Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh

Teuku Muana Refi, SE, M.S.M Akademi Keuangan dan Perbankan (AKP) Nusantara

Abstrak: Kepuasan kerja karyawan terkait dengan persepsi mereka terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam organisasi tempat dia bekerja yang lebih dikenal dengan budaya organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh. Budaya organisasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah budaya orgnanisasi syariah yang berlaku pada bank tersebut. Responden penelitian adalah seluruh karyawan perusahaan tersebut yaitu 43 orang yang diambil dengan metode sensus. Pengumpulan data dilakukan dengan mengedarkan kuesioner yang berisi pertanyaan/pernyataan yang berhubungan dengan budaya organisasi dan kepuasan kerja. Peralatan analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Penelitian ini menemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh. Hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja karyawan tergolong erat. Ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,724. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan uji t menunjukkan nilai t hitung sebesar 6,722, lebih besar bila dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka sebesar 0,020. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh dapat diterima. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, semakin baik persepsi karyawan terhadap budaya organisasi yang berlaku pada Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh, akan semakin tinggi pula kepuasan kerja mereka pada bank tersebut.

Kata Kunci : Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi

Latar Belakang Penelitian

norma-norma yang sesuai dengan apa yang Kepuasan kerja karyawan merupakan suatu

dianutnya.

hal yang sangat penting diperhatikan oleh setiap Dengan demikian jelaslah bahwa budaya pimpinan perusahaan. Hal ini disebabkan,

organisasi tidak hanya dapat memberikan variasi kepuasan

bagi kepuasan kerja karyawan. Akan tetapi juga mempengaruhi

dapat berpengaruh pada keinginan karyawan melaksanakan pekerjaan, akan tetapi sangat

untuk bertahan atau keluar dari organisasi. Karena penting artinya bagi pencapaian tujuan instansi

itu, kepemimpinan yang sesuai juga diperlukan secara umum. Pegawai yang tidak puas dalam

untuk menumbuhkan budaya organisasi yang melaksanakan pekerjaan,

dapat diterima oleh seluruh anggotanya demi memiliki semangat kerja yang rendah, yang pada

akan cenderung

kelangsungan hidup perusahaan. Kepemimpinan akhirnya akan dapat menimbulkan dampak buruk

harus mampu menjadi pengayom dan pengikat terhadap perbaikan kinerja pegawai itu sendiri.

yang mendorong ke arah Tinggi rendahnya kepuasan kerja seorang

kebersamaan

pelaksanaan kerja yang paling unggul. karyawan tidak terlepas dari pandangan karyawan

Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga tersebut terhadap nilai-nilai dan norma-norma

keuangan bank yang tidak asing lagi dalam dunia yang berlaku pada perusahaan. Karyawan yang

perbankan. Nilai-nilai yang dianut oleh lembaga menemukan adanya kesesuaian antara nilai-nilai

tersebut berpegang pada ajaran Alqur’an dan dan norma-norma yang berlaku dalam dirinya

Hadist. Dengan arti kata pengelolaan lembaga dengan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut

Bank Syariah Mandiri sebagai lembaga keuangan oleh organisasi akan cenderung puas bekerja

penuh dengan nilai-nilai religius ke-Islaman. dalam organisasi tersebut. Sebaliknya, karyawan

nilai-nilai ke-Islaman yang merasakan tidak adanya kesesuaian antara

Dengan

demikian

merupakan budaya organisasi tersebut, sehingga nilai-nilai yang dianut organisasi dengan nilai-

berbeda dengan budaya yang ada pada lembaga nilai dan norma-norma yang dianutnya sendiri,

keuangan konvensional.

akan cenderung tidak puas dalam bekerja, bahkan Dalam menjalankan usahanya Bank Syariah bisa membuat karyawan

Mandiri Cabang Banda Aceh memiliki visi: meninggalkan

tersebut ingin

Menjadi Bank Syariah Pilihan Mitra Usaha. Sejak perusahaan lain yang memiliki nilai-nilai dan

menanamkan budaya perusahaan yang mengacu pada sikap akhlakul

pendiriannya

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 475-486

karimah . Dimana sikap tersebut terangkum dalam Setiap perusahaan ingin karyawannya lima dasar yang disingkat SIFAT. Pertama,

memiliki kemampuan produktivitas yang tinggi seorang karyawan harus memiliki sifat siddiq,

dalam bekerja. Ini merupakan keinginan yang yakni jujur. Kedua, karyawan harus bersifat teguh,

ideal bagi perusahaan yang berorientasi pada sabar dan bijaksana, atau istiqamah. Keempat,

profit, sebab bagaimana mungkin perusahaan amanah, yakni penuh tanggung jawab dan saling

memperoleh keuntungan apabila didalamnya diisi menghormati dalam menjalankan tugas dan

oleh orang-orang yang tidak produktif. melayani mitra usaha, serta kelima, tablig yaitu

Akan tetapi perusahaan tidak mampu mendidik, membina dan memotivasi pihak lain.

membedakan mana karyawan yang produktif dan Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa

mana karyawan yang tidak produktif. Hal ini semua karyawan Bank Syariah Mandiri semuanya

disebabkan perusahaan menganggap karyawan menganut agama Islam. Hal ini berarti terdapat

sebagai investasi yang akan memberikan kesesuaian antara budaya organisasi syariah yang

keuntungan, akibatnya perusahaan menjadikan berlaku pada bank tersebut dengan nilai-nilai yang

karyawan tak ubahnya seperti mesin. Anoraga dipegang oleh karyawannya. Dengan kata lain,

(2003:125) menyatakan, “kepuasan kerja nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku pada

mencerminkan perasaan seseorang terhadap organisasi Bank Syariah Mandiri yang mengacu

pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dalam pada ajaran Islam juga dianut oleh seluruh

lingkungan kerja”. Pada dasarnya kepuasan karyawannya.

bersifat individual, setiap individu akan memiliki Sebagaimana

tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai sebelumnya, secara teoritis budaya organisasi

dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan

ini karena ada perbedaan pada masing-masing yang bekerja dalam organisasi itu sendiri.

