Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, NET PROFIT MARGIN, EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

PIBRIANTI DAHLIA LASTRIA SIMANJUNTAK 100501107

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Kata Pengantar

Puji syukur serta hormat yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugerahNya yang tidak pernah berhenti sehingga penulis mampu menyelesaikan proses pengerjaan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dari skripsi ini adalah: “Analisis Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”.

Secara khusus skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Nalom Simanjuntak dan Ibunda Pormina br. Marpaung, dan saudara-saudari yang sangat kusayangi Elida Simanjuntak, Nani Simanjuntak, Sarina Simanjuntak, Delima Simanjuntak dan Amri Simanjuntak serta nenek tersayang Enar br. Panjaitan. Terimaksih untuk segala perhatian, bimbingan doa serta dukungan kasih sayang yang diberikan kepada penulis selama ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini baik dalam dukungan, bimbingan, motivasi serta doa, dan dana yang saya peroleh dalam masa pengerjaan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(3)

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., selaku Ketua, dan Bapak Drs.Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D, selaku Ketua dan Bapak Paidi

Hidayat, SE, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si., sebagai Dosen Pembingbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan bimbingan mulai dari awal pengerjaan sampai dengan selesainya skripsi ini.

5. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, S.E., M.Si., selaku dosen pembanding yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Ekonomi terkhusus Departemen Ekonomi Pembangunan atas pengajaran, bimbingan, dan bantuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Teman- teman seperjuangan didalam masa pengerjaan skripsi serta teman-teman EP 2010. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu – persatu yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.


(4)

Semoga kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti laiinya. Terima kasih.

Medan, April 2014

Penulis

Pibrianti Dahlia Lastria Simanjuntak NIM: 100501107


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Earning per Share (EPS) terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share (EPS) dan return saham sebagai variabel dependen.

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian tahun 2008-2012. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah melalui metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data panel.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Earning per Share (EPS) baik secara parsial ataupun secara serentak (simultan) tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci : Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share (EPS) dan Return saham.


(6)

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) and Earnings per Share (EPS) to towards stock return on banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The independence variables in this research are Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share (EPS) and stock return as dependent variable.

The samples in this research is 21 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in the study period 2008-2012. The sampling technique used was purposive sampling technique. The analysis technique used in this research is the analysis of panel data (pooled data).

The results of this research show that Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) and Earnings per Share (EPS) either partially or simultaneously had no effect to the banking company's stock return are listed on the Indonesia Stock Exchange.

keywords: Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share (EPS) and stock return


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis... 8

2.1.1 Pasar Modal ... 8

2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal ... 8

2.1.1.2 Manfaat Pasar Modal ... 9

2.1.1.3 Mekanisme Perdagangan Pasar Modal ... 11

2.1.2 Saham ... 12

2.1.2.1 Jenis-Jenis Saham ... 12

2.1.2.2 Manfaat Kepemilikan Saham ... 16

2.1.2.3 Resiko Kepemilikan Saham ... 18

2.1.2.4 Harga Saham ... 21

2.1.3 Return Saham ... 23

2.1.4 Return on Asset ... 25

2.1.5 Net Profit Margin ... 26

2.1.6 Earning per Share ... 26

2.2 Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Konseptual ... 30

2.4 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Batasan Operasional ... 33

3.3 Defenisi Operasional ... 34

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 34

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.6 Jenis Data ... 36

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 37


(8)

3.8.2 Test of Goodness of Fit ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia... 45

4.2 Analisis Deskriptif ... 48

4.3 Analisis Regresi Data Panel ... 60

4.3.1 Analisis Regresi Data Panel ... 60

4.3.2 Uji Chow / Likelihod Ratio Test...64

4.3.3 Uji Hausman (Fixed Effect vs Random Effect) ... 65

4.3.4 Analisis Hasil Persamaan Regresi ... 66

4.4 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuian) ... 68

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

4.5.1 Pengaruh Return on Asset terhadap Return Saham ... 71

4.5.2 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Return Saham ... 72

4.5.3 Pengaruh Earning per Share terhadap Return Saham ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 35

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif ... 48

Tabel 4.2 Return on Asset tahun 2008-2012 ... 49

Tabel 4.3 Net Profit Margin tahun 2008-2012 ... 52

Tabel 4.4 Earning per Share tahun 2008-2012 ... 55

Tabel 4.5 Return saham tahun 2008-2012 ... 57

Tabel 4.6 Hasil Estimasi Common Effect ... 61

Tabel 4.7 Hasil Estimasi Fixed Effect ... 62

Tabel 4.8 Hasil Estimasi Random Effect ... 63

Tabel 4.9 Hasil Uji Chow ... 64

Tabel 4.10 Hasil Uji Hausman ... 65

Tabel 4.11 Hasil Output Random Effect Model ... 67

Tabel 4.12 Hasil R2 ... 68

Tabel 4.13 Hasil Estimasi Uji t ... 69


(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 31


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman 1. Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Perbankan ... 77 2. Transformasi Data Earning per Share (EPS) ... 78 3. Hasil Pengolahan Eviews ... 80


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Earning per Share (EPS) terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share (EPS) dan return saham sebagai variabel dependen.

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian tahun 2008-2012. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah melalui metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data panel.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Earning per Share (EPS) baik secara parsial ataupun secara serentak (simultan) tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci : Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share (EPS) dan Return saham.


(13)

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) and Earnings per Share (EPS) to towards stock return on banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The independence variables in this research are Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share (EPS) and stock return as dependent variable.

The samples in this research is 21 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in the study period 2008-2012. The sampling technique used was purposive sampling technique. The analysis technique used in this research is the analysis of panel data (pooled data).

The results of this research show that Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) and Earnings per Share (EPS) either partially or simultaneously had no effect to the banking company's stock return are listed on the Indonesia Stock Exchange.

keywords: Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share (EPS) and stock return


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga di era perekonomian sekarang ini. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal (capital market) dapat juga diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Pasar modal juga menjadi salah satu indikator penting dalam perekonomian suatu negara, karena hal ini akan memacu laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Karena dengan adanya pasar modal ini akan membuat sektor-sektor perekonomian menjadi lebih berkembang yang akan meningkatkan pendapatan suatu negara.

