PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO UTARA PROVINSI GORONTALO UTARA

  

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN GORONTALO UTARA

PROVINSI GORONTALO UTARA

2009 BP4K GORONTALO UTARA Ir. Hi. RAMLIN TANAIYO, M.Si

SEJARAH TERBENTUKNYA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN Bentuk pemerintahan desentralistik yang dianut saat ini, memberikan peluang

  bagi daerah untuk lebih memacu pembangunan dan memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat. Pemerintah daerah Gorontalo Utara Utara dalam hal ini, lebih mampu menjalankan roda pemerintahan dengan keberpihakan pada rakyat. kedepan, masyarakat tidak lagi dijadikan sebagai obyek namun lebih dari itu telah ditempatkan sebagai subjek pembangunan. Partisipasi masyarakat lebih besar dalam proses pengambilan keputusan, juga dalam menentukan arah dan bentuk pembangunan.

  Pembangunan Kabupaten Gorontalo Utara secara makro telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini ditunjukan oleh beberapa indikator antara lain adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi, investasi daerah, pendapatan perkapita masyarakat, dan sarana prasarana. Keberhasilan pemerintah daerah dalam memacu pembangunan diterapkan melalui program-program yang terarah dan menyentuh langsung ke lapisan masyarakat bawah. Namun pembangunan yang merata ke seluruh wilayah tidak serta merta dapat dilakukan mengingat keterbatasan yang dimiliki pemerintah daerah. Pembangunan Ekonomi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan serangkaian dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat maka dibentuklah BP4K Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2009, dan pada Tanggal 10 Juli 2009, diterbitkan peraturan daerah Kabupaten Gorontalo Utara, No 3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

  Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dengan ketentuan, bahwa dalam penyelenggaraan fungsi penyuluhan dalam bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan untuk meningkatkan peran sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 Tentang sisitim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara RI No 1660). Dalam menyelenggarakan urusan bidang ketahanan pangan, sebagai salah satu urusan pemerintah daerah kab/kota, maka dibutuhkan organisasi perangkat daerah yang disusun dengan memperhatikan aspek koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi serta kemunikasi kelembagaan antara pemerintah pusat dan daerah dengan berdasar pada pasal 128 ayat (1) Undang-Undang No 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 125, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4437).

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

  1. Visi

  Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan telah menetapkan visi sebagai berikut :

  

“ Terwujudnya Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan berbasis

Masyarakat secara terp adu melalui Penyuluhan yang professional “.

  2. Misi

  Untuk mewujudkan visi tersebut di atas Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menetapkan misi sebagai berikut : 1.

  Mengembangkan sistem Penyuluhan yang Inovatif.

  2. Meningkatkan kualitas pelayanan Penyuluhan kepada petani / lembaga- lembaga petani dan nelayan.

  3. Penetapan pelaksanaan fungsi dan koordinasi, pengendalian dan evaluasi program Penyuluhan.

  3. Tujuan Tujuan yang akan dicapai adalah : 1.

  Meningkatkan kualitas pelayanan Penyuluhan di wilayah secara partisipatif untuk meningkatkan, sikap dan keterampilan masyarakat petani dan nelayan serta meningkatkan produksi dan produktivitas usaha tani.

  2. Meningkatkan responsibilitas lembaga-lembaga Penyuluhan terhadap petani dan nelayan yang mengadopsi informasi dan teknologi pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

  3. Meningkatkan kualitas professional aparatur Penyuluh.

  4. Melaksanakan koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi program /kegiatan lintas sektor.

  5. Meningkatkan sikap akuntable dan menurunkan derajat penyimpangan dalam penyelenggaraan program / kegiatan.

  4. Strategi

  1. Perencanaan Penyuluhan di arahkan pada pemerataan pembangunan pendidikan non formal di tingkat masyarakat petani dan nelayan di wilayah.

  2. Perencanaan Penyuluhan di arahkan pada peningkatan kesejatraan masyarakat dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam proses pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan.

