BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan 2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power Of Total Investment Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Laba Pada Per

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis

2.1.1. Laporan Keuangan

2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

  Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan diperoleh dari proses berjalannya sistem akuntansi. Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usaha pada suatu waktu atau periode tertentu. Laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem atau proses akuntansi tidak dapat dibuat secara mudah, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan digunakan sebagai alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Dalam hal laporan keuangan, kewajiban setiap perusahaan adalah untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis untuk dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini.

  Laporan keuangan juga menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimiliki perusahaan.

  Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:03:07) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut:

  “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.”

  Menurut Harahap (2006:105), “laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.”

  Menurut Kasmir (2009:07), “laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.”

  Menurut Munawir (2004:02) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: “Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.”

  Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berupa data keuangan dan aktivitas dari suatu perusahaan yang bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi keuangan, hasil usaha, serta kinerja perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

  Secara umum, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam maupun luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

  Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikutip oleh Sawir (2005:2) adalah sebagai berikut: a.

  Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan pada suatu perusahaan sehingga memberi manfaat bagi sejumlah besar pemakai (stakeholders) dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  b.

  Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

  c.

  Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang akan dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

  Dalam rangka mancapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: a.

  Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.

  b.

  Kewajiban merupakan utang kepada pihak lain yang timbul karena memperoleh pinjaman (kredit) atau karena pembelian suatu barang atau jasa yang pembayarannya dilakukan secara angsuran.

  c.

  Ekuitas merupakan hak yang dimiliki oleh perusahaan.

  d.

  Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian.

  Pendapatan merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa yang dibebankan kepada langganan atau yang menerima jasa.

  Beban merupakan semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan.

  Keuntungan dan kerugian adalah naik dan turunnya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidental dan bukan kegiatan utama entitas dan dari transaksi kegiatan lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu periode tertentu.

  e.

  Arus kas merupakan aliran penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

  Dengan memperoleh laporan keuangan, suatu perusahaan akan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Laporan keuangan tidak hanya untuk dibaca tetapi juga untuk dimengerti dan dipahami mengenai posisi keuangan perusahaan saat ini.

2.1.1.3. Pemakai Laporan Keuangan

  Laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan serta memberikan informasi kepada berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini berarti, pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan adalah pemilik usaha dan manajemen. Yang dimaksud dengan pihak luar adalah pihak yang mempunyai hubungan baik langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Masing-masing pihak memiliki kepentingan tersendiri tergantung dari sudut pandang.

  Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan terdiri dari (Kasmir, 2009:18) : a.

  Pemilik atau Pemegang Saham Pemilik adalah pihak yang memiliki usaha. Hal ini tercermin dari kepemilikian saham yang dimilikinya. Pemilik atau pemegang saham berkepentingan untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan, untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode serta menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.

  b.

  Manajemen Bagi pihak manajemen, laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja dalam suatu periode tertentu. Nilai penting laporan keuangan bagi manajemen adalah alat untuk menilai dan mengevaluasi kinerja dalam pencapaian target dan tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu periode serta untuk melihat kemampuan manajemen mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

  c.

  Kreditor Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Bagi perusahaan yang telah mendapat pinjaman, laporan keuangan dapat menyajikan informasi tentang penggunaan dana yang diberikan serta kondisi keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan. Bagi perusahaan calon debitur, laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diberikan.

  d.

  Pemerintah Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya dan untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara termasuk jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara.

  e.

  Investor Investor adalah pihak yang akan menanamkan dana di suatu perusahaan. Dengan laporan keuangan, investor dapat melihat prospek atau keuntungan yang akan diperoleh (dividen) serta perkembangan nilai saham ke depan. Dengan begitu, investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham atau tidak.

2.1.1.4. Jenis Laporan Keuangan

  Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis tergantung dari maksud dan tujuan pembuataan laporan keuangan.

