DINAMIKA ORGANISASI INTERNASIONAL dalam dinamika

BAB 4
D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
 Kathrina Marisa O.B

(130521070)

Manajemen Ekstensi
Universitas Sumatera

Fakultas Ekonomi
Utara
Medan
2013


PERSERIKATAN BANGSA – BANGSA (PBB)

PBB singkatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Disebut juga UNO ( United Nation
Organization ). PBB berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945 dengan dipelopori oleh lima
negara, yaitu: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, dan Republik Rakyat Cina. Nama
PBB/UNO digunakan secara resmi pertama kali pada 1 Januari 1942. Tujuannya ialah
memajukan kerja sama Internasional dan mencegah terjadinya peperangan. Sejak didirikan
hingga tahun 2007, sudah tercatat ada 193 negara yang menjadi anggota PBB. Markas
pertama PBB berada di San Francisco, namun sejak tahun 1946 sampai sekarang kantor
pusatnya terletak di di New York.
1. Asas Perserikatan Bangsa-Bangsa
a. Persamaan kedaulatan bagi semua anggota
b. Semua anggota wajib memenuhi kewajiban dengan baik, sesuai dengan piagam PBB.
c. Semua perselisihan dunia harus diselesaikan secara damai, dan tidak dibenarkan memakai
kekerasan atau ancaman terhadap kemerdekaan suatu negara.
d. Semua anggota harus tunduk dan membantu kepada PBB, jika PBB terpaksa mengambil
tindakan kekerasan terhadap suatu negara.
e. PBB tidak mencampuri urusan dalam negeri suatu negara.


2. Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa
a. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
b. Memelihara dan mempererat persahabatan antarbangsa.
c. Menyelenggarakan kerja sama dalam memecahkan masalah dunia tentang ekonomi,
politik, sosial, kebudayaan dan kemanusiaan.
d. Menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) dengan tidak membedakan jenis kelamin,
agama dan kebangsaan.
e. menjadikan PBB sebagai pusat bangsa-bangsa dalam mencapai kesejahteraan bersama.

3. Badan-Badan Utama Perserikatan Bangsa-Bangsa
1. Majelis Umum

2. Dewan Keamanan
3. Dewan Ekonomi dan Sosial
4. Dewan Perwakilan
5. Mahkamah Internasional
6. Sekretariat

4. Majelis Umum PBB
Majelis Umum merupakan lembaga tertinggi PBB. Tugas-tugas Majelis Umum PBB

antara lain :
1. Merundingkan segala hal yang termasuk dalam piagam PBB.
2. Mengesahkan anggaran belanja PBB.
3. Memilih anggota tidak tetap untuk Dewan Keamanan.
4. Memilih anggota Dewan ekonomi dan Sosial.
5. Memilih 15 orang hakim untuk Mahkamah Internasional.
6. Memilih Sekretaris Jenderal PBB.

5. Dewan Keamanan PBB
Tugas Dewan Keamanan PBB adalah menjaga agar jangan sampai timbul perang antar
negara. Dewan Keamanan PBB terdiri atas 15 Negara anggota yaitu 5 negara anggota tetap
dan 10 negara anggota yang dipilih setiap dua tahun.
Lima negara anggota Dewan Keamanan PBB adalah
1. Amerika Serikat
2. Inggris
3. Perancis
4. Rusia
5. Cina.
Kelima negara ini memiliki hak istimewa yang disebut hak Veto, yaitu hak untuk melarang
atau menolak suatu putusan.


6. Organisasi dalam Dewan Ekonomi dan Sosial
1. Organisasi pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO)

2. Organisasi Perkembangan Anak-anak Internasional (UNICEF)
3. Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian (FAO)
4. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO)
5. Organisasi Buruh Internasional (ILO)
6. Organisasi Perserikatan Pos Sedunia (UPU)
7. Organisasi Perdagangan Internasional (ITO)
8. Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO)
9. Organisasi Meteorologi Sedunia (WMO)
10. Organisasi Pengungsi Internasional (UNHCR)
11. Bank Internasional Pembangunan dan Perkembangan (IBRD)
12. Dana Moneter Internasional (IMF)

7. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa
1. Trygve Lie
: dari Norwegia
2. Dag Hammerskjold

: dari Swedia
3. U Thant
: dari Myanmar
4. Dr. Kurt Waldheim : dari Austria
5. Javier Peres De Cuellar
: dari Peru
6. Boutros Ghali
: dari Mesir
7. Kofi Anan
: dari Ghana
8. Ban Ki-mun
: dari Korea Selatan.

