View of Pengaruh Tingkat Brand Awareness terhadap Minat Beli Apple iPhone

  Jurnal ISEI

Pengaruh Tingkat Brand Awareness terhadap Minat Beli Apple iPhone

  1

  2 Refi Agus Maulidi , Dra. Ai Lili Yuliati, M.M

  Prodi S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, UniversitasTelkom 1 2 Email correspondence: refiagus@gmail.com, ailili1955@gmail.com

  A B S T R A C T This research is motivated by issues related to the level of brand awareness in brand Apple iPhone, that level of brand awareness is not yet fully got good responses from respondents. This was caused by the price of Apple iPhone products relatively more ex- pensive compared to other brands, while features offered by Apple is not much different from other phones. This study aims to determine the effect of brand awareness on consumer purchase intention Apple iPhone in Bandung.

  The method used is quantitative method with descriptive and causal research type. Sampling using non probability sampling, the number of respondents as many as 100 people. Data analysis techniques used descriptive analysis and multiple linear regression analysis. Based on the descriptive analysis, the brand awareness is in very good category, consumer buying interest is in good category. The results of multiple linear regression analysis of brand awareness level consisting of sub variable of unaware of brand, brand recognition, brand recall and tof of mind simultaneously significant influence to Consumer Buy Interest. The amount of influence Brand awareness rate on Consumer Buying Interest simultaneously by 42.6%, the rest influenced other factors not examined in this study. Partially Sub Unaware brand variables have no significant effect to consumer buying interest, sub variable of top of mind has the biggest influence.

  Keywords: brand awareness, purchase intention, Apple iPhone A B S T R A K

  Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan terkait tingkat brand awareness pada brand Apple iPhone, bahwa tingkat brand awareness belum sepenuhnya mendapat tanggapan baik dari responden. Hal tersebut disebabkan oleh harga produk Apple iPhone yang relative lebih mahal dibandingkan dengan merek lain sedangkan fitur yang ditawarkan Apple tidak jauh berbeda dari ponsel lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat brand awareness terhadap minat beli konsumen Apple iPhone di Kota Bandung. Metode yang digunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan kausal. Pengambilan sampel menggunakan non probability sampling, jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan analisis deskriptif tingat brand awareness berada pada kategori sangat baik, minat beli konsumen berada pada kategori baik. Hasil analisis regresi linier berganda tingkat brand awarenes yang terdiri dari sub variabel unaware of brand, brand recognition, brand recall dan tof of mind secara simultan pengaruh signifikan terhadap Minat Beli Konsumen. Besarnya pengaruh Tingkat brand awrenes terhadap Minat Beli Konsumen secara simultan sebesar 42,6%, sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara parsial Sub variabel unawarebrand tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen, sub variabel top of mind memiliki pengaruh yang paling besar.

  Kata kunci: Tingkat brand awareness, Minat beli, Apple iPhone. PENDAHULUAN berbagai kebutuhan lainnya. Setiap tahun bahkan

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap bulannya perusahaan smarphone selalu saat ini semakin maju salah satunya adalah di melakukan inovasi terhadap produknya dengan bidang komunikasi. Seiring perkembangan tujuan menarik minat beli konsumen. teknologi komunikasi tersebut, alat komunikasi Menurut data survey pada tahun 2015, tercatat dua arah berupa telepon genggam telah pengguna smartphone di Indonesia telah berkembang menjadi telepon pintar (smartphone). mencapai 38,6%. Angka tersebut mengalami Hal tersebut dikarenakan fungsi telepon genggam peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya kini tidak hanya untuk telepon dan mengirim pesan sebesar 28,2%. Penetrasi Pengguna Smarphone di singkat (SMS). Akan tetapi dapat digunakan untuk Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:

  Jurnal ISEI Tabel 1. Penetrasi Pengguna Smartphone di Indonesia

  Dari Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa minat beli masyarakat Indonesia terhadap smarphone dari tahun ke tahun semakin meningkat dan membuat perusahaan-perusahaan smarphone bermunculan untuk meramaikan persaingan pada industri smarphone. Beberapa brand smartphone yang mengisi pasar diantaranya Samsung, iPhone, Asus, Lenovo, Xiaomi, Nokia dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua vendor smartphone saling berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar, pada tabel dibawah ini diketahui banyak vendor pendatang baru yang sukses mengambil pangsa pasar secara global, dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

  Tabel 2.Top Ten Smartphone Vendors Based On Percentage Sales in The World

  Sumber: id.techinasia.com, (diakses pada 6 April 2017) Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa smartphone Samsung menguasai pangsa pasar secara global disusul Apple dan Lenovo berturut-turut selama 3 tahun. Walaupun Apple masih berada dipuncak akan tetapi Apple mengalami penurunan presentase penjualan dari tahun 2013 sebesar 16,6% menjadi 16,4% di tahun 2014, dan pada tahun 2015 mengalami presentase penjualan yang sama sebesar 16,4% dan tidak adanya peningkatan penjualan Apple iPhone dari tahun ke tahun sedangkan pesaingnya yang terus meningkat dalam penjualannya.