  3. Perencanaan Penyuluhan di dasarkan pada potensi dan kondisi daerah.

  4. Koordinasi Pengenalian dan evaluasi di arahkan pada capaian hasil Pelaksanaan Penyuluhan secara optimal.

  5. Kebijakan

  Arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Gorontalo Utara di sesuaikan dengan adanya visi dan misi Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara yaitu (1) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa, (2) Terwujudnya masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara yang sejahtera, (3) Terwujudnya masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara yang yang mandiri, oleh karena itu Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan periode 2010-2014 di arahkan pada beberapa sektor prioritas dalam pelaksanaan penyelenggaraan program dan kegiatan & pelayanan kepada masyarakat antara lain, yaitu : 1.

  Badan Pelaksana Penyuluhan di arahkan untuk dapat meningkatkan stabilitas penyelenggaraan program dan kegiatan sebagai wujud dari pelaksanaan Visi Pemerintahan Kabupaten dalam mewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa.

  2. Kebijakan Penyuluhan daerah benar-benar dapat di arahkan untuk dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat terhadap Kesehatan, Pendidikan, Pangan, Penyedian Air Bersih dan Sanitasi, sebagai realisasi pelaksanaan visi Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara yang sejahtera.

  3. Kebijakan Penyuluhan Daerah di harapkan lebih berorientasi pada pelibatan masyarakat secara menyeluruh, dalam kerangka peningkatan kemampuan (Capasitas Building) dalam penciptaan lapangan kerja yang memadai sebagai realisasi dari pelaksanaan visi dan misi Pemerintah Kabuoaten Gorontalo Utara dalam masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara yang mandiri.

  4. Bidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di harapkan dapat menemukan terobosan IPTEK dan menggali potensi pendayagunaan bagi masyarakat, di samping dapat memberikan rekomendasi dan atau pertimbangan

  • pertimbangan terhadap penyelenggaraan Penyuluhan, dalam rangka pengambilan kebijakan.

BAB III TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN ( BP4K ) KABUPATEN GORONTALO UTARA Struktur Organisasi Struktur Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Perikanan, Pertanian dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Gorontalo Utara sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 03 Tanggal 10 Juli 2009 adalah sebagai berikut : KEPALA BADAN SEKERTARIS BADAN Kasubag.Peny. Kasubag Kasubag Umum & Program Keuangan Kepegawaian Kabid.Peny. Kabid.Peny Kabid.Peny. Kelompok Kehutanan

  .Pertanian Perikanan Jabatan Fungsional Kasubid.Peny.

  Kasubid Peny. Kasubid.Peny.

  Kehutanan .Pertanian Perikanan Kasubid Kasubid

  Kasubid Kelembagaan Kel Kelembagaan Kel Kelembagaan Kel

  UPTD UPTD

  Tugas dan Fungsi

  Tugas Pokok BP4K Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan organisasi dan tata kerja BP4K Kabupaten Gorontalo Utara (pasal 2) adalah Membantu Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang Penyuluhan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 2, maka Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Gorontalo Utara mempunyai fungsi :

  1. Perumusan Kebijakan Teknis dalam lingkup Badan Pelaksana Penyuluhan Daerah 2. Pengkoordinasian Program / Kegiatan lintas Sektor 3. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan 4. Pengelolaan Urusan Kesekretariatan Badan 5. Menindak lanjuti Program / Kegiatan Teknis Unit dalam Lingkup Kewenangan agar adanya kesinambungan Program

  6. Pengevaluasian Program / Kegiatan Lintas Sektor berdasarkan Rencana Kerja agar diperoleh Data Perkembangan Program Penyuluhan

  7. Pelaksanaan Fungsi-fungsi lainnya sesuai dengan Tugas dan Kewenangan Kedinasan

  Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada pasal 2 dan 3, Badan mempunyai kewenangan :