Salah satu yang menjadi instrumen dari pasar modal itu sendiri adalah saham. Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:6). Dan perusahaan-perusahan yang telah go public (perusahaan terbuka) ini menerbitkan sahamnya di pasar


(15)

modal. Perusahaan di sektor perbankan tersebut juga merupakan bagian dari pasar modal ini.

Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang (Eduardus Tandellin, 2001:1). Oleh sebab itu, investor yang menjadi pelaku dalam pasar modal ini sangat berperan besar dalam menjalankan saham-saham yang dimiliki. Keputusan investor dalam hal ini akan menentukan kelangsungan dari modal yang ditanamkan. Investasi yang ditanamkan di pasar modal juga memiliki resiko, dimana semakin besar jumlah dana yang di investasikan maka tingkat resiko juga akan semakin tinggi pula dan sebaliknya, para investor juga mengharapkan pengembalian atau keutungan dari modal yang ditanamkan yaitu yang disebut sebagi return saham.

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang ditanamkan. Return saham dapat berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang sudah terjadi maupun return ekspektasi (expected return) yang belum terjadi namun diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2000:107). Setiap dana yang telah diinvestasikan oleh seorang investor akan sangat dipertimbangkan profitabilitasnya. Profitabilitas ini dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan, dimana profitabilitas ini merupakan kemampuan perusahaan dalam mengolah dana yang dimiliki sehingga mendapatkan profit melalui perbandingan antara modal dan aktiva.

Investor dalam melakukan hal ini sangat membutuhkan informasi-informasi yang akurat, dan menganalisis perkembangan perusahaan, menganalisis


(16)

sejauh mana kemampuan perusahaan tersebut dalam mendapat keutungan dan juga kerugian. Investor juga harus memperhatikan segala aspek teknikal yang berhubungan dengan investasi atau pasar modal ini.

Laporan keuangan menjadi informasi yang sangat penting bagi para investor yang menyajikan informasi yang aktual, akurat, objektif, informatif yang cukup untuk melakukan penafsiran tentang transaksi-transaksi bisnis yang berguna untuk memprediksi, membandingkan earning power tersebut. Dengan adanya laporan keuangan ini maka investor akan dapat memutuskan apakah dana tersebut layak untuk dinvestasikan atau tidak.

Pertengahan tahun 2008, Indonesia kembali mengalami krisis ekonomi yang berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika Serikat (AS), krisis kemudian menggelembung merusak sistem perbankan bukan hanya di AS namun meluas hingga ke Eropa lalu ke Asia. Secara beruntun menyebabkan effect domino terhadap solvabilitas dan likuiditas lembaga-lembaga keuangan di negara negara tersebut, yang antara lain menyebabkan kebangkrutan ratusan bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Krisis kemudian merambat ke belahan Asia terutama negara-negara Asia seperti Jepang, Korea, China, Singapura, Hongkong, Malaysia, Thailand termasuk Indonesia yang kebetulan sudah lama memiliki surat-surat beharga perusahaan-perusahaan tersebut (sumber : www. bekasijakarta.blogspot.com).

Akibat adanya krisis dunia ini menyebabkan hampir semua negara didunia mengalami dampak dibidang perekonomian termasuk perbankan Indonesia.


(17)

Banyak bank mengalami rush (penarikan secara besar-besaran) oleh masyarakat dimana tingkat kepercayaan masyarakat yang menurun sehingga mengakibatkan terjadinya masalah likuiditas bagi bank. Hal ini juga berdampak terhadap harga saham di pasar modal yang menurun membuat para investor asing menjual saham perbankan ataupun non perbankan yang ada di Indonesia.

Akibat dari krisis ini, perusahaan-perusahaan khususnya di sektor perbankan memiliki banyak utang yang melebihi tingkat ekuitasnya. Sehingga para investor yang telah menanamkan modalnya tidak mendapatkan keuntungan (return) atau mendapatkan kerugian. Para investor dalam menganalisis dan menilai aspek fundamental untuk menilai atau mengestimasi return yang diharapkan di masa yang akan datang harus lebih teliti dan berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan penanaman modal.

Didalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang akan menunjukkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis fundamental ini merupakan metode analisis yang paling mendasar bagi setiap perusahaan termasuk perusahaan perbankan. Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahaan ekonomi di masa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Ada beberapa jenis rasio dalam analisis fundamental, diantaranya adalah rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio


(18)

aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan rasio pasar.

Return on Asset merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apabila Return on asset dari rasio keuangan suatu perusahaan bernilai positif maka total asset atau aktiva yang digunakan mampu menghasilkan laba bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Net profit margin merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Semakin besar Net profit margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.

Earning per share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2006 :140). Semakin tinggi nilai earning per share suatu perusahaan maka semakin besar laba yang dibagikan kepada setiap pemegang saham dan sebaliknya semakin rendah earning per share suatu perusahaan maka semakin sedikit pula laba yang dibagikan kepada semua pemegang saham

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Julia Sidahuruk (2013) dengan variabel CAR, ROA, ROE, LDR dan PER terhadap return saham menemukan bahwa secara parsial semua variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan perbankan. Dan secara simultan pengaruh CAR, ROA, LDR, dan PER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap


(19)

return saham sedangkan penelitian yang dilakukan oleh M. Ikhsan (2011) dengan variabel ROA, ROE, dan DER secara simultan menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan perbankan, sedangkan secara parsial ROA tidak memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaaan perbankan.

Berdasarkan uraian permasalahan dan penelitian sebelumnya diatas hasil penelitian yang tidak konsisten dan keinginan untuk mencari pengetahuan yang lebih baik, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap return saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya meliputi jenis variabel, periode tahun penelitian, dan jenis perusahaan yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti dan

memilih judul Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin,

Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Apakah Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham perbankan?

2. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap return saham perbankan?


(20)

3. Apakah Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap return

saham perbankan Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham perbankan di Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap return saham perusahaan perbankan di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola pikir penulis dalam menganalisis tentang return saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Sebagai sumbangan pemikiran dan untuk perbandingan, penambahan, pelengkap hasil-hasil penelitian sebelumnya serta referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini.

3. Bagi para investor, penelitian ini bisa dijadikan alat bantu analisis terhadap saham yang diperjualbelikan di bursa melalui variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sehingga para investor dapat memilih pilihan investasi yang dinilai paling tepat.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pasar Modal

2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi (melalui pasar sekunder). Proses pembentukan modal jelas memegang peranan penting dalam perkembangan suatu ekonomi.