individu tersebut, semakin banyak aspek dalam Bagaimana halnya dengan Bank Syariah Mandiri

pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-

tersebut, semakin tinggi pula tingkat kepuasan norma ajaran Islam sebagai budaya organisasi

yang diperoleh dan akan memperoleh tingkat sebagai pedoman yang harus dipatuhi oleh

kepuasan yang rendah jika terjadi sebaliknya. karyawannya. Karena itu, penelitian ini bertujuan

Menurut Handoko (2001:193) “kepuasan kerja untuk mengentahui pengaruh budaya organisasi

(job satisfaction) adalah keadaan emosional yang terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Syariah

menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan Mandiri Cabang Banda Aceh

mana karyawan memandang pekerjaan mereka ”. Menurut Davis (2001:105) “kepuasan kerja

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang

Kepuasan Kerja

menyenangkan atau tidak menyenangkan dari Dalam melaksanakan kegiatan organisasi,

pekerjaan mereka”. Sementara itu Strauss dan setiap karyawan dituntut agar bekerja sesuai

mengemukakan bahwa dengan keinginan organisasi, ia membawa serta

Sayles

“karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan

kerja tidak akan pernah mencapai kematangan pengalaman masal lalu yang menyatu membentuk

psikologis, dan paga gilirannya akan menjadi harapan kerja. Kepuasan kerja menunjukkan

frustasi, sebab karyawan seperti ini akan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul

melamun, mempunyai semangat kerja yang dan imbalan yang disediakan pekerjaan. Jadi

rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, kepuasan kerja itu sendiri berkaitan antara

sering mencari dan melakukan hal-hal yang tidak harapan karyawan dan apa yang diperoleh dari

ada hubungannya dengan pekerjaan yang pekerjaan.

seharusnya dilakukan.

Berdasarkan pemikiran tersebut, berarti mengemukakan

Tiffin (dala m

As’ad,

kepuasan kerja mengandung arti yang sangat mempunyai hubungan erat dengan sikap dari

penting, baik dari sisi pekerja maupun perusahaan karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi

serta bagi masyarakat secara umum. Oleh karena kerja, kerja sama dengan pimpinan dan dengan

itu, menciptakan keadaan yang bernilai positif sesama karyawan. Sementara Blum (dalam As’ad,

dalam lingkungan kerja suatu perusahaan mutlak 2003:107) mengemukakan bahwa kepuasan kerja

merupakan kewajiban dai setiap jajaran pimpinan para karyawan merupakan sikap umum hasil dari

perusahaan yang bersangkutan. beberapa sikap khusus terhadap faktor pekerjaan,

Pada dasarnya kepuasan kerja menunjukkan penyesuaian diri dan hubungan sosial individual

kesesuaian antara harapan sesorang yang timbul diluar kerja.

dengan imbalan yang disediakan pekerjaan.

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh

Teuku Muana Refi, SE, M.S.M Kepuasan kerja dapat dijadikan ukuran proses

a. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, pembangunan iklim manusia yang berkelanjutan

watak dan harapan.

dalam suatu organisasi. Dalam hal ini, kepuasan

meliputi hubungan kerja yang tinggi digunakan oleh para manajer

b. Faktor

sosial,

pandangan masyarakat, karena dapat dikaitkan dengan hasil positif yang

kekeluargaan,

berekreasi, dan kegiatan mereka harapkan. Kepuasan kerja yang tinggi

kesempatan

perserikatan pekerja, kebebasan politik dan juga merupakan suatu pertanda pengelolaan

hubungan kemasyarakatan. organisasi dapat dilaksanakan dengan baik dan

c. Faktor utama dalam pekerjaan meliputi upah, mencerminkan fungsi manajerial yang efektif.

pengawasan, ketenteraman kerja, kondisi Herzberg (dalam As’ad, 2003:185)

kerja dan kesempatan kerja untuk maju. mengemukakan satu prinsip dari dua hal yang

Selain itu penghargaan terhadap kecakapan, berbeda atau juga disebut dengan Herzberg’s Two

hubungan sosial di dalam pekerjaan, Theory yaitu kepuasan kerja dan ketidakpuasan

ketetapan dalam menyelesaikan konflik antar kerja. Artinya kepuasan dan ketidakpuasan kerja

perlakuan yang adil baik bukan merupakan variabel yang kontinyu. Teori

manusia,

menyangkut pribadi maupun tugas. ini didasarkan pada hasil penelitiannya dimana ia

Faktor lain dikemukakan oleh Giselli dan membagi sutuasi yang mempengaruhi sikap

Brown (dalam As’ad, 2003:112) mengemukakan seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua

faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja kelompok yaitu kelompok pemuas (satisfier) dan

karyawan yaitu:

kelompok bukan pemuas (dissatisfier).

a. Kedudukan (posisi)

1. Kelompok pemuas (satisfier) merupakan

b. Pangkat (golongan)

faktor-faktor yang

meliputi

prestasi

c. Umur

(achievement), pengakuan (recognation),

d. Jaminan finansial dan jaminan kerja tanggung jawab (responsbility), kemajuan

e. Mutu pengawasan

(advancement), pekerjaan itu sendiri (the Robbins (2003:123) juga menyebutkan, ada work it self ) dan kemungkinan untuk

beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan berkembang (the possibility of growth).

kerja karyawan, diantaranya:

2. Kelompok bukan pemuas (dissatisfier)

a. Pekerjaan yang secara mental menantang, merupakan faktor tidak adanya kepuasan yang

artinya apakah pekerjaan yang dilakukan terdiri dari upah, jaminan pekerjaan, kondisi

karyawan saat ini ada tantangannya atau kerja, status, prosedur pekerjaan, mutu

tidak sama sekali.

supervisi, mutu hubungan pribadi diantara

pantas, karyawan rekan, dengan atasan dan dengan bawahan.

b. Ganjaran

yang

menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan

c. Kondisi kerja yang mendukung, karyawan

Kerja

peduli akan lingkungan baik untuk Ada

pribadi maupun untuk mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam

mempermudah pelaksanaan tugas. bekerja. Agar kepuasan kerja karyawan dapat

d. Rekan kerja atau atasan yang mendukung. dicapai, maka faktor-faktor yang menentukan