  1. Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah (Poldas), Program Pembangunan Daerah (Propeda), Rencana Strategi daerah (Renstrada) dan mengkoordinir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip)

  2. Penyusunan Rencana Tahunan Pembangunan Daerah (Repetada) 3.

  Melaksanakan / mengkoordinir program / kegiatan / proyek yang dibiayai oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN maupun yang dibiayai melalui hibah dan pinjaman Luar Negeri

  4. Pelaksanaan Koordinasi Penyuluhan diantara Dinas-dinas, satuan organisasi lain di lingkungan Pemerintah Daerah, Instansi-instansi vertikal, kecamatan dan Badan-badan Lain yang berada dalam wilayah daerah 5. Pelaksanaan Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

  Teknologi daerah (Inpekta) 6. Pelaksanaan Koordinasi Kerja Sama Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah ditingkat regional, nasional dan internasional.

  7. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama-sama bagian Keuangan dan Lembaga Legislatif dibawah koordinasi Sekretaris Daerah 8. Pelaksanaan Pemantauan Persiapan dan perkembangan Pelaksanaan Penyuluhan di Wilayah

  9. Melakukan Evaluasi, penilaian dan Pengendalian Pelaksanaan Penyelenggaraan Kegiatan Penyuluhan.

  

BAB IV

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

1 Kondisi Umum Daerah

  Kondisi umum daerah adalah gambaran dari sebaran sumber daya yang ada, merupakan obyek yang perlu mendapatkan intrvensi terutama dari sisi perencanaan sebagai awal dari pelaksanaan kegiatan pembangunan. Sehubungan dengan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah yang telah berubah paradigma baru atau dengan sisitem “ bottom up”, maka proses pelaksanannya BP4K Kabupaten Gorontalo Utara, sebagai Koordinator program Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

  Uraian tentang kondisi umum derah dari sisi penyuluhan berikut ini dipaparkan berdasarkan pembagian kewenangan masing-masing bidang dan bagian di lingkungan BP4K Kabupaten Gorontalo Utara.

a. Sekretariat

  Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris dan 3 (tiga) orang kepala sub bagian. Sekretaris mempunyai tugas memberikan pelayanan administrative dan melaksanakan pengelolaan kesekretariatan, penyusunan program, keuangan, umum dan kepegawaian di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

  1. Sub Bagian Keuangan

  Dalam menjabarkan tugas sehari-hari kepala sub bagian Keuangan mempunyai Tugas menyusun anggaran Badan berdasarkan aturan prioritas, member petunjuk pengelolaan anggaran berdasarkan aturan serta ketentuan yang ada, melaksanakan urusan keuangan yang meliputi penyusunan Badan dan mengkoordinir penatausahaan keuangan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan serta tugas-tugas lain sesuai fungsi kedinasan.

  2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

  Dalam menjabarkan tugasnya sehari-hari, kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan surat-menyurat, urusan rumah tangga dan perlengkapan serta urusan kepegawaian dan tugas-tugas lain sesuai tugas kedinasan.

  3. Sub Bagian Penyusunan Program

  Dalam menjabarkan tugasnya sehari-hari, kepala sub bagian Penyusunan Program mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana tahunan, mengikuti pelaksanaan dan melakukan evaluasi atas pelaksanaannya serta tugas-tugas lain sesuai fungsi kedinasan.

b. Bidang Penyuluhan Pertanian

  Dalam penyelenggaraan kegiatan Bidang Penyuluhan Pertanian, mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasi program / kegiatan penyuluhan pertanian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan di wilayah.

  Adapun dalam melaksanakan koordinasi lintas sektor, maka bidang penyuluhan pertanian berkoordinasi dengan semua dinas / badan, kantor dan bagian, lembaga perguruan tinggi maupun swasta yang ingin melakukan penelitian dan pengembangan IPTEK di Kabupaten Gorontalo Utara serta mengevaluasi kinerja penyuluh pertanian yang mengawal pelaksanaan program yang didanai oleh APBN, APBD, DAK dan DAU Kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, bidang penyuluhan pertanian mempunyai fungsi : a.

  Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan penyuluhan pertanian b.

  Pengkoordinasian pelaksanaan / penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian lintas sektor c.

  Pengumpulan dan penyusunan data hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian.

  d.

  Pelaksanaan kegiatan monitoring serta melakukan analisa penilaian, evaluasi dan pelaporan termasuk laporan di berbagai instansi mengenai pelaksanaan program atau kegiatan penyuluhan pertanian e. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian f. Pelaksanaan fungsi-fungsi lainnya sesuai tugas dan kewenangan kedinasan.

  Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Bidang Penyuluhan Pertanian di pimpin oleh seorang kepalaa bidang dan 2 orang kepalaa sub bidang.

  1. Sub Bidang Penyuluhan Pertanian

  Dalam menjabarkan tugasnya Kepala Sub Bidang Penyuluhan Pertanian membantu tugas-tugas Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian dalam lingkup pekerjaan terutama melaksanakan koordinasi penyuluhan di lingkungan BP4K dan lintas SKPD dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyuluhan pertanian serta tugas-tugas lain sesuai fungsi kedinasan.

  2. Sub Bidang Kelembagaan Kelompok

  Dalam menjabarkan tugasnya Kepala Sub Bidang Penyuluhan Pertanian pekerjaan terutama melaksanakan koordinasi penyuluhan di lingkungan BP4K dan lintas SKPD dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyuluhan pertanian serta tugas-tugas lain sesuai fungsi kedinasan.

c. Bidang Penyuluhan Perikanan

  Dalam penyelenggaraan kegiatan Bidang Penyuluhan Perikanan, mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan program / kegiatan Penyuluhan Perikanan dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan di wilayah.

  Adapun dalam melaksanakan koordinasi lintas sector, maka Bidang Penyuluhan Perikanan berkoordinasi dengan semua Dinas / Badan , Kantor dan Bagian, Lemmbaga Perguruan Tinggi maupun swasta yang ingin melakukan penelitian dan pengembangan IPTEK di Kabuapten Gorontalo Utara serta mengevaluasi kinerja Penyuluh Perikanan yang mengawal Pelaksanaan Program Yang di danai oleh APBN, APBD, DAK dan DAU Kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Penyuluhan Perikanan mempunyai fungsi : a.

  Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Penyuluhan Perikanan.

  b.

  Pengkoordinasian Pelaksanaan / Penyelenggaraan Kegiatan Penyuluhan Perikanan lintas sector c.

  Pengumpulan dan penyusunan data hasil pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Perikanan.

  d.

  Pelaksanaan kegiatan monitoring serta melakukan analisa, penilaian, evaluasi dan pelaporan termasuk laporan di berbagai instansi mengenai pelaksanaan program atau kegiatan Penyuluhan Perikanan.

  e.

  Penyusunan program atau kegiatan Penyuluhan Perikanan.

  f. Pelaksanaan Fungsi-funsi lainnya sesuai tugas dan kewanangan kedinasan.

  1. Sub Bidang Penyuluhan Perikanan

  Dalam menjabarkan tugasnya Kepalaa Sub Bidang Penyuluhan Perikanan membantu tugas-tugas Kepalaa Sub Bidang Penyuluhan Perikanan dalam lingkup pekerjaan terutama melaksanakan koordinasi Penyuluhan di lingkungan BP4K dan lintas SKPD dan penyiapan bahan-bahan kegiatan Penyuluhan, melaksanakan penyiapan bahan-bahan dalam rangka Penyuluhan Perikanan serta tugas-tugas lain sesuai fungsi kedinasan.

