Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Berbatun Kotak Hitam Putih SD Negeri 1 Wonokerso

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Rencana dan Pelaksanaan Tindakan

1.1.1 Pra Siklus

  Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Wonokerso pada Semester 1 Tahun pelajaran 2017/ 2018. SD Negeri 01 Wonokerso memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 13 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, dan 3 Guru Wiyata Bhakti. Kepala Sekolah berlatar belakang pendidikan S1 dan seluruh guru yang mengampu di SD Negeri 01 Wonokerso mempunyai latar belakang pendidikan S1. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 28 siswa pada pembelajaran Matematika. Mata Pelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso diampu oleh Ibu Rendi Manda Lestari, S.Pd.SD. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas IV kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing- masing yaitu PAI, Bahasa Inggris, SBdP, dan Penjas Orkes.

  Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian siklus I dan siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada

  1 Sepetember 2017 dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas IV di SD Negeri 01 Wonokerso. Pelaksanaan pembelajaran SD Negeri 01 Wonokerso sudah berjalan dengan baik dalam cara mengajar maupun menyampaikan materi. Pelaksanaan sudah sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru. Namun kegiatan kegiatan pembelajaran khususnya Matematika guru pada saat pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi, hal ini terbukti ketika peneliti melihat kondisi nyata didalam kelas. Ketika peneliti bertanya kepada guru mengenai pembelajaran Matematika di kelas IV guru menjawab bahwa ketika guru mengajar media yang sering digunakan adalah gambar, selebihnya guru jarang menampilkan media atau alat peraga secara nyata dari hasil karyanya atau benda disekitarnya. Guru dalam ketika siswa gaduh guru mampu mengatasi dengan baik dan tegas. Namun guru dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah belum maksimal, karena guru belum menciptakan sesuatu yang baru, menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran. Hal ini terbukti bahwa masih ada siswa yang belum memahami dan dapat menyelesaikan soal Matematika. Ketika siswa diberi soal hanya ada beberapa siswa yang memahami cara menyelesaikan masalah tersebut. Banyak siswa memiliki pandangan bahwa mata pelajaran Matematika adalah pelajaran yang sulit, sehingga siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran Matematika.

  Ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso belum menunjukkan hasil yang diharapkan, dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran Matematika kelas IV diperoleh data. Berdasarkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) data hasil perolehan pada kondisi awal atau sebelum tindakan disajikan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Pra Siklus Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso

  Skor Ketuntasan Hasil Jumlah Siswa No Nilai Belajar Frekuensi Persentase

  1 Tuntas 12 42,86%

≥ 70

  2 Belum Tuntas 16 51,14%

≤ 70

  Berdasarkan tabel 4.1 hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian diketahui bahwa siswa yang nilainya kurang dari KKM sejumlah 16 siswa atau 51,14% sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 12 siswa atau 42,86% dari keseluruhan siswa. Berdasarkan hasil nilai tersebut dapat di ketahui bahwa persentase jumlah siswa yang yang telah mencapai KKM lebih kecil dibandingkan dengan persentase jumlah siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah matematika yang rendah, maka peneliti merasa perlu melakukan perbaikan pada mata pelajaran Matematika dengan pembelajaran yang inovatif yang mampu meningkatkan hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah matematika, yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih. Media permainan kotak hitam putih ditunjukkan untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa dalam mata pelajaran Matematika. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

1.1.2 Siklus I

  1.1.2.1 Rencana Tindakan Siklus I

  Perencanaan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah matematika pada kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso yang dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan rincian yaitu: pada siklus I akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan 2 x 35 menit. Tahap perencanaan guru mempersiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian menggunakan model pembelajaran

  

Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih antara lain,

  orientasi permasalahan yang dipalajari, mencari atau menemukan permasalahan, dan permainan kotak hitam putih dalam pembelajaran matematika materi kelas IV semester 2 tentang keliling dan luas bangun persegi, persegi panjang dan segitiga serta mengkaji indikatornya, dengan menyesuaikan tujuan pembelajaran, menyiapkan papan permainan kotak hitam putih, menyiapkan alat evaluasi dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran serta menyusun RPP. Setelah semua alat pembelajaran disiapkan, langkah selanjutnya menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk menilai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih. Adapun rincian kegiatanya adalah sebagai berikut:

  1.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I 1. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan ke-1

  Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin 19 Februari 2018, jam 07.35 sampai 09.00. Kompetensi Dasar: 3.9 Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang dan segitiga. 4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang dan segitiga. Indikator: (1) Mengidentifikasi berbagai bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga, (2) Menjelaskan asal rumus keliling dan luas persegi, keliling bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga, (4) Memecahkan permasalahan yang melibatkan keliling dan luas bangun datar (Persegi, persegi panjang dan segitiga). Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ke-1 yaitu:

