Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan konseling
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa
kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini
merupakan proses social dan kognitif kompleks yang didasarkan pada naluri
tetapi dipelajari (rubbin. Afoncso). Untuk menjadi seorang ibu, seorang remaja
harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang
melakukan perawatan. Sebaliknya seorang deawasa harus mengubah kehidupan
rutin yang dirasa mantap menjadi satu kehidupan yang tidak dapt dipredikdsi,
yang diciptakan seorang bayi (mercer 1981). Nulipara atau wanita tanpa anak
menjadi wanita yang mempunyai anak dan multipara wanita tyang memiliki
anak menjadi wanita yang memilik anak-anak (ledrman 1984). Seiring
persiapannya untuk menghadapai peran baru, wanita tersebut merubah konsep
dirinya supaya ia siap menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan
suami. Suami siap-siap menjadi seorang ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahn psikologis dan
emosional.seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa
bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dia sudah memilihkan
nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir jika terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan
bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik
dirinya maupun bayinya. Ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan
menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari
dukungan baru.
Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan
tersebut pada wanita hamil agar dapat memberidukungan dan memperthatikan
keprihatinan, kekhawatiran ketakutan dan pertanyaanpertanyaan.
1
1.2
Rumusan Masalah
Menjelaskan masalh perubahan dan adaptasi pada masa kehamilan
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester I
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester II
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester III
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Askeb I pada jurusan D3 Kebidanan Semester II di Akademi Kebidanan
Al-Ishlah Cilegon.
1.4
Manfaat
Makalah ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
untuk memahami tentang perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa
kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester I
Trimester
pertama
ini
sering
dirujuk
kepada
masa
penentuan. Penentuan membuat fakrta wanita bahwa ia hamil.
Trimester pertama juga sering merupajakan masa kehawatiran
dari penantian.
Segera setelah konsepsi kadar hormone progesterone dan
estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan
timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, klemah, lelah dan
membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali
membenci
kehamilannya.
Banyak
ibu
yang
merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali,
biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak
hamil. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan
murung.
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang
kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan
robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik menderita
depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan
kandungannya.
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester
I didasarai pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada
pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran
ini
seorang
wanita
memerlukan
proses
belajar
melalui
serangkaian aktifitas.
3
Beberapa tahapan aktifitas pentik seseorang menjadi ibu :
1. Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan
memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
2. Taking In
seorang wanita sudah mulai membayangkan peran di
lakukan.
3. Letting Go
wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah
dilakukan.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada
tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai
perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama
seorang ibu akan akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan
yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan
seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada
orang lain atau dirahasiakannya.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan
fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada
tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan
psikologinya, jika mereka multigravida berhubungan dengan
pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi
seperti nyata, dimana hal ini sangat mengganggu. Mimpinya
sering kali tentang bayi nya yang bias diartikan oleh ibu
apalagi bila tidak menyenagkan.
4
Bentuk Motifasi
Motivasi Suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya
akan
kebanggaan
menjadi
atas
seorang
ayah
kemampuanya
adalah
timbul
mempunyai
nya
keturunan
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan nya menjadi
seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya.
Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan
keadaan ibu yang mulai hamil dan menghindari hubungan seks
karna takut akan mencederai bayi nya . adapula pria yang
hasrat seksual nya terhadap wanita hamil relative besar.
Disamping respon yang diperhatikan nya , seorang ayah dapat
memahami keadaan ini dan menerimanya.
Zaman dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan
istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan
dukungan yang diberikan oleh suami kepada saat ini, bentuk
dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada:
a) Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal
b) Menempatkan nilai-nilai penting dalam
keluarga
untuk mempersiapkan menjadi orangtua.
5
Motivasi Keluarga
Wanita
hamil
seringkali
merasakan
ketergantungan
terhadap oranglain. Tapi mungkin bias menjadi lebih kuat
sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada waktu
itu
wanita
memerlukan
keamanan
dan
perhatian
dari
seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal
ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan
menjadi orang tua.
