Effendi Matematika SMK Reposisi Terintegrasi

REPOSISI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK
Dr. Moh. Mahfud Effendi
Dosen Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Malang
e-mail: effendimahfud4@gmail.com
SMK merupakan sekolah yang unik dan berbeda dengan SMA. Oleh karena itu pembelajaran matematika di SMK
juga harus berbeda dengan SMA, dan bahkan materi ajar matematika antara program keahlian yang satu dengan
lainnya juga harus berbeda, karena memang kebutuhannya yang berbeda. Dari beberapa penelitian yang penulis
lakukan ditemukan bahwa pengembangan kurikulum matematika di SMK menganut azas supply driven, tidak
terintegrasi dengan tujuan program keahliannya, sehingga cendrung overload dan overlap materi ajar. Dampaknya
adalah pengembangan bahan ajar tidak fokus pada materi yang penting dan dibutuhkan, pembelajaran menjadi tidak
kontektual, tidak menarik, dan kurang bermakna sehingga pemahaman siswa terhadap matematika dan program
keahliannya menjadi kurang optimal. Matematika bukan sekedar alat untuk menyelesaikan masalah tetapi harus
berfungsi sebagai alat bantu visual belajar, pembentukan pola pikir yang nyata, dan, menumbuhkan sikap positif bagi
siswa SMK agar mampu dan mudah beradaptasi. Sifat dan kemampuan beradaptasi ini harus dimiliki oleh siswa SMK
agar mereka kritis, kreatif, dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan jaman dan dunia kerja.
Kata kunci: Matematika SMK, Reposisi, dan Terintegrasi

Selama ini pembelajaran matematika di

A. Pendahuluan

Akhir-akhir ini Full Day School (FDS),

SMK banyak dipengaruhi oleh Ujian Nasional

Program Pendidikan Karakter (PPK), dan Lima

(UN), tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri

Hari Sekolah (LHS) menjadi trending topic di

(DuDi), tuntutan kecirian sekolah serta tuntutan

Indonesia. Terlepas dari pro dan kontra,

atau kepentingan lain yang bersifat pragmatis.

program pemerintah tersebut merupakan suatu

Banyaknya tuntutan ini berdampak pada beban


dinamika pendidikan yang harus dipahami

jumlah jam pelajaran perminggu, banyaknya

secara substansi sebagai suatu upaya untuk

ketrampilan yang harus dilatihkan, dan bahkan

menjadi lebih baik. Karena kita yakin bahwa

terjadi overload dan overlap materi ajar dalam

kemenangan pergumulan dan persaingan di

proses pembelajarannya [9]. Bisa dipastikan

masa depan tidak hanya berpihak pada mereka

bahwa kurikulum matematika di SMK hanya


yang memiliki prestasi akademik tetapi juga

berisi kumpulan materi dan aktivitas saja, tidak

berpihak pada mereka yang berkarakter. Oleh

fokus pada materi ajar yang dibutuhkan, tidak

karena itu pemerintah sebagai penanggung

koheren dan sulit diimplementasikan di kelas

jawab harus terus

baik secara vertikal maupun horizontal [2,24],

dan

berbenah, mengantisipasi,


mempersiapkannya

dengan

berbagai

program termasuk FDS, PPK, dan LHS. Tetapi
harus

disadari

bahwa

program

berdampak pada pengembangan

serta jauh dari pembelajaran bermakna [10].
Pada


dasarnya

tujuan

pembelajaran

tersebut

matematika di SMK tidak bisa lepas dari tujuan

kurikulum

penyelenggaraan pendidikan SMK [6,14,19,33].

[2,5,21], serta peran dan fungsi pembelajaran

Tujuan

matematika di SMK.


terintegrasi dengan tujuan program keahliannya,

pembelajaran

matematika

harus

SemNasMat 2017  1

atau bahkan berkorelasi dengan pelajaran lain

menyiapkan siswanya untuk bekerja [6,14,21].

sehingga secara bersama-sama mendukung atau

SMK lahir pada jaman Mesir Kuno sekitar 2000

menopang


program

tahun SM [1], dimana pendidikannya bersifat

kehliannya [2,10,12,15]. Untuk itu pengembang

non-akademik dengan sistem magang sesuai

kurikulum dan pembelajaran matematika di

dengan pekerjaan atau karir tertentu [8]. Lambat

SMK perlu melakukan needs assesment agar

laun seiring perkembangan jaman dan iptek

materi ajar dan proses pembelajarannya mampu

yang sangat cepat, maka siswa SMK harus


memenuhi kebutuhan dan mendukung program

dibekali dengan ketrampilan intelektual yang

keahlian [9,12,19,25,29,32].

tinggi melalui pola berpikir kritis, sistimatis,

pencapaian

tujuan

Berdasarkan konteks persoalan tersebut

kreatif, dan produktif [21,27]. Hal tersebut

maka tujuan pembelajaran matematika di SMK

sebagai antisipasi atas kebutuhan tenaga kerja


harus

yang sangat variatif spesifik, peningkatan daya

dikembalikan

pada

posisi

yang

sebenarnya, walaupun proses reposisi ini tidak

saing,

mudah secara teoritis apalagi secara praktis.

menciptakan lapangan pekerjaan baru.