Bagi kebanyakan karyawan bekerja bukan kepuasan kerja tersebut perlu diidentifikasikan

sekedar untuk mendapatkan upah, tetapi terlebih dahulu. Faktor-faktor itu sendiri dalam

juga untuk mengisi kebutuhan interaksi peranannya memberikan kepuasan kerja bagi

sosial.

setiap karyawan berbeda karena adanya perbedaan Berdasarkan pendapat di atas, faktor yang sistem nilai, persepsi dan pribadi masing-masing

mempengaruhi kepuasan kerja pada dasarnya karyawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

adalah majemuk dan saling berpengaruh antara kepuasan kerja itu merupakan segala sesuatu yang

satu dengan yang lain.

erat hubungannya dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan sendiri dan biasanya lebih

Pengukuran Kepuasan Kerja

cenderung dengan situasi yang menyenangkan,

kepuasan kerja dapat baik situasi dalam melaksanakan pekerjaannya

Pengukuran

dikelompokkan kedalam tiga macam, seperti yang maupun kerjasama antara atasan dan bawahannya.

dikemukakan oleh Wekley & Yukl yaitu: Faktor-faktor yang memberikan kepuasan

1. Discrepancy Theory

kerja menurut Blum (dalam As’ad, 2003:114) Locke dalam buku As’ad (2003:106) yaitu:

menerangkan

bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung kepada discrepancy

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 475-486

antara should be (expectations, needs atau eksternal organisasi. Seringkali kondisi ini value ) dengan apa yang menurut perasannya

mempengaruhi bahkan mengombang ambingkan atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai

perusahaan. Pada konteks inilah budaya melalui pekerjaan. Dengan demikian, orang

diproyeksikan mampu memberikan kekuatan bagi akan merasa puas bila tidak ada perbedaan

upaya menjaga eksistensi perusahaan. Budaya antara yang diinginkan dengan persepsinya

yang mampu memberikan petunjuk ini bermanfaat atas kenyataan, karena batas minimum yang

untuk menuntun perilaku employee. diinginkan telah terpenuhi.

Sementara internal integration berarti budaya Apabila yang didapat lebih besar daripada

organisasi sebagai instrument yang dapat yang diinginkan, maka orang akan menjadi

membentuk collective indentity dan sebagai lebih puas lagi walaupun terdapat dicrepancy,

finding ways yang mengkolaborasikan metode tetapi merupakan discrepancy yang positif.

bekerja dan kehidupan bersama (living together). Sebaliknya makin jauh kenyataan yang

Pada bagian ini budaya organisasi mampu dirasakan dibawah standar minimum sehingga

mengidentifikasikan tiga aspek utama dalam menjadi dicrepancy yang negatif, maka makin

kehidupan berorganisasi yaitu: 1) memberikan besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap

batasan siapa anggota dan bukan anggota, 2) pekerjaannya.

menentukan perilaku anggota yang dapat diterima

2. Equity Theory dan yang tidak dalam organisasi, 3) membatasi Prinsip dan teori ini adalah bahwa orang

konsep keberpihakan, mana kawan dan lawan. akan merasa puas atau tidak puas, tergantung

Dalam konteks ini pun budaya organisasi apakah ia merasakan adanya keadilan

seringkali dihubungkan dengan konsep-konsep (equity) atau tidak atas suatu situasi. Perasaan

alokasi power, status, peran dan otoritas. equity dan inequity atas suatu situasi,

organisasi seperti diperoleh orang dengan cara membandingkan

Orientasi

budaya

diungkapkan di atas berkaitan erat dengan dirinya dengan orang lain yang sekelas,

pendefinisian budaya perusahaan. Smircich sekantor maupun ditempat lain.

(dalam Bachtiar, E, 1996) menyatakan “budaya

3. Two Factor Theory organisasi merupakan nilai dan keyakinan yang Prinsip dari teori ini adalah bahwa

dimiliki bersama anggota organisasi”. David kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu

(dalam Gordon, 1991) menyatakan, “budaya merupakan dua hal yang berbeda (Herzberg,

organisasi dipandang sebagai suatu sistem spesifik dalam As’ad 2003:175). Artinya, kepuasan

organisasi yang terdiri dari asumsi-asumsi dan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu

nilai-nilai umum yang mencetuskan pola-pola tidak merupakan suatu variabel yang

perilaku tipikal. Sistem ini ditransmisikan secara kontinue.

formal dan informal”.

Robbin (2003:215) menyatakan, “budaya

Budaya Organisasi

organisasi (organizational culture) sebagai suatu Budaya

sistem makna bersama yang dianut oleh anggota- merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang

anggota yang membedakan organisasi tersebut berlaku dalam perusahaan (Kotter dan James,

dengan organisasi yang lain. Budaya organisasi 2002:97). Norma mencerminkan pola perilaku

sebagai sebuah sistem pemaknaan bersama para individu di dalam perusahaan, contohnya:

dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi kesigapan dalam memberikan layanan para

pembeda dengan organisasi lain”. Sistem pelanggan, sedangkan nilai mencerminkan

pemaknaan bersama merupakan seperangkat keyakinan atau kepercayaan mereka akan hal-hal

karakter kunci dari nilai-nilai organisasi ("a tertentu yang dapat mendatangkan kesuksesan,

system of shared meaning held by members that contohnya: perhatian yang besar pada kepuasan

distinguishes the organization from other pelanggan.

organization. This system of shared meaning is, Schermerhorn, Hunt dan Osborn (2001:267-

on closer examination, a set of key characteristics 268) menyebutkan ada dua fungsi budaya bagi

that the organization values "). perusahaan yaitu sebagai instrument external

Lebih lanjut Robbins (2003:251-256) adaptation dan internal integration. Dalam

memberikan karakteristik budaya organisasi external adaptation , budaya organisasi berfungsi

sebagai berikut:

sebagai: 1) Petunjuk (guide line) pencapaian

1) Inovasi dan keberanian mengambil risiko tujuan, dan 2) pedoman dalam menghadapi pihak