  Dalam prakteknya, perusahaan diharuskan untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain. Laporan keuangan utama menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:07:13) terdiri dari: a.

  Neraca Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan (harta, utang, dan modal) perusahaan dalam suatu tanggal tertentu.

  b.

  Laporan Laba-Rugi Laporan laba-rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil dan laba (rugi) perusahaan selama satu periode tertentu.

  c.

  Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini akan dibuat apabila terjadi perubahan modal. d.

  Laporan Arus Kas Laporan arus kas melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan oleh perusahaan melalui tiga tipe aktivitas yaitu operasi, investasi, dan pendanaan.

  e.

  Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila terdapat laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

2.1.2. Pengertian Laba

  Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak di laporan keuangan, tepatnya laba rugi. Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) mendefénisikan laba sebagai berikut:

  “Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat.”

  Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defénisi dari elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam Stice, Stice, dan Skousen (2004:230).

  1. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

  2. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban atau kombinasi keduanya dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

  3. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas yaitu aktiva bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

  4. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas atau aktiva bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

2.1.2.1. Istilah Laba yang Digunakan 1.

  Laba kotor Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:120) laba kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”.

  Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapatmenutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.

  2. Laba operasi Menurut Stice, dan Skousen (2004:243) “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya.

  3. Laba sebelum pajak Laba sebelum pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey

  (2005:25) merupakan “laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”.

  4. Laba bersih Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”.

2.1.2.2. Perubahan Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal.

  Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba dapat dilihat dari perubahan laba. Perubahan laba adalah

  

peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

  Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat perubahan laba dari tahun ke tahun. Para investor dalam menilai perusahaan tidak hanya melihat laba dalam satu periode melainkan terus memantau perubahan laba dari tahun ketahun. Indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak. Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator perubahan laba dimaksudkan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis.

  Perubahan laba dapat diterjemahkan dengan rumus:

  − −1

   = −1

  = Perubahaan laba = Laba perusahaan tertentu pada periode tertentu

  = Laba perusahaan tertentu pada periode sebelumnya

  −

2.1.3. Rasio Keuangan

2.1.3.1. Pengertian Rasio Keuangan

  Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan.

  Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan financial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Rasio dapat memberikan indikasi apakah perusahaan masih memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban financialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen, persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai.

  Menurut Kasmir:2009:104, mendefinisikan rasio keuangan adalah sebagai berikut :

  “Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode.”

  Menurut Harahap (2006:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

  Menurut Brigham dan Houston (2006:94), rasio keungan dirancang untuk membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keungan.

  Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan antara dua angka dalam pos-pos laporan kuangan dengan membandingkan angka-angka tersebut dalam satu periode atau beberapa periode dalam rangka membantu mengevaluasi suatu laporan keuangan.

2.1.3.2. Jenis Rasio Keuangan

  Rasio-rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan sangat banyak jenisnya. Menurut sumber datanya Van Horne (2005:234) : Angka rasio dapat dibedakan atas: 1.

  Rasio – rasio neraca (Balance Sheet Rat), yaitu rasio – rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid

  test ratio , current asset to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio dan lain sebagainya.

  2. Rasio – rasio Laporan Laba Rugi (Income Statement Ratio), adalah data yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya

  gross profit , net margin, operating margin, operating ratio dan sebagainya.

  3. Rasio – rasio antar Laporan Keuangan (Intern Statement Ratio), adalah rasio – rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal dari income statement, misalnya asset turnover, Inventory turnover , receivable turnover, dan lain sebagainya.

  Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas (Leverage), dan Rasio Rentabilitas.

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

  Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek (short time debt). Menurut Van Horne :

  ”Sistem Pembelanjaan yang baik Current Ratio harus berada pada batas 200% dan Quick Ratio berada pada 100%”. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah : a.

  Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar atau current ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

  Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai berikut:

  Aktiva Lancar Current Ratio =

  Hutang Lancar

  Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.

  Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya penggunaan kas dengan sebaik mungkin.

  b.

