Effendi Matematika SMK Reposisi Terintegrasi
REPOSISI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK
Dr. Moh. Mahfud Effendi
Dosen Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Malang
e-mail: effendimahfud4@gmail.com
SMK merupakan sekolah yang unik dan berbeda dengan SMA. Oleh karena itu pembelajaran matematika di SMK
juga harus berbeda dengan SMA, dan bahkan materi ajar matematika antara program keahlian yang satu dengan
lainnya juga harus berbeda, karena memang kebutuhannya yang berbeda. Dari beberapa penelitian yang penulis
lakukan ditemukan bahwa pengembangan kurikulum matematika di SMK menganut azas supply driven, tidak
terintegrasi dengan tujuan program keahliannya, sehingga cendrung overload dan overlap materi ajar. Dampaknya
adalah pengembangan bahan ajar tidak fokus pada materi yang penting dan dibutuhkan, pembelajaran menjadi tidak
kontektual, tidak menarik, dan kurang bermakna sehingga pemahaman siswa terhadap matematika dan program
keahliannya menjadi kurang optimal. Matematika bukan sekedar alat untuk menyelesaikan masalah tetapi harus
berfungsi sebagai alat bantu visual belajar, pembentukan pola pikir yang nyata, dan, menumbuhkan sikap positif bagi
siswa SMK agar mampu dan mudah beradaptasi. Sifat dan kemampuan beradaptasi ini harus dimiliki oleh siswa SMK
agar mereka kritis, kreatif, dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan jaman dan dunia kerja.
Kata kunci: Matematika SMK, Reposisi, dan Terintegrasi
Selama ini pembelajaran matematika di
A. Pendahuluan
Akhir-akhir ini Full Day School (FDS),
SMK banyak dipengaruhi oleh Ujian Nasional
Program Pendidikan Karakter (PPK), dan Lima
(UN), tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri
Hari Sekolah (LHS) menjadi trending topic di
(DuDi), tuntutan kecirian sekolah serta tuntutan
Indonesia. Terlepas dari pro dan kontra,
atau kepentingan lain yang bersifat pragmatis.
program pemerintah tersebut merupakan suatu
Banyaknya tuntutan ini berdampak pada beban
dinamika pendidikan yang harus dipahami
jumlah jam pelajaran perminggu, banyaknya
secara substansi sebagai suatu upaya untuk
ketrampilan yang harus dilatihkan, dan bahkan
menjadi lebih baik. Karena kita yakin bahwa
terjadi overload dan overlap materi ajar dalam
kemenangan pergumulan dan persaingan di
proses pembelajarannya [9]. Bisa dipastikan
masa depan tidak hanya berpihak pada mereka
bahwa kurikulum matematika di SMK hanya
yang memiliki prestasi akademik tetapi juga
berisi kumpulan materi dan aktivitas saja, tidak
berpihak pada mereka yang berkarakter. Oleh
fokus pada materi ajar yang dibutuhkan, tidak
karena itu pemerintah sebagai penanggung
koheren dan sulit diimplementasikan di kelas
jawab harus terus
baik secara vertikal maupun horizontal [2,24],
dan
berbenah, mengantisipasi,
mempersiapkannya
dengan
berbagai
program termasuk FDS, PPK, dan LHS. Tetapi
harus
disadari
bahwa
program
berdampak pada pengembangan
serta jauh dari pembelajaran bermakna [10].
Pada
dasarnya
tujuan
pembelajaran
tersebut
matematika di SMK tidak bisa lepas dari tujuan
kurikulum
penyelenggaraan pendidikan SMK [6,14,19,33].
[2,5,21], serta peran dan fungsi pembelajaran
Tujuan
matematika di SMK.
terintegrasi dengan tujuan program keahliannya,
pembelajaran
matematika
harus
SemNasMat 2017 1
atau bahkan berkorelasi dengan pelajaran lain
menyiapkan siswanya untuk bekerja [6,14,21].
sehingga secara bersama-sama mendukung atau
SMK lahir pada jaman Mesir Kuno sekitar 2000
menopang
program
tahun SM [1], dimana pendidikannya bersifat
kehliannya [2,10,12,15]. Untuk itu pengembang
non-akademik dengan sistem magang sesuai
kurikulum dan pembelajaran matematika di
dengan pekerjaan atau karir tertentu [8]. Lambat
SMK perlu melakukan needs assesment agar
laun seiring perkembangan jaman dan iptek
materi ajar dan proses pembelajarannya mampu
yang sangat cepat, maka siswa SMK harus
memenuhi kebutuhan dan mendukung program
dibekali dengan ketrampilan intelektual yang
keahlian [9,12,19,25,29,32].
tinggi melalui pola berpikir kritis, sistimatis,
pencapaian
tujuan
Berdasarkan konteks persoalan tersebut
kreatif, dan produktif [21,27]. Hal tersebut
maka tujuan pembelajaran matematika di SMK
sebagai antisipasi atas kebutuhan tenaga kerja
harus
yang sangat variatif spesifik, peningkatan daya
dikembalikan
pada
posisi
yang
sebenarnya, walaupun proses reposisi ini tidak
saing,
mudah secara teoritis apalagi secara praktis.
menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Pergeseran orientasi tujuan penyelenggaran
serta
Tujuan
berani
SMK
dan
harus
kreatif
sejalan
dalam
dengan
SMK menjadi penyebab utamanya dan diikuti
perkembangan dunia kerja [6,13,14,15,21,33].
oleh
pemenuhan
Untuk itu Kurikulum SMK perlu diselaraskan
keinginan yang selalu diwujudkan dalam bentuk
dengan perkembangan kebutuhan DuDi, ipteks,
mata
[9,19].
dan budaya. Lulusan SMK diharapkan dapat
Pertanyaannya adalah bagaimana seharusnya
bekerja baik sebagai wiraswastawan maupun
pembelajaran matematika di SMK. Untuk itu
sebagai pegawai unit DuDi. Untuk tujuan
maka harus dikaji lebih mendalam tentang apa
tersebut, SMK dihadapkan pada 3 pendekatan
tujuan utama penyelenggaraan SMK, apa fungsi
terkait dengan ketenagakerjaan: 1) educational
dan tujuan diajarkannya matematika di SMK,
through work, 2) educational about work, dan 3)
apa
dalam
educational for work [21]. Ketiga pendekatan
menentukan standar isi matematika untuk SMK,
ini tentu memiliki orientasi yang berbeda dan
teori belajar apa yang harus dikembangkan
berpengaruh
untuk
pengembangan kurikulum menganut azas supply
penyebab
lain, misalnya
pelajaran
saja
dalam
yang
SMK
ke
harus
kurikulum
diperhatikan
depan,
serta
bagaimana
SMK atau Vocational High School atau
dikenal
Biasanya
pendekatan tersebut dengan lebih menonjolkan
B. Tujuan SMK
umum
kurikulumnya.
driven merupakan wujud kombinasi dari ketiga
implementasi dan evaluasinya.
lebih
pada
sebagai
Vocational
Education, berkembang pesat di Eropa sebagai
pendidikan tradisional yang tujuannya adalah
pada educational for work. Hal inilah yang
membuat sebagian besar lulusan SMK kurang
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
dan perkembangan iptek, mereka sulit dilatih
SemNasMat 2017 2
kembali, dan kurang bisa mengembangkan diri
Tabel 1: Perubahan Orientasi Pendidikan Kejuruan di
Indonesia Mulai 1964 – Sekarang [16]
[23]. Temuan ini mengindikasikan bahwa
pembelajaran di SMK belum banyak menyentuh
No
atau mengembangkan kemampuan adaptasi
1.
2.
siswa, kompetensi yang mereka miliki belum
3.
sesuai dengan tuntutan dunia kerja sehingga
sebagian besar lulusan SMK di Indonesia tidak
4.
bisa diserap di lapangan kerja [28]. Sampai pada
Februari 2016, angka pengangguran tercatat
5.
sebesar 7.02 juta, ternyata yang terbanyak
adalah lulusan SMK dibanding dengan lulusan
Diploma, SMA, universitas, SMP, dan SD [30].
Secara umum SMK harus merespon dua
6.
Orientasi/
pendekatan
1964-1968 STM, SMEA
Social demand
1972-1973 STM Pembangunan, Manpower demand
SMEA
1976
STMP, SMTK 4 th, Social and
SMEA, STM-BLPT, manpower demand
SMKK, SMPS, SMM,
SMIK, SMSR
1984
STMP, SMTK,
Humanism
SMEA, STM-BLPT,
SMKK, SMPS, SMM,
SMIK, SMSR
1994
STM, SMEA
Competency and
broad based
curriculum
1999 SMK
Market driven,
sekarang
competency,
broad based
curriculum
Tahun
Nama
hal yang berlawanan. Pertama, SMK harus
Perubahan orientasi tersebut berdampak
inovatif progresif yang mengembangkan konten,
pada orientasi pengembangan kurikulumya,
sikap kerja, ketrampilan komunikasi, serta
perubahan
pengetahuan matematika dan sain. Kedua,
keahliannya. Untuk itu perlu pengelompokan
bahwa SMK didikte oleh ekonomi rasionalis
program keahlian menjadi bidang keahlian
yang menyeleksi (sorting dan ranking) siswa
sesuai dengan kelompok bidang industri/usaha/
sebagai pekerja produktif [21]. Kondisi inilah
profesi yang ada. Pada Tahun 2008, pemerintah
yang
penyelenggaraan
menetapkan Spektrum Keahlian Pendidikan
Pendidikan SMK di Indonesia mengalami
Menengah Kejuruan, yang mengatur tentang
perubahan dan perkembangan. Secara historis,
pengusulan dan penentuan program keahlian di
SMK di Indonesia berakar pada pendidikan
SMK. Spektrum ini memuat 6 bidang studi
kejuruan zaman penjajahan Belanda. Sekolah
keahlian, 40 program studi keahlian, dan 121
kejuruan pertama di Indonesia didirikan Tahun
kompetensi keahlian[18]. Menyadari pentingnya
1853 oleh pemerintah Belanda dengan nama
dan kebutuhan tiap program keahlian terhadap
Ambachts School van Soerabaia (Sekolah
matematika berbeda-beda, maka pemerintah
Pertukangan Surabaya) yang diperuntukkan bagi
melaui keputusan tersebut juga menetapkan dan
anak-anak
[16].Dalam
mengelompokkan matematika SMK menjadi
perkembangannya terus mengalami evolusi
tiga kelompok dengan alokasi waktu yang
orientasi dan pendekatan penyelenggarannya,
berbeda, dengan harapan fungsi dan peran
mulai dari social demand sampai pada market
pembelajaran matematika lebih optimal.
membuat
Indo
orientasi
dan
Belanda
nama
sekolah,
dan
program
driven atau supply driven.