8. Negara-Negara Anggota PBB
Keanggotaa PBB dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Anggota Asli, yaitu negara-negara yang ikut dalam konfrensi San Fransisco tahun
1945 dan menandatangani piagam PBB.
2. Anggota Baru, yaitu negara-negara yang tidak ikut dalam konfrensi San Fransisco dan
tidak menandatangani Piagam PBB, tetapi ingin bergabung dalam badan dunia itu.


Nama Negara

Nama Negara

Afganistan (19 November 1946)

Chili (24 Oktober 1945)

Afrika Selatan (7 November 1945)

Republik Rakyat Cina (24 Oktober 1945)

Republik Afrika Tengah (20 Sept1960)

Denmark (24 Oktober 1945)

Albania (14 Desember 1955)
Aljazair (8 Oktober 1962)
Amerika Serikat (24 Oktober 1945)
Andorra (28 Juli 1993)


Djibouti (20 September 1977)
Dominika (18 Desember 1978)
Republik Dominika (24 Oktober 1945)
Ekuador (21 Desember 1945)

Angola (1 Desember 1976)
El Salvador (24 Oktober 1945)
Antigua dan Barbuda (11 November 1981)
Arab Saudi (24 Oktober 1945)
Argentina (24 Oktober 1945)
Armenia (2 Maret 1992)

Eritrea (28 Mei 1993)
Estonia (17 September 1991)
Ethiopia (13 November 1945)

Australia (1 November 1945)

Fiji (13 Oktober 1970)


Austria (14 Desember 1955)

Filipina (24 Oktober 1945)

Azerbaijan (2 Maret 1992)

Finlandia (14 Desember 1955)

Bahama (18 September 1973)

Gabon (20 September 1960)

Bahrain (21 September 1971)

Gambia (21 September 1965)

Bangladesh (17 September 1974)

Georgia (31 Juli 1992)


Barbados (9 Desember 1966)
Belanda (10 Desember 1945)
Belarus (24 Oktober 1945)
Belgia (27 Desember 1945)

Ghana (8 Maret 1957)
Grenada (17 September 1974)
Guatemala (21 November 1945)
Guinea (12 Desember 1958)

Belize (25 September 1981)
Benin (20 September 1960)

Guinea-Bissau (17 September 1974)

Bhutan (21 September 1971)

Guinea Khatulistiwa (12 November 1968)


Bolivia (14 November 1945)

Guyana (20 September 1966)

Bosnia-Herzegovina (22 Mei 1992)

Haiti (24 Oktober 1945)

Botswana (17 Oktober 1966)
Brasil (24 Oktober 1945)
Britania Raya (24 Oktober 1945)
Brunei (21 September 1984)

Honduras (17 Desember 1945)
Hongaria (14 Desember 1955)
India (30 Oktober 1945)
Indonesia (28 September 1950)

Bulgaria (14 Desember 1955)
Irak (21 Desember 1945)

Burkina Faso (20 September 1960)
Burundi (18 September 1962)
Republik Ceko (19 Januari 1993)[3]
Chad (20 September 1960)

Iran (24 Oktober 1945)
Jamaika (18 September 1962)
Mauritania (27 Oktober 1961)

Jepang (18 Desember 1956)

Mauritius (24 April 1968)

Jerman (18 September 1973)[

Meksiko (7 November 1945)

Kamboja (14 Desember 1955)

Mesir (24 Oktober 1945)[10]

Kamerun (20 September 1960)

Federasi Mikronesia (17 September 1991)

Kanada (9 November 1945)

Moldova (2 Maret 1992)

Kazakhstan (2 Maret 1992)

Monako (28 Mei 1993)

Kenya (16 Desember 1963)
Kirgizstan (2 Maret 1992)
Kiribati (14 September 1999)
Kolombia (5 November 1945)

Mongolia (27 Oktober 1961)
Montenegro (28 Juni 2006)[11]
Mozambik (16 September 1975)
Myanmar (Burma) (19 April 1948)

