTI NGUI SHER
: Alat pemadam api
SPI LLED
: Tumapah minyak yang terbakar
BURNI NG OI L MAI NTENANCE
: Memelihara jalan untuk menyelamatkan diri ( pekerja )
WORKER NOTI NG
apabila terjadi kebakaran
FI RE ESCAPE ROUTE
CRAWL THROUGH : Keluar dari ruangan yang dipenuhi asap.
SMOKE FI ELLED ROOM
READI NG FI RE
: Membaca pengumuman tentang latihan memadamkan
DRI LL NOTI CE
api
BAB. I PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan. Adapun sub kompetensinya meliputi:
1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya dan pencegahannya.
2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja.
3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja.
4. Pelaksanaan prosedur darurat.
5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan.
6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR).
7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan pengendalian limbah.
B. PRASYARAT
Sebelum menggunakan modul ini peserta pelatihan harus sudah memahami dan menguasai modul sebelumnya. Penguasaan dan pencapaian modul ini akan merupakan dasar dan prasyarat untuk melanjutkan kepada kompetensi–kompetensi berikutnya, seperti yang bisa Anda lihat di Peta Kedudukkan Modul. Untuk mempelajari modul ini dimohon Anda sudah menguasai materi–materi yang diberikan di kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata Diklat:
1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll
2. Kimia; tentang Zat – zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh manusia dll.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk Bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang bersangkuatan
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi- materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik
3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat semula.
d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang bersangkutan.
2. Peran Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
D. Perlengkapan PBM
Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan dalam menunjang terlaksananya sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Perlengkapan Ruang kelas
Perlengkapan w orkshop
Bahan
1. Mobil 2. Papan tulis/white board
1. Over Head Projector/OHP
1. Alat-alat tangan
2. Katrol
2. Engine Stand
3. Dongkrak 4. Kacamata pelindung 5. Pakaian pelindung 6. Alat Pemadam Kebakaran
E. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan.
1. Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ditempat kerja
2. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
3. Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio- Pulmonary Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah ditempat kerja.
F. KOMPETENSI
KOMPETENSI
: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
KODE
: OPKR. 10-016.C
DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
1. Standar kompetensi ini digunakan untuk: Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan. 2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk: Spesifikasi pabrik kendaraan.
SOP ( Standard Operation Procedures ) perusahaan. Lembaran data keamanan material. Prosedur evakuasi darurat/kebakaran. Kebijakan/prosedur keamanan.
KONDI SI KERJA
Prosedur/kebijakan kecelakaan. Prosedur/kebijakan tanda bahaya. Prosedur pertolongan pertama dan CPR ( Cardio Pulmonary–Resusciation ). Kode praktis industri
3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi: Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku. Pengharagaan dibidang industri.
4. Sumber–sumber dapat termasuk: Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.
Modul OPKR 10 – 016 C
Pakaian keamanan individual. Perlengkapan dan bahan kebersihan. Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan. Bahan pembersih dan pelumas. Pakaian yang aman
5. Kegiatan: Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual. Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial. Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR . Melaksanakan keputusan dalam komite manajemen K3L.
Modul OPKR 10 – 016 C
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI
KRI TERI A KI NERJA
LI NGKUP BELAJAR
SI KAP
PENGETAHUAN
KETERAMPI LAN
1. Mengikuti
Peraturan K3L yang Mengikuti prosedur prosedur pada
Mengenali bahaya
Prosedur
Mengenali bahaya
kesehatan dan tempat kerja