SemNasMat 2017 3
Tabel 2: Pengelompokan dan Alokasi Jumlah Jam
Pelajaran Matematika di SMK [18]
Matematika Kelompok Bidang
Keahlian
Seni, Pariwisata, dan Teknologi
Kerumahtanggaan
Sosial, Administrasi perkantoran,
dan Akuntansi
Teknologi, Kesehatan, dan
Pertanian
NO
1.
2.
3.
perubahan baik di masyarakat, lingkungan kerja,
Alokasi
Waktu
330
516
Pengelompakan tersebut mempunyai arti
bahwa matematika harus diajarkan di SMK,
tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan
setiap program keahliannya. Tujuan akhir dalam
pembelajarannya haruslah mempunyai tujuan
yang sama yaitu mengajarkan bagaimana agar
mampu
beradaptasi
dan
sanggup
menghadapi perubahan yang selalu berkembang
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran
rasional, cermat, kritis, dan kreatif [3,22,24,28].
Melalui
pola
pikir
matematis
tersebut
diharapkan mereka mudah mempelajari ilmu
lain, memaknai kehidupan sehari-hari secara
benar, dan sukses dalam bidang pekerjaannya.
Oleh
karena
pembelajaran
itu,
harus
matematika
disadari
di
SMK
bahwa
bukan
sekedar mempelajari angka atau bilangan, tidak
hanya
sebagai
alat,
bahasa,
dan
ilmu
pengetahuan, tetapi yang tak kalah penting
adalah sebagai pembentukan pola pikir [3,29]
Sifat dan kemampuan beradaptasi ini harus
dimiliki oleh siswa SMK agar mereka mampu
diri
belajar dan pembentukan pola pikir yang nyata
bagi siswa agar mampu dan mudah beradaptasi.
Melalui fungsi tersebut diharapkan siswa
SMK mampu mengetahui hubungan antara
materi matematika dengan materi program
keahliannya, sehingga belajar matematika dapat
meningkatkan kompetensi matematis yang ada
dalam
diri
pemahaman,
siswa,
pemecahan
seperti
kompetensi
masalah,
berpikir
kritis, komunikasi, koneksi, penalaran adaptif,
dan sikap produktif [3,9,24,29]. Penalaran
adaptif merupakan kemampuan beradaptasi
dengan mengedepankan berpikir logis dalam
merefleksikan, menjelaskan, dan menjustifikasi
termasuk kemampuan menduga atau konjektur,
sehingga mereka dapat memberikan alasan/bukti
terhadap suatu pernyataan yang mereka buat,
menemukan pola atau gejala matematis, dan
menarik kesimpulan. Penalaran adaptif ini tidak
hanya mencakup pertimbangan dan penjelasan
informal tetapi juga penalaran induktif dan
intuitif berdasar pada contoh serta pola-pola
yang dimilikinya. Penalaran adaptif lebih luas
dari penalaran deduktif maupun induktif [27].
agar mampu beradaptasi.
menyesuaikan
perkembangan ipteks [21,28]. Oleh karena itu,
matematika berfungsi sebagai alat bantu visual
403
C. Tujuan dan Fungsi Matematika di SMK
siswa
dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan
terhadap
perubahan.
Pembelajaran matematika di SMK haruslah
memberikan dasar pengetahuan yang luas dan
kuat agar siswa mampu beradaptasi terhadap
Oleh karena itu, kemampuan penalaran adaptif
ini wajib dimilik oleh siswa SMK agar mereka
memiliki kapasitas berpikir logis yang mampu
menghubungkan antar konsep dan situasi.
Kompetensi-kompetensi tersebut akan sangat
mudah dicapai jika siswa memiliki sikap
SemNasMat 2017 4
produktif,
yaitu
sikap
positif
terhadap
isi matematika SMK sudah ditetapkan dengan
matematika bahwa matematika sebagai sesuatu
model top down. Model ini menganut paham
yang masuk akal dan berguna.
keseragaman dan keharusan bukan keberagaman
dan kebutuhan. Dalam banyak kasus model ini
D. Standar Isi Matematika SMK
Materi matematika apa saja yang harus
diajarkan di SMK?. Pertanyaan ini sangat
penting karena terkait dengan standar isi
matematika untuk SMK. Standar isi matematika
dapat diartikan sebagai deskripsi dari materi
matematika apa yang harus diajarkan dan
bagaimana memperolehnya [24,29]. Standar
sulit terimplementasi dengan baik di lapangan
khususnya di SMK [10,12]. Sebagai sekolah
yang
unik
dan
khusus
[5,17,33],
SMK
memerlukan kurikulum matematika yang sesuai
dengan kebutuhan program keahliannya. Untuk
itu, pengembangan kurikulum di SMK harus
terintegrasi [4,9,13,15].
matematika merupakan kreteria minimal tentang
D.1. Kurikulum Terintegrasi Model Piramida
materi matematika yang harus dikuasai oleh
Secara umum, pelajaran di SMK dapat
siswa SMK yang diberlakukan di program
dibedakan menjadi mata pelajaran wajib dan
keahlian tertentu dan di wilayah tertentu [28].
program keahlian [27]. Berdasarkan muatan isi
Standar diperlukan untuk menghasilkan lulusan
dan kajiannya dapat dikelompokkan manjadi 5
yang
kelompok
memiliki
kemampuan
berpikir
dan
besar
yaitu:
program
peahlian,
penalaran matematis yang digunakan sebagai
Matematika,
dasar pengetahuan keterampilan matematika.
Pengembangan kurikulum SMK dapat dilakukan
Standar
dan
melalui pengorganisasian SKL termasuk di
disajikan harus menggambarkan keterhubungan
dalamnya KD, indikator, dan standar isi [27],
antara
dengan
dimana SKL pelajaran wajib harus menopang
kompetensi yang diiinginkan baik kompetensi
dan terintegrasi dengan SKL program keahlian.
matematika
program
Empat pelajaran wajib yaitu Matematika, IPA,
keahliannya. Oleh karenanya standar isi ini
IPS, dan Bahasa hendaknya saling berkorelasi
harus menyeluruh dan terintegrasi.
dan menjadi dasar kekuatan untuk menopang
matematika
pemahaman
Standar
maupun
isi
yang
ditetapkan
matematika
kompetensi
matematika
yang
IPA,
IPS,
dan
Bahasa.
harus
tercapainya SKL program keahlian. Pengikat
dipelajari siswa menengah adalah: bilangan dan
SKL pelajaran wajib tersebut pada setiap jenjang
operasi bilangan, aljabar, geometri, pengukuran,
kelasnya (1, 2, dan 3) adalah SKL program
serta analisis data dan probabilitas [24]. Tentu
keahlian pada masing-masing jenjang kelas yang
saja standar isi yang diajarkan pada masing-
bersangkutan.
masing program keahlian, dan kelas/jenjang
hubungan antar pelajaran wajib dengan program
berbeda ruang lingkup, urutan, jumlah jam, dan
keahliannya membentuk piramida [11].
Dari
uraian
tersebut
maka
penekanannya. Pada Kurikulum 2013, standar
SemNasMat 2017 5
sama
Program
Keahlian
dengan
cara
penentuan
materi
ajar
matematika di atas. Sehingga hubungan IPA,
3
IPS, dan Bahasa terhadap program keahlian
2
masing-masing juga ditunjukkan oleh bidangbidang segitiga.
1
Bahasa
2
1
2
Matematika
2
1
3 IPA
Hubungan antara matematika, IPA, IPS,
1
1
2
3
3
dan Bahasa merupakan hubungan korelasi atau
IPS
bisa juga separasi tergantung dari materi ajarnya.
