KONSEP MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAL

1

I. PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah

Di dalam berlangsungnya kegiatan sekolah maka unsur manusia merupakan
unsur yang penting, karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah
sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankannya (Daryanto, 2011:
29).1 Manusia-manusia tersebut lebih dikenal dengan istilah personil/sumber daya
manusia. Personil/sumber daya manusia disini ialah orang-orang yang
melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan pendidikan.Personil tersebut
meliputi unsur pimpinan (kepala sekolah), unsur guru (tenaga edukatif), unsur
karyawan (tenaga administratif), dan unsur pesuruh (penjaga sekolah).
Sebagaimana pengertian sumber daya manusia dalam konteks manajemen
adalah orang-orang yang siap, sanggup dan bersedia untuk berkontribusi terhadap
pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia dalam suatu
organisasi khususnya dalam dunia pendidikan memerlukan pengelolaan dan
pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja mereka agar dapat
memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan pendidikan. Meningkatnya kinerja

sumber daya manusia akan berdampak pada semakin baiknya kinerja organisasi
dalam menjalankan peranannya dalam masyarakat.
Agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar, maka sebagai personalia
atau pegawai yang bekerja pada suatu instansi haruslah mengetahui kewajiban dan
haknya sebagai pegawai, sehingga dalam pelaksanaan tugas akan dapat seimbang.
Hal ini akan berpengaruh pada baik atau tidaknya kualitas pekerjaan personil
tersebut.

___________________________
1 Daryanto, H.M. 2011. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

2

B.

Rumusan Masalah

1.

Bagaimana pengorganisasian manajemen personalia guru?


2.

Bagaimana pengorganisasian manajemen kesiswaan?

3.

Bagaimana pengorganisasian manajemen pegawai kependidikan?

C.

Tujuan Penulisan

1.

Untuk mengetahui pengorganisasian manajemen personalia guru.

2.

Untuk mengetahuipengorganisasian manajemen kesiswaan.


3.

Untuk mengetahui pengorganisasian manajemen pegawai kependidikan.

3

II PEMBAHASAN
A.

Pengorganisasian Manajemen Personalia Guru

1.

Pengertian Manajemen Personalia Guru

Dalam khazanah pemikiran Islam, istilah guru memiliki beberapa istilah,
seperti “ustadz”, “muallim”, “muaddib”, dan “murabbi”. Beberapa istilah untuk
sebutan guru itu terkait dengan beberapa istilah untuk pendidikan, yaitu “ta’lim”,
“ta’dib”, dan “tarbiyah”.

Dalam bahasa Indonesia, terdapat istilah pengajar dan pendidik. Dua istilah
terakhir merupakan bagian tugas terpenting dari guru, yaitu mengajar sekaligus
mendidik siswanya.
Berdasarkan UU no. 20 tahun 2003 pasal 39 ayat (2) yaitu pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Manajemen personalia guru adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinyu para guru di sekolah., sehingga mereka dapat
membantu/menunjang kegiatan-kegiatan sekolah (khususnya PBM) secara efektif
dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Para guru
harus diadministrasikan/dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dan
bergairah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara professional tenaga pendidik
harus memiliki kompetensi yang disyariatkan baik oleh peraturan pemerintah
maupun kebutuhan masyarakat antara lain: (1) pendidik harus memilki kualifikasi
minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

nasional. (2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, dihasilkan oleh perguruan
tinggi yang terakreditasi.

4

2.

Proses Manajemen Personalia Guru

Manajemen guru tidak saja dimulai pada saat seseorang menjadi guru,
melainkan dimulai sejak prajabatan. Proses manajemen seorang guru dan
karyawan terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan, rekruitmen, seleksi,
proses pelatihan dan pegembangan, proses evaluasi prestasi dan promosi serta
proses pemberhentian atau pensiun.
a.

Persiapan Rekruitmen Guru

Seleksi atau penyaringan hanya dilakukan untuk pelamar yang memenuhi

persyaratan yang sudah ditentukan. Proses seleksi para calon guru disesuaikan
dengan formasi yang tersedia serta latar belakang pendidikan. Agar
memperolehguru yang berkualitas maka seleksi dilakukanberdasarkan nilai test,
yaitu tes kompetensi dan psikotest.
Kegiatan persiapan rekrutmen guru baru meliputi:
1)

Pembentukan panitia rekrutmen guru baru.