  Kegiatan Awal

  Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru menyiapkan peralatan yang akan digunakan pada pembelajaran yaitu: RPP, papan permainan kotak hitam putih, lembar observasi guru dan siswa, buku pelajaran, dan tata letak tempat duduk siswa. Kegiatan awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa dan memberi salam dilanjutkan absensi kehadiran serta mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk memulai proses pembelajaran. Setelah itu untuk memotivasi siswa dalam belajar guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan guru melakukan apersepsi dengan bercerita dan bertanya mengenai bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga dengan bantuan alat peraga berupa potongan gambar. Siswa diminta untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan apersepsi tersebut. Namun sebagian besar siswa kurang memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru, mereka sibuk bermain sendiri dengan teman sebangkunya sehingga kelas masih belum terkondisikan. Setelah kegiatan apersepsi selesai, guru menegaskan materi yang akan dipelajari serta menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

  Kegiatan Inti

  Masuk pada kegiatan inti yaitu setelah siswa mengetahui materi yang akan dipelajari, siswa diminta untuk membaca buku selama 10 menit sebagai kegiatan literasi sebelum penyampaian materi berlangsung. Setelah kegiatan literasi selesai siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru mengenai keliling dan luas bangun persegi, persegi panjang dan segitiga. Guru dalam menjelaskan materi menggunakan media gambar dan sebuah cerita mengenai keliling dan luas bangun persegi, persegi panjang dan segitiga. Sebagian siswa memperhatikan penjelasan guru dan sebagian siswa merasa gaduh. Suasana tenang kembali setelah guru memberikan pengarahan dan nasehat. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya kepada siswa berupa pertanyaan yang harus dijawab setelah melakukan permainan kotak hitam putih. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan salah satu siswa ditunjuk untuk menjadi ketua kelompoknya. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Pembagian kelompok berjalan dengan tertib. Setelah siswa mendapat kelompok guru mendemonstrasikan dan meyampaikan aturan permainan kotak hitam putih. Selanjutnya guru menunjukkan papan permainan kotak hitam putih kepada masing-masing kelompok. Pada pertemuan pertama siswa sudah mulai melakukan percobaan permainan kotak hitam putih sebisanya secara berkelompok. Selama kegiatan permainan sebagian besar siswa belum paham dengan kegiatan yang dirancang sehingga siswa masih tampak bingung. Kemudian guru melakukan pembimbingan kepada siswa yang belum jelas. Namun karena keterbatasan waktu, maka permianan kotak hitam putih dilakukan pada pertemuan berikutnya (pertemuan ke-2).

  Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir pembelajaran, siswa bersama guru membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Setelah itu guru memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan hambatan yang dialami selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dilanjutkan guru memberikan salam penutup untuk mengakhiri pembelajaran hari ini.

  Pertemuan ke-2

  Pembelajaran pada pertemuan ke 2 merupakan tindak lanjut dari pertemuan ke-1. Pada pertemuan ke 2 proses pembelajaran difokuskan pada permainan kotak hitam putih, diskusi kelompok, presentasi dan menganalisis proses pemecahan masalah. Pelaksanaan pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa 20 Februari 2018, jam 07.00 sampai jam 08.10. Kompetensi Dasar: 3.9 Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang dan segitiga. 4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang dan segitiga. Indikator: (1) Mengidentifikasi berbagai bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga, (2) Menjelaskan asal rumus untuk menentukan luas dan keliling bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga, (4) Memecahkan permasalahan yang melibatkan keliling dan luas bangun datar (Persegi, persegi panjang dan segitiga). Pelaksanaan tindakan pembelajaran pertemuan ke-2 yaitu:

  Kegiatan Awal

  Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan ke-2 merupakan tindak lanjut pada pertemuan ke-1. Oleh karena itu pada pertemuan ke-2 guru mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran seperti RPP, papan permaianan kotak hitam putih, lembar observasi guru dan siswa, menata tempat duduk siswa. Awal pembelajaran guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengajak siswa untuk berdoa dan mempersiapkan siswa dalam megikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan bercerita dan menunjukkan potongan gambar tentang keliling dan luas bangun persegi, persegi panjang dan segitiga. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan mengarahkan siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok pada pertemuan pertama.