Stress yang terjadi pada kehamilan trimester I
Ada dua tipe stress yaitu yang negative dan positif, keduan
stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang
bersifat intrinsic dan ektrinsik.
Stress intrinsic berhubungan dengan tujuan pribadi dari
individu,
yang
sesempurna
mana
individu
mungkin
baik
berusaha
dalam
untuk
kehidupan
membuat
pribadinya
maupun dalam kehidupan sosialnya secara professional.
Stress ekstrinsik timbul Karen factor eksternal seperti rasa
sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi. Menurut
Bumard
(1991)
stress
selama
masa
reproduksi
dapat
dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :
1. Stress di dalam individu
2. stress yang disebabkan oleh pihak lain
3. Stress yang disebabkan penyesuaian
terhadap
tekanan social
6
Stress
dari
kegelisahan
dalam
diri
terhadap
dapat
terjadi
kemampuan
berkenaan
beradaptasi
dengan
dengan
kejadian kehamilannya.
Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaingan diri dengan kehamilan
memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling
memperkuat hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting
dari yang lainya. Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulanbulan sesudahnya merupakan saat-saat yang sulit. Semakin
dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya . jadi pada
saat hidup masih relative normal. Luangkan waktu untuk
berdua, berbicara tentang perasaan pasanganya.
Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri,
kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu
yang normal.
Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita pada
trimester pertama ini berbeda-beda . walaupun pada beberapa
wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi. Kebanyakan
mereka
mengalami
penurunan
libido
selama
priode
ini.
Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk uka berkomunikasi
7
secara terbuka dengan suami. Banyak wanita merasa butuh
untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun
tanpa
hubungan
seks,
libido
sangat
dipengaruhi
oleh
kelelehan, rasa mual, pembesaran payudara.
Kehamilan dan olahraga
Setelah
hamil,
mayoritas
wanita
dapat
melanjutkan
aktivitas biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang
teratur,
seperti
melakukan
jogging,
hubungan
bermain
seks,
dapat
tennis,
berenang
menimbulkan
atau
masalah
seperti keguguran atau fetal malformation (janin yang cacat)
pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter
melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat
hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus
wanita hamil.
Latihan-latihan yang menguntungkan bagi wanita hamil
adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut
untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan
anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting
untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang
merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
2.2
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester II
8
Trimester
kesehatan.
kedua
Ini
sering
disebabkan
dikatakan
selama
periode
trimester
pancaran
ini
wanita
umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan
kehamilan.
1. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi 2 fase;
prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang
dirasakan
ibu)
dan
postquickening
(setelah
adanya
pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat
dilihat pada penjelasan berikut :
A. Fase prequickening
Selama
khir
trimester
prequickening
pada
pertama
trimester
kedua,
dan
masa
ibu
hamil
mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di
dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini.
Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala
hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan
menjadi
dasar
bagaimana
ia
mengembangkan
hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia
akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang
telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan
adanya sikap yang negative, maka ia akan menolaknya.
Perasaan menolak terhadap sikap negative ibunya akan
menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila
ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena
ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian
kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima
9
kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih
saying (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini
meberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberi
kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.
B. Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas
keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan focus
pada kehamilannya dan persiapan menghadapai peran
baru
sebagi
seorang
ibu.
Perubahan
ini
bisa
menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya
sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami
hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan
pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala
peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada
wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia
menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan
bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya
untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu
ibu
membangun konsep bahwa bayinmya adlah individu
yang
terpisah
dari
dirinya.
Hal
ini
menyebakna
perubahan focus pada bayinya. Pada saat ini, jenis
kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian
utama adalh kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku
yang menganut system patrilineal/matrilineal).
2. Menjaga agar ikatan tetap kuat
10
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya
harus lebih sensitive terhadap pengaruh kondisi ini pada
mereka
berdua.
