Laporan Mikrobiologi FAKTOR LUAR yang me
I.
PENDAHULUAN
A. Judul
Pengaruh Faktor Luar
B. Latar belakang
Salah satu pengendalian aktivitas mikrobia adalah mengatur faktorfaktor lingkungan yang mempengaruhinya. Pertumbuhan mikroba
umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat
morfologi
dan
fisiologi.
Hal
ini
dikarenakan,
mikrobia
selain
membutuhkan nutrien yang sesuai untuk pertumbuhannya, juga diperlukan
faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan optimumnya.
Faktor- faktor tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Faktor
abiotik meliputi faktor fisik dan kimia lingkungan. Beberapa faktor abiotik
yang perlu mendapat perhatian ialah temperatur, pH, daya logam berat
(daya oligodinamik), sinar gelombang pendek, kelembaban, pengeringan,
dan tekanan osmosis. Sedangkan faktor biotik meliputi assosiasi atau
kehidupan bersama antara mikrobia. Asosiasi ini dalam bentuk sinergisme,
sintropisme, dan antibiose (Jutono, 1980).
Mikrobia dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor fisik, kimia, maupun biologi. Dalam mengatur dan
mengendalikan
mikrobia
maka
harus
mengetahui
faktor
yang
mempengaruhinya. Hal ini terutama faktor dari luar, atau faktor
lingkungan. Faktor ini mempengaruhi mikrobia, baik fisiologi maupun
morfologi. Maka dalam praktikum ini dilakukan percobaan pengaruh
faktor luar terhadap pertumbuhan mikrobia, dalam hal ini adalah bakteri.
Faktor luar yang akan diujikan dan dipelajari dalam percobaan kali
ini adalah pengaruh temperatur, pengaruh logam Cu, pengaruh desinfektan
(HgCl2, HNO3, NHClO, iod, dan alkohol 70%), dan pengaruh antibiotik
(Amphicillin) pada , Chloroxylenol, dan ekstrak serai. Suhu dipelajari
karena bakteri mampu hidup pada kondisi suhu tertentu, pengaruh logam
Cu dalam hal ini mampu merusak pertumbuhan bakteri karena bersifat
toksis terhadap mikrobia. Pengaruh desinfektan dipelajari karena hampir
senyawa kimia mampu menghambat
pertumbuhan mikrobia bahkan
membunuh mikrobia. Pengaruh antiseptik dipelajari karena kemampuan
penggunaan senyawa kimia untuk membunuh dan menekan pertumbuhan
mikrobia.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh suhu (4 ºC, 37 ºC, dan 55 ºC) terhadap
pertumbuhan bakteri Eschericia coli
2. Mengetahui pengaruh suhu (4 ºC, 37 ºC, dan 55 ºC) terhadap
pertumbuhan bakteri Bascillus subtilis
3. Mengetahui pengaruh logam berat
Cu
dan
HgCl2
terhadap
pertumbuhan bakteri Eschericia coli
4.
Mengetahui pengaruh logam berat Cu dan HgCl2 terhadap
pertumbuhan bakteri Bascillus subtilis
5. Mengetahui pengaruh desinfektan (Iod, NaClO, HNO 3, dan alkohol
70% terhadap pertumbuhan bakteri Eschericia coli
6. Mengetahui pengaruh desinfektan (Iod, NaClO, HNO 3, dan alkohol
70% terhadap pertumbuhan bakteri Bascillus subtilis
7. Mengetahui pengaruh Antibiotik (Amphicillin, Chloroxylenol dan
ekstrak serai) terhadap pertumbuhan bakteri Eschericia coli
8. Mengetahui pengaruh Antibiotik (Amphicillin, Chloroxylenol dan
ekstrak serai) terhadap pertumbuhan bakteri Bascillus subtilis
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Fardiaz (1992), pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai
pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme
multiseluler, yang disebut pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per
organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler
( bersel tunggal ) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel. Sifat – sifat fisik,
kimia, dan struktur makanan yang mempengaruhi populasi dan pertumbuhan
mikroorganisme adalah faktor intrinsik. Faktor – faktor tersebut adalah pH, air,
potensi oksidasi – reduksi, kandungan nutrisi senyawa mikroba dan struktuk
biologi. Aktivitas mikroba sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Beberapa
mikroba dapat beradaptasi dengan lingkunganya yang ekstrim namun ada pula
mikrobia yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrim (Waluyo,
2007).
Kehidupan
mikroba
tidak
hanya
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
lingkungan, namun juga mempengaruhi keadaan lingkungan contohnya bakteri
thermogenesis yang akan menimbulkan panas di dalam media tumbuhnya.
