LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN. doc
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
LISTRIK DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
HOTEL AGRIA
Disusun Oleh :
KELOMPOK III
Ketua
: Ahmad Yusuf Kurniawan
Sekretaris
Presenter
Anggota
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Objek Observasi
: Listrik dan Konstruksi Bangunan
Nama Perusahaan
: Hotel Agria, Bogor
Lokasi
: Jl. Raya Tajur, No.612
Kota
: Bogor
Propinsi
: Jawa Barat
Hari / tanggal
: Rabu, 3 Mei 2017
Rengganis Kumalasari
Kadek Herlina Pratiwi
Alvareza S. Mustika
Choyron Februanto
Fajar Aringgaraksa
I Made Semarajana
Muh. Irsan Santosa
Syilvester Sitorus P.
Yandri Adriadi
PEMBINAAN & SERTIFIKASI CALON AHLI K3 UMUM
Bogor, 3 Mei 2017.
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
BAB I
3
:
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
B.
MAKSUD DAN TUJUAN
4
4
5
C.
RUANG LINGKUP PKL
5
D.
DASAR HUKUM
5
BAB II
:
KONDISI / FAKTA TEMPAT KERJA
6
A. GAMBARAN UMUM
B. TEMUAN
I.
TEMUAN POSITIF
II.
TEMUAN NEGATIF
6
6
6
8
BAB III
:
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
11
BAB IV
:
PENUTUP
15
A.
KESIMPULAN
15
B.
SARAN
15
Lampiran 1 (DOKUMENTASI TEMUAN)
17
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat
Tuhan YME atas segala rahmat dan
hidayah Nya diberikan kepada peserta pelatihan calon Ahli K3 Umum yang
diselenggarakan
oleh
PT
SURVEYOR
INDONESIA,
JAKARTA
yang
telah
menyelesaikan kegiatan observasi lapangan sebagai salah satu tugas dalam pelatihan
calon Ahli K3 Umum.
Hasil observasi yang telah diperoleh merupakan gambaran singkat kondisi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja disuatu area tempat kerja dalam komitmennya
memenuhi ketentuan perundangan K3. Hasil
Observasi dan Rekomendasi yang
diberikan diasumsikan dengan tidak mengesampingkan resiko dan bahaya yang diluar
lingkup K3.
Sebagai peserta pelatihan calon Ahli K3 Umum yang telah diberikan kesempatan untuk
melaksanakan observasi secara singkat pada suatu area tempat kerja merupakan
kesempatan yang sangat baik dalam aplikasi/implementasi peraturan perundangan K3.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
memfasilitasi dan memberi kesempatan ini.
3
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek kerja lapangan adalah salah satu materi yang di wajibkan dalam
pelatihan K3 Umum yang diselenggarakan oleh PT PLN (Persero) Kantor Pusat dan
PT Surveyor Indonesia dari tanggal 25 April 2017 s/d 6 Mei 2017. Praktek kerja
lapangan ini berguna untuk mengaplikasikan materi - materi yang didapat sebelumnya
pada training di dalam kelas ke dalam praktek keselamatan yang dilakukan secara
nyata di lokasi kerja.
Praktek Kerja lapangan yang dipilih sebagai objek observasi adalah Kelistrikan,
Mekanikal dan Konstruksi di Hotel Agria, Bogor.
Hotel Agria Bogor merupakan Hotel dengan level bintang 3, dimana perusahaan
tersebut mempunyai kamar 76 unit (4 kamar suit, 72 kamar superior), 1 Sky Lounge
(Lantai 7), Ruang Lobby, Ruang Loket Karyawan, Ruang Makan tamu dan Karyawan,
Gudang, dan fasilitas lainnya seperti kolam renang, dimana di seluruh tempat tersebut
memiliki potensi bahaya.
Potensi bahaya listrik dan konstruksi bangunan di Hotel Agria, diperoleh dari
faktor instalasi, pengoperasian, penempatan posisi seluruh mesin, dan peralatan listrik,
serta keadaan konstruksi gedung.
Bahwa
setiap
tenaga
kerja
perlu
mendapat
perlindungan
kesehatan
keselamatan kerja Sesuai UU No. 1 tahun 1970 dimana Hotel Agria harus menjamin
kesehatan dan keselamatan kerja untuk para karyawan dan orang lainnya yang berada
di lingkungan Hotel Agria.
Selama proses observasi dilapangan kami dapat menyaksikan secara langsung
dan mengambil data atau informasi terkait permasalahan K3 khususnya Listrik,
Mekanik dan Konstruksi, baik yang bersifat memenuhi ketentuan maupun yang tidak
memenuhi ketentuan . Hasil observasi tersebut kami tuliskan dalam laporan berikut ini.
4
B. Maksud dan Tujuan
1. Pelatihan sertifikasi Ahli K3 Umum ini bertujuan untuk mencetak Ahli K3
Umum, sesuai dengan Keputusan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukan, kewajiban, dan wewenang ahli
keselamatan dan kesehatan kerja. Peserta pelatihan dapat melatih kejelian
dan ketelitian dalam mengamati lingkungan kerja dalam kaitannya dengan K3.
2. Para peserta diharuskan mampu menyusun dan menyajikan hasil observasi
lapangan kedalam suatu makalah yang sistematis.
3. Para
peserta
pelatihan
didorong
untuk
mampu
dan
berani
tampil
mempresentasikan serta mempertahankan argumentasi atau pendapat dan
analisanya dalam suatu forum resmi dan terbuka.
C. Ruang Lingkup PKL
1. Instalasi Listrik.
2. Konstruksi Bangunan pada gedung.
D. Dasar Hukum
a. Undang – Undang
1.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. PERATURAN MENTERI
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
SKB Kep 174 MEN 1986 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
Permen ESDM RI No.36 tahun 2014 mengenai pemberlakuan SNI No.
0225:2011 mengenai PUIL 2011 dan SNI 0225/Amd1:2013 mengenai PUIL
2011 Amd 1 sebagai standar wajib.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 12 Tahun 2015 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Listrik di Tempat Kerja.
5
BAB II
KONDISI / FAKTA TEMPAT KERJA
A.
Gambaran Umum
Hotel Agria Bogor merupakan Hotel dengan level bintang 3, dimana perusahaan
tersebut mempunyai kamar 76 unit (4 kamar suit, 72 kamar superior), 1 Sky
Lounge (Lantai 7), Ruang Lobby, Ruang Loket Karyawan, Ruang Makan tamu
dan Karyawan, Gudang, dan fasilitas lainnya seperti kolam renang. Dengan
jumlah Karyawan 53 orang dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang
sesuai Peraturan Perundangan K3. Hotel Agria Bogor belum melaksanakan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
B.
