Pembangunan Berkelanjutan di era (1)
BAGIAN 1
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Oleh: Azhar Firdaus (NPM. 11061443415)
PENDAHULUAN
Pembangunan Berkelanjutan selama ini dibicarakan dan dilakukan oleh masyarakat
Indonesia Dunia sebagai metode untuk menciptakan suatu keseimbangan. Keseimbangan
yang diperoleh adalah pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Proses pencapaiannya
pun tidak semudah dengan apa yang tertulis. Hanya beberapa saja yang berhasil
melakukannya. Salah satunya adalah Simbiosis Industri yang berada di Kahlundborg,
Denmark. Simbiosis Industri di Kahlundborg terlihat sangat efisien dalam pemanfaatan
bahan dari berbagai industri. Baik itu dari bahan baku maupun bahan limbah buangan
industri. Bahan-bahan tersebut tidak ada yang terbuang ke lingkungan, dan menghasilkan
Zero Waste. Bahan-bahan tersebut digunakan untuk kebutuhan masyarakat di
Kahlundborg, baik itu dari segi ekonomi maupun lingkungan.
Hanya, pembangunan berkelanjutan tidak hanya pada sektor industri, tetapi dari sektor
lain. Seperti pada sektor pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan harus dapat diperoleh oleh
semua kalangan, baik kalangan bawah maupun kalangan atas. Kondisi yang terjadi
sekarang adalah pendidikan semakin lama semakin berkualitas dan hanya orang-orang
tertentu saja yang dapat merasakannya. Tidak dengan masyarakat yang mempunyai
ekonomi lemah. Pembangunan berkelanjutan ingin mewujudkan bahwa pendidikan harus
melingkupi semua kalangan. Begitu pula pekerjaan, kenaikan jumlah penduduk di
Indonesia
tidak sebanding dengan
meningkatnya
jumlah lapangan pekerjaan.
Ketimpangan tersebut akhirnya memicu meningkatnya angka kemiskinan dan
kriminalitas. Akibat yang diperoleh adalah masyarakat melakukan tindakan kriminal
(perampokan, pencurian, dan lain sebagainya). Masalah-masalah seperti ini harus segera
diatasi agar tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai. Tujuan pembangunan
berkelanjutan dapat tercapai jika semua masyarakat dapat bekerja sama untuk
mewujudkannya.
1
Pembangunan berkelanjutan yang diketahui selama ini terdiri dari tiga aspek, yaitu sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Perlu pemahaman lebih dalam mengenai pembangunan
berkelanjutan dari tiga aspek tersebut. Berikut penjelasan mengenai pembangunan
berkelanjutan dan penjelasan lengkap mengenai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi
yang membahas mengenai pembangunan berkelanjutan secara global.
1.
Pembangunan Berkelanjutan
Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang harus dipenuhi menurut Djajadiningrat
dan Famiola (2004):
a.
Pembangunan Berkelanjutan Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial.
Strategi pembangunan harus dilandasi “premis” pada hal seperti: lebih meratanya
distribusi sumber lahan dan faktor produksi, lebih meratanya peran dan kesempatan, dan
pada pemerataan ekonomi yang dicapai harus ada keseimbangan distribusi kesejahteraan.
Berarti, pembangunan generasi masa kini harus selalu mengindahkan generasi masa
depan untuk mencapai kebutuhannya.
b.
Pembangunan Berkelanjutan Menghargai Keanekaragaman.
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah persyaratan untuk memastikan bahwa
sumberdaya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang.
c. Pembangunan Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Integratif.
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam.
Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak.
d. Pembangunan Berkelanjutan Meminta Perspektif Jangka Panjang.
Perspektif jangka panjang adalah perspektif pembangunan berkelanjutan. Hingga saat ini
kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi.
Diselenggarakannya
konferensi
internasional
di
Rio
mengindikasikan
bahwa
pembangunan berkelanjutan menjadi penting bagi setiap Negara. Konferensi ini telah
diselenggarakan dari tahun 1992 sampai sekarang (Rio +20). Berikut penjelasannya
mengenai konferensi internasional tersebut.
2
2.
Earth Summit 1992
Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992 menghasilkan konsep
pembangunan berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengurangi kebutuhan masa depan. Ada dua isu utama pada konferensi tersebut yaitu
masalah lingkungan hidup dan masalah pembangunan. Lingkungan hidup masuk ke
dalam Agenda 21 Dunia menjadi tonggak kebangkitan manusia untuk pembangunan
berkelanjutan. (Sutamihardja, 2009)
Agenda 21 merupakan produk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bui di Rio de Janeiro,
Brazil, pada tanggal 3 Juni sampai dengan 14 Juni 1992. Konferensi tersebut dihadiri oleh
Kepala Negara dan Pejabat Tinggi dari 179 Negara. Ribuan pejabat organisasi PPB,
pemerintah kota, tokoh-tokoh non pemerintah (LSM) dan kelompok-kelompok lain ikut
serta dalam pertemuan tersebut. (Sutamihardja, 2009)
Konferensi internasional tentang lingkungan hidup dan pembangunan di Rio de Janeiro
Brasil mengeluarkan beberapa hal penting di antaranya adalah: Deklarasi Rio, Konvensi
Perubahan Iklim, Konvensi Keanekaragaman Hayati, Agenda 21, dan Prinsip-prinsip
Pengelolaan Hutan. Di dalam Deklarasi Rio tentang lingkungan hidup terdapat 27 prinsip
yang menekankan pada pola pembangunan berwawasan lingkungan. Deklarasi Rio
memberikan gambaran betapa sulitnya pembangunan lingkungan di masa yang akan
datang jika Negara-negara maju mengkonsumsi sumber daya tersebut. (Sutamihardja,
2009)
Berikut asas-asas yang menetapkan hak-hak manusia atas pembangunan dan tanggung
jawab manusia terhadap pelestarian lingkungan (Sutamihardja, 2009):
a.
Manusia berhak atas kehidupan yang sehat dan produktif untuk menciptakan
keselarasan dengan alam.
b.
Pembangunan yang tidak merugikan masa yang akan datang.
c.
Bangsa-bangsa memiliki hak untuk memanfaatkan sumber dayanya sendiri tanpa
merusak lingkungan alam.
d.
Bangsa-bangsa perlu menciptakan UU Internasional yang menjamin pemberian ganti
rugi atas kerusakan yang ditimbulkan pada daerah di luar perbatasannya.
e.
Bangsa-bangsa perlu mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan
jika terdapat ancaman kerusakan yang parah.
3
f.
Perlindungan lingkungan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan harus menjadi
bagian integral dari proses pembangunan dan tidak dapat dipisahkan dari proses
pembangunan tersebut.
g.
Mengentaskan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan dalam taraf kehidupan di
berbagai pelosok dunia merupakan keharusan dalam mencapai pembangunan
berkelanjutan.
h.
Perlu adanya kerja sama antar bangsa-bangsa untuk melestarikan, melindungi dan
memulihkan kesehatan dan keutuhan ekosistem bumi.
i.
Bangsa-bangsa perlu mengurangi dan menghapuskan pola produksi dan konsumsi
yang tidak berkelanjutan dan perlu mencanangkan kebijakan-kebijakan demografi
yang layak.
j.
Partisipasi semua warga Negara untuk menangani masalah lingkungan.
k.
Perlu membangkitkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dengan menyediakan
informasi mengenai lingkungan di setiap bangsa-bangsa.
l.
Perlu melaksanakan undang-undang tentang lingkungan yang efektif dan
menciptakan undang-undang nasional tentang jaminan bagi korban pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
m. Perlu menegakkan suatu sistem ekonomi internasional yang terbuka dan akan
membawa pertumbuhan ekonomi serta pembangunan yang berkelanjutan di semua
Negara.
n.
Pihak pencemar menanggung akibat pencemaran.
o.
Saling mengingatkan antar bangsa-bangsa akan adanya bencana alam atau kegiatan
yang dapat menimbulkkan negatif di luar batas Negara masing-masing.
p.
Pemahaman ilmiah yang lebih baik mengenai masalah-masalah yang ada menjadi
penting bagi pembangunan berkelanjutan.
q.
Memerlukan partisipasi penuh para perempuan untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan, serta kreativitas semangat dankeberania kaum muda dan pengetahuan
penduduk asli.
r.
Perang membawa kehancuran pada pembangunan berkelanjutan dan bangsa-bangsa
perlu menghormati hukum-hukum internasional yang melindungi lingkungan di
masa-masa konflik bersenjata dan harus bekerja sama dalam menegakkan hukum
tersebut.
s.
Perdamaian, pembangunan dan perlindungan adalah hal-hal saling berkaitan dan
tidak terpisahkan.
4
Asas-asas yang disebutkan sebelumnya menurut Penulis sudah rinci. Intinya adalah
kesejahteraan akan lingkungan, ekonomi dan masyarakat. Masyarakat pada umumnya
cenderung berusaha untuk melanggar apa yang harus ditaati pada asas-asas tersebut.