Gambar 1: Kurikulum Terintegrasi “Model Piramida”
Dalam gambar di atas terdapat 5 titik
Hubungan keempat mata pelajaran wajib ini
ditunjukkan
oleh
bidang
segi-empat
(alas
sudut, yaitu Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa
piramida) yaitu Matematika-Bahasa-IPA-IPS.
membentuk segi-empat sebagai alas piramida,
Bidang segiempat ini menunjukkan banyaknya
sedangkan Program Keahlian sebagai titik
materi/KD yang dibutuhkan SKL program
puncaknya. Sumbu Matematika (O-Matematika)
keahlian selama proses pendidikan. Sedangkan
terdiri
ajar
volume piramida yang dibentuk oleh kelima
matematika mulai kelas 1 sampai 3 yang
kelompok mata pelajaran tersebut merupakan
dibutuhkan siswa SMK untuk menguasai SKL
beban belajar siswa SMK untuk menguasai dan
program keahlian. SKL, KD, indikator, materi
SKL program keahlian yang dipilihnya.
ajar matematika ini tidak boleh overlap dan
D.2. Prosedur Pengembangan
SKL,
KD,
indikator,
materi
overload, oleh karena itu harus diurutkan
Kegiatan utama pengembangan kurikulum
berdasarkan hirarki matematika dan urutan
terintegrasi Model Piramida adalah melakukan
kebutuhan
dan
identifikasi tujuan, menentukan SKL, KD, dan SI
didistribusikan dalam semester serta ditentukan
program keahlian dan urutannya. Sedangkan
kebutuhan alokasi jam pelajarannya. Penentuan
kegiatan pengembangan kurikulum matematika
jumlah jam pelajaran yang dibutuhkan SKL
SMK adalah melakukan identifikasi tujuan dan
matematika tersebut tentu harus berdasarkan
SKL matematika sesuai dengan kebutuhan
alokasi jam efektif, banyaknya materi yang harus
program
diajarkan, dan tingkat kesulitan materi ajar.
matematika menjadi KD, SI, dan SP harus
Demikian juga dengan IPA, IPS, dan Bahasa.
mempertimbangkan muatan kurikulum nasional,
Hubungan antara pelajaran matematika dengan
kisi-kisi UN, dan referensi yang relevan. SKL,
program keahlian ditunjukkan oleh bidang
KD, dan SI diurutkan berdasarkan hirarki
segitiga
Keahlian).
matematika serta berdasarkan urutan SKL, SI,
Proses penentuan materi yang dibutuhkan siswa
dan KD program keahlian. Setelah proses
SMK terhadap IPA, IPS, dan Bahasa adalah
pengurutan dan menentukan cakupan SKL, KD,
SKL
program
keahlian,
(O-Matematika-Program
keahlian.
Pengembangan
SKL
SemNasMat 2017 6
dan SI matematika, maka proses berikutnya
Matematika SMK Tata Busana. Pengembangan
adalah menentukan alokasi dan sebaran jumlah
ini merupakan hasil penelitian penulis pada tahun
jam matematika ke dalam semester. Secara
2013. Proses pengembangannya berdasarkan
umum prosedur pengembangan bahan ajar
Model Piramida dengan prosedur seperti di atas,
matematika SMK dapat digambarkan sebagai
tetapi pada kesempatan ini hanya dibahas
berikut [11].
pengembangan SI saja, dengan tahapan berikut.
Kurikulum
SMK
(Nasional)
Kurikulum
Model
Piramida
Tahap pertama yaitu orientasi. Tujuan
Analisis
Kebutuhan (SKL,
indikator, materi,
sumber belajar)
tahapan awal ini adalah menentukan profil
lulusan SMK Program Tata Busana. Proses ini
Kurikulum
Matematika
SMK
DuDi
Matematika
SMK
Implementasi
dan Revisi
untuk menentukan komitmen bersama tentang
profil yang diinginkan. Ada beberapa hal yang
Realisasi
Penyususnan
Kurikulum
Penyususnan
Peta (organisasi)
dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan
profil ini, yaitu kurikulum nasional, DuDi,
UN
Matematika
Menentukan
Desain dan
Struktur
Tahap
Orientasi
bisa dilakukan melalui FGD atau Teknik Delphi
Tahap
Pengembangan
Monitoring
dan feedback
(evaluasi dan
revisi)
Matematika untuk SMK, UN Matematika,
kurikulum riil, SWOT sekolah, kebijakan dan
peraturan yang berlaku, dan sejenisnya.
Tahap
Implementasi
Tahap kedua yaitu analisis kebutuhan
Program Tata Busana terhadap SKL Matematika.
Setelah profil lulusan Tata Busana ditetapkan
Gambar 2: Prosedur Pengembangan Matematika SMK [11]
termasuk di dalamnya SKL, KD, indikator, SI,
Untuk memperoleh SI matematika yang
menopang SKL keahlian, maka harus melakukan
analisis SKL, KD, dan SI matematika yang
dibutuhkan dan sumber belajar yang digunakan.
Oleh karena itu, tahapan pengembangan SI dapat
dikelompokan menjadi empat kegiatan, yaitu
analisis terhadap kebutuhan SKL, melakukan
pemetaan, menentukan desain dan struktur
pengembangan SI, serta merealisasikannya yaitu
berupa rancangan pembelajaran.
D.3. Contoh Baik
Untuk memberikan pemahaman yang
dimaksud, berikut contoh pengembangan SI
cakupan, dan urutannya, maka berikutnya adalah
menentukan SKL Matematika yang dibutukan.
Proses ini lebih efisien dan efektif jika
menggunakan FGD.
Tabel 3: SI dan SKL Matematika SMK Tata Busana
[26,27,28]
No SI/SKL
1. Aljabar
1.1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi bilangn real
1.2. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
1.3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
konsep himpunan
1.4. Menyelesaikan mslh program linear
2. Geometri
1.1. Memecahkan masalah bangun datar dan ruang
3. Statistika dan probabilitas
3.1. Menerapkan konsep statistika dan probabilitas
dalam pemecahan masalah
SemNasMat 2017 7
Tahap ketiga yaitu tahap menentukan SI
dengan pelajaran lain yeng terkait dengan
Matematika, ruang lingkup, dan urutannya.
matematika. Harus disadari bahwa langsung atau
Berdasarkan
tidak
SKL
Matematika
pada
tabel
langsung
ada
pelajaran
lain
yang
tersebut maka harus ditentukan SI (materi ajar),
membutuhkan matematika, baik itu matematika
ruang lingkup, dan urutannya. Tujuannya adalah
sebagai alat, pembentuk pola pikir atau bahkan
agar tidak terjadi overload dan overlap materi
pembentuk
ajar dalam pelaksanaan pembelajarannya. Urutan
digambarkan
distribusi
penyampaian materi harus mempertimbangkan
persemester
berdasarkan
urutan SKL Tata Busana, hirarki matematika,
Program Keahlian Tata Busana.
karakter.
Berikut
SKL
ini
hanya
Matematika
kebutuhan
SKL
dan SKL pelajaran lain yang terkait dan
membutuhkan matematika. Proses ini menjadi
SMT
SKL Program Keahlian
Tata Busana
tidak mudah karena pembelajaran Program
Keahlian Tata Busana menggunakan sistem blok
1
1. Menggambar busana
terjadi pengulangan atau loncat-loncat SKL/KD/
2. Membuat pola
3. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi himpunan
3. Memilih bahan baku
4. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linier
2
SKL Program Keahlian Tata Busana baik urutan,
sebaran, dan jumlah jamnya
3
Tabel 4: Perbedaan SKL dan Jumlah jam Tata Busana
Kurikulum Lama dan Baru [7,9]
No Urutan SKL Lama
Jml Urutan SKL Baru
Jml
Jam
Jam
1. Menggambar busana 60 Menggambar busana 80
2. Membuat pola
250 Membuat pola
250
3. Membt busana wanita 350 Memilih bahan baku
44
4. Membuat busana pria 120 Membut busana wanita 350
5. Membuat busana anak 60 Membuat busana pria 120
6. Membuat busana bayi 50 Membuat busana anak 60
7. Memilih bahan baku 44 Membuat busana bayi 50
8. Membuat hiasan
60 Menentukan harga jual 40
9. Mengawasi mutu
50 Mengawasi mutu
50
busana
busana
Jumlah jam
1044
10444
Tahap keempat adalah tahap sinkronisasi
SKL dan jumlah jam pelajaran Matematika.
1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi bilangan real
2. Memecahkan masalah bangun datar dan ruang
(tailoring berbasis produk). Hal ini berakibat
indikator. Solusinya adalah menyusun ulang
SKL Matematika
4. Membuat busana wanita
5. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
6. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
matriks
5. Membuat busana pria
4
7. Menyelesaikan masalah program linier
6. Membuat busana anak
7. Membuat busana bayi
5
8. Menghitung harga jual
6
9. Pengawasan mutu busana
8. Menerapkan konsep statistika dalam pemecahan
masalah
9. Memecahkan maslaah berkaitan dengan probabilitas
Gambar 3: Pemetaan SKL Matematika [9]
Hasil pengembangan SKL Matematika
dan urutannya tersebut berbeda dengan yang
lama. Hal tersebut karena urutan SKL Tata
Setelah SKL Tata Busana dan urutannya
Busana dapat diubah. Selain itu materi
ditetapkan sebagai hasil tahap ketiga di atas,
ajarnya juga berbeda yang disesuaikan
maka berikutnya adalah mengidentifikasi ulang
dengan kebutuhan SKL Tata Busana yang
SKL matematika yang dibutuhkan termasuk
SemNasMat 2017 8
baru. Perbedaan tersebut dapat digambarkan
SMT
Alokasi Jam
per- SKL
SKL Matematika
seperti berikut.
SMT
1
2
3
4
SKL Matematika Kurikulum Lama
SKL Matematika Kurikulum Baru
1
1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi bilangan real
36
2. Menyelesaikan masalah bangun datar dan ruang
36
3. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi himpunan
39
4. Menyelesaikan msalah berkaitan dengan persamaan
dan pertidaksamaan linier
33
5. Menerapkankonsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
35
6. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
matriks
25
Alokasi Jam
per-SMT
72
1. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi bilangan real
1. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi bilangan real
2. Memecahkan masalah brkaitan dgn sistem
pers dan pertdksamaan linier dan kuadrat
2. Menyelesaikan masalah bangun datar dan
ruang
3. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep matriks
3. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi himpunan
4. Menyelesaikan masalah program linier
4. Menyelesaikan msalah berkaitan dengan
persamaandan pertidaksamaan linier
5. Menentukan kedudukan jarak, besar sudut
yg melibatkan titik, bidang, ruang dlm R2
5. Menerapkankonsep barisan dan deret
dalam pemecahan masalah
4
7. Memecahkan masalah program linier
30
30
6. Menerapkankonsep barisan dan deret
dalam pemecahan masalah
6. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep matriks
5
8. Menerapkankonsep statistika dalam pemecahan
masalah
72
72
7. Menerapkanperbandingan, fungsi, persaman , dan identitas trigonometri dalam
pemecahan masalah
7. Memecahkan masalah program linier
6
9. Memecahkan maslaah berkaitan dengan probabilitas
24
24
2
3
72
60
Total Alokasi Jumlah Jam Pelajaran
5
8. Menerapkanaturan konsep statistika
dalam pemecahan masalah
8. Menerapkankonsep statistika dalam
pemecahan masalah
330
Gambar 5: Sebaran SKL dan Jumlah Jam Matematika SMK
Tata Busana Persemester [9]
9. Memecahkan masalah berkaitan dengan
probabilitas
6
Gambar 4: Perbandingan SKL Matematika dan Urutannya
antara Kurikulum Lama dan Baru [9,26,27]
Pengembangan
kurikulum
Matematika
SMK Tata Busana berdasarkan Model Piramida,
menghasilkan SKL dan SI Matematika sesuai
program keahliannya. Selain itu jumlah jam
pelajarannya sesuai dengan jumlah jam pelajaran
minimal yang disarankan dalam kurikulum
nasional.