Pergeseran orientasi tujuan penyelenggaran

serta

Tujuan

berani

SMK

dan

harus

kreatif

sejalan

dalam


dengan

SMK menjadi penyebab utamanya dan diikuti

perkembangan dunia kerja [6,13,14,15,21,33].

oleh

pemenuhan

Untuk itu Kurikulum SMK perlu diselaraskan

keinginan yang selalu diwujudkan dalam bentuk

dengan perkembangan kebutuhan DuDi, ipteks,

mata

[9,19].

dan budaya. Lulusan SMK diharapkan dapat

Pertanyaannya adalah bagaimana seharusnya

bekerja baik sebagai wiraswastawan maupun

pembelajaran matematika di SMK. Untuk itu

sebagai pegawai unit DuDi. Untuk tujuan

maka harus dikaji lebih mendalam tentang apa

tersebut, SMK dihadapkan pada 3 pendekatan

tujuan utama penyelenggaraan SMK, apa fungsi

terkait dengan ketenagakerjaan: 1) educational

dan tujuan diajarkannya matematika di SMK,

through work, 2) educational about work, dan 3)

apa

dalam

educational for work [21]. Ketiga pendekatan

menentukan standar isi matematika untuk SMK,

ini tentu memiliki orientasi yang berbeda dan

teori belajar apa yang harus dikembangkan

berpengaruh

untuk

pengembangan kurikulum menganut azas supply

penyebab

lain, misalnya

pelajaran

saja

dalam

yang

SMK

ke

harus

kurikulum

diperhatikan

depan,

serta

bagaimana

SMK atau Vocational High School atau
dikenal

Biasanya

pendekatan tersebut dengan lebih menonjolkan

B. Tujuan SMK

umum

kurikulumnya.

driven merupakan wujud kombinasi dari ketiga

implementasi dan evaluasinya.

lebih

pada

sebagai

Vocational

Education, berkembang pesat di Eropa sebagai
pendidikan tradisional yang tujuannya adalah

pada educational for work. Hal inilah yang
membuat sebagian besar lulusan SMK kurang
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
dan perkembangan iptek, mereka sulit dilatih
SemNasMat 2017  2

kembali, dan kurang bisa mengembangkan diri

Tabel 1: Perubahan Orientasi Pendidikan Kejuruan di
Indonesia Mulai 1964 – Sekarang [16]

[23]. Temuan ini mengindikasikan bahwa
pembelajaran di SMK belum banyak menyentuh

No

atau mengembangkan kemampuan adaptasi

1.
2.

siswa, kompetensi yang mereka miliki belum

3.

sesuai dengan tuntutan dunia kerja sehingga
sebagian besar lulusan SMK di Indonesia tidak

4.

bisa diserap di lapangan kerja [28]. Sampai pada
Februari 2016, angka pengangguran tercatat
5.

sebesar 7.02 juta, ternyata yang terbanyak
adalah lulusan SMK dibanding dengan lulusan
Diploma, SMA, universitas, SMP, dan SD [30].
Secara umum SMK harus merespon dua

6.

Orientasi/
pendekatan
1964-1968 STM, SMEA
Social demand
1972-1973 STM Pembangunan, Manpower demand
SMEA
1976
STMP, SMTK 4 th, Social and
SMEA, STM-BLPT, manpower demand
SMKK, SMPS, SMM,
SMIK, SMSR
1984
STMP, SMTK,
Humanism
SMEA, STM-BLPT,
SMKK, SMPS, SMM,
SMIK, SMSR
1994
STM, SMEA
Competency and
broad based
curriculum
1999 SMK
Market driven,
sekarang
competency,
broad based
curriculum
Tahun