2) Pengkajian berbagai undang-undang atau peraturan pemerintah, peraturan
yayasan yang berkenaan dengan peraturan penerimaan guru, walaupun akhir-akhir
ini telah diberlakukan otonomi daerah.
3)

Penetapan persyaratan-persyaratan untuk melamar menjadi guru baru.

4)

Penetapan prosedur pendaftaran guru baru.


5)

Penetapan jadwal rekrutmen guru baru.

6)

Penyiapan fasilitas yang diperlukan dalam proses rekrutmen guru baru,
seperti media
pengumuman penerimaan guru baru, format rekapitulasi
pelamar, dan format rekapitulasi pelamar yang diterima.

7)

Penyiapan ruang atau tempat memasukan lamaran guru baru.

8)

Penyiapan bahan ujian seleksi, pedoman pemeriksaan hasil ujian dan tempat
ujian.


9)

Penyebaran pengumuman penerimaan guru baru.

5

Begitu persiapan telah selesai dilakukan, maka kegiatan berikutnya
penyebaran pengumuman dengan melalui media yang ada seperti brosur, siaran
radio, surat kabar dan sebagainya. Sudah barang tentuyang digunakan sebaiknya
media yang dapat dengan mudah dibaca dan didengar oleh masyarakat.
Pengumuman penerimaan guru baru yang baik berisi tentang waktu, tempat,
persyaratan, dan prosedur mengajukan lamaran.
b.

Penerimaan lamaran guru baru
Begitu pengumuman Penerimaan lamaran guru baru telah disebarkan tentu
masyarakat mengetahui bahwa dalam jangka waktu tertentu, sebagaimana
tercantum dalam pengumuman, ada penerimaan guru baru disekolah. Mengetahui
ada penerimaan guru baru itu, lalu masyarakat yang berminat memasukkan
lamarannya. Panitia pun mulai menerima lamaran tersebut.Kegiatan yang harus

dilakukan panitia meliputi:

1)

Melayani masyarakat yang memasukkan lamaran kerja

2)

Mengecek semua kelengkapan yang harus disertakan bersama surat lamaran

3)

4)

Mengecek semua isian yang terdapat didalam surat lamaran, seperti nama
pelamar, alamat pelamar
Merekap semua pelamar dalam format rekapitulasi pelamar.
Untuk melamar, seseorang diharuskan mengajukan surat lamaran. Surat
lamaran tersebut harus dilengkapi dengan berbagai surat keterangan, seperti
ijazah, surat keterangan kelahiran yang menunjukan umur pelamar,

suratketerangan warga Negara Indonesia (WNI), surat keterangan kesehatan
dariDokter, surat keterangan kelakukan baik dari kepolisian.

c.

Seleksi Pelamar
Setelah pendaftaran atau pelamaran guru baru ditutup, kegiatan
berikutnyaadalah seleksi atau penyaringan terhadap semua pelamar. seleksi
merupakan suatu proses pembuatan perkiraan mengenai pelamar yang
mempunyaikemungkinan besar untuk berhasil dalam pekerjaanya setelah
diangkatmenjadi guru. Ada lima teknik dalam hal ini yaitu wawancara,
pemeriksaanbadan, biografis, dan teknik tes.

6

Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pendidik, calon tenaga pendidik yang
bersangkutan selain memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar harus pula
memenuhi persyaratan berikut:
1)


Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan tanda bukti dari yang
berwenang, yang meliputi:
- Tidak menderita penyakit menahun (kronis) dan/atau yang menular.

- Tidak memiliki cacat tubuh yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai
tenaga pendidik,tidak menderita kelainan mental.
2) Berkepribadian, yang meliputi:
- Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Berkepribadian Pancasila.
d.

Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan bagi guru ditujukan untuk menjaga serta meningkatkan prestasi.
Sedangkan pengembangan dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi saat ini serta
untuk masa yang akan datang.

e. Penilaian
Manajemen guru yang berikutnya adalah mengenai penilaian dan evaluasi.
Setiap tahun pekerjaan guru akan dinilai oleh kepala sekolah.Tujuannya adalah
untuk mendapat bahanpertimbangan obyektif dalam pembinaanpegawai negeri
sipil. Evaluasi tersebut harus dilakukan dengan adil, supaya mampu meningkatkan
prestasi dan sikap profesional guru.Evaluasi dalam manajemen guru sangat
dibutuhkan untuk melaksanakan pelatihan serta pengembangan. Evaluasi bisa
dilaksanakan melalui perbaikan pelatihan. Selain itu, juga diperlukan modifikasi
supaya pelatihan yang akan dijalankan lebih efektif untuk meningkatkan kinerja
guru.
B.