  Kegiatan Inti

  Kegiatan inti pada pembelajaran, guru memfasilitasi siswa belajar menggunakan permainan kotak hitam putih sebagai sumber perolehan informasi dan pemecahan masalah. Setelah semuanya disiapkan guru menginformasikan bahwa kegiatan dimulai selama 20 menit, siswa melakukan permainan kotak hitam putih secara bergantian antar kelompok. Sebelum melakukan permainan guru menjelaskan kembali aturan permainan yaitu permainan dimulai dengan melemparkan dadu yang berisi nomor untuk menempati pada sebidang kotak tertentu dan mendapatkan sebuah soal atau permasalahan. Setelah itu siswa harus mendiskusikanya kemudian menjawab permasalahan yang didapat secara berkelompok. Siswa dalam permainan kotak hitam putih tampak antusias dan aktif. Setiap kelompok berusaha menyelesaikan permasalahan yang didapat. Tetapi, dalam diskusi kelompok masih ada siswa yang tidak mau bekerjasama karena siswa cenderung bermain dengan teman kelompoknya karena guru dalam permainan kotak hitam putih dan diskusi selesai, perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan/ menjelaskan hasil diskusi yang berupa laporan didepan kelompok lain. Kebanyakan kesulitan yang dialami siswa adalah dalam menjelaskan pemecahan masalah secara runtut. Dalam mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain diminta untuk menanggapi sehingga terjadi interaksi dan komunikasi antar siswa. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika masih ada yang kurang dimengerti dan guru memberi masukan tentang hasil diskusi siswa dilanjutkan memberikan pertanyaan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sekaligus menjawab permasalahan yang ditampung pada pertemuan pertama secara bersama-sama.

  Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir pembelajaran, siswa bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Setelah itu guru memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan hambatan yang dialami selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru memberikan salam penutup untuk mengakhiri pembelajara hari ini.

  Pertemuan ke-3

  Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke-3 merupakan proses tindak lanjut perbaikan dari proses pembelajaran pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Pelaksanaan pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari kamis 22 Februari 2018 jam 07.00 sampai 08.10. Kompetensi Dasar: 3.9 Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang dan segitiga. 4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang dan segitiga. Indikator: (1) Mengidentifikasi berbagai bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga, (2) Menjelaskan asal rumus keliling dan luas persegi, persegi panjang dan segitiga, (3) Menggunakan rumus untuk menentukan luas dan keliling bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga, (4) Memecahkan permasalahan yang melibatkan keliling dan luas bangun datar (Persegi, persegi panjang dan segitiga). Pelaksanaan tindakan pembelajaran pertemuan ke-3 yaitu:

  Kegiatan Awal

  Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru yaitu menyapa dan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa, melakukan presensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu mengerjakan soal evaluasi.

  Kegiatan Inti

  Kegiatan inti pembelajaran, siswa melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran dengan penilaian post test, jenis post test tertulis bentuknya soal uraian berjumlah 10 butir soal. Post test dikerjakan secara individu. Pada pertemuan ini pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tertib. Selama siswa mengerjakan post test guru mengamati dan mengawasi peserta didik.

  Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir pembelajaran siswa bersama guru membahas hasil tes evaluasi tertulis yang dikerjakan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan refleksi berupa pertanyaan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya guru memberikan remedial bagi siswa yang nilainya kurang dari KKM dan pengayaan bagi siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM. Setelah selesai guru menyampaikan salam penutup untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

2. Hasil Observasi Pertemuan ke-1

  Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan ke-1, dilakukan pengamatan tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem

  

Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih yang terdapat pada lembar

  observasi guru dan siswa. Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah- langkah pembelajaran masih ada yang belum sesuai. Kegiatan yang belum sesuai dengan perencanaan antara lain: 1) Guru dalam menyampaikan materi masih belum jelas sehingga siswa sulit untuk memahaminya, 2) Guru kurang memberi kesempatan siswa untuk aktif dalam mencari sumber atau materi yang akan besar (50%) siswa kurang memperhatikan, 4) Sebagian besar (50%) siswa belum mampu dalam mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Selain itu masih ada siswa yang pasif dalam pembelajaran, 5) Siswa masih bingung dalam melaksanakan permainan kotak hitam putih. Meskipun demikian, pada pertemuan ke-1 langkah- langkah pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaan.

  Pertemuan ke-2

  Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan ke-2, dilakukan pengamatan tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem

  

Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih yang terdapat pada lembar

  observasi guru dan siswa. Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah- langkah pembelajaran masih ada yang belum sesuai. Kegiatan yang belum sesuai dengan perencanaan antara lain: 1) Guru kurang dalam memberikan pengertian kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya dalam mengerjakan tugas, 2) Sebagian besar (25%) siswa belum melakukan diskusi kelompok dengan baik karena masih terdapat siswa yang tidak ikut partisipasi dalam diskusi kelompok. Meskipun demikian pada pertemuan kedua ini terdapat peningkatan dari pertemuan pertama.