Nama

hal yang berlawanan. Pertama, SMK harus

Perubahan orientasi tersebut berdampak

inovatif progresif yang mengembangkan konten,

pada orientasi pengembangan kurikulumya,

sikap kerja, ketrampilan komunikasi, serta

perubahan

pengetahuan matematika dan sain. Kedua,

keahliannya. Untuk itu perlu pengelompokan

bahwa SMK didikte oleh ekonomi rasionalis

program keahlian menjadi bidang keahlian

yang menyeleksi (sorting dan ranking) siswa

sesuai dengan kelompok bidang industri/usaha/

sebagai pekerja produktif [21]. Kondisi inilah

profesi yang ada. Pada Tahun 2008, pemerintah

yang

penyelenggaraan

menetapkan Spektrum Keahlian Pendidikan

Pendidikan SMK di Indonesia mengalami

Menengah Kejuruan, yang mengatur tentang

perubahan dan perkembangan. Secara historis,

pengusulan dan penentuan program keahlian di

SMK di Indonesia berakar pada pendidikan

SMK. Spektrum ini memuat 6 bidang studi

kejuruan zaman penjajahan Belanda. Sekolah

keahlian, 40 program studi keahlian, dan 121

kejuruan pertama di Indonesia didirikan Tahun

kompetensi keahlian[18]. Menyadari pentingnya

1853 oleh pemerintah Belanda dengan nama

dan kebutuhan tiap program keahlian terhadap

Ambachts School van Soerabaia (Sekolah

matematika berbeda-beda, maka pemerintah

Pertukangan Surabaya) yang diperuntukkan bagi

melaui keputusan tersebut juga menetapkan dan

anak-anak

[16].Dalam

mengelompokkan matematika SMK menjadi

perkembangannya terus mengalami evolusi

tiga kelompok dengan alokasi waktu yang

orientasi dan pendekatan penyelenggarannya,

berbeda, dengan harapan fungsi dan peran

mulai dari social demand sampai pada market

pembelajaran matematika lebih optimal.

membuat

Indo

orientasi

dan

Belanda

nama

sekolah,

dan

program

driven atau supply driven.
SemNasMat 2017  3

Tabel 2: Pengelompokan dan Alokasi Jumlah Jam
Pelajaran Matematika di SMK [18]
Matematika Kelompok Bidang
Keahlian
Seni, Pariwisata, dan Teknologi
Kerumahtanggaan
Sosial, Administrasi perkantoran,
dan Akuntansi
Teknologi, Kesehatan, dan
Pertanian

NO
1.
2.
3.

perubahan baik di masyarakat, lingkungan kerja,

Alokasi
Waktu
330

516

Pengelompakan tersebut mempunyai arti
bahwa matematika harus diajarkan di SMK,
tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan
setiap program keahliannya. Tujuan akhir dalam
pembelajarannya haruslah mempunyai tujuan
yang sama yaitu mengajarkan bagaimana agar
mampu

beradaptasi

dan

sanggup

menghadapi perubahan yang selalu berkembang
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran
rasional, cermat, kritis, dan kreatif [3,22,24,28].
Melalui

pola

pikir

matematis

tersebut

diharapkan mereka mudah mempelajari ilmu
lain, memaknai kehidupan sehari-hari secara
benar, dan sukses dalam bidang pekerjaannya.
Oleh

karena

pembelajaran

itu,

harus

matematika

disadari
di

SMK

bahwa
bukan

sekedar mempelajari angka atau bilangan, tidak
hanya

sebagai

alat,

bahasa,

dan

ilmu

pengetahuan, tetapi yang tak kalah penting
adalah sebagai pembentukan pola pikir [3,29]

Sifat dan kemampuan beradaptasi ini harus
dimiliki oleh siswa SMK agar mereka mampu
diri

belajar dan pembentukan pola pikir yang nyata
bagi siswa agar mampu dan mudah beradaptasi.
Melalui fungsi tersebut diharapkan siswa
SMK mampu mengetahui hubungan antara
materi matematika dengan materi program
keahliannya, sehingga belajar matematika dapat
meningkatkan kompetensi matematis yang ada
dalam

diri

pemahaman,

siswa,
pemecahan

seperti

kompetensi

masalah,

berpikir

kritis, komunikasi, koneksi, penalaran adaptif,
dan sikap produktif [3,9,24,29]. Penalaran
adaptif merupakan kemampuan beradaptasi
dengan mengedepankan berpikir logis dalam
merefleksikan, menjelaskan, dan menjustifikasi
termasuk kemampuan menduga atau konjektur,
sehingga mereka dapat memberikan alasan/bukti
terhadap suatu pernyataan yang mereka buat,
menemukan pola atau gejala matematis, dan
menarik kesimpulan. Penalaran adaptif ini tidak
hanya mencakup pertimbangan dan penjelasan
informal tetapi juga penalaran induktif dan
intuitif berdasar pada contoh serta pola-pola
yang dimilikinya. Penalaran adaptif lebih luas
dari penalaran deduktif maupun induktif [27].

agar mampu beradaptasi.

menyesuaikan

perkembangan ipteks [21,28]. Oleh karena itu,
matematika berfungsi sebagai alat bantu visual

403

C. Tujuan dan Fungsi Matematika di SMK

siswa

dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan

terhadap

perubahan.

Pembelajaran matematika di SMK haruslah
memberikan dasar pengetahuan yang luas dan
kuat agar siswa mampu beradaptasi terhadap

Oleh karena itu, kemampuan penalaran adaptif
ini wajib dimilik oleh siswa SMK agar mereka
memiliki kapasitas berpikir logis yang mampu
menghubungkan antar konsep dan situasi.
Kompetensi-kompetensi tersebut akan sangat
mudah dicapai jika siswa memiliki sikap
SemNasMat 2017  4

produktif,

yaitu

sikap

positif

terhadap

isi matematika SMK sudah ditetapkan dengan

matematika bahwa matematika sebagai sesuatu

model top down. Model ini menganut paham

yang masuk akal dan berguna.