Marzuki Usman (dalam Anoraga dan Pakarti, 2001:5) menyatakan bahwa pasar modal adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga laiinya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antar pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Fungi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana.

Menurut DR.Siswanto Sudomo (dalam Anoraga dan Pakarti, 2001:8), yang dimaksud dengan pasar modal adalah pasar tempat diterbitkan serta diperdagangkan suart-surat berharga jangka panjang,


(22)

mengIndonesiakan kultur ekonomi modern yang sehat. Dalam Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal yang dimaksud pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif.

2.1.1.2 Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah maupun penunjang lembaga laiinya. Peranan pasar modal dilihat dari sudut ekonomi makro adalah sebagai suatau piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal. Berikut ini adalah manfaaat pasar modal menurut Anoraga dan Pakarti (2001:13).

Manfaat pasar modal bagi emiten yaitu:

1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.

2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat perdana selesai. 3. Tidak ada “convenant” sehingga manajemen dapat lebih bebas

dalam pengelolaan dana /perusahaan.

4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehinggga memperbaiki citra perusahaan dan ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.


(23)

5. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan.

6. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang beresiko tinggi dan tidak ada bebas finansial yang tetap.

7. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas dan tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu.

8. Profesionalisme dalam manajemen meningkat.

Sedangkan manfaar pasar modal bagi investor adalah sebagai berikut:

1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tertentu tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain.

2. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan bunga tetap atau bunga yang mengambang bagi pemilik obligasi dan mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham

3. Dapat sekaligus mengubah investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko.

Manfaat pasar modal bagi pemerintah yaitu :

1. Mendorong laju pertumbuhan dan mendorong investasi. 2. Penciptaan lapangan pekerjaan.

3. Memperkecil Debt Service Ratio (DSR). 4. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN.


(24)

1. Menuju ke arah professional didalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel.

3. Semakin memberi variasi harga pada jenis lembaga penunjang. 4. Likuiditas efek semakin tinggi.

2.1.1.3 Mekanisme Pedagangan Pasar Modal

Didalam mekanisme pasar modal dikenal adanya penawaran pada pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder/bursa (secondary market). Hal tersebut menyebabkan perbedaan anatar transaksi pada pasar perdana dengan transaksi pada pasar sekunder atau bursa. Menurut Eduardus Tandellin (2001:14) mekanisme perdagangan yang terjadi di pasar modal terdiri atas:

1. Pasar Perdana

Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya atau sering disebut juga dengan IPO (Initial Public Offering). Pasar perdana adalah penjualan perdana efek oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek.

2. Pasar Sekunder

Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa, saham preferen, obligasi, waran, maupun sekuritas derivatif. Di pasar sekunder, investor dapat melakukan perdagangan untuk mendapat keuntungan, sehingga pasar sekunder memberi likuiditas kepada investor


(25)

bukan kepada perusahaan (emiten). Pasar perdana membutuhkan pasar sekunder untuk menjamin likuiditas sekuritas dan sebaliknya, pasar sekunder membutuhkan pasar perdana di dalam menambah sekuritas untuk diperdagangkan.

3. Bursa Paralel

Bursa paralel merupakan bursa efek yang ada atau dengan pengertian lain nurse paralel adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar Bursa Efek Jakarta, dengan bentuk pasar sekunder, diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh badan pelaksana pasar modal.

2.1.2 Saham

Saham (stock atau share) dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 6).

2.1.2.1 Jenis-Jenis Saham

Ada beberapa jenis saham yang diperdagangkan di bursa efek diantaranya: 1. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen


(26)

sepanjang perseroan sepanjang perseroan memperoleh keuntungan (Anoraga dan Pakarti, 2001:54).

Beberapa hak yang dimilki oleh pemegang saham biasa menurut Jogiyanto (2000:73) adalah:

1. Hak kontrol yaitu pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaanya.

2. Hak menerima pembagian keuntungan yaitu pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan perrusahaan. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayarkan dividen untuk saham preferen.

3. Hak preemptive merupakan hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.

2. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan anatara obligasi dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas


(27)

dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogiyanto 2000:67).

Karakteristik saham preferen

Beberapa karakteristik dari saham preferen adalah sebagai berikut: 1. Preferen terhadap Dividen

a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Dividen di saham preferen biasanya dinyatakan dalam nilai persentase dari nilai nominalnya.

b. Saham preferen juga umunya memberikan hak dividen kumulatif yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

2. Preferen Pada Waktu Likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebsar nilai nominal saham preferennnya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatif.

3. Saham Treasury

Saham treasury adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasury yang nantinya


(28)

dapat dijual kembali (Jogiyanto, 2000:76). Alasan-alasan perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasury adalah sebagai berikut:

a. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham.

b. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya.

c. Menambah jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain.

d. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya.

e. Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara .

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:8), dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:

1. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.


(29)

2. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:8), ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas:

1. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.

3. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

4. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. 2.1.2.2 Manfaat Kepemilikan Saham

Investor yang melakukan pembeliaan saham, otomatis akan hak kepemilikan didalam perusahaan yang menerbitkannya. Banyak sedikitnya


(30)

jumlah saham yang akan dibeli akan menentukan persentase kepemilikan dari investor tersebut. Pembelian saham yang dilakukan investor tentunya memberikan manfaat.

Secara umum ada dua manfaat yang bisa diperoleh bagi pembeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis (Anoraga dan Pakarti 2001:60).

a. Manfaat Ekonomis, meliputi 1. Dividen (dividend)

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividen), yaitu kepada setiap pemegang saham dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividen), yaitu kepada setiap pemegang saham dividen dalam bentuk saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah.

b. Manfaat Non-Ekonomis

Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


(31)

untuk menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam RUPS. 2.1.2.3 Resiko Kepemilikan Saham

Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, risiko tinggi” (high risk, high return). Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu yang singkat namun seiring berfluktuasinya harga saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian yang besar dalam waktu singkat (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:13). Menurut Jogiyanto (2000:48) risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan.

Menurut Sutedi (2009:17) dalam melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami adanya beberapa risiko antara lain berikut ini:

a. Risiko finansial, yaitu resiko yang diterima oleh investor akibat dari ketidakmampuan emiten saham (obligasi) memenuhi kewajiban pembayaran dividen (bunga) serta pokok investasi.

b. Risiko pasar, yaitu resiko akibat menurnnya harga pasar substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan tingkat inflasi, ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah.

c. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan


(32)

optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.

