Infeksi Komorbid Virus Hepatitis B Tersamar dan Human Virus (HIV) | Jasirwan | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 1 SM

EDITORIAL

Infeksi Komorbid Virus Hepatitis B Tersamar
dan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Chyntia Olivia Maurine Jasirwan
Divisi Hepatobilier
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Infeksi virus hepaiis B (VHB) dapat bermanifestasi
dalam berbagai kondisi mulai dari asimtomaik
(karier), hepaiis kronik, sirosis hai, sampai karsinoma
hepatoseluler. Sampai saat ini VHB telah menyebabkan
infeksi kronik pada 240 juta orang dan 75 % di antaranya
berada di Asia.1 Insiden infeksi VHB dan Human
Immunodeiciency Virus (HIV) di Indonesia saat ini sangat
meningkat.2-4 Infeksi virus hepaiis B (VHB) kronik 3-6 kali
lebih sering pada pasien dengan HIV posiif dibandingkan
dengan HIV negaif. Pada beberapa peneliian didapatkan
bahwa kecenderungan seorang pasien HIV untuk terinfeksi
VHB tersamar dikaitkan dengan jumlah hitung CD4+ yang
rendah, transmisi infeksi parenteral pada pengguna

narkoba sunik, dan koinfeksi dengan hepaiis C.5
Studi yang dilakukan oleh Rinonce dkk (2013),
menunjukkan sejumlah 27,1% pasien yang terinfeksi HIV
mengalami infeksi VHV tersamar.6 Saat ini Isilah infeksi virus
hepaiis B (VHB) tersamar merupakan keadaan persistensi
genom VHB di hai dan pada beberapa kasus juga di serum
pada pasien dengan HBsAg negaif. Fase virologis yang agak
aneh pada infeksi kronik VHB ini dapat dikaitkan dengan
berbagai kasus variasi geneik virus, yang menghasilkan
anigen permukaan termodiikasi (dideteksi dengan alat
diagnosik tertentu). Sebagian besar kasus infeksi VHB
tersamar ini disebabkan oleh supresi replikasi dan akivitas
transkripsi terhadap virus yang kompeten untuk bereplikasi.
Sampai saat ini mekanisme supresi terhadap VHB ini masih
belum diketahui, walaupun ada beberapa studi yang
memperkirakan faktor epigeneik dan surveilans imun sel
pejamu ikut terlibat. Infeksi VHB seringkali terjadi lebih
berat pada pasien imunokompromais sebagai konsekuensi
reakivasi VHB. Infeksi VHB tersamar juga terbuki dapat
menyebabkan kejadian ibrosis menjadi sirosis makin

progresif serta cenderung menjadi pro-onkogenik, sehingga
pening untuk dapat mendeteksi infeksi VHB tersamar pada
pasien HIV.7

Studi yang dilakukan oleh Bratanata dkk. ini menilai
hepaiis B tersamar dan kecenderungannya pada pasien
yang terinfeksi HIV. Hasil yang diperoleh menunjukkan
hepaiis B tersamar lebih sering pada kelompok dengan
hitung CD4+ < 200 sel/μL yaitu sebanyak 80%. Berbeda
dengan peneliian yang dilakukan oleh Lo Re V III dkk.
dimana proporsi hepaiis B tersamar pada kelompok
CD4+ < 200 sel/μL sebanyak 38% (5 dari 13 subjek), dan
mayoritas subjek HIV (74%, 72 dari 97 subyek) berada
pada kelompok CD4+ > 200 sel/μL .

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.

3.


4.

5.
6.
7.

Eswarappa SM, Estrela S, Brown SP. Within-host dynamics of mulispecies infecions: facilitaion, compeiion and virulence. PLoS
One 2012; 7: e38730.
Torres-Baranda R, Basidas-Raḿrez BE, Maldonado-Gonźlez M,
Śnchez-Orozco LV, V́zquez-Vals E, Rodŕguez-Noriega E, Panduro
A. Occult hepaiis B in Mexican paients with HIV, an analysis using
nested polymerase chain reacion. Ann Hepatol 2006; 5: 34-40.
Firnhaber C, Viana R, Reyneke A, Schultze D, Malope B, Maskew
M, Di Bisceglie A, MacPhail P, Sanne I, Kew M. Occult hepaiis
B virus infecion in paients with isolated core anibody and HIV
co-infecion in an urban clinic in Johannesburg, South Africa. Int J
Infect Dis 2009; 13: 488-492.
Opaleye OO, Oluremi AS, Aiba AB, Adewumi MO, Mabayoje OV,
Donbraye E, Ojurongbe O, Olowe OA. Occult Hepaiis B Virus

Infecion among HIV Posiive Paients in Nigeria. J Trop Med 2014;
2014: 796121.
Raimondo G, Pollicino T, Cacciola I, Squatrito G. Occult hepaiis B
virus infecion. J Hepatol. 2007; 46:160-70.
Gerlich WH. Medical virology of hepaiis B: how it began and
where we are now. Virol J 2013; 10: 239.
Phung BC, Sogni P, Launay O. Hepaiis B and human
immunodeiciency virus co-infecion.World J Gastroenterol. 2014;
20 (46): 17360-7.

125

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Siapakah "Fulanan" Dalam Surah Al-Furqan Ayat 28?

5 75 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24