Temuan
Temuan-temuan
positif maupun negatif kami dapatkan berdasarkan fakta
dilokasi PKL khususnya Bidang Listrik dan Konstruksi Bangunan. Temuantemuan dibawah ini bersifat Observasi
bukan Audit
dan berdasarkan
peraturan perundangan tentang K3.
I.
TEMUAN POSITIF
NO
1
2
LOKASI
TEMUAN
Hotel
Basement
dan Area
Parkir
DESKRIPSI TEMUAN
DASAR HUKUM
-
Instalasi Listrik telah
memiliki Sertifikat Laik
Operasi (SLO)
-
Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan RI No. 12
Tahun 2015 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Listrik di Tempat Kerja
(Pasal 12)
-
Pintu Darurat tersedia
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Konstruksi Bangunan (Pasal
5 ayat 1)
-
Penyediaan Generator Set
-
PUIL 2011 (8.21 tentang
instalasi generator
darurat/genset)
-
Pemasangan Instalasi
Kabel memakai kabel Tray
-
Grounding penyalur petir
memakai material
tembaga diameter 50 (nilai
0,7 ohm)
PUIL 2011 (Klausal 444.7.3)
Permenaker No. Per02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi
6
Penyalur Petir (Pasal 2 & 54)
-
-
Telah terpasang
Emergency Lamp
Terdapat exhaust fan
untuk generator set yang
berfungsi sebagai
pertukaran udara segar
dan pembuangan udara
panas
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Konstruksi Bangunan (Pasal
65 point 2)
-
Permenaker No. Per04/MEN/1985 tentang
Pesawat Tenaga dan
Produksi (Pasal 31).
3
Lobi dan
Ruang
Meeting
-
Stop kontak di dekat R.
Meeting sudah sesuai
ketinggiannya
- PUIL 2011 (Bab 5.10.4.4)
4
Lantai 1
(Restoran,
Kolam
Renang,
Ruang
Meeting)
-
Penerangan di daerah
tangga dan tangga
darurat
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi
Bangunan (Pasal 5 ayat 2)
-
Sisi tangga yang terbuka
sudah diberi pagar atau
pengaman yang kuat
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi
Bangunan (Pasal 8)
5
6
Lantai 2, 3, 5, 6 (Ruang
Kamar)
Jumlah stop kontak sudah banyak dan
penempatannya sesuai
pemakaian sehingga tidak
perlu ada percabangan
kabel
PUIL 2011 (Klausul
510.4.1.9.3)
-
Jendela menghadap alam
terbuka sehingga
penerangan cukup dan
ada sumber udara dari
luar
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi
Bangunan (Pasal 5 ayat 2
dan 3)
Lantai 7 (Sky Lounge)
Konduktor pembumian
memiliki luas penampang
50 mm2 dan memiliki
warna hijau - kuning.
-
PUIL tahun 2011 (Klausa
444.5.7.2 tentang luas
penampang dan 542.3.4
MOD 3.18.3.4 tentang warna
pembumian)
7
TEMUAN NEGATIF
NO
LOKASI
TEMUAN
DESKRIPSI
TEMUAN
1
Basement
dan Area
Parkir
-
Ada perbaikan rembesan air
pada Gudang
menggunakan
bamboo
3
Lobi dan
Ruang
Meeting
-
Stop kontak di - PUIL 2011
dekat sofa
(Klausul
letaknya terlalu
510.4.4)
rendah
4
Lantai 1
(Restoran,
Kolam
Renang,
Ruang
Meeting)
-
Di belakang
tirai pada lobi ada kabel rol
yang tidak rapi
-
Kondisi kabel
rol tersebar di
lantai
-
Adanya
retakan pada
dinding
bangunan
-
Pada salah
satu sisi
tangga darurat
terdapat celah
yang bisa
SARAN &
REKOMENDASI
DASAR HUKUM
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 81)
Agar dilakukan
pemasangan
scafolding
- Untuk stop
kontak yang
dipasang pada
ketinggian
< 1,25 meter
agar dipasang
stop kontak
sistem tertutup
PUIL 2011
(Klausul 421.1
bagian
3.23.2.1)
Peletakan dan
pemasangan
kabel harus
memperhatikan
estetika dan
harus dijauhkan
dari potensi
bahan yang
mudah terbakar
-
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 6)
Peletakan dan
pemasangan
kabel rol harus
memperhatikan
estetika dan
harus dijauhkan
dari potensi
bahaya
kecelakaan
-
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
-
Kekuatan
dinding
disesuaikan
dengan beban
yang akan
diterima
8
menyebabkan
terporosok
-
Dimensi lebar
tangga kurang
-
Isolasi kabel
yang tidak
sesuai standar
-
Kabel duct
overload oleh
kabel
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 11 dan
72)
-
-
-
5
Lantai 2, 3,
5, 6 (Ruang Kamar)
Pada Lorong
lantai terdapat
stop kontak
dengan jarak
-
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 8)
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 27)
PUIL 2011
(klausul 14
MOD halaman 38-39)
-
SNI No. 0225
2011, klausul
536.2.1.1
-
SNI No. 0225
2011, klausul
444.7.2 bagian
catatan.
- PUIL 2011
(Bab 510.4.4)
-
Pada sisi bagian
lantai yang
terbuka dan
dianggap
berbahaya harus
diberi pagar atau
tutup pengaman
yang kuat
Tangga harus
cukup lebar
untuk
pemakaian
secara aman
Isolasi agar
diganti dengan
yang sesuai
standar
Kedalaman rak
sekurangnya 2x
diameter kabel
terbesar
Sebaiknya di
tinggikan
dangan jarak
min. 1,25 m dari
9
30 cm dari
lantai
6
Lantai 7
(Sky
Lounge)
lantai atau
diganti dengan
kontak tertutup
-
Kabel instalasi di lorong
evakuasi
terbuka
SNI0225:2011 (halaman 39)
-
Penangkal
petir hanya
mempunyai 1
(satu) buah
penghantar
penurunan.
Permenaker
No. Per02/MEN/1989
(Pasal 19 ayat
1)
-
Sambungan
Kabel power
untuk lampu
outdoor tidak
menggunakan
kotak sambung
PUIL tahun
2011 (klausa
134.1.11.6
MOD 2546)
-
Penyambungan
menggunakan
kotak sambung
dengan pita
insulasi dan
atau lasdop.