  2. Sub Bidang Kelembagaan Kelompok

  Dalam menjabarkan tugasnya Kepalaa Sub Bidang Kelembagaan Kelempok membantu tugas-tugas Kepalaa Sub Bidang Penyuluhan Perikanan dalamlingkup pekerjaan terutama menyusun bahan / data, evaluasi dan laporan program / kegiatan Penyuluhan Perikanan di wilayah serta tugas-tugas lain sesuai fungsi kedinasan.

d. Bidang Penyuluhan Kehutanan

  Dalam penyelenggaraan kegiatan Bidang Penyuluhan Kehutanan, mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan program / kegiatan Penyulahan Kehutanan da Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan di wilayah

  Adapun dalam melaksanakan koordinasi lintas sektor, maka Bidang Penyuluhan Kehutanan berkoordinasi dengan semua Dinas / Badan , Kantor dan Bagian, Lembaga Perguruan Tinggi maupun swasta yang ingin melakukan penelitian dan pengembangan IPTEK di Kabupaten Gorontalo Utara serta mengevaluasi kinerja Penyuluh Kehutanan yang mengawal Pelaksanaan Program Yang di danai oleh APBN, APBD, DAK dan DAU Kabupaten. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Penyuluhan Kehutanan mempunyai fungsi : a.

  Penyiapan bahan untuk perumusan kebijakan kegiatan Penyuluhan Kehutanan.

  b.

  Pengkoordinasian Pelaksanaan / Penyelenggaraan Kegiatan Penyuluhan Kehutanan lintas sektor c.

  Pengumpulan dan penyusunan data hasil pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Kehutanan.

  d.

  Pelaksanaan kegiatan monitoring serta melakukan analisa, penilaian, evaluasi dan pelaporan termasuk laporan di berbagai instansi mengenai pelaksanaan program atau kegiatan Penyuluhan Kehutanan.

  e.

  Penyusunan program atau kegiatan Penyuluhan Kehutanan.

  f.

  Pelaksanaan Fungsi-fungsi lainnya sesuai tugas dan kewanangan kedinasan.

  1. Sub Bidang Penyuluhan Kehutanan

  Dalam menjabarkan tugasnya Kepala Sub Bidang Penyuluhan Kehutanan membantu tugas-tugas Kepala Bidang Penyuluhan Kehutanan dalam lingkup pekerjaan terutama melaksanakan koordinasi Penyuluhan di lingkungan BP4K dan lintas SKPD dan penyiapan bahan-bahan kegiatan Penyuluhan, melaksanakan penyiapan bahan-bahan dalam rangka Penyuluhan Kehutanan serta tugas-tugas lain sesuai fungsi kedinasan.

  2. Sub Bidang Kelembagaan Kelompok

  Dalam menjabarkan tugasnya Kepalaa Sub Bidang Kelembagaan Kelempok membantu tugas-tugas Kepala Sub Bidang Penyuluhan Kehutanan dalam lingkup pekerjaan terutama menyusun bahan / data, evaluasi dan laporan program / kegiatan Penyuluhan Kehutanan di wilayah serta tugas-tugas lain sesuai fungsi kedinasan.

BAB V KONDISI SEKTOR EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA Pertanian, Tanaman Pangan dan Perkebunan Secara keluasan luas lahan pertanian yang termasuk lahan sawah sebesar

  yang terbesar di 17 Kecamatan, dimana pada tahun 2004 luas areal tanam jagung sebesar 27.193 Ha dengan produksi mencapai 54.469 Ton dan pada tahun 2004 luas areal mencapai 27.340 Ha dengan produksi mencapai 109.024 Ton. Dalam rangka mendukung program permerintah Provinsi Gorontalo Utara untuk mencapai target produksi 1 juta Ton jagung pada tahun 2005, pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara menargetkan penambahan luas areal jagung sebesar 2.086 Ha dengan amsumsi tingkat produksi 4,75 Ton per Ha, maka sasaran produksi diharapkan akan mendekati 159.680 Ton dari target 35.884 Ha.