Ibu
hamil
sering
merasa
takut
jika
pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut,
tapi maslah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi
adalah kunci dari permasalah ini. Tetap cara ini dapat
digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan
memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu
tidak membicarakan latar belakang maslah yang dirasakan,
atau setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah
diperlukan penasehat kehamilan dan orang sekitarnya yang
dapat menolong ibu dan pasangannya.
3. Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester
kedua, tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian
dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai respon
terhadap
kehamilanyang
terus
berkembang.
Beberapa
perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga
perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil.
Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah
keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus di
berikan pengertian terhadpa kondisi tersebut sehingga ia
merasa lebih nyama lagi. Beberapa perubahan yang
menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan
yang dialami selama trimester pertama, energy bertambah
dan peningkatan libido.
4. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
11
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan
psikologis seiring perubahan yang dialami istrinya yang
hamil. Pada suatu studi dilaporkan sang suami juga
merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat
badan, rasa sakit kepala hingga kecemasan dan ketakutan
dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini
suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya
dan turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran
bayinya.
Apabila
didalam
sebuah
keluarga
terdapat
anak
sebelumnya, ia akan meras abingung akan perubahan yang
dialami ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara
sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang
akan dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari
wanita
hamil
tampaknya
dalah
orang
yang
sering
mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu
hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari
ibunya dalam menghadapai kehamilan dan persiapan
penerimaan bayi yang bakan dilahirkan.
5. Berhubungan seks
Ada satu lagi peubahan yang terjadi pada trimester
kedua
yang
harus
diimbangi
untuk
mengatasi
ketidaknyamanan yaitu suatu peningkatan libido yang pada
trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah.
Kebanyakan calon orang tua khawatir yang paling sering
diajukan adlah kemungkinan bayi diciderai oleh penis,
orgasme ibunya, atau ejakulasi.
12
Ibu hamil dan pasangannya pelu dijelaskan bahwa
tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks.
Janin tidak akan terpengaruh karena berada dibelakang
serviks dan dilindungi cairan amniotic dalm uterus. Namun
dalam beberpa kondisi hubungan seks selama trimester
kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta privia dan
ibu dengan riwayat persalinan premature.
Selain itu mekanisme fisik untuk saling merapat dalam
hubungan seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman,
misalnya berbaring terlentang dan menahan berat badan
suami.
Namun
dengan
mengkreasi
posisi
yang
menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi.
Walaupun sebaian ibu hamil merasa seks selama hamil
terasa meningkat, tidak semua libido wanita disebabkan
variasi perubahan hormone selam hamil. Karena respon
terhadap hormone berbeda, raksi masing-masing ibu hamil
2.3
pun berbeda.
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode mingguan / penantian dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu –
waktu. Ini menyebabkan ibu mengingat kewaspadaan akan timbulnya tanda dan
gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut
13
kalau – kalau bayi yang akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakn ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul waktu akan melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kelhamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan
keterangan dan dukungan dari suami,keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang
akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan
dilahirkan juga sudah dipilih.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga – duga tentang jenis kelamin
bayinya ( apakah laki-laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
Peran bidan dalam persiapan psikologi ibu hamil trimester I,II,III
a. Mempelajari kedaan lingkungan penderita
Ibu
hamil
yang
selalu
memikirkan
mengenai
keluarga,
keuangan,perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi dan
perlu penanggulangan. Untuk bidan harus melakukan pengkajian termasuk
keadaan lingkungan ( latar belakang ) sehingga mempermudah dalam
melakukan suhan kebidanan.
b. Informasi dan pendidikan kesehatan
Mengurangi pengaruh yang negatif
14
Kecemasan dan ketakutan sering diperngaruhi oleh cerita-cerita yang
menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman
persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai
proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi
dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisologi kehamilan dan
persalinan kepada penderita.
Memperkuat pengaruh yang positif
Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan
tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan dan
dinantikan.