-
Kotak
sambung (TDos) tidak
tertutup.
-
PUIL tahun
2011 (klausa
510.3.4.2)
-
Memasang tutup
pada kotak
sambung.
-
Sambungan
kabel tidak
menggunakan
kotak
sambung, dan
pita insulasi
hampir
terlepas.
-
PUIL tahun
2011 (klausa
134.1.11.6
MOD 2546)
-
Menggunakan
kotak sambung
dengan pita
insulasi dan
atau lasdop.
-
Sebaiknya di
lubang yang
terbuka
diberikan
penutup
Menambah
jumlah
penghantar
penurunan
menjadi minimal
2 (dua) buah.
10
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
I.
LISTRIK
1. Masalah:
Stop kontak dengan ketinggian yang < 1,25 m tidak menggunakan penutup.
PUIL 2011 klausul 510.4.4 “Kotak kontak pasangan dinding di instalasi listrik
domestik (rumah tangga) harus dipasang dengan ketinggian sekurangkurangnya 1,25 m dari lantai, kecuali kotak kontak dari jenis putar atau
tutup.”
Pemecahan masalah:
Untuk stop kontak dengan ketinggian < 1,25 m dari lantai agar memakai stop
kontak jenis tutup atau putar.
2. Masalah:
Proteksi pada instalasi listrik yang terpasang kurang standar.
PUIL 2011 (klausul 14 MOD halaman 38-39) Tentang Selungkup proteksi
(secara listrik)
“selungkup listrik yang mengelilingi bagian internal
perlengkapan untuk mencegah akses ke bagian aktif berbahaya dari
sembarang arah.”
Tentang separasi (listrik) “tindakan proteksi dengan
bagian aktif berbahaya diinsulasi dari semua sirkit dan bagian listrik lain dari
bumi setempat dan dari sentuhan”
PUIL tahun 2011 (klausa 134.1.11.6 MOD 2546) “Sambungan puntir hanya
dapat dilaksanakan : a) dengan menggunakan kontak sambung dengan pita
insulasi dan/ atau lasdop.
PUIL tahun 2011 (klausa 510.3.4.2) “setiap kotak sambung harus dilengkapi
dengan penutup kecuali jika sudah tertutup oleh kap armature, fitting lampu,
kotak kontak, roset, atau gawai yang sejenis.”
Pemecahan masalah:
Untuk isolasi kabel yang terbuka diisolasi menggunakan lasdop, kotak
sambung harus ditutup sempurna, kabel diisolasi dengan isolasi yang
standar.
11
3. Masalah:
Penangkal petir hanya mempunyai 1 (satu) buah penghantar penurunan.
Permenaker No. Per-02/MEN/1989 (Pasal 19 ayat 1) “Instalasi penyalur
petir dari suatu bangunan paling sedikit harus mempunyai 2 (dua) buah
penghantar penurunan.”
Pemecahan Masalah :
Menambah jumlah penghantar penurunan menjadi minimal 2 (dua) buah.
4. Masalah:
Penempatan kabel rol dekat dengan tirai (bahan mudah terbakar) dan
kabelnya berserak di lantai.
PUIL 2011 (Klausul 421.1 bagian 3.23.2.1) “Perlengkapan listrik tidak boleh
menimbulkan bahaya kebakaran pada bahan yang berada di sekitarnya.”
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 6) “Kebersihan dan kerapihan di
tempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahanbahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau
menimbulkan kecelakaan.”
Pemecahan Masalah :
Peletakan dan pemasangan kabel harus memperhatikan estetika dan harus
dijauhkan dari potensi bahan yang mudah terbakar dan kecelakaan.
II.
KONSTRUKSI GEDUNG
1. Masalah:
Ada
perbaikan
rembesan
air
pada
Gudang
menggunakan
bambu.
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Konstruksi Bangunan
(Pasal 81) “Untuk melindungi tenaga kerja sewaktu melakukan pekerjaan
konstruksi, harus dibuatkan lantai kerja sementara yang kuat.”
Pemecahan Masalah :
Agar dilakukan pemasangan scaffolding.
12
2. Masalah:
Adanya retakan pada dinding bangunan menunjukkan indikasi adanya
kelebihan beban dan kurang kuatnya dinding menahan beban.
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 11) “Tindakan harus dilakukan
untuk mencegah bahaya terhadap orang yang disebabkan oleh runtuhnya
bagian yang lemah dari bangunan darurat atau bangunan yang tidak stabil.”
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 72) “Pembangunan konstruksi
beton harus direncanakan dan dihitung dengan teliti untuk menjamin agar
konstruksi dan penguatnya dapat memikul beban dan tekanan lainnya
sewaktu membangun tiap-tiap bagiannya.”
Pemecahan Masalah :
Kekuatan dinding disesuaikan dengan beban yang akan diterima agar tidak
menimbulkan keretakan yang berpotensi runtuh dan menimbulkan bahaya.
3. Masalah:
Pada salah satu sisi tangga darurat terdapat celah yang bisa menyebabkan
terporosok dan dimensi tangga tamu kurang lebar.
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 8) “Semua peralatan sisi lantai
yang terbuka, lubang- lubang di lantai yang terbuka, atap-atap atau panggung
yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan
lubang-lubang yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau tutup
pengaman yang kuat.”
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 27) “Tangga rumah harus dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat menahan dengan aman beban yang harus
dibawa melalui tangga tersebut dan harus cukup lebar untuk pemakaiannya
secara aman.”
Pemecahan Masalah :
Pada sisi bagian lantai yang terbuka dan dianggap berbahaya harus diberi
pagar atau tutup pengaman yang kuat dan tangga harus cukup lebar untuk
pemakaian secara aman.
13
4. Masalah:
Kabel duct overload oleh kabel.
SNI No. 0225 2011, klausul 444.7.2 bagian catatan “Kedalaman rak
sebaiknya sekurangnya dua kali diameter kabel terbesar yang akan
dipertimbangkan.”
Pemecahan Masalah :
Ukuran kabel duct didesain untuk ukuran sesuai peraturan diatas.
14
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi pada Hotel Agria Bogor, Kelompok 3 (tiga) menyimpulkan
bahwa :
•
Generator Set sudah dilakukan pemeriksaan dan perawatan secara berkala (1
kali dalam seminggu).
•
Generator set sudah memiliki izin pemakaian, exhaust fan, ruang yang cukup
untuk 1 mesin genset, label, dan alat peredam suara.