Mikroba juga dapat mengubah pH dari medium tumbuhnya dimana perubahan ini
disebut dengan perubahan secara kimia. Faktor lingkungn yang mempengaruhi
hidup mikroba dapat dibagi atas faktor biotik dan fakktor abiotik. Faktor biotik
terdiri dari makhluk hidup atau organisme maupun mikroorganisme, sedangkan
untuk faktor-faktor abiotik terdiri atas faktor-faktor alam atau faktor fisika dan
faktor-faktor kimia baik sintetik atau buatan manusia ataupun secara alami telah
ada atau non sintetik (Dwidjoseputro, 1998). Faktor abiotik terdiri dari :
1. Radiasi
Efek radiasi yang berupa inframerah yang diserap oleh benda dan tidak
dipantulkan, maka ernergi yang relatif rendah tersebut akan dikeluarkan sebagai
panas. Sinar X memiliki daya penetrasi yang cukup kuat, hal ini menyebabkan
pembuatan dan pemecahan gugus hidrogen dari DNA yang berlangsung secara
abnormal dan adanya gangguan struktur dari molekul sederhana. Penyinaran
singkat bersifat mutagen dan karsinogen, penyinaran dalam jangka waktu yang
lebih lama adalah letal (Irianto, 2006)
2.
Tekanan osmotik
Nutrisi yang diperlukan oleh bakteri, diperoleh dari cairan yang berada di sekitar
bakteri oleh karena iktu bakteri membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Bila
tekanan osmotik tinggi maka akan menyebabkan air keluar dari dalam sel bakteri.
Penambahan garam dalam larutan akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga
dapat dipergunakan dalam pengawetan makanan (Radji, 2002).
3. Faktor kimia
Selain dari air, terdapat unsur lain yang penting bagi pertubuhan mikroorganisme
yaitu unsur kimia anatara lain karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, dan unsur
kelumit( Cu, Zn, dan Fe) (Radji, 2002).
4. Temperatur
Temperatur merupakan faktor yang penting. Beberapa mikroba dapat hidup pada
daerah temperatur luas, sedang, dan jenis lainnya. Namun, umumnya mikroba
dapat hidup dengan batas temperatur biologi kehidupan mikroba antara 0o C –
90oC. Pada setiap bakteri memliki temperatur minimum, temperatum optimum
dan temperatur maksimum. Temperatur maksimum merupakan temperatur
terendah bagi mikroba untuk dapat melakukan kegiatan hidupnya. Temperatur
optimum merupakan temperatur terbaik bagi mikroba untuk melakukan kegiatan
hidupnnya. Temperatur maksimum merupakan temperatur tertinggi bagi mikroba
untuk dapat melakukan kegiatan hidupnya (Radji, 2002).
5. pH
pH merupakan derajat keasaman dari suatu larutan. Umumnya bakteri tumbuh
optimum pada pH 6,5-7,5. Hanya sedikit bakteri yang dapat tumbuh pada pH
asam (
PENDAHULUAN
A. Judul
Pengaruh Faktor Luar
B. Latar belakang
Salah satu pengendalian aktivitas mikrobia adalah mengatur faktorfaktor lingkungan yang mempengaruhinya. Pertumbuhan mikroba
umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat
morfologi
dan
fisiologi.
Hal
ini
dikarenakan,
mikrobia
selain
membutuhkan nutrien yang sesuai untuk pertumbuhannya, juga diperlukan
faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan optimumnya.
Faktor- faktor tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Faktor
abiotik meliputi faktor fisik dan kimia lingkungan. Beberapa faktor abiotik
yang perlu mendapat perhatian ialah temperatur, pH, daya logam berat
(daya oligodinamik), sinar gelombang pendek, kelembaban, pengeringan,
dan tekanan osmosis. Sedangkan faktor biotik meliputi assosiasi atau
kehidupan bersama antara mikrobia. Asosiasi ini dalam bentuk sinergisme,
sintropisme, dan antibiose (Jutono, 1980).
Mikrobia dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor fisik, kimia, maupun biologi. Dalam mengatur dan
mengendalikan
mikrobia
maka
harus
mengetahui
faktor
yang
mempengaruhinya. Hal ini terutama faktor dari luar, atau faktor
lingkungan. Faktor ini mempengaruhi mikrobia, baik fisiologi maupun
morfologi. Maka dalam praktikum ini dilakukan percobaan pengaruh
faktor luar terhadap pertumbuhan mikrobia, dalam hal ini adalah bakteri.
Faktor luar yang akan diujikan dan dipelajari dalam percobaan kali
ini adalah pengaruh temperatur, pengaruh logam Cu, pengaruh desinfektan
(HgCl2, HNO3, NHClO, iod, dan alkohol 70%), dan pengaruh antibiotik
(Amphicillin) pada , Chloroxylenol, dan ekstrak serai. Suhu dipelajari
karena bakteri mampu hidup pada kondisi suhu tertentu, pengaruh logam
Cu dalam hal ini mampu merusak pertumbuhan bakteri karena bersifat
toksis terhadap mikrobia. Pengaruh desinfektan dipelajari karena hampir
senyawa kimia mampu menghambat
pertumbuhan mikrobia bahkan
membunuh mikrobia. Pengaruh antiseptik dipelajari karena kemampuan
penggunaan senyawa kimia untuk membunuh dan menekan pertumbuhan
mikrobia.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh suhu (4 ºC, 37 ºC, dan 55 ºC) terhadap
pertumbuhan bakteri Eschericia coli
2. Mengetahui pengaruh suhu (4 ºC, 37 ºC, dan 55 ºC) terhadap
pertumbuhan bakteri Bascillus subtilis
3. Mengetahui pengaruh logam berat
Cu
dan
HgCl2
terhadap
pertumbuhan bakteri Eschericia coli
4.