Dengan
demikian,
pembelajaran
matematika dengan problem solving berbasis
keahlian akan meningkatkan minat, berpikir
kitis, kreatif, dan adaptif siswa SMK. Berikut
adalah distribusi SKL dan jam matematika
persemester
yang
merupakan
posisi
SKL
matematika dalam pembelajaran Tata Busana.
D.3. Curriculum Mapping
Kurikulum SMK berkembang dan akan
berubah seiring dengan perkembangan dan
kebutuhan pekerjaan [6,9,20]. Apabila kurikulum
berubah maka kurikulum yang lama tidak harus
diganti atau dibuang, tetapi cukup melakukan
redesain kurikulum [17,20]. Redisain kurikulum
dilakukan dengan mendesain ulang kurikulum
lama yang out up date dengan kurikulum baru
berdasarkan
kebutuhan
dan
perkembangan
pekerjaan di masyarakat. Tetapi yang harus
diingat adalah redesain ini
bukan
berarti
membuang kurikulum lama.
Curriculum mapping [31] menghasilkan
kompetensi teori, praktik, dan umum yang baru
yang harus dimiliki siswa SMK melalui modul
SemNasMat 2017 9
yang harus dipelajari. Kemudian melakukan
pekerja yang dibutuhkan. Oleh karena itu, tujuan
distribusi bahan ajar, baik dalam bentuk urutan
pendidikan
penyampaian materi, urutan mata pelajaran, dan
menyiapkan siswa untuk bisa bekerja, tetapi juga
distribusi pada jenjang tingkatan kelas [9].
mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.
E. Penutup
F. Rujukan
Reposisi pembelajaran matematika
SMK
harus
dilakukan
seiring
di
dengan
perkembangan kebutuhan jaman dan pekerjaan.
Tetapi banyaknya kepentingan berdampak pada
overload dan overlap materi ajar, bergesernya
orientasi pembelajaran, dan tentu menyulitkan
proses reposisi. Salah satu caranya adalah
mengembalikan tujuan dan fungsi pembelajaran
matematika di SMK, melalui pengembangan
kurikulum Model Piramida [11].
Pengembangan kurikulum Model Piramida
mendasarkan diri pada tujuan dan fungsi
matematika di SMK serta terintegrasi dengan
tujuan
program
problem
solving
keahliannya.
dan
Pembelajaran
belajar
bermakna
merupakan salah satu pilihan dalam tataran
implementasi.
Selain
dapat
meningkatkan
kemampuan terhadap kompetensi matematika
dan program keahliannya, pembelajaran ini dapat
menumbuh-kembangkan berpikir kritis, adaptif,
dan kreatif [22].
Selama ini pembelajaran di SMK masih
bersifat separatif dan universal. Sehingga wajar
jika kemampuan dan ketrampilan siswa SMK
belum
memenuhi
kompetensi
kerja
yang
diharapkan, dan berdampak pada pengangguran.
Salah satu penyebab adanya pengangguran
adalah jumlah pelamar lebih banyak dari jumlah
SMK
seharusnya
tidak
hanya
[1].
Ana, dkk. (2010). Sejarah Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan. http:file.upi.edu.
[2]. Beane, James A. (1997). Curriculum
Integration; Designing the core of
democratic Education. New York and
London: Teachers College Press.
[3]. Bell, F.H. (1978). Teaching and Learning
Mathematics (In Seconadry Schools).
USA: Wm.c.Brown Company Publishers.
[4]. Berke, Melissa K. (2009). Curriculum
Integration: A two-way street. General
Music Today. Reston: Fall 2000. Vol. 14,
Iss.1;pg.9,4pgs. http://proquest.umi.com
[5]. Bowers, Helen. (2006). Curriculum
Design in Vocational Education. Fully
refereed paper for the Australian
Association for Research in Edu-2006
Conference 26-30 Nov.2006, Adelaide
[6]. Deen, LIU. (2001). Characteristics of
Curriculum
in
Higher
Vocational
Education:
Journal Vocational and
Technical Education; 2001-16
[7]. Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi
Nasional Bidang Keahlian Busana
“Cuctom-Made”.
Digandakan
oleh:
Bagian Proyek Sistem Pengembangan
Sertifikasi dan Standarisasi Profesi Tahun
Anggaran 2004.
[8]. Djohar, A. (2007). Pendidikan Kejuruan
dalam Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis
Ilmu Pendidikan. Bandung: UPI Press.
[9]. Effendi,
Moh
Mahfud.
(2013).
Pengembangan Kurikulum Matematika
sebagai Mata Pelajaran Adaptif Program
Tata Busana SMKN 3 Probolinggo. Jurnal
Penelitian Pendidikan 1412-565X Edisi
khusus Februari 2013 hal 43-60
[10]. Effendi, Moh Mahfud. (2014). Alternatif
Model Organisasi Kurikulum Matematika
SMK. Jurnal HIPKIN: Inovasi Kurikulum,
ISSN: 1829-6750 Volume 01 Maret 2014;
hal 123-135.
SemNasMat 2017 10
[11]. Effendi, Moh Mahfud. (2015). Model
Pengembangan Kurikulum Matematika
SMK. Seminar Nasional PendMatematika.
Pascasarjana Pend Matematika UMM.
Malang, 1 Agustus 2015.
[12]. Effendi, Moh Mahfud. (2016). Analisis
Pengembangan Bahan Ajar Matematika
SMK. Seminar Nasional Pendidikan
Matematika 2016; Penguatan Peran Pend.
Matematika dalam Meningkatkan Kualitas
Bangsa; hal 103-106.
[13]. Fang, LI Ju, and Zheng, ZHOU Jian.
(2010).
The
construction
and
implementation
of
work-integrated
learning "Three Policy" model in the
vocational college of mapping class:
Journal Science of Surveying and
Mapping; 2010-05
[14]. Finch, CR and Crunkilton, JR. (1979).
Curriculum Development in Vocational
and Technical Education: Planning,
Content, and Implementation. Boston:
Allyn and Bacon.
[15]. Fogarty. (1991). How to Integrate The
Curricula: The Mindful School. Palatine,
Illinois: Skylight Publishing, Inc.
[16]. Hadiyanuar. 2011. Sejarah Pendidikan
Kejuruan di Indonesia.http://hadiyanuar.
wordpress.com.
[17]. Karseth, Berit. (2006). Curriculum
Restructuring In Higher Education After
The Bologna Process: A New Pedagogic
Regime. This article is a revised version
for this monograph of a paper presented at
The Third Conference on Knowledge and
Politics at the University of Bergen.
Journal: Revista Española de Educación
Comparada, 12 (2006), 255-284
[18]. Keputusan Dirjen Mandikdasmen Nomor
251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
[19]. Longstreet,W.S. (1993). Curriculum for a
New Millenium. Boston; Allyn & Bacon.
[20]. Lu Hong. (20090. Thought and Practice on
Curriculum Reform in Higher Vocational
Colleges: Journal of Anhui Vocational &
Technical College;2009-01, [CateGory
Index]: F830-4;F712.3
[21]. McNeil.(2006). Contemporary Curriculum
in Thought and Action. USA: John Wiley
& Sons.
[22]. Ministry of Education Singapore. (2009).
The Singapore Model Method for
Learning Mathematics. Singapore: EPB
Pan Pacific.
[23]. Muslim. (2007). Pendidikan Kejuruan di
Indonesia. Tersedia: www.tutomu.files.
wordpress.com.
[24]. National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM). (2000). Principles
and Standards for School Mathematics.
The National Council of Teachers of
Mathematics, Inc.
[25]. Oliva, Peter F. (1991). Developing
Curriculum, A Guide to , Principles and
Process. New York: Harper & Publisher.
[26]. Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah
Aliyah Kejuruan.
[27]. Permendikbud RI Nomor 70 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMK/MAK Kurikulum 2013
[28]. Pusdiknakes. (2010). Kurikulum SMK.
http://www.pusdiknakes.or.id/data/
kurikulum/smk.doc
[29]. Reys, Robert E., et.al. (1998). Helping
Children Learn Mathematics. 5th Edition.
USA: Allyn & Bacon.
[30]. Suryamin. (2016). Angka Pengangguran
SMK Tertinggi di Indonesia, BPS
Indonesia.
[31]. Udelhofen, Susan. (2005). Keys to
Curriculum Mapping: Strategies and Tools
to Make It Work. California:Corwin Press.
[32]. Unruh & Unruh (1984). Curriculum
Development,
Barkeley,
California:
McCutchan Publishing, Co.
[33]. Xin, Zhao. (2007). Vocational Education
Curriculum Development Oriented by
Working Process Knowledge: Journal of
Anhui Vocational & Technical College;
2007-07.