(Inovation and risk taking), adalah sejauh luar. Dalam hal ini budaya organisasi berfungsi

mendorong para bagi perusahaan dalam menghadapi kondisi

mana organisasi

karyawan bersikap inovatif dan berani

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh

Teuku Muana Refi, SE, M.S.M mengambil resiko. Selain itu bagaimana

6) Stabilitas (Stability), adalah sejauh mana organisasi

kegiatan organisasi menekankan status pengambilan risiko oleh karyawan dan

menghargai

tindakan

quo sebagai kontras dari pertumbuhan. membangkitkan ide karyawan;

Penerapan dalam organisasi terminal

umum antara lain: detail ), adalah sejauh mana organisasi

2) Perhatian terhadap detil (Attention to

penumpang

manajemen mempertahankan karyawan mengharapkan karyawan memperlihatkan

yang berpotensi, evaluasi penghargaan kecermatan, analisis dan perhatian kepada

dan kinerja oleh manajemen ditekankan rincian. Penerapan dalam organisasi

kepada upaya-upaya individual, walaupun terminal penumpang umum antara lain :

senioritas cenderung menjadi faktor dilakukan

pencatatan jumlah arus utama dalam menentukan gaji atau kendaraan dan penumpang yang keluar

promosi.

Luthans, 2001:127) adminstrasi persyaratan teknis dan laik

masuk terminal, memeriksa kelengkapan

Martin

(dalam

menyatakan “budaya organisasi terdiri dari jalan kendaraan;

norma-norma tertentu, kisah tentang organisasi,

3) Berorientasi kepada hasil (Outcome aturan-aturan dan prosedur formal organisasi, orientation ),

kode formal dalam berprilaku, ritual, tugas-tugas, manajemen memusatkan perhatian pada

system pengupahan tertentu, jargon-jargon, dan hasil dibandingkan perhatian pada teknik

jokes, yang hanya dipahami oleh orang-orang dan proses yang digunakan untuk meraih

yang berada dalam organisasi.”. hasil tersebut. Penerapan dalam organisasi

Paramita (dalam Ndraha, terminal penumpang umum antara lain:

Sedangkan

1999:80) menyatakan, “budaya kerja secara melaksanakan penjualan TPR pangkalan,

umum sebagai sekelompok pola pikir dasar atau pemungutan retribusi, menganalisa dan

program mental yang dimanfaatkan untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas;

meningkatkan efisiensi kerja dan kerjasama

dimiliki suatu golongan orientation ),

4) Berorientasi kepada manusia (People

manusia

yang

masyarakat. Budaya kerja dapat dibagi menjadi: keputusan manajemen memperhitungkan

1) Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan efek hasil-hasil pada orang-orang di

akan kerja dibandingkan dengan kegiatan dalam organisasi. Penerapan dalam

lain, seperti bersantai, atau semata-mata organisasi terminal penumpang umum

memperoleh kepuasan dari kesibukan antara lain: mendorong karyawan yang

sendiri, atau merasa menjalankan ide-ide mereka, memberikan

pekerjaannya

terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk penghargaan kepada karyawan yang

kelangsungan hidupnya. berhasil

2) Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, Berorientasi tim (Team orientation),

menjalankan

ide-ide; (5)

berdedikasi, bertanggung jawab, berhati- adalah sejauh mana kegiatan kerja

hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat diorganisasikan sekitar tim-tim tidak

mempelajari tugas dan hanya pada individu-individu untuk

untuk

kewajibannya, suka membantu sesama mendukung kerjasama. Penerapan dalam

karyawan atau sebaliknya. organisasi terminal penumpang umum

Lebih lanjut Ndraha (1999:87) menyatakan, antara lain: dukungan manajemen pada

“dari sikap terhadap pekerjaan lahir perilaku saat karyawan untuk bekerja sama dalam satu

bekerja. Misalnya dari bilief bahwa kerja adalah tim, dukungan manajemen untuk menjaga

ibadah, lahir sikap antusias (enthusiastics, hubungan dengan rekan kerja di anggota

bersemangat) terhadap suatu pekerjaan. tim lain;

Rumengan (2002), menyatakan, “bila

organisasi tidak memiliki nilai-nilai yang sejauh mana orang orang dalam organisasi

5) Agresifitas (Aggressiveness),

adalah

diyakininya, organisasi cenderung mempasrahkan itu agresif dan kompetitif untuk

dirinya pada nasib, dan sulit untuk mencapai menjalankan budaya organisasi sebaik-

tujuan yang dikehendakinya. Nilai-nilai yang baiknya. Penerapan dalam organisasi

diyakini oleh kebanyakan anggota organisasi terminal penumpang umum antara lain:

sebagai suatu aturan main yang sah membuat persaingan yang sehat antar karyawan

nilai-nilai itu menjadi budaya. dalam bekerja, karyawan didorong untuk

Bagaimanapun juga, organisasi harus mencapai produktivitas optimal;

memiliki kerangka dasar yang berlaku sebagai wadah untuk menampung komponennya yang

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 475-486

paling vital yaitu manusia yang mempunyai nilai Amanah ditampilkan dalam bentuk dan norma.

keterbukaan, kejujuran dan pelayanan optimal, dan ihsan (berbuat yang terbaik)

Bank Syariah Mandiri dan Budaya Organisasi

dalam segala hal.

Syariah

4) Tablig, berarti mengajak sekaligus Pada dasarnya Bank Syariah sama dengan

memberikan contoh kepada pihak lain Bank Konvensional yang berperan sebagai

untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan lembaga intermediatori yaitu menghimpun dana

ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

5) Selanjutnya selain yang dibahas di atas, kepada masyarakat serta memberikan jasa

corporate culture dari institusi syariah perbankan lainnya. Akan tetapi pada Bank

juga mencerminkan nilai-nilai Islam, Syariah dalam operasionalnya harus sesuai

misalnya dalam cara melayani nasabah, dengan prinsip-prinsip Syariah Islam.

cara berpakaian, membiasakan shalat Menurut Ensiklopedi Islam (Sumitro,

berjamaah, doa di awal dan di akhir 2001:5) Bank Islam adalah lembaga keuangan

bekerja dan lain sebagainya. Dengan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan

demikian dapat disimpulkan bahwa dalam jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta

budaya syariah ada rambu-rambu yang peredaran

diterapkan dan harus diikuti. Antonio disesuaikan dengan prinsip Syariah Islam. Bank