Pengorganisasian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan (murid) adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara
kontinyuterhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang

7

bersangkutan)agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien mulai daripenerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari
suatu sekolah (Gunawan, 2011: 9).2
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan
dalambidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
lancar,tertib,teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Untukmewujudkan tujuan sekolah tersebut

_________________________________
2Gunawan, Ary H. : Administrasi Administrasi Sekolah Pendidikan Mikro. Jakarta: PT Rineka Cipta.

8

Manajemen kesiswaan meliputi empatkegiatan, yaitu: penerimaan siswa
baru, kegiatan kemajuan belajar, bimbingandan pembinaan disiplin serta
monitoring (Mulyasa, 2003: 46).3
1. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama
dilakukan sehingga harus dikelola sedemikian rupa supaya kegiatan belajar
mengajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran
baru.Langkah-langkah penerimaan siswa baru secara garis besar menurut Arikunto
(1993: 53)3 dapat ditentukansebagai berikut:
a.

Menentukan panitia

b.

Menentukan syarat-syarat penerimaan

c.

Mengadakan pengumuman, menyiapkan soal-soal tes untuk seleksi
danmenyiapkan tempatnya

d.

Melaksanakan penyaringan melaluai tes tertulis maupun lisan

e.

Mengadakan pengumuman penerimaan

f.

Mendaftar kembali calon siswa yang diterima

g.

Melaporkan hasil pekerjaan kepada kepala sekolah.
Pedoman-pedoman atau peraturan yang berhubungan denganpenerimaan
siswa baru meliputi masalah teknik pelaksanaan, yangmenyangkut masalah waktu,
persyaratan dan teknis administrasi antara lain:

a.

Masalah Waktu:
- Kapan pendaftaran calon siswa baru dimulai dan diakhiri
- Kapan tes/ujian seleksi dilaksanakan,- Kapan hasil tes diumumkan

________________________
3 Arikunto, Suharsimi. 1993. Organisasi dan Administrasi Pendidikan. h 5

9

b.

Masalah Persyaratan:
- Besarnya uang pendaftaran
- Berapa rata-rata nilai raport yang bisa diterima sebagai pendaftar
-STTB/ijazah dan foto copy ijazah terakhir yang sudah di sahkan
olehyang berwenang
- Pas foto (selain jumlah ditentukan juga ukurannya)

c. Proses Penerimaan Siswa Baru
Proses penerimaan siswa baru yang biasa dilakukan pada dasarnyaada tiga cara,
yaitu:
1)

Ujian/Tes

2)

Penelusuran Bakat Kemampuan

3)

Berdasarkan Hasil EBTA (Ujian Akhir Sekolah)/NEM

d.

Orientasi Siswa Baru

Orientasi siswa baru atau biasa dikenal dengan istilah MOS (Masa Orientasi
Siswa) merupakan suatu pengenalan bagi siswa baru mengenai keadaan-keadaan
sekolah atau madrasah, antara lain meliputi tata tertib,kondisi siswa serta
pengenalanpelajaran yang akan dihadapi, ini dimaksudkan agar siswa nanti tidak
akan mengalami kejanggalan dalam menempuh studi.
Kegiatan-kegiatan yang harus diikuti oleh siswa baru antara lainadalah:
1)

Perkenalan dengan para guru dan staf sekolah

2)

Perkenalan dengan siswa lama dan pengurus OSIS

3)

Penjelasan tentang tata tertib sekolah

4)

Mengenal dan meninjau fasilitas-fasilitas sekolah (misalnya:laboratorium,
perpustakaan, ruang pertemuan (AULA), sanggarkesenian dan lain sebagainya.

10

MOS juga sebagai ajang penelusuran bakat-bakat khusus dari siswa
baru,misalnya penelusuran bakat-bakat olah raga, seni, menulis dan yang
lainnya.
e.

Pencatatan peserta didik baru dalam buku induk dan buku klepper.

1)

Data yang diisikan (identitas, orang tua/wali, alamat dan sebagainya).

2)

Kelengkapan data (foto kopi surat/akta kelahiran, surat keterangan kesehatan,
dan sebagainya.Demikian pula Buku klepper mengutamakan pengisiannya
berdasarkan abjad (Gunawan, 2011: 10).

2.