•
Hantaran turunan untuk penangkal petir sudah menggunakan material tembaga
dengan luas penampang 50 mm2 dan nilai tahanan pembumian sebesar 0,7
ohm.
•
Instalasi kabel listrik di Hotel Agria Bogor sudah memiliki sertifikat laik operasi
(SLO).
•
Masih kurang lengkapnya rambu-rambu K3 pada tempat-tempat dengan akses
terbatas.
B.
SARAN
•
Hotel Agria Bogor diharapkan dapat memenuhi standart/ undang-undang/
peraturan baku yang sudah ditetapkan oleh pemerintah mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja.
•
Bagian konstruksi bangunan yang belum selesai perlu diberikan pengawasan
dan rambu untuk tidak digunakan.
•
Perlu adanya penambahan hantaran turunan menjadi minimal 2 buah hantaran.
•
Perlu ditambahkan rambu-rambu K3 pada tempat-tempat dengan akses
terbatas dan tempat berpotensi bahaya listrik.
•
Kabel kompresor AC dapat diganti dengan bahan yang kuat terhadap kondisi
outdoor.
•
Penerangan lampu kamar diberi tambahan lampu agar nyaman untuk
membaca.
15
•
Tangga darurat yang belum selesai dikerjakan agar dibuatkan tanda
keterangan.
•
Ruang meeting perlu diperbaiki jalur instalasi stop kontaknya pada setiap meja
sehingga lebih aman dan tidak berantakan kabelnya.
•
Wiring kabel di panel listrik perlu diperbaiki agar memudahkan pemeliharaan.
•
Perlu penggantian jenis lampu LED agar penerangan lampu di beberapa titik
dapat diperbaiki.
•
Untuk warna panel pada lantai 7 agar tidak dicat warna hitam (sama dengan
warna tembok) karena menjadi tidak terlihat dan membahayakan sehingga tidak
terlihat jika itu adalah panel listrik.
•
Stop kontak di tempat rendah agar diganti dengan stop kontak jenis tutup atau
putar.
•
Perlu pemasangan dinding penyekat antara ruang genset dan peralatan motor
untuk pemadam kebakaran.
•
Konstruksi pada kamar mandi dengan toilet agar disekat dengan tirai
atau
ditambahkan penyekat kaca agar pada saat mandi air tidak tersebar ke bagian
toilet yang mengakibatkan lantai licin karena air.
•
Safety menjadi budaya tidak hanya di tempat kerja, namun dimana saja, kapan
saja dan siapa saja.
Demikian laporan hasil observasi ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
semua
khususnya bagi kami selaku peserta seminar. Disamping itu kami ucapan
terima kasih kepada bapak-bapak instruktur dari KEMENAKERTRANS, yang telah
memberikan ilmunya kepada kami, mudah-mudahan dapat kami Aplikasikan di tempat
kerja kami. Terkait itu, kami ucapkan pula terima kasih kepada Direksi yang telah
mempercayakan kepada kami untuk mengikuti pelatihan Ahli K3 umum di PT Surveyor
Indonesia
Dan sebuah kalimat yang berbunyi “PERUSAHAAN DENGAN PRODUK YANG
HEBAT AKAN BERKEMBANG DENGAN PESAT DAN PERUSAHAAN DENGAN AHLI
K-3 YANG HEBAT AKAN BERTAHAN LEBIH LAMA. Akan menjadi kata pemicu bagi
kami
sebagai Ahli K-3 untuk mengabdikan semua ilmu yang kami dapatkan di
pelatihan ini.
16
Lampiran 1
DOKUMENTASI TEMUAN
I.
TEMUAN POSITIF
NO
1
2
LOKASI
TEMUAN
Hotel
Basement
dan Area
Parkir
DESKRIPSI TEMUAN
-
Pintu Darurat tersedia
-
Penyediaan Generator Set
-
Pemasangan Instalasi Kabel
memakai kabel Tray
-
Grounding memakai material
tembaga diameter 50 (nilai
0,7 ohm)
-
Telah terpasang Emergency
Lamp
-
Terdapat exhaust fan untuk
DOKUMENTASI
17
generator set yang berfungsi
sebagai pertukaran udara
segar dan pembuangan
udara panas
3
Lobi dan
Ruang
Meeting
-
Stop kontak di dekat R.
Meeting sudah sesuai
ketinggiannya
4
Lantai 1
(Restoran,
Kolam
Renang,
Ruang
Meeting)
-
Penerangan di daerah
tangga dan tangga darurat
-
Sisi tangga yang terbuka
sudah diberi pagar atau
pengaman yang kuat
5
Lantai 2, 3, 5, 6
(Ruang
Kamar)
Jumlah stop kontak sudah
banyak dan penempatannya
sesuai pemakaian sehingga
tidak perlu ada percabangan
kabel
18
6
II.
Lantai 7 (Sky
Lounge)
-
Konduktor pembumian
memiliki luas penampang 50
mm2 dan memiliki warna
hijau - kuning.
TEMUAN NEGATIF
LOKASI
NO
DESKRIPSI TEMUAN
TEMUAN
1 Basement - Ada perbaikan rembesan
dan Area
air pada Gudang
Parkir
menggunakan bambu
3
4
Lobi dan
Ruang
Meeting
Lantai 1
(Restoran,
Kolam
Renang,
Ruang
Meeting)
-
Stop kontak di dekat sofa
letaknya terlalu rendah
-
Di belakang tirai pada lobi
ada kabel rol yang tidak
rapi
-
Kondisi kabel rol tersebar
di lantai
-
Adanya retakan pada
dinding bangunan
DOKUMENTASI
19
-
Pada salah satu sisi
tangga darurat terdapat
celah yang bisa
menyebabkan terporosok
-
Dimensi lebar tangga
kurang
-
Isolasi kabel yang tidak
sesuai standar
-
Kabel duct overload oleh
kabel
20
5
6
Lantai 2, 3, 5, 6 (Ruang
Kamar)
Pada Lorong lantai
terdapat stop kontak
dengan jarak 30 cm dari
lantai
-
Kabel instalasi di lorong
evakuasi terbuka
-
Penangkal petir hanya
mempunyai 1 (satu) buah
penghantar penurunan.
-
Sambungan Kabel power
untuk lampu outdoor tidak
menggunakan kotak
sambung
-
Kotak sambung (T-Dos)
tidak tertutup.
-
Sambungan kabel tidak
menggunakan kotak
sambung, dan pita
insulasi hampir terlepas.