SemNasMat 2017 11
Dr. Moh. Mahfud Effendi
Dosen Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Malang
e-mail: effendimahfud4@gmail.com
SMK merupakan sekolah yang unik dan berbeda dengan SMA. Oleh karena itu pembelajaran matematika di SMK
juga harus berbeda dengan SMA, dan bahkan materi ajar matematika antara program keahlian yang satu dengan
lainnya juga harus berbeda, karena memang kebutuhannya yang berbeda. Dari beberapa penelitian yang penulis
lakukan ditemukan bahwa pengembangan kurikulum matematika di SMK menganut azas supply driven, tidak
terintegrasi dengan tujuan program keahliannya, sehingga cendrung overload dan overlap materi ajar. Dampaknya
adalah pengembangan bahan ajar tidak fokus pada materi yang penting dan dibutuhkan, pembelajaran menjadi tidak
kontektual, tidak menarik, dan kurang bermakna sehingga pemahaman siswa terhadap matematika dan program
keahliannya menjadi kurang optimal. Matematika bukan sekedar alat untuk menyelesaikan masalah tetapi harus
berfungsi sebagai alat bantu visual belajar, pembentukan pola pikir yang nyata, dan, menumbuhkan sikap positif bagi
siswa SMK agar mampu dan mudah beradaptasi. Sifat dan kemampuan beradaptasi ini harus dimiliki oleh siswa SMK
agar mereka kritis, kreatif, dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan jaman dan dunia kerja.
Kata kunci: Matematika SMK, Reposisi, dan Terintegrasi
Selama ini pembelajaran matematika di
A. Pendahuluan
Akhir-akhir ini Full Day School (FDS),
SMK banyak dipengaruhi oleh Ujian Nasional
Program Pendidikan Karakter (PPK), dan Lima
(UN), tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri
Hari Sekolah (LHS) menjadi trending topic di
(DuDi), tuntutan kecirian sekolah serta tuntutan
Indonesia. Terlepas dari pro dan kontra,
atau kepentingan lain yang bersifat pragmatis.
program pemerintah tersebut merupakan suatu
Banyaknya tuntutan ini berdampak pada beban
dinamika pendidikan yang harus dipahami
jumlah jam pelajaran perminggu, banyaknya
secara substansi sebagai suatu upaya untuk
ketrampilan yang harus dilatihkan, dan bahkan
menjadi lebih baik. Karena kita yakin bahwa
terjadi overload dan overlap materi ajar dalam
kemenangan pergumulan dan persaingan di
proses pembelajarannya [9]. Bisa dipastikan
masa depan tidak hanya berpihak pada mereka
bahwa kurikulum matematika di SMK hanya
yang memiliki prestasi akademik tetapi juga
berisi kumpulan materi dan aktivitas saja, tidak
berpihak pada mereka yang berkarakter. Oleh
fokus pada materi ajar yang dibutuhkan, tidak
karena itu pemerintah sebagai penanggung
koheren dan sulit diimplementasikan di kelas
jawab harus terus
baik secara vertikal maupun horizontal [2,24],
dan
berbenah, mengantisipasi,
mempersiapkannya
dengan
berbagai
program termasuk FDS, PPK, dan LHS. Tetapi
harus
disadari
bahwa
program
berdampak pada pengembangan
serta jauh dari pembelajaran bermakna [10].
Pada
dasarnya
tujuan
pembelajaran
tersebut
matematika di SMK tidak bisa lepas dari tujuan
kurikulum
penyelenggaraan pendidikan SMK [6,14,19,33].
[2,5,21], serta peran dan fungsi pembelajaran
Tujuan
matematika di SMK.
terintegrasi dengan tujuan program keahliannya,
pembelajaran
matematika
harus
SemNasMat 2017 1
atau bahkan berkorelasi dengan pelajaran lain
menyiapkan siswanya untuk bekerja [6,14,21].
sehingga secara bersama-sama mendukung atau
SMK lahir pada jaman Mesir Kuno sekitar 2000
menopang
program
tahun SM [1], dimana pendidikannya bersifat
kehliannya [2,10,12,15]. Untuk itu pengembang
non-akademik dengan sistem magang sesuai
kurikulum dan pembelajaran matematika di
dengan pekerjaan atau karir tertentu [8]. Lambat
SMK perlu melakukan needs assesment agar
laun seiring perkembangan jaman dan iptek
materi ajar dan proses pembelajarannya mampu
yang sangat cepat, maka siswa SMK harus
memenuhi kebutuhan dan mendukung program
dibekali dengan ketrampilan intelektual yang
keahlian [9,12,19,25,29,32].
tinggi melalui pola berpikir kritis, sistimatis,
pencapaian
tujuan
Berdasarkan konteks persoalan tersebut
kreatif, dan produktif [21,27]. Hal tersebut
maka tujuan pembelajaran matematika di SMK
sebagai antisipasi atas kebutuhan tenaga kerja
harus
yang sangat variatif spesifik, peningkatan daya
dikembalikan
pada
posisi
yang
sebenarnya, walaupun proses reposisi ini tidak
saing,
mudah secara teoritis apalagi secara praktis.
menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Pergeseran orientasi tujuan penyelenggaran
serta
Tujuan
berani
SMK
dan
harus
kreatif
sejalan
dalam
dengan
SMK menjadi penyebab utamanya dan diikuti
perkembangan dunia kerja [6,13,14,15,21,33].
oleh
pemenuhan
Untuk itu Kurikulum SMK perlu diselaraskan
keinginan yang selalu diwujudkan dalam bentuk
dengan perkembangan kebutuhan DuDi, ipteks,
mata
[9,19].
dan budaya. Lulusan SMK diharapkan dapat
Pertanyaannya adalah bagaimana seharusnya
bekerja baik sebagai wiraswastawan maupun
pembelajaran matematika di SMK. Untuk itu
sebagai pegawai unit DuDi. Untuk tujuan
maka harus dikaji lebih mendalam tentang apa
tersebut, SMK dihadapkan pada 3 pendekatan
tujuan utama penyelenggaraan SMK, apa fungsi
terkait dengan ketenagakerjaan: 1) educational
dan tujuan diajarkannya matematika di SMK,
through work, 2) educational about work, dan 3)
apa
dalam
educational for work [21]. Ketiga pendekatan
menentukan standar isi matematika untuk SMK,
ini tentu memiliki orientasi yang berbeda dan
teori belajar apa yang harus dikembangkan
berpengaruh
untuk
pengembangan kurikulum menganut azas supply
penyebab
lain, misalnya
pelajaran
saja
dalam
yang
SMK
ke
harus
kurikulum
diperhatikan
depan,
serta
bagaimana
SMK atau Vocational High School atau
dikenal
Biasanya
pendekatan tersebut dengan lebih menonjolkan
B. Tujuan SMK
umum
kurikulumnya.
driven merupakan wujud kombinasi dari ketiga
implementasi dan evaluasinya.
lebih
pada
sebagai
Vocational
Education, berkembang pesat di Eropa sebagai
pendidikan tradisional yang tujuannya adalah
pada educational for work. Hal inilah yang
membuat sebagian besar lulusan SMK kurang
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
dan perkembangan iptek, mereka sulit dilatih
SemNasMat 2017 2
kembali, dan kurang bisa mengembangkan diri
Tabel 1: Perubahan Orientasi Pendidikan Kejuruan di
Indonesia Mulai 1964 – Sekarang [16]
[23]. Temuan ini mengindikasikan bahwa
pembelajaran di SMK belum banyak menyentuh
No
atau mengembangkan kemampuan adaptasi
1.
2.
siswa, kompetensi yang mereka miliki belum
3.
sesuai dengan tuntutan dunia kerja sehingga
sebagian besar lulusan SMK di Indonesia tidak
4.
bisa diserap di lapangan kerja [28]. Sampai pada
Februari 2016, angka pengangguran tercatat
5.
sebesar 7.02 juta, ternyata yang terbanyak
adalah lulusan SMK dibanding dengan lulusan
Diploma, SMA, universitas, SMP, dan SD [30].
Secara umum SMK harus merespon dua
6.
Orientasi/
pendekatan
1964-1968 STM, SMEA
Social demand
1972-1973 STM Pembangunan, Manpower demand
SMEA
1976
STMP, SMTK 4 th, Social and
SMEA, STM-BLPT, manpower demand
SMKK, SMPS, SMM,
SMIK, SMSR
1984
STMP, SMTK,
Humanism
SMEA, STM-BLPT,
SMKK, SMPS, SMM,
SMIK, SMSR
1994
STM, SMEA
Competency and
broad based
curriculum
1999 SMK
Market driven,
sekarang
competency,
broad based
curriculum
Tahun
Nama
hal yang berlawanan. Pertama, SMK harus
Perubahan orientasi tersebut berdampak
inovatif progresif yang mengembangkan konten,
pada orientasi pengembangan kurikulumya,
sikap kerja, ketrampilan komunikasi, serta
perubahan
pengetahuan matematika dan sain. Kedua,
keahliannya. Untuk itu perlu pengelompokan
bahwa SMK didikte oleh ekonomi rasionalis
program keahlian menjadi bidang keahlian
yang menyeleksi (sorting dan ranking) siswa
sesuai dengan kelompok bidang industri/usaha/
sebagai pekerja produktif [21]. Kondisi inilah
profesi yang ada. Pada Tahun 2008, pemerintah
yang
penyelenggaraan
menetapkan Spektrum Keahlian Pendidikan
Pendidikan SMK di Indonesia mengalami
Menengah Kejuruan, yang mengatur tentang
perubahan dan perkembangan. Secara historis,
pengusulan dan penentuan program keahlian di
SMK di Indonesia berakar pada pendidikan
SMK. Spektrum ini memuat 6 bidang studi
kejuruan zaman penjajahan Belanda. Sekolah
keahlian, 40 program studi keahlian, dan 121
kejuruan pertama di Indonesia didirikan Tahun
kompetensi keahlian[18]. Menyadari pentingnya
1853 oleh pemerintah Belanda dengan nama
dan kebutuhan tiap program keahlian terhadap
Ambachts School van Soerabaia (Sekolah
matematika berbeda-beda, maka pemerintah
Pertukangan Surabaya) yang diperuntukkan bagi
melaui keputusan tersebut juga menetapkan dan
anak-anak
[16].Dalam
mengelompokkan matematika SMK menjadi
perkembangannya terus mengalami evolusi
tiga kelompok dengan alokasi waktu yang
orientasi dan pendekatan penyelenggarannya,
berbeda, dengan harapan fungsi dan peran
mulai dari social demand sampai pada market
pembelajaran matematika lebih optimal.
membuat
Indo
orientasi
dan
Belanda
nama
sekolah,
dan
program
driven atau supply driven.