  Di Indonesia smartphone Apple juga belum bisa merebut pangsa pasar dapat dilihat pada Tabel 3 Data Market Share Smarphone di Indonesia berikut ini:

  Tabel 3. Data Market Share Smarphone di Indonesia

  Sumber: www.idc.com, diakses pada 11 Oktober 2016 Berdasarkan tabel 3 Pertumbuhan penjualan Apple iPhone yang belum bisa mencapai top five market share di Indonesia ini mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor yang membuat Apple iPhone tidak masuk dalam kategori top five market share di Indonesia diantaranya adalah Apple iPhone memiliki varian produk yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan smartphone pesaingnya, harga yang ditawarkan eksklusif sehingga market share Apple iPhone tidak terlihat pada data di atas. Dari sekian banyak produk smartphone yang bersaing, Apple merupakan brand yang dikenal dan menjadi leader brand diseluruh dunia dalam hal teknologi. Brand Apple menduduki peringkat 1 dalam hal teknologi diseluruh dunia dan diikuti dengan pesaingnya yaitu Google pada peringkat ke 2, Microsoft peringkat ke 3, Samsung peringkat ke 4. (sumber: www.interbrand.com, diakses pada 6 April 2017). Sedangkan brand Apple sendiri di Indonesia menduduki peringkat 4 dalam hal smartphone pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4 berikut

  Tabel 4. Top Brand Index Smartphone di Indonesia

  sumber: www.topbrand-award.com, (diakses pada 6

  Jurnal ISEI

  Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa Samsung menempati urutan pertama dalam kategori top brand index smartphone di Indonesia dengan mendapatkan persentase sebesar 46,4%. Sedangkan brand Apple iPhone menduduki peringkat ke 4 dengan persentase 5,1%. Dapat disimpulkan bahwa Apple iPhone belum bisa mengalahkan pesaingnya yaitu Samsung, Nokia, dan Blackberry yang masuk dalam 3 besar top brand index. Dengan bermunculannya perusahaan smartphone baru menyebabkan konsumen lebih sadar akan merek yang ada dan mengenalinya sesuai dengan kebutuhan. Merek sudah dianggap sebagai aset (equity) oleh sebuah perusahaan atau yang lebih dikenal dengan istilah ekuitas merek (Kotler, 2013). Menurut Aaker dalam Tjiptono (2011:97) aset merek yang berkontribusi pada pencipta brand equity dibagi ke dalam empat dimensi yaitu brand awareness, perceived quality, brand association, dan brand loyalty. Kesadaran merek (brand awareness) artinya kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker dalam Herlina Debby 2016). Kemampuan konsumen mengingat sebuah produk juga memiliki beberapa tingkatan (tingkat brand awrenes) yang menjadi ukuran posisi brand awarenes produk atau perusahaan tersebut. Menurut Keller (2013, 55) tingkat Brand Awareness merupakan cara untuk mengukur efektivitas pemasaran yang diukur oleh kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali maupun mengingat sebuah brand tertentu. Dalam hal ini bisa meliputi nama, gambar, logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk mempromosikan produk-produknya. Ketika perusahaan telah mengetahui nilai dari brand awareness, perusahaan juga harus mengetahui pada level yang manakah brand awareness dari merek perusahaan. Beberapa tingkat brand awareness yang diungkapkan oleh Durianto dalam Gita (2014:14) yaitu Unware of brand (Tidak menyadari merek), Brand recognition (Pengenalan merek), Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek), Top of mind (puncak pikiran). Meningkatkan kesadaran merek adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah. Oleh karena itu untuk mengetahui kesadaran dan keberadaan suatu merek perlu adanya pengukuran kesadaran merek. Kesadaran merek merupakan salah satu elemen terpenting bagi perusahaan. Konsumen cenderung menggunakan merek yang dikenal karena konsumen berasumsi bahwa merek tersebut aman untuk dikonsumsi. Dengan semakin tingginya tingkat brand awareness yang dimiliki suatu produk, maka produk tersebut telah mencapai tingkat kesadaran yang tinggi di benak konsumen dan dapat mempengaruhi minat beli terhadap produk tersebut. Menurut Keller (2012:113), minat beli konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Menurut Ferdinand dalam Mochamad Iqbal Almanda (2015:19), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator yang meliputi minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif. Minat beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan pembelian, sehingga membangun minat beli konsumen menjadi hal yang penting karena dapat menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk yang pada akhirnya akan membawa keuntungan bagi perusahaan. Apple Inc adalah perusahaan teknologi multinasional asal Amerika yang berkantor pusat di Cupertino, California, Amerika Serikat. Perusahaan ini berkutat pada bidang desain, pengembangan, dan menjual produk elektronik, perangkat lunak komputer, dan layanan online. Apple juga membuat produk perangkat keras seperti ponsel pintar iPhone, tablet iPad, komputer Mac, Ipod, serta jam pintar Apple. Hingga saat ini, Apple merupakan satu-satunya perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia dalam hal pendapatan. Mereka juga merupakan perusahaan teknologi terbesar di dunia berdasarkan total aset dan memiliki predikat sebagai produsen ponsel terbesar kedua dunia. Penulis tertarik memilih merek Apple iPhone sebagai bahan penelitian dikarenakan menurut data yang telah terdapat pada tabel 2 Apple termasuk dalam top 10 penjualan smartphone di dunia, sedangkan dalam pasar lokal sendiri, Apple tidak menduduki posisi top