Komoro (12 November 1975)
Republik Kongo (20 September 1960)[6]
Republik Demokratik Kongo (20 September

Namibia (23 April 1990)

1960)

Nauru (14 September 1999)

Korea Selatan (17 September 1991)

Nepal (14 Desember 1955)

Korea Utara (17 September 1991)

Niger (20 September 1960)

Kosta Rika (2 November 1945)
Kroasia (22 Mei 1992)[7]
Kuba (24 Oktober 1945)
Kuwait (14 Mei 1963)

Nigeria (7 Oktober 1960)
Nikaragua (24 Oktober 1945)
Norwegia (27 November 1945)
Oman (7 Oktober 1971)

Laos (14 Desember 1955)
Latvia (17 September 1991)

Pakistan (30 September 1947)

Lebanon (24 Oktober 1945)

Palau (15 Desember 1994)

Lesotho (17 Oktober 1966)

Panama (13 November 1945)

Liberia (2 November 1945)

Pantai Gading (20 September 1960)

Libya (Arab Jamahiriya) (14 Desember
1955)

Papua Nugini (10 Oktober 1975)

Liechtenstein (18 September 1990)
Lituania (17 September 1991)
Luksemburg (24 Oktober 1945)
Madagaskar (20 September 1960)
Maladewa (21 September 1965)
Malawi (1 Desember 1964)
Malaysia (17 September 1957)[8]
Mali (28 September 1960)
Malta (1 Desember 1964)
Republik Makedonia (8 April 1993)[9]
Maroko (12 November 1956)

Paraguay (24 Oktober 1945)
Perancis (24 Oktober 1945)
Peru (31 Oktober 1945)
Polandia (24 Oktober 1945)
Portugal (14 Desember 1955)
Tonga (14 September 1999)
Trinidad dan Tobago (18 September 1962)
Tunisia (12 November 1956)
Turki (24 Oktober 1945)
Turkmenistan (2 Maret 1992)
Tuvalu (5 September 2000)

Kepulauan Marshall (17 September 1991)

Uganda (25 Oktober 1962)

Qatar (21 September 1971

Ukraina (24 Oktober 1945)

Rumania (14 Desember 1955)

Uni Emirat Arab (9 Desember 1971)

Rusia (24 Oktober 1945)

Uruguay (18 Desember 1945)

Rwanda (18 September 1962)

Uzbekistan (2 Maret 1992)

Saint Kitts dan Nevis (23 September 1983)

Vanuatu (15 September 1981)

Saint Lucia (18 September 1979)

Venezuela (15 November 1945)

Saint Vincent dan Grenadines (16 September
1980)

Sudan Selatan (14 Juli 2011)

Samoa (15 Desember 1976)
San Marino (2 Maret 1992)
Sao Tome dan Principe (16 September 1975)

Suriah (24 Oktober 1945)
Suriname (4 Desember 1975)
Swaziland (24 September 1968)

Selandia Baru (24 Oktober 1945)

Swedia (19 November 1946)

Senegal (28 September 1960)

Swiss (10 September 2002)

Serbia (1 November 2000)[13]

Tajikistan (2 Maret 1992)

Seychelles (21 September 1976)

Tanjung Verde (16 September 1975)

Sierra Leone (27 September 1961)

Tanzania (14 Desember 1961)

Singapura (21 September 1965)

Thailand (16 Desember 1946)

Siprus (20 September 1960)
Slovenia (22 Mei 1992)
Slowakia (19 Januari 1993)
Kepulauan Solomon (19 September 1978)
Somalia (20 September 1960)
Spanyol (14 Desember 1955)
Sri Lanka (14 Desember 1955)

Timor Leste (27 September 2002)
Togo (20 September 1960
Yaman (30 September 1947)
Yordania (14 Desember 1955)
Yunani (25 Oktober 1945)
Vietnam (20 September 1977)

Sudan (12 November 1956)

Zambia (1 Desember 1964)
Zimbabwe(25Agustus1980
)

UNI EROPA ( EUROPEAN UNION – EU )