keseragaman dan keharusan bukan keberagaman
dan kebutuhan. Dalam banyak kasus model ini

D. Standar Isi Matematika SMK
Materi matematika apa saja yang harus
diajarkan di SMK?. Pertanyaan ini sangat
penting karena terkait dengan standar isi
matematika untuk SMK. Standar isi matematika
dapat diartikan sebagai deskripsi dari materi
matematika apa yang harus diajarkan dan
bagaimana memperolehnya [24,29]. Standar

sulit terimplementasi dengan baik di lapangan
khususnya di SMK [10,12]. Sebagai sekolah
yang

unik

dan

khusus

[5,17,33],

SMK

memerlukan kurikulum matematika yang sesuai
dengan kebutuhan program keahliannya. Untuk
itu, pengembangan kurikulum di SMK harus
terintegrasi [4,9,13,15].

matematika merupakan kreteria minimal tentang

D.1. Kurikulum Terintegrasi Model Piramida

materi matematika yang harus dikuasai oleh

Secara umum, pelajaran di SMK dapat

siswa SMK yang diberlakukan di program

dibedakan menjadi mata pelajaran wajib dan

keahlian tertentu dan di wilayah tertentu [28].

program keahlian [27]. Berdasarkan muatan isi

Standar diperlukan untuk menghasilkan lulusan

dan kajiannya dapat dikelompokkan manjadi 5

yang

kelompok

memiliki

kemampuan

berpikir

dan

besar

yaitu:

program

peahlian,

penalaran matematis yang digunakan sebagai

Matematika,

dasar pengetahuan keterampilan matematika.

Pengembangan kurikulum SMK dapat dilakukan

Standar

dan

melalui pengorganisasian SKL termasuk di

disajikan harus menggambarkan keterhubungan

dalamnya KD, indikator, dan standar isi [27],

antara

dengan

dimana SKL pelajaran wajib harus menopang

kompetensi yang diiinginkan baik kompetensi

dan terintegrasi dengan SKL program keahlian.

matematika

program

Empat pelajaran wajib yaitu Matematika, IPA,

keahliannya. Oleh karenanya standar isi ini

IPS, dan Bahasa hendaknya saling berkorelasi

harus menyeluruh dan terintegrasi.

dan menjadi dasar kekuatan untuk menopang

matematika

pemahaman

Standar

maupun

isi

yang

ditetapkan

matematika

kompetensi

matematika

yang

IPA,

IPS,

dan

Bahasa.

harus

tercapainya SKL program keahlian. Pengikat

dipelajari siswa menengah adalah: bilangan dan

SKL pelajaran wajib tersebut pada setiap jenjang

operasi bilangan, aljabar, geometri, pengukuran,

kelasnya (1, 2, dan 3) adalah SKL program

serta analisis data dan probabilitas [24]. Tentu

keahlian pada masing-masing jenjang kelas yang

saja standar isi yang diajarkan pada masing-

bersangkutan.

masing program keahlian, dan kelas/jenjang

hubungan antar pelajaran wajib dengan program

berbeda ruang lingkup, urutan, jumlah jam, dan

keahliannya membentuk piramida [11].

Dari

uraian

tersebut

maka

penekanannya. Pada Kurikulum 2013, standar
SemNasMat 2017  5

sama

Program
Keahlian

dengan

cara

penentuan

materi

ajar

matematika di atas. Sehingga hubungan IPA,

3

IPS, dan Bahasa terhadap program keahlian

2

masing-masing juga ditunjukkan oleh bidangbidang segitiga.

1

Bahasa

2
1

2

Matematika

2

1

3 IPA

Hubungan antara matematika, IPA, IPS,

1
1
2

3

3

dan Bahasa merupakan hubungan korelasi atau

IPS

bisa juga separasi tergantung dari materi ajarnya.
Gambar 1: Kurikulum Terintegrasi “Model Piramida”

Dalam gambar di atas terdapat 5 titik

Hubungan keempat mata pelajaran wajib ini
ditunjukkan

oleh

bidang

segi-empat

(alas

sudut, yaitu Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa

piramida) yaitu Matematika-Bahasa-IPA-IPS.

membentuk segi-empat sebagai alas piramida,

Bidang segiempat ini menunjukkan banyaknya

sedangkan Program Keahlian sebagai titik

materi/KD yang dibutuhkan SKL program

puncaknya. Sumbu Matematika (O-Matematika)

keahlian selama proses pendidikan. Sedangkan

terdiri

ajar

volume piramida yang dibentuk oleh kelima

matematika mulai kelas 1 sampai 3 yang

kelompok mata pelajaran tersebut merupakan

dibutuhkan siswa SMK untuk menguasai SKL

beban belajar siswa SMK untuk menguasai dan

program keahlian. SKL, KD, indikator, materi

SKL program keahlian yang dipilihnya.