Lantai 7
(Sky
Lounge)
21
LISTRIK DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
HOTEL AGRIA
Disusun Oleh :
KELOMPOK III
Ketua
: Ahmad Yusuf Kurniawan
Sekretaris
Presenter
Anggota
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Objek Observasi
: Listrik dan Konstruksi Bangunan
Nama Perusahaan
: Hotel Agria, Bogor
Lokasi
: Jl. Raya Tajur, No.612
Kota
: Bogor
Propinsi
: Jawa Barat
Hari / tanggal
: Rabu, 3 Mei 2017
Rengganis Kumalasari
Kadek Herlina Pratiwi
Alvareza S. Mustika
Choyron Februanto
Fajar Aringgaraksa
I Made Semarajana
Muh. Irsan Santosa
Syilvester Sitorus P.
Yandri Adriadi
PEMBINAAN & SERTIFIKASI CALON AHLI K3 UMUM
Bogor, 3 Mei 2017.
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
BAB I
3
:
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
B.
MAKSUD DAN TUJUAN
4
4
5
C.
RUANG LINGKUP PKL
5
D.
DASAR HUKUM
5
BAB II
:
KONDISI / FAKTA TEMPAT KERJA
6
A. GAMBARAN UMUM
B. TEMUAN
I.
TEMUAN POSITIF
II.
TEMUAN NEGATIF
6
6
6
8
BAB III
:
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
11
BAB IV
:
PENUTUP
15
A.
KESIMPULAN
15
B.
SARAN
15
Lampiran 1 (DOKUMENTASI TEMUAN)
17
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat
Tuhan YME atas segala rahmat dan
hidayah Nya diberikan kepada peserta pelatihan calon Ahli K3 Umum yang
diselenggarakan
oleh
PT
SURVEYOR
INDONESIA,
JAKARTA
yang
telah
menyelesaikan kegiatan observasi lapangan sebagai salah satu tugas dalam pelatihan
calon Ahli K3 Umum.
Hasil observasi yang telah diperoleh merupakan gambaran singkat kondisi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja disuatu area tempat kerja dalam komitmennya
memenuhi ketentuan perundangan K3. Hasil
Observasi dan Rekomendasi yang
diberikan diasumsikan dengan tidak mengesampingkan resiko dan bahaya yang diluar
lingkup K3.
Sebagai peserta pelatihan calon Ahli K3 Umum yang telah diberikan kesempatan untuk
melaksanakan observasi secara singkat pada suatu area tempat kerja merupakan
kesempatan yang sangat baik dalam aplikasi/implementasi peraturan perundangan K3.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
memfasilitasi dan memberi kesempatan ini.
3
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek kerja lapangan adalah salah satu materi yang di wajibkan dalam
pelatihan K3 Umum yang diselenggarakan oleh PT PLN (Persero) Kantor Pusat dan
PT Surveyor Indonesia dari tanggal 25 April 2017 s/d 6 Mei 2017. Praktek kerja
lapangan ini berguna untuk mengaplikasikan materi - materi yang didapat sebelumnya
pada training di dalam kelas ke dalam praktek keselamatan yang dilakukan secara
nyata di lokasi kerja.
Praktek Kerja lapangan yang dipilih sebagai objek observasi adalah Kelistrikan,
Mekanikal dan Konstruksi di Hotel Agria, Bogor.
Hotel Agria Bogor merupakan Hotel dengan level bintang 3, dimana perusahaan
tersebut mempunyai kamar 76 unit (4 kamar suit, 72 kamar superior), 1 Sky Lounge
(Lantai 7), Ruang Lobby, Ruang Loket Karyawan, Ruang Makan tamu dan Karyawan,
Gudang, dan fasilitas lainnya seperti kolam renang, dimana di seluruh tempat tersebut
memiliki potensi bahaya.
Potensi bahaya listrik dan konstruksi bangunan di Hotel Agria, diperoleh dari
faktor instalasi, pengoperasian, penempatan posisi seluruh mesin, dan peralatan listrik,
serta keadaan konstruksi gedung.
Bahwa
setiap
tenaga
kerja
perlu
mendapat
perlindungan
kesehatan
keselamatan kerja Sesuai UU No. 1 tahun 1970 dimana Hotel Agria harus menjamin
kesehatan dan keselamatan kerja untuk para karyawan dan orang lainnya yang berada
di lingkungan Hotel Agria.
Selama proses observasi dilapangan kami dapat menyaksikan secara langsung
dan mengambil data atau informasi terkait permasalahan K3 khususnya Listrik,
Mekanik dan Konstruksi, baik yang bersifat memenuhi ketentuan maupun yang tidak
memenuhi ketentuan . Hasil observasi tersebut kami tuliskan dalam laporan berikut ini.
4
B. Maksud dan Tujuan
1. Pelatihan sertifikasi Ahli K3 Umum ini bertujuan untuk mencetak Ahli K3
Umum, sesuai dengan Keputusan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukan, kewajiban, dan wewenang ahli
keselamatan dan kesehatan kerja. Peserta pelatihan dapat melatih kejelian
dan ketelitian dalam mengamati lingkungan kerja dalam kaitannya dengan K3.
2. Para peserta diharuskan mampu menyusun dan menyajikan hasil observasi
lapangan kedalam suatu makalah yang sistematis.
3. Para
peserta
pelatihan
didorong
untuk
mampu
dan
berani
tampil
mempresentasikan serta mempertahankan argumentasi atau pendapat dan
analisanya dalam suatu forum resmi dan terbuka.
C. Ruang Lingkup PKL
1. Instalasi Listrik.
2. Konstruksi Bangunan pada gedung.
D. Dasar Hukum
a. Undang – Undang
1.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. PERATURAN MENTERI
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
SKB Kep 174 MEN 1986 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
Permen ESDM RI No.36 tahun 2014 mengenai pemberlakuan SNI No.
0225:2011 mengenai PUIL 2011 dan SNI 0225/Amd1:2013 mengenai PUIL
2011 Amd 1 sebagai standar wajib.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 12 Tahun 2015 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Listrik di Tempat Kerja.
5
BAB II
KONDISI / FAKTA TEMPAT KERJA
A.
Gambaran Umum
Hotel Agria Bogor merupakan Hotel dengan level bintang 3, dimana perusahaan
tersebut mempunyai kamar 76 unit (4 kamar suit, 72 kamar superior), 1 Sky
Lounge (Lantai 7), Ruang Lobby, Ruang Loket Karyawan, Ruang Makan tamu
dan Karyawan, Gudang, dan fasilitas lainnya seperti kolam renang. Dengan
jumlah Karyawan 53 orang dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang
sesuai Peraturan Perundangan K3. Hotel Agria Bogor belum melaksanakan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
B.