SemNasMat 2017 3
Tabel 2: Pengelompokan dan Alokasi Jumlah Jam
Pelajaran Matematika di SMK [18]
Matematika Kelompok Bidang
Keahlian
Seni, Pariwisata, dan Teknologi
Kerumahtanggaan
Sosial, Administrasi perkantoran,
dan Akuntansi
Teknologi, Kesehatan, dan
Pertanian
NO
1.
2.
3.
perubahan baik di masyarakat, lingkungan kerja,
Alokasi
Waktu
330
516
Pengelompakan tersebut mempunyai arti
bahwa matematika harus diajarkan di SMK,
tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan
setiap program keahliannya. Tujuan akhir dalam
pembelajarannya haruslah mempunyai tujuan
yang sama yaitu mengajarkan bagaimana agar
mampu
beradaptasi
dan
sanggup
menghadapi perubahan yang selalu berkembang
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran
rasional, cermat, kritis, dan kreatif [3,22,24,28].
Melalui
pola
pikir
matematis
tersebut
diharapkan mereka mudah mempelajari ilmu
lain, memaknai kehidupan sehari-hari secara
benar, dan sukses dalam bidang pekerjaannya.
Oleh
karena
pembelajaran
itu,
harus
matematika
disadari
di
SMK
bahwa
bukan
sekedar mempelajari angka atau bilangan, tidak
hanya
sebagai
alat,
bahasa,
dan
ilmu
pengetahuan, tetapi yang tak kalah penting
adalah sebagai pembentukan pola pikir [3,29]
Sifat dan kemampuan beradaptasi ini harus
dimiliki oleh siswa SMK agar mereka mampu
diri
belajar dan pembentukan pola pikir yang nyata
bagi siswa agar mampu dan mudah beradaptasi.
Melalui fungsi tersebut diharapkan siswa
SMK mampu mengetahui hubungan antara
materi matematika dengan materi program
keahliannya, sehingga belajar matematika dapat
meningkatkan kompetensi matematis yang ada
dalam
diri
pemahaman,
siswa,
pemecahan
seperti
kompetensi
masalah,
berpikir
kritis, komunikasi, koneksi, penalaran adaptif,
dan sikap produktif [3,9,24,29]. Penalaran
adaptif merupakan kemampuan beradaptasi
dengan mengedepankan berpikir logis dalam
merefleksikan, menjelaskan, dan menjustifikasi
termasuk kemampuan menduga atau konjektur,
sehingga mereka dapat memberikan alasan/bukti
terhadap suatu pernyataan yang mereka buat,
menemukan pola atau gejala matematis, dan
menarik kesimpulan. Penalaran adaptif ini tidak
hanya mencakup pertimbangan dan penjelasan
informal tetapi juga penalaran induktif dan
intuitif berdasar pada contoh serta pola-pola
yang dimilikinya. Penalaran adaptif lebih luas
dari penalaran deduktif maupun induktif [27].
agar mampu beradaptasi.
menyesuaikan
perkembangan ipteks [21,28]. Oleh karena itu,
matematika berfungsi sebagai alat bantu visual
403
C. Tujuan dan Fungsi Matematika di SMK
siswa
dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan
terhadap
perubahan.
Pembelajaran matematika di SMK haruslah
memberikan dasar pengetahuan yang luas dan
kuat agar siswa mampu beradaptasi terhadap
Oleh karena itu, kemampuan penalaran adaptif
ini wajib dimilik oleh siswa SMK agar mereka
memiliki kapasitas berpikir logis yang mampu
menghubungkan antar konsep dan situasi.
Kompetensi-kompetensi tersebut akan sangat
mudah dicapai jika siswa memiliki sikap
SemNasMat 2017 4
produktif,
yaitu
sikap
positif
terhadap
isi matematika SMK sudah ditetapkan dengan
matematika bahwa matematika sebagai sesuatu
model top down. Model ini menganut paham
yang masuk akal dan berguna.
keseragaman dan keharusan bukan keberagaman
dan kebutuhan. Dalam banyak kasus model ini
D. Standar Isi Matematika SMK
Materi matematika apa saja yang harus
diajarkan di SMK?. Pertanyaan ini sangat
penting karena terkait dengan standar isi
matematika untuk SMK. Standar isi matematika
dapat diartikan sebagai deskripsi dari materi
matematika apa yang harus diajarkan dan
bagaimana memperolehnya [24,29]. Standar
sulit terimplementasi dengan baik di lapangan
khususnya di SMK [10,12]. Sebagai sekolah
yang
unik
dan
khusus
[5,17,33],
SMK
memerlukan kurikulum matematika yang sesuai
dengan kebutuhan program keahliannya. Untuk
itu, pengembangan kurikulum di SMK harus
terintegrasi [4,9,13,15].
matematika merupakan kreteria minimal tentang
D.1. Kurikulum Terintegrasi Model Piramida
materi matematika yang harus dikuasai oleh
Secara umum, pelajaran di SMK dapat
siswa SMK yang diberlakukan di program
dibedakan menjadi mata pelajaran wajib dan
keahlian tertentu dan di wilayah tertentu [28].
program keahlian [27]. Berdasarkan muatan isi
Standar diperlukan untuk menghasilkan lulusan
dan kajiannya dapat dikelompokkan manjadi 5
yang
kelompok
memiliki
kemampuan
berpikir
dan
besar
yaitu:
program
peahlian,
penalaran matematis yang digunakan sebagai
Matematika,
dasar pengetahuan keterampilan matematika.
Pengembangan kurikulum SMK dapat dilakukan
Standar
dan
melalui pengorganisasian SKL termasuk di
disajikan harus menggambarkan keterhubungan
dalamnya KD, indikator, dan standar isi [27],
antara
dengan
dimana SKL pelajaran wajib harus menopang
kompetensi yang diiinginkan baik kompetensi
dan terintegrasi dengan SKL program keahlian.
matematika
program
Empat pelajaran wajib yaitu Matematika, IPA,
keahliannya. Oleh karenanya standar isi ini
IPS, dan Bahasa hendaknya saling berkorelasi
harus menyeluruh dan terintegrasi.
dan menjadi dasar kekuatan untuk menopang
matematika
pemahaman
Standar
maupun
isi
yang
ditetapkan
matematika
kompetensi
matematika
yang
IPA,
IPS,
dan
Bahasa.
harus
tercapainya SKL program keahlian. Pengikat
dipelajari siswa menengah adalah: bilangan dan
SKL pelajaran wajib tersebut pada setiap jenjang
operasi bilangan, aljabar, geometri, pengukuran,
kelasnya (1, 2, dan 3) adalah SKL program
serta analisis data dan probabilitas [24]. Tentu
keahlian pada masing-masing jenjang kelas yang
saja standar isi yang diajarkan pada masing-
bersangkutan.
masing program keahlian, dan kelas/jenjang
hubungan antar pelajaran wajib dengan program
berbeda ruang lingkup, urutan, jumlah jam, dan
keahliannya membentuk piramida [11].
Dari
uraian
tersebut
maka
penekanannya. Pada Kurikulum 2013, standar
SemNasMat 2017 5
sama
Program
Keahlian
dengan
cara
penentuan
materi
ajar
matematika di atas. Sehingga hubungan IPA,
3
IPS, dan Bahasa terhadap program keahlian
2
masing-masing juga ditunjukkan oleh bidangbidang segitiga.
1
Bahasa
2
1
2
Matematika
2
1
3 IPA
Hubungan antara matematika, IPA, IPS,
1
1
2
3
3
dan Bahasa merupakan hubungan korelasi atau
IPS
bisa juga separasi tergantung dari materi ajarnya.