(1999:46) menyatakan, Islam mendorong Syariah atau Bank Islam adalah bank yang

berjuang, untuk menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan pada

penganutnya

materi/harta dengan prinsip-prinsip hukum atau syariah Islam yaitu

mendapatkan

berbagai cara, asalkan mengikuti rambu- mengacu kepada Al- Qur’an dan Hadist”.

rambu yang telah ditetapkan. Rambu- Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan

rambu tersebut diantaranya: carilah yang bahwa Bank Islam (Bank Syariah) adalah bank

halal lagi baik; tidak menggunakan cara- yang

tidak berlebih- menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

lebihan/melampuai, tidak dizhalimi; simpanan dan menyalurkan kembali kepada

menjauhkan diri dari riba, maisir masyarakat dalam bentuk pembiayaan, serta

(perjudian dan intended speculation); dan memberikan jasa perbankan lainnya sesuai dengan

gharar (ketidakjelasan atau manipulatif), prinsip Syariah Islam dalam rangka meningkatkan

serta tidak melupakan tanggung jawab taraf hidup masyarakat banyak.

sosial berupa zakat, infaq dan shadaqah. Hafidhudin dan Tanjung (2002:72-75) menyatakan, budaya kerja yang diterapkan di

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap

institusi syariah adalah sebagai berikut:

Kepuasan Kerja

1) Siddiq, berarti memiliki kejujuran dan Esensi “nilai” dalam budaya organisasi erat selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta

kaitannya dengan kepuasan kerja karena perbuatan berdasarkan ajaran Islam.

mempengaruhi nilai, sikap dan perilaku anggota Tidak ada kontradiksi dan pertentangan

organisasi (Hamidah dan Agus Sunan, 2001). yang sengaja antara ucapan dan

Gambar 1 memperlihatkan alur pengaruh budaya perbuatan.

organisasi terhadap

efektivitas organisasi

2) Istiqamah, artinya konsisten dalam iman

termasuk kepuasan kerja.

dan nilai-nilai yang baik, meskipun menghadapi godaan dan tantangan. Istiqamah dalam kebaikan ditampilkan dalam bentuk keteguhan, kesabaran, serta keuletan, sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal.

3) Fathanah, berarti mengerti, memahami dan menghayati secara mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajiban. Sifat ini menumbuhkan kreativitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat.Amanah, berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban.

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh

Teuku Muana Refi, SE, M.S.M Gambar 1

semakin meningkatkan kepuasan kerja Pengaruh Kultural Terhadap Efektivitas

karyawan.

Organisasi Selanjutnya Daryatmi (2005) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Motivasi,

Kultur

Pengawasan dan Budaya Kerja Terhadap

Organisasi

Produktivitas Kerja Karyawan Perusahaan Daerah

Nilai, Sikap

Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Desa

Keyakinan Norma-norma

Kabupaten Karanganyar”, menyimpulkan bahwa Motivasi, pengawasan dan budaya kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan

Kultur Nasional Tempat Kerja/

Efektivitas

signifikan terhdap produktivitas kerja karyawan.

Budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan

pada produktivitas kerja, ditunjukkan oleh nilai t

Adat istiadat

hitung budaya kerja = 3,600 > t tabel = 2,392 pada

taraf alpha = 1%.

Sejarah

Kemampuan

bersaing Pengembangan

Kelangsungan

Hipotesis Penelitian

hidup

Dari latar belakang penelitian dan landasan teoritis yang telah penulis uraikan sebelumnya, yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah

budaya organisasi Sumber: Kreitner dan Angelo Kunicki (dalam

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Gibson, 2002).

kepuasan kerja karyawan Bank Syariah Mandiri Berdasarkan gambar di atas dapat

Cabang Banda Aceh.

disimpulkan bahwa budaya organisasi yang

didalamnya terkandung nilai, sikap, keyakinan,

METODE PENELITIAN

dan norma-norma yang dianut oleh anggota organisasi akan berpengaruh pada efektivitas

Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

organisasi dan kepuasan kerja anggota organisasi Penelitian ini diadakan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh. Objek penelitian

tersebut. Dengan demikian nilai-nilai dan norma- norma yang dianut oleh seseorang yang bekerja

berhubungan dengan budaya syariah yang berlaku pada organisasi syariah juga akan berpengaruh

pada bank tersebut dan dikaitkan dengan kepuasan kerja karyawan Bank Syariah Mandiri

pada kepuasan kerjanya. itu sendiri. Sesuai dengan variabel utama

Hasil Penelitian Sebelumnya

penelitian yaitu budaya organisasi dan kepuasan kerja karyawan, maka budaya perusahaan yang

Hamidah dan Agus Sunan, (2001) mengadakan penelitian yang berjudul pengaruh

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah nilai- budaya organisasi terhadap kepuasan kerja

nilai, norma-norma dan peraturan yang berlaku pada Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh

karyawan pada lembaga keuangan syariah baitul maal wat tamwil. Penelitian diadakan di Blitar

sebagai lembaga yang dijalankan berdasarkan Jawa Timur. Kesimpulan yang dapat diambil dari

syariah Islam. Budaya tersebut adalah siddiq, penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

istiqamah, fatanah, amanah dan tablig .