Seharusnya perlu ada pengontrolan setelah asas-asas tersebut dilakukan. Apa saja sanksi
yang harus diterima bagi pelanggar di setiap Negara.
Kondisi perilaku masyarakat dengan menaati peraturan cenderung rendah. Masyarakat
berusaha mencari celah untuk melancarkan kegiatannya yang bernilai ekonomis. Seperti
contohnya masyarakat di Indonesia. Beberapa lahan di beberapa daerah Indonesia
semakin lama semakin terkikis akan kepentingan ekonomi dari pihak pasar atau
korporasi. Contohnya adalah kondisi Danau Situ di daerah Ciputat, Tangerang Selatan.
Fungsi Danau Situ sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya yaitu sebagai daerah
resapan air. Danau Situ semakin lama tereksploitasi dengan adanya pengambilan lahan
untuk kegiatan ekonomi, seperti kontrakan, warung makan, warung internet, dan lain
sebagainya.
Setelah menyebutkan asas-asas tersebut, terdapat Agenda 21 yang berusaha melengkapi
dan mengatasi masalah lingkungan secara global. Agenda 21 tersebut dibagi ke dalam
beberapa bagian, yaitu: Bagian Pertama, Dimensi Sosial Ekonomi. Bagian ini
membahas mengenai masalah pembangunan yang menitikberatkan pada segi manusia
berkaitan dengan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, kerusakan lingkungan
dan manusia. Bagian Kedua, konservasi dan pengelolaan sumber daya alam dan
pembangunan. Terfokus pada pengelolaan dan konservasi sumber daya alam, ekosistem,
dan isu-isu lainnya. Bagian Ketiga, peranan kelompok utama. Membahas isu kemitraan
antar pengelola lingkungan yang perlu dikembangkan. Bagian Keempat, Sarana
Pelaksaan ini. Penerapan dari Agenda 21 melalui pengkajian dan analisis. Bagian ini
menilai sumberdaya yang dapat digunakan untuk pembangunan berkelanjutan.
(Sutamihardja, 2009)
Agenda 21 tersebut menjelaskan bagaimana pengelolaan sumber daya alam yang
mempunyai sifat berkelanjutan. Serta pada Agenda 21 ini menitikberatkan pada manusia,
karena Penulis setuju, manusia merupakan sumber masalah yang terjadi di Dunia. Sifat
manusia yang boros dan serakah, berusaha untuk memanfaatkan sumber daya untuk
kepentingan ekonomi tanpa melihat dampak negatif lingkungan yang terjadi.
5
Selain Agenda 21 dan Deklarasi Rio, pada Earth Summit 1992 terdapat pula hasil-hasil
berupa
Prinsip-prinsip
Kehutanan,
Konvensi
Perubahan
Iklim
dan
Konvensi
Keanekaragaman Hayati. Prinsip-prinsip Kehutanan dimaksudkan untuk melakukan
penyerapan CO2 dan perlindungan keragaman hayati. Selain kedua hal tersebut, Prinsipprinsip Kehutanan ditujukan untuk pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Konvensi
Perubahan Iklim bertujuan untuk menurunkan emisi karbon dioksida, gas methan, dan gas
rumah kaca lainnya yang terletak di atmosfir. Kemudian Konvensi Keanekaragaman
Hayati
bertujuan
untuk
mencegah
kerusakan
keanekaragaman
hayati
serta
memperkenalkan standar pelaksanaan pada kerjasama penelitian, informasi, manfaat serta
teknologi bagi sumberdaya genetik. (Sutamihardja, 2010)
Setelah adanya, Earth Summit 1992 dan menuju Earth Summit 2002, terdapat perubahan
yang terjadi sebagai berikut (Friends of the Earth, 2002):
a.
Perbedaan yang terjadi adalah Pemerintah tidak menunjukkan kemauan politik untuk
menangani isu-isu besar.
b.
Penduduk dunia berjumlah 6 miliar, tetapi jumlah masyarakat miskin hampir tidak
berubah. Lebih dari 1 milyar orang hidup hanya sebesar $1 per hari.
c.
Satu dari enam orang dewasa tidak dapat membaca atau menulis; 99 persen dari
orang-orang yang buta huruf ditemukan di Negara-negara berkembang.
d.
Pada tahun 2000, 18 persen dari jumlah 11.000 spesies diketahui statusnya ‘terancam
punah’ di dalam daftar ‘terancam’.
e.
Perubahan iklim terjadi. Catatan suhu secara global menunjukkan tahun 1990-an
sebagai dekade terpanas sejak pengukuran dimulai pada abad ke-19.
f.
Di Inggris, menghasilkan 414 juta ton sampah setiap tahunnya. Ini membuat kita
hidup dengan sifat boros.
Belum adanya perubahan signifikan yang terjadi setelah adanya Earth Summit 1992
selama 10 tahun menuju Earth Summit 2002. Maka, pada Konferensi 10 tahun berikutnya
yang diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan, memberikan harapan untuk
perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu tujuan utamanya pembangunan berkelanjutan
secara global.
3.
Earth Summit 2002 (Rio +10)
Konferensi ini diadakan pada tanggal 26 Agustus sampai dengan 4 September tahun
2002. Konferensi ini bertempat di Johannesburg, Afrika Selatan. Konferensi ini diadakan
6
10 tahun setelah Konferensi pertama pada tahun 1992 di Rio de Janeiro. Pada Konferensi
ini menghasilkan sebuah deklarasi yang disebut dengan Deklarasi Johannesburg.
(Wikipedia, n.d.) Deklarasi ini berisi pernyataan umum dibandingkan dengan Deklarasi
sebelumnya di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Beberapa isinya menyebutkan kondisi di
seluruh yang menyebabkan ancaman parah terhadap pembangunan berkelanjutan.
Contohnya adalah: kelaparan yang kronis, malnutrisi, pendudukan asing, masalah obatobatan terlarang, kejahatan yang terorganisir, korupsi, bencana alam, perdagangan senjata
ilegal, perdagangan manusia, terorisme, intolerasi dan hasutan yang tertuju kepada ras,
etnis, agama, dan kebencian lain, Xenofobia dan endemic, penyakit kronis dan menular
tertentu seperti HIV/AIDS, malaria, dan TBC. Hal-hal tersebut tercantum pada Deklarasi
Johannesburg 19. (Wikipedia, n.d.) Perjanjian pada Konferensi ini adalah untuk
mengembalikan jumlah perikanan dunia yang semakin lama semakin habis. (Wikipedia,
n.d.)
Penulis tidak setuju dengan perjanjian
untuk mengembalikan perikanan dunia yang
semakin lama semakin habis. Karena masalah di dunia tidak hanya mengenai perikanan,
tetapi mengenai kesehatan dan kemiskinan yang masih memprihatinkan. Seperti yang
telah diketahui, bahwa pada jangka waktu 10 tahun setelah Earth Summit 1992,
kemiskinan dan kesehatan masih menjadi masalah utama yang belum terselesaikan.
Keputusan yang harus dilakukan dengan cara penurunan angka kemiskinan dan
peningkatan kesehatan ke arah yang lebih baik.
Selain perjanjian pada Konferensi tersebut, terdapat beberapa komitmen yang disepakati
pada Konferensi ini untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (UN-Documents,
2002):
a.
Membangun solidaritas antar manusia, tidak ada perbedaan dari ras, etnis, agama,
bahasa, budaya, atau tradisi dan peradaban dunia.
b.
Berkomitmen untuk memastikan pemberdayaan perempuan, emansipasi dan
kesetaraan gender yang terintegrasi dalam semua kegiatan yang terkandung di
Agenda 21, MDGs, dan Rencana Implementasi KTT.
c.
Menyambut dan mendukung dengan terbentuknya kelompok regional yang kuat
seperti mitra baru untuk pembangunan Afrika, mempromosikan kerja sama regional,
peningkatan kerja sama internasional dan pembangunan berkelanjutan.
d.
Pemberian bantuan untuk meningkatkan kesempatan kerja.
e.
Peran pentingnya masyarakat adat pada pembangunan berkelanjutan.
7
Beberapa komitmen-komitmen yang disebutkan sebelumnya menurut penulis sudah
mewakili apa yang menjadi permasalahan secara global. Salah satunya adalah
kesempatan kerja. Selama ini penyediaan lapangan kerja tidak sesuai dengan jumlah
penduduk yang ada. Peningkatan jumlah penduduk yang terus meninggi membuat
konsekuensi tidak adanya lapangan kerja tersedia, yang kemudian mengakibatkan
tingkatnya angka kemiskinan. Komitmen-komitmen tersebut yang salah satunya
kesempatan kerja harus dipenuhi untuk terciptanya pembangunan berkelanjutan.
Kemudian tiap 10 tahun berikutnya dikoreksi dan diberikan solusi yang tepat untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan secara global.
4.