  5 penjualan smartphone. Penulis pun memilih meneliti pengaruh dari tingkat brand awareness pada produk Apple iPhone. Hal tersebut dilakukan agar

  Jurnal ISEI

  Kerangka Pemikiran

  Menurut Ferdinand dalam Mochamad Iqbal Almanda (2015:19), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator yang meliputi minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif.

  Dimensi Minat Beli

TUJUAN PENELITIAN

  Hipotesis yang diajukan dan akan dibuktikan kebenarannya “Tingkat Brand Awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap minat beli konsumen Apple iPhone”.

  peneliti mengetahui apakah tingkat brand awareness berpengaruh terhadap minat beli pada produk Apple iPhone.

RUMUSAN MASALAH 1.

2. Bagaimana minat beli brand Apple iPhone di

  LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Tingkat Brand Awareness

  Hipotesis Penelitian

  4. Besarnya pengaruh tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara parsialterhadap minat beli konsumen.

  3. Besarnya pengaruh tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan terhadap minat beli konsumen.

  2. Minat beli brand Apple iPhone di Kota Bandung.

  1. Tingkat Brand awareness produk Apple iPhone di Kota Bandung.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis :

  Kota Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan terhadap minat beli konsumen? 4. Seberapa besar pengaruh tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara parsial terhadap minat beli konsumen?

  Bagaimana tingkat brand awareness Apple iPhone di Kota Bandung?

  Gambar 1: Model Kerangka Pemikiran Keterangan: Secara Simultan Secara Parsial

METODE PENELITIAN

  Menurut Keller (2012:113), minat beli konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya.

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitiaan deskriptif dan kausal dengan menggunakan metode kuantitaif. Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas Tingkat Brand awarenes (X), yang terdiri dari unaware of brand (X1), brand recognition (X2), brand recall (X3) dan tof of mind (X4) dan variabel terikat yaitu Minat Beli. Skala instrumen yang digunakan adalah skala likert. Populasi adalah Masyarakat Kota Bandung yang mengetahui Apple iPhone. Teknik sampling yang digunakan yaitu Non Probility Sampling dengan Incidental Sampling. Mengingat jumlah populasi tidak diketahui, untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus Bernoulli (Siregar, 2013:37) sebagai berikut:

  Menurut Durianto dalam Gita (2014:14) tingkat brand awareness dapat diukur dari 4 dimensi yaitu: Unware of brand (Tidak menyadari merek), Brand Recognition (pengenalan merek), Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek), dan Top of Mind (puncak pikiran).

  Dimensi Tingkat Brand Awareness

  Tingkat kesadaran merek (brand awareness) artinya kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker,2012:90).

  Minat Beli

  Jurnal ISEI n =

  Gambar 3: Posisi Sub Variabel Brand recall (X3) pada Garis Kontinum

  Gambar 5: Posisi Sub Variabel Top of Mind (X4) pada Garis Kontinum

  Sub Variabel Top of Mind (X4)

  Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Berdasarkan gambar 4 sub variabel brand recall (X3) termasuk dalam kategori baik dengan nilai persentase sebesar 84,8%. Hal ini menunjukkan bahwa responden sering mendengar keberadaan brand Apple iPhone dan mengetahui bahwa Apple iPhone memiliki berbagai macam produk.

  Gambar 4: Posisi Sub Variabel Brand recall (X3) pada Garis Kontinum

  Sub Variabel Brand recall (X3)

  Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Berdasarkan gambar 3 sub variabel brand recognition (X2) termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 87,3%. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengenali karakteristik brand Apple iPhone (logo atau simbol) dan responden mudah dalam membedakan brand Apple iPhone dengan brand ponsel lainnya.

  Sub Variabel Brand Recognition (X2).

  [ ]

  Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Berdasarkan gambar 2 sub variabel unaware of brand (X1) termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 88,7%. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah mengetahui brand Apple iPhone dan mudah untuk mengingat Apple iPhone sebagai produk ponsel.