1. Adanya pengaruh signifikan dari faktor-faktor Selanjutnya kepuasan kerja yang dimaksudkan budaya organisasi pada lembaga keuangan

dilihat dari kepuasan karyawan dalam bekerja syariah secara bersama-sama terhadap

sehubungan dengan penerapan budaya syariah itu kepuasan kerja karyawan. makna yang

sendiri.

diambil adalah budaya pada lembaga

keuangan syariah telah terinternalisasi dengan

Populasi dan Penarikan Sampel

baik sehingga mampu memberikan pengaruh Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang

yang signifikan

kepada

kepuasan

karyawannya. Banda Aceh yang berjumlah 45 orang. Responden

2. Hasil uji analisis regresi linier berganda dalam penelitian adalah semua karyawan yang telah bekerja pada lembaga tersebut, sehingga

menunjukkan pengaruh masing-masing faktor terhadap kepuasan kerja secara signifikan dan

penelitian ini adalah penelitian populasi. positif. Hal ini berarti meningkatnya budaya

organisasi pada masing-masing faktor akan

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 475-486

Teknik Pengumpulan Data dan Skala Pengukuran

x y Untuk memperoleh data dalam penelitian ini,

n xy

2 2 teknik pengumpulan data yang digunakan melalui

rxy

 n  x  (  x )  n  y  (  y ) 

pengedaran kuesioner. Kuesioner tersebut berisi

Keterangan:

pertanyaan/pernyataan yang berhubungan dengan

rxy = Koefisien korelasi

budaya organisasi dan kepuasan kerja karyawan. y = Skor jawaban responden atas pernyataan Responden diminta untuk menentukan pilihan

yang berhubungan dengan kepuasan kerja jawabannya terhadap masing-masing pernyataan

karyawan.

terkait. x = Skor jawaban responden atas pernyataan Skala pengukuran data yang digunakan

yang berhubungan dengan budaya dalam penelitian ini terdiri dari skala nominal dan

perusahaan.

skala ordinal. Skala nominal digunakan untuk data

n = Jumlah responden

yang diperoleh dengan cara katagorisasi atau Pada tingkat keyakinan 95 persen, hipotesis klasifikasi. Dalam penelitian ini yang menjadi

penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut. variabel dengan menggunakan skala nominal

Ho : Budaya organisasi tidak berpengaruh positif adalah usia, jenis kelamin, status perkawinan,

dan signifikan terhadap kepuasan kerja tingkat pendidikan, pengalaman kerja, jumlah

karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang tanggungan keluarga dan pertanyaan-pertanyaan

Banda Aceh.

lain yang berhubungan dengan karakteristik Ha : Budaya organisasi berpengaruh positif dan responden. Skala ordinal adalah pemberian skala

terhadap kepuasan kerja yang dimaksudkan untuk membedakan tingkatan

signifikan

karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang data. Dalam penelitian ini, skala ordinal yang

Banda Aceh.

digunakan adalah skala Likert. Skala Likert (Liker Untuk menerima atau pun menolak Scale ) untuk memberikan skor/bobot untuk

hipotesis digunakan uji t, yaitu dengan masing-masing alternatif pilihan

membandingkan besaran nilai t hitung dengan kuesioner dengan ketentuan 1 = tidak setuju/tidak

jawaban

nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95% puas, 2 = kurang setuju/kurang puas, 3 = cukup

(   5 % ). Nilai t hitung dapat dirumuskan setuju/cukup puas, 4 = setuju/puas dan 5 = sangat

setuju/sangat puas.

sebagai berikut.

2 dengan dk = n –2

Peralatan Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam mencari pengaruh budaya organisasi

(independent

Dimana:

variable ) terhadap kepuasan kerja karyawan

t 0 = t hitung

(dependent variable), maka dapat dirumuskan r = Nilai koefisien korelasi bahwa kepuasan kerja karyawan Bank Syariah

n = Jumlah responden Mandiri Cabang Banda Aceh merupakan fungsi

 Apabila nilai t hitung > t tabel, hipotesis (Ha) dari budaya organisasi. Berdasarkan uraian di atas

diterima, sebaliknya hipotesis (Ho) ditolak maka model empiris yang dipergunakan dalam

yang bermakna bahwa budaya organisasi penelitian ini adalah regresi linier sederhana

berpengaruh positif dan signifikan terhadap (simple linier regression) (Umar, 1995:145):

kepuasan kerja karyawan Bank Syariah Y = a + bX + e

Mandiri Banda Aceh.

Dimana:  Sebaliknya nilai t hitung < t tabel, maka Y = Kepuasan kerja

hipotesis (Ha) ditolak, hipotesis (Ho) diterima

a = konstanta yang bermakna budaya organisasi tidak

b = koefisien regresi berpengaruh positif dan siginifikan terhadap

X = Budaya perusahaan. kepuasan kerja karyawan Bank Syariah

e = Error term

Mandiri Banda Aceh.

Untuk mencari hubungan antara independent Untuk memudahkan dan mempercepat variable (budaya organisasi) dengan dependent

perhitungan penulis menggunakan bantuan variable (kepuasan kerja karyawan) digunakan

komputer melalui software SPSS (Statistical peralatan statistik koefisien korelasi product

Package for Social Science ) versi 12.00. moment (product moment corelation) dengan

rumus sebagai berikut (Sugiyono, 1999:213).

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh

Teuku Muana Refi, SE, M.S.M

Operasional Variabel

reliabilitas variabel Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang

Hasil

pengujian

penelitian memperlihatkan bahwa 2 (dua) variabel telah diuraikan sebelumnya, maka variabel dalam

yang menjadi penilaian dalam penelitian secara penelitian terdiri dari budaya organisasi sebagai

keseluruhan diperoleh tingkat kehandalan telah independent variable dan kepuasan kerja

memenuhi persyaratan baik menurut Malhotra. karyawan sebagai dependent variable. Kepuasan

Hal ini ditunjukkan oleh nilai cronbach alpha kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

masing masing variabel seperti terlihat pada pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dalam

tabel 1.

lingkungan kerja (Anoraga, 2003:125). Dalam Tabel 1 penelitian ini, indikator yang digunakan untuk

Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner mengukur kepuasan kerja karyawan terdiri dari

Jumlah Nilai

Keterangan Rasa senang dengan pekerjaan dibebankan, Rasa

No

Variabel

Alpha puas terhadap nilai-nilai Islami yang berlaku di

Item

7 0,784 Reliabel tempat kerja, Rasa puas bekerja dengan tidak

1 Kepuasan

kerja

melalaikan kewajiban sebagai muslim, Rasa puas

5 0,736 Reliabel terhadap peraturan-peraturan yang sesuai dengan

2 Budaya

Organisasi

ajaran Islam, Rasa puas terhadap cara pelayanan Sumber: Data Primer (Diolah), 2014. BSM yang sesuai dengan nilai-nilai islami, Rasa

Tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai puas terhadap tanggung jawab yang diberian BSM

cronbach alpha untuk masing-masing variabel menurut ajaran Islam dan Kepuasan terhadap

sebesar 0,784 untuk variabel kepuasan kerja dan sistem perbankan di BSM yang sesuai dengan

sebesar 0,736 untuk variabel budaya organisasi. nilai-nilai Islami.