pada area kerja
keselamatan yang
pada area kerja dan
berlaku
keselamatan kerja untuk
dan melakukan
meliputi pertolongan
melakukan tindakan
Prosedur
Memelihara catatan mengidentifikasi
tindakan
pertama dan CPR
pengontrolan yang
keamanan tempat
yang berhubungan bahaya dan
pengontrolan yang
Mengikuti prosedur
tepat
kerja
dengan keamanan penghindaranny
tepat
pengamanan dan
Mengikuti kebijakan
Persyaratan
Mengikuti
pengendalian limbah
yang syah pada
pemeliharaan
Menggunakan
a kebijakan yang
padat, cair, gas dan
tempat dan prosedur
perlengkapan dan
perlengkapan yang
sah pada tempat
kebisingan ditempat
pengontrolan resiko
area kerja
benar
kerja dan prosedur
kerja
Peralatan dan area
Identifikasi bahaya
Melaporkan dan
pengontrolan
Pemeliharaan
kerja dibersihkan
dan pencegahan
mengurangi bahaya–
resiko
kebersihan
atau dipelihara
dalam tempat kerja
bahaya potensial
Mematui tanda
perlengkapan kerja
sesuai dengan
Prosedur
Memlihara kebersihan
bahaya dan
keamanan, jadwal
pertolongan
mesin perlengkapan
dan area kerja
Pemakaian
berkala, tempat
Prosedur CPR
Menempatkan dan
pakaian
penerapan
Prosedur keamanan
mengidentifikasi
pengamanan
spesifikasi pabrik
dasar
perlengkapan
sesuai SI (Standar
Seluruh kegiatan
Penggunaan dan
pemadam kebakaran
Internasional)
penerapan pemadam
penerapan alat
Melaksanakan
Penggunaan teknik
kebakaran dan
pemdam kebakaran
prosedur – prosedur
Modul OPKR 10 – 016 C
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI
KRI TERI A KI NERJA
LI NGKUP BELAJAR
SI KAP
PENGETAHUAN
KETERAMPI LAN
dan pengangkatan
prosedur kerja
yang tepat
secara manual
berdasarkan SOP
penanganan secara
prosedur–prosedur
yang tepat
(Staandard
manual
keamanan dasar
Operation
Syarat keselatan diri Bertindak sesuai
Prosedure)
Simbol – simbol
dengan keadaan
peraturan K3L
Menggunakan teknik
Kesehatan Kerja dan
penangan secara
Lingkungan) yang
manual
berlaku dan
Memperagakan
prosedur atau
prosedur pertolongan
kebijakan
pertama dan CPR
perusahaan Menngikuti kebijakan yang syah pada
tempat kerjadan prosedur pengontrolan resiko
Modul OPKR 10 – 016 C
MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI
KRI TERI A
LI NGKUP BELAJAR
KI NERJA
SI KAP
PENGETAHUAN
KETERAMPI LAN
dipilih sebelum
perlengkapan dan
melakuakan
area kerja
pembersihan dan perawatan secara rutin
Menggunakan metode yang benar untuk pembersihan dan pemeliharaan perlengkapan
Pperlatan dan area kerja dibersihkan atau dipelihara sesuai dengan keamanan, jadwal pemeliharaan berkala, tempata penerapan dan spesifikasi pabrik
Modul OPKR 10 – 016 C
MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI
KRI TERI A
LI NGKUP BELAJAR
KI NERJA
SI KAP
PENGETAHUAN
KETERAMPI LAN
3. Penempatan dan
jenis pemadam
kebakaaran yang
kebakaran,
sesuai pada tipe
penggunaan dan
yang tepat untuk
prosedur
lingkungan tempat
pengoperasian
kerja
ditempat kerja
Seluruh kegiatan
penerapan pemdaman kebakaran dan prosedur kerja diidentifikasikan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan ) yang berlaku dan
Modul OPKR 10 – 016 C
MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI
KRI TERI A
LI NGKUP BELAJAR
KI NERJA
SI KAP
PENGETAHUAN
KETERAMPI LAN
kebijakan perusahaan
4. Pelaksanan
Mengikuti
prosedur darurat
prosedur perlindungan mesin pada saat tanda bahaya muncul
Mengikuti prosedur alarm atau peringatan atau efakuasi ditempat kerja
Mengikuti prosedur gawat darurat secara profesional yang tepat untuk melindungi mesin
pada saat keadaan tanda bahaya muncul
Modul OPKR 10 – 016 C
MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI
KRI TERI A
LI NGKUP BELAJAR
KI NERJA
SI KAP
PENGETAHUAN
KETERAMPI LAN
Pelayanan darurat yang profesional dan tepat untuk mamanggil pertolongan
dengan segera dilakukan oleh orang yang berkuasa untuk melakukan hal tersebut
5. Menjalankan dasar
Kebijakan atau
– dasar prosedur
prosedur
keamanan
keamanan dijalankan berdasarkan pelatihan perusahaan dan undang – undang yang berlaku
Seluruh keamnan yang
Modul OPKR 10 – 016 C
MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI
KRI TERI A
LI NGKUP BELAJAR
KI NERJA
SI KAP
PENGETAHUAN
KETERAMPI LAN
berhubungan dengan kejadian dicatat atau dilaporkan pada formulir yang sesuai
Seluruh stap disarankan menggunakan prosedur keamanan perusahaan dan metode yang tepat dalam
penerapannya.