  Sub Variabel Unaware Brand (X1) Gambar 2: Posisi Sub Variabel unaware of brand (X1) pada Garis Kontinum

  HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif Tanggapan Responden Mengenai Variabel Tingkat Brand Awarenes (X)

  Keterangan: α = Tingkat ketelitian n = jumlah sampel Z^ = Nilai standard distribusi normal p = Probabilitas ditolak q = Probabilitas diterima (1-p) e = error tolerance maksimum Sumber data berasal dari data primer dan skunder. Data primer diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data skunder diperoleh dari buku, internet, hasil riset, dan sumber informasi lainnya yang dianggap relevan dengan topik penelitian. Teknik analisis yang digunakan yaitu Teknik Analisis Deskriptif dan Teknik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian Hipotesis menggunakan uji F untuk pengujian hipotesis secara Simultan dan uji t untuk pengujian secara Parsial.

  Berdasarkan hasil perhitungan sampel, diperoleh angka 96.04 untuk jumlah sampel minimum, tetapi dibulatkan menjadi 100 responden untuk mengurangi kesalahan pengisian kuesioner.

   = = ≈ 100

  Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Berdasarkan gambar 5 sub variabel Top of Mind (X4) termasuk dalam kategori baik dengan nilai persentase sebesar 81,0%. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak memerlukan bantuan orang lain untuk mengingat brand Apple iPhone sebagai produk ponsel, dan brand Apple iPhone merupakan produk pilihan utama responden.

  Jurnal ISEI

  beralih ke band lain setelah menggunakan Apple

  Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap iPhone, ingin mencari informasi tentang produk Tingkat brand awareness Apple iPhone, dan mendapatkan informasi positif

  tentang produk Apple iPhone dari orang lain.

  Tabel 5. Rekapitulasi Variabel Tingkat brand awareness (X) Analisis Regresi Linier Berganda

  Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (tingkat brand awareness) yang terdiri dari unaware of brand (X1), brand recognation (x2), brand recall (X3) dan Top Of Mind (X4) terhadap variabel terikat (minat beli) yang dilakukan pada 100 responden masyarakat Kota Bandung.

  Tabel 6. Hasil Analisi Regresi Berganda

  Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Berdasarkan tabel 5 secara keseluruhan tingkat brand awareness pada brand Apple iPhone di Kota Bandung menurut tanggapan responden berada pada kategori Sangat Baik dengan nilai persentase sebesar 85,45%. Hal ini menunjukkan bahwa brand Apple iPhone telah berhasil menciptakan tingkat

  Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017 brand awareness yang baik pada produknya, seperti membuat produknya mudah untuk diingat,

  Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 6 memiliki karakteristik (logo atau simbol) tersendiri, dapat dirumuskan model regresi linier berganda mudah dibedakan dengan merek lain, memiliki sebagai berikut: berbagai macam produk, dan menjadi pilihan

  Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 utama responden di Kota Bandung. Y = 0,786+ (-0,038)X1+ 0,008X2+ 0,146X3+ 0,667X4+ e Tanggapan Responden Mengenai Variabel Minat Beli

  Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Konstanta (a) = 0,786. Artinya, jika unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan Top of Mind nilainya adalah 0, maka minat beli konsumen

  Gambar 6: Posisi Minat Beli (Y) pada Garis Kontinum nilainya 0,786. Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 2.

  Nilai koefisien regresi variabel unaware of brand (X1) bernilai negatif, yaitu - 0,038. Berdasarkan gambar 6 secara keseluruhan minat

  Artinya bahwa setiap peningkatan beli pada brand Apple iPhone di Kota Bandung unaware of brand ditingkatkan sebesar menurut tanggapan responden berada pada satu satuan, maka minat beli konsumen kategori Baik dengan nilai persentase sebesar akan menurun sebesar 0,038. 74,6%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat minat 3.

  Nilai koefisien regresi variabel brand beli konsumen pada brand Apple iPhone di Kota recognition (X2) bernilai positif, yaitu

  Bandung seperti, responden memiliki keinginan 0,008. Artinya bahwa setiap peningkatan untuk membeli produk Apple iPhone, berminat brand recognition ditingkatkan sebesar membeli kembali ponsel Apple satu satuan, maka minat beli konsumen iPhone,menyarankan produk Apple iPhone kepada akan meningkat sebesar 0,008. orang lain, cenderung menyampaikan informasi 4.

  Nilai koefisien regresi variabel brand recall positif mengenai produk Apple iPhone kepada (X3) bernilai positif, yaitu 0,146. Artinya orang lain, Apple iPhone merupakan pilihan utama bahwa setiap peningkatan brand recall

  Jurnal ISEI

  Pada Tabel 7 dapat diketahui Fhitung > Ftabel (17,601 > 2,47) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H diterima dimana tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen brand Apple iPhone di Kota Bandung.

  Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa: 1.

  Tabel 8. Hasil Uji t

  2. thitung < ttabel dan nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka H02 diterima dan Ha2 ditolak. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari tingkat brand awareness terhadap minat beli.

  Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari tingkat brand awareness terhadap minat beli.