Kedua nilai cronbach alpha tersebut lebih besar Budaya organisasi syariah adalah nilai dan

dari 0,60 sehingga dapat diartikan bahwa semua keyakinan yang dimiliki bersama oleh anggota

instrumen yang digunakan untuk pengumpulan organisasi Bank Syariah Mandiri Banda Aceh,

data yang berhubungan dengan kepuasan kerja yang meliputi siddiq, istiqamah, fatanah, amanah,

dan budaya organisasi model penelitian ini telah tablig , dan nilai-nilai ke-Islaman lainnya.

memenuhi syarat keandalan dan layak dilakukan (Hafidhudin & Tanjung, 2002:72). Indikator

penelitian.

pengukuran budaya organisasi terdiri dari Pengujian validitas data dalam penelitian Memiliki kejujuran dan selalu melandasi

ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan

menggunakan uji Pearson Product-Moment ajaran Islam, konsisten dalam iman dan nilai-nilai

Coeffesient of Corelation dengan bantuan yang baik, meskipun menghadapi godaan dan

software computer melalui program Statistic tantangan, Mengerti, memahami dan menghayati

Package for Social Science (SPSS). Sedangkan secara mendalam segala hal yang menjadi tugas

jika dilakukan secara manual maka nilai korelasi dan kewajiban, Memiliki tanggung jawab dalam

yang diperoleh harus dibandingkan dengan nilai melaksanakan setiap tugas dan kewajiban,

kritis korelasi product moment dimana apabila Mengajak sekaligus memberikan contoh kepada

lebih besar bila pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-

nilai korelasi hitung

dibandingkan dengan nilai kritis r product ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-

moment (r hitung > r tabel) maka item terkait hari, dan nilai-nilai ke-Islaman lainnya.

dinyatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel dapat diartikan item pernyataan terkait

HASIL PENELITIAN

tidak valid.

Hasil Pengujian Reliabilitas dan Validitas

Hasil pengujian menunjukkan nilai korelasi Pengujian reliabilitas digunakan untuk

hitung (r hitung) antara item pernyataan pertama mengetahui kehandalan kuesioner. Tolok ukur

variabel kepuasan kerja (dilambangkan dengan reliabilitas secara statistik adalah nilai cronbach

A1) dengan total skor item pada variabel tersebut alpha , dengan ketentuan suatu kuesioner

sebesar 0,559. Sedangkan nilai r tabel pada dinyatakan handal apabila nilai cronbach alpha di

tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka atas 0,60. (Malhotra, 1996:203). Hal ini berarti

sebesar 0,301. Karena nilai r hitung > r tabel apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai

(0,559 > 0,301) dapat diartikan bahwa item cronbach alpha dibawah 0,60 maka kuesioner

pernyataan pertama yang berhubungan dengan yang digunakan untuk pengumpulan data

variabel kepuasan kerja dinyatakan valid. Begitu dinyatakan tidak handal.

juga halnya dengan item pernyataan kedua (A2) sampai dengan item pernyataan ketujuh (A7) juga

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 475-486

menunjukkan nilai r hitung lebih besar bila fathanah, amanah, dan tablig. Hasil penelitian dibandingkan dengan nilai r tabel. Dengan

menunjukkan bahwa budaya tersebut berpengaruh demikian dapat diartikan seluruh item pernyataan

positif terhadap kepuasan kerja karyawan Bank yang berhubungan dengan variabel kepuasan kerja

Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh. Hal ini dinyatakan valid.

dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan Selanjutnya variabel budaya organisasi terdiri

menggunakan peralatan statistik analisis regresi dari 5 item pernyataan, yang disimbolkan dengan

linier sederhana seperti terlihat dalam bagian item (B1-B5). Nilai r hitung untuk pernyataan

output SPSS dibawah ini.

pertama yang disimbolkan

B1 Tabel 3 menunjukkan angka sebesar 0,860, lebih besar

dengan

Bagian Ouput SPSS yang Memperlihatkan Nilai bila dibandingkan dengan nilai r tabel sebesar

Konstanta dan Nilai Koefisien Regresi 0,301. Selanjutnya nilai r hitung untuk

Coefficients a

pernyataan kedua yang disimbolkan dengan B2

Unstandardized

Standardized

menunjukkan angka sebesar 0,806 juga lebih

Coeff icients

Coeff icients

besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel. Sig.

Model

B Std. Error

Beta t

Dengan demikian dapat diartikan bahwa item

Budaya organisasi

a. pernyataan pertama (B1) dan item pernyataan Dependent Variable: Kepuasan Kerja

kedua (B2) pada variabel budaya organisasi Sumber: Data Primer (Diolah), 2014. dinyatakan valid. Begitu juga halnya dengan item

Persamaan regresi linier sederhana yang pernyataan lainnya memperlihatkan r hitung > r

menjelaskan keterkaitan antara budaya organisasi tabel. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil

dengan kepuasan kerja karyawan dituliskan pengujian validitas dapat dilihat tabel 2.

sebagai berikut.

Tabel 2

Y = 1,324 + 0,673X

Hasil Pengujian Validitas Data Berdasarkan persamaan di atas dapat diketahui nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,362

Koefesien Nilai Kritis Variabel

Item

Ket

dapat diartikan peningkatan nilai rata-rata skor

Korelasi

r ( n = 43)

alternatif jawaban responden terhadap pernyataan yang berhubungan dengan budaya organisasi

Kepuasan A1 0,559

Valid

sebesar 1,00 akan meningkaktan nilai rata-rata

Kerja A2 0,630

skor alternatif jawaban mereka terhadap

pernyataan yang berhubungan dengan kepuasan

kerja sebesar 0,362. Dengan kata lain, semakin

baik pelaksanaan budaya organisasi syariah yang

dalam hal ini terdiri dari siddiq, istiqamah,

Budaya B1 0,860

Valid

fathanah, amanah dan tablig, akan semakin tinggi

Organisasi B2 0,806

Valid

kepuasan kerja karyawan Bank Syariah Mandiri

Cabang Banda Aceh.