United Nations Conference on Sustainable Development (Rio +20)
Ini adalah konferensi internasional ketiga yang diselenggarakan di Rio de Janeiro dari
tanggal 13 sampai 22 Juni 2012. Tujuannya adalah mensejahterakan ekonomi dan
lingkungan untuk masyarakat umum. Rio +20 ini adalah kelanjutan dari tahun 1992 yang
dikenal dengan sebutan Earth Summit yang diselenggarakan di kota yang sama. Tetapi,
untuk Rio +10 diselenggarakan di kota Johannesburg. (Wikipedia, 2012)
Konferensi internasional ini mempunyai tiga tujuan, yaitu mengamankan pembaharuan
komitmen politik untuk pembangunan berkelanjutan, menilai kemajuan dan pelaksanaan
pada pertemuan sebelumnya, dan menangani sebuah tantangan yang baru. Dua tema
utama pada konferensi internasional ini pertama, bagaimana membentuk ekonomi hijau
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan mengeluarkan masyarakat dari
kemiskinan, termasuk mendukung penuh pada Negara berkembang yang mengizinkan
dalam mencari cara pada prinsip ramah lingkungan pengembangan Negara. Kedua,
bagaimana meningkatkan koordinasi internasional untuk pembangunan berkelanjutan
dengan membangun kerangka kerja institusi. (Wikipedia, 2012)
Beberapa hasil yang didapat dari konferensi tersebut adalah mendukung pengembangan
pada tujuan pembangunan berkelanjutan, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Sustainable Development Goals (SDGs). Ini merupakan target untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan secara global. SDGs akan mengambil alih di mana MDGs
meninggalkannya dan telah gagal untuk mencapai pengembangan pada lingkungan.
Negara-negara mengajukan alternatif menjadi pada Produk Domestik Bruto (PDB)
sebagai ukuran kekayaan yang memperhitungkan faktor sosial dan faktor lingkungan
8
untuk pembayaran jasa lingkungan. Seperti penyerapan karbon dan perlindungan habitat.
(Wikipedia, 2012)
Selain beberapa hal tersebut, terdapat sebuah dokumen dengan judul “The Future We
Want” setelah diselenggarakannya Konferensi Internasional tersebut. Berikut beberapa
hasil yang ada di dokumen tersebut (Report of the United Nations Conference on
Sustainable Development, 2012):
a.
Memberantas
kemiskinan
sebagai
tantangan
global
untuk
pembangunan
untuk
mencapai
pembangunan
berkelanjutan.
berkelanjutan.
b.
Perempuan
sebagai
vital
Kepemimpinan yang dimiliki oleh perempuan menjadi suatu partisipasi yang efektif
mengambil keputusan dan pembangunan berkelanjutan pada aspek kebijakan dan
program.
c.
Implementasi dari pembangunan berkelanjutan akan bergantung pada aktifnya sektor
umum dan pribadi.
d.
Para pemuda menjadi penting untuk membuat keputusan yang berdampak lebih
besar bagia kebutuhan sekarang dan generasi yang akan datang. Keputusan ini
diharapkan dapat menjadi suatu pembangunan berkelanjutan.
e.
Untuk mengatur sumber daya alam agar bisa bertahan dan dengan dampak negatif
lingkungan yang cenderung minim, meningkat efisiensi sumber daya dan
meminimalisasi limbah yang dihasilkan.
f.
Mempromosiakn suatu integrasi yang seimbang antara ekoomi, sosial dan
lingkungan dari pembangunan berkelanjutan.
g.
Semua masyarakat berhak untuk mendapatkan akses pada makanan sehat, cukup dan
bernutrisi, serta bebas dari kelaparan.
h.
Semua masyarakat berhak untuk mendapatkan air yang bersih dan sanitasi.
i.
Mengurangi polusi air secara signifikan dan meningkatkan kualitas air,
meningkatkan pengolahan air limbah, efisiensi air dan mengurangi air yang terbuang
cuma-cuma.
j.
Meningkatkan efisiensi energi, meningkatkan penggunaan energi yang terbarukan
dan bersih, dan teknologi pengefisien energi menjadi penting untuk pembangunan
berkelanjutan, termasuk menangani perubahan iklim.
k.
Kesehatan secara global mencakup pada meningkatkan kesehatan, kohesi sosial,
manusia yang berlanjut dan pengembangan ekonomi.
9
l.
Kekhawatiran global akan penyakit yaitu HIV/AIDS, malaria, TBC, influenza, polio
dan penyakit lain adalah hal yang serius. Penyakit-penyakit tersebut akan dilakukan
pencegahan, penyembuhan, perawatan dan dukungan.
m. Menurunkan angka kematian Ibu dan anak dan meningkatkan kesehatan perempuan,
pemuda, dan anak-anak.
n.
Konservasi dan keanekaragaman hayati menjadi hal yang penting di arena yuridiksi
nasional.
o.
Penyebab negatif dari rusaknya laut dan keanekaragaman hayati di dalamnya, karena
polusi yang berasal dari laut, termasuk di dalamnya puing-puing laut (plastik, bahan
organik, logam berat dan lain sebagainya).
p.
Mineral dan Besi menjadi kontribusi utama untuk ekonomi dunia dan masyarakat
modern, serta untuk Negara-negara berkembang.
q.
Kegiatan pertambangan harus memaksimalkan manfaat sosial, ekonomi, dan
lingkungan.
r.
Wajib belajar harus dipenuhi bagi Negara-negara berkembang.
Beberapa isi dari dokumen “The Future We Want”, terlihat bahwa tidak mudah untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan. Ada beberapa aspek yang harus dipenuhi mulai
dari pendidikan, kualitas laut yang harus terjaga, pertambangan yang ramah lingkungan,
menurunkan angka kematian Ibu dan anak, dan lain sebagainya. Aspek-aspek tersebut
harus dipenuhi dengan adanya kerjasama antar Negara dan kerjasama masyarakat dari
masing-masing Negara.
Pada program yang diajukan di Konferensi tahun 2012 di Rio de Janeiro, Brazil,
permasalahan yang belum terselesaikan adalah masalah kemiskinan dan kesehatan
masyarakat secara global. Tetapi program yang diajukan mengentaskan kemiskinan masih
pada aspek umum. Karena masalah kemiskinan di dalamnya terdapat masalah lain, yaitu
meningkatnya jumlah penduduk, sedikitnya lapangan kerja yang tersedia, kesehatan yang
semakin lama semakin berkurang, dan lain sebagainya. Maka, perlu ada penyelesaian
masalah di dalam masalah yang ada. Jika beberapa masalah tersebut sudah diselesaikan,
terdapat kemungkinan kemiskinan akan berkurang sekalipun bertahap.
Penjelasan berikutnya adalah mengenai Kondisi Global, Kondisi Indonesia dan Kondisi
Seharusnya setelah diselenggarakannya tiga KTT Bumi tiap 10 tahun sejak tahun 1992
sampai tahun 2012.
10
5.
Kondisi Global dan Kondisi Indonesia
Setelah adanya KTT Bumi, kondisi Dunia dan Kondisi Indonesia perlu diperhatikan lebih
lanjut. Tiga hal yang penulis cantumkan untuk menggambarkannya adalah pada
kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan kerusakan lingkungan.
Laporan Bank Dunia menyebutkan bahwa kemiskinan secara global terus menurun
drastis. Jumlah orang miskin menurun dari 1,94 miliar pada 1981 sampai dengan 1,29
miliar pada tahun 2008. Pada periode waktu tersebut, jumlah penduduk global cenderung
meningkat dari awalnya 4,4 miliar menjadi 6,8 miliar orang. Sekalipun penurunan jumlah
orang miskin, tetapi ada masalah dengan angka tersebut. Karena hanya orang dengan US$
1,25 per hari yang disebut “sangat miskin”. Sehingga menurut standar tersebut, wajar jika
terjadi kenaikan drastis pada jumlah penduduk, yaitu dari 648 juta orang menuju 1,18
miliar orang. (Werner, 2012)
Selain itu, kondisi kemiskinan di Indonesia semakin lama semakin menurun sekalipun
tidak signifikan. Sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan telah turun menjadi
11,96 persen (29,13 juta jiwa). Sebelumnya, sampai dengan Maret 2011, tingkat
kemiskinan nasional menurun hinggal 12,49 persen, dari 13,33 persen pada tahun 2010.
Pada periode September 2011, tingkat kemiskinan menurun lagi menjadi 12,36 persen.