Gambar 1: Kurikulum Terintegrasi “Model Piramida”
Dalam gambar di atas terdapat 5 titik
Hubungan keempat mata pelajaran wajib ini
ditunjukkan
oleh
bidang
segi-empat
(alas
sudut, yaitu Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa
piramida) yaitu Matematika-Bahasa-IPA-IPS.
membentuk segi-empat sebagai alas piramida,
Bidang segiempat ini menunjukkan banyaknya
sedangkan Program Keahlian sebagai titik
materi/KD yang dibutuhkan SKL program
puncaknya. Sumbu Matematika (O-Matematika)
keahlian selama proses pendidikan. Sedangkan
terdiri
ajar
volume piramida yang dibentuk oleh kelima
matematika mulai kelas 1 sampai 3 yang
kelompok mata pelajaran tersebut merupakan
dibutuhkan siswa SMK untuk menguasai SKL
beban belajar siswa SMK untuk menguasai dan
program keahlian. SKL, KD, indikator, materi
SKL program keahlian yang dipilihnya.
ajar matematika ini tidak boleh overlap dan
D.2. Prosedur Pengembangan
SKL,
KD,
indikator,
materi
overload, oleh karena itu harus diurutkan
Kegiatan utama pengembangan kurikulum
berdasarkan hirarki matematika dan urutan
terintegrasi Model Piramida adalah melakukan
kebutuhan
dan
identifikasi tujuan, menentukan SKL, KD, dan SI
didistribusikan dalam semester serta ditentukan
program keahlian dan urutannya. Sedangkan
kebutuhan alokasi jam pelajarannya. Penentuan
kegiatan pengembangan kurikulum matematika
jumlah jam pelajaran yang dibutuhkan SKL
SMK adalah melakukan identifikasi tujuan dan
matematika tersebut tentu harus berdasarkan
SKL matematika sesuai dengan kebutuhan
alokasi jam efektif, banyaknya materi yang harus
program
diajarkan, dan tingkat kesulitan materi ajar.
matematika menjadi KD, SI, dan SP harus
Demikian juga dengan IPA, IPS, dan Bahasa.
mempertimbangkan muatan kurikulum nasional,
Hubungan antara pelajaran matematika dengan
kisi-kisi UN, dan referensi yang relevan. SKL,
program keahlian ditunjukkan oleh bidang
KD, dan SI diurutkan berdasarkan hirarki
segitiga
Keahlian).
matematika serta berdasarkan urutan SKL, SI,
Proses penentuan materi yang dibutuhkan siswa
dan KD program keahlian. Setelah proses
SMK terhadap IPA, IPS, dan Bahasa adalah
pengurutan dan menentukan cakupan SKL, KD,
SKL
program
keahlian,
(O-Matematika-Program
keahlian.
Pengembangan
SKL
SemNasMat 2017 6
dan SI matematika, maka proses berikutnya
Matematika SMK Tata Busana. Pengembangan
adalah menentukan alokasi dan sebaran jumlah
ini merupakan hasil penelitian penulis pada tahun
jam matematika ke dalam semester. Secara
2013. Proses pengembangannya berdasarkan
umum prosedur pengembangan bahan ajar
Model Piramida dengan prosedur seperti di atas,
matematika SMK dapat digambarkan sebagai
tetapi pada kesempatan ini hanya dibahas
berikut [11].
pengembangan SI saja, dengan tahapan berikut.
Kurikulum
SMK
(Nasional)
Kurikulum
Model
Piramida
Tahap pertama yaitu orientasi. Tujuan
Analisis
Kebutuhan (SKL,
indikator, materi,
sumber belajar)
tahapan awal ini adalah menentukan profil
lulusan SMK Program Tata Busana. Proses ini
Kurikulum
Matematika
SMK
DuDi
Matematika
SMK
Implementasi
dan Revisi
untuk menentukan komitmen bersama tentang
profil yang diinginkan. Ada beberapa hal yang
Realisasi
Penyususnan
Kurikulum
Penyususnan
Peta (organisasi)
dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan
profil ini, yaitu kurikulum nasional, DuDi,
UN
Matematika
Menentukan
Desain dan
Struktur
Tahap
Orientasi
bisa dilakukan melalui FGD atau Teknik Delphi
Tahap
Pengembangan
Monitoring
dan feedback
(evaluasi dan
revisi)
Matematika untuk SMK, UN Matematika,
kurikulum riil, SWOT sekolah, kebijakan dan
peraturan yang berlaku, dan sejenisnya.
Tahap
Implementasi
Tahap kedua yaitu analisis kebutuhan
Program Tata Busana terhadap SKL Matematika.
Setelah profil lulusan Tata Busana ditetapkan
Gambar 2: Prosedur Pengembangan Matematika SMK [11]
termasuk di dalamnya SKL, KD, indikator, SI,
Untuk memperoleh SI matematika yang
menopang SKL keahlian, maka harus melakukan
analisis SKL, KD, dan SI matematika yang
dibutuhkan dan sumber belajar yang digunakan.
Oleh karena itu, tahapan pengembangan SI dapat
dikelompokan menjadi empat kegiatan, yaitu
analisis terhadap kebutuhan SKL, melakukan
pemetaan, menentukan desain dan struktur
pengembangan SI, serta merealisasikannya yaitu
berupa rancangan pembelajaran.
D.3. Contoh Baik
Untuk memberikan pemahaman yang
dimaksud, berikut contoh pengembangan SI
cakupan, dan urutannya, maka berikutnya adalah
menentukan SKL Matematika yang dibutukan.
Proses ini lebih efisien dan efektif jika
menggunakan FGD.
Tabel 3: SI dan SKL Matematika SMK Tata Busana
[26,27,28]
No SI/SKL
1. Aljabar
1.1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi bilangn real
1.2. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
1.3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
konsep himpunan
1.4. Menyelesaikan mslh program linear
2. Geometri
1.1. Memecahkan masalah bangun datar dan ruang
3. Statistika dan probabilitas
3.1. Menerapkan konsep statistika dan probabilitas
dalam pemecahan masalah
SemNasMat 2017 7
Tahap ketiga yaitu tahap menentukan SI
dengan pelajaran lain yeng terkait dengan
Matematika, ruang lingkup, dan urutannya.
matematika. Harus disadari bahwa langsung atau
Berdasarkan
tidak
SKL
Matematika
pada
tabel
langsung
ada
pelajaran
lain
yang
tersebut maka harus ditentukan SI (materi ajar),
membutuhkan matematika, baik itu matematika
ruang lingkup, dan urutannya. Tujuannya adalah
sebagai alat, pembentuk pola pikir atau bahkan
agar tidak terjadi overload dan overlap materi
pembentuk
ajar dalam pelaksanaan pembelajarannya. Urutan
digambarkan
distribusi
penyampaian materi harus mempertimbangkan
persemester
berdasarkan
urutan SKL Tata Busana, hirarki matematika,
Program Keahlian Tata Busana.
karakter.
Berikut
SKL
ini
hanya
Matematika
kebutuhan
SKL
dan SKL pelajaran lain yang terkait dan
membutuhkan matematika. Proses ini menjadi
SMT
SKL Program Keahlian
Tata Busana
tidak mudah karena pembelajaran Program
Keahlian Tata Busana menggunakan sistem blok
1
1. Menggambar busana
terjadi pengulangan atau loncat-loncat SKL/KD/
2. Membuat pola
3. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi himpunan
3. Memilih bahan baku
4. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linier
2
SKL Program Keahlian Tata Busana baik urutan,
sebaran, dan jumlah jamnya
3
Tabel 4: Perbedaan SKL dan Jumlah jam Tata Busana
Kurikulum Lama dan Baru [7,9]
No Urutan SKL Lama
Jml Urutan SKL Baru
Jml
Jam
Jam
1. Menggambar busana 60 Menggambar busana 80
2. Membuat pola
250 Membuat pola
250
3. Membt busana wanita 350 Memilih bahan baku
44
4. Membuat busana pria 120 Membut busana wanita 350
5. Membuat busana anak 60 Membuat busana pria 120
6. Membuat busana bayi 50 Membuat busana anak 60
7. Memilih bahan baku 44 Membuat busana bayi 50
8. Membuat hiasan
60 Menentukan harga jual 40
9. Mengawasi mutu
50 Mengawasi mutu
50
busana
busana
Jumlah jam
1044
10444
Tahap keempat adalah tahap sinkronisasi
SKL dan jumlah jam pelajaran Matematika.
1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi bilangan real
2. Memecahkan masalah bangun datar dan ruang
(tailoring berbasis produk). Hal ini berakibat
indikator. Solusinya adalah menyusun ulang
SKL Matematika
4. Membuat busana wanita
5. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
6. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
matriks
5. Membuat busana pria
4
7. Menyelesaikan masalah program linier
6. Membuat busana anak
7. Membuat busana bayi
5
8. Menghitung harga jual
6
9. Pengawasan mutu busana
8. Menerapkan konsep statistika dalam pemecahan
masalah
9. Memecahkan maslaah berkaitan dengan probabilitas
Gambar 3: Pemetaan SKL Matematika [9]
Hasil pengembangan SKL Matematika
dan urutannya tersebut berbeda dengan yang
lama. Hal tersebut karena urutan SKL Tata
Setelah SKL Tata Busana dan urutannya
Busana dapat diubah. Selain itu materi
ditetapkan sebagai hasil tahap ketiga di atas,
ajarnya juga berbeda yang disesuaikan
maka berikutnya adalah mengidentifikasi ulang
dengan kebutuhan SKL Tata Busana yang
SKL matematika yang dibutuhkan termasuk
SemNasMat 2017 8
baru. Perbedaan tersebut dapat digambarkan
SMT
Alokasi Jam
per- SKL
SKL Matematika
seperti berikut.
SMT
1
2
3
4
SKL Matematika Kurikulum Lama
SKL Matematika Kurikulum Baru
1
1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi bilangan real
36
2. Menyelesaikan masalah bangun datar dan ruang
36
3. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi himpunan
39
4. Menyelesaikan msalah berkaitan dengan persamaan
dan pertidaksamaan linier
33
5. Menerapkankonsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
35
6. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
matriks
25
Alokasi Jam
per-SMT
72
1. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi bilangan real
1. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi bilangan real
2. Memecahkan masalah brkaitan dgn sistem
pers dan pertdksamaan linier dan kuadrat
2. Menyelesaikan masalah bangun datar dan
ruang
3. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep matriks
3. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi himpunan
4. Menyelesaikan masalah program linier
4. Menyelesaikan msalah berkaitan dengan
persamaandan pertidaksamaan linier
5. Menentukan kedudukan jarak, besar sudut
yg melibatkan titik, bidang, ruang dlm R2
5. Menerapkankonsep barisan dan deret
dalam pemecahan masalah
4
7. Memecahkan masalah program linier
30
30
6. Menerapkankonsep barisan dan deret
dalam pemecahan masalah
6. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep matriks
5
8. Menerapkankonsep statistika dalam pemecahan
masalah
72
72
7. Menerapkanperbandingan, fungsi, persaman , dan identitas trigonometri dalam
pemecahan masalah
7. Memecahkan masalah program linier
6
9. Memecahkan maslaah berkaitan dengan probabilitas
24
24
2
3
72
60
Total Alokasi Jumlah Jam Pelajaran
5
8. Menerapkanaturan konsep statistika
dalam pemecahan masalah
8. Menerapkankonsep statistika dalam
pemecahan masalah
330
Gambar 5: Sebaran SKL dan Jumlah Jam Matematika SMK
Tata Busana Persemester [9]
9. Memecahkan masalah berkaitan dengan
probabilitas
6
Gambar 4: Perbandingan SKL Matematika dan Urutannya
antara Kurikulum Lama dan Baru [9,26,27]
Pengembangan
kurikulum
Matematika
SMK Tata Busana berdasarkan Model Piramida,
menghasilkan SKL dan SI Matematika sesuai
program keahliannya. Selain itu jumlah jam
pelajarannya sesuai dengan jumlah jam pelajaran
minimal yang disarankan dalam kurikulum
nasional.