  H : Tingkat brand awareness yang terdiri dari una- ware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara parsial berpengaruh dan signif- ikan terhadap minat brand Apple iPhone di Kota Bandung. Kriteria penilaian uji hipotesis secara parsial adalah : 1. thitung > ttabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka H02 ditolak dan

  Pengujian hipotesis secara parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing- masing variabel independen, yaitu tingkat brand awareness terhadap variabel dependen, yaitu minat beli. Hipotesis secara parsial yang diajukan dan akan dibuktikan kebenarannya adalah: H : Tingkat brand awareness yang terdiri dari una- ware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara parsial tidak ber- pengaruh dan signifikan terhadap minat brand Apple iPhone di Kota Bandung

  Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

  Tabel 7. Hasil Uji F

  ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat beli konsumen akan meningkat 0,146.

  Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari tingkat brand awareness terhadap minat beli.

  2. Fhitung < Ftabel dan nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka H0 diterima dan H ditolak.

  1. Fhitung > Ftabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka H0ditolak dan H diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari tingkat brand awareness terhadap minat beli.

  Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel bebas yaitu Tingkat brand awareness (X) terhadap variabel terikat minat beli (Y) . Dalam penelitian ini hipotesis secara simultan yang diajukan dan akan dibuktikan kebenarannya: H : Tingkat Brand awareness yang terdiri dari una- ware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan tidak ber- pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli brand Apple iPhone di Kota Bandung. H a : Tingkat Brand awareness yang terdiri dari una- ware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli brand Apple iPhone di Kota Bandung. Kriteria penilaian uji hipotesis secara simultan adalah adalah:

  Uji Hipotesis Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

  Dapat disimpulkan bahwa variabel Top of Mind memiliki pengaruh yang searah terhadap minat beli konsumen. Artinya apabila Top of Mind meningkat maka minat konsumen akan meningkat.

  5. Nilai koefisien regresi variabel top of mind (X4) bernilai positif, yaitu 0,667. Artinya bahwa setiap peningkatan top of mind sebesar satu satuan, maka minat beli konsumen akan meningkat sebesar 0,667.

  Sub variabel unaware of brand (X1) memiliki nilai thitung (-0,425) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,672 > 0,05, maka H0 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari unaware of brand (X1) terhadap minat beli (Y). Sub variabel brand recognition (X2)

  Jurnal ISEI

  memiliki nilai thitung (0,083) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,934 > Koefisien Determinasi (R2) 0,05, maka H0 diterima. Oleh karena itu Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk dapat disimpulkan bahwa secara parsial mengetahui bersarnya pengaruh variabel terikat tidak terdapat pengaruh signifikan dari yaitu unaware of brand (X1), brand recognition brand recognition (X2) terhadap minat beli (X2), brand recal (X3) dan tof of mind (X4) secara (Y). bersama-sama terhadap minat beli.

  3. Sub variabel brand recall (X3) memiliki Hasil perhitungan Koefisien Determinasi (R2) nilai thitung (1,423) < ttabel (1,985) dan dapat dilihat pada tabel 10 berikut: tingkat signifikansi 0,158 > 0,05, maka H0

  Tabel 10. Koedisien Determinasi

  diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari brand recall (X3) terhadap minat beli (Y).

  4. Sub variabel Top of Mind (X4) memiliki nilai thitung (6,406) > ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh

  Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,652 signifikan dari Top of Mind (X4) terhadap dan R square (R2) adalah 0,652. Angka tersebut minat beli (Y). digunakan untuk melihat besarnya pengaruh unaware of brand, brand recognition, brand recall,

  Besarnya Pengaruh Tingkat Brand Awareness

  dan Top of Mind terhadap minat beli secara

  terhadap Minat Beli Secara Parsial

  simultan. Cara untuk menghitung R square menggunakan koefisien determinasi (KD) dengan

  Tabel 9. Besarnya Pengaruh Secara parsial

  menggunakan rumus sebagai berikut :

  KD = r2x 100% = (0,652) 2 x 100% = 42,6%

  Angka tersebut menunjukkan koefisien determinasi (KD) sebesar 42,6%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind) terhadap variabel dependen yaitu minat beli adalah sebesar 42,6% sedangkan sisanya 57,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

  METODE

  Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian

  Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Asli Daerah besarnya pengaruh unaware of brand (X1)

  Kota Balikpapan. Subyek dan objek penelitian terhadap minat beli (Y) secara parsial adalah adalah Bandar udara Sultan Aji Muhammad sebesar -0,8%, besarnya pengaruh brand Sulaiman Sepinggan. Jenis data yang digunakan recognition (X2) terhadap minat beli (Y) secara dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data parsial adalah sebesar 0,4%, besarnya pengaruh sekunder merupakan data yang diperoleh dari brand recall (X3) terhadap minat beli (Y) secara instansi tertentu, seperti ; Badan Pusat Statistik, parsial adalah sebesar 5,6%, besarnya pengaruh Dinas Pendapatan Daerah, Badan Pengelolaan top of mind (X4) terhadap minat beli (Y) secara Keuangan Aset Daerah, Badan Penanaman Modal parsial adalah sebesar 37,4%. Jadi, total dan Pelayanan Terpadu dan PT Angkasa Pura I. keseluruhan pengaruh unaware of brand (X1),

  Teknik analisis data yang digunakan teknik analisis brand recognition (X2), brand recall (X3), dan Top deskripsi. of Mind (X4) terhadap minat beli (Y) secara bersama-sama adalah sebesar 42,6%. Hal ini pun

  HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN dapat terlihat dari nilai koefisien determinasinya.