Temuan
Temuan-temuan
positif maupun negatif kami dapatkan berdasarkan fakta
dilokasi PKL khususnya Bidang Listrik dan Konstruksi Bangunan. Temuantemuan dibawah ini bersifat Observasi
bukan Audit
dan berdasarkan
peraturan perundangan tentang K3.
I.
TEMUAN POSITIF
NO
1
2
LOKASI
TEMUAN
Hotel
Basement
dan Area
Parkir
DESKRIPSI TEMUAN
DASAR HUKUM
-
Instalasi Listrik telah
memiliki Sertifikat Laik
Operasi (SLO)
-
Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan RI No. 12
Tahun 2015 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Listrik di Tempat Kerja
(Pasal 12)
-
Pintu Darurat tersedia
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Konstruksi Bangunan (Pasal
5 ayat 1)
-
Penyediaan Generator Set
-
PUIL 2011 (8.21 tentang
instalasi generator
darurat/genset)
-
Pemasangan Instalasi
Kabel memakai kabel Tray
-
Grounding penyalur petir
memakai material
tembaga diameter 50 (nilai
0,7 ohm)
PUIL 2011 (Klausal 444.7.3)
Permenaker No. Per02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi
6
Penyalur Petir (Pasal 2 & 54)
-
-
Telah terpasang
Emergency Lamp
Terdapat exhaust fan
untuk generator set yang
berfungsi sebagai
pertukaran udara segar
dan pembuangan udara
panas
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Konstruksi Bangunan (Pasal
65 point 2)
-
Permenaker No. Per04/MEN/1985 tentang
Pesawat Tenaga dan
Produksi (Pasal 31).
3
Lobi dan
Ruang
Meeting
-
Stop kontak di dekat R.
Meeting sudah sesuai
ketinggiannya
- PUIL 2011 (Bab 5.10.4.4)
4
Lantai 1
(Restoran,
Kolam
Renang,
Ruang
Meeting)
-
Penerangan di daerah
tangga dan tangga
darurat
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi
Bangunan (Pasal 5 ayat 2)
-
Sisi tangga yang terbuka
sudah diberi pagar atau
pengaman yang kuat
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi
Bangunan (Pasal 8)
5
6
Lantai 2, 3, 5, 6 (Ruang
Kamar)
Jumlah stop kontak sudah banyak dan
penempatannya sesuai
pemakaian sehingga tidak
perlu ada percabangan
kabel
PUIL 2011 (Klausul
510.4.1.9.3)
-
Jendela menghadap alam
terbuka sehingga
penerangan cukup dan
ada sumber udara dari
luar
-
Permenaker No. Per01/MEN/ 1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi
Bangunan (Pasal 5 ayat 2
dan 3)
Lantai 7 (Sky Lounge)
Konduktor pembumian
memiliki luas penampang
50 mm2 dan memiliki
warna hijau - kuning.
-
PUIL tahun 2011 (Klausa
444.5.7.2 tentang luas
penampang dan 542.3.4
MOD 3.18.3.4 tentang warna
pembumian)
7
TEMUAN NEGATIF
NO
LOKASI
TEMUAN
DESKRIPSI
TEMUAN
1
Basement
dan Area
Parkir
-
Ada perbaikan rembesan air
pada Gudang
menggunakan
bamboo
3
Lobi dan
Ruang
Meeting
-
Stop kontak di - PUIL 2011
dekat sofa
(Klausul
letaknya terlalu
510.4.4)
rendah
4
Lantai 1
(Restoran,
Kolam
Renang,
Ruang
Meeting)
-
Di belakang
tirai pada lobi ada kabel rol
yang tidak rapi
-
Kondisi kabel
rol tersebar di
lantai
-
Adanya
retakan pada
dinding
bangunan
-
Pada salah
satu sisi
tangga darurat
terdapat celah
yang bisa
SARAN &
REKOMENDASI
DASAR HUKUM
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 81)
Agar dilakukan
pemasangan
scafolding
- Untuk stop
kontak yang
dipasang pada
ketinggian
< 1,25 meter
agar dipasang
stop kontak
sistem tertutup
PUIL 2011
(Klausul 421.1
bagian
3.23.2.1)
Peletakan dan
pemasangan
kabel harus
memperhatikan
estetika dan
harus dijauhkan
dari potensi
bahan yang
mudah terbakar
-
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 6)
Peletakan dan
pemasangan
kabel rol harus
memperhatikan
estetika dan
harus dijauhkan
dari potensi
bahaya
kecelakaan
-
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
-
Kekuatan
dinding
disesuaikan
dengan beban
yang akan
diterima
8
menyebabkan
terporosok
-
Dimensi lebar
tangga kurang
-
Isolasi kabel
yang tidak
sesuai standar
-
Kabel duct
overload oleh
kabel
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 11 dan
72)
-
-
-
5
Lantai 2, 3,
5, 6 (Ruang Kamar)
Pada Lorong
lantai terdapat
stop kontak
dengan jarak
-
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 8)
Permenaker
No. Per01/MEN/ 1980
tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Konstruksi
Bangunan
(Pasal 27)
PUIL 2011
(klausul 14
MOD halaman 38-39)
-
SNI No. 0225
2011, klausul
536.2.1.1
-
SNI No. 0225
2011, klausul
444.7.2 bagian
catatan.
- PUIL 2011
(Bab 510.4.4)
-
Pada sisi bagian
lantai yang
terbuka dan
dianggap
berbahaya harus
diberi pagar atau
tutup pengaman
yang kuat
Tangga harus
cukup lebar
untuk
pemakaian
secara aman
Isolasi agar
diganti dengan
yang sesuai
standar
Kedalaman rak
sekurangnya 2x
diameter kabel
terbesar
Sebaiknya di
tinggikan
dangan jarak
min. 1,25 m dari
9
30 cm dari
lantai
6
Lantai 7
(Sky
Lounge)
lantai atau
diganti dengan
kontak tertutup
-
Kabel instalasi di lorong
evakuasi
terbuka
SNI0225:2011 (halaman 39)
-
Penangkal
petir hanya
mempunyai 1
(satu) buah
penghantar
penurunan.
Permenaker
No. Per02/MEN/1989
(Pasal 19 ayat
1)
-
Sambungan
Kabel power
untuk lampu
outdoor tidak
menggunakan
kotak sambung
PUIL tahun
2011 (klausa
134.1.11.6
MOD 2546)
-
Penyambungan
menggunakan
kotak sambung
dengan pita
insulasi dan
atau lasdop.