ajar matematika ini tidak boleh overlap dan

D.2. Prosedur Pengembangan

SKL,

KD,

indikator,

materi

overload, oleh karena itu harus diurutkan

Kegiatan utama pengembangan kurikulum

berdasarkan hirarki matematika dan urutan

terintegrasi Model Piramida adalah melakukan

kebutuhan

dan

identifikasi tujuan, menentukan SKL, KD, dan SI

didistribusikan dalam semester serta ditentukan

program keahlian dan urutannya. Sedangkan

kebutuhan alokasi jam pelajarannya. Penentuan

kegiatan pengembangan kurikulum matematika

jumlah jam pelajaran yang dibutuhkan SKL

SMK adalah melakukan identifikasi tujuan dan

matematika tersebut tentu harus berdasarkan

SKL matematika sesuai dengan kebutuhan

alokasi jam efektif, banyaknya materi yang harus

program

diajarkan, dan tingkat kesulitan materi ajar.

matematika menjadi KD, SI, dan SP harus

Demikian juga dengan IPA, IPS, dan Bahasa.

mempertimbangkan muatan kurikulum nasional,

Hubungan antara pelajaran matematika dengan

kisi-kisi UN, dan referensi yang relevan. SKL,

program keahlian ditunjukkan oleh bidang

KD, dan SI diurutkan berdasarkan hirarki

segitiga

Keahlian).

matematika serta berdasarkan urutan SKL, SI,

Proses penentuan materi yang dibutuhkan siswa

dan KD program keahlian. Setelah proses

SMK terhadap IPA, IPS, dan Bahasa adalah

pengurutan dan menentukan cakupan SKL, KD,

SKL

program

keahlian,

(O-Matematika-Program

keahlian.

Pengembangan

SKL

SemNasMat 2017  6

dan SI matematika, maka proses berikutnya

Matematika SMK Tata Busana. Pengembangan

adalah menentukan alokasi dan sebaran jumlah

ini merupakan hasil penelitian penulis pada tahun

jam matematika ke dalam semester. Secara

2013. Proses pengembangannya berdasarkan

umum prosedur pengembangan bahan ajar

Model Piramida dengan prosedur seperti di atas,

matematika SMK dapat digambarkan sebagai

tetapi pada kesempatan ini hanya dibahas

berikut [11].

pengembangan SI saja, dengan tahapan berikut.

Kurikulum
SMK
(Nasional)

Kurikulum
Model
Piramida

Tahap pertama yaitu orientasi. Tujuan

Analisis
Kebutuhan (SKL,
indikator, materi,
sumber belajar)

tahapan awal ini adalah menentukan profil
lulusan SMK Program Tata Busana. Proses ini

Kurikulum
Matematika
SMK

DuDi

Matematika
SMK

Implementasi
dan Revisi

untuk menentukan komitmen bersama tentang
profil yang diinginkan. Ada beberapa hal yang

Realisasi
Penyususnan
Kurikulum

Penyususnan
Peta (organisasi)

dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan
profil ini, yaitu kurikulum nasional, DuDi,

UN
Matematika
Menentukan
Desain dan
Struktur
Tahap
Orientasi

bisa dilakukan melalui FGD atau Teknik Delphi

Tahap
Pengembangan

Monitoring
dan feedback
(evaluasi dan
revisi)

Matematika untuk SMK, UN Matematika,
kurikulum riil, SWOT sekolah, kebijakan dan
peraturan yang berlaku, dan sejenisnya.

Tahap
Implementasi

Tahap kedua yaitu analisis kebutuhan
Program Tata Busana terhadap SKL Matematika.
Setelah profil lulusan Tata Busana ditetapkan

Gambar 2: Prosedur Pengembangan Matematika SMK [11]

termasuk di dalamnya SKL, KD, indikator, SI,
Untuk memperoleh SI matematika yang
menopang SKL keahlian, maka harus melakukan
analisis SKL, KD, dan SI matematika yang
dibutuhkan dan sumber belajar yang digunakan.
Oleh karena itu, tahapan pengembangan SI dapat
dikelompokan menjadi empat kegiatan, yaitu
analisis terhadap kebutuhan SKL, melakukan
pemetaan, menentukan desain dan struktur
pengembangan SI, serta merealisasikannya yaitu
berupa rancangan pembelajaran.
D.3. Contoh Baik
Untuk memberikan pemahaman yang
dimaksud, berikut contoh pengembangan SI

cakupan, dan urutannya, maka berikutnya adalah
menentukan SKL Matematika yang dibutukan.
Proses ini lebih efisien dan efektif jika
menggunakan FGD.
Tabel 3: SI dan SKL Matematika SMK Tata Busana
[26,27,28]
No SI/SKL
1. Aljabar
1.1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi bilangn real
1.2. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
1.3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
konsep himpunan
1.4. Menyelesaikan mslh program linear
2. Geometri
1.1. Memecahkan masalah bangun datar dan ruang
3. Statistika dan probabilitas
3.1. Menerapkan konsep statistika dan probabilitas
dalam pemecahan masalah

SemNasMat 2017  7

Tahap ketiga yaitu tahap menentukan SI

dengan pelajaran lain yeng terkait dengan

Matematika, ruang lingkup, dan urutannya.