  Pertemuan ke-3

  Pada kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan ke-3, guru menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih. Hasil observasi guru dan siswa sudah sesuai dengan perencanaan. Hal ini menunjukkan bahwa indikator proses sudah tercapai dan menunjukkan lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Efektivitas cara guru dalam menyampaikan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Aktivitas siswa sudah terlihat sangat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang diimplementasikan menggunakan metode PBL dengan bantuan permainan kotak hitam putih.

1.1.2.3 Hasil Nilai Penelitian Siklus I 1) Hasil Belajar Aspek Kognitif

  Pada siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, sebelum evaluasi dan reliabilitasnya. Soal tersebut berjumlah 25 soal, dari 25 soal terdapat 15 soal yang valid. Sehingga 10 soal yang digunakan untuk evaluasi pembelajaran pada siklus I. Akhir pertemuan diadakan tes uraian dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih, yaitu materi tentang keliling dan luas bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Berikut disajikan data tentang tabel distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa kelas IV pada siklus I.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Siklus I

  No Nilai Jumlah Siswa

  • 1 100

  2

  • 90 - 99 3 80 - 89

  10

  4

  70

  10

  • – 79

  5

  60

  6

  • – 69 6 50 - 59

  2 Jumlah

  28 Nilai Rata-rata 73,42 Nilai Tertinggi

  85 Nilai Terendah

  50 Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil belajar matematika pada siklus I

  menunjukkan bahwa 28 siswa yang belum tuntas berjumlah 8 siswa, sementara yang sudah tuntas berjumlah 20 siswa. Nilai tertinggi pada siklus I adalah 85 sedangkan nilai terendahnya yaitu 50. Berdasarkan acuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) perolehan nilai hasil pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Persenntase (%)

  1 Tuntas 20 71,43 %

  2 Belum Tuntas 8 28,57 % Jumlah 28 100 %

Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada siklus I, siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 8 siswa dengan persentase 28,57%, sedangkan dengan persentase sebesar 71,43%. Pada siklus I masih terdapat 28,57 % siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru mengadakan pemantapan atau perbaikan pada siklus II. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih, hasil belajar kognitif siswa kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso mengalami peningkatan. Meningkatnya hasil belajar dilihat dari hasil tes kondisi awal dan tes siklus I.

  Hasil Lembar Kerja Kelompok

  Pembelajaran pada siklus 1, dibagi menjadi 6 kelompok dengan anggota 4- 5 siswa dalam setiap kelompok. Dari 6 kelompok melakukan permainan kotak hitam putih untuk menyelesaikan permasalahan yang didapat pada kelompok tersebut. Berdasarkan hasil lembar kerja kelompok masih ada kelompok yang belum mencapai KKM, hanya 3 kelompok saja yang sudah mencapai KKM (>70), yaitu kelompok 2 (nilai 75), 4 (nilai 80) dan 6 (nilai 75). Keseluruhan dari observasi siswa belum memuaskan karena tindakan siswa dalam mengikuti pelajaran masih belum efektif dalam tugas kelompok, siswa kurang bekerjasama dan tanggung jawab terhadap permasalahan yang didiskusikan. Untuk itu peneliti masih belum puas dengan hasil kerja kelompoknya dan peneliti akan melakukan tindak lanjut dengan mengadakan pembelajaran siklus II.

2) Hasil Belajar Aspek Afektif

  Melalui rubrik penilaian sikap, didapat hasil belajar berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Afektif Siklus I

  Jumlah Siswa No Ketuntasan Belajar Nilai Frekuensi Persentase (%)

  1 Tuntas 13 46,23% ≥ 70

  2 Belum Tuntas < 70 15 53,57% Jumlah

  28 100

Nilaia Rata-rata 70,42

Nilai Tertinggi

  85 Nilai Terendah

  42

Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajar afektif sebanyak 15 siswa sedangkan yang masih dibawah KKM ada 13 siswa dengan

  nilai rata-rata 70,42 dan nilai terendah 42. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penilaian dan hasil observasi selama proses pembelajaran 46,23% siswa sudah mulai aktif dan percaya diri khususnya dalam berbicara dikelas, berani bertanya, berpendapat atau menjawab pertanyaan dan membuat keputusan dengan cepat.

  3) Hasil Belajar Aspek Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika

  Melalui rubrik penilaian keterampilan, didapat hasil belajar psikomotor berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Psikomotor Siklus I

  Jumlah Siswa Ketuntasan No Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%)

  1 Tuntas 12 42,86 ≥ 70

  2 Belum Tuntas < 70 16 57,14 Jumlah

  28 100 Nilaia Rata-rata 71,07 Nilai Tertinggi

  85 Nilai Terendah 62,5

Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajar psikomotor sebanyak 12 siswa sedangkan yang masih dibawah KKM ada 16 siswa dengan

  nilai rata-rata 71,07 dan nilai terendah 62,5. Berdasarkan hasil belajar pada tabel 4.5 tentang keterampilan dalam pemecahan masalah matematika siswa yang sebelumnya pasif dan belum bisa diajak kerjasama dalam pemecahan masalah khususnya matematika. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model PBL berbantuan kotak hitam putih, 42,86% siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang didapat sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah menurut teori Polya seperti memahami soal, merencanakan penyelesaian, menyelesaiakan masalah dan melakukan pengecekan kembali.