Pendataan Kemajuan Belajar Siswa
Keberhasilan kemajuan untuk prestasi belajar para siswa memerlukan data
yang otentik, terpercaya dan memiliki keabsahan.Data ini diperlukan untuk
mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi oleh kepala sekolah sebagai
manajer pendidikan di sekolah. Kemajuan belajar siswa secara periodik harus
dilaporkan kepada orang tua sebagai masukan untukberprestasi dalam proses
pendidikan dan membimbing anaknya dalam belajarbaik di rumah maupun di
sekolah.
Dalam pendataan kemajuan belajar siswa untuk kemajuan dan keberhasilan
kegiatan belajar mengajar secara maksimal diperlukan buku catatan prestasi belajar
murid, yang meliputi buku daftar nilai, buku legger dan raport.Untuk memacu
prestasi siswa, maka kepada tiap-tiap guru diharuskan segera memeriksa, menilai
dan mengembalikan tugas-tugas yang dibebankan kepada siswanya.
3.

Pembinaan peserta didik dan pembinaan kesejahteraan

a. Bimbingan
Bimbingan perlu diwujudkan di sekolah.Kegiatan bimbingan dapat dilakukan
oleh guru kelas/guru mata pelajaran dan guru bimbingan konseling (Sutikno, 2011:
64).
Tujuan umum bimbingan dan konseling di sekolah tidak lepas daritujuan
pendidikan dan pengajaran pada khususnya dan pendidikanpada umumnya, yaitu
yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20Tahun 2003 dalam Bab II Pasal 3.

11

Secara khusus layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek pribadi, sosial, belajar dan karir bimbingan pribadi; sosial dalam mewujudkan
pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung jawab. Sedangkan bimbingan belajar
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugasperkembangan pendidikan.
b. Pembinaan Disiplin Siswa
Allah selalu memberikan contoh untuk berlaku disiplin sesuaidengan
aturan.Sebagai contoh Allah menciptakan alam seisinya inisemua ditata sedemikian
rupa, jika salah satu diantara yang ada tidakmemenuhi aturan yang ada, maka
kelangsungan alam ini terancam. Dalamsurat Yasin ayat 38 - 40 disebutkan :
Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlahketetapan Allah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui ! Dan telahKami tetapkan bagi bulan
manzilah-manzilah, sehingga (setelah kembalike manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yangtua! Tidaklah matahari mendapatkan
bulan dan malampun tidak akanmendahului siang. Dan masing-masing beredar
pada garis edarnya!.4
Demikian halnya penciptaan tatanan kehidupan manusia seharihari diperlukan suatu tatanan atau aturan sebagai pedoman agar tercapai
suatukehidupan yang teratur, rapi harmonis dan serasi.Disiplin siswadimaksudkan
untuk mengarahkan siswa agar tumbuh dan berkembang sesuai kapasitas dan
kemapuan bakat dan minat serta menjadi pribadi yang utuh sebagai makhluk
individu dan sosial, cerdas, terampil dan bermoral.
Menurut Charles Schaefer tujuan adanya disiplin dibedakan jadidua macam yaitu:
disiplin jangka panjang dan disiplin jangkapendek. Tujuan jangka pendek dari
disiplin adalah membuat anakanakterlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan
pada merekabentuk-bentuk tingkah laku yang pantas atau masih asing bagi
mereka.Sedang tujuan jangka panjang yaitu untuk pengembanganpengendalian diri
sendiri dan pengarahan dirisendiri yaitu agaranak dapat mengarahkan dirisendiri
tanpa pengaruh danpengendalian dari luar.
_____________________________
4 Al-Quran terjemaAhan Departemen Agama Cet. 5 h. 334

12

Untuk pembinaan disiplin, perlu dibuat tata tertib sekolah yaitu ketentuanketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sangsi
terhadap pelanggarnya, aturan-aturan tersebut berupa: aturan cara berpakaian,
sikap siswa terhadap kepala sekolah, sikap siswa terhadap guru, sikap siswa
terhadap sesame siswa, sikap siswa terhadap karyawan, dan aturan-aturan lain
yang berkaitan dengan kesiswaan (Sutikno, 2009: 64).
c. Organisasi (OSIS, PMR, Pecinta Alam, Koperasi dan sebagainya).
d. Kegiatan-kegiatan ekstra kulikular (pengembangan bakat, minat, prestasi, hobi,
ekspresi, seni dan sebagainya.
e. Rekreasi, study tour, acara akhir tahun.
f.