Menurut RL.Hagin (dalam Anoraga dan Pakarti, 2001:78) paling tidak ada 5 jenis risiko dalam analisis yaitu: interest rate, liquidity, purchasing power, business, dan investment risk.

1. Interest rate risk adalah variasi yang dalam pendapatan disebabkan oleh adanya perubahan dalam tingkat suku bunga pasar. Jenis resiko ini biasanya muncul dalam investasi yang menghasilkan current income seperti bunga obligasi dan dividen saham.

2. Likuidity risk merupakan risiko yang berhubungan dengan mudah tidaknya suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas.

3. Purchasing power risk merupakan risiko yang berhubungan dengan adanya inflasi. Dengan adanya inflasi maka nilai uang riil akan lebih kecil dibandingkan dengan nilai nominalnya.

4. Business risk merupakan risiko yang berhubungan yang behubungan dengan prospek bisnis dari perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten).

5. Investment risk merupakan risiko yang berhubungan dengan dinamika permintaan dan penawaran sekuritas, fluktuasi harga sekuritas, dan harapannya terhadap prospek perusahaan.

Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13) risiko investor yang memiliki saham, di antaranya:


(33)

a. Tidak mendapat dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.

b. Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keutungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya seorang investor harus menjual saham dengan harga jual yang lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian, seorang investor mengalami capital loss.

c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Jika sebuah perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung terhadap saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari buras atau de-delist.

d. Saham Dikeluarkan dari Bursa ( Delisting )

Saham perusahaan di-delist dari bursa karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai peraturan pencatatan efek di bursa.


(34)

e. Saham Dihentikan Sementara ( Suspensi )

Saham yang di-suspend atau dihentikan sementara perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi dilakukan oleh otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, dan berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa men-suspend perdagangan saham tersebut sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan konfirmasi atau kejelasan informasi lainnya, agar informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi.

2.1.2.4 Harga Saham

Harga saham di burssa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut akan cenderung mengalami penurunan.

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilai pasar dan nilai instrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai saham yang dihitung bedasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai instrinsik atau dikenal dengan nilai teoritis adalh niali saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi (Tandelilin, 2001:183).


(35)

Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi nilai instrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal (overvalued). Dalam situasi seperti ini, investor tersebut bisa mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar saham dibawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah (undervalued) sehingga dalm situasi seperti ini investor sebaiknya membeli saham tersebut (Tandellin, 2001:183).

Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang berhubungan yaitu nilai nominal (par value), agio saham nilai modal yang disetor dan laba yang ditahan.

• Nilai nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Kepentingan dari nilai nominal yaitu adalah kaitannya untuk hukum.

• Agio saham merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham terhadap perusahaan dengan nilai nominal sahamnya.

• Nilai modal yang disetor merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk diturkarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa.


(36)

• Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagi ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal.

Menurut Tandellin (2001:184) ada dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang dan pendekatan rasio harga yang dilakukan terhadap earning (Price Earning Ratio/PER). Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang akan diterima pemegang saham dan suatu saham di masa yang akan datang, dan kemudian didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto (biasanya sebesar tingkat return yang diisyaratkan). Sedangkan pendekatan PER dalam penentuan nilai suatu saham dilakukan dengan menghitung berapa dana yang diinvestasikan ke dalam suatu saham untuk memperoleh pendapatan (earning) dari saham tersebut.

2.1.3 Return saham

Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya (Jogiyanto, 2000:107). Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelin, 2001:48).

Menurut Jogiyanto (2000:109) return terbagi atas 2 bagian yaitu: 1. Return Realisasi

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan


(37)

sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa yang akan datang.

2. Return Ekspetasi

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Pemegang saham dalam investasinya dapat memperoleh return yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk capital gain dan deviden. Capital gain merupakan selisih harga saham sekarang relatif lebih tinggi dari harga saham periode yang lalu. Deviden merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi terdapat bagian yang ditanam kembali. Biasanya dividen yang diterima ditentukan dalam RUPS perusahaan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri. Ini berarti bahwa jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja deviden tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut.

Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi (realized return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pt-1). Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000:110) :


(38)

Real Return = Pt – Pt-1 × 100%

Pt-1

Dengan :

�� = harga saham pada periode t

��−1 = harga saham pada periode t-1

2.1.4 Return on Asset (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2000:121). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut:

ROA = ����������������������

���������� � 100% Keunggulan Return on Asset (ROA) :

a. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.

b. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut. c. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit

organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Kelemahan Return on Asset (ROA):

a. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan proyek-proyek yang menurunkan divisional ROA.

b. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.


(39)

c. Sebuah proyek dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi proyek tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang.

Tinggi rendahnya Return on Asset tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan terlalu banyak dan lain-lain.

2.1.5 Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionlanya (penjualan bersih). Secara matematis, NPM dirumuskan sebagai berikut :

NPM = ���������������������� ��������������� �100

Net Profit Margin (NPM) mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang didalam prakteknya memiliki banyak resiko (Dendawijaya, 2000:12).

2.1.6 Earning per Share (EPS)

Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per saham atau lebih dikenal dengan Earning per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan


(40)

perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi laporan perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna karena dapat menggambarkan prospek earning di masa yang akan datang. (Tandelin, 2001:241). Adapun rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

EPS = ���������ℎ������ℎ����� �����ℎ��ℎ���������

Ekspektasi pendapatan yang akan diperoleh merupakan faktor penentu harga saham. Saham dengan return tertinggi pada umumnya memiliki pendapatan yang lebih besar daripada yang diperkirakan, sedangkan saham dengan return terendah memiliki pendapatan di bawah perkiraan. Harga saham cenderung mengantisipasi dengan cepat pengumuman pendapatan (earning) dengan bergerak tepat sebelum pengumuman dilakukan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Vivi Girsang (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Loan (LDR), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book to Book Value (PBV) dan Earning per Share (EPS) terhadap Return Saham yang Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan variabel LDR, ROE, DER, PBV, dan EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara parsial hanya variabel PBV yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.