  4) Efektifitas Cara Pembelajaran Menurut Peserta Didik

  Siswa sangat senang dengan diterapkanya model pembelajaran Problem

  

Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih dalam pembelajaran. Model

  PBL memudahkan dalam memahami materi pembelajaran matematika khususnya materi tentang keliling dan luas persegi, persegi panjang dan segitiga.

1.1.2.4 Refleksi Siklus I

  Dari hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, ada beberapa hal yang menjadi perhatian guru: 1) Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran beberapa siswa tidak memperhatikan sehingga pada saat diadakan evaluasi pembelajaran hasilnya kurang maksimal. 2) Pada saat siswa melakukan kerja kelompok siswa tampak kurang percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan sehingga perlu adanya bimbingan terhadap kerja kelompok.

  Konsep pembelajaran pada siklus I tetap dipertahankan pada pembelajaran siklus II yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning

  

(PBL) dengan permainan kotak hitam putih. Oleh karena itu dengan adanya

  komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa atau siswa dengan guru sehingga pembelajaran memberikan kesan yang menarik. Selain itu dengan pembelajaran berbasis masalah dapat mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditentukan oleh guru meskiupun belum 100% tuntas. Hal ini terlihat pada peningkatan hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah matematika. Peningkatan tersebut terlihat dari ketuntasan belajar yang dicapai siswa yaitu (73,43%) atau 20 siswa sudah memperoleh nilai lebih dari KKM. Sedangkan 8 siswa (28,57%) masih belum mencapai ketuntasan. Jika dilihat dari indikator kinerja, yaitu penelitian dianggap berhasil jika siswa mencapai ketuntasan belajar 80%, karena pencapaian ketuntasan pada siklus I hanya 73,43% maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus ke II.

  Pada siklus I guru mendapatkan pengalaman baru dalam mengajar dan menentukan strategi baru. Dari siklus I masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki pada siklus II diantaranya: 1) Memberikan perhatian yang lebih mengenai siswa yang belum tuntas supaya dapat mencapai nilai KKM, 2) Perlunya bimbingan yang penuh terhadap kerja siswa dalam kelompok-kelompok tertentu dalam menyelesaikan pemecahan masalah. Berdasarkan kekurangan yang terdapat pada siklus I maka peneliti akan melakukan perbaikan pada siklus II, agar hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah matematika siswa dapat tercapai dengan maksimal.

1.1.3 Siklus II

  1.1.3.1 Rencana Tindakan Siklus II

  Pembelajaran pada siklus II difokuskan pada perbaikan kekurangan yang terjadi pada siklus I, siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan 2 x 35 menit. Letak perbedaan hanya terdapat pada materi yaitu materi Hubungan Antar Garis. Tahap perencanaan guru mempersiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih antara lain, orientasi permasalahan yang dipalajari, mencari atau menemukan permasalahan, dan permainan kotak hitam putih dalam pembelajaran matematika di kelas IV semester 2 tentang hubungan antar garis serta mengkaji indikatornya, dengan menyesuaikan tujuan pembelajaran, menyiapkan papan permianan kotak hitam putih, menyiapkan alat evaluasi dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran serta menyusun RPP. Setelah semua alat pembelajaran disiapkan, langkah selanjutnya menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk menilai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih.

  1.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II 1. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan ke-1

  Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin, 26 Februari 2018 jam 07.35 sampai 09.00. Kompetensi Dasar: 3.10 Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpit) menggunakan model konkrret. 4.10 Mengidentifikasi hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpit) menggunakan model konkret. Indikator: (1) Menggunakan kerangka kubus atau balok, untuk mengidentifikasi rusuk-rusuk sejajar, rusuk-rusuk yang berpotongan dan berhimpit, (2) Menggambarkan garis-garis sejajar, berpotongan dan berhimpit, (3) Menjelaskan sisfat-sifat garis sejajar, garis berpotongan dan garis berhimpit, (4) Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan hubungan antar garis. Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II pada pertemuan ke-1:

  Kegiatan Awal

  Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama merupakan sebuah perbaikan dari siklus I. Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan semua peralatan yang digunakan dalam pembelajaran yaitu: RPP, lembar observasi guru dan siswa, media permainan kotak hitam putih, buku pelajaran serta penataan tempat duduk siswa. Awal pembelajaran guru memberikan salam, mengajak siswa untuk berdoa dilanjutkan absensi kehadiran serta mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk memulai proses pembelajaran. Setelah itu untuk memotivasi siswa dalam belajar guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Indonesia Raya”, dilanjutkan melakukan apersepsi dengan bercerita dan menunjukkan kerangka balok dan kubus untuk mengetahui hubungan antar garis pada kerangka tersebut. Siswa menanggapi pertanyaan-pertanyaan apersepsi yang dilakukan guru dengan antusias. Berdasarkan tanggapan siswa selanjutkan guru menegaskan materi yang akan dipelajari serta menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

  Kegiatan Inti

  Kegiatan inti pembelajaran, guru meminta siswa untuk membaca buku selama 10 menit sebagai kegiatan literasi sebelum penyampaian materi berlangsung. Setelah kegiatan literasi selesai guru menyampaikan materi pembelajaran tentang hubungan antar garis yaitu garis sejajar, garis berpotongan dan garis berhimpit dengan bantuan LCD agar pembelajaran lebih jelas dan menarik. Penyampaian materi diikuti dengan tanya jawab antara guru dan siswa mengenai materi yang belum dimengerti. Kondisi kelas sudah berjalan dengan tertib dan baik karena siswa sudah memperhatikan dan aktif dalam mencari informasi yang berkaitan degan materi yang sedang dipelajari. Guru selanjutnya memberikan sebuah permasalahan kepada siswa berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan jumlah 6 pembelajaran siklu I. Selanjutnya siswa berusaha menjawab orientasi masalah yang diberikan oleh guru secara individu. Siswa sudah ada peningktan dalam pemecahan masalah. Hal ini terlihat dengan adanya keaktifan siswa dalam mencari sumber informasi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Karena keterbatasan waktu, permainan dengan kotak hitam putih dilakukan pada pertemuan ke-2.

  Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir, guru bersama siswa merangkum hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru memberikan aplaus kepada siswa yang telah melakukan kegiatan pembelajaran sebagai motivasi untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa tentang hambatan selama proses pembelajaran dan dilanjutkan penyampaian pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

  Pertemuan ke-2

  Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa 27 Februari 2018 jam 07.00 sampai 08.10. Kompetensi Dasar: 3.10 Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpitan) menggunakan model konkret. 4.10 Mengidentifikasi hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpitan) menggunakan model konkret. Indikator: (1) Menggunakan kerangka kubus atau balok, untuk mengidentifikasi rusuk-rusuk sejajar, rusuk-rusuk yang berpotongan dan berhimpit, (2) Menggambarkan garis-garis sejajar, berpotongan dan berhimpit, (3) Menjelaskan sisfat-sifat garis sejajar, garis berpotongan dan garis berhimpit, (4) Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan hubungan antar garis. Tindakan pelaksanaan pada pertemuan ke-2 yaitu:

  Kegiatan Awal

  Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan ke-2 merupakan tindak lanjut pada pertemuan ke-1. Oleh karena itu pada pertemuan ke-2 guru mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran seperti RPP, papan permaianan kotak hitam putih, lembar observasi guru dan siswa, menata tempat duduk siswa. Awal pembelajaran guru mengucapkan salam, siswa dalam megikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan bercerita dan menunjukkan kerangka balok dan kubus untuk mengetahui hubungan antar garis (garis sejajar, berpotongan dan berhimpit). Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan mengarahkan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya.

  Kegiatan Inti

  kegiatan inti pembelajaran yaitu permainan kotak hitam putih untuk menyelesaikan pemecahan masalah matematika. Sebelum masuk pada permainan kotak hitam putih guru memberikan sebuah pertanyaan mengenai materi yang sudah disampaikan kepada siswa dan yang bisa menjawab guru memberikan aplaus sebagai penghargaan dan motivasi bagi yang lain. Selanjutnya siswa melakukan permainan kotak hitam putih. Setelah semuanya disiapkan guru menginformasikan kegiatan permainan akan dilaksanakan selama 15 menit. Kegiatan diskusi pada pertemuan ini sudah berjalan degan baik dan tertib. Guru sudah memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa. Sehingga dengan adanya perhatian yang lebih dan bimbingan dari guru siswa menjadi lebih antusias dalam pembelajaran. Kegiatan bekerjasama dalam kerja kelompok siswa dapat bertukar ide ataupun gagasan yang dimilikinya dan timbul pikiran yang kritis, aktif, menyenangkan, inovatif dan komprehensif. Siswa dalam permainan kotak hitam putih siswa sudah sangat antusias dan aktif. Kegiatan permainan kotak hitam putih selesai, guru menjelaskan kepada siswanya untuk menyampaikan hasil permasalahan berupa laporan yang telah didiskusikan. Dalam mempresentasikan hasilnya, kelompok lain diminta untuk menanggapi sehingga terjadi interaksi dan komunikasi antar siswa. Siswa sudah sangat aktif dalam memberikan tanggapan terhadap kelompok yang melakukan presentasi sehingga terjadi interaksi dan komunikasi antar siswa. Selesai diskusi kelompok dan presentasi guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih ada yang kurang dimengerti oleh siswa kemudian memberikan masukan tentang hasil diskusi siswa dilanjutkan memberikan pertanyaan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