1. Sejarah Pembentukan Uni Eropa
Awalnya, Uni Eropa dibentuk karena beberapa hal. Namun, yang paling mendasari
pembentukan Uni Eropa itu sendiri karena Perang Dunia II atau Perang Eropa telah
membawa dampak yang sangat mengerikan di segala aspek. Tidak terkecuali ekonomi. Saat
itu, Eropa mengalami depresi ekonomi yang sangat menyedihkan. Selain kalah perang,
negara-negara di Eropa juga harus membayar biaya perang yang dikeluarkan negara-negara
pemenang perang. Sehingga, hampir semua birokrasi pemerintahan dan infrastrukturnya tidak
dijalankan dengan benar. Akibatnya, terjadi keterpurukan ekonomi makro dan mikro.
Kelaparan dan kekurangan lapangan kerja menyebabkan angka kriminalitas semakin
meninggi. Kekacauan di Eropa pasca perang mengundang perhatian lebih dari masingmasing pemimpin negara yang kemudian bersepakat untuk secara perlahan memperbaiki
keadaan ekonomi Eropa yang nantinya akan sedikit demi sedikit membangkitkan Eropa
secara keseluruhan.
Uni Eropa (UE) sendiri adalah organisasi internasional negara-negara Eropa yang
dibentuk untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat hubungan antara negaranegara anggotanya. Bentuk kerjasama yang unik karena bukan hanya meleburkan batas
wilayah dalam artian yang sempit. Namun, kerjasama ini lebih kepada pembentukan satu
struktur pemerintahan di Eropa. Munculnya aspirasi pasca perang di Eropa atau Perang Dunia
II membentuk sebuah organisasi supranasional Eropa yang memiliki motif baik motif politik
maupun motif ekonomi. Motif politik didasarkan kepada kepercayaan bahwa organisasi
supranasional bisa mengeliminasi ancaman perang diantara negara-negara Eropa, sedangkan
motif ekonomi dipercaya bahwa apabila Eropa berada dibawah satu organisasi supranasional
maka eropa akan memiliki pasar yang lebih besar dan pasar ini akan meningkatkan kompetisi
serta meningkatnya standar kehidupan warga Eropa. Asumsi dari penggabungan antara motif
ekonomi dan motif politik adalah bahwa kekuatan ekonomi merupakan dasar dari kekuatan
politik dan militer serta ekonomi yang terintegrasi diyakini bisa mengurangi konflik yang
mungkin terjadi diantara negara-negara Eropa.
Untuk membantu orang Eropa kembali membumi dan mendorong terbentuknya
pemerintah yang kuat dan bersahabat, Menteri Luar Negeri AS George C Marshall

merekomendasikan agar amerika serikat menyediakan sejumlah besar bantuan keuangan
kepada negara-negara eropa untuk membantu rekontruksi mereka. Rencana itu terwujud pada
tahun 1948 dan pada kuartal pertama tahun 1950, produksi industri eropa telah mencapai 138
persen. Dalam rangka memudahkan implementasi rencana Maarshall, Organisasi kerja sama
Eropa (OEEC) didirikan pada tahun 1947.
OEEC mengawasi distribusi bantuan AS dari rencana Marshall. Setelah tugas
mengatur rencana Marshall selesai, OEEC melanjutkan perannya medorong hubungan
ekonomi dan perdagangan di berbagai antar negara. Pada tahun 1961, OEEC berubah
menjadi Organization for Economic Coorperation and Development atau OECD.
Pada tahun 1948, belanda, belgia dan luksemburg membentuk perserikatan benelux
( benelux Union ). Pada tahun 1948 diciptakan Uni Eropa Barat ( Western European Union)
yang terdiri dari inggris, perancis, belgia, belanda dan luksemburg. Pendirian organisasi
Pakta Atlantik Utara ( North Atlantic Treaty Organization ) NATO menyediakan suatu
mekanisme untuk keamanan militer, membuat WEU tidak diperlukan. NATO memilliki 19
anggota, mencakup ketiga blok negara-negara bekas soviet, Republik Cekoslovakia,
Hongaria dan Polandia yang diterima tahun 1999 sebagai anggota paling baru. Di antara kerja
sama yang dihasilkan oleh organisasi ini dan lainnya timbul benih untuk integrasi Eropa yang
lebih besar. Yang tumbuh dengan dengan cepatnya menjadi apa yang kini dikenal sebagai
European Union – EU.