matematika. Harus disadari bahwa langsung atau

Berdasarkan

tidak

SKL

Matematika

pada

tabel

langsung

ada

pelajaran

lain

yang

tersebut maka harus ditentukan SI (materi ajar),

membutuhkan matematika, baik itu matematika

ruang lingkup, dan urutannya. Tujuannya adalah

sebagai alat, pembentuk pola pikir atau bahkan

agar tidak terjadi overload dan overlap materi

pembentuk

ajar dalam pelaksanaan pembelajarannya. Urutan

digambarkan

distribusi

penyampaian materi harus mempertimbangkan

persemester

berdasarkan

urutan SKL Tata Busana, hirarki matematika,

Program Keahlian Tata Busana.

karakter.

Berikut
SKL

ini

hanya

Matematika

kebutuhan

SKL

dan SKL pelajaran lain yang terkait dan
membutuhkan matematika. Proses ini menjadi

SMT

SKL Program Keahlian
Tata Busana

tidak mudah karena pembelajaran Program
Keahlian Tata Busana menggunakan sistem blok

1

1. Menggambar busana

terjadi pengulangan atau loncat-loncat SKL/KD/

2. Membuat pola

3. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi himpunan

3. Memilih bahan baku

4. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linier

2

SKL Program Keahlian Tata Busana baik urutan,
sebaran, dan jumlah jamnya

3

Tabel 4: Perbedaan SKL dan Jumlah jam Tata Busana
Kurikulum Lama dan Baru [7,9]
No Urutan SKL Lama

Jml Urutan SKL Baru
Jml
Jam
Jam
1. Menggambar busana 60 Menggambar busana 80
2. Membuat pola
250 Membuat pola
250
3. Membt busana wanita 350 Memilih bahan baku
44
4. Membuat busana pria 120 Membut busana wanita 350
5. Membuat busana anak 60 Membuat busana pria 120
6. Membuat busana bayi 50 Membuat busana anak 60
7. Memilih bahan baku 44 Membuat busana bayi 50
8. Membuat hiasan
60 Menentukan harga jual 40
9. Mengawasi mutu
50 Mengawasi mutu
50
busana
busana
Jumlah jam
1044
10444

Tahap keempat adalah tahap sinkronisasi
SKL dan jumlah jam pelajaran Matematika.

1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi bilangan real
2. Memecahkan masalah bangun datar dan ruang

(tailoring berbasis produk). Hal ini berakibat

indikator. Solusinya adalah menyusun ulang

SKL Matematika

4. Membuat busana wanita

5. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
6. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
matriks

5. Membuat busana pria

4

7. Menyelesaikan masalah program linier
6. Membuat busana anak
7. Membuat busana bayi

5
8. Menghitung harga jual

6

9. Pengawasan mutu busana

8. Menerapkan konsep statistika dalam pemecahan
masalah

9. Memecahkan maslaah berkaitan dengan probabilitas

Gambar 3: Pemetaan SKL Matematika [9]

Hasil pengembangan SKL Matematika

dan urutannya tersebut berbeda dengan yang
lama. Hal tersebut karena urutan SKL Tata

Setelah SKL Tata Busana dan urutannya

Busana dapat diubah. Selain itu materi

ditetapkan sebagai hasil tahap ketiga di atas,

ajarnya juga berbeda yang disesuaikan

maka berikutnya adalah mengidentifikasi ulang

dengan kebutuhan SKL Tata Busana yang

SKL matematika yang dibutuhkan termasuk
SemNasMat 2017  8

baru. Perbedaan tersebut dapat digambarkan

SMT

Alokasi Jam
per- SKL

SKL Matematika

seperti berikut.
SMT

1

2

3

4

SKL Matematika Kurikulum Lama

SKL Matematika Kurikulum Baru

1

1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi bilangan real

36

2. Menyelesaikan masalah bangun datar dan ruang

36

3. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
operasi himpunan

39

4. Menyelesaikan msalah berkaitan dengan persamaan
dan pertidaksamaan linier

33

5. Menerapkankonsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah

35

6. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep
matriks

25

Alokasi Jam
per-SMT

72

1. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi bilangan real

1. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi bilangan real

2. Memecahkan masalah brkaitan dgn sistem
pers dan pertdksamaan linier dan kuadrat

2. Menyelesaikan masalah bangun datar dan
ruang

3. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep matriks

3. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi himpunan

4. Menyelesaikan masalah program linier

4. Menyelesaikan msalah berkaitan dengan
persamaandan pertidaksamaan linier

5. Menentukan kedudukan jarak, besar sudut
yg melibatkan titik, bidang, ruang dlm R2

5. Menerapkankonsep barisan dan deret
dalam pemecahan masalah

4

7. Memecahkan masalah program linier

30

30

6. Menerapkankonsep barisan dan deret
dalam pemecahan masalah

6. Memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep matriks

5

8. Menerapkankonsep statistika dalam pemecahan
masalah

72

72

7. Menerapkanperbandingan, fungsi, persaman , dan identitas trigonometri dalam
pemecahan masalah

7. Memecahkan masalah program linier

6

9. Memecahkan maslaah berkaitan dengan probabilitas

24

24

2

3

72

60

Total Alokasi Jumlah Jam Pelajaran

5
8. Menerapkanaturan konsep statistika
dalam pemecahan masalah

8. Menerapkankonsep statistika dalam
pemecahan masalah

330

Gambar 5: Sebaran SKL dan Jumlah Jam Matematika SMK
Tata Busana Persemester [9]