Ibu Armida, dalam Konferensi Pers Kementerian PPN/Bappenas tanggal 13 September
2012 mengatakan bahwa tingkat kemiskinan akan diturunkan lagi pada kisaran 9,5
sampai 10,5 persen pada tahun 2013. (Bappenas, 2012)
Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Bank Indonesia diperkirakan sampai
akhir tahun 2012 mencapai 6,3 persen. Kenaikan tersebut didukung dengan peningkatan
ekonomi domestik yang tetap tinggi. Menurut Gubernur Bank Indonesia, Darmin
Nasution, ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan tahun 2013 masingmasing diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,1 sampai dengan 6,5 persen dengan
kecenderungan tengah 6,3 persen. Ke depannya, pertumbuhan ekonomi masih didukung
oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya eksport meskipun
kondisi perekonomian global yang tidak pasti. Hal tersebut didukung dengan cukup
kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia
(KTI) dan Jawa. (Syafputri, 2012)
11
Ketiga, kerusakan lingkungan yaitu kerusakan hutan dan kerusakan lingkungan akibat
tambang. Laporan dari State of World Forest dan FAO menyebutkan bahwa Indonesia
menempati urutan kelima dari 10 negara yang memiliki luas hutan terbesar di dunia. Laju
kerusakan hutan Indonesia telah mencapai 1,87 juta hectare dalam kurun waktun tahun
2000 sampai tahun 2005. Ini mengakibatkan Indonesia menempati peringkat ke-2 dari 10
Negara dengan laju kerusakan tertinggi di Dunia. (Wijaya, 2010)
Kerusakan hutan yang terjadi selama ini mengakibatkan bencana banjir dan kekeringan di
beberapa wilayah Indonesia. Kerusakan hutan yang dimaksud adalah adanya penebangan
liar untuk kepentingan ekonomi pada daerah hulu sungai bahkan pembukaan hutan yang
dikonversi dalam bentuk penggunaan lain. Manfaat Hutan adalah dengan penyerapan air
ketika hujan datang. Hutan berfungsi sebagai pengatur hidrologis bagi kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. (Anonim, 2012)
Kerusakan lingkungan pun disebabkan karena adanya proses pertambangan. Pihak
perusahaan tambang seringkali menyalahgunakan peraturan pertambangan yang sudah
ada. Sehingga proses tambang dapat dilaksanakan dengan lancar, tanpa ada hambatan.
Kawasan pesisir dan laut tidak luput dari eksploitasi. Terdapat lebih dari 16 titik
reklamasi, penambangan pasir, pasir besi dan menjadi tempat pembuangan limbah bekas
tambang dari Newmon dan Freeport. Hutan kita pun tidak luput akibat adanya
pertambagan. Hutan memiliki keanekaragaman hayati. Selain hutan, sungai pun menjadi
korban pertambangan. Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang termasuk kategori rusak
berat meningkat dalam 10 tahun terakhir. Daerah Aliran Sungai yang berjumlah 108 dari
4.000 DAS di Indonesia mengalami kerusakan parah. Tidak adanya kesadaran untuk
melakukan perbaikan dari 108 DAS yang rusak, mengakibatkan kerusakan lahan,
kematian warga dan berubahnya pola ekonomi masyarakat. (Messwati, 2012)
6.
Kondisi Seharusnya
Beberapa kasus mengenai kerusakan lingkungan telah disebutkan pada bagian
sebelumnya. Indonesia harus segera merapihkan masalah kerusakan lingkungan satu per
satu. Menurut penulis, kondisi yang seharusnya diperbaiki adalah pada sektor
pertambangan. Sektor pertambangan harus dilakukan dengan prinsip ramah lingkungan
dan mensejahterakan masyarakat sekitar. Seringkali lingkungan menjadi korban utama
dengan adanya pertambangan. Tidak adanya proses pemulihan lahan, membuat
masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan menjadi khawatir. Begitu pula,
12
kesejahteraan masyarakat dengan adanya pertambangan. Penyerapan tenaga kerja yang
dilakukan oleh perusahaan tambang hanya sebatas buruh, dan diberi upah sangat sedikit.
Kebijakan dan pengontrolan perlu dilakukan agar proses kegiatan tambang tidak merusak
lingkungan dan mensejahterakan masyarakat. Ketika hal-hal tersebut dipenuhi,
pembangunan berkelanjutan dapat berjalan dengan lancar. Tanpa ada kesalahan-kesalahan
yang seringkali terjadi.
Cara lain untuk mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan adalah pada aspek Ekologi
Industri. Ekologi Industri menurut Djajadiningrat dan Famiola (2004) adalah:
a.
Ekologi Industri menggambarkan keberterimaan suatu sistem industri bagi
lingkungan, sehingga sistem industri tersebut dapat selalu mampu memproduksi
barang dan jasanya terus menerus (berkelanjutan). Ekologi industri tidak lain adalah
bagaimana mengatur atau mengelola aktivitas-aktivitas manusia dalam suatu
landasan yang berkelanjutan.
b.
Ekologi Industri menyiratkan suatu hubungan yang erat dengan bidang ekologi.
Dalam ekologi industri yang menjadi objek utama studinya adalah hubungan timbal
balik antar perusahaan, baik dari sisi produk yang mereka hasilkan maupun proses
yang mereka lakukan untuk berproduksi pada suatu wilayah, baik lokal, regional,
nasional dan tingkatan sistem global. Perspektif dalam ekologi industri sebagai
berikut:
(1) Ekologi industri berfokus pada tujuan kelanggengan hidup untuk jangka panjang
daripada jangka pendek.
(2) Ekologi industri berfokus pada masalah-masalah skopnya yang bersifat regional
dan global.
(3) Ekologi industri berfokus pada kasus-kasus yang berhubungan dengan aktivitasaktivitas manusia yang berhubungan dengan sistem alam.
(4) Ekologi industri muncul dengan tujuan untuk memahami dan memproteksi
keseimbangan/kelenturan antara sistem alam dan sistem manusia.
(5) Ekologi industri menggunakan teknik-teknik sistem sebagai mass-flow analysis
untuk memahami sistem ekonomi dan lingkungan.
(6) Ekologi industri memandang pelaku-pelaku ekonomi-–perusahaan-perusahaan
swasta—sebagai pelaku sentral guna mengurangi dampak lingkungan.
13
c.
Tujuan utama ekologi industri adalah untuk memajukan dan melaksanakan konsepkonsep pembangunan berkelanjutan, baik itu secara global, regional, ataupun pada
tingkat lokal, dengan mencoba menemukan antar kebutuhan generasi sekarang dan
generasi yang akan datang.
7.
Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini adalah Konferensi yang telah diselenggarakan selama tiga
kali betujuan untuk mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan pada aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Untuk mewujudkannya perlu ada kerjasama antar Negara dan
antar masyarakat di masing-masing Negara. Pembangunan berkelanjutan pun tidak hanya
memenuhi generasi kini, tetapi pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Kebijakankebijakan yang ada pun harus ada pengontrolan, agar tidak terjadi penyalahgunaan
kebijakan kembali.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2002, Mei). Friends of the Earth. Retrieved from Earth Summit Frequently
Asked Questions: http://www.foe.co.uk/
Anonim. (2012). Wikipedia. Retrieved from United Nations Conference on Sustainable
Development: http://en.wikipedia.org/
Anonim. (2012, September 15). Bappenas. Retrieved from Kemiskinan di Indonesia dan
Penanggulangannya: http://www.bappenas.go.id/
Anonim. (n.d.). Irwantoshut.net. Retrieved from Kerusakan Hutan di Indonesia:
http://www.irwantoshut.net/
Anonim. (n.d.). Wikipedia. Retrieved from Earth Summit 2002: http://en.wikipedia.org/
Anonim.
(n.d.).
Wikipedia.
Retrieved
from
Johannesburg
Declaration:
http://en.wikipedia.org/
Aziz, I. J., Napitupulu, L. M., Patunru, A. A., & Resosidarmo, B. P. (2010).
Pembangunan Berkelanjutan, Peran dan Kontribusi Emil Salim. Jakarta: PT
Gramedia.
Djajadiningrat, S. T., & Famiola, M. (2004). Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan.
Bandung: Rekayasa Sains Bandung.
Education, N. C. (2002, September 4). UN Documents. Retrieved from World Summit on
Sustainable
Development
-
Johannesburg
Declaration
on
Sustainable
Development: http://www.un-documents.net/jburgdec.htm
Messwati, E. D. (2012, September 28). KOMPAS. Retrieved from 70 Persen Kerusakan
Lingkungan Akibat Operasi Tambang: http://regional.kompas.com/
Nations, U. (2012). Report of the United Nations Conference on Sustainable
Development. Rio de Janeiro.
Sutamihardja, R. (2009). Perubahan Lingkungan Global, Sebuah Antologi Tentang Bumi
Kita. Bogor: Yayasan Pasir Luhur.