Menganjurkan latian – latian fisik seperti senam hamil untuk
memperkuat otot- otot dasar panggul, melatih pernafasan, teknik
megedan yang baik dan latihan – latihan relaksasi.
c. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
d. Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruang
bersalin, alat-alat kebidanan dan tenaga kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I, pada kehamilan
trimester II,pada kehamilan trimester III dapat disimpulkan sebagai berikut :
Trimester I
Ibu :
Terbuka atau diam-diam
15
Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya.
Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu
Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak
menginginkan kehamilan.
Perasaan gembira.
Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
Menerima atau menolak perubahan fisik
Ayah :
Berbeda tergantung dari : usia,jumlah anak,interest terhadap anak,stabilitas
ekonomi
Menerima atau menolak keadaan istrinya yang bisa disebabkan karena
adanya gangguan komunikasi
Toleransi terhadap kebutuhan seksual. Dorongan seksual dapat meningkat
atau menurun
Ayah dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan baru
diluar rumah.
Trimester II
Ibu :
Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
Ibu merasakan adanya pergerakan janin karena ia menerima dan
menganggap sebagai dari dirinya
Mencari perhatian suami
Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya
Perasaan lebih berkembang sehingga ibu
mulai
mempersiapkan
perlengkapan bayinya
Perasaan cenderung lebih stabil
Ayah :
Merasa senang dengan pergerakan janin
Melibatkan diri dengan masalah kehamilan istrinya
16
Memberikan perhatian yang dibutuhkan oleh istrinya
Bila merasa gagal dalam memberikan perhatian ini ayah menghabiskan
waktu diluar rumah
Trimester III
Ibu :
Kecemasan dan ketegangan semakin
meningkat oleh karena perbuatan
postur tubuh atau terjadi gangguan body image
Merasa tidak feminism menyebabkan perasaan takut perhatian suami
berpaling atau tidak menyenangi kondisinya
6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa
cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya
Adanya perasaan tidak nyaman
Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan
Menyibukan diri dalam persiapan persalinan menghadapi persalinan
Ayah :
Meningkatnya perhatian pada kehamilan istrinya
Meningkatkan tanggung jawab financial
Perasaan takut kehilangan istri dan bayinya
Adaptasi terhadap pilihan senggama karena ingin membahagiakan istrinya
Trimester
Perubahan psikologi
Penanganan
Kehamilan
I
Merasa tidak sehat dan benci
Usahakan lebih banyak
(periode adaptasi)
kehamilannya
Selalu memperhatikan setiap
istirahat
Beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi pada
perubahan bentuk tubuh
tubuhnya.
17
Mencari tanda-tanda untuk
Menyimak Informasi
lebih meyakinkan bahwa
Seputar kehamilan
dirinya sedang hamil
Mengalami gairah seks yang
Perhatian suami
lebih tinggi tapi libido turun.
Khawatir kehilangan bentuk
Suami harus lebih
tubuh.
memahami istri
Membutuhkan penerimaan
Menjalin komunikasi
kehamilannya oleh keluarga.
II
(periode kesehatan)
Ketidakstabilan emosi dan
Menciptakan kondisi yang
suasana hati.
nyaman dan penuh kasih
Ibu sudah mulai merasa sehat
sayang
Mulai beraktivitas
dan mulai bisa menerima
kehamilannya.
Mulai merasakan gerakan bayi
Konsultasi dengan bidan
dan merasakan kehadiran bayi
atau tenaga kesehatan
sebagai seseorang di luar
yang lain.
dirinya.
Perut ibu belum terlalu besar
Beraktivitas seperti biasa
sehingga belum dirasa beban.
Libido dan gairah seks
Berhubungan seks
meningkat.
III
Ibu tidak sabar menunggu
Relaksasi
18
(periode penunggu)
kelahiran bayinya.
Ibu khawatir bayinya akan
Kontrol Teratur
lahir sewaktu-waktu dan dalam
kondisi yang tidak normal
Semakin ingin menyudahi
Berikan pengertian
kehamilannya.
Tidak sabaran dan resah.
Berikan Ketenangan
Bermimpi dan berkhayal
Beraktivitas
tentang bayinya.
Aktif mempersiapkan
Perhatikan kesehatan
kelahiran bayinya.