Budaya organisasi yang berlaku pada Bank

Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh yang Sumber: Data Primer (Diolah), 2014.

meliputi siddiq, istiqamah, fathanah, amanah, dan Dari tabel di atas dapat dilihat nilai r hitung

tablig mempunyai hubungan yang erat dengan untuk seluruh item pernyataan yang berhubungan

kepuasan kerja karyawan bank tersebut. Hal ini dengan kepuasan kerja dan budaya organisasi

ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (R) dan menunjukkan angka lebih besar bila dibandingkan

nilai koefisien determinasi seperti terlihat dalam dengan nilai kritis r product moment (r tabel).

bagian output SPSS berikut ini. Sehingga dapat diartikan semua item pernyataan

Tabel 3 dinyatakan valid.

Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien

2 Determinasi (R )

Analisis Pengaruh

Budaya

Organisasi

Model Summary b

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank

Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh St d. Error of

Adjusted

Model

R Square

R Square the Estimate

Budaya organisasi syariah merupakan

1 .724 a .524

kebiasaan-kebiasaan atau nilai-nilai yang dianut

a. Predictors: (Constant), Buday a organisasi

pada organisasi tersebut dan diwujudkan dalam

b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

sikap dan perbuatan anggota organisasi. Budaya Sumber: Data Primer (Diolah), 2014. organisasi syariah meliputi siddiq, istiqamah,

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh

Teuku Muana Refi, SE, M.S.M Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,724

keinginan karyawan dan dapat meningkatkan lebih besar dari 0,50. Selanjutnya nilai koefisien

kepuasan kerja mereka.

determinasi (R 2 ) sebesar 0,524 dapat diartikan

2. Hubungan antara budaya organisasi dengan hanya sebesar 52,4 persen kepuasan kerja

kepuasan kerja karyawan tergolong erat. karyawan dipengaruhi oleh budaya organisasi

Ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (R) syariah. Sedangkan sebesar 67,6 persen (1-0,524)

sebesar 0,724. Selanjutnya nilai koefisien lagi dipengaruhi oleh faktor lain selain budaya 2 determinasi (R ) sebesar 0,524 dapat diartikan

organisasi (siddiq, istiqamah, fathanah, amanah, hanya sebesar 52,4 persen kepuasan kerja dan tablig). Faktor-faktor tersebut meliputi faktor

karyawan dipengaruhi oleh budaya organisasi lain selain budaya organisas, seperti pekerjaan

syariah.

statistik dengan kerja, kompensasi, gaya kepemimpinan atasan dan

yang dibebankan kepada karyawan, lingkungan

3. Hasil

pengujian

menggunakan uji t menunjukkan nilai t hitung lain sebagainya.

sebesar 6,722, lebih besar bila dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95

Pembuktian Hipotesis

persen menunjukkan angka sebesar 0,020. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan menggunakan peralatan statistik uji t. Hal ini

budaya kerja berpengaruh positif dan disebabkan variabel independent penelitian hanya

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan terdiri dari satu variabel yaitu budaya organisasi.

Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh Hasil pengolahan data menunjukkan nilai t hitung

dapat diterima.

sebesar 6,722. Sedangkan nilai nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95 persen adalah sebesar 2,020.

Saran-saran

Dengan demikian hipotesis Ha ditolak, sebaliknya Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan hipotesis Ho diterima, yang bermakna, budaya

sebelumnya, maka sebagai rekomendasi dan saran organisasi berpengaruh positif dan signifikan

penelitian ini adalah, sebaiknya pimpinan Bank terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Syariah

Cabang Banda Aceh Mandiri Cabang Banda Aceh.

Syariah

Mandiri

mewujudkan budaya organisasi dalam bentuk Temuan penelitian ini sangat konsisten

peraturan perusahaan yang harus dipatuhi oleh dengan hasil penelitian sebelumnya. Seperti

semua karyawannya. Hal ini disebabkan, budaya halnya penelitian yang dilakukan oleh Hamidah

organisasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan Agus Sunan, (2001) pada lembaga keuangan

syariah sesuai dengan ajaran Islam, dinyatakan syariah Baitul Maal wat Tamwil di Blitar Jawa

mampu meningkatkan kepuasan karyawan dalam Timur yang menyimpulkan bahwa adanya

bekerja.

pengaruh signifikan dari faktor-faktor budaya organisasi pada lembaga keuangan syariah secara

DAFTAR PUSTAKA

bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan. Anoraga, Pandji (2003) Perilaku Keorganisasian, Makna yang diambil adalah budaya pada lembaga

PT Dunia Pustaka Utama, Jakarta. keuangan syariah telah terinternalisasi dengan

As’ad, Moh (2003) Psikologi Industri, Liberty, baik sehingga mampu memberikan pengaruh yang

Yogyakarta.

signifikan kepada kepuasan karyawannya. Secara Bachtiar, E (1996) Manajemen Budaya parsial, pengaruh masing-masing faktor terhadap

Perusahaan Untuk Pengendalian Organisasi, kepuasan kerja secara signifikan dan positif. Hal

Manajemen Usahawan Indonesia, No. 02 ini berarti meningkatnya budaya organisasi pada

TH XXV, Februari.

masing-masing faktor akan semakin mening- Daryatmi (2005) Pengaruh Motivasi, Pengawasan katkan kepuasan kerja karyawan.

dan Budaya Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Perusahaan Daerah Bank

KESIMPULAN DAN SARAN

Perkreditan Rakyat Badan Kredit Desa

Kesimpulan

Kabupaten

Karanganyar, Jurnal

1. Budaya organisasi berpengaruh positif Manajemen Sumber Daya Manusia , Vol. 8, terhadap kepuasan kerja karyawan Bank

No. 2 Hal 321-339.

Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh. Hal ini Davis, Keit dan Jhon W. Newston (2001) Perilaku berarti bahwa nilai-nilai dan norma-norma

Dalam Organisasi , Edisi Ketujuh, Erlangga, yang berlaku dan diwujudkan dalam bentuk

Jakarta.