Syafputri, E. (2012, Oktober 11). Antara News. Retrieved from Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia 2012 6,3 Persen: http://www.antaranews.com/
15
Werner, S. (2012, Mei 10). JaringNews. Retrieved from Bank Dunia: Angka Kemiskinan
Dunia Turun Drastis: http://jaringnews.com/
Wijaya, T. (2010, April 27). DetikNews. Retrieved from Kerusakan Hutan di Indonesia
Terparah Kedua di Dunia : http://news.detik.com/
16
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Oleh: Azhar Firdaus (NPM. 11061443415)
PENDAHULUAN
Pembangunan Berkelanjutan selama ini dibicarakan dan dilakukan oleh masyarakat
Indonesia Dunia sebagai metode untuk menciptakan suatu keseimbangan. Keseimbangan
yang diperoleh adalah pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Proses pencapaiannya
pun tidak semudah dengan apa yang tertulis. Hanya beberapa saja yang berhasil
melakukannya. Salah satunya adalah Simbiosis Industri yang berada di Kahlundborg,
Denmark. Simbiosis Industri di Kahlundborg terlihat sangat efisien dalam pemanfaatan
bahan dari berbagai industri. Baik itu dari bahan baku maupun bahan limbah buangan
industri. Bahan-bahan tersebut tidak ada yang terbuang ke lingkungan, dan menghasilkan
Zero Waste. Bahan-bahan tersebut digunakan untuk kebutuhan masyarakat di
Kahlundborg, baik itu dari segi ekonomi maupun lingkungan.
Hanya, pembangunan berkelanjutan tidak hanya pada sektor industri, tetapi dari sektor
lain. Seperti pada sektor pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan harus dapat diperoleh oleh
semua kalangan, baik kalangan bawah maupun kalangan atas. Kondisi yang terjadi
sekarang adalah pendidikan semakin lama semakin berkualitas dan hanya orang-orang
tertentu saja yang dapat merasakannya. Tidak dengan masyarakat yang mempunyai
ekonomi lemah. Pembangunan berkelanjutan ingin mewujudkan bahwa pendidikan harus
melingkupi semua kalangan. Begitu pula pekerjaan, kenaikan jumlah penduduk di
Indonesia
tidak sebanding dengan
meningkatnya
jumlah lapangan pekerjaan.
Ketimpangan tersebut akhirnya memicu meningkatnya angka kemiskinan dan
kriminalitas. Akibat yang diperoleh adalah masyarakat melakukan tindakan kriminal
(perampokan, pencurian, dan lain sebagainya). Masalah-masalah seperti ini harus segera
diatasi agar tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai. Tujuan pembangunan
berkelanjutan dapat tercapai jika semua masyarakat dapat bekerja sama untuk
mewujudkannya.
1
Pembangunan berkelanjutan yang diketahui selama ini terdiri dari tiga aspek, yaitu sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Perlu pemahaman lebih dalam mengenai pembangunan
berkelanjutan dari tiga aspek tersebut. Berikut penjelasan mengenai pembangunan
berkelanjutan dan penjelasan lengkap mengenai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi
yang membahas mengenai pembangunan berkelanjutan secara global.
1.
Pembangunan Berkelanjutan
Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang harus dipenuhi menurut Djajadiningrat
dan Famiola (2004):
a.
Pembangunan Berkelanjutan Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial.
Strategi pembangunan harus dilandasi “premis” pada hal seperti: lebih meratanya
distribusi sumber lahan dan faktor produksi, lebih meratanya peran dan kesempatan, dan
pada pemerataan ekonomi yang dicapai harus ada keseimbangan distribusi kesejahteraan.
Berarti, pembangunan generasi masa kini harus selalu mengindahkan generasi masa
depan untuk mencapai kebutuhannya.
b.
Pembangunan Berkelanjutan Menghargai Keanekaragaman.
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah persyaratan untuk memastikan bahwa
sumberdaya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang.
c. Pembangunan Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Integratif.
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam.
Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak.
d. Pembangunan Berkelanjutan Meminta Perspektif Jangka Panjang.
Perspektif jangka panjang adalah perspektif pembangunan berkelanjutan. Hingga saat ini
kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi.
Diselenggarakannya
konferensi
internasional
di
Rio
mengindikasikan
bahwa
pembangunan berkelanjutan menjadi penting bagi setiap Negara. Konferensi ini telah
diselenggarakan dari tahun 1992 sampai sekarang (Rio +20). Berikut penjelasannya
mengenai konferensi internasional tersebut.
2
2.
Earth Summit 1992
Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992 menghasilkan konsep
pembangunan berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengurangi kebutuhan masa depan. Ada dua isu utama pada konferensi tersebut yaitu
masalah lingkungan hidup dan masalah pembangunan. Lingkungan hidup masuk ke
dalam Agenda 21 Dunia menjadi tonggak kebangkitan manusia untuk pembangunan
berkelanjutan. (Sutamihardja, 2009)
Agenda 21 merupakan produk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bui di Rio de Janeiro,
Brazil, pada tanggal 3 Juni sampai dengan 14 Juni 1992. Konferensi tersebut dihadiri oleh
Kepala Negara dan Pejabat Tinggi dari 179 Negara. Ribuan pejabat organisasi PPB,
pemerintah kota, tokoh-tokoh non pemerintah (LSM) dan kelompok-kelompok lain ikut
serta dalam pertemuan tersebut. (Sutamihardja, 2009)
Konferensi internasional tentang lingkungan hidup dan pembangunan di Rio de Janeiro
Brasil mengeluarkan beberapa hal penting di antaranya adalah: Deklarasi Rio, Konvensi
Perubahan Iklim, Konvensi Keanekaragaman Hayati, Agenda 21, dan Prinsip-prinsip
Pengelolaan Hutan. Di dalam Deklarasi Rio tentang lingkungan hidup terdapat 27 prinsip
yang menekankan pada pola pembangunan berwawasan lingkungan. Deklarasi Rio
memberikan gambaran betapa sulitnya pembangunan lingkungan di masa yang akan
datang jika Negara-negara maju mengkonsumsi sumber daya tersebut. (Sutamihardja,
2009)
Berikut asas-asas yang menetapkan hak-hak manusia atas pembangunan dan tanggung
jawab manusia terhadap pelestarian lingkungan (Sutamihardja, 2009):
a.
Manusia berhak atas kehidupan yang sehat dan produktif untuk menciptakan
keselarasan dengan alam.
b.
Pembangunan yang tidak merugikan masa yang akan datang.
c.
Bangsa-bangsa memiliki hak untuk memanfaatkan sumber dayanya sendiri tanpa
merusak lingkungan alam.
d.
Bangsa-bangsa perlu menciptakan UU Internasional yang menjamin pemberian ganti
rugi atas kerusakan yang ditimbulkan pada daerah di luar perbatasannya.
e.
Bangsa-bangsa perlu mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan
jika terdapat ancaman kerusakan yang parah.
3
f.
Perlindungan lingkungan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan harus menjadi
bagian integral dari proses pembangunan dan tidak dapat dipisahkan dari proses
pembangunan tersebut.
g.
Mengentaskan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan dalam taraf kehidupan di
berbagai pelosok dunia merupakan keharusan dalam mencapai pembangunan
berkelanjutan.
h.
Perlu adanya kerja sama antar bangsa-bangsa untuk melestarikan, melindungi dan
memulihkan kesehatan dan keutuhan ekosistem bumi.
i.
Bangsa-bangsa perlu mengurangi dan menghapuskan pola produksi dan konsumsi
yang tidak berkelanjutan dan perlu mencanangkan kebijakan-kebijakan demografi
yang layak.
j.
Partisipasi semua warga Negara untuk menangani masalah lingkungan.
k.
Perlu membangkitkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dengan menyediakan
informasi mengenai lingkungan di setiap bangsa-bangsa.
l.
Perlu melaksanakan undang-undang tentang lingkungan yang efektif dan
menciptakan undang-undang nasional tentang jaminan bagi korban pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
m. Perlu menegakkan suatu sistem ekonomi internasional yang terbuka dan akan
membawa pertumbuhan ekonomi serta pembangunan yang berkelanjutan di semua
Negara.
n.
Pihak pencemar menanggung akibat pencemaran.
o.
Saling mengingatkan antar bangsa-bangsa akan adanya bencana alam atau kegiatan
yang dapat menimbulkkan negatif di luar batas Negara masing-masing.
p.
Pemahaman ilmiah yang lebih baik mengenai masalah-masalah yang ada menjadi
penting bagi pembangunan berkelanjutan.
q.
Memerlukan partisipasi penuh para perempuan untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan, serta kreativitas semangat dankeberania kaum muda dan pengetahuan
penduduk asli.
r.
Perang membawa kehancuran pada pembangunan berkelanjutan dan bangsa-bangsa
perlu menghormati hukum-hukum internasional yang melindungi lingkungan di
masa-masa konflik bersenjata dan harus bekerja sama dalam menegakkan hukum
tersebut.
s.
Perdamaian, pembangunan dan perlindungan adalah hal-hal saling berkaitan dan
tidak terpisahkan.
4
Asas-asas yang disebutkan sebelumnya menurut Penulis sudah rinci. Intinya adalah
kesejahteraan akan lingkungan, ekonomi dan masyarakat. Masyarakat pada umumnya
cenderung berusaha untuk melanggar apa yang harus ditaati pada asas-asas tersebut.