Mengetahui pengaruh logam berat Cu dan HgCl2 terhadap
pertumbuhan bakteri Bascillus subtilis
5. Mengetahui pengaruh desinfektan (Iod, NaClO, HNO 3, dan alkohol
70% terhadap pertumbuhan bakteri Eschericia coli
6. Mengetahui pengaruh desinfektan (Iod, NaClO, HNO 3, dan alkohol
70% terhadap pertumbuhan bakteri Bascillus subtilis
7. Mengetahui pengaruh Antibiotik (Amphicillin, Chloroxylenol dan
ekstrak serai) terhadap pertumbuhan bakteri Eschericia coli
8. Mengetahui pengaruh Antibiotik (Amphicillin, Chloroxylenol dan
ekstrak serai) terhadap pertumbuhan bakteri Bascillus subtilis
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Fardiaz (1992), pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai
pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme
multiseluler, yang disebut pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per
organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler
( bersel tunggal ) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel. Sifat – sifat fisik,
kimia, dan struktur makanan yang mempengaruhi populasi dan pertumbuhan
mikroorganisme adalah faktor intrinsik. Faktor – faktor tersebut adalah pH, air,
potensi oksidasi – reduksi, kandungan nutrisi senyawa mikroba dan struktuk
biologi. Aktivitas mikroba sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Beberapa
mikroba dapat beradaptasi dengan lingkunganya yang ekstrim namun ada pula
mikrobia yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrim (Waluyo,
2007).
Kehidupan
mikroba
tidak
hanya
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
lingkungan, namun juga mempengaruhi keadaan lingkungan contohnya bakteri
thermogenesis yang akan menimbulkan panas di dalam media tumbuhnya.
Mikroba juga dapat mengubah pH dari medium tumbuhnya dimana perubahan ini
disebut dengan perubahan secara kimia. Faktor lingkungn yang mempengaruhi
hidup mikroba dapat dibagi atas faktor biotik dan fakktor abiotik. Faktor biotik
terdiri dari makhluk hidup atau organisme maupun mikroorganisme, sedangkan
untuk faktor-faktor abiotik terdiri atas faktor-faktor alam atau faktor fisika dan
faktor-faktor kimia baik sintetik atau buatan manusia ataupun secara alami telah
ada atau non sintetik (Dwidjoseputro, 1998). Faktor abiotik terdiri dari :
1. Radiasi
Efek radiasi yang berupa inframerah yang diserap oleh benda dan tidak
dipantulkan, maka ernergi yang relatif rendah tersebut akan dikeluarkan sebagai
panas. Sinar X memiliki daya penetrasi yang cukup kuat, hal ini menyebabkan
pembuatan dan pemecahan gugus hidrogen dari DNA yang berlangsung secara
abnormal dan adanya gangguan struktur dari molekul sederhana. Penyinaran
singkat bersifat mutagen dan karsinogen, penyinaran dalam jangka waktu yang
lebih lama adalah letal (Irianto, 2006)
2.
Tekanan osmotik
Nutrisi yang diperlukan oleh bakteri, diperoleh dari cairan yang berada di sekitar
bakteri oleh karena iktu bakteri membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Bila
tekanan osmotik tinggi maka akan menyebabkan air keluar dari dalam sel bakteri.
Penambahan garam dalam larutan akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga
dapat dipergunakan dalam pengawetan makanan (Radji, 2002).
3. Faktor kimia
Selain dari air, terdapat unsur lain yang penting bagi pertubuhan mikroorganisme
yaitu unsur kimia anatara lain karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, dan unsur
kelumit( Cu, Zn, dan Fe) (Radji, 2002).
4. Temperatur
Temperatur merupakan faktor yang penting. Beberapa mikroba dapat hidup pada
daerah temperatur luas, sedang, dan jenis lainnya. Namun, umumnya mikroba
dapat hidup dengan batas temperatur biologi kehidupan mikroba antara 0o C –
90oC. Pada setiap bakteri memliki temperatur minimum, temperatum optimum
dan temperatur maksimum. Temperatur maksimum merupakan temperatur
terendah bagi mikroba untuk dapat melakukan kegiatan hidupnya. Temperatur
optimum merupakan temperatur terbaik bagi mikroba untuk melakukan kegiatan
hidupnnya. Temperatur maksimum merupakan temperatur tertinggi bagi mikroba
untuk dapat melakukan kegiatan hidupnya (Radji, 2002).
5. pH
pH merupakan derajat keasaman dari suatu larutan. Umumnya bakteri tumbuh
optimum pada pH 6,5-7,5. Hanya sedikit bakteri yang dapat tumbuh pada pH
asam (