  Rasio Cepat (Quick Ratio) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.

  Rumus untuk mencari rasio lancar atau Quick Ratio dapat digunakan sebagai berikut:

  Aktiva Lancar−Persediaan Quick Ratio =

  Hutang Lancar c.

  Rasio Lambat (Cash Ratio) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank.

  Rumus untuk mencari rasio lancar atau Cash Ratio dapat digunakan sebagai berikut:

  ℎ+Surat Berharga Cash Ratio =

  Hutang Lancar d.

  Perputaran Piutang (Turn Over Receivable) Rasio perputaran piutang memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang ke bentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi.

  Rumus untuk mencari perputaran piutang atau Turn Over

  Receivable dapat digunakan sebagai berikut: Hasil Penjualan Kredit

  Turn Over Receivable = Rata−rata Piutang e.

  Lama Penagihan Rata-rata (Average Collection Period) Rasio ini biasanya dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutang jangka pendek.

  Rumus untuk mencari lama penagihan rata-rata atau Average

  Collection Period dapat digunakan sebagai berikut: Piutang Usaha

  = average collection period

  x365 hari Penjualan Kredit

  atau

  365 hari

  = average collection period

  Perputaran Piutang f.

  Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

  Turnover ini menunjukkan beberapa kali jumlah persediaan barang

  dagangan diganti atau dijual dalam satu tahun. Perputaran yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan yang ada cukup baik.

  Rumus untuk mencari lama perputaran persediaan atau Inventory

  Turnover dapat digunakan sebagai berikut: Harga Pokok Penjualan

  Inventory Turnover = Persediaan Barang Dagangan Rata−rata 2.

  Rasio Solvabilitas (Leverage) Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah: a.

  Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) Merupakan perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.

  Rumus untuk mencari rasio hutang terhadap ekuitas atau Total

  Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai berikut: Total Hutang

  Total Debt to Equity Ratio = Ekuitas Pemegang Saham b.

  Rasio Hutang terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Asset Ratio) Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.

  Rumus untuk mencari rasio hutang terhadap total aktiva atau Total

  Debt to Total Asset Ratio dapat digunakan sebagai berikut: Total Hutang

  Total Debt to Total Asset Ratio = Total Aktiva c.

  Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (Ratio of Owner’s Equity to

  Total Assets )

  Rasio ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor.Rasio ini disebut juga proprietory ratio yang menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca.

  Rumus untuk mencari rasio modal sendiri terhadap total aktiva atau

  Ratio of Owner’s Equity to Total Assets dapat digunakan sebagai

  berikut:

  Modal Sendiri

   =

  Total Aktiva d.

  Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Ratio of Owner’s Equity to

  Fixed Assets )

  Jika rasio ini lebih dari 100 % berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya jika rasio dibawah 100% berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka pendek/jangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya dibiayai dengan modal pinjaman.

  Rumus untuk mencari rasio modal sendiri dengan aktiva tetap atau

  Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets dapat digunakan sebagai

  berikut:

  Modal Sendiri

  ’ =

  Aktiva Tetap e.

  Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Rasio ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang. Disamping itu juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman.

  Rumus untuk mencari rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dapat digunakan sebagai berikut:

  Total Aktiva Tetap Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang =

  Total Hutang Jangka Panjang f.

  Nilai Buku Saham Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya.

  Dalam penghitungannya nilai buku saham jika ada saham yang sudah dipesan (subscribed) walaupun saham tersebut belum diserahkan kepada pemesan, maka jumlah tersebut harus ditambahkan pada jumlah modal yang sudah beredar. Sebaliknya bila ada saham yang dibeli kembali oleh perusahaan (treasury stock) maka harus dikurangkan terhadap jumlah modal saham yang beredar.

  Rumus untuk mencari nilai buku per lebar saham dapat digunakan sebagai berikut:

  Modal Saham

  Nilai buku per lembar saham =

  Jumlah Lembar Saham 3.