2. Tujuan Uni Eropa
Tujuan dari Uni Eropa adalah untuk mengimplementasikan Economic and Monetary
Union (EMU) dengan memperkenalkan satu mata uang Eropa yaitu Euro untuk semua negara
anggota UE. Hal ini masih dikembangkan di Uni Eropa karena sampai saat ini masih ada
beberapa negara yang tidak menggunakan Euro sebagai mata uang mereka walaupun mereka
adalah anggota Uni Eropa.
Jadi, secara garis besar bisa ditarik dua tujuan utama pembentukan Uni Eropa, yaitu:
1. Terjalinnya kerjasama antar negara anggota di bidang ekonomi yang fokus terhadap
keleluasaan gerak sumber produksi, manusia (sumber tenaga kerja), hasil produksi,
dan jasa tanpa tarif atau minimal dengan kesegaraman tarif yang rendah.
2. Terjalinnya kerjasama antar negara anggota di bidang politik sehingga dapat
mengurangi dampak negatif rivalitas antar negara-negara besar di Eropa yang telah
ada sejak dahulu kala sehingga bisa menghindari terjadinya perang kembali di Eropa,
serta menjadi salah satu kekuatan di dunia dalam regulasi internasional.

3. Kebijakan Uni Eropa

Tujuan utama didirikannya Uni Eropa adalah untuk mencapai sebuah pasar tunggal
diantara negara-negara anggotanya. Uni Eropa mencoba mencapainya dengan tiga langkah
utama yaitu :
a.

by defining a common commercial policy,

b.

by reducing economic differences among its richer and poorer members

c.

by stabilizing the currencies of its members.

Selain itu kebijakan UE juga mencakup sejumlah kerja sama yang berbeda,
diantaranya:
1. Pengambilan keputusan yang otonom : negara-negara anggota telah memberikan
kepada Komisi Eropa kekuasaan untuk mengeluarkan keputusan-keputusan di
wilayah-wilayah tertentu seperti misalnya undang-undang kompetisi, kontrol Bantuan
Negara dan liberalisasi.
2. Harmonisasi : hukum negara-negara anggota diharmonisasikan melalui proses
legislative UE, yang melibatkan Komisi Eropa, Parlemen Eropa dan Dewan Uni
Eropa. Akibat dari hal ini hukum Uni Eropa semakin terasa hadir dalam sistem-sistem
negara anggota.
3. Kooperasi: negara-negara anggota, yang bertemu sebagai Dewan Uni Eropa sepakat
untuk bekerja sama dan mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dalam negeri mereka.

4. Kelembagaan Uni Eropa
Sistem kelembagaan UE didasarkan pada tujuan untuk melindungi kepentingan dan tanggung
jawab bersama, yang tercermin dalam mekanisme pengambilan keputusan di Uni Eropa
melalui lima lembaga utama, yaitu:
1. Komisi Eropa
Komisi Eropa bertindak memegang fungsi eksekutif dan bertanggung jawab untuk
memprakarsa legislasi dan kepemimpinan harian Uni Eropa. Komisi juga menjadi motor
integrasi Eropa. Komisi bekerja sebagai kabinet pemerintahan, dengan 27 Komisaris yang
bekerja dalam area kebijakan yang berbeda-beda, satu orang dari setiap negara anggota,
namun Komisaris terikat pada komitmen untuk mewakili kepentingan Uni Eropa sebagai
keselurahan, bukan kepentingan negara masing-masing.
2. Dewan Uni Eropa
Dewan Eropa memberikan pengarahan kepada Uni Eropa, dan mengadakan sidang
sedikitnya empat kali setahun. Dewan Eropa terdiri dari Presiden Dewan Eropa, Presiden
Komisi Eropa dan satu wakil per negara anggota; baik kepala negara atau kepala
pemerintahan. Dewan Eropa digambarkan oleh beberapa pihak sebagai "otoritas politik

tertinggi" Uni Eropa. Dewan Eropa aktif terlibat dalam negosiasi perubahan perjanjian dan
mendefinisikan agenda dan strategi kebijakan Uni Eropa.
Dewan Eropa menggunakan peran kepemimpinannya untuk menyelesaikan perselisihan
antara negara-negara anggota dan institusi-institusi Uni Eropa, serta untuk menyelesaikan
krisis politik dan perbedaan pendapat atas masalah dan kebijakan kontroversial. Secara
eksternal, Dewan Eropa berfungsi sebagai "Kepala Negara kolektif" dan meratifikasi
dokumen penting (misalnya perjanjian dan persetujuan internasional).