9. Memecahkan masalah berkaitan dengan
probabilitas

6

Gambar 4: Perbandingan SKL Matematika dan Urutannya
antara Kurikulum Lama dan Baru [9,26,27]

Pengembangan

kurikulum

Matematika

SMK Tata Busana berdasarkan Model Piramida,
menghasilkan SKL dan SI Matematika sesuai
program keahliannya. Selain itu jumlah jam
pelajarannya sesuai dengan jumlah jam pelajaran
minimal yang disarankan dalam kurikulum
nasional.

Dengan

demikian,

pembelajaran

matematika dengan problem solving berbasis
keahlian akan meningkatkan minat, berpikir
kitis, kreatif, dan adaptif siswa SMK. Berikut
adalah distribusi SKL dan jam matematika
persemester

yang

merupakan

posisi

SKL

matematika dalam pembelajaran Tata Busana.

D.3. Curriculum Mapping
Kurikulum SMK berkembang dan akan
berubah seiring dengan perkembangan dan
kebutuhan pekerjaan [6,9,20]. Apabila kurikulum
berubah maka kurikulum yang lama tidak harus
diganti atau dibuang, tetapi cukup melakukan
redesain kurikulum [17,20]. Redisain kurikulum
dilakukan dengan mendesain ulang kurikulum
lama yang out up date dengan kurikulum baru
berdasarkan

kebutuhan

dan

perkembangan

pekerjaan di masyarakat. Tetapi yang harus
diingat adalah redesain ini

bukan

berarti

membuang kurikulum lama.
Curriculum mapping [31] menghasilkan
kompetensi teori, praktik, dan umum yang baru
yang harus dimiliki siswa SMK melalui modul
SemNasMat 2017  9

yang harus dipelajari. Kemudian melakukan

pekerja yang dibutuhkan. Oleh karena itu, tujuan

distribusi bahan ajar, baik dalam bentuk urutan

pendidikan

penyampaian materi, urutan mata pelajaran, dan

menyiapkan siswa untuk bisa bekerja, tetapi juga

distribusi pada jenjang tingkatan kelas [9].

mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.

E. Penutup

F. Rujukan

Reposisi pembelajaran matematika
SMK

harus

dilakukan

seiring

di

dengan

perkembangan kebutuhan jaman dan pekerjaan.
Tetapi banyaknya kepentingan berdampak pada
overload dan overlap materi ajar, bergesernya
orientasi pembelajaran, dan tentu menyulitkan
proses reposisi. Salah satu caranya adalah
mengembalikan tujuan dan fungsi pembelajaran
matematika di SMK, melalui pengembangan
kurikulum Model Piramida [11].
Pengembangan kurikulum Model Piramida
mendasarkan diri pada tujuan dan fungsi
matematika di SMK serta terintegrasi dengan
tujuan

program

problem

solving

keahliannya.
dan

Pembelajaran

belajar

bermakna

merupakan salah satu pilihan dalam tataran
implementasi.

Selain

dapat

meningkatkan

kemampuan terhadap kompetensi matematika
dan program keahliannya, pembelajaran ini dapat
menumbuh-kembangkan berpikir kritis, adaptif,
dan kreatif [22].
Selama ini pembelajaran di SMK masih
bersifat separatif dan universal. Sehingga wajar
jika kemampuan dan ketrampilan siswa SMK
belum

memenuhi

kompetensi

kerja

yang

diharapkan, dan berdampak pada pengangguran.
Salah satu penyebab adanya pengangguran
adalah jumlah pelamar lebih banyak dari jumlah

SMK

seharusnya

tidak

hanya

[1].