  Jurnal ISEI

  Berdasarkan hasil analisis deskriptif, tingkat brand awareness brand Apple iPhone di Kota Bandung secara keseluruhan termasuk pada kategori sangat baik dimata konsumen. Dari 8 pernyataan, variabel tingkat brand awareness mendapat skor sebesar 85,45%. Hal ini menunjukkan bahwa brand Apple iPhone telah berhasil menciptakan tingkat brand awareness yang sangat baik pada produknya, seperti membuat produknya mudah untuk diingat, memiliki karakteristik (logo atau simbol) tersendiri, mudah dibedakan dengan merek lain, memiliki berbagai macam produk, dan menjadi pilihan utama responden di Kota Bandung. Sub variabel unaware of brand (X1) menurut tanggapan responden secara keseluruhan berada dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 88,7%. Hal ini menunjukkan bahwa responden sangat mengetahui brand Apple iPhone dan mudah untuk mengingat Apple iPhone sebagai produk ponsel. Dari 2 pernyataan sub variabel unaware of brand berdasarkan tanggapan responden yang mendapat nilai tertinggi terdapat pada pernyataan responden tidak mengetahui brand Apple iPhone sebagai produk ponsel dengan mendapatkan skor sebesar 91% masuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa responden sangat mengetahui brand Apple iPhone sebagai produk ponsel dengan baik. Sedangkan pernyataan yang mendapatkan pernyataan terendah walaupun masih dalam kategori sangat baik dengan mendapatkan skor sebesar 86,4% yaitu brand Apple iPhone sulit untuk diingat sebagai produk ponsel. Hal ini menunjukan bahwa responden dapat mengingat dengan sangat baik logo brand Apple iPhone sebagai produk ponsel Sub variabel brand recognition (X2) secara keseluruhan berada dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 87,3%. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengenali dengan sangat baik karakteristik brand Apple iPhone (logo atau simbol) dan responden mudah dalam membedakan brand Apple iPhone dengan brand ponsel lainnya. Berdasarkan tanggapan responden dari

  2 pernyataan tentang sub variabel brand recognition yang mendapat nilai tertinggi sebesar 88% terdapat pada pernyataan brand Apple iPhone mudah dibedakan dari brand ponsel lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Apple iPhone memiliki produk yang sangat mudah dibedakan dengan brand ponsel lainnya. Pernyataan yang mendapat nilai terendah walaupun masih dalam kategori sangat baik sebesar 86,6%, yaitu responden mengenali karakteristik brand Apple iPhone (logo atau symbol) sebagai produk ponsel. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik (logo atau symbol) Apple iPhone sangat mudah untuk dikenali responden. Sub variabel brand recall (X3) secara keseluruhan berada dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 84,8%. Hal ini menunjukkan responden sering mendengar keberadaan brand Apple iPhone dan mengetahui bahwa Apple iPhone memiliki berbagai macam produk. Dari 2 pernyataan, yang mendapat nilai tertinggi yaitu sebesar 87,4% terdapat pada pernyataan responden sering mendengar brand Apple iPhone sebagai produk ponsel. Hal ini menunjukkan bahwa brand Apple iPhone produknya sudah akrab di telinga responden. Pernyataan yang mendapat nilai terendah namun masih dalam kategori baik dengan persentase sebesar 82,2%, yaitu pernyataan mengenai brand Apple iPhone memiliki berbagai macam produk. Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui dengan baik bahwa brand Apple iPhone memiliki berbagai macam produk. Sub variabel top of mind (X4) secara keseluruhan berada dalam kategori baik dengan mendapatkan nilai keseluruhan sebesar 81,0%. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak memerlukan bantuan orang lain untuk mengingat brand Apple iPhone dan brand Apple iPhone merupakan produk pilihan utama responden. Dari 2 pernyataan sub variabel top of mind yang mendapat nilai tertinggi dengan persentase sebesar 87,8% terdapat pada pernyataan tidak memerlukan bantuan orang lain untuk mengingat kembali brand Apple iPhone sebagai produk ponsel. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak memerlukan bantuan orang lain untuk mengingat kembali keberadaan brand Apple iPhone Karena merek Apple iPhone merupakan merek yang pertama kali melintas di benak responden. Pernyataan yang mendapat nilai terendah dengan persentase sebesar 74,2% namun masih dalam kategori baik, yaitu brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama. Hal ini menunjukkan bahwa brand Apple iPhone bukan merupakan pilihan utama, disebabkan karena harga dari produk Apple iPhone relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk kompetitor dan fitur yang terdapat pada Apple iPhone tidak jauh berbeda dari brand ponsel lainnya. Berdasarakan hasil analisis deskriptif, minat beli (Y) brand Apple iPhone di Kota Bandung secara keseluruhan berada dalam kategori baik. Terlihat dari jawaban responden terhadap 8 pernyataan memperoleh persentase sebesar 74,6% masuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa

  Jurnal ISEI

  minat beli konsumen pada brand Apple iPhone di Kota Bandung sudah baik seperti, responden memiliki keinginan untuk membeli produk Apple iPhone, berminat membeli kembali ponsel Apple iPhone, menyarankan orang lain untuk membeli produk Apple iPhone, cenderung menyampaikan informasi positif mengenai produk Apple iPhone kepada orang lain, brand Apple iPhone adalah pilihan utama responden, merasa puas dan tidak akan beralih ke brand lain setelah menggunakan brand Apple iPhone, ingin mengetahui informasi tentang produk Apple iPhone, dan mendapatkan informasi positif tentang produk Apple iPhone dari orang lain. Dari 8 pernyataan tentang variabel minat beli yang mendapat nilai tertinggi dengan persentase sebesar 79,6% terdapat pada pernyataan responden selalu mendapatkan infromasi positif tentang produk Apple iPhone. Hal ini menunjukkan bahwa responden selalu mendapatkan informasi yang positif mengenai brand Apple iPhone. Pernyataan yang mendapatkan tanggapan terendah yaitu pernyataan tentang saya merasa puas dan tidak akan beralih ke brand lain setelah menggunakan brand Apple iPhone. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun konsumen merasa puas terhadap Apple iPhone namun tidak menutup kemungkinan konsumen akan beralih ke brand lain.

  Tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand (X1), brand recognition (X2), brand recall (X3), dan top of mind (X4) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk Brand Apple iPhone di Kota Bandung Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F, yaitu Fhitung> Ftabel (17,601 > 2,47) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Thoriq Anugrah Fatrah Perdana dan Eka Yuliana yang berjudul Pengaruh Tingkat brand awareness Terhadap Minat Beli Konsumen Jasa Reservasi Hotel Secara Online Pada Situs www.Goindonesia.com. Sedangkan besarnya pengaruh variabel tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand (X1), brand recognition (X2), brand recall (X3), dan top of mind (X4) terhadap variabel terikat, yaitu minat beli dapat dilihat dari perhitungan koefisien determinasi (R2), yaitu sebesar 0,426 atau 42,6%. Sedangkan sisanya 57,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini . Tingkat brand awareness secara parsial berdasarkan uji t menunjukkan bahwa sub variabel unaware of brand (X1) memiliki nilai thitung (- 0,425) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi

  0,672 > 0,05, maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan dari sub variabel unaware of brand (X1) terhadap minat beli (Y). Besarnya pengaru sub variabel unaware of brand adalah sebesar -0,8%. Hal ini menunjukan bahwa minat beli konsumen terhadap brand Apple iPhone di Kota Bandung tidak dipengaruhi oleh sub variabel unaware of brand. Artinya, Masyarakat Kota Bamdung sudah sangat kenal (aware) terhadap Brand Apple iPhone. Sub variabel brand recognition (X2) memiliki nilai thitung (0,083) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,934 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari sub variabel brand recognition (X2) terhadap minat beli (Y). Besarnya pengaruh sub variabel brand recognition adalah sebesar 0,4%. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli konsumen terhadap Apple iPhone di Kota Bandung tidak dipengaruhi oleh sejauh mana responden mengenali karakteristik (logo atau symbol) Apple iPhone, dan kemudahan responden dalam membedakan brand Apple iPhone dengan brand ponsel lainnya. Dikarenakan konsumen sudah mengetahui dan paham bahwa apabila terdapat ponsel berlogo Apel maka ponsel tersebut pasti merek Apple iPhone. Sub variabel brand recall (X3) memiliki nilai thitung (1,423) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,158 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari sub variabel brand recall (X3) terhadap minat beli (Y). Besarnya pengaruh sub variabel brand recall terhadap minat beli adalah sebesar 5,6%. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli konsumen terhadap Brand Apple iPhone di Kota Bandung tidak dipengaruhi oleh pengetahuan konsumen terhadap variasi produk Apple iPhone. Dikarenakan variasi dari ponsel Apple iPhone lebih sedikit dibandingkan ponsel merek lain tetapi iPhone tetapi diminati oleh konsumen. Sub variabel top of mind (X4) memiliki nilai thitung (6,406) > ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari top of mind (X4) terhadap minat beli (Y). Besarnya pengaruh sub variabel top of mind adalah sebesar 37,4%. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli konsumen terhadap brand Apple iPhone di Kota Bandung dipengaruhi oleh puncak pemikiran konsumen yaitu apabila konsumen ditanya secara langsung mengenai ponsel tanpa diberi bantuan pengingat, konsumen secara langsung akan menyebut brand Apple iPhone sebagai produk ponsel.