3. Parlemen Eropa
Parlemen Eropa membentuk setengah badan legislatif Uni Eropa. Sebanyak 736 (akan
segera menjadi 751) Anggota Parlemen Eropa secara langsung dipilih oleh warga negara Uni
Eropa setiap lima tahun berdasarkan perwakilan proporsional suara yang dikumpulkan oleh
masing-masing partai politik. Meskipun Parlemen Eropa dipilih secara nasional, para anggota
duduk menurut fraksi politik, dan bukan berdasarkan kewarganegaraan mereka. Setiap negara
memiliki sejumlah jatah kursi yang kemudian dibagi menjadi konstituen sub-nasional dimana
hal ini tidak mempengaruhi sifat proporsional dari sistem suara.
Parlemen Eropa dan Dewan Uni Eropa meluluskan undang-undang secara bersamasama di hampir semua wilayah di bawah prosedur legislatif biasa. Hal ini juga berlaku untuk
masalah anggaran Uni Eropa. Pada akhirnya, Komisi bertanggung jawab kepada Parlemen,
memerlukan persetujuan Parlemen untuk menjabat, dan harus melaporkan kembali kepada
Parlemen serta tunduk pada kritik atau pertidakserujuan dari Parlemen. Presiden Parlemen
Eropa melaksanakan peran pembicara (speaker) dalam parlemen dan mewakili Parlemen
secara eksternal. Presiden PE dan Wakil Presiden dipilih oleh Parlemen Eropa setiap dua
setengah tahun.

4.

Mahkamah Eropa

The European Court of Justice (ECJ) atau Mahkamah Eropa adalah lembaga yudikatif,
berwenang menyelesaikan berbagai konflik kepentingan internal Uni Eropa dan memberikan
opini mengenai berbagai persetujuan internasional yang dilakukan oleh Uni Eropa. Secara
umum tugas ECJ adalah memastikan adanya pamahaman, interpretasi dan aplikasi yang sama
dari negara-negara anggota UE terhadap hukum UE (Pasal 220 s/d 245 Traktat Masyarakat
Eropa).

5. Court of Auditors
Court of Auditors mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan apakah semua
pemasukan dan pengeluaran UE dilakukan secara hukum dan tidak melanggar aturan, serta
apakah
manajemen
keuangan
anggaran
UE
dilaksanakan
secara
sehat.
Court of Auditors juga dapat melakukan pemeriksaan atas permintaan salah satu lembaga UE.
Court of Auditors juga dapat melakukan pemeriksaan di negara anggota UE untuk kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh negara tersebut yang mengatasnamakan UE, seperti penarikan
bea masuk, manajemen Regional Funds,

5. Anggota Uni Eropa
Uni Eropa memiliki 28 negara anggota yaitu :

Negara

Tanggal Bergabung

Belanda
Belgia
Italia
Sejak Permulaan
Jerman
Luksemburg
Perancis
Britania Raya
Denmark

1 Januari 1973

Irlandia
Yunani

1 Januari 1981

Portugal
Spanyol

1 Januuari 1986

Swedia
Austria
Finlandia
Swedia

1 Januari 1995

Republik Ceko
Estonia
Hongaria
Latvia
Lituania
1 Mei 2004
Malta
Polandia
Siprus
Slovenia
Slowakia
Bulgaria
1 Januari 2007
Rumania
Kroasia

1 Juli 2013

6. Tindakan-tindakan Uni Eropa
Uni Eropa semakin menyatakan kehadirannya di dalam masyarat bisnis dunia.
Sejumlah peraturan Uni Eropa yang signifikan sebenarnya mempunyai dampak di amerika
serikat dan ditempat lain oleh karena besarnya Uni Eropa dan pentingnya Uni Eropa sebagai
mitra magang. Aturan-aturan Uni Eropa telah memaksa Microsoft mengubah kontraknya
dengan pembuat perangkat lunak dan bahkan memaksa Mcdonald’s untuk berhenti
menyajikan mainan plastik lunak dengan Happy Mealsnya.