  Rasio Rentabilitas Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Rentabilitas adalah: a.

  Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan

  Harga Pokok Penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

  Rumus untuk mencari margin laba kotor atau Gross Profit Margin dapat digunakan sebagai berikut:

  

Laba Kotor

Gross Profit Margin =

  

Penjualan Bersih

b.

  Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.

  Rumus untuk mencari margin laba bersih atau Net Profit Margin dapat digunakan sebagai berikut:

  Laba Setelah Pajak Net Profit Margin =

  Penjualan Bersih c.

  Earning Power of Total Investment Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan netto.

  Rumus untuk mencari Earning Power of Total Investment dapat digunakan sebagai berikut:

  Laba Sebelum Pajak Earning Power of Total Investment =

  Total Aktiva d.

  Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

  Rumus untuk mencari Return on Equity atau pengembalian atas ekuitas dapat digunakan sebagai berikut:

  

Laba Setelah Pajak

Return on Equity =

  

Ekuitas Pemegang Saham

e.

  

Ratio Operating Income with Operating Assets (Rasio Laba Usaha

  dengan Aktiva Usaha)

  Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan

  menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.

  Rumus untuk mencari Ratio Operating Income with Operating

  Assets atau rasio laba usaha dengan aktiva usaha dapat digunakan

  sebagai berikut:

  ℎ = Laba Usaha Aktiva Usaha

  Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam melaksanakan operasi sehari-hari.

  Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat mensejahterakan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio profitabilitas.

  Menurut Kasmir (2009:196), mengartikan rasio profitabilitas sebagai berikut:

  “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini dapat juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Inti dari penggunaan rasio ini adalah untuk menunjukkan efisiensi perusahaan”.

2.1.4. Pengaruh Rasio Rentabilitas terhadap Perubahan Laba

2.1.4.1. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Perubahan Laba

  Gross Profit Margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan

  dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

  Temuan ini berbeda dengan temuan Juliana dan Sulardi (2003) yang menyatakan Gross Profit Margin mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan laba, dan temuan dalam penelitian Hanafi (2004) yang menyebutkan bahwa gross profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi.

2.1.4.2. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Perubahan Laba

  Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk

  menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.

  Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu

  profitable atau tidak (Sulistyanto).

2.1.4.3. Pengaruh Earning Power of Total Investment terhadap Perubahan Laba

  Earning Power of Total Investment merupakan perbandingan laba

  sebelum pajak terhadap total asset. Jadi Earning Power of Total Investment mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain

  

Earning Power of Total Investment juga menunjukkan kemampuan total

asset dalam menghasilkan laba.

  Earning Power of Total Investment mengukur efektifitas perusahaan

  dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan. Earning Power of Total Investment dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan asset turnover. Rendahnya Earning Power of Total Investment tergantung dari (Sawir, 2009:19):

  • Asset Turnover Operating Profit Margin

2.1.4.4. Pengaruh Return on Equity terhadap Perubahan Laba

  Return on Equity adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan.

  Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut.

  Return On Equity signifikan dan bertanda negatif, berarti kenaikan Return On Equity akan mempengaruhi penurunan laba. Hasil penelitian ini

  sejalan dengan temuan Herawati (2004). Hal ini disebabkan karena tambahan modal dibiayai dengan modal asing, namun karena rate of return tambahan modal lebih kecil dari biaya modal maka mengakibatkan penurunan laba. Hal ini sesuai dengan teori (Riyanto, 2001) yang menyebutkan bahwa penggunaan modal asing dibenarkan apabila rate of

  return modal asing lebih besar daripada biaya modalnya atau bunganya (Suprihatmi:2006).

1.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai rasio keuangan telah banyak dilakukan di Indonesia.

  Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian (Tahun)

  1 Raden Variabel Independen: Hasil penelitian menunjukkan

Supriyanto DER, ROA, ROE, NPM, OPM, GPM, bahwa secara parsial variabel

(2012) TATO dan DR yang mempunyai pengaruh

signifikan positif terhadap perubahan laba adalah ROA, Variabel Dependen: ROE, NPM, OPM, dan GPM. Perubahan Laba Sedangkan yang mempunyai pengaruh tidak signifikan positif terhadap perubahan laba adalah TATO, dan yang mempunyai pengaruh tidak signifikan negatif terhadap perubahan laba adalah DER dan DR.

  2 Muhamad Variabel Independen: Hasil penelitian menunjukkan Sarifudin CAR, OPM, NPM, BOPO, NIM, Debt bahwa secara serempak variabel (2005) Ratio dan LDR independen tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

  Sementara secara parsial hanya variabel BOPO (Biaya Operasi/Pendapatan Variabel Dependen: Operasi)yang berpengaruh

  Perubahan Laba signifikan dan negatif terhadap perubahan laba.

3 Eka Variabel Independen: Hasil penelitian menunjukkan

  CR, QATA, TDTCA, DER, CGSI, CGSNS, secara parsial hanya rasio Khairunnisa

  NSQA, PBTSE, WCNS, WCTA, GPNS, keuanganCurrent Ratio, Total Zul (2009)

  INS, OPPBT, IWC, dan ROA. Debt to Total Capital Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Profit Before Taxes to Shareholdersí Equity, Working Capital to Net Sales, Working Capital to Total Assets, Gross Profit to Net Sales,

  Variabel Dependen: Inventories to Working Capital Perubahan Laba dan Return On Assets yang berpengaruh terhadap perubahan laba.

  4 Hestina Variabel Independen : Hasil penelitian menunjukkan Wahyu Perubahan NPM, LDR, NPL, BOPO secara parsial variabel NPM dan Dewanti

  BOPO berpengaruh signifikan (2009) terhadap perubahan laba Variabel Dependen: sedangkan variabel lainnya LDR

  Perubahan Laba dan NPL tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

  5 Eko Bastian Variabel Independen: Hasil penelitian menunjukkan

Damanik CR, DR, TATO, ROA, dan ROE bahwa secara simultan, hasil

(2010) penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara CR, DR, TATO, dan GPM terhadap perubahan laba. Secara parsial hanya variabel DR yang mempunyai pengaruh

  Variabel Dependen: signifikan terhadap perubahan Perubahan Laba laba sedangkan variabel lainnya CR, TATO dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba.

  6 Roselina Variabel Independen: Hasil uji statistik menunjukkan Pakpahan CR, DER, TATO, ITO, dan GPM bahwa rasio keuangan CR, DER, (2011)

  TATO , ITO dan GPM tidak Variabel Dependen: berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba perubahan laba baik secara parsial maupun secara simultan.

  Raden Supriyanto (2012) melakukan penelitian tentang evaluasi pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba pada bank umum konvensional di Indonesia. Variabel bebas (independent) yang digunakan berjumlah 8 rasio keuangan. Sampel dari penelitian ini adalah 50 perusahaan bank umum konvensioal, yang terdiri dari 4 bank perusahaan bank persero, dan 46 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) yang terdaftar di BEJ selama periode 2002- 2010. Tehnik analisis data yang digunakan adalah Granger Causality Test untuk melihat adanya hubungan sebab akibat (kausalitas) dan arah kausalitas diantara variabel-variabel yang digunakan dalam analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel yang mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap perubahan laba adalah ROA, ROE, NPM, OPM, dan GPM. Sedangkan yang mempunyai pengaruh tidak signifikan positif terhadap perubahan laba adalah TATO, dan yang mempunyai pengaruh tidak signifikan negatif terhadap perubahan laba adalah DER dan DR.