(41)

Ikhsan (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.” Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio ROA, ROE dan DER tidak berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap return saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Julia (2013) dalam penelitiaanya yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun parsial, seluruh variabel independen dalam penelitian ini yaitu CAR, ROA, ROE, LDR dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Hermawan Fathoni (2010) dengan penelitiaanya yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Hasil penelitian mennujukkan bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas yang diproksikan dengan ROA, ROE, NPM, EPS, PER dan LDR berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Eek Indonesia (BEI) adalah ROE, LDR, dan EPS.

Ketut Suardana (2007) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Return Saham”. Hasil penelitian dengan menggunakan variabel CAR, RORA, OEOI, EPS dan LDR didapatkan bahwa secara simultan


(42)

berpengaruh terhdap return saham dan secara parsial hanya CAR yang berpengaruh sedangkan variabel RORA, OEOI, LDR dan EPS tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Variabel Hasil Penelitian

Vivi Girsang (2013)

Analisis Pengaruh Loan (LDR), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio

(DER), Price Book to Book Value (PBV) dan Earning

per Share (EPS) terhadap Return Saham yang Perusahaan Perbankan yang

terdaftar di BEI

Variabel Independen: LDR, ROE, DER, PBV, EPS Variabel dependen: Return saham Secara simultan variabel LDR, ROE, DER, PBV,

EPS tidak berpengaruh dan secara parsial hanya variabel PBV yang berpengaruh

terhadap return saham

M. Ikhsan (2011)

Analisis Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return

Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di

BEI Variabel independen: ROA, ROE DER Variabel dependen: Return Saham Secara simultan maupun

parsial ROA, ROE dan DER tidak berpengaruh terhadap return saham Julia Sidahuruk (2013)

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Price

Variabel independen: CAR,ROA, ROE, PER Secara simultan maupun parsial variabel CAR, ROA, ROE, PER


(43)

Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

Variabel dependen: Return Saham

tidak berpengaruh terhadap Return Saham

Hermawan Fathoni (2010)

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return

Saham Perbankan yang Terdaftar di BEI

Variabel independen: ROA, ROE, NPM, EPS, PER, LDR Variabel dependen: Return Saham Secara simultan variabel ROA, ROE, NPM, EPS,

PER, LDR berpengaruh

terhadap Return Saham. Sedangkan seacara parsial hanya ROE, LDR dan EPS yang berpengaruh

terhadap Return Saham

Ketut Suardana (2007)

Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Return Saham

Variabel independen: CAR, RORA, OEOI, EPS dan LDR Variabel dependen: Return Saham Secara simultan berpengaruh

terhdap return saham dan secara parsial hanya CAR yang berpengaruh terhadap return saham.

Sumber : diolah peneliti 2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(44)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam kerangka konseptual diatas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Earning per Share (EPS) sedangkan variabel dependennya adalah return Saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun secara simultan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau

Return On Asset (ROA)

RETURN SAHAM

Net Profit Margin

(NPM)

Earning Per Share (EPS)


(45)

Adapun yang menjadi dugaan sementara atau hitpotesis dari penelitian ini adalah:

1. Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham. 2. Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap return saha 3. Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Earning per Share (EPS) terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

3.2 Batasan Operasional

Pembatasan penelitian perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok penelitian yang diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan. Peneliti dalam hal ini membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan – perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2012.

2. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Return on Asset, Net Profit Margin, dan Earning per Share.

3. Perusahaan-perusahaan perbankan yang tidak mengalami kerugian selama tahun 2008-2012.

4. Data harga saham penutup digunakan dari perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.


(47)

3.3 Defenisi Operasional

Secara garis besar definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Menurut Erlina (2011:36) variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah return saham yaitu perbandingan antara selisih harga penutupan saham pada periode t dan harga penutupan saham pada periode t-1 dengan harga saham pada periode t-1.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Return on Asset (ROA) merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total asset (income).

2. Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.

3. Earning per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar.

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah skala rasio dalam satuan persen.


(48)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 36 perbankan dalam periode 2010-2012. Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling. Kriteria perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek Indonesia untuk dapat menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan Perbankan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada bulan Desember 2008- 2012.

2. Memiliki kelengkapan informasi laporan keuangan selama periode pengamatan.

3. Perusahaan tidak mengalami kerugian (mendapatkan laba) selama periode penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah sampel yang tersedia adalah sebanyak 22 perbankan dari 37 populasi perbankan yang terdaftar di BEI. Daftar perbankan yang menjadi sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan

Kode Perusahaan 1 Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC

2 Bank BRI Agroniaga Tbk AGRO

3 Bank Bukopin Tbk BBKP

4 Bank Bumi Arta Tbk BNBA

5 Bank Capital Indonesia Tbk BACA


(49)

7 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

8 Bank Danamon Tbk BDMN

9 Bank Himpunan Saudara Tbk SDRA

10 Bank Mandiri Tbk BMRI

11 Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA

12 Bank Mega Tbk MEGA

13 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI 14 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP

15 Bank OCBC NISP Tbk NISP

16 Bank of India Indonesia Tbk BSWD 17 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

18 Bank Permata Tbk BNLI

19 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI 20 Bank Victoria Internasional Tbk BVIC 21 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR Sumber : hasil pengolahan

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunnakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang yang bersumber dari situs yait penelitian ini. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sifat data ini adalah data time series pada periode 2008-2012 dan data cross section yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data time-series adalah data yang secara kronologis


(50)

disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu dan data cross-section yaitu data yang dikumpulkan pada suatu titik tertentu.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan studi pustaka dan dokumentasi. Dimana dokumentasi yang didapat yaitu, jurnal, internet dan buku dan juga melalui media internet dengan cara mendownload dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id untuk memperoleh laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang digunakan dalam penelitian.

3.8 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari beberapa variable independen secara bersama‐sama maupun secara parsial terhadap variable dependen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel. Data panel dapat didefinisikan sebagai gabungan antara data silang (cross section) dengan data runtut waktu (time series).

Dalam penelitian ini untuk melihat besarnya pengaruh Return on asset, Net Profit Margin, dan Earning per Share (EPS) terhadap return saham sebagai variabel dependen maka digunakan metode analisis data panel. Pada umumnya data panel dilakukan karena berbagai alasan. Salah satunya adalah ketika hendak melakukan suatu analisis jumlah tahun pengamatan terbatas. Didalam penelitian, jumlah data yang akan dianalisis sanggat mempengaruhi hasil penelitian,


(51)

Pada dasarnya penggunaan metode data panel memiliki beberapa keunggulan. Berikut adalah keunggulan metode data panel:

1. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu.