7. Hubungan Uni Eropa Dengan Indonesia
Perkembangan yang makin mengukuhkan UE sebagai satu kesatuan ekonomi yang
wilayahnya makin meluas membawa tantangan sekaligus peluang yang perlu terus
dimanfaatkan. Kesadaran ini mendorong PRIME di Brussel untuk terus berupaya
memberikan sumbangan bagi peningkatan hubungan dan kerjasama ekonomi Indonesia-UE
sesuai kepentingan nasional. Dalam pelaksanaannya, tugas tersebut tidak begitu mudah
terutama karena UE memiliki kepentingan mendesak di dalam negeri yang menyebabkan
terbatasnya kreativitas pengembangan hubungan luar negeri.

Dalam kebijakan kerjasama pembangunan, UE juga cenderung inward-looking
sehingga lebih memfokuskan bantuan pada wilayah-wilayah sekitar. Dengan demikian,
meskipun UE menyumbang sekitar 55% dari total bantuan pembangunan resmi (ODA) dunia,
sebagian besar bantuan tersebut ditujukan pada wilayah Eropa, Mediterania dan ACP (Afrika,
Karibia dan Pasifik yang berdasarkan pertimbangan sejarah memiliki persetujuan khusus
dengan UE). Bantuan UE ke wilayah lain, Asia dan Amerika Latin, menjadi sangat terbatas,
sehingga dengan segala keterbatasan tersebut Indonesia dituntut mampu secara maksimal
menghadapi situasi. Apalagi mengingat kebijakan kerjasama pembangunan UE cenderung
dikaitkan dengan klausul-klausul penghormatan HAM, lingkungan dan standar sosial.
Terlepas dari tantangan yang ada, setiap peluang dalam hubungan Indonesia-UE tetap
perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Salah satunya adalah perkembangan pandangan UE
mengenai Indonesia yang lebih baik dibanding masa sebelum reformasi. Perkembangan ini
membawa keuntungan peningkatan komitmen UE untuk lebih mengintensifkan hubungan
dengan Indonesia, termasuk ekonomi dan kerjasama pembangunan. Komitmen UE untuk
meningkatkan hubungan dengan RI antara lain tercermin dalam peningkatan hibah Komisi
sejak periode reformasi. UE juga menginginkan peningkatan hubungan yang lebih intensif di
bidang perdagangan dan investasi.
Pada jalur kelembagaan pemerintahan, upaya peningkatan hubungan bilateral RI-UE
di bidang ekonomi dilakukan terutama melalui Forum Konsultasi Bilateral (FKB) Tingkat
Pejabat Senior yang telah tiga kali bersidang. Dalam pertemuan terakhir di Brussel tanggal
10-11 Desember 2002, FKB membahas isu-isu politik, ekonomi dan perdagangan, serta
kerjasama pembangunan.
Pengembangan hubungan ekonomi RI-UE juga dikembangkan melalui pertemuan dan
konsultasi di tingkat Menteri. Menlu RI bersama mitranya dari UE (Komisioner Luar Negeri
dan Troika UE) sepakat untuk meningkatkan kualitas kerjasama, dengan tekad agar jarak
geografis yang memisahkan kedua pihak tidak menjadi penghalang. Konsultasi juga
berkembang di antara menteri-menteri sektoral, termasuk perdagangan dan kehutanan.
Konsultasi berkala antara Menperindag RI dengan Komisioner Perdagangan UE telah
dimanfaatkan untuk membahas pemecahan masalah bilateral serta kerjasama regional
maupun multilateral.
Pada tingkat Kepala Pemerintahan, pertemuan bilateral antara Presiden Abdurrahman
Wahid dengan Presiden Komisi Eropa, Romano Prodi, berlangsung bulan Februari 2000 di
Brussel. Selain mendukung peningkatan kerjasama bilateral yang dilakukan pada jalur
pemerintahan, PRIME Brussel juga mengupayakan fasilitasi kunjungan/misi pemerintah
daerah, Parlemen, swasta dan lembaga non-pemerintah. Sejalan dengan proses otonomi
daerah, minat wakil-wakil pemerintah Daerah untuk mengembangkan hubungan intensif
dengan UE mulai nampak. Kalangan swasta juga berkepentingan menjalin hubungan yang
lebih intensif dengan mitra-mitra di UE sehubungan dengan besarnya kepentingan bisnis dan
perdagangan mereka. Sementara itu, lembaga-lembaga non-pemerintah juga menunjukkan
peningkatan hubungan dengan UE sehubungan dengan kepentingan pendanaan dan
kerjasama peningkatan masyarakat madani dan pembangunan.