6. pelaksanaan
Seluruh kegiatan
pertama yang
pertama dan
dilakukan dicatat
Cardio-Pulmonary
atau dilaporkan
Resusciation (CPR)
berdasarkan SOP (Standard
Modul OPKR 10 – 016 C
MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI
KRI TERI A
LI NGKUP BELAJAR
KI NERJA
SI KAP
PENGETAHUAN
KETERAMPI LAN
Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang berlaku, dan prosedur atau kebijakan perusahaan
7. Mengikuti prosedur
Tindakan
pada tempat kerja
pengamanan
untuk pengamanan
terhadap limbah
dan pengendalian
padat, cair, gas,
limbah
dan kebisingan ditempat kerja dikenali dan dilakukan
Seluru kegiatan pengendalian dan pengamanan limbah dan polusi
Modul OPKR 10 – 016 C
MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI
KRI TERI A
LI NGKUP BELAJAR
KI NERJA
SI KAP
PENGETAHUAN
KETERAMPI LAN
ditempat kerja dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan), yang berlaku, dan prosedur atau kebijakan perusahaan
Modul OPKR 10 – 016 C
G. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah Anda miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.
1. Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
2. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
3. Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah
II. BAB. II PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan.
Tanda
Alasan Jenis kegiatan
Perubahan guru
Mengetahui Pengertian K3 Mengetahui Syarat K3 Mengetahui jenis bahaya dan cara menghindarinya Teknik Pengangkatan/ pemindahanSecara manual Menggunakan pakaian dan alat pengaman Menggunakan Perlengkapan pemadam kebakaran Prosedur pada tempat kerja untuk mengindentifikasi bahaya dan penghindarannya Pemeliharaan kebersihan perlengkapan dan area kerja Penempatan dan
Tanda
Alasan Jenis kegiatan
Perubahan guru
pengindentifikasian jenis pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja Pelaksanaan prosedur darurat Menjalan dasar – dasar prosedur keamanan Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan cardio pulmonary resuscitation (CPR) Prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan pengendalian limbah
B. Kegiatan Belajar Siswa III.
Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja.
2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja.
3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja.
4) Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan secara manual.
b. Uraian Materi 1 UNDANG- UNDANG K3
1) Pengertian Keselamatan Kerja
Safe adalah aman atau selamat. Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau
kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.
2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:
a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
c) Mencegah/ mengurangi kematian.
d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber- sumber produksi lainnya.
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
a) Manusia (pekerja dan masyarakat)
b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh- tumbuhan).
3) Syarat- syarat keselamatan dan kesehatan kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat- syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja. l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,
binatang, tanaman atau barang. m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang. o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri- sendiri atau bersama-sama, yaitu:
1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri ( unsafe act)
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja ( unsafe
condition)
a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).
Apakah kecelakaan dapat dicegah?
Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena:
a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.
b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah.
Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?
Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung factor-faktor yang membahayakan ( unsafe condition).
Sebab- sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman
a) Karena tidak serius/disiplin.
b) Karena tidak mampu/tidak bisa.
c) Karena tidak mau.
Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman?
a) Dihilangkan , sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b) Dieleminir/ diisolir , sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
c) Dikendalikan , sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.
3) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif.
a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan.
b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda
d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.
f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata.
g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.
PENGGUNAAN PAKAI AN PENGAMAN
1) Syarat- syarat pakaian perlindungan atau pengamanan
a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada.
b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak- nyamanannya harus yang paling minim.
c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima.
d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin.
e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel- partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-lipatan pakaian.
g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja.
h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan berhenti menghilangkan bahaya.
2) Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian kerja
a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan berkancingkan.
b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah.
c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.
d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau penyangga dan sebagainya.
PAKAIAN KERJA
1. Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betul–betul cocok sehingga merasa senang dalam pekerjaan. Hindari pakaian
dengan ikat
pinggang,
gesper dan kancing yang menonjol yang dapat
menyebabkan kerusakan pada kendaraaan pada waktu bekerja. Kami anjurkan memakai seragam Mekanik Toyota (Overall) yang khusus didisain dengan memperhatikan
hal–hal
diatasi.
2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.
3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan
SEPATU KERJA Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya
memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan
SARUNG TANGAN Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau
memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan dipakai.
3) Alat- alat pelindung anggota badan
Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung bagian adalah sbb:
a) Alat pelindung mata , Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan
dan juga dari debu.
Gb. Kacamata Debu Gb. Kacamata Las
Listrik
b) Alat pelindung kepala,
Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api.
Gb. Alat Pelindung Kepala
c) Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.
Gb. Alat Pelindung Telinga
d) Alat pelindung hidung,
Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas beracun.
Gb. Alat Pelindung Hidung
e) Alat pelindung tangan
Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain: Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat
pegangan supaya tidak meleset. Sarung tangan asbes , digunakan terutama untuk
melindungin tangan terhadap bahaya panas. Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi
tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang.
Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom
dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya
pembakaran asam atau kepedasan cairan .