2. Kemampuan mengontrol heterogenitas individu ini selanjutnya menjadikan data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks.

3. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang berulang-ulang (time series), sehingga metode data panel cocok untuk digunakan sebagai study of dynamic adjustment.

4. Tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, lebih variatif, kolinearitas antar variabel yang semakin berkurang, dan peningkatan derajat bebas (degrees of freedom-df), sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.

5. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks.

6. Data panel dapat meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu.

Pengaruh variabelnya dapat dilihat secara parsial maupun simultan. Persamaan regresi dengan data panel adalah sebagai berikut:

Y= α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + e

Keterangan : Y = Return saham


(52)

α = Intercept

β1β2β3 = Koefisien regresi

X1 = Return on Asset (ROA) X2 = Net Profit Margin (NPS) X3 = Earning Per Share (EPS) e = error term

Bentuk hipotesanya sebagai berikut : ��

��1> 0 Artinya jika X1 (ROA) mengalami peningkatan maka Y (return saham) akan mengalami peningkatan, cateris paribus

��

��2> 0 Artinya jika X2 (NPM) mengalami peningkatan maka Y (return saham) akan mengalami peningkatan, cateris paribus.

��

��2> 0 Artinya jika X3 (EPS) mengalami peningkatan maka Y (return saham) akan mengalami peningkatan, cateris paribus.

Terdapat tiga pendekatan dalam mengestimasi regresi data panel yang dapat digunakan yaitu model Common Effect, model Fixed Effect, dan model Random Effect.

3.8.1 Analisis Regresi Data Panel 1. Common Effect

Estimasi Common Effect (koefisien tetap antar waktu dan individu) merupakan teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel. Hal ini karena hanya dengan mengkombinasikan data time series dan data cross secsion tanpa melihat perbedaan antara waktu dan individu, sehingga dapat menggunakan


(53)

Dalam pendekatan estimasi ini, tidak diperlihatkan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Serta juga diasumsikan bahwa error term terdistribusi secara independen dan sama dengan rata-rata sama dengan nol dan varians yang konstan. Dengan mengkombinasikan data time series dan data cross section tanpa melihat perbedaan antara waktu dan individu, maka model persamaan regresinya adalah:

Yit = β0 + β1X1it+ β2X2it +β3X3it + eit 2. Fixed Effect

Pendekatan estimasi common effect (slope konstan tetapi intersep berbeda antar individu) sangat jauh berbeda dari realita sebenarnya. Model ini memperkenankan heterogenitas antarsubjek dengan memberi setiap entitas nilai intersep tersendiri. Karakteristik antar perusahaan jelas akan berbeda, misalnya budaya perusahaan, gaya manajerial, sistem insentif, dan sebagainya. Salah satu cara paling sederhana mengetahui adanya perbedaan adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep berbeda antar perusahaan sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaan.

Model yang mengasumsikan adanya perbedaan intersep biasa disebut dengan model regresi Fixed Effect. Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Di samping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Model Fixed Effect dengan teknik variabel dummy dapat ditulis sebagai berikut:


(54)

Yit = β0 + β1X1it+β2X2it +β3X3it +….+ βndnit + eit 3. Random Effect

Pada model Fixed Effect terdapat kekurangan yaitu berkurangnya derajat kebebasan (Degree Of Freedom) sehingga akan megurangi efisiensi parameter. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dapat menggunakan pendekatan estimasi Random Effect. Pendekatan estimasi random effect ini menggunakan variabel gangguan (error terms). Variabel gangguan ini mungkin akan menghubungkan antar waktu dan anatar perusahaan. Penulisan konstanta dalam model random effect tidak lagi tetap tetapi bersifat random sehingga dapat ditulis dengan persmaan sebagai berikut:

Yit = β0 + β1X1it+ β2X2it +β3X3it+ eit + µi

Dalam memilih model data panel yang akan digunakan, pertama dilakukan uji Chow untuk menentukan apakah pengolahan data panel menggunakan metode Common Effect atau Fixed Rffect. Jika signifikan maka dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih antara Fixed Effect dan Random Effect. Jika hasil uji Hausman signifikan maka disimpulkan pengolahan dilakukan dengan metode Fixed Effect.

3.8.2 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi yang digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar anatar 0 sampai 1 (0 ≤R2 ≤ 1). Koefisien determinasi bernilai nol berarti tidak ada hubungan


(55)

antara variabel independen dengan variabel dependen, sebaliknya nilai koefisisen determinasi 1 berarti suatu kecocokan sempurna dari ketepatan perkiraan model.

2. Uji t-statistik (Partial test)

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel laiinya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesa:

H0:bi = 0

Ha:bi ≠ 0

Dimana bi adalah koefisien variabel independen pertama nilai

parameter hipotesis dimana tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. Bila nilai thitung > ttabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak.

Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel independen.

Nilai thitung = (bi - b)

Sbi

Dimana:

bi = Koefisien variabel independen ke-i

b = nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i


(56)

• H0:β = H0 diterima (t*<t-tabel) artinya variabel independen secara

parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

• Ha:β = Ha diterima (t*> t-tabel) artinya variabel independen secara

parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Adapun cara lain yang dapat digunakan adalah setelah melakukan regresi kemudian membandingkan probabilitas (thitung) masing-masing variabel bebas dengan α = 5%.

• Jika probabilitas thitung < α = 5%, maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

• Jika probabilitas thitung > α = 5% maka Ho diterima dan Ha

ditolak

3. Uji F-statistik (Overall test)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesa yang dipakai yaitu:

• H0: b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

• Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

Pada penelitian ini, nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada

tingkat signifikan (α) = 5%.


(57)

Fhitung = R2/ (k-1)

(1-R2) / (n-k)

Dimana : R2=Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak artinya variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dan apabila F–hitung < F–tabel, maka Ho diterima, dan artinya

variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variable dependen diterima artinya variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen begitu pula sebaliknya.

Adapun cara lain yang dapat digunakan adalah setelah melakukan regresi kemudian akan diperoleh nilai probabilitas F hitung, yang selanjutnya nilai probabilitas F-statistic ini dibandingkan dengan α = 5%.