  Kegiatan Akhir

  Akhir kegiatan pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Setelah itu guru memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan hambatan yang dialami selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian guru memberikan aplaus kepada siswa sebagai motivasi agar lebih semangat dalam belajar. Dilanjutkan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

  Pertemuan ke-3

  Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Kamis 1 Maret 2018 jam 07.00 sampai 08.10. Kompetensi Dasar: 3.10 Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpitan) menggunakan model konkret. 4.10 Mengidentifikasi hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpitan) menggunakan model konkret. Indikator: (1) Menggunakan kerangka kubus atau balok, untuk mengidentifikasi rusuk-rusuk sejajar, rusuk-rusuk yang berpotongan dan berhimpit, (2) Menggambarkan garis-garis sejajar, berpotongan dan berhimpit, (3) Menjelaskan sisfat-sifat garis sejajar, garis berpotongan dan garis berhimpit, (4) Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan hubungan antar garis. Tindakan pelaksanaan pada pertemuan ke-3 yaitu:

  Kegiatan Awal

  Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru yaitu menyapa dan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa, melakukan presensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu mengerjakan soal evaluasi.

  Kegiatan Inti

  Kegiatan inti pembelajaran, siswa melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran dengan penilaian post test, jenis post test tertulis bentuknya soal uraian berjumlah 10 butir soal. Post test dikerjakan secara individu. Pada pertemuan ini pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tertib. Selama siswa mengerjakan post test guru mengamati dan mengawasi peserta didik.

  Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir pembelajaran siswa bersama guru membahas hasil tes evaluasi tertulis yang dikerjakan oleh siswa. Selanjutnya guru memberikan refleksi berupa pertanyaan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dilanjutkan dengan berdoa secara bersama-sama.

2. Hasil Observasi Pertemuan ke-1

  Hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan 1 siklus II yaitu aktivitas guru dan siswa serta proses pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model

  

Problem Based Learning (PBL ) berbantuan kotak hitam putih. Hasil observasi

  tersebut diantaranya: 1) Guru sudah memberikan rangsangan lebih untuk membangkitkan siswa dalam mengikuti pembelajaran, 2) Dalam penggunaan waktu pembelajaran sudah berjalan dengan efisien, 3) Guru dalam membimbing siswa sudah baik, 4) Pengelolaan kelas sudah baik, 5) Siswa sudah aktif dalam menggali informasi mengenai materi yang dipelajari, 6) Interaksi dan komunikasi antar siswa jauh lebih baik.

  Pertemuan ke-2

  Hasil observasi yang dilakukan pada II pertemuan ke 2 adalah aktivitas guru, aktivitas siswa dan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih. Hasil observasi tersebut diantaranya: 1) Guru dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, 2) Pengelolaan waktu pembelajaran sudah efisien, 3) Guru lebih baik lagi dalam membimbing siswa dalam diskusi kelompok, 4) Siswa sudah aktif dalam menyampaikan pendapat dan gagasanya dalam kerja kelompok, 5) Komunikasi dan interaksi antar siswa sudah sangat baik dan saling bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran.

  Pertemuan ke-3

  Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan ke-3 adalah aktivitas guru, aktivitas siswa dan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih. Hasil baik, 2) Pembagian waktu dan evaluasi sudah sangat baik, 3) Dengan adanya permainan dalam pembelajaran siswa menjadi berinisiatif, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemecahan masalah, fokus kebermakna, mengembangkan keterampilan berkelompok dan interpersonal, mengembangkan sikap motivasi, penyampaian pembelajaran dapat ditingkatkan, dan tumbuhnya sikap siswa sebagai fasilitator. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan menyenangkan dalam segi kegiatanya.