  Muhamad Sarifudin (2005) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba. Sampel diambil dari industri perbankan yang terdaftar di BEJ. Variabel bebas (independent) yang digunakan berjumlah 7 rasio keuangan. Sampel dari penelitian ini adalah 24 perusahaan perbankan selama kurun waktu 2000-2002. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji statistik menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan level of significance 5%. Hasil dari penelitian ini adalah CAR, OPM, NPM, BOPO, NIM, Debt Ratio dan LDR secara simultan tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Sementara secara parsial hanya variabel BOPO (Biaya Operasi/Pendapatan Operasi) yang berpengaruh signifikan dan negatif terhadap perubahan laba.

  Eka Khairunnisa Zul (2009) yang meneliti mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini ditemukan bahwa sembilan rasio keuangan yang terbukti signifikan memiliki pengaruh terhadap perubahan laba di masa yang akan datang. Total Debt

  

to Total Capital Assets Ratio, Working Capital to Net Sales, Current Ratio,

Return on Assets, Gross Profit to Net Sales, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh

  terhadap perubahan laba di masa satu tahun yang akan datang. Working Capital to

  Total Assets, Return On Assets, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Inventories to Working Capital, Profit Before Taxes to Shareholders Equity dan Current Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di masa dua tahun yang akan

  datang. Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

  BEI yang menerbitkan laporan keuangan untuk tahun 2005-2007. Sampel yang digunakan sebanyak 86 perusahaan manufaktur. Penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini berjumlah 15.

  Hestina Wahyu Dewanti (2009) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh perubahan NPM, LDR, NPL DAN BOPO terhadap perubahan laba pada bank devisa dan bank non devisa. Sampel yang terdiri dari 24 bank devisa dan 31 bank non devisa pada tahun 2004-2007. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial variabel perubahan NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba sedangkan variabel lainnya perubahan LDR dan NPL tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

  Eko Bastian Damanik (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Sampel diambil dari perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.Variabel independen yang digunakan berjumlah 5 rasio keuangan. Sampel dari penelitian ini adalah 33 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi selama kurun waktu 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara CR, DR, TATO, dan GPM terhadap perubahan laba. Secara parsial hanya variabel DR yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan laba sedangkan variabel lainnya CR, TATO dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba.

  Roselina Pakpahan (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Jumlah perusahaan yang digunakan sebanyak 13 perusahaan dalam kurun waktu 2006-2009.Variabel independen yang digunakan berjumlah 5 rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan CR, DER, TATO,

  ITO dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba baik secara parsial maupun secara simultan.

1.3. Kerangka Konseptual

  Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuanganyang terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning

  Power of Total Investment , dan Return on Equity. Variabel dependen dalam

  penelitian ini adalah perubahan laba. Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Rasio Keuangan Rasio Profitabilitas H1 Perubahan Laba GPM (X ) (Y)

  1 Rasio Profitabilitas H2 Perubahan Laba NPM (X ) 2 (Y) H3

  Rasio Profitabilitas Perubahan Laba EP (X ) (Y) 3 Rasio Profitabilitas Perubahan Laba H4 ROE (X ) (Y) 4 Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2014

1.4. Hipotesis

  Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bagian terdahulu maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Adanya hubungan kausalitas antara Gross Profit Margin dengan perubahan laba dan Gross Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. H2: Adanya hubungan kausalitas antara Net Profit Margin dengan perubahan laba dan Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. H3: Adanya hubungan kausalitas antara Earning Power of Total Investment dengan perubahan laba dan Earning Power of Total Investment berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. H4: Adanya hubungan kausalitas antara Return on Equity dengan perubahan laba dan Return on Equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. H5: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power of Total Investment, dan Return on Equity secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap perubahan laba.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Analisis Pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power Of Total Investment Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 231 99

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Return On Assets, Net Profit Margin, dan Total Assets Turn Over Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI

9 117 89

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Rasio Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Da

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Payout Ratio - Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Ter

0 1 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan 2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology. Tbk periode 2009, 2010 dan 2011

0 0 44

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal - Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

0 0 7

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

0 0 11