• Jika probabilitas F-statistic < α = 5%, maka Ho ditolak • Jika probabilitas F-statistic > α = 5% maka Ho diterima


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI)

Pasar modal telah ada sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

1. Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.


(59)

3. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya .

4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.

5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.

6. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.

7. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

8. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

9. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

10.1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia


(60)

11.1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat .

12.2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

13.Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. 14.16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

15.13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

16.22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

17.10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

18.1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

19.2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

20.2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)


(61)

21.2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

22.02 Maret 2009 : Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG

4.2 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian seperti Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan return saham. Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), deviasi standar dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan eviews 6.0 dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014 1. Deskriptif nilai variabel Return on Asset (ROA)

Deskriptif nilai Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012 adalah sebagai berikut:

RETURN (Y)

ROA

(X1) NPM (X2) EPS (X3)

Mean 0.193924 1.840381 16.13076 142.6703

Median 0.0357 1.71 14.21 62.01

Maximum 4.6 4.33 43.84 930.1

Minimum -0.77778 0.11 0.2 0.29


(62)

Tabel 4.2

Return on Asset tahun 2008-2012

Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2011 (dalam persen)

No Nama Perusahaan 2008 2009 2010

1 Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.31 0.42 0.69 2 Bank BRI Agroniaga Tbk 0.11 0.15 0.63

3 Bank Bukopin Tbk 1.69 1.4 1.4

4 Bank Bumi Arta Tbk 2.03 1.71 1.37

5 Bank Capital Asia Tbk 0.99 0.85 0.66 6 Bank Central Asia Tbk 3.14 3.17 3.28

7 Bank CIMB Niaga Tbk 1.05 2.02 2.36

8 Bank Danamon Tbk 2.5 2.4 3.39

9 Bank Himpunan Saudara Tbk 2.8 2.13 2.51 10 Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.25 2.74 3.11 11 Bank Mayapada Internasional Tbk 1.09 0.78 1.06

12 Bank Mega Tbk 1.94 1.61 2.02

13 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 0.96 1.51 2.21 14 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1.14 1.06 1.2

15 Bank OCBC NISP Tbk 1.33 1.65 0.96

16 Bank of India Indonesia Tbk 2.22 3.29 3.06 17 Bank Pan Indonesia Tbk 1.79 1.81 1.74

18 Bank Permata Tbk 1.4 1.37 1.68

19 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 3.59 3.12 3.69 20 Bank Victoria Internasional Tbk 0.8 0.85 1.28 21 Bank Windu Kentjana International Tbk 0.23 0.82 0.87

4.2 (Lanjutan)

No Nama Perusahaan 2011 2012 Rata-rata

1 Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.66 0.64 0.65 2 Bank BRI Agroniaga Tbk 1.29 0.95 1.12

3 Bank Bukopin Tbk 1.64 1.29 1.465

4 Bank Bumi Arta Tbk 1.92 1.85 1.885

5 Bank Capital Asia Tbk 0.73 0.67 0.7

6 Bank Central Asia Tbk 3.57 2.44 3.005

7 Bank CIMB Niaga Tbk 2.63 2.93 2.78

8 Bank Danamon Tbk 3.25 3.52 3.385

9 Bank Himpunan Saudara Tbk 2.4 2.1 2.25 10 Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.99 3.23 3.11


(1)

35 Bank Pan Indonesia Tbk

PNBN

Sampel 20

36 Bank Pan Indonesia Syariah Tbk

PNBS

37 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

SDRA

Sampel 21

Keterangan:

1.

Perusahaan perbankan yang

go public

pada periode penelitian.

2.

Memiliki kelengkapan informasi laporan keuangan.

3.

Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode penelitian.

Lampiran II

Transformasi Data EPS (LnEPS)

No

Nama Perusahaan

2008

2009

2010

1

Bank Artha Graha Internasional Tbk

1.31

1.59

2.28

2

Bank BRI Agroniaga Tbk

-1.24

-0.45

1.41

3

Bank Bukopin Tbk

4.17

4.1

4.38

4

Bank Bumi Arta Tbk

2.48

2.5

2.46

5

Bank Capital Indonesia Tbk

2.08

1.6

1.63

6

Bank Central Asia Tbk

5.46

5.62

5.84

7

Bank CIMB Niaga Tbk

3.34

4.18

4.67

8

Bank Danamon Tbk

5.71

5.21

5.84

9

Bank Himpunan Saudara Tbk

3.22

3.08

3.25

10

Bank Mandiri Tbk

5.54

5.83

6.08

11

Bank Mayapada Internasional Tbk

2.77

2.77

3.21

12

Bank Mega Tbk

5.73

5.13

5.7

13

Bank Negara Indonesia Tbk

4.38

5.09

5.39

14

Bank Nusantara Parahyangan Tbk

4.55

4.53

4.74

15

Bank OCBC NISP Tbk

4

4.32

4.01

16

Bank of India Indonesia Tbk

3.1

3.75

3.7

17

Bank Pan Indonesia Tbk

3.54

3.64

3.96

18

Bank Permata Tbk

4.07

4.13

4.7

19

Bank Rakyat Indonesia Tbk

6.18

6.38

6.84

20

Bank Victoria Internasional Tbk

2.31

2.49

3.26

21

Bank Windu Kentjana International Tbk

0.29

1.77

2.02


(2)

Lanjutan

No

Nama Perusahaan

2011

2012

1

Bank Artha Graha Internasional Tbk

2.46

2.52

2

Bank BRI Agroniaga Tbk

2.52

2.06

3

Bank Bukopin Tbk

4.54

4.35

4

Bank Bumi Arta Tbk

2.92

2.95

5

Bank Capital Indonesia Tbk

2.66

1.63

6

Bank Central Asia Tbk

6.08

5.81

7

Bank CIMB Niaga Tbk

4.86

5.14

8

Bank Danamon Tbk

5.89

6.05

9

Bank Himpunan Saudara Tbk

3.76

3.67

10

Bank Mandiri Tbk

6.28

6.55

11

Bank Mayapada Internasional Tbk

4.07

4.51

12

Bank Mega Tbk

5.62

5.67

13

Bank Negara Indonesia Tbk

5.77

5.96

14

Bank Nusantara Parahyangan Tbk

5.1

5.07

15

Bank OCBC NISP Tbk

4.67

4.61

16

Bank of India Indonesia Tbk

4.02

3.82

17

Bank Pan Indonesia Tbk

4.53

4.37

18

Bank Permata Tbk

4.88

4.86

19

Bank Rakyat Indonesia Tbk

6.43

6.63

20

Bank Victoria Internasional Tbk

3.47

3.39

21

Bank Windu Kentjana International Tbk

2.27

2.97


(3)

Lampiran III

HASIL PENGOLAHAN EVIEWS

1.