19
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa
kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini
merupakan proses social dan kognitif kompleks yang didasarkan pada naluri
tetapi dipelajari (rubbin. Afoncso). Untuk menjadi seorang ibu, seorang remaja
harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang
melakukan perawatan. Sebaliknya seorang deawasa harus mengubah kehidupan
rutin yang dirasa mantap menjadi satu kehidupan yang tidak dapt dipredikdsi,
yang diciptakan seorang bayi (mercer 1981). Nulipara atau wanita tanpa anak
menjadi wanita yang mempunyai anak dan multipara wanita tyang memiliki
anak menjadi wanita yang memilik anak-anak (ledrman 1984). Seiring
persiapannya untuk menghadapai peran baru, wanita tersebut merubah konsep
dirinya supaya ia siap menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan
suami. Suami siap-siap menjadi seorang ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahn psikologis dan
emosional.seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa
bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dia sudah memilihkan
nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir jika terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan
bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik
dirinya maupun bayinya. Ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan
menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari
dukungan baru.
Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan
tersebut pada wanita hamil agar dapat memberidukungan dan memperthatikan
keprihatinan, kekhawatiran ketakutan dan pertanyaanpertanyaan.
1
1.2
Rumusan Masalah
Menjelaskan masalh perubahan dan adaptasi pada masa kehamilan
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester I
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester II
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester III
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Askeb I pada jurusan D3 Kebidanan Semester II di Akademi Kebidanan
Al-Ishlah Cilegon.
1.4
Manfaat
Makalah ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
untuk memahami tentang perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa
kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester I
Trimester
pertama
ini
sering
dirujuk
kepada
masa
penentuan. Penentuan membuat fakrta wanita bahwa ia hamil.
Trimester pertama juga sering merupajakan masa kehawatiran
dari penantian.
Segera setelah konsepsi kadar hormone progesterone dan
estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan
timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, klemah, lelah dan
membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali
membenci
kehamilannya.
Banyak
ibu
yang
merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali,
biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak
hamil. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan
murung.
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang
kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan
robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik menderita
depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan
kandungannya.
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester
I didasarai pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada
pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran
ini
seorang
wanita
memerlukan
proses
belajar
melalui
serangkaian aktifitas.
3
Beberapa tahapan aktifitas pentik seseorang menjadi ibu :
1. Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan
memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
2. Taking In
seorang wanita sudah mulai membayangkan peran di
lakukan.
3. Letting Go
wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah
dilakukan.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada
tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai
perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama
seorang ibu akan akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan
yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan
seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada
orang lain atau dirahasiakannya.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan
fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada
tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan
psikologinya, jika mereka multigravida berhubungan dengan
pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi
seperti nyata, dimana hal ini sangat mengganggu. Mimpinya
sering kali tentang bayi nya yang bias diartikan oleh ibu
apalagi bila tidak menyenagkan.
4
Bentuk Motifasi
Motivasi Suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya
akan
kebanggaan
menjadi
atas
seorang
ayah
kemampuanya
adalah
timbul
mempunyai
nya
keturunan
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan nya menjadi
seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya.
Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan
keadaan ibu yang mulai hamil dan menghindari hubungan seks
karna takut akan mencederai bayi nya . adapula pria yang
hasrat seksual nya terhadap wanita hamil relative besar.
Disamping respon yang diperhatikan nya , seorang ayah dapat
memahami keadaan ini dan menerimanya.
Zaman dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan
istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan
dukungan yang diberikan oleh suami kepada saat ini, bentuk
dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada:
a) Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal
b) Menempatkan nilai-nilai penting dalam
keluarga
untuk mempersiapkan menjadi orangtua.
5
Motivasi Keluarga
Wanita
hamil
seringkali
merasakan
ketergantungan
terhadap oranglain. Tapi mungkin bias menjadi lebih kuat
sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada waktu
itu
wanita
memerlukan
keamanan
dan
perhatian
dari
seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal
ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan
menjadi orang tua.