  Lahan pertanian sebagian besar digunakan oleh masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai sawah dan ladang dengan tanaman utama padi, jagung, kedelei kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan lahan perkebunan beberapa komoditi yang cocok dan sudah dikembangkan di Kabuapaten Gorontalo Utara yakni, kelapa, cengkeh, pala, jambu mente, kakao, casiavera, kopi, vanilli, jahe, tebu, kapuk, aren, kunyit dan kemiri.

  Adapun lahan untuk potensi perkebunan saat ini seluas 43.926 Ha, dimana lahan yang telah dimanfaatkan untuk beberapa tanaman perkebunan seperti kelapa dan kakao adalah seluas 18.449 Ha, sedangkan yang belum dimanfaatkan adalah sebesar 25.447 Ha.

   Peternakan

  Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara adalah salah satu daerah penghasil ternak di Provinsi Gorontalo Utara yang cukup besar, sabagai gambaran pada tahun 2004 ternak sapi ( 121.124 ekor ), kuda (4,124 ekor), dan kambing (59.449 ekor). Sapi dan kambing sebagaian konsumsi sebagai ternak potong wilayah Kabupaten Gorontalo Utara serta wilayah lainnya yang ada di Propinsi Gorontalo Utara dan sekitarnya. Sebagian juga diperdagangkan antar pulau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah-daerah lain seperti pada wilayah Sulawesi Tengah dan Kalimantan.

  Potensi pengembangan untuk usaha peternakan dengan skala besar pun cukup prospektif dikembangkan dengan tersedianya lahan yang cukup luas (7.809 Ha). Peluang investasi juga terbuka untuk sarana pendukung lainnya seperti industry pakan ternak, pembangunan rumah potong hewan, penggemukan ternak (

  cattle fatening ) , industry pengalengan daging dan pembibitan.

  Produk lain yang dapat dikembangkan di Gorontalo Utara yaitu Peternakan Ayam Buras ( 562.188 ekor ), ayam ras (68.646 ekor), itik (36.040 ekor) dan burung puyuh.

   Perikanan dan Kelautan

  Sebagai salah satu daerah pantai di Provinsi Gorontalo Utara yang memiliki potensi Perikanan dan Kelautan yang besar, maka salah satu sector unggulan yang dijadikan prioritas dalam struktur ekonomi Kabupaten Gorontalo Utara adalah pada sector perikanan dan kelautan. Sector ini didukung oleh potensi alamnya disebabkan garis pantai yang dimiliki cukup panjang, dimana garis pantai utara dan pantai selatan masing-masing memiliki panjang ± 320 km dan 79.40 Km.

  Luas perairan laut Provinsi Gorontalo Utara termasuk cukup besar yakni di Utara sepanjang 320 Km menghadap ke laut Sulawesi terdapat areal Zona Economic Exclusive ( ZEE) yang kaya dengan hasil laut bernilai ekonomi tinggi dan dari luas tersebut setengahnya berada pada wilayah perairan Kabupaten Gorontalo Utara. Jenis ikan di Zona tersebut di antaranya adalah palangis besar, palangis kecil dan jenis demersal serta crustacean dan molusca. Di sebelah selatan, dibatasi oleh teluk tomini dengan pannjang pantai ±79,40 Km dengan potensi yang dikandung berupa ikan laut jenis pelangis besar, pelangis kecil, ikan karang dan lain-lain yang mempunyai nilai jual yang sangat tinggi.

  Sesuai dengan karakteristik secara geografis Kabupaten Gorontalo Utara selain wilayah darat juga terdapat wilayah perairan pantai dan kepulauan, dimana terdapat 29 pulau dengan luas sebesar 1.373,25 Ha yang terbentang di wilayah pantai selatan dan pantai utara. Dari 29 pulau tersebut ada 3 pulau yang berpenghuni dan 26 pulau tidak berpenghuni, tetapi pulau-pulau tersebut masih dalam pengawasan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara.