Gb. Macam- macam Sarung Tangan
f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh.
g)
Plat Besi Pelindung
Gb. Alat Pelindung Kaki ( Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung
h) Alat pelindung badan,
Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan
Gb. Alat Pelindung Badan
TEKNI K PENGANGKATAN/ PEMI NDAHAN SECARA MANUAL
1) Cara mengangkat benda
Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan keselamatan kerja. Dibawah ini diperlihatkan teknis pemindahan benda yang berat.
2) Cara mengangkat dan memikiul benda
a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak
b. Membagi–bagi berat beban sama rata.
c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan menopang beban.
d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau pikulan.
3) Mencegah terjadinya kecelakaan
Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk mengubah
sederhana; sebelum mengangkat dan melakukan sesuatu dengan tenaga orang pada permulaan pekerjaan harus berhati–hati. Ruang kerja harus bebas dari segala rintangan. Penghindaran rintangan adalah tindakan untuk keselamatan tempat.
pengangkatan
yang
4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan
Cara yang benar mengangkat dengan tangan. Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak benar.
a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan sipangangkat dalam sikap yang seimbang dengan meletakkan kedua belah kaki agak meregang dan barang yang diangkatnya harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat punggung harus tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang yang diangkat.
b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara ini untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan benar – benar melalui urat – urat dan tulang.
c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas sampai dengan keadaan tegak
5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang
Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan, tergantung pada kapasitas pengangkatannya.
6) Penyangga
Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan. Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil dapat menyebabkan kecelakaan besar.
7) Lokasi dongkrak dan penyangga
Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta
c. Rangkuman
1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan
keadaan lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan.
2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang telah diatur menurut undang-undang kerja ayat 1.
3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe condition)
4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja dan disesuai dengan bidang pekerjaannya.
5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat pengangkatannya.
d. Tug a s
Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja, cobalah anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda akan dapat menjelaskan materi ini.
1. Jelaskan pengertian K3?
2. Sebutkan tujuan K3?
3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan? Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci
jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil latihan peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang berbeda. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal tersebut kedalam pertemuan tutorial.
e. Test formatif
1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)!
2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, sebutkan?
3. Sebutkan 5 alat-alat keselamatan kerja?
4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin?
5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif?
f. Kunci jaw aban formatif
1. Penyebab kecelakaan:
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
e) Keselamatan ditujukan pada
f) Manusia (pekerja dan masyarakat).
g) Benda (alat, mesin, bangunan dll).
h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh- tumbuhan.
2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari:
a) Alat pelindung Kepala.
b) Alat pelindung tangan.
c) Alat pelindung telinga.
d) Alat pelindung badan.
e) Alat pelindung kaki.
3. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
4. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis.
g. Lembar Kerja CARA MENDONGKRAK KENDARAAN
1) Alat dan Bahan
a) 1 unit mobil lengkap a) 1 unit mobil lengkap
c) Dongkrak buaya 2 ton
d) Mesin katrol
e) Rantai/tali
f) Jack Stand
g) Kayu untuk pengganjal
h) Lap/majun
2) Keselamatan Kerja
a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat oleh seseorang dapat menyebabkan kecelakaan meskipun diangkat dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan tentang beban maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan gunakan cara yang aman
b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah penempatannya sudah tepat
3) Langkah Kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan terang
b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur
c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol atau dongkrak
d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti petunjuk yang ada di dalam buku pedoman reparasi
e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara ringkas
f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan tempat kerja!
4) Tugas
a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas!
b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan 1!
Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan
Area Kerja
a. Tujuan
1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan kebersihan
2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan
3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang
4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja.
b. Uraian Materi ALAT- ALAT KEBERSI HAN
Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel otomotif terdiri dari:
1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah kering atau debu
2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-sampak kering.
3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.
4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki.
5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.
Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
Metode Pembersihan
Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi.
Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.
Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para pekerja.
Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.
Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/ dianjurkan.
IV. Penyimpanan
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan material.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan barang:
1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai
3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik.
4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai.
8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di dalam rak.
9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik. 10)Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.
V. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja
Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang baik:
1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin- mesin.
Gambar . Sebuah kotak alat pekerja
2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.
3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran.
4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas.
5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya.
6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?
7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.
9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan.
10)Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk.
11)Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.
12)Gunakan penutup debu jika diperlukan. 13)Gantikan bagian/parts yang rusak. 14)Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat
kendaraan yang rusak. 15)Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran. 16)Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.
Gambar . Buang benda- benda yang sudah tidak penting/ terpakai
Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja
1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan
simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja.
4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya.
Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik
Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.