Stress yang terjadi pada kehamilan trimester I
Ada dua tipe stress yaitu yang negative dan positif, keduan
stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang
bersifat intrinsic dan ektrinsik.
Stress intrinsic berhubungan dengan tujuan pribadi dari
individu,
yang
sesempurna
mana
individu
mungkin
baik
berusaha
dalam
untuk
kehidupan
membuat
pribadinya
maupun dalam kehidupan sosialnya secara professional.
Stress ekstrinsik timbul Karen factor eksternal seperti rasa
sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi. Menurut
Bumard
(1991)
stress
selama
masa
reproduksi
dapat
dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :
1. Stress di dalam individu
2. stress yang disebabkan oleh pihak lain
3. Stress yang disebabkan penyesuaian
terhadap
tekanan social
6
Stress
dari
kegelisahan
dalam
diri
terhadap
dapat
terjadi
kemampuan
berkenaan
beradaptasi
dengan
dengan
kejadian kehamilannya.
Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaingan diri dengan kehamilan
memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling
memperkuat hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting
dari yang lainya. Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulanbulan sesudahnya merupakan saat-saat yang sulit. Semakin
dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya . jadi pada
saat hidup masih relative normal. Luangkan waktu untuk
berdua, berbicara tentang perasaan pasanganya.
Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri,
kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu
yang normal.
Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita pada
trimester pertama ini berbeda-beda . walaupun pada beberapa
wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi. Kebanyakan
mereka
mengalami
penurunan
libido
selama
priode
ini.
Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk uka berkomunikasi
7
secara terbuka dengan suami. Banyak wanita merasa butuh
untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun
tanpa
hubungan
seks,
libido
sangat
dipengaruhi
oleh
kelelehan, rasa mual, pembesaran payudara.
Kehamilan dan olahraga
Setelah
hamil,
mayoritas
wanita
dapat
melanjutkan
aktivitas biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang
teratur,
seperti
melakukan
jogging,
hubungan
bermain
seks,
dapat
tennis,
berenang
menimbulkan
atau
masalah
seperti keguguran atau fetal malformation (janin yang cacat)
pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter
melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat
hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus
wanita hamil.
Latihan-latihan yang menguntungkan bagi wanita hamil
adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut
untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan
anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting
untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang
merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
2.2
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester II
8
Trimester
kesehatan.
kedua
Ini
sering
disebabkan
dikatakan
selama
periode
trimester
pancaran
ini
wanita
umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan
kehamilan.
1. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi 2 fase;
prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang
dirasakan
ibu)
dan
postquickening
(setelah
adanya
pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat
dilihat pada penjelasan berikut :
A. Fase prequickening
Selama
khir
trimester
prequickening
pada
pertama
trimester
kedua,
dan
masa
ibu
hamil
mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di
dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini.
Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala
hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan
menjadi
dasar
bagaimana
ia
mengembangkan
hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia
akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang
telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan
adanya sikap yang negative, maka ia akan menolaknya.
Perasaan menolak terhadap sikap negative ibunya akan
menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila
ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena
ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian
kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima
9
kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih
saying (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini
meberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberi
kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.
B. Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas
keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan focus
pada kehamilannya dan persiapan menghadapai peran
baru
sebagi
seorang
ibu.
Perubahan
ini
bisa
menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya
sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami
hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan
pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala
peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada
wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia
menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan
bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya
untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu
ibu
membangun konsep bahwa bayinmya adlah individu
yang
terpisah
dari
dirinya.
Hal
ini
menyebakna
perubahan focus pada bayinya. Pada saat ini, jenis
kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian
utama adalh kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku
yang menganut system patrilineal/matrilineal).
2. Menjaga agar ikatan tetap kuat
10
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya
harus lebih sensitive terhadap pengaruh kondisi ini pada
mereka
berdua.