  Sesuai dengan sasaran jangka panjang dan pendek, sector laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan masyarakat dan peningkatan kesejatraan dengan budidaya dan penangkapan ikan dengan tetap memperhatikan potensi lestari tangkapan.

  Untuk jangka panjang, pengembangan budidaya laut akan menjai alternative terbaik terutama untuk pengembangan budidaya ikan karang yang mempunyai nilai jual tinggi serta untuk mencegah terjadinya perusakan terumbu karang karena penangkapan yang terkadang melanggar azas-azas lingkungan.

  Sampai saat ini potensi perikanan tangkap mencapai 46.200 Ton per tahun dengan tingkat produksi tahun 2003 mencapai 7.167,4 Ton atau 15,51% per tahun, sedangkan perikanan tangkap di perairan umum mencapai 750,2 Ton dan potensi sebesar 6.375 Ton per tahun atau 11,72 %.

  Selain itu, dengang adanya model pengelolaan perikanan dengan pola budidaya yang terdiri dari budidaya laut, air payau dan air tawar, dimanan potensi budidaya laut sebesar 1.179,3 Ton per tahun dengan tingkat pemanfaatan hanya mencapai ± 2 %, potensi budidaya air payau 74,5 Ton dengan tingkat pemanfaatan mencapai hanya ± 1 % dan potensi budidaya air tawar sebesar 1.116 Ton Per tahun dengan tingkat pemanfaatan mencapai ± 26 %. Dengan demikian potensi perikanan baik laut dan air tawar masih belum dimanfaatkan secara ortimal. Oleh sebeb itu, pengembangan investasi disektor perikanan akan menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabuapten Gorontalo Utara terutama dengan mengundang para investor untuk menanamkan modalnya di sector ini. Pemerintah akan mengembangkan infrastruktur perikanan dan kelautan seperti fasilitas pelabuhan ikan dapat melayani pengumpulan dan pengolahan untuk tujuan ekspor maupun kebutuhan dosmetik. 

  Kehutanan Sebagai salah satu sumber daya yang memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, kawasan hutan di Kabupaten Gorontalo Utara dengan luas ±

  240.384 Ha yang terdiri dari hutan lindung (46.722 Ha), Hutan Produksi tetap (47.436 Ha), Hutan Produksi terbatas (101.88 Ha), Hutan Suaka Alam (31.488 Ha), Kawasan Pelestarian Alam(470 Ha), Hutan Produksi Konservasi (6.925 Ha) dan Hutan Bakau (5.462 Ha).

  Sebagai suatu prospek dalam mengangkat investasi khususnya dibidang kehutanan yang sangat prospektif, dimana pengembangan hutan tanaman industry pada areal tertentu terutama untuk pengembangan kayu jati, di samping itu terdapat juga peluang potensial untuk industry yang berkaitan dengan pengolahan hasil hutan (industry furniture berbahan kayu, rotan, industry damar). Budidaya lebah madu dan lain-lain.

  Dalam memaksimalkan bentuk dari paa pengolahan dan pemanfaatan hail hutan sangat pelu diperhatikan kelestarian dan okologi hutan, dimana untuk pengembangan hutan produksi harus diikuti dengan model penanaman kembali agar tidak terjadi deporesterisasi sehingga kelangsungan produksi tetap terjaga dantidak mengakibatkan kerusakan linkungan.

  Penanaman hutan tanaman industry dan hutan jati (tectone Grandis) akan menjadi perhatian utama, selain itu juga ditanam jenis-jenis pohon yang mempunyai kemampuan menahan erosi dan penyedia air. 

  Aspek Prasarana Fisik Wilayah Infrastuktur daerah meliputi fasilitas jalan Negara sepanjang 267.25

  Km², jalan provinsi sepanjang 202,74 Km² dan jalan Kabupaten sepanjang 1.589,99 Km². infrastuktur pelabuhan udara sebanyak satu buah yakni Bandar

  Udara Djalaludin dengan klasifikasi tipe B dan terdapat dua infrastruktur pelabuhan yaitu bongkar muat inport, export terdapat di Pelabuhan anggrek Kab. Gorontalo Utara, dan untuk pelabuhan perikanan terdapat di pelabuhan kwandang Kab. Gorontalo utara. Infrasruktur bidang transfortasi tersebut dinilai mampu menjadikan Kabupaten Gorontalo Utara sebagai salah satu bagian terpenting dari Provinsi Gorontalo.