Seharusnya perlu ada pengontrolan setelah asas-asas tersebut dilakukan. Apa saja sanksi
yang harus diterima bagi pelanggar di setiap Negara.
Kondisi perilaku masyarakat dengan menaati peraturan cenderung rendah. Masyarakat
berusaha mencari celah untuk melancarkan kegiatannya yang bernilai ekonomis. Seperti
contohnya masyarakat di Indonesia. Beberapa lahan di beberapa daerah Indonesia
semakin lama semakin terkikis akan kepentingan ekonomi dari pihak pasar atau
korporasi. Contohnya adalah kondisi Danau Situ di daerah Ciputat, Tangerang Selatan.
Fungsi Danau Situ sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya yaitu sebagai daerah
resapan air. Danau Situ semakin lama tereksploitasi dengan adanya pengambilan lahan
untuk kegiatan ekonomi, seperti kontrakan, warung makan, warung internet, dan lain
sebagainya.
Setelah menyebutkan asas-asas tersebut, terdapat Agenda 21 yang berusaha melengkapi
dan mengatasi masalah lingkungan secara global. Agenda 21 tersebut dibagi ke dalam
beberapa bagian, yaitu: Bagian Pertama, Dimensi Sosial Ekonomi. Bagian ini
membahas mengenai masalah pembangunan yang menitikberatkan pada segi manusia
berkaitan dengan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, kerusakan lingkungan
dan manusia. Bagian Kedua, konservasi dan pengelolaan sumber daya alam dan
pembangunan. Terfokus pada pengelolaan dan konservasi sumber daya alam, ekosistem,
dan isu-isu lainnya. Bagian Ketiga, peranan kelompok utama. Membahas isu kemitraan
antar pengelola lingkungan yang perlu dikembangkan. Bagian Keempat, Sarana
Pelaksaan ini. Penerapan dari Agenda 21 melalui pengkajian dan analisis. Bagian ini
menilai sumberdaya yang dapat digunakan untuk pembangunan berkelanjutan.
(Sutamihardja, 2009)
Agenda 21 tersebut menjelaskan bagaimana pengelolaan sumber daya alam yang
mempunyai sifat berkelanjutan. Serta pada Agenda 21 ini menitikberatkan pada manusia,
karena Penulis setuju, manusia merupakan sumber masalah yang terjadi di Dunia. Sifat
manusia yang boros dan serakah, berusaha untuk memanfaatkan sumber daya untuk
kepentingan ekonomi tanpa melihat dampak negatif lingkungan yang terjadi.
5
Selain Agenda 21 dan Deklarasi Rio, pada Earth Summit 1992 terdapat pula hasil-hasil
berupa
Prinsip-prinsip
Kehutanan,
Konvensi
Perubahan
Iklim
dan
Konvensi
Keanekaragaman Hayati. Prinsip-prinsip Kehutanan dimaksudkan untuk melakukan
penyerapan CO2 dan perlindungan keragaman hayati. Selain kedua hal tersebut, Prinsipprinsip Kehutanan ditujukan untuk pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Konvensi
Perubahan Iklim bertujuan untuk menurunkan emisi karbon dioksida, gas methan, dan gas
rumah kaca lainnya yang terletak di atmosfir. Kemudian Konvensi Keanekaragaman
Hayati
bertujuan
untuk
mencegah
kerusakan
keanekaragaman
hayati
serta
memperkenalkan standar pelaksanaan pada kerjasama penelitian, informasi, manfaat serta
teknologi bagi sumberdaya genetik. (Sutamihardja, 2010)
Setelah adanya, Earth Summit 1992 dan menuju Earth Summit 2002, terdapat perubahan
yang terjadi sebagai berikut (Friends of the Earth, 2002):
a.
Perbedaan yang terjadi adalah Pemerintah tidak menunjukkan kemauan politik untuk
menangani isu-isu besar.
b.
Penduduk dunia berjumlah 6 miliar, tetapi jumlah masyarakat miskin hampir tidak
berubah. Lebih dari 1 milyar orang hidup hanya sebesar $1 per hari.
c.
Satu dari enam orang dewasa tidak dapat membaca atau menulis; 99 persen dari
orang-orang yang buta huruf ditemukan di Negara-negara berkembang.
d.
Pada tahun 2000, 18 persen dari jumlah 11.000 spesies diketahui statusnya ‘terancam
punah’ di dalam daftar ‘terancam’.
e.
Perubahan iklim terjadi. Catatan suhu secara global menunjukkan tahun 1990-an
sebagai dekade terpanas sejak pengukuran dimulai pada abad ke-19.
f.
Di Inggris, menghasilkan 414 juta ton sampah setiap tahunnya. Ini membuat kita
hidup dengan sifat boros.
Belum adanya perubahan signifikan yang terjadi setelah adanya Earth Summit 1992
selama 10 tahun menuju Earth Summit 2002. Maka, pada Konferensi 10 tahun berikutnya
yang diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan, memberikan harapan untuk
perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu tujuan utamanya pembangunan berkelanjutan
secara global.
3.
Earth Summit 2002 (Rio +10)
Konferensi ini diadakan pada tanggal 26 Agustus sampai dengan 4 September tahun
2002. Konferensi ini bertempat di Johannesburg, Afrika Selatan. Konferensi ini diadakan
6
10 tahun setelah Konferensi pertama pada tahun 1992 di Rio de Janeiro. Pada Konferensi
ini menghasilkan sebuah deklarasi yang disebut dengan Deklarasi Johannesburg.
(Wikipedia, n.d.) Deklarasi ini berisi pernyataan umum dibandingkan dengan Deklarasi
sebelumnya di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Beberapa isinya menyebutkan kondisi di
seluruh yang menyebabkan ancaman parah terhadap pembangunan berkelanjutan.
Contohnya adalah: kelaparan yang kronis, malnutrisi, pendudukan asing, masalah obatobatan terlarang, kejahatan yang terorganisir, korupsi, bencana alam, perdagangan senjata
ilegal, perdagangan manusia, terorisme, intolerasi dan hasutan yang tertuju kepada ras,
etnis, agama, dan kebencian lain, Xenofobia dan endemic, penyakit kronis dan menular
tertentu seperti HIV/AIDS, malaria, dan TBC. Hal-hal tersebut tercantum pada Deklarasi
Johannesburg 19. (Wikipedia, n.d.) Perjanjian pada Konferensi ini adalah untuk
mengembalikan jumlah perikanan dunia yang semakin lama semakin habis. (Wikipedia,
n.d.)
Penulis tidak setuju dengan perjanjian
untuk mengembalikan perikanan dunia yang
semakin lama semakin habis. Karena masalah di dunia tidak hanya mengenai perikanan,
tetapi mengenai kesehatan dan kemiskinan yang masih memprihatinkan. Seperti yang
telah diketahui, bahwa pada jangka waktu 10 tahun setelah Earth Summit 1992,
kemiskinan dan kesehatan masih menjadi masalah utama yang belum terselesaikan.
Keputusan yang harus dilakukan dengan cara penurunan angka kemiskinan dan
peningkatan kesehatan ke arah yang lebih baik.
Selain perjanjian pada Konferensi tersebut, terdapat beberapa komitmen yang disepakati
pada Konferensi ini untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (UN-Documents,
2002):
a.
Membangun solidaritas antar manusia, tidak ada perbedaan dari ras, etnis, agama,
bahasa, budaya, atau tradisi dan peradaban dunia.
b.
Berkomitmen untuk memastikan pemberdayaan perempuan, emansipasi dan
kesetaraan gender yang terintegrasi dalam semua kegiatan yang terkandung di
Agenda 21, MDGs, dan Rencana Implementasi KTT.
c.
Menyambut dan mendukung dengan terbentuknya kelompok regional yang kuat
seperti mitra baru untuk pembangunan Afrika, mempromosikan kerja sama regional,
peningkatan kerja sama internasional dan pembangunan berkelanjutan.
d.
Pemberian bantuan untuk meningkatkan kesempatan kerja.
e.
Peran pentingnya masyarakat adat pada pembangunan berkelanjutan.
7
Beberapa komitmen-komitmen yang disebutkan sebelumnya menurut penulis sudah
mewakili apa yang menjadi permasalahan secara global. Salah satunya adalah
kesempatan kerja. Selama ini penyediaan lapangan kerja tidak sesuai dengan jumlah
penduduk yang ada. Peningkatan jumlah penduduk yang terus meninggi membuat
konsekuensi tidak adanya lapangan kerja tersedia, yang kemudian mengakibatkan
tingkatnya angka kemiskinan. Komitmen-komitmen tersebut yang salah satunya
kesempatan kerja harus dipenuhi untuk terciptanya pembangunan berkelanjutan.
Kemudian tiap 10 tahun berikutnya dikoreksi dan diberikan solusi yang tepat untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan secara global.
4.