Ibu
hamil
sering
merasa
takut
jika
pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut,
tapi maslah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi
adalah kunci dari permasalah ini. Tetap cara ini dapat
digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan
memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu
tidak membicarakan latar belakang maslah yang dirasakan,
atau setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah
diperlukan penasehat kehamilan dan orang sekitarnya yang
dapat menolong ibu dan pasangannya.
3. Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester
kedua, tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian
dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai respon
terhadap
kehamilanyang
terus
berkembang.
Beberapa
perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga
perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil.
Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah
keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus di
berikan pengertian terhadpa kondisi tersebut sehingga ia
merasa lebih nyama lagi. Beberapa perubahan yang
menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan
yang dialami selama trimester pertama, energy bertambah
dan peningkatan libido.
4. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
11
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan
psikologis seiring perubahan yang dialami istrinya yang
hamil. Pada suatu studi dilaporkan sang suami juga
merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat
badan, rasa sakit kepala hingga kecemasan dan ketakutan
dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini
suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya
dan turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran
bayinya.
Apabila
didalam
sebuah
keluarga
terdapat
anak
sebelumnya, ia akan meras abingung akan perubahan yang
dialami ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara
sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang
akan dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari
wanita
hamil
tampaknya
dalah
orang
yang
sering
mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu
hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari
ibunya dalam menghadapai kehamilan dan persiapan
penerimaan bayi yang bakan dilahirkan.
5. Berhubungan seks
Ada satu lagi peubahan yang terjadi pada trimester
kedua
yang
harus
diimbangi
untuk
mengatasi
ketidaknyamanan yaitu suatu peningkatan libido yang pada
trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah.
Kebanyakan calon orang tua khawatir yang paling sering
diajukan adlah kemungkinan bayi diciderai oleh penis,
orgasme ibunya, atau ejakulasi.
12
Ibu hamil dan pasangannya pelu dijelaskan bahwa
tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks.
Janin tidak akan terpengaruh karena berada dibelakang
serviks dan dilindungi cairan amniotic dalm uterus. Namun
dalam beberpa kondisi hubungan seks selama trimester
kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta privia dan
ibu dengan riwayat persalinan premature.
Selain itu mekanisme fisik untuk saling merapat dalam
hubungan seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman,
misalnya berbaring terlentang dan menahan berat badan
suami.
Namun
dengan
mengkreasi
posisi
yang
menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi.
Walaupun sebaian ibu hamil merasa seks selama hamil
terasa meningkat, tidak semua libido wanita disebabkan
variasi perubahan hormone selam hamil. Karena respon
terhadap hormone berbeda, raksi masing-masing ibu hamil
2.3
pun berbeda.
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode mingguan / penantian dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu –
waktu. Ini menyebabkan ibu mengingat kewaspadaan akan timbulnya tanda dan
gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut
13
kalau – kalau bayi yang akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakn ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul waktu akan melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kelhamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan
keterangan dan dukungan dari suami,keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang
akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan
dilahirkan juga sudah dipilih.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga – duga tentang jenis kelamin
bayinya ( apakah laki-laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
Peran bidan dalam persiapan psikologi ibu hamil trimester I,II,III
a. Mempelajari kedaan lingkungan penderita
Ibu
hamil
yang
selalu
memikirkan
mengenai
keluarga,
keuangan,perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi dan
perlu penanggulangan. Untuk bidan harus melakukan pengkajian termasuk
keadaan lingkungan ( latar belakang ) sehingga mempermudah dalam
melakukan suhan kebidanan.
b. Informasi dan pendidikan kesehatan
Mengurangi pengaruh yang negatif
14
Kecemasan dan ketakutan sering diperngaruhi oleh cerita-cerita yang
menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman
persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai
proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi
dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisologi kehamilan dan
persalinan kepada penderita.
Memperkuat pengaruh yang positif
Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan
tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan dan
dinantikan.