  Jurnal ISEI PENUTUP Kesimpulan 1. Tingkat Brand Awareness Apple iPhone di Kota Bandung.

  Tingkat Brand Awareness di mata responden secara keseluruhan berada dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa Brand Apple iPhone telah berhasil menciptakan Tingkat Brand Awareness dengan sangat baik di kalangan masyarakat Kota Bandung, seperti membuat produknya mudah untuk diingat, memiliki karakteristik (logo atau simbol) tersendiri, produknya mudah dibedakan dengan merek lain, memiliki berbagai macam produk. Dari keseluruhan item pernyataan yang mendapatkan tanggapan responden paling rendah walaupun masih dalam katagori sangat baik dan baik yaitu pernyataan brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama sulit untuk diingat sebagai produk ponsel, responden mengenali karakteristik Brand Apple iPhone (logo atau symbol) sebagai produk ponsel, brand Apple iPhone memiliki berbagai macam produk, dan brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama.

  2. Minat Beli Konsumen Brand Apple iPhone di Kota Bandung.

  Minat beli masyarakat Kota Bandung pada Brand Apple iPhone secara keseluruhan berada dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan Apple telah mampu membuat produk iPhone yang memiliki kualitas produk yang baik, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dan dapat menarik minat konsumen untuk membeli produkApple iPhone. Dari keseluruhan item pernyataan minat beli yang mendapat respon paling rendah adalah responden merasa puas dan tidak akan beralih ke brand lain setelah menggunakan brand Apple iPhone.

  3. Besarnya Pengaruh Tingkat Brand Awareness Secara Simultan Terhadap Minat Beli Brand Apple iPhone di Kota Bandung.

  Variabel Tingkat Brand Awareness yang terdiri dari Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand Recall, dan Top of Mind secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli Brand Apple iPhone di Kota Bandung. Besarnya pengaruh Tingkat Brand Awareness secara simultan terhadap minat beli konsumen terlihat dari perhitungan koefisien determinasi yaitu sebesar 42,6%, sedangkan sisanya sebesar 57,4% dipengaruhi oleh factor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

  4. Besarnya Pengaruh Tingkat Brand Awareness Secara Parsial Terhadap Minat Beli Brand Apple iPhone di Kota Bandung.

  Variabel Tingkat Brand Awareness yang terdiri dari Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand Recall, secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap Brand Apple iPhone di Kota Bandung. Sedangkan sub variabel top of mind memiliki pengaruh yang signifikant terhadap keputusan pembelian. Besarnya pengaruh yang paling besar terhadap minat beli konsumen adalah sub variabel Top of Mind, sedangkan sub variabel Unaware of brand memiliki pengaruh yang paling kecil terhadap minat beli konsumen.

  Saran Bagi Perusahaan 1.

  Perusahaan agar lebih meningkatkan Tingkat Brand Awareness yang sudah dinyatakan sangat baik di mata responden seperti Brand Apple iPhone memiliki berbagai macam produk, Brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama sehingga kedepannya bisa berada dalam kategori sangat baik. Untuk pernyataan yang mendapatkan persentase terendah di mata responden yaitu pernyataan Brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama., Brand yang ada di puncak pemikiran konsumen dalam kategori. Disarankan agar Brand Apple iPhone dapat membuat produknya lebih menarik dari segi fitur, desain, dan harga yang kompetitif dibandingkan merek ponsel lainnya.

  2. Perusahaan lebih meningkatkan minat beli konsumen yang masih berada dalam kategori baik sehingga kedepannya bisa berada dalam kategori sangat baik dengan cara meningkatkan kualitas produk, menciptakan inovasi yang baru terhadap produknya. Untuk pernyataan yang mendapatkan tanggapan responden paling rendah yaitu, responden merasa puas dan tidak akan beralih ke brand lain setelah menggunakan brand Apple iPhone, disarankan agar lebih meningkatkan kualitas produk, menciptakan produk yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, memperbaiki pelayanan terhadap produk Apple iPhone yang dimilikinya sehingga konsumen tidak akan beralih ke merek lain.

  3. Perusahaan agar memperhatikan variabel

  Jurnal ISEI

  Tingkat Brand Awareness yang terdiri dari Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand DAFTAR PUSTAKA Recall, dan Top of Mind mengingat variabel Almanda, M. I. (2015). Pengaruh Brand Personality tersebut memiliki pengaruh cukup besar Sepatu Nike terhadap Minat Beli (Studi Kasus pa- terhadap minat beli konsumen. Disamping itu da Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis, perusahaan juga agar memperhatikan faktor- Universitas Telkom). Skripsi pada Universitas faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian Telkom. Bandung. ini yang memiliki pengaruh terhadap minat beli Durianto, D. (2004). Strategi Menaklukkan Pasar Me- konsumen seperti faktor kualitas produk, lalui Riset Ekuitas Dan Perilaku Mere, Jakarta: PT kualitas pelayanan dan harga. Gramedia Pustaka Utama.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138