Hasil Analisis Deskriptif

Y ROA NPM EPS

Mean 0.193924 1.840381 16.13076 142.6703

Median 0.035700 1.710000 14.21000 62.01000

Maximum 4.600000 4.330000 43.84000 930.1000

Minimum -0.777780 0.110000 0.200000 0.290000

Std. Dev. 0.696795 0.944348 9.322492 184.5264

Skewness 2.923625 0.411005 0.800564 1.922698

Kurtosis 17.23517 2.469404 3.359264 6.712218

Jarque-Bera 1036.133 4.187896 11.78047 124.9834

Probability 0.000000 0.123200 0.002766 0.000000

Sum 20.36202 193.2400 1693.730 14980.38

Sum Sq. Dev. 50.49435 92.74658 9038.520 3541200.

Observations 105 105 105 105

2.

Hasil Uji

Common Model

Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 04/14/14 Time: 11:03 Sample: 2008 2012

Periods included: 5

Cross-sections included: 21

Total panel (balanced) observations: 105

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA 0.044733 0.142942 0.312949 0.7550

NPM -0.001685 0.013330 -0.126377 0.8997

EPS 0.009489 0.070283 0.135017 0.8929

C 0.100722 0.185777 0.542167 0.5889

R-squared 0.003775 Mean dependent var 0.193924

Adjusted R-squared -0.025816 S.D. dependent var 0.696795

S.E. of regression 0.705731 Akaike info criterion 2.178186

Sum squared resid 50.30373 Schwarz criterion 2.279290

Log likelihood -110.3548 Hannan-Quinn criter. 2.219156

F-statistic 0.127574 Durbin-Watson stat 2.583039


(4)

3.

Hasil Uji Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 04/13/14 Time: 23:32 Sample: 2008 2012

Periods included: 5

Cross-sections included: 21

Total panel (balanced) observations: 105

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.196889 0.634877 -0.310122 0.7573

ROA -0.463785 0.315757 -1.468804 0.1458

NPM 0.007902 0.023799 0.332011 0.7407

EPS 0.278554 0.217339 1.281658 0.2036

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.163111 Mean dependent var 0.193924

Adjusted R-squared -0.074524 S.D. dependent var 0.696795

S.E. of regression 0.722292 Akaike info criterion 2.384857

Sum squared resid 42.25814 Schwarz criterion 2.991476

Log likelihood -101.2050 Hannan-Quinn criter. 2.630671

F-statistic 0.686395 Durbin-Watson stat 2.895461

Prob(F-statistic) 0.845583

4.

Hasil uji Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: Y

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 04/14/14 Time: 11:10

Sample: 2008 2012 Periods included: 5

Cross-sections included: 21

Total panel (balanced) observations: 105

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA 0.044733 0.146296 0.305774 0.7604

NPM -0.001685 0.013643 -0.123479 0.9020

EPS 0.009489 0.071932 0.131922 0.8953

C 0.100722 0.190136 0.529737 0.5975

Effects Specification


(5)

Cross-section random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 0.722292 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.003775 Mean dependent var 0.193924

Adjusted R-squared -0.025816 S.D. dependent var 0.696795

S.E. of regression 0.705731 Sum squared resid 50.30373

F-statistic 0.127574 Durbin-Watson stat 2.583039

Prob(F-statistic) 0.943552

Unweighted Statistics

R-squared 0.003775 Mean dependent var 0.193924

Sum squared resid 50.30373 Durbin-Watson stat 2.583039

5.

Hasil uji

Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.771085 (20,81) 0.7393

Cross-section Chi-square 18.299633 20 0.5677

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: Y

Method: Panel Least Squares Date: 04/14/14 Time: 11:18 Sample: 2008 2012

Periods included: 5

Cross-sections included: 21

Total panel (balanced) observations: 105

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA 0.044733 0.142942 0.312949 0.7550

NPM -0.001685 0.013330 -0.126377 0.8997

EPS 0.009489 0.070283 0.135017 0.8929

C 0.100722 0.185777 0.542167 0.5889

R-squared 0.003775 Mean dependent var 0.193924

Adjusted R-squared -0.025816 S.D. dependent var 0.696795

S.E. of regression 0.705731 Akaike info criterion 2.178186

Sum squared resid 50.30373 Schwarz criterion 2.279290

Log likelihood -110.3548 Hannan-Quinn criter. 2.219156

F-statistic 0.127574 Durbin-Watson stat 2.583039


(6)

6.

Uji

Hausman

Dependent Variable: Y

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 04/07/14 Time: 16:58

Sample: 2008 2012 Periods included: 5

Cross-sections included: 21

Total panel (balanced) observations: 105

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA 0.044733 0.146296 0.305774 0.7604

NPM -0.001685 0.013643 -0.123479 0.9020

EPS 0.009489 0.071932 0.131922 0.8953

C 0.100722 0.190136 0.529737 0.5975

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 0.722292 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.003775 Mean dependent var 0.193924

Adjusted R-squared -0.025816 S.D. dependent var 0.696795

S.E. of regression 0.705731 Sum squared resid 50.30373

F-statistic 0.127574 Durbin-Watson stat 2.583039

Prob(F-statistic) 0.943552

Unweighted Statistics

R-squared 0.003775 Mean dependent var 0.193924


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS), Financial Leverage, dan Proceed Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 57 118

Pengaruh Return On Assets, Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham dengan Dividen Tunai Sebagai Variabel Moderating Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 137

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

1 65 90

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Asuransi di BEI Periode tahun 2007-2010

0 5 80

Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Per Share

3 21 95

PENGARUH RETURN ON ASSETS, NET PROFIT MARGIN, , EARNING Pengaruh Return On Assets, Net Profit Margin, , Earning Per Share Dan Return On Equity Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan food and beverages yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2015).

0 3 11

PENGARUH RETURN ON ASSETS, NET PROFIT MARGIN, , Pengaruh Return On Assets, Net Profit Margin, , Earning Per Share Dan Return On Equity Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan food and beverages yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2015).

0 2 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

0 0 7

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

0 0 11

ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSET, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM

0 0 14