1.1.3.3 Hasil Nilai Penelitian Siklus II 1) Hasil Belajar Aspek Kognitif

  Siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, akhir pertemuan diadakan tes uraian dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning

  

(PBL) berbantuan kotak hitam putih, yaitu materi tentang hubungan anatar garis

  (garis sejajar, berpotongan dan berhimpit). Berikut disajikan data tentang tabel distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa kelas IV pada siklus II:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Siklus II

  No Nilai Jumlah Siswa

  • 1 100 2 90 - 99

  5 3 80 - 89

  12

  4

  70

  8

  • – 79

  5

  60

  3

  • – 69

  Jumlah

  28 Nilai Tertinggi

  95 Nilai Terendah

  65 80,64 Nilai Rata-rata

Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil belajar Matematika pada siklus II menunjukkan bahwa 28 siswa yang belum tuntas berjumlah 3 siswa, sementara

  yang sudah tuntas berjumlah 25 siswa. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 95 sedangkan nilai terendahnya yaitu 65. Berdasarkan acuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) perolehan nilai hasil pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

  

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Presentase (%)

  1 Tuntas 25 89,29 %

  2 Belum Tuntas 3 10,71 % Jumlah 28 100

  Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pada siklus II, siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 3 siswa dengan presentase 10,71%, sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai KKM atau sudah tuntas sebanyak 25 siswa dengan presentase sebesar 89,29%. Pada siklus II masih terdapat 10,71 % siswa yang belum memenuhi KKM, namun ketuntasan belajar kalsikal siswa sudah mencapai indikator kinerja (>80%) yaitu dengan ketuntasan belajar sebesar 89,29 %. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

  

Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih, hasil belajar

kognitif siswa kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso mengalami peningkatan.

  Meningkatnya hasil belajar dilihat dari hasil tes siklus I dan siklus II.

  Hasil Lembar Kerja Kelompok

  Pembelajaran pada siklus II, dibagi menjadi 6 kelompok dengan anggota 4-5 siswa dalam setiap kelompok. Dari 6 kelompok melakukan permainan kotak hitam putih untuk menyelesaikan permasalahan yang didapat pada kelompok tersebut. Berdasarkan hasil lembar kerja kelompok nilai siswa sudah mengalami peningkatan dengan baik. Semua kelompok sudah tuntas dan mencapai KKM (>70).

2) Hasil Belajar Aspek Afektif

  Melalui rubrik penilaian sikap didapat hasil belajar berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Afektif Siklus II

  Jumlah Siswa Ketuntasan No Nilai Persentase Belajar Frekuensi (%)

  1 Tuntas 28 100 ≥ 70

  2 Belum Tuntas < 70 28 100 Jumlah

  Nilaia Rata-rata 82,63 Nilai Tertinggi

  95 Nilai Terendah

  75 Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa seluruh siswa telah mencapai kriteria

  ketuntasan minimal dengan nilai rata-rata 82,63 dan nilai terendah 75. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penilaian dan hasil observasi selama proses pembelajaran 100% siswa sudah mulai aktif dan percaya diri khususnya dalam berbicara dikelas, berani bertanya, berpendapat atau menjawab pertanyaan dan membuat keputusan dengan cepat.

3) Hasil belajar Aspek Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika

  Melalui rubrik penilaian keterampilan didapat hasil belajar psikomotor berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Psikomotor Siklus II

  Jumlah Siswa Ketuntasan No Nilai Belajar Frekuensi Persenntase (%)

  1 Tuntas 28 100 ≥ 70

2 Belum Tuntas < 70

  Jumlah 28 100

  

Nilaia Rata-rata 83,66

Nilai Tertinggi

  95

  80 Nilai Terendah

Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa seluruh siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata 83,66 dan nilai terendah 80.

  Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajar psikomotor sebanyak 12 siswa sedangkan yang masih dibawah KKM ada 16 siswa dengan nilai rata-rata 71,07 dan nilai terendah 62,5. Berdasarkan hasil belajar pada tabel 4.5 tentang keterampilan dalam pemecahan masalah matematika siswa yang sebelumnya pasif dan belum bisa diajak kerjasama dalam pemecahan masalah khususnya matematika. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model PBL berbantuan kotak hitam putih, 100% siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang didapat sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah menurut teori Polya seperti memahami soal, merencanakan penyelesaian, menyelesaiakan masalah dan melakukan pengecekan kembali.

4) Efektifitas Cara Pembelajaran Menurut Peserta Didik

  Berdasarkan hasil wawancara guru dengan siswa saat refleksi pembelajaran, diketahui siswa senang dengan menggunakan model pembelajaran

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Tahun Ajaran 2017/2018

0 4 144

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Wate

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kela

0 0 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Si

0 0 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Karakteristik Subjek - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Wates Semester II Tahun

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Wates Semester II Tahun

0 0 141

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Berbatun Kotak Hitam Putih SD Negeri 1 Wonokerso

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Berbatun Kotak Hitam Putih SD Negeri 1 Wonokerso

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Berbatun Kotak Hitam Putih SD Negeri 1 Wonokerso

0 0 23