United Nations Conference on Sustainable Development (Rio +20)
Ini adalah konferensi internasional ketiga yang diselenggarakan di Rio de Janeiro dari
tanggal 13 sampai 22 Juni 2012. Tujuannya adalah mensejahterakan ekonomi dan
lingkungan untuk masyarakat umum. Rio +20 ini adalah kelanjutan dari tahun 1992 yang
dikenal dengan sebutan Earth Summit yang diselenggarakan di kota yang sama. Tetapi,
untuk Rio +10 diselenggarakan di kota Johannesburg. (Wikipedia, 2012)
Konferensi internasional ini mempunyai tiga tujuan, yaitu mengamankan pembaharuan
komitmen politik untuk pembangunan berkelanjutan, menilai kemajuan dan pelaksanaan
pada pertemuan sebelumnya, dan menangani sebuah tantangan yang baru. Dua tema
utama pada konferensi internasional ini pertama, bagaimana membentuk ekonomi hijau
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan mengeluarkan masyarakat dari
kemiskinan, termasuk mendukung penuh pada Negara berkembang yang mengizinkan
dalam mencari cara pada prinsip ramah lingkungan pengembangan Negara. Kedua,
bagaimana meningkatkan koordinasi internasional untuk pembangunan berkelanjutan
dengan membangun kerangka kerja institusi. (Wikipedia, 2012)
Beberapa hasil yang didapat dari konferensi tersebut adalah mendukung pengembangan
pada tujuan pembangunan berkelanjutan, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Sustainable Development Goals (SDGs). Ini merupakan target untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan secara global. SDGs akan mengambil alih di mana MDGs
meninggalkannya dan telah gagal untuk mencapai pengembangan pada lingkungan.
Negara-negara mengajukan alternatif menjadi pada Produk Domestik Bruto (PDB)
sebagai ukuran kekayaan yang memperhitungkan faktor sosial dan faktor lingkungan
8
untuk pembayaran jasa lingkungan. Seperti penyerapan karbon dan perlindungan habitat.
(Wikipedia, 2012)
Selain beberapa hal tersebut, terdapat sebuah dokumen dengan judul “The Future We
Want” setelah diselenggarakannya Konferensi Internasional tersebut. Berikut beberapa
hasil yang ada di dokumen tersebut (Report of the United Nations Conference on
Sustainable Development, 2012):
a.
Memberantas
kemiskinan
sebagai
tantangan
global
untuk
pembangunan
untuk
mencapai
pembangunan
berkelanjutan.
berkelanjutan.
b.
Perempuan
sebagai
vital
Kepemimpinan yang dimiliki oleh perempuan menjadi suatu partisipasi yang efektif
mengambil keputusan dan pembangunan berkelanjutan pada aspek kebijakan dan
program.
c.
Implementasi dari pembangunan berkelanjutan akan bergantung pada aktifnya sektor
umum dan pribadi.
d.
Para pemuda menjadi penting untuk membuat keputusan yang berdampak lebih
besar bagia kebutuhan sekarang dan generasi yang akan datang. Keputusan ini
diharapkan dapat menjadi suatu pembangunan berkelanjutan.
e.
Untuk mengatur sumber daya alam agar bisa bertahan dan dengan dampak negatif
lingkungan yang cenderung minim, meningkat efisiensi sumber daya dan
meminimalisasi limbah yang dihasilkan.
f.
Mempromosiakn suatu integrasi yang seimbang antara ekoomi, sosial dan
lingkungan dari pembangunan berkelanjutan.
g.
Semua masyarakat berhak untuk mendapatkan akses pada makanan sehat, cukup dan
bernutrisi, serta bebas dari kelaparan.
h.
Semua masyarakat berhak untuk mendapatkan air yang bersih dan sanitasi.
i.
Mengurangi polusi air secara signifikan dan meningkatkan kualitas air,
meningkatkan pengolahan air limbah, efisiensi air dan mengurangi air yang terbuang
cuma-cuma.
j.
Meningkatkan efisiensi energi, meningkatkan penggunaan energi yang terbarukan
dan bersih, dan teknologi pengefisien energi menjadi penting untuk pembangunan
berkelanjutan, termasuk menangani perubahan iklim.
k.
Kesehatan secara global mencakup pada meningkatkan kesehatan, kohesi sosial,
manusia yang berlanjut dan pengembangan ekonomi.
9
l.
Kekhawatiran global akan penyakit yaitu HIV/AIDS, malaria, TBC, influenza, polio
dan penyakit lain adalah hal yang serius. Penyakit-penyakit tersebut akan dilakukan
pencegahan, penyembuhan, perawatan dan dukungan.
m. Menurunkan angka kematian Ibu dan anak dan meningkatkan kesehatan perempuan,
pemuda, dan anak-anak.
n.
Konservasi dan keanekaragaman hayati menjadi hal yang penting di arena yuridiksi
nasional.
o.
Penyebab negatif dari rusaknya laut dan keanekaragaman hayati di dalamnya, karena
polusi yang berasal dari laut, termasuk di dalamnya puing-puing laut (plastik, bahan
organik, logam berat dan lain sebagainya).
p.
Mineral dan Besi menjadi kontribusi utama untuk ekonomi dunia dan masyarakat
modern, serta untuk Negara-negara berkembang.
q.
Kegiatan pertambangan harus memaksimalkan manfaat sosial, ekonomi, dan
lingkungan.
r.
Wajib belajar harus dipenuhi bagi Negara-negara berkembang.
Beberapa isi dari dokumen “The Future We Want”, terlihat bahwa tidak mudah untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan. Ada beberapa aspek yang harus dipenuhi mulai
dari pendidikan, kualitas laut yang harus terjaga, pertambangan yang ramah lingkungan,
menurunkan angka kematian Ibu dan anak, dan lain sebagainya. Aspek-aspek tersebut
harus dipenuhi dengan adanya kerjasama antar Negara dan kerjasama masyarakat dari
masing-masing Negara.
Pada program yang diajukan di Konferensi tahun 2012 di Rio de Janeiro, Brazil,
permasalahan yang belum terselesaikan adalah masalah kemiskinan dan kesehatan
masyarakat secara global. Tetapi program yang diajukan mengentaskan kemiskinan masih
pada aspek umum. Karena masalah kemiskinan di dalamnya terdapat masalah lain, yaitu
meningkatnya jumlah penduduk, sedikitnya lapangan kerja yang tersedia, kesehatan yang
semakin lama semakin berkurang, dan lain sebagainya. Maka, perlu ada penyelesaian
masalah di dalam masalah yang ada. Jika beberapa masalah tersebut sudah diselesaikan,
terdapat kemungkinan kemiskinan akan berkurang sekalipun bertahap.
Penjelasan berikutnya adalah mengenai Kondisi Global, Kondisi Indonesia dan Kondisi
Seharusnya setelah diselenggarakannya tiga KTT Bumi tiap 10 tahun sejak tahun 1992
sampai tahun 2012.
10
5.
Kondisi Global dan Kondisi Indonesia
Setelah adanya KTT Bumi, kondisi Dunia dan Kondisi Indonesia perlu diperhatikan lebih
lanjut. Tiga hal yang penulis cantumkan untuk menggambarkannya adalah pada
kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan kerusakan lingkungan.
Laporan Bank Dunia menyebutkan bahwa kemiskinan secara global terus menurun
drastis. Jumlah orang miskin menurun dari 1,94 miliar pada 1981 sampai dengan 1,29
miliar pada tahun 2008. Pada periode waktu tersebut, jumlah penduduk global cenderung
meningkat dari awalnya 4,4 miliar menjadi 6,8 miliar orang. Sekalipun penurunan jumlah
orang miskin, tetapi ada masalah dengan angka tersebut. Karena hanya orang dengan US$
1,25 per hari yang disebut “sangat miskin”. Sehingga menurut standar tersebut, wajar jika
terjadi kenaikan drastis pada jumlah penduduk, yaitu dari 648 juta orang menuju 1,18
miliar orang. (Werner, 2012)
Selain itu, kondisi kemiskinan di Indonesia semakin lama semakin menurun sekalipun
tidak signifikan. Sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan telah turun menjadi
11,96 persen (29,13 juta jiwa). Sebelumnya, sampai dengan Maret 2011, tingkat
kemiskinan nasional menurun hinggal 12,49 persen, dari 13,33 persen pada tahun 2010.
Pada periode September 2011, tingkat kemiskinan menurun lagi menjadi 12,36 persen.