  Kuantitas dan kulitas infrastruktur ini mesti mendapatkan prioritas utama dalam proses pengembangan pada masa-masa akan datang . sebab, infrasruktur di bidang ini memberi pengararuh secara signifikan terhadap percepatan pembangunan, terutama pada sector-sektor potensial seperti pertanian, perikanan dan pariwisata. Pengaruh signifikan dimaksud terutama pada aspek aksesibilitas wilayah dan sumber daya yang dimilikinya.

  Focus pengembangan antara lain yaitu Bandar Udara Djalaludin yang mempunyai panjang 3.065 m dan lebar 30 m dan airstrip 1.970 x 150 m prioritasdi tingkatkan kemampuannya agar bisa didarati oleh pesawat berbadan besar. Sebab saat ini bandara tersebut hanya bisa didarati oleh pesawat regular dengan skala kecil seperti Fokker, CN 235, Hercules serta Boeing 7 seri 200, dll. Prioritas pengembangan juga ditujukan pada peningkatan kapasitas pelayanan Bandar Udara untuk bisa melayani cargo udara yang manfaatnya ditujukan untuk ekspor.

  Berdasarkan analisa pengembangan infastruktur bidang transportasi di atas, maka yang diharapkan secara nyata adalah terbukanya aksesibilitas dari Kabupaten Gorontalo Utara khususnya dalam rangka memperlancar arus lalu lintas barang, orang dan jasa. Dengan demikian, maka dampak penyertanya adalah peningkatan minat investor untuk melakukan kegiatan usaha di Kabupaten Gorontalo Utara.

   Kondisi Yang diinginkan dan Proyeksi Ke Depan

  Cakupan pelaksanan tugas BP4K cukup luas karena bersifat lintas sector, olehnya membutuhkan dukungan sumber daya yang memadai, yakni sumber daya manusia, biaya serta sarana prasarana. Kurangnya dukungan sumberdaya dimaksud sangat berpengaruh terhadap kinerja badan untuk mendapatkan out put kinerja berupa Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang di evaluasi setipa triwulan dan satu periode anggaran.

  Kelemahan lain juga menjadi polemic secara nasional adalah kurang afektifnya pencapaian sasaran Penyuluhan selama ini diakibatkan oleh kurangnya database serta tidak dilakukan Fisibility study dan pengkajian Penyuluhan sebelum melahirkan program Penyuluhan dan kurangnya evaluasi

  Kondisi ini cenderung melahirkan ketimpangan program baik dalam peningkatan kinerja BP4K di perlukan peningkatan kuantitas maupunkualitas personil malalui diklat-diklat Penyuluhan dan diklat-diklat yang sesuai dengan tugas dab fungsi BP4K.

  BP4K adalah salah satu institusi perangkat daerah yang mempunyai tugas melaksankan Program Penyuluhan, sehingga memiliki posisi yang starategis dalam mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah. Untuk memaksimalkan tugas pokok tersebut maka kondisi yang diharapkan ke depan adalah antara lain : (1) Adanya kompotisi sumberdaya yang proporsional dengan beban tugas dan fungsi BP4K sebagai institusi Pelaksana Penyuluhan, (2) Pelaksanaan Penyuluhan yang senantiasa mendasar pada database yang lenkap dan akurat dengan memperhatikan aspirasi masyarakat, (3) Adanya revisi tata ruang yang sesuai dengan kondisi daerah saat ini yang telah mengalami pemekaran wilayah, pemekaran kecamatan dan pemekaran desa/kelurahan.