Kesejahteraan mental/spiritual (penyediaan tempat sembahyang, BP, dan
sebagainya)

g. Kesejahteraan fisik (sanitasi lingkungan, UKS, keamanan, kenyamanan sekolah,
dan sebagainya).
h. Kesejahteraan akademik (tersedianya perpustakaan, laboratorium, tempat
belajar, yang memadai, bimbingan belajar, penasihat akademik, dan
sebagainya.
4.

Monitoring
Monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkaninformasi
tentang pelaksanaan suatu kegiatan yakni manajemen kesiswaan.Kegiatan
monitoring adalah suatu kegiatan memonitor atau mengawasi seluruh aktivitas
yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah; dalam hal inidifokuskan pada aktivitasaktivitas yang dilakukan oleh siswa.66 Kegiatanmonitoring ini dapat dilakukan
secara langsung pada kegiatan yang sedang dilakukan oleh siswa dan
kegiatan monitoring secara tidak langsung dengan mendengarkan laporan dari
orang yang terlibat dalam kegiatan. Jadi fokus monitoring adalah proses
pelaksanaan manajemenkesiswaan, bukan pada hasil. Sehingga tujuan monitoring
adalah untukmendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.Apa
yang
harus
dilakukan
dan
bagaimana
langkah
melakukannyadengandasar hasil monitoring tersebut.

13

C.

Pengorganisasian Manajemen Pegawai Tenaga Kependidikan

1.

Pengertian Manajemen Tenaga Kependidikan
Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5)
menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Dimana tenaga kependidikan tersebut memenuhi syarat yang ditentukan oleh
undang-undang yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi
tugas dalam suatu jabatan dan digaji pula menurut aturan yang berlaku.
Tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga keperpustakaan,
tenaga administrasi) mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan (Tim dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012:
229)
Manajemen tenaga kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan
mulai dari tenaga kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai
akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi,
penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan
latihan/pengembangan dan pemberhentian (Tim dosen Administrasi Pendidikan
UPI, 2012: 231).
Disebutkan juga bahwa manajemen tenaga kependidikan adalah rangkaian
kegiatan menata tenaga kependidikan dengan cara mencari, menggunakan,
membina, mengembangkan, memelihara hingga pemutusan kerja agar dapat
menyelenggarakan satuan pendidikan secara efektif dan efisien.

2.

Jenis-jenis Tenaga Kependidikan
Secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi empat
kategori, yaitu :

a.

Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih

14

b.

Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti, dan
pengembang di bidang kepustakawan

c.

Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar

d.

Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,
rector, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah

e.

Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administrative
kependidikan.

3.
a.

b.

Tujuan Manajemen Tenaga Kependidikan
Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang
cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi.
Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan.

c. Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan secara umum menurut Tim
dosen Administrasi Pendidikan UPI (2012: 232) adalah:
Mengembangkan system kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur
perekrutan dan seleksi yang ketat, system kompensasi dan insentif yang
disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan
yang terakit dengan kebutuhan organisasi dan individu.
d. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari
bahwa tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder internal yang
berharga serta membantu mengembangkan iklim kerjasama dan kepercayaan
bersama.
e.

Menciptakan iklim kerja yang harmonis.

4.

Proses Pengorganisasian Manajemen Tenaga Kependidikan
Terdapat beberapa dimensi kegiatan manajemen tenaga kependidikan/
kepegawaian, antara lain:

15

a.

Perencanaan
Perencanaan SDM merupakan proses penentuan kebutuhan pegawai pada
masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan
persediaan tenaga kerja yang ada. Ada beberapa factor yang perlu
dipertimbangkan di dalam perencanaan SDM antara lain: produktivitas tenaga
kerja, karyawan yang pension dan berhenti, karyawan cuti dan meninggal, tingkat
pendidikan masyarakat, keadaan social ekonomi dan hukum, serta peraturan
pemerintah tentang ketenagakerjaan (Sutikno, 2009: 68).

b.

Recruitment atau perekrutan
Mulai dari pengumuman penerimaan pegawai, pendaftaran, pengetesan,
pengumuman diterimanya pegawai sampai dengan daftar ulang.

c.