Dengan
demikian,
pembelajaran
matematika dengan problem solving berbasis
keahlian akan meningkatkan minat, berpikir
kitis, kreatif, dan adaptif siswa SMK. Berikut
adalah distribusi SKL dan jam matematika
persemester
yang
merupakan
posisi
SKL
matematika dalam pembelajaran Tata Busana.
D.3. Curriculum Mapping
Kurikulum SMK berkembang dan akan
berubah seiring dengan perkembangan dan
kebutuhan pekerjaan [6,9,20]. Apabila kurikulum
berubah maka kurikulum yang lama tidak harus
diganti atau dibuang, tetapi cukup melakukan
redesain kurikulum [17,20]. Redisain kurikulum
dilakukan dengan mendesain ulang kurikulum
lama yang out up date dengan kurikulum baru
berdasarkan
kebutuhan
dan
perkembangan
pekerjaan di masyarakat. Tetapi yang harus
diingat adalah redesain ini
bukan
berarti
membuang kurikulum lama.
Curriculum mapping [31] menghasilkan
kompetensi teori, praktik, dan umum yang baru
yang harus dimiliki siswa SMK melalui modul
SemNasMat 2017 9
yang harus dipelajari. Kemudian melakukan
pekerja yang dibutuhkan. Oleh karena itu, tujuan
distribusi bahan ajar, baik dalam bentuk urutan
pendidikan
penyampaian materi, urutan mata pelajaran, dan
menyiapkan siswa untuk bisa bekerja, tetapi juga
distribusi pada jenjang tingkatan kelas [9].
mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.
E. Penutup
F. Rujukan
Reposisi pembelajaran matematika
SMK
harus
dilakukan
seiring
di
dengan
perkembangan kebutuhan jaman dan pekerjaan.
Tetapi banyaknya kepentingan berdampak pada
overload dan overlap materi ajar, bergesernya
orientasi pembelajaran, dan tentu menyulitkan
proses reposisi. Salah satu caranya adalah
mengembalikan tujuan dan fungsi pembelajaran
matematika di SMK, melalui pengembangan
kurikulum Model Piramida [11].
Pengembangan kurikulum Model Piramida
mendasarkan diri pada tujuan dan fungsi
matematika di SMK serta terintegrasi dengan
tujuan
program
problem
solving
keahliannya.
dan
Pembelajaran
belajar
bermakna
merupakan salah satu pilihan dalam tataran
implementasi.
Selain
dapat
meningkatkan
kemampuan terhadap kompetensi matematika
dan program keahliannya, pembelajaran ini dapat
menumbuh-kembangkan berpikir kritis, adaptif,
dan kreatif [22].
Selama ini pembelajaran di SMK masih
bersifat separatif dan universal. Sehingga wajar
jika kemampuan dan ketrampilan siswa SMK
belum
memenuhi
kompetensi
kerja
yang
diharapkan, dan berdampak pada pengangguran.
Salah satu penyebab adanya pengangguran
adalah jumlah pelamar lebih banyak dari jumlah
SMK
seharusnya
tidak
hanya
[1].
Ana, dkk. (2010). Sejarah Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan. http:file.upi.edu.
[2]. Beane, James A. (1997). Curriculum
Integration; Designing the core of
democratic Education. New York and
London: Teachers College Press.
[3]. Bell, F.H. (1978). Teaching and Learning
Mathematics (In Seconadry Schools).
USA: Wm.c.Brown Company Publishers.
[4]. Berke, Melissa K. (2009). Curriculum
Integration: A two-way street. General
Music Today. Reston: Fall 2000. Vol. 14,
Iss.1;pg.9,4pgs. http://proquest.umi.com
[5]. Bowers, Helen. (2006). Curriculum
Design in Vocational Education. Fully
refereed paper for the Australian
Association for Research in Edu-2006
Conference 26-30 Nov.2006, Adelaide
[6]. Deen, LIU. (2001). Characteristics of
Curriculum
in
Higher
Vocational
Education:
Journal Vocational and
Technical Education; 2001-16
[7]. Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi
Nasional Bidang Keahlian Busana
“Cuctom-Made”.
Digandakan
oleh:
Bagian Proyek Sistem Pengembangan
Sertifikasi dan Standarisasi Profesi Tahun
Anggaran 2004.
[8]. Djohar, A. (2007). Pendidikan Kejuruan
dalam Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis
Ilmu Pendidikan. Bandung: UPI Press.
[9]. Effendi,
Moh
Mahfud.
(2013).
Pengembangan Kurikulum Matematika
sebagai Mata Pelajaran Adaptif Program
Tata Busana SMKN 3 Probolinggo. Jurnal
Penelitian Pendidikan 1412-565X Edisi
khusus Februari 2013 hal 43-60
[10]. Effendi, Moh Mahfud. (2014). Alternatif
Model Organisasi Kurikulum Matematika
SMK. Jurnal HIPKIN: Inovasi Kurikulum,
ISSN: 1829-6750 Volume 01 Maret 2014;
hal 123-135.
SemNasMat 2017 10
[11]. Effendi, Moh Mahfud. (2015). Model
Pengembangan Kurikulum Matematika
SMK. Seminar Nasional PendMatematika.
Pascasarjana Pend Matematika UMM.
Malang, 1 Agustus 2015.
[12]. Effendi, Moh Mahfud. (2016). Analisis
Pengembangan Bahan Ajar Matematika
SMK. Seminar Nasional Pendidikan
Matematika 2016; Penguatan Peran Pend.
Matematika dalam Meningkatkan Kualitas
Bangsa; hal 103-106.
[13]. Fang, LI Ju, and Zheng, ZHOU Jian.
(2010).
The
construction
and
implementation
of
work-integrated
learning "Three Policy" model in the
vocational college of mapping class:
Journal Science of Surveying and
Mapping; 2010-05
[14]. Finch, CR and Crunkilton, JR. (1979).
Curriculum Development in Vocational
and Technical Education: Planning,
Content, and Implementation. Boston:
Allyn and Bacon.
[15]. Fogarty. (1991). How to Integrate The
Curricula: The Mindful School. Palatine,
Illinois: Skylight Publishing, Inc.
[16]. Hadiyanuar. 2011. Sejarah Pendidikan
Kejuruan di Indonesia.http://hadiyanuar.
wordpress.com.
[17]. Karseth, Berit. (2006). Curriculum
Restructuring In Higher Education After
The Bologna Process: A New Pedagogic
Regime. This article is a revised version
for this monograph of a paper presented at
The Third Conference on Knowledge and
Politics at the University of Bergen.
Journal: Revista Española de Educación
Comparada, 12 (2006), 255-284
[18]. Keputusan Dirjen Mandikdasmen Nomor
251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
[19]. Longstreet,W.S. (1993). Curriculum for a
New Millenium. Boston; Allyn & Bacon.
[20]. Lu Hong. (20090. Thought and Practice on
Curriculum Reform in Higher Vocational
Colleges: Journal of Anhui Vocational &
Technical College;2009-01, [CateGory
Index]: F830-4;F712.3
[21]. McNeil.(2006). Contemporary Curriculum
in Thought and Action. USA: John Wiley
& Sons.
[22]. Ministry of Education Singapore. (2009).
The Singapore Model Method for
Learning Mathematics. Singapore: EPB
Pan Pacific.
[23]. Muslim. (2007). Pendidikan Kejuruan di
Indonesia. Tersedia: www.tutomu.files.
wordpress.com.
[24]. National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM). (2000). Principles
and Standards for School Mathematics.
The National Council of Teachers of
Mathematics, Inc.
[25]. Oliva, Peter F. (1991). Developing
Curriculum, A Guide to , Principles and
Process. New York: Harper & Publisher.
[26]. Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah
Aliyah Kejuruan.
[27]. Permendikbud RI Nomor 70 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMK/MAK Kurikulum 2013
[28]. Pusdiknakes. (2010). Kurikulum SMK.
http://www.pusdiknakes.or.id/data/
kurikulum/smk.doc
[29]. Reys, Robert E., et.al. (1998). Helping
Children Learn Mathematics. 5th Edition.
USA: Allyn & Bacon.
[30]. Suryamin. (2016). Angka Pengangguran
SMK Tertinggi di Indonesia, BPS
Indonesia.
[31]. Udelhofen, Susan. (2005). Keys to
Curriculum Mapping: Strategies and Tools
to Make It Work. California:Corwin Press.
[32]. Unruh & Unruh (1984). Curriculum
Development,
Barkeley,
California:
McCutchan Publishing, Co.
[33]. Xin, Zhao. (2007). Vocational Education
Curriculum Development Oriented by
Working Process Knowledge: Journal of
Anhui Vocational & Technical College;
2007-07.
SemNasMat 2017 11