-
Kotak
sambung (TDos) tidak
tertutup.
-
PUIL tahun
2011 (klausa
510.3.4.2)
-
Memasang tutup
pada kotak
sambung.
-
Sambungan
kabel tidak
menggunakan
kotak
sambung, dan
pita insulasi
hampir
terlepas.
-
PUIL tahun
2011 (klausa
134.1.11.6
MOD 2546)
-
Menggunakan
kotak sambung
dengan pita
insulasi dan
atau lasdop.
-
Sebaiknya di
lubang yang
terbuka
diberikan
penutup
Menambah
jumlah
penghantar
penurunan
menjadi minimal
2 (dua) buah.
10
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
I.
LISTRIK
1. Masalah:
Stop kontak dengan ketinggian yang < 1,25 m tidak menggunakan penutup.
PUIL 2011 klausul 510.4.4 “Kotak kontak pasangan dinding di instalasi listrik
domestik (rumah tangga) harus dipasang dengan ketinggian sekurangkurangnya 1,25 m dari lantai, kecuali kotak kontak dari jenis putar atau
tutup.”
Pemecahan masalah:
Untuk stop kontak dengan ketinggian < 1,25 m dari lantai agar memakai stop
kontak jenis tutup atau putar.
2. Masalah:
Proteksi pada instalasi listrik yang terpasang kurang standar.
PUIL 2011 (klausul 14 MOD halaman 38-39) Tentang Selungkup proteksi
(secara listrik)
“selungkup listrik yang mengelilingi bagian internal
perlengkapan untuk mencegah akses ke bagian aktif berbahaya dari
sembarang arah.”
Tentang separasi (listrik) “tindakan proteksi dengan
bagian aktif berbahaya diinsulasi dari semua sirkit dan bagian listrik lain dari
bumi setempat dan dari sentuhan”
PUIL tahun 2011 (klausa 134.1.11.6 MOD 2546) “Sambungan puntir hanya
dapat dilaksanakan : a) dengan menggunakan kontak sambung dengan pita
insulasi dan/ atau lasdop.
PUIL tahun 2011 (klausa 510.3.4.2) “setiap kotak sambung harus dilengkapi
dengan penutup kecuali jika sudah tertutup oleh kap armature, fitting lampu,
kotak kontak, roset, atau gawai yang sejenis.”
Pemecahan masalah:
Untuk isolasi kabel yang terbuka diisolasi menggunakan lasdop, kotak
sambung harus ditutup sempurna, kabel diisolasi dengan isolasi yang
standar.
11
3. Masalah:
Penangkal petir hanya mempunyai 1 (satu) buah penghantar penurunan.
Permenaker No. Per-02/MEN/1989 (Pasal 19 ayat 1) “Instalasi penyalur
petir dari suatu bangunan paling sedikit harus mempunyai 2 (dua) buah
penghantar penurunan.”
Pemecahan Masalah :
Menambah jumlah penghantar penurunan menjadi minimal 2 (dua) buah.
4. Masalah:
Penempatan kabel rol dekat dengan tirai (bahan mudah terbakar) dan
kabelnya berserak di lantai.
PUIL 2011 (Klausul 421.1 bagian 3.23.2.1) “Perlengkapan listrik tidak boleh
menimbulkan bahaya kebakaran pada bahan yang berada di sekitarnya.”
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 6) “Kebersihan dan kerapihan di
tempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahanbahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau
menimbulkan kecelakaan.”
Pemecahan Masalah :
Peletakan dan pemasangan kabel harus memperhatikan estetika dan harus
dijauhkan dari potensi bahan yang mudah terbakar dan kecelakaan.
II.
KONSTRUKSI GEDUNG
1. Masalah:
Ada
perbaikan
rembesan
air
pada
Gudang
menggunakan
bambu.
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Konstruksi Bangunan
(Pasal 81) “Untuk melindungi tenaga kerja sewaktu melakukan pekerjaan
konstruksi, harus dibuatkan lantai kerja sementara yang kuat.”
Pemecahan Masalah :
Agar dilakukan pemasangan scaffolding.
12
2. Masalah:
Adanya retakan pada dinding bangunan menunjukkan indikasi adanya
kelebihan beban dan kurang kuatnya dinding menahan beban.
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 11) “Tindakan harus dilakukan
untuk mencegah bahaya terhadap orang yang disebabkan oleh runtuhnya
bagian yang lemah dari bangunan darurat atau bangunan yang tidak stabil.”
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 72) “Pembangunan konstruksi
beton harus direncanakan dan dihitung dengan teliti untuk menjamin agar
konstruksi dan penguatnya dapat memikul beban dan tekanan lainnya
sewaktu membangun tiap-tiap bagiannya.”
Pemecahan Masalah :
Kekuatan dinding disesuaikan dengan beban yang akan diterima agar tidak
menimbulkan keretakan yang berpotensi runtuh dan menimbulkan bahaya.
3. Masalah:
Pada salah satu sisi tangga darurat terdapat celah yang bisa menyebabkan
terporosok dan dimensi tangga tamu kurang lebar.
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 8) “Semua peralatan sisi lantai
yang terbuka, lubang- lubang di lantai yang terbuka, atap-atap atau panggung
yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan
lubang-lubang yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau tutup
pengaman yang kuat.”
Permenaker No. Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 27) “Tangga rumah harus dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat menahan dengan aman beban yang harus
dibawa melalui tangga tersebut dan harus cukup lebar untuk pemakaiannya
secara aman.”
Pemecahan Masalah :
Pada sisi bagian lantai yang terbuka dan dianggap berbahaya harus diberi
pagar atau tutup pengaman yang kuat dan tangga harus cukup lebar untuk
pemakaian secara aman.
13
4. Masalah:
Kabel duct overload oleh kabel.
SNI No. 0225 2011, klausul 444.7.2 bagian catatan “Kedalaman rak
sebaiknya sekurangnya dua kali diameter kabel terbesar yang akan
dipertimbangkan.”
Pemecahan Masalah :
Ukuran kabel duct didesain untuk ukuran sesuai peraturan diatas.
14
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi pada Hotel Agria Bogor, Kelompok 3 (tiga) menyimpulkan
bahwa :
•
Generator Set sudah dilakukan pemeriksaan dan perawatan secara berkala (1
kali dalam seminggu).
•
Generator set sudah memiliki izin pemakaian, exhaust fan, ruang yang cukup
untuk 1 mesin genset, label, dan alat peredam suara.