Menganjurkan latian – latian fisik seperti senam hamil untuk
memperkuat otot- otot dasar panggul, melatih pernafasan, teknik
megedan yang baik dan latihan – latihan relaksasi.
c. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
d. Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruang
bersalin, alat-alat kebidanan dan tenaga kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I, pada kehamilan
trimester II,pada kehamilan trimester III dapat disimpulkan sebagai berikut :
Trimester I
Ibu :
Terbuka atau diam-diam
15
Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya.
Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu
Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak
menginginkan kehamilan.
Perasaan gembira.
Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
Menerima atau menolak perubahan fisik
Ayah :
Berbeda tergantung dari : usia,jumlah anak,interest terhadap anak,stabilitas
ekonomi
Menerima atau menolak keadaan istrinya yang bisa disebabkan karena
adanya gangguan komunikasi
Toleransi terhadap kebutuhan seksual. Dorongan seksual dapat meningkat
atau menurun
Ayah dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan baru
diluar rumah.
Trimester II
Ibu :
Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
Ibu merasakan adanya pergerakan janin karena ia menerima dan
menganggap sebagai dari dirinya
Mencari perhatian suami
Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya
Perasaan lebih berkembang sehingga ibu
mulai
mempersiapkan
perlengkapan bayinya
Perasaan cenderung lebih stabil
Ayah :
Merasa senang dengan pergerakan janin
Melibatkan diri dengan masalah kehamilan istrinya
16
Memberikan perhatian yang dibutuhkan oleh istrinya
Bila merasa gagal dalam memberikan perhatian ini ayah menghabiskan
waktu diluar rumah
Trimester III
Ibu :
Kecemasan dan ketegangan semakin
meningkat oleh karena perbuatan
postur tubuh atau terjadi gangguan body image
Merasa tidak feminism menyebabkan perasaan takut perhatian suami
berpaling atau tidak menyenangi kondisinya
6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa
cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya
Adanya perasaan tidak nyaman
Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan
Menyibukan diri dalam persiapan persalinan menghadapi persalinan
Ayah :
Meningkatnya perhatian pada kehamilan istrinya
Meningkatkan tanggung jawab financial
Perasaan takut kehilangan istri dan bayinya
Adaptasi terhadap pilihan senggama karena ingin membahagiakan istrinya
Trimester
Perubahan psikologi
Penanganan
Kehamilan
I
Merasa tidak sehat dan benci
Usahakan lebih banyak
(periode adaptasi)
kehamilannya
Selalu memperhatikan setiap
istirahat
Beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi pada
perubahan bentuk tubuh
tubuhnya.
17
Mencari tanda-tanda untuk
Menyimak Informasi
lebih meyakinkan bahwa
Seputar kehamilan
dirinya sedang hamil
Mengalami gairah seks yang
Perhatian suami
lebih tinggi tapi libido turun.
Khawatir kehilangan bentuk
Suami harus lebih
tubuh.
memahami istri
Membutuhkan penerimaan
Menjalin komunikasi
kehamilannya oleh keluarga.
II
(periode kesehatan)
Ketidakstabilan emosi dan
Menciptakan kondisi yang
suasana hati.
nyaman dan penuh kasih
Ibu sudah mulai merasa sehat
sayang
Mulai beraktivitas
dan mulai bisa menerima
kehamilannya.
Mulai merasakan gerakan bayi
Konsultasi dengan bidan
dan merasakan kehadiran bayi
atau tenaga kesehatan
sebagai seseorang di luar
yang lain.
dirinya.
Perut ibu belum terlalu besar
Beraktivitas seperti biasa
sehingga belum dirasa beban.
Libido dan gairah seks
Berhubungan seks
meningkat.
III
Ibu tidak sabar menunggu
Relaksasi
18
(periode penunggu)
kelahiran bayinya.
Ibu khawatir bayinya akan
Kontrol Teratur
lahir sewaktu-waktu dan dalam
kondisi yang tidak normal
Semakin ingin menyudahi
Berikan pengertian
kehamilannya.
Tidak sabaran dan resah.
Berikan Ketenangan
Bermimpi dan berkhayal
Beraktivitas
tentang bayinya.
Aktif mempersiapkan
Perhatikan kesehatan
kelahiran bayinya.
19