THE GROUP OF TWENTY ( G 20)

1. Latar Belakang
Latar belakang pembentukan forum ini berawal dari terjadinya Krisis Keuangan 1998 dan
pendapat yang muncul pada forum G-7 mengenai kurang efektifnya pertemuan itu bila tidak
melibatkan kekuatan-kekuatan ekonomi lain agar keputusan-keputusan yang mereka buat
memiliki pengaruh yang lebih besar dan mendengarkan kepentingan-kepentingan yang
barangkali tidak tercakup dalam kelompok kecil itu. Kelompok ini menghimpun hampir 90%
GNP dunia, 80% total perdagangan dunia dan dua per tiga penduduk dunia.
Negara-negara G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19 negara
dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G-20
dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau
Kelompok Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Kelompok ini dibentuk
tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi
maju dan berkembang untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia. Pertemuan
perdana G-20 berlangsung di Berlin, 15-16 Desember 1999 dengan tuan rumah menteri
keuangan Jerman dan Kanada.

Sebagai forum ekonomi, G-20 lebih banyak menjadi ajang konsultasi dan kerja sama
hal-hal yang berkaitan dengan sistem moneter internasional. Terdapat pertemuan yang teratur
untuk mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di antara negara industri maju dan sedang
berkembang terkemuka mengenai kebijakan-kebijakan yang mengarah pada stabilitas
keuangan internasional dan mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat
diatasi oleh satu negara tertentu saja.

2. Anggota G20
G-20 tidak memiliki staf tetap. Kursi ketua dirotasi di antara anggota-anggotanya dan
dipegang oleh Troika yang beranggotakan tiga anggota: ketua tahun berjalan, ketua tahun
lalu, dan ketua tahun berikut. Sistem ini dipilih untuk menjamin keberlangsungan kegiatan
dan pengelolaan. Ketua tahun berjalan membuka sekretariat tidak tetap yang buka hanya
selama masa tugasnya.Sebagian besar anggota adalah negara-negara dengan Keseimbangan
Kemampuan Berbelanja (PPP) terbesar dengan sedikit modifikasi. Belanda, Polandia, dan
Spanyol, yang termasuk big 20, diwakili oleh Uni Eropa. Iran dan Taiwan tidak
diikutsertakan. Thailand juga tidak diikutsertakan, walaupun posisinya di atas Afrika Selatan.

Negara-negara anggota:
1. Afrika Selatan
2. Amerika Serikat
3. Arab Saudi
4. Argentina
5. Australia
6. Brasil
7. Britania Raya
8. RRC
9. India
10. Indonesia

11. Italia
12. Jepang
13. Jerman
14. Kanada
15. Korea Selatan
16. Meksiko
17. Perancis
18. Rusia
19 Turki
20. Uni Eropa

3. Peran Indonesia Dalam G20
Posisi Indonesia dalam hal ini sulit, karena sebagai negara dunia ketiga, Indonesia
terjebak hutang yang besar dan cadangan devisa yang lemah. Jadi Indonesia tidak punya
tawaran yang spesifik. Indonesia tidak punya harapan dalam pertemuan G20. Hubungan
Indonesia dengan Amerika Serikat berbeda dengan hubungan Cina dan India dengan
Amerika. Dalam kurun waktu 40 tahun terakhir Indonesia cenderung menjadi good boy di
hadapan Amerika Serikat.Kehadiran Indonesia di G20 dijadikan kanal untuk
memperjuangkan kepentingan Amerika Serikat untuk merayu India dan Cina. Karena India,
Cina, Brasil dan juga Rusia sulit untuk dirayu Amerika Serikat. Indonesia sering dipakai

Amerika, 40 tahun terakhir ini Indonesia bisa dikatakan telah menjadi koloni Amerika
Serikat.