Ana, dkk. (2010). Sejarah Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan. http:file.upi.edu.
[2]. Beane, James A. (1997). Curriculum
Integration; Designing the core of
democratic Education. New York and
London: Teachers College Press.
[3]. Bell, F.H. (1978). Teaching and Learning
Mathematics (In Seconadry Schools).
USA: Wm.c.Brown Company Publishers.
[4]. Berke, Melissa K. (2009). Curriculum
Integration: A two-way street. General
Music Today. Reston: Fall 2000. Vol. 14,
Iss.1;pg.9,4pgs. http://proquest.umi.com
[5]. Bowers, Helen. (2006). Curriculum
Design in Vocational Education. Fully
refereed paper for the Australian
Association for Research in Edu-2006
Conference 26-30 Nov.2006, Adelaide
[6]. Deen, LIU. (2001). Characteristics of
Curriculum
in
Higher
Vocational
Education:
Journal Vocational and
Technical Education; 2001-16
[7]. Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi
Nasional Bidang Keahlian Busana
“Cuctom-Made”.
Digandakan
oleh:
Bagian Proyek Sistem Pengembangan
Sertifikasi dan Standarisasi Profesi Tahun
Anggaran 2004.
[8]. Djohar, A. (2007). Pendidikan Kejuruan
dalam Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis
Ilmu Pendidikan. Bandung: UPI Press.
[9]. Effendi,
Moh
Mahfud.
(2013).
Pengembangan Kurikulum Matematika
sebagai Mata Pelajaran Adaptif Program
Tata Busana SMKN 3 Probolinggo. Jurnal
Penelitian Pendidikan 1412-565X Edisi
khusus Februari 2013 hal 43-60
[10]. Effendi, Moh Mahfud. (2014). Alternatif
Model Organisasi Kurikulum Matematika
SMK. Jurnal HIPKIN: Inovasi Kurikulum,
ISSN: 1829-6750 Volume 01 Maret 2014;
hal 123-135.
SemNasMat 2017  10

[11]. Effendi, Moh Mahfud. (2015). Model
Pengembangan Kurikulum Matematika
SMK. Seminar Nasional PendMatematika.
Pascasarjana Pend Matematika UMM.
Malang, 1 Agustus 2015.
[12]. Effendi, Moh Mahfud. (2016). Analisis
Pengembangan Bahan Ajar Matematika
SMK. Seminar Nasional Pendidikan
Matematika 2016; Penguatan Peran Pend.
Matematika dalam Meningkatkan Kualitas
Bangsa; hal 103-106.
[13]. Fang, LI Ju, and Zheng, ZHOU Jian.
(2010).
The
construction
and
implementation
of
work-integrated
learning "Three Policy" model in the
vocational college of mapping class:
Journal Science of Surveying and
Mapping; 2010-05
[14]. Finch, CR and Crunkilton, JR. (1979).
Curriculum Development in Vocational
and Technical Education: Planning,
Content, and Implementation. Boston:
Allyn and Bacon.
[15]. Fogarty. (1991). How to Integrate The
Curricula: The Mindful School. Palatine,
Illinois: Skylight Publishing, Inc.
[16]. Hadiyanuar. 2011. Sejarah Pendidikan
Kejuruan di Indonesia.http://hadiyanuar.
wordpress.com.
[17]. Karseth, Berit. (2006). Curriculum
Restructuring In Higher Education After
The Bologna Process: A New Pedagogic
Regime. This article is a revised version
for this monograph of a paper presented at
The Third Conference on Knowledge and
Politics at the University of Bergen.
Journal: Revista Española de Educación
Comparada, 12 (2006), 255-284
[18]. Keputusan Dirjen Mandikdasmen Nomor
251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
[19]. Longstreet,W.S. (1993). Curriculum for a
New Millenium. Boston; Allyn & Bacon.
[20]. Lu Hong. (20090. Thought and Practice on
Curriculum Reform in Higher Vocational
Colleges: Journal of Anhui Vocational &
Technical College;2009-01, [CateGory
Index]: F830-4;F712.3
[21]. McNeil.(2006). Contemporary Curriculum
in Thought and Action. USA: John Wiley
& Sons.

[22]. Ministry of Education Singapore. (2009).
The Singapore Model Method for
Learning Mathematics. Singapore: EPB
Pan Pacific.
[23]. Muslim. (2007). Pendidikan Kejuruan di
Indonesia. Tersedia: www.tutomu.files.
wordpress.com.
[24]. National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM). (2000). Principles
and Standards for School Mathematics.
The National Council of Teachers of
Mathematics, Inc.
[25]. Oliva, Peter F. (1991). Developing
Curriculum, A Guide to , Principles and
Process. New York: Harper & Publisher.
[26]. Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah
Aliyah Kejuruan.
[27]. Permendikbud RI Nomor 70 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMK/MAK Kurikulum 2013
[28]. Pusdiknakes. (2010). Kurikulum SMK.
http://www.pusdiknakes.or.id/data/
kurikulum/smk.doc
[29]. Reys, Robert E., et.al. (1998). Helping
Children Learn Mathematics. 5th Edition.
USA: Allyn & Bacon.
[30]. Suryamin. (2016). Angka Pengangguran
SMK Tertinggi di Indonesia, BPS
Indonesia.
[31]. Udelhofen, Susan. (2005). Keys to
Curriculum Mapping: Strategies and Tools
to Make It Work. California:Corwin Press.
[32]. Unruh & Unruh (1984). Curriculum
Development,
Barkeley,
California:
McCutchan Publishing, Co.
[33]. Xin, Zhao. (2007). Vocational Education
Curriculum Development Oriented by
Working Process Knowledge: Journal of
Anhui Vocational & Technical College;
2007-07.

SemNasMat 2017  11