Penempatan dan Penugasan
Penempatan yaitu proses penanganan pegawai baru yang sudah
melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada bagian seksi mana mereka
ditempatkan. Penugasan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan
lembaga. Didalam tahap ini sebenarnya penanganan bukan berarti sampai
menempatkan dan memberi tugas saja, tetapi juga menggunakan pegawai tersebut
sebaik-baiknya, merangsang kegairahan kerja dengan menciptakan kondisi atau
suasana kerja yang baik. Di samping itu juga memberi kesejahteraan pegawai
berupa gaji, insentif, memberi cuti izin, dan pertemuan-pertemuan yang bersifat
kekeluargaan.

d.

Pembinaan dan Pengembangan
Pembinaan atau pengembangan tenaga kependidikan merupakan usaha
mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga
kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan jenjang
pendidikan. Tujuan dari kegiatan pembianaan ini adalah tumbuhnya kemampuan
setiap tenaga kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuan, wawasan
berpikir, sikap terhadap pekerjaan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.

16

Pembinaan karier tenaga kependidikan meliputi kenaikan pangkat dan
jabatan berdasarkan prestasi kerja dan peningkatan disiplin.Yang pembinaan disini
adalah segala usaha untuk memanajukan dan meningkatkan mutu, keahlian,
kemampuan, dan keterampilan, demi kelancaran pelaksanaan tugas pendidikan.
Dalam hal pengembangan pegawai, banyak cara yang sudah dikembangkan.
pengembangan ini dilaksanakan dengan:
1)

Bimbingan berupa petunjuk yang diberikan kepada pegawai, pada waktu
melaksanakan tugasnya.

2)

Latihan-latihan berupa intern dan ekstern.

3)

Pendidikan formal

4)

Promosi berupa pengangkatan jabatan ke yang lebih tinggi.

5)

Penataran

6)

Lokakarya atau workshop

7)

dan sebagainya.
Cara yang lebih populer adalah melalui penataran (inservice training) baik
dalam rangka penyegaran maupun dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga
kependidikan. Cara-cara lainnya dapat dilakukan sendiri-sendiri (self propelling
growth) atau bersama-sama (collaborative effort), misalnya mengikuti kegiatan
atau kesempatan; ore-service training, on the job training, seminar, workshop,
diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi dan sebagainya.

e.

Pengawasan atau evaluasi
Pengawasan atau evaluasimerupakan aspek terakhir dalam penanganan
pegawai. Pada tahap ini dimaksudkan bahwa pada tahap-tahap tertentu pegawai
diperiksa, apakah yang mereka lakukan sudah sesuai dengan tugas yang seharusnya
atau belum. Selain evaluasi atau penilaian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat
kenaikan kemampuan personil setelah mereka memperoleh pembinaan dan
pengembangan.

f.

Pemberhentian

17

Pemberhentian tenaga kependidikan merupakan proses yang membuat
seseorang tenaga kependidikan tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaan atau
fungsi jabatannya baik untuk sementara waktu maupun untuk selama-lamanya.
Pemberhentian dengan hormat tenaga kependidikan atas dasar:
1.
permohonan sendiri.
2.
meninggal dunia.
3.
mencapai batas usia pensiun, dilakukan oleh penyelenggara satuan
pendidikan yang bersangkutan.
Sedangkan pemberhentian tidak dengan hormat tenaga kependidikan
dilakukan atas dasar:
1.
Hukuman jabatan;
2.
Akibat pidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh penyelenggara satuan
pendidikan yang bersangkutan.
Selain itu, dalam Pemberhentian tenaga kependidikan dapat dilakukan
karena sebab lain diantaranya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pemberhentian atas permintaan sendiri
Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun
Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi.
Pemberhentian karena melakukan pelanggaran
Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani
Pemberhentian karena meninggalkan tugas
Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang

18

III PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen sumber daya manusia merupakan unsur terpenting dari
pencapaian tujuan pendidikan. Di dalamnya terdapat manajemen personalia guru,
manajemen kesiswaan, dan manajemen pegawai tenaga kependidikan.
Manajemen personalia guru adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinyu para guru di sekolah.
Manajemen kesiswaan (murid) adalah seluruh proses kegiatan
yangdirencanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu
terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan)agar
dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari
penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.
Manajemen tenaga kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan
mulai dari tenaga kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai
akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi,
penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan
latihan/pengembangan dan pemberhentian.

19

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Organisasi dan Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Daryanto, H.M. 2011. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gunawan, Ary H. Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Mulyasa.2003. Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sutikno, M. Sobry. 2009. Pengelolaan Pendidikan: Tinjauan Umum dan Konsep
Islami. Bandung: Prospect.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas
2012. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Pendidikan

Indonesia.