Ibu Armida, dalam Konferensi Pers Kementerian PPN/Bappenas tanggal 13 September
2012 mengatakan bahwa tingkat kemiskinan akan diturunkan lagi pada kisaran 9,5
sampai 10,5 persen pada tahun 2013. (Bappenas, 2012)
Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Bank Indonesia diperkirakan sampai
akhir tahun 2012 mencapai 6,3 persen. Kenaikan tersebut didukung dengan peningkatan
ekonomi domestik yang tetap tinggi. Menurut Gubernur Bank Indonesia, Darmin
Nasution, ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan tahun 2013 masingmasing diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,1 sampai dengan 6,5 persen dengan
kecenderungan tengah 6,3 persen. Ke depannya, pertumbuhan ekonomi masih didukung
oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya eksport meskipun
kondisi perekonomian global yang tidak pasti. Hal tersebut didukung dengan cukup
kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia
(KTI) dan Jawa. (Syafputri, 2012)
11
Ketiga, kerusakan lingkungan yaitu kerusakan hutan dan kerusakan lingkungan akibat
tambang. Laporan dari State of World Forest dan FAO menyebutkan bahwa Indonesia
menempati urutan kelima dari 10 negara yang memiliki luas hutan terbesar di dunia. Laju
kerusakan hutan Indonesia telah mencapai 1,87 juta hectare dalam kurun waktun tahun
2000 sampai tahun 2005. Ini mengakibatkan Indonesia menempati peringkat ke-2 dari 10
Negara dengan laju kerusakan tertinggi di Dunia. (Wijaya, 2010)
Kerusakan hutan yang terjadi selama ini mengakibatkan bencana banjir dan kekeringan di
beberapa wilayah Indonesia. Kerusakan hutan yang dimaksud adalah adanya penebangan
liar untuk kepentingan ekonomi pada daerah hulu sungai bahkan pembukaan hutan yang
dikonversi dalam bentuk penggunaan lain. Manfaat Hutan adalah dengan penyerapan air
ketika hujan datang. Hutan berfungsi sebagai pengatur hidrologis bagi kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. (Anonim, 2012)
Kerusakan lingkungan pun disebabkan karena adanya proses pertambangan. Pihak
perusahaan tambang seringkali menyalahgunakan peraturan pertambangan yang sudah
ada. Sehingga proses tambang dapat dilaksanakan dengan lancar, tanpa ada hambatan.
Kawasan pesisir dan laut tidak luput dari eksploitasi. Terdapat lebih dari 16 titik
reklamasi, penambangan pasir, pasir besi dan menjadi tempat pembuangan limbah bekas
tambang dari Newmon dan Freeport. Hutan kita pun tidak luput akibat adanya
pertambagan. Hutan memiliki keanekaragaman hayati. Selain hutan, sungai pun menjadi
korban pertambangan. Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang termasuk kategori rusak
berat meningkat dalam 10 tahun terakhir. Daerah Aliran Sungai yang berjumlah 108 dari
4.000 DAS di Indonesia mengalami kerusakan parah. Tidak adanya kesadaran untuk
melakukan perbaikan dari 108 DAS yang rusak, mengakibatkan kerusakan lahan,
kematian warga dan berubahnya pola ekonomi masyarakat. (Messwati, 2012)
6.
Kondisi Seharusnya
Beberapa kasus mengenai kerusakan lingkungan telah disebutkan pada bagian
sebelumnya. Indonesia harus segera merapihkan masalah kerusakan lingkungan satu per
satu. Menurut penulis, kondisi yang seharusnya diperbaiki adalah pada sektor
pertambangan. Sektor pertambangan harus dilakukan dengan prinsip ramah lingkungan
dan mensejahterakan masyarakat sekitar. Seringkali lingkungan menjadi korban utama
dengan adanya pertambangan. Tidak adanya proses pemulihan lahan, membuat
masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan menjadi khawatir. Begitu pula,
12
kesejahteraan masyarakat dengan adanya pertambangan. Penyerapan tenaga kerja yang
dilakukan oleh perusahaan tambang hanya sebatas buruh, dan diberi upah sangat sedikit.
Kebijakan dan pengontrolan perlu dilakukan agar proses kegiatan tambang tidak merusak
lingkungan dan mensejahterakan masyarakat. Ketika hal-hal tersebut dipenuhi,
pembangunan berkelanjutan dapat berjalan dengan lancar. Tanpa ada kesalahan-kesalahan
yang seringkali terjadi.
Cara lain untuk mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan adalah pada aspek Ekologi
Industri. Ekologi Industri menurut Djajadiningrat dan Famiola (2004) adalah:
a.
Ekologi Industri menggambarkan keberterimaan suatu sistem industri bagi
lingkungan, sehingga sistem industri tersebut dapat selalu mampu memproduksi
barang dan jasanya terus menerus (berkelanjutan). Ekologi industri tidak lain adalah
bagaimana mengatur atau mengelola aktivitas-aktivitas manusia dalam suatu
landasan yang berkelanjutan.
b.
Ekologi Industri menyiratkan suatu hubungan yang erat dengan bidang ekologi.
Dalam ekologi industri yang menjadi objek utama studinya adalah hubungan timbal
balik antar perusahaan, baik dari sisi produk yang mereka hasilkan maupun proses
yang mereka lakukan untuk berproduksi pada suatu wilayah, baik lokal, regional,
nasional dan tingkatan sistem global. Perspektif dalam ekologi industri sebagai
berikut:
(1) Ekologi industri berfokus pada tujuan kelanggengan hidup untuk jangka panjang
daripada jangka pendek.
(2) Ekologi industri berfokus pada masalah-masalah skopnya yang bersifat regional
dan global.
(3) Ekologi industri berfokus pada kasus-kasus yang berhubungan dengan aktivitasaktivitas manusia yang berhubungan dengan sistem alam.
(4) Ekologi industri muncul dengan tujuan untuk memahami dan memproteksi
keseimbangan/kelenturan antara sistem alam dan sistem manusia.
(5) Ekologi industri menggunakan teknik-teknik sistem sebagai mass-flow analysis
untuk memahami sistem ekonomi dan lingkungan.
(6) Ekologi industri memandang pelaku-pelaku ekonomi-–perusahaan-perusahaan
swasta—sebagai pelaku sentral guna mengurangi dampak lingkungan.
13
c.
Tujuan utama ekologi industri adalah untuk memajukan dan melaksanakan konsepkonsep pembangunan berkelanjutan, baik itu secara global, regional, ataupun pada
tingkat lokal, dengan mencoba menemukan antar kebutuhan generasi sekarang dan
generasi yang akan datang.
7.
Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini adalah Konferensi yang telah diselenggarakan selama tiga
kali betujuan untuk mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan pada aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Untuk mewujudkannya perlu ada kerjasama antar Negara dan
antar masyarakat di masing-masing Negara. Pembangunan berkelanjutan pun tidak hanya
memenuhi generasi kini, tetapi pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Kebijakankebijakan yang ada pun harus ada pengontrolan, agar tidak terjadi penyalahgunaan
kebijakan kembali.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2002, Mei). Friends of the Earth. Retrieved from Earth Summit Frequently
Asked Questions: http://www.foe.co.uk/
Anonim. (2012). Wikipedia. Retrieved from United Nations Conference on Sustainable
Development: http://en.wikipedia.org/
Anonim. (2012, September 15). Bappenas. Retrieved from Kemiskinan di Indonesia dan
Penanggulangannya: http://www.bappenas.go.id/
Anonim. (n.d.). Irwantoshut.net. Retrieved from Kerusakan Hutan di Indonesia:
http://www.irwantoshut.net/
Anonim. (n.d.). Wikipedia. Retrieved from Earth Summit 2002: http://en.wikipedia.org/
Anonim.
(n.d.).
Wikipedia.
Retrieved
from
Johannesburg
Declaration:
http://en.wikipedia.org/
Aziz, I. J., Napitupulu, L. M., Patunru, A. A., & Resosidarmo, B. P. (2010).
Pembangunan Berkelanjutan, Peran dan Kontribusi Emil Salim. Jakarta: PT
Gramedia.
Djajadiningrat, S. T., & Famiola, M. (2004). Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan.
Bandung: Rekayasa Sains Bandung.
Education, N. C. (2002, September 4). UN Documents. Retrieved from World Summit on
Sustainable
Development
-
Johannesburg
Declaration
on
Sustainable
Development: http://www.un-documents.net/jburgdec.htm
Messwati, E. D. (2012, September 28). KOMPAS. Retrieved from 70 Persen Kerusakan
Lingkungan Akibat Operasi Tambang: http://regional.kompas.com/
Nations, U. (2012). Report of the United Nations Conference on Sustainable
Development. Rio de Janeiro.
Sutamihardja, R. (2009). Perubahan Lingkungan Global, Sebuah Antologi Tentang Bumi
Kita. Bogor: Yayasan Pasir Luhur.
Syafputri, E. (2012, Oktober 11). Antara News. Retrieved from Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia 2012 6,3 Persen: http://www.antaranews.com/
15
Werner, S. (2012, Mei 10). JaringNews. Retrieved from Bank Dunia: Angka Kemiskinan
Dunia Turun Drastis: http://jaringnews.com/
Wijaya, T. (2010, April 27). DetikNews. Retrieved from Kerusakan Hutan di Indonesia
Terparah Kedua di Dunia : http://news.detik.com/
16