•
Hantaran turunan untuk penangkal petir sudah menggunakan material tembaga
dengan luas penampang 50 mm2 dan nilai tahanan pembumian sebesar 0,7
ohm.
•
Instalasi kabel listrik di Hotel Agria Bogor sudah memiliki sertifikat laik operasi
(SLO).
•
Masih kurang lengkapnya rambu-rambu K3 pada tempat-tempat dengan akses
terbatas.
B.
SARAN
•
Hotel Agria Bogor diharapkan dapat memenuhi standart/ undang-undang/
peraturan baku yang sudah ditetapkan oleh pemerintah mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja.
•
Bagian konstruksi bangunan yang belum selesai perlu diberikan pengawasan
dan rambu untuk tidak digunakan.
•
Perlu adanya penambahan hantaran turunan menjadi minimal 2 buah hantaran.
•
Perlu ditambahkan rambu-rambu K3 pada tempat-tempat dengan akses
terbatas dan tempat berpotensi bahaya listrik.
•
Kabel kompresor AC dapat diganti dengan bahan yang kuat terhadap kondisi
outdoor.
•
Penerangan lampu kamar diberi tambahan lampu agar nyaman untuk
membaca.
15
•
Tangga darurat yang belum selesai dikerjakan agar dibuatkan tanda
keterangan.
•
Ruang meeting perlu diperbaiki jalur instalasi stop kontaknya pada setiap meja
sehingga lebih aman dan tidak berantakan kabelnya.
•
Wiring kabel di panel listrik perlu diperbaiki agar memudahkan pemeliharaan.
•
Perlu penggantian jenis lampu LED agar penerangan lampu di beberapa titik
dapat diperbaiki.
•
Untuk warna panel pada lantai 7 agar tidak dicat warna hitam (sama dengan
warna tembok) karena menjadi tidak terlihat dan membahayakan sehingga tidak
terlihat jika itu adalah panel listrik.
•
Stop kontak di tempat rendah agar diganti dengan stop kontak jenis tutup atau
putar.
•
Perlu pemasangan dinding penyekat antara ruang genset dan peralatan motor
untuk pemadam kebakaran.
•
Konstruksi pada kamar mandi dengan toilet agar disekat dengan tirai
atau
ditambahkan penyekat kaca agar pada saat mandi air tidak tersebar ke bagian
toilet yang mengakibatkan lantai licin karena air.
•
Safety menjadi budaya tidak hanya di tempat kerja, namun dimana saja, kapan
saja dan siapa saja.
Demikian laporan hasil observasi ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
semua
khususnya bagi kami selaku peserta seminar. Disamping itu kami ucapan
terima kasih kepada bapak-bapak instruktur dari KEMENAKERTRANS, yang telah
memberikan ilmunya kepada kami, mudah-mudahan dapat kami Aplikasikan di tempat
kerja kami. Terkait itu, kami ucapkan pula terima kasih kepada Direksi yang telah
mempercayakan kepada kami untuk mengikuti pelatihan Ahli K3 umum di PT Surveyor
Indonesia
Dan sebuah kalimat yang berbunyi “PERUSAHAAN DENGAN PRODUK YANG
HEBAT AKAN BERKEMBANG DENGAN PESAT DAN PERUSAHAAN DENGAN AHLI
K-3 YANG HEBAT AKAN BERTAHAN LEBIH LAMA. Akan menjadi kata pemicu bagi
kami
sebagai Ahli K-3 untuk mengabdikan semua ilmu yang kami dapatkan di
pelatihan ini.
16
Lampiran 1
DOKUMENTASI TEMUAN
I.
TEMUAN POSITIF
NO
1
2
LOKASI
TEMUAN
Hotel
Basement
dan Area
Parkir
DESKRIPSI TEMUAN
-
Pintu Darurat tersedia
-
Penyediaan Generator Set
-
Pemasangan Instalasi Kabel
memakai kabel Tray
-
Grounding memakai material
tembaga diameter 50 (nilai
0,7 ohm)
-
Telah terpasang Emergency
Lamp
-
Terdapat exhaust fan untuk
DOKUMENTASI
17
generator set yang berfungsi
sebagai pertukaran udara
segar dan pembuangan
udara panas
3
Lobi dan
Ruang
Meeting
-
Stop kontak di dekat R.
Meeting sudah sesuai
ketinggiannya
4
Lantai 1
(Restoran,
Kolam
Renang,
Ruang
Meeting)
-
Penerangan di daerah
tangga dan tangga darurat
-
Sisi tangga yang terbuka
sudah diberi pagar atau
pengaman yang kuat
5
Lantai 2, 3, 5, 6
(Ruang
Kamar)
Jumlah stop kontak sudah
banyak dan penempatannya
sesuai pemakaian sehingga
tidak perlu ada percabangan
kabel
18
6
II.
Lantai 7 (Sky
Lounge)
-
Konduktor pembumian
memiliki luas penampang 50
mm2 dan memiliki warna
hijau - kuning.
TEMUAN NEGATIF
LOKASI
NO
DESKRIPSI TEMUAN
TEMUAN
1 Basement - Ada perbaikan rembesan
dan Area
air pada Gudang
Parkir
menggunakan bambu
3
4
Lobi dan
Ruang
Meeting
Lantai 1
(Restoran,
Kolam
Renang,
Ruang
Meeting)
-
Stop kontak di dekat sofa
letaknya terlalu rendah
-
Di belakang tirai pada lobi
ada kabel rol yang tidak
rapi
-
Kondisi kabel rol tersebar
di lantai
-
Adanya retakan pada
dinding bangunan
DOKUMENTASI
19
-
Pada salah satu sisi
tangga darurat terdapat
celah yang bisa
menyebabkan terporosok
-
Dimensi lebar tangga
kurang
-
Isolasi kabel yang tidak
sesuai standar
-
Kabel duct overload oleh
kabel
20
5
6
Lantai 2, 3, 5, 6 (Ruang
Kamar)
Pada Lorong lantai
terdapat stop kontak
dengan jarak 30 cm dari
lantai
-
Kabel instalasi di lorong
evakuasi terbuka
-
Penangkal petir hanya
mempunyai 1 (satu) buah
penghantar penurunan.
-
Sambungan Kabel power
untuk lampu outdoor tidak
menggunakan kotak
sambung
-
Kotak sambung (T-Dos)
tidak tertutup.
-
Sambungan kabel tidak
menggunakan kotak
sambung, dan pita
insulasi hampir terlepas.
Lantai